Sosiologi Pertemuan 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

PENGANTAR

SOSIOLOGI
DOSEN PENGAMPU : FITRA NURHAKIM, S.SOS., M.AP
A. Perkembangan
Sosiologi
Sosiologi merupakan ilmu yang muncul jauh setelah kehadiran ilmu
alam dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Meskipun pertanyaan mengenai
perubahan di masyarakat sudah ada ratusan tahun sebelum masehi,
namun sosiologi dalam pengertian sebagai ilmu yang mempelajari
tentang masyarakat baru lahir belasan abad kemudian. Awalnya, semua
pengetahuan manusia jadi satu dalam filsafat, tapi sejalan waktu terjadi
spesialisasi, filsafat membentuk beberapa cabang ilmu seperti
astronomi, fisika, kimia, biologi, dan geologi, sedang filsafat kejiwaan
dan filsafat sosial berkembang menjadi psikologi dan sosiologi.
A A. Perkembangan Sosiologi
1. Perkembangan Awal
Para pemikir Yunani kuno, terutama Socrates, Plato, dan
Aristoteles beranggapan bahwa masyarakat terbentuk

01 begitu saja tanpa ada yang bisa merubahnya. Masyarakat


mengalami perkembangan dan kemunduran, kemakmuran
maupun krisis dan semua itu merupakan masalah yang
tidak dapat terelakkan. Anggapan tersebut bertahan semasa
abad pertengahan (abad ke-5 M sampai akhir abad ke-14
M). Para pemikir seperti Agustinus, Avicenna, dan Thomas
Aquinas menegaskan bahwa nasib masyarakat harus
diterima sebagai bagian dari kehendak Ilahi. Sebagai
makhluk yang fana, manusia tidak dapat mengetahui,
apalagi menentukan apa yang akan terjadi di
masyarakatnya. Pertanyaan dan pertanggungjawaban
mengenai perubahan masyarakat belum terpikirkan pada
saat itu.
2. Abad Pencerahan : Rintisan
Kelahiran Sosiologi
Abad pencerahan pada abad ke-17 M merupakan abad
berkembangnya ilmu pengetahuan yang ditandai dengan

02 berbagai macam penemuan di bidang ilmu pengetahuan.


Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap
pandangan mengenai perubahan masyarakat yang sebelumnya
dianggap sebagai nasib yang tidak bisa dipertanggung
jawabkan secara ilmiah. Muncul pemikiran jika perubahan
yang terjadi di dalam masyarakat harus dapat dijelaskan secara
rasional (masuk akal), dan berpedoman pada akal budi
manusia. Maka muncullah metode ilmiah. Beberapa pemikir
yang menekankan pentingnya metode ilmiah untuk mengamati
masyarakat, diantaranya ada Francis Bacon dari Inggris, Rene
Descartes dari Prancis, dan Wilhelm Leibnitz dari Jerman
3. Abad Revolusi : Pemicu Lahirnya
Sosiologi
Adanya perubahan pada abad pencerahan mengakibatkan perubahan
revolusioner di sepanjang abad ke-18 M. Perubahan itu dapat
dikatakan revolusioner karena perubahan terjadi dengan cepat,

03 mengakibatkan struktur (tatanan) masyarakat lama berganti dengan


struktur yang baru. Revolusi sosial paling jelas terlihat dalam tiga
revolusi besar terjadi sepanjang abad ke18 M yang mengakibatkan
perubahan besar di seluruh dunia. Revolusi tersebut adalah Revolusi
Amerika, Revolusi Industri dan Revolusi Prancis. Revolusi Amerika
ditandai dengan didirikannya negara republik di Amerika Utara
dengan sistem pemerintahan demokratis. Pemerintahan jenis ini
tergolong baru untuk saat itu, karena kebanyakan negara masih
berbentuk monarki. Revolusi Amerika menggugah kesadaran akan
pentingnya hak asasi manusia. Gagasan kedaulatan rakyat (rakyat
yang berkuasa) dan pentingnya hak asasi manusia (semua orang
bermartabat sama) mengubah susunan serta kedudukan orang dan
kelompok di masyarakat.
4. Kelahiran Sosiologi
Pada abad ke-19 M ilmuwan mulai menyadari perlunya
menyadari kondisi dan perubahan sosial secara khusus.
Mereka berusaha membangun teori sosial berdasarkan

04 ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap peradaban manusia.


