LAPORAN PRAKTIKUM
STEREOKIMIA
NAMA
: Alwi S. Hasan
NIM
: 442416036
JUDUL PERCOBAAN
: Model Molekul
PRODI/KELAS
: S1-Kimia/B
KELOMPOK
:2
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
PERCOBAAB II
A. Judul
Model molekul
B. Tujuan
1. Menyadari bahwa molekul adalah objek berdimensi tiga
2. Memahami makna konformasi dan isomeri
3. Mempelajari model geometri cincin aromatik
4. Mempelajari model geometri cincin aromatik
C. Dasar Teori
Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung
karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon.Studi mengenai senyawaan organik
disebut kimia organik. Banyak di antarasenyawaan organik, seperti protein, lemak, dan
karbohidrat ,merupakankomponen penting dalam biokimia. Bentuk molekul merupakan
konsep dasar dalam kimia organik,molekul memiliki tiga dimensi dan interaksi ruang
(spatial),dari bagian molekul dengan bagian lainnya,sangat penting dalam menentukan sifat
fisik dan kimianya.model molekul dapat dibuat berbagai ranangan dengan menggunakan
berbagai bahan sehingga didapatkan model molekul berbentuk bola tongkat dan pengisi
ruang model bola. Tongkat menunjukkan besarnya sudut ikatan suatu molekul (Petrucci,
1987).
Dalam ilmu kimia, senyawa-senyawa dengan rumus molekul yangsama dapat memiliki
susunan atom yang berbeda-beda. Molekul-molekuldengan rumus molekul yang sama namun
susunan atomnya berbeda disebutisomer. Salah satu jenis senyawa yang memiliki banyak
isomer adalah alkana.Untuk alkana dengan jumlah atom karbon relatif sedikit (ukuran relatif
kecil), jumlah molekul-molekul alkana yang saling berisomer dapat dihitung
denganenumerasi (Wibisono, 2010).
Model molekul didefinisikan sebagai gambaran ideal dari suatu system atau
proses,seringkali dalam bentuk persamaan matematika,atau perencanaan yang digunakan
untuk memfasilitasi perhitungan dan prediksi.Oleh karena itu pemodelan molekul tersebut
terkait dengan cara untuk meniru perilaku molekul dan sistem molekul.Kini pemodelan
molekul terkait erat dengan pemodelan komputer,karena komputasi telah mengevolusi
pemodelan molekul menjadi lebih luas lagi (Prianto,2010).
Stereokimia mempelajari susunan atom 1 gugus dari suatu molekulyang terjadi karena
reaksi kimia (stereokimia dinamik) ikatan dalam senyawa C.Atom C adalah tetravalen dan
pada senyawa jenuh keempat ikatan tersebut kira-kira identik. Penataan (konformasi)
senyawa rantai terbuka dapat digunakan beberapa cara yakni proyeksi newman, fischer, saw
horse, dan wedge line(Respati, 1986).
1.
Isomer struktural
Variasi dalam struktur senyawa organic dapat disebabkan oleh jumlah atom atau jenis
atom dalam molekul. Tetapi variasi dalam struktur ini dapat juga terjadi Karena urutan atom
yang terikat satu sama lain dalam suatu molekul.
Misalnya untuk rumus molekul C2H6O dapat ditulis dua rumus bangun yang berlainan.
Kedua rumus bangun ini menyatakan dua senyawa yang berlainan yaitu: dimetil eter, dan
etanol. Dimetil eter dan etanol merupakan contoh isomer structural. Alkana yang
mengandung tiga karbon atau kurang tak mempunyai isomer. Dalam tiap kasus, hanya
terdapat satu cara untuk menata atom-atom.
