Kel 12

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

TEORI SOSIAL

DARI MASA KE
MASA
Latar Belakang
Teori sosial adalah kerangka kerja analitis atau paradigma, yang digunakan untuk
mempelajari dan melarang fenomena sosial. Sebagai alat yang digunakan oleh ilmuwan
sosial, teori sosial berhubungan dengan pemandangan sejarah atas validitas dan
reliabilitas metodologi yang berbeda-beda.
penyebab lahirnya teori
sosial
1. Revolusi politik yang berawal dari Revolusi Perancis
berdarah yang terjadi pada tahun 1789 tersebut membawa dampak positif dampak
negatif dalam kehidupan masyarakat. Dampak negatif terhadap masyarakat adalah
terjadinya chaos Peristiwa berdarah yang terjadi pada tahun 1789 tersebut membawa
dampak positif sekaligus dan masyarakat tidak memiliki struktur yang teratur.

2. Revolusi Industri dan kapitalisme


Revolusi industri merupakan salah satu peristiwa penting yang merubah kebiasaan
hidup masyarakat Eropa pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Revolusi
industri dan beberapa kejadian terdekatnya mentransformasikan masyarakat saat
itu dari budaya bertani berubah haluan menjadi budaya industry. Hal ini
mengakibatkan banyaknya petani yang pindah ke kota untuk bekerja di industri-
industri
3.Bangkitnya gerakan feminisme
Pada awal pergerakannya di tahun 1630-an, gerakan feminisme tidak begitu
mencolok. Namun gerakan ini memiliki pengaruh dahsyat baru pada tahun 1780 dan
seterusnya. Terlebih di tahun 1850-an, mereka memiliki mobilisasi yang terorganisir
dengan baik sehingga mereka dapat menyuarakan suara mereka untuk menentang
perbudakan, mendukung hak-hak politik kelas menengah, dan hak politik
perempuan.

4.Bangkitnya Sosialisme
Akibat besar yang ditimbulkan oleh kapitalisme mendorong Karl Marx untuk menawarkan
sistem sosialimes sebagai solusi baru. Namun demikian, ide Karl Marz yang revolusioner
tersebut ditentang oleh sosiolog lainnya seperti Max Weber dan Emil Durkheim. Kedua
tokoh tersebut memilih untuk memperbaiki sistem kapitalisme ketimbang melakukan
revolusi besar-besaran ala Karl Marx
5.Urbanisasi
Besarnya arus urbanisasi akibat revolusi industri terjadi karena kota telah menjadi
pusat pendidikan, hiburan, pendirian pabrik, dan aktivitas ekonomi. Hal ini tidak hanya
berdampak positif bagi kehidupan kota saja, namun kehidupan kota semakin banyak
terjadi kriminalitas, kelebihan penduduk, kemacetan, pengangguran, dan lain-lainnya.
Kondisi ini menarik para sosiolog untuk mengkaji kondisi tersebut sesuai keilmuan
mereka sehingga dapat menemukan solusi yang tepat.

6.Perubahan Kehidupan Keagamaan


Terjadinya revolusi industri, revolusi sosial, dan urbanisasi dalam waktu yang
berdekatan memberikan dampak yang besar dalam berbagai sendi kehidupan, salah
satunya kehidupan keagamaan. Perubahan yang dirasakan dalam kehidupan beragama
adalah otoritasnya yang seakan-akan berkurang dalam menjaga moral masyarakat.
Teori – Teori Sosial dari
Masa ke Masa

1. Teori Fungsionalisme Struktural


fungsionalisme struktural menganggap stratifikasi sosial atau hierarki sebagai
sebuah keniscayaan. Setiap masyarakat bekerja dalam sebuah sistem yang
terstratifikasi dan semuanya berfungsi sesuai kebutuhan sistem sosial.
Singkatnya, stratifikasi merupakan kebutuhan dari sebuah sistem. Perlu
digarisbawahi bahwa stratifikasi bukan tentang seseorang yang menempati
’jabatan’ tertentu, tapi tentang posisi sosial dalam sebuah sistem. Setiap posisi
bisa diibaratkan organ tubuh, maka ada jantung, hati, ginjal, dan sebagainya.
Semua organ bekerja memenuhi kebutuhan fungsional bagi tubuh. Jika salah
satu posisi sosial tidak berfungsi, sistem sosial akan kacau. Masyarakat
mengalami disorganisasi.
2. Teori Konflik
Teori konflik berkembang sebagai reaksi teori fungsionalisme struktural. Teori konflik
memiliki akar tradisi dari Marxian. Teori konflik melihat relasi sosial dalam sebuah sistem sosial
sebagai pertentangan kepentingan. Masing-masing kelompok atau kelas memiliki kepentingan
yang berbeda. Perbedaan kepentingan ini ada karena beberapa sebab: Pertama, manusia
memiliki pandangan subjektif terhadap dunia. Kedua, hubungan sosial adalah hubungan saling
memengaruhi atau orang mempunyai efek pengaruh terhadap orang lain. Ketiga, efek
pengaruh tersebut merupakan potensi konflik interpersonal. Dengan demikian stratifikasi
sosial berisi relasi yang sifatnya konfliktual