Untuk membangun teori tersebut, mereka membandingkan
masyarakat dan peradaban manusia dari masa ke masa.
Auguste Comte seorang berkebangsaan Prancis dalam
bukunya Course de Philosopie Positive memperkenalkan
istilah sosiologi sebagai pendekatan khusus untuk
mempelajari masyarakat. Sebenarnya pendekatan khusus
tersebut merupakan metode ilmiah yang biasa digunakan
dalam ilmu alam. Bisa dikatakan Auguste Comte merintis
upaya penelitian terhadap masyarakat, yang ratusan tahun
dianggap mustahil oleh masyarakat.
5. Kelahiran Sosiologi Modern
Meski sosiologi lahir di Eropa namun perkembangannya justru
terjadi dengan pesat di Amerika. Ini berhubungan dengan gejolak
sosial yang terjadi di sana. Gejolak sosial tersebut terjadi saat

05 memasuki abad ke-20 M ditandai dengan berdatangannya imigran


dalam jumlah besar ke Amerika mengakibatkan pesatnya
pertumbuhan penduduk, munculnya industri baru yang lengkap
dengan gejolak kehidupan kota besar, kriminalitas, kerusuhan,
sampai tuntutan akan hak wanita dan kaum buruh. Perubahan
masyarakat yang begitu mencolok menggugah para ilmuwan sosial
untuk berpikir keras, karena mereka menyadari pendekatan
sosiologi lama ala Eropa sudah tidak lagi relevan. Mereka
berupaya menemukan pendekatan baru yang sesuai kondisi
masyarakat saat itu, maka lahirlah sosiologi modern.
Beberapa pemikiran baru tentang sosiologi
terkemuka yaitu:
a. Difusionisme
menekankan pada pengaruh masyarakat individual saling
bergantung dan meyakini.
b. Fungsionalisme
memandang masyarakat sebagai suatu jaringan
institusi-institusi, seperti perkawinan dan agama.

c. Strukturalisme
menekankan struktur sosial sebagai suatu yang paling
berpengaruh dalam masyarakat, dan berpendapat bahwa
peran dan status sosial menentukan tingkah laku manusia
Adapun ciri sosiologi modern :

a. Terjadi spesialisasi terus menerus pada


bidang ilmu sosiologi

b. Para sosiolog berpindah dari mempelajari


kondisi-kondisi sosial menyeluruh yaitu
pengkajian kelompok-kelompok khusus atau
tipe-tipe komunitas dalam masyarakat.
c. Para ahli sosiolog mengembangkan metode
riset ilmiah, penerapan metode eksperimen
terkontrol, dan menggunakan komputer
untuk meningkatkan efisiensi dalam
menghitung hasil survei.
B. Definisi
B Sosiologi dan Sifat
Hakikatnya
Istilah sosiologi dikemukakan pertama kali oleh seorang filsuf
dari Perancis yang bernama Auguste Marie Francois Savier
Comte, atau terkenal dengan sebutan Auguste Comte pada
tahun (1798-1857), dalam bukunya “Course de Philosophie
Positive”. Karena jasanya maka Auguste Comte disebut sebagai
Bapak Sosiologi, dimana sosiologi berasal dari kata latin socius
yang berarti teman atau sesama dan kata logos dari bahasa
Yunani yang artinya cerita. Jadi pada awalnya sosiologi berarti
bercerita tentang teman (masyarakat). Berikut definisi sosiologi
menurut para ahli:
1. Auguste Comte
Sosiologi merupakan studi positif tentang hukum dasar dari gejala
sosial yang di dalamnya dibedakan menjadi sosiologi statis dan dinamis.
Menurut Comte, yang dimaksud dengan sosiologi statis adalah ilmu
dalam bidang sosiologi yang memfokuskan perhatian pada pusat-pusat
hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat. Hal yang dipelajari
di sini adalah mengapa masyarakat ada, perkumpulan seperti apa yang
ada di masyarakat, dan apa yang melatarbelakangi terciptanya
kehidupan bermasyarakat. Masih menurut Comte, yang dimaksud
dengan sosiologi dinamis adalah ilmu dalam bidang sosiologi yang
menfokuskan perhatian pada pusat perkembangan masyarakat dalam arti
pembangunan. Hal yang dipelajari di sini adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan kehidupan masyarakat, apa saja yang
telah diciptakan oleh masyarakat, serta hal apa saja yang telah dilalui
oleh manusia dalam kehidupan bermasyarakat yang ia jalani.
2. Emile Durkheim
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari fakta
sosial. Fakta sosial merupakan cara-cara bertindak,
berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu
dan mempunyai kekuatan memaksa yang
mengendalikannya. Contoh mengenai fakta sosial yang
diberikan Emile Durkheim adalah hukum, moral,
kepercayaan, adat istiadat, tata cara berpakaian, dan
kaidah ekonomi. Dimana fakta-fakta sosial tersebut
mengendalikan dan dapat memaksa individu karena jika
melanggarnya akan dikenakan sanksi oleh masyarakat.
3. Max Weber
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari tindakan
sosial. Tindakan sosial adalah tindakan yang memiliki
arti subjektif bagi individu dan diarahkan pada perilaku
orang lain.
4. Pitirim Sorokin
Sosiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari:
a. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala-
gejala sosial (misalnya antara ekonomi dengan agama, hukum
dengan ekonomi dan sebagainya)
b. Hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan
gejalagejala nonsosial (misalnya gejala geografis, biologis dan
sebagainya)
c. Ciri-ciri umum semua jenis gejala-gejala sosial.
5. Selo Soemardjan dan
Soelaeman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur
sosial dan proses sosial termasuk perubahan sosial.
Menurut S. Soemardjan dan S. Soemardi, struktur
sosial merupakan keseluruhan jalinan antara unsur -
unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial
(norma-norma sosial), lembaga- lembaga sosial,
kelompok sosial, serta lapisan sosial. Sedangkan
proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara
berbagai segi kehidupan.
7. Astrid S.
6. Soerjono Susanto 8. Mayor Polak
Sosiologi tidak sekadar
Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari berbagai
Sosiologi
pengetahuan
adalah
yang
suatu ilmu
mempelajari
memusatkan perhatian pada segi hubungan. yang terjadi masyarakat sebagai keseluruhan, yaitu
kemasyarakatan yang bersifat dalam masyarakat, tetapi antar hubungan dengan kelompok,
umum dan berusaha untuk mempelajari gejala-gejala kelompok dengan kelompok, baik
mendapatkan pola-pola umum dalam masyarakat dan yang formal maupun materiil, baik statis
kehidupan masyarakat. terjadi berulang-ulang. maupun dinamis.
Dari pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa sosiologi adalah
ilmu yang membahas tentang
masyarakat serta proses yang timbul
dari hubungan sosial dalam
masyarakat, dimana hubungan sosial
diwujudkan dalam struktur sosial yang
merupakan keseluruhan jalinan antara
unsur - unsur sosial yang pokok, yaitu
kaidah-kaidah sosial (norma-norma
sosial), lembaga- lembaga sosial,
kelompok sosial, serta lapisan sosial.
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi
memiliki ciri – ciri sebagai berikut :