2. Stereoisomer
Merupakan senyawa berlainan yang mempunyai struktur sama, berbeda hanya dalam hal
penataan atom-atom dalam ruangannya saja. Stereoisomer bukanlah isomer struktur,mereka
mempunyai urutan keterkaitan atom-atom yang sama. Stereoisomer hanya berbeda susunan
atom-atomnya dalam ruang. Berdasarkan strukturnya stereoisomer digolongkan menjadi dua
yaitu :
Enantiomer adalah yang antara satu sama lain merupakan bayangan cermin
Diastereomer adalah yang bukan merupakan bayangan cermin
Berdasarkan mudah tidaknya berubah dari satu stereoisomer ke stereoisomer yang lain,
stereoisomer dikelompokan menjadi dua kelompok, yakni :
Isomer-isomer konformasi / konfomer-konfomer yaitu mereka yang dapat berubah
dari satu stereoisomer ke stereoisomer yang lain dengan hanya melalui pemuatan
ikatan tunggal
Isomer-isomer konfigurasi yaitu mereka yang hanya dapat berubah dari satu
stereoisomer ke stereoisomer yang lain melalui pemutusan dan penyambungan
kembali ikatan-ikatan kovalen.
Dalam kimia, isomerisme cis-trans atau isomerisme geometrik atau isomerisme
konfigurasi adalah sebuah bentuk stereoisomerisme yang menjelaskan orientasi gugus-gugus
fungsi dalam sebuah molekul. Secara umum, isomer seperti ini mempunyai ikatan rangkap
yang tidak dapat berputar. Selain itu, isomer ini juga muncul dikarenakan struktur cincin
molekul
yang
menyebabkan
perputaran
ikatan
sangat
terbatas.
Istilah
"isomerisme geometrik" adalah istilah lama yang sudah tidak digunakan lagi dan merupakan
sinonim dari "isomerisme cis-trans". Ia kadang-kadang juga merupakan sinonim untuk
stereoisomerisme umum (misalnya isomerisme optis); istilah yang tepat untuk
stereoisomerisme non-optis adalah diastereomerisme. Terdapat dua bentuk isomer cis-trans,
yakni cis dan trans. Ketika gugus substituen berorientasi pada arah yang sama, diastereomer
ini disebut sebagai cis, sedangkan ketika subtituen berorientasi pada arah yang berlawanan,
diastereomer ini disebut sebagai trans. Contoh molekul hidrokarbon yang menunjukkan
isomerisme cis-trans adalah 2-butena (Fessenden, 1994).
3.
Konformasi
Bentuk molekul dan bagaimana bentuk ini dapat berubah. Dalam senyawa rantai terbuka,
gugus-gugus yang terikat oleh ikatan sigma dapat berotasi mengelilingi ikatan itu. Oleh
karena itu atom-atom dalam suatu molekul rantai terbuka dapat memiliki tak terhingga
banyak posisi di dalam ruang relatif satu terhadap yang lain. Memang etana merupakan
sebuah molekul kecil, tetapi etana dapat memiliki penataan dalam ruang secara berlainlainan, inilah yang disebut konformasi.
Untuk mengemukakan konformasi akan digunakan tiga jenis rumus: rumus dimensional,
rumus bola dan pasak, dan proyeksi Newman. Rumus bola dan pasak dan rumus dimensional
adalah representasi tiga dimensi dari model molekul suatu senyawa. Proyeksi Newman
merupakan pandangan ujung ke ujung dari dua atom karbon saja dalam molekul itu. Ikatan
yang menghubungkan kedua atom ini tersembunyi. Ketiga ikatan karbon depan tampak
menuju ke pusat proyeksi, dan ketiga ikatan dari karbon belakang hanya tampak sebagian.
Proyeksi Newman dapat digambar untuk molekul dengan dua atom atau lebih. karena pada
tiap kali hanya dua atom karbon dapat ditunjukkan dalam proyeksi itu, maka lebih dari satu
proyeksi Newman dapat digambar untuk sebuah molekul.
4.
Kiralitas
Kiralitas adalah suatu keadaan yang menyebabkan dua molekul dengan struktur yang
sama tetapi berbeda susunan ruang dan konfigurasinya. Atom yang menjadi pusat kiralitas
dikenal dengan istilah atom kiral. Atom kiral adalah atom yang mengikat gugus yang
semuanya berbeda. Bila dalam suatu molekul terdapat satu pusat kiral maka akan terdapat
dua stereoisomer dari senyawa tersebut yang dikenal dengan istilah enantiomer (Sitorus,
2010).
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No
Nama alat
Kategori
1.
Bola hitam (karbon)
1
Gambar
Fungsi
Alat untuk
memperagakan
bentuk molekul
2.
Bola hijau (klor)
1
Alat untuk
memperagakan
bentuk molekul
3.
Bola putih (hidrogen)
1
Alat untuk
memperagakan
bentuk molekul
4.