3. Teori Pertukaran
Teori pertukaran merupakan teori perilaku sosial (behavioral). Teori ini mengangap perilaku
manusia (aktor) membentuk pola hubungan antara lingkungan terhadap aktor. Perilaku manusia
disambut reaksi dari lingkungan yang kemudian memengaruhi balik perilaku setelahnya. Jadi,
hubungannya adalah dari aktor ke lingkungan, balik lagi ke aktor. Lingkungan, baik sosial atau
fisik dimana perilaku aktor eksis, memengaruhi balik perilaku aktor. Reaksi lingkungan bisa
positif, negatif, atau netral. Jika positif, aktor cenderung akan mengulangi perilakunya di masa
depan pada situasi sosial yang serupa.
4. Teori Interaksionisme Simbolik
Dasar teori interaksionisme simbolik adalah manusia memiliki kapasitas untuk berpikir dan
pemikirannya dibentuk oleh interaksi sosial. Dalam proses interaksi, manusia mempelajari makna dan
simbol-simbol yang mengarahkannya pada kapasitas menjadi berbeda dengan lainnya. Makna dan
simbol memungkinkan manusia untuk bertindak dan berinteraksi secara berbeda, misalnya cara
orang memaknai kesuksesan berbeda-beda atau perbedaan bahasa yang digunakan setiap suku juga
berbeda.

6. Teori Strukturalisme
Teori strukturalisme menekankan pada pentingnya struktur dalam memengaruhi atau bahkan
menentukan tindakan manusia. Stuktur merupakan elemen tak kasat mata yang mengatur tindakan
seseorang. Terdapat perdebatan mengenai dimana sebenarnya struktur berada. Struktur bisa
berada di tempat yang dalam seperti pada pemikiran manusia. Ada pula yang mengatakan, struktur
berada di luar individu seperti struktur sosial berupa norma dan nilai. Pendapat lain mengatakan
struktur terdapat dalam bahasa seperti pada studi-studi linguistik. Tidak menutup kemungkinan
pula struktur berada dalam relasi antara individu dengan struktur sosial. Teori strukturalisme
meletakkan struktur sebagai faktor determinan dari tindakan sosial.
7. Teori modernisme
Teori modernisme dapat dideskripsikan melalui jargon-jargon yang muncul pada era filsafat modern
seperti, kemajuan, rasionalitas, dan kesadaran. Teori modernisme selalu berorientasi pada kemajuan
dan apapun yang mendapat label kemajuan atau progres selalu dianggap lebih baik. Sebagai contoh,
pembangunan infrastruktur sebagai proses modernisasi cenderung dilihat sebagai periode historis
yang lebih baik dibanding sebelumnya. Kondisi kekinian yang mengalami proses pembaruan
senantiasa berada dalam tahap kemajuan. Teori modernisme percaya pada perkembangan sejarah
yang linier, dari primitif menuju modern, dari keterbelakangan menuju kemajuan.

8.. Teori Postmodernisme


Teori postmodernisme berpijak pada pertanyaan apakah kondisi dunia saat ini masih relevan disebut
sebagai era modern, sedangkan dunia tampak memperlihatkan karakter-karakter yang berbeda dari
era sebelumnya. Munculnya teori postmodernisme secara simbolik menandai akhir dari modernisme,
bagitu setidaknya pendapat para pendukung postmodernisme. Teori postmodernisme tidak hanya
muncul sebagai kritik, tetapi juga menyudahi, mendeklarasikan era baru yang belum pernah ada
sebelumnya. Terdapat perbedaan pendapat apakah era baru ini keberlanjutan dari modernitas atau
era yang benar-benar baru. Teori postmodernisme sering diebut pula sebuah gerakan intelektual
radikal karena membongkar topeng-topeng kepalsuan modernisme. Misalnya, modernisme
mengatakan kemajuan adalah penanda peradaban yang lebih baik. Postmodernisme menolak
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai