Academia.edu no longer supports Internet Explorer.
To browse Academia.edu and the wider internet faster and more securely, please take a few seconds to upgrade your browser.
…
9 pages
1 file
…Hidup seorang Intelektual pada hakikatnya adalah mengenai pengetahuan dan kebebasan. Intelektual tidak dapat menjadi milik siapa-siapa. Karena itu ia sering dianggap berbahaya. Ia boleh solider dengan kelompoknya, tetapi selalu dengan kritis. Karena itu, ia mudah dicurigai, dicap tidak loyal… (Edward W. Said dalam Representations of the Intellectual) * Pengungkapan kebenaran bagi kaum yang memegang nilai-nilai universal mestilah didasarkan pada suatu tujuan yang itu sifatnya untuk menciptakan simbiosis mutualistik. Praktik gerakan tidak bisa dilakukan dengan cara-cara yang mentah dan reduksionis, melainkan harus ada proses analatik dan bongkar-pasang data dan fakta. Hal itu diperlukan guna membahasakan kembali apa yang sudah terjadi (di lapangan)—dengan tawaran gagasan, ide, pikiran yang kongkrit (dari kita). Mahasiswa Indonesia yang sudah mendapatkan predikat sebagai agent of change, ternyata predikat tersebut dewasa ini hanya menjadi jargon belaka, tak ubahnya jargon-jargon yang dipasang dan dikampanyekan oleh para calon anggota legislatif. Hampir tidak ada makna dan esensinya. Sudah sepantasnyalah nilai-nilai itu tidak nampak dan beranak-pinak dalam setiap insan yang konon katanya pemegang Tri Dharma Perguruan Tinggi. Sebuah gerakan tidak akan mendapatkan hasil jika hal-hal elementer pun belum terkuasai dan terpahami dengan benar. Di sini ada kontrak yang sebetulnya mengikat kita sebagai insan akademik, bahkan sebagai aktivis yang menjaga " benteng akal sehat " , meminjam istilah Noam Chomsky. Dunia akademik yang syarat dengan lintas pengetahuan dan pemahaman, memberikan tuntutan pada diri kita agar bisa membuat konsensus dalam tataran sistem dan politik kampus. Kita tidak bisa hanya menjadi mahasiswa to saja, kita tidak bisa membubarkan kegiatan yang sosialitatif, kita pun tidak bisa membuat de-historis gerakan tanpa tahu makna dan kandungan historis gerakan yang seutuhnya. Artinya pada tahap pengungkapan kebenaran yang pertama, proses pembacaan micro haruslah tuntas terlebih dahulu, sebelum masuk pada pembacaan yang macro. Pembacaan micro bisa diawali dengan " menyetubuhi " buku-buku yang berkaitan dengan pergerakan. Baik itu menyoal starateginya maupun konteks politik dan sosiologis yang melatari hal tersebut. Ini untuk membuktikan kita benar-benar menjadi aktivis yang tidak musiman! Di " kampus kesenian " ini meminjam istilah Semi Ikra Anggara dalam diskusi terbatas dengan penulis, " banyak sekali mahasiswa yang suaranya keras dan lantang, tapi sangat sedikit mahasiswa yang mempunyai landasan dan struktur bepikir yang keras, mapan dan lantang ". Seringkali aktivis kesenian abad milleneium ini tidak tahu buku apa saja yang ditulis oleh Tan Malaka, dan mungkin tidak tahu siapa Tan Malaka itu (?). Jika pun dibaca, hanya pada 1 1 Sebuah auto-kritik terhadap mahasiswa yang berlibido ingin demo saja, tanpa tahu apa yang harus dikerjakannya, selain daripada teriak-teriak yang itu hanya menciptakan efek dengung saja, tanpa gema! 2 Mahasiswa Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Bandung, Jurusan Teater, yang dulu nge-demo ISBI juga. Anggota UKM Pers Daunjati.
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan inflamasi dan infeksi uretra, kandung kemih dan sruktur traktus urinarius lain. 2. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan obstruksi mekanik pada kandung kemih ataupun struktur traktus urinarius lain. 3. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi.
untuk perawat atau jurusan perawat butuh ini
Seminar Nasional Perpajakan 2015, 2015
Artikel ini bertujuan untuk mengkritisi penerapan pajak penghasilan 1% bagi UMKM yang beromzet di bawah 4.8 M per tahun. Penelitian ini menggunakan paradigma kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama PP 46 tahun 2013 tidak sesuai dengan asas keadilan perpajakan. Kedua kepatuhan pajak di Indonesia dapat dilihat dengan dua teori, yakni psikologi fiskal dan slippery slope framework dan kebijakan perpajakan yang dicanangkan pemerintah dapat mengacu pada teori ini. Ketiga perlu disusun skema perpajakan yang adil bagi pemerintah dan UMKM. Penelitian ini memiliki kontribusi kebijakan dan teori. Kontribusi kebijakannya adalah memberikan wacana bagi pemerintah mengenai skema penerapan pajak yang adil terutama bagi UMKM. Kontribusi teorinya adalah menambah khasanah ilmu mengenai teori yang berkaitan dengan kepatuhan pajak.
Loading Preview
Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.
Predigt zum Talentegleichnis Mt 25,14-21 (A/33), 2023
Materiale şi cercetãri arheologice (Serie nouã), 2020
ISO 24527 2020 service activities relating to drinking water supply, wastewater and stormwater systems –guidelines on alternative drinking water service provision during a crisis , 2020
Cumhuriyetin 100. Yılına Bakış, 2024
SINEFAC Documento Base, 2022
Opuscula archaeologica, 2003
European Journal of Business and Management, 2011
Anthropologica, 2018
Rei Cretaria Romanae Fautores Acta 45, 2018
Estudos De Psicologia (campinas), 2023
Domínios da Imagem, 2021
Frontiers in Oncology, 2018
International Journal of Economic Integration and Regional Competitiveness, 2024
Investigaciones Geográficas, 2013
Climate Research, 2000
Acta Botanica Brasilica, 2006
Advances in Difference Equations, 2018