Batang valensi
1
Menghubungkan
bola satu
dengan bola
lainnya (ikatan
valensi)
5.
Bola merah (oksigen)
1
Alat untuk
memperagakan
bentuk molekul
E. Prosedur Kerja
1. Konformasi pada propena
Bola hitam (karbon) dan bola
putih (hidrogen)
Membuat model untuk molekul propana
Membuat konformasi ekstrem stabil dan tidak stabil
Terbentuk konformasi goyang
dan konformasi eklips
2. Konformasi pada sikloheksana dan sikloheksan bersubstitusi
a. Sikloheksana
Bola hitam (karbon) dan
bola putih (hidrogen)
Membuat model molekul sikloheksana
Membuat berbagai konformasi pada model
tersebut yaitu konformasi ekstrem stabil dan tidak
Terbentuk konformasi kursi
dan konformasi perahu
b. Metil sikloheksana
Bola hitam (karbon) dan
bola putih (hidrogen)
Membuat model molekul sikloheksana
Membuat konformasi yang paling stabil untuk posisi
metil
Terbentuk struktur metil
sikloheksana (posisi aksial dan
ek
c. 1,2-dimetil sikloheksana
ial)
Cincin sikloheksana
Memasukkan dua gugus metil pada dua atom C
yang bersebelahan
Membuat k
Terbentuk struktur cis-1,2-
f
i
dimetilsikloheksana dan trans-1,2dimetilsikloheksana
d. 1,3-dimetil sikloheksana
Cincin sikloheksana
Memasukkan dua gugus metil pada atom C1 dan
atom C3
Membuat konformasinya
Terbentuk struktur cis-1,3dimetilsikloheksana dan trans-1,3dimetilsikloheksana
e. 1,4-dimetil sikloheksana
Cincin sikloheksana
Memasukkan dua gugus metil pada atom C1 dan
atom C4
Membuat konformasinya
Terbentuk struktur cis-1,4dimetilsikloheksana dan trans-1,4dimetilsikloheksana
3. Model cincin Aromatik
Bola carbon, bola hydrogen, batang valensi
Membuat model molekul benzene
Membandingkan struktur benzene dan siklohekasana
Perbandingan Benzena dan Sikloheksana
4. Isomer cis-trans pada alkena
a. 1,2-dikloroetena
Bola hitam dan bola putih
Membuat model molekul etena
Memasukkan 2 gugus kloro pada atom C1 dan C2
Membuat isomer dari senyawa diatas
Cis-1,2-dikloroetena dan trans-1,2-dikloroetena
b. Asam etilen dikarboksilat
Bola hitam dan bola putih
Membuat model molekul etilena
Memasukkan 2 gugus kloro pada atom C1 dan C2
Membuat isomer dari senyawa diatas
Asam trans-1,2-etilena dikarboksilat dan Asam cis-1,2-etilena dikarboksilat
4. Enantiomer
a. Pusat Kiral
1 bola hitam, 1 bola merah, 1 bola hijau, 1 bola putih, 1 bola biru
Membuat 2 struktur yang sama
Mengganti kedudukan dari 2 gugus dari salah satu model molekul
Mengamati sifat putaran optik
Terbentuk Enantiomer
Bola hitam, putih, merah, dan hijau
b. Reaksi yang menghasilkan pusat kiral
Membuat model asetaldehid
Mengambil dua buah nukleofilik
Meletakkan nukleofilik pada C karbonil pada sisi kanan (Model 1) dan pada sisi kiri
(model 2)
Membandingkan model molekul
Perbandingan model
molekul asetaldehid
F. Hasil Pengamatan
1. Konformasi pada propana
No Nama
Nama
IUPAC
Trivial
1. n-propana
Struktur
Gambar
Gambar 3D
(Konformasi
goyang)
2.
n-propana
(konformasi eklips)
2. Konformasi pada sikloheksana dan sikloheksana tersubtitusi
a. Sikloheksana
No Nama
Nama
Struktur
Gambar
IUPAC
Trivial
1. Sikloheksana
(konformasi
kursi)
2.
Sikloheksana
(konformasi
perahu)
Gambar 3D
b. Metil-sikloheksana
No Nama
Nama
IUPAC
Trivial
1. Metil
sikloheksana
(posisi
aksial)
2.
Gambar
Gambar 3D
Metil
sikloheksana
(posisi
equatorial)
c. 1,2-dimetilsikloheksana
No Nama
Nama
IUPAC
Trivial
1. Cis-1,2dimetilsikloh
eksana
2.
Struktur
Trans-1,2dimetilsikloh
eksana
Struktur
Gambar
Gambar 3D
d. 1,3-dimetilsikloheksana
No Nama IUPAC
Nama
Trivial
1. Cis-1,3dimetilsikloheksana
2.
Gambar
Gambar 3D
Struktur
Gambar
Gambar 3D
Trans -1,3dimetilsikloheksana
e. 1,4-dimetilsikloheksana
No Nama IUPAC
Nama
Trivial
1. Cis-1,4dimetilsikloheksana
2.
Struktur
Trans -1,4dimetilsikloheksana
3. Model cincin aromatic
No Nama IUPAC
Nama
Trivial
1. Benzena atau 1,3sikloheksatriena
4. Isomer cis-trans pada alkena
a. 1,2-dikloroetena
No Nama IUPAC
Nama
Trivial
1. Cis-1,2dikloroetena
2.
Struktur
Struktur
Gambar
Gambar
Gambar 3D
Gambar 3D
Trans -1,2dikloroetena
b. Asam etilenadikarboksilat
No Nama IUPAC
Nama Trivial
1.
Asam trans-1,2Asam fumarat
etilenadikarboksil
at atau asam(E)butenadioat
2.
Asam cis-1,2Asam maleat
etilenadukarboksi
lat atau asam (Z)butenadioat
Struktur
Gambar
Gambar 3D
5. Enantiomer
a. Pusat kiral
No Nama IUPAC
Nama Trivial
Struktur
Gambar
1.
b. Reaksi yang menghasilkan pusat kiri
No Nama IUPAC Nama Trivial Struktur
1.
Gambar
Gambar
3D
-
Gambar
3D
-
G. Pembahasan
Molekul memiliki geometri yang berbentuk tetap dalam keadaan kesetimbangan.
Panjang ikat dan sudut ikatan akan terus bergetar melalui gerak vibrasi dan rotasi. Rumus
kimia dan struktur molekul merupakan dua faktor penting yang menentukan sifat-sifat suatu
senyawa. Senyawa isomer memiliki rumus kimia yang sama, namun sifat-sifat yang berbeda
oleh karena strukturnya yang berbeda. Stereoisomer adalah salah satu jenis isomer yang
memiliki sifat fisika dan kimia yang sangat mirip namun aktivitas biokimiayang
berbeda.Bentuk molekul dan ion ditentukan oleh penataan pasangan electron disekeliling
atom pusat. Semua yang dibutuhkan untuk menyusunnya adalahseberapa banyak pasangan
elektron yang berada pada tingkat ikatan, dankemudian tertatanya untuk menghasilkan
jumlah tolakan minimum antara pasangan elektron. Diperlukan juga memasukkan pasangan
elektron ikatan dan pasangan elektron mandiri.Bentuk molekul tergantung pada susunan
ruang pasangan electron ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB) atom pusat dalam
molekul.Dapat dijelaskan dengan teori tolakan pasangan elektron kulit valensi atau teori
VSEPR (Valence Shell Electron Pair Repultion). Bentuk molekul suatu senyawa dapat
menjelaskan sifat-sifat senyawa tersebut. Bentuk molekul tidak dapat diramalkan melalui
jumlah atom yang terdapat dalam sebuah molekul.
Pada percobaan ini dilakukan penyusunan menggunakanalat peraga molimod menjadi
bentuk molekul beberapa senyawa tertentusehingga lebih mudah memahami bentuk dan
posisi stabil suatu senyawa.
1. Model rantai dan lingkaran
Dengan menghubungkan enam atom karbon dan lima batang valensi serta
memasukkan atom hidrogen ke valensi atom karbon yang belum digunakan akan terbentuk
suatu senyawa heksana dengan struktur zigzag .Dari struktur heksana, dengan melepaskan
batang valensi dari atom C6 dan menghubungkan atom C1 dan C6 akan terbentuk lingkaran
segi enam dengan nama sikloheksana. Tidak semua atom karbon terletak pada suatu bidang
datar. Pada struktur sikloheksana ini, satu atom karbon dan tiga batang valensi diambil dan
disusun menjadi lingkaran segi lima. Struktur yang terbentuk adalah siklopentana. Atom
karbon yang terdapat dalam struktur tersebut tidak semua terdapat pada satu bidang datar.
Pada struktur siklopentana, satu atom karbon dan tiga batang valensinya diambil dan disusun
membentuk rantai lingkar empat yang disebut struktur siklobutana. Dengan menyusun lagi
enam atom karbon membentuk rantai, atom C6 dihubungkan dengan atom C4 maka akan
terbentuk rantai karbon bercabang yaitu 2-metilpentana. Rantai tersebut diputar 1800
sehingga atom C5 berada di atom C1, pemutaran ini tidak menghasilkan susunan atom-atom
yang berbeda.
Gambar 1. Model rantai dan lingkaran
2. Model butana dan isobutana
Dengan menghubungkan 4 atom karbon menggunakan ikatan valensi dan
memasukkan atom hidrogen ke valensi atom karbon yang belum digunakan, akan terbentuk
struktur butana. Butana memiliki isomer yaitu isomer struktur dengan 2-metil propana.
Isomer struktur atau isomer kerangka adalah senyawa dengan rumus molekul sama, namun
rangka (bentuk) atom karbon berbeda.
Gambar 2. Isomer struktur butana
Lima atom karbon dihubungkan lagi menggunakan ikatan valensi dan memasukkan
atom hidrogen ke valensi atom karbon yang belum digunakan, akan terbentuk struktur
pentana. Pentana akan membentuk isomer yaitu isomer struktur seperti terlihat pada Gambar
3. Jumlah isomer struktur yang dihasilkan adalah 2 isomer yaitu 2-metil butana dan 2,2dimetil propana.
Gambar 3. Isomer struktur pentana
Dengan menggunakan dua atom karbon , enam atom hidrogen dan satu oksigen, akan
terbentuk 2 senyawa yaitu etanol (alkohol) dan dimetileter (eter) seperti terlihat pada Gambar
4. Senyawa tersebut berisomer yaitu isomer fungsional. Isomer fungsional adalah senyawa
dengan rumus molekul sama, namun jenis gugus fungsional berbeda. Pada variasi dari
struktur isomer ini, isomer mengandung grup fungsional yang berbeda- yaitu isomer dari dua
jenis kelompok molekul yang berbeda.
Gambar 4. Isomer fungsional
3. Model struktur aromatik
Pada percobaan ini, dengan menggunakan enam atom karbon, 4 atom hidrogen, satu
atom oksigen dan dua atom klor akan terbentuk struktur aromatik. Struktur aromatik yang
terbentuk terdiri dari 5 struktur yang berbeda (berisomer) yaitu 2,3-diklorofenol; 2,4diklorofenol; 2,5-diklorofenol; 3,4-diklorofenol dan 3,5-diklorofenol.
Gambar 5. Struktur aromatik
4.
Model konformasi
Pada percobaan ini, dengan menggunakan 7 atom karbon dan 14 atom hidrogen
membentuk struktur konformasi dan terdapat gugus metil.
Gambar 6. Model Konformasi
H. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Melalui model molekul (molimod) dapat mempermudah dalam memahami struktur tiga
dimensi suatu molekul, baik isomer maupun struktur dari molekul itu sendiri.
2. Visualisasi atau penggambaran senyawa-senyawa organik dengan menggunakan
molimod jauh lebih memudahkan kita untuk mengetahui posisistabil yang dapat dibentuk
oleh suatu senyawa.
Daftar Pustaka
Fessenden & Fessenden.1994. Kimia Organik Edisi III. Erlangga : Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 3.Erlangga. Jakarta.
Prianto Bayu,2010. Pemodelan Kimia Komputasi
Respati. 1986. Pengantar Kimia Organik . Aksara Baru: Jakarta.
Sitorus, Marham. 2010. Kimia Organik Umum. Graha Ilmu . Yogyakarta.
Wibisono, Okiriza. 2011. Penerapan Teori Graf Untuk Menghitung Jumlah
Isomer Alkana.Makalah IF2091 Struktur Diskrit . Institut Teknologi Bandung: Bandung