Sosiologi didasarkan pada hasil observasi atau pengamatan terhadap


01 Empiris kenyataan dan akal sehat sehingga hasilnya tidak bersifat spekulatif
atau menduga – duga.

Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang selalu berusaha untuk

02 Teoritis menyususin abstraksi dan hasil – hasil observasi atau pengamatan.


Abstraksi tersebut merupakan kesimpulan logis yang bertujuan
menjelaskan hubungan sebab akibat, sehingga menjadi sebuah teori.

03 Kumulatif Sosiologi disusun berdasarkan teori – teori yang sudah ada. Teori –
teori tersebut lantas diperbaiki, diperluas, serta diperdalam.

Sosiologi mengkaji fakta sosial secara apa adanya. Yakni sosiologi


04 Non etis tidak mempermasalahkan baik ataupun buruknya fakta, akan tetapi
menjelaskan fakta secara analisis atau penyelidikan melalui suatu
peristiwa.
Sebagai ilmu pengetahuan sosiologi juga memiliki hakikat sebagai
berikut:
1.Sosiologi merupakan bagian ilmu sosial, bukan merupakan ilmu alam maupun ilmu kerohanian. Ini didasarkan
pada perbedaan substansi, yang kegunaannya untuk membedakan ilmu-ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan gejala kemasyarakatan.

2. Sosiologi termasuk ilmu yang kategoris, bukan merupakan disiplin ilmu yang normatif. Artinya sosiologi
membatasi diri pada apa yang terjadi saat ini dan bukan mengenai apa yang semestinya terjadi atau
seharusnya terjadi.

3. Sosiologi termasuk ilmu murni yang berarti sosiologi bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan
pengetahuan secara abstrak guna mempertinggi ilmu pengetahuan tersebut, sedangkan segi penerapannya
bukan merupakan perhatian utama.

4. Sosiologi bersifat abstrak, tidak konkret. Artinya kajian yang diperhatikan dalam sosiologi adalah
bentuk-bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat dan bukan wujudnya tentang masyarakat yang
konkret.

5. Sosiologi menghasilkan pola–pola umum (nomotetik). Sosiologi mencari apa yang menjadi prinsip-prinsip
atau hukum-hukum umum dari interaksi antar manusia individu maupun kelompok dan perihal sifat hakikat,
bentuk, isi, struktur, mauoun proses dari masyarakat manusia.

6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, bukan khusus. Karrna dalam sosiologi meneliti dan mencari
apa yang menjadi prinsip - prinsip atau hukum - hukum umum daripada intetaksi antarmanusia dan juga perihal
sifat hakikat, bentuk, isi, dan struktur dari masyarakat. Intinya sosiologi mempelajari gejala umum yang ada
pada intetaksi manusia.
Sebagai ilmu, sosiologi memiliki objek studinya baik dari segi material maupun formalnya. Dari
segi material, objek studi sosiologi adalah manusia baik, sebagai individu ataupun anggota suatu
kelompok sosial. Sedangkan dari segi formal, sosiologi memandang manusia sebagai perwujudan
hubungan sosial antar manusia serta proses yang timbul dari hubungan sosial dalam masyarakat
sehingga membentuk struktur sosial. Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat yang dimaksud
dengan masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem, adat
istiadat tertentu yang bersifat berkelanjutan dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
THANKS

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by


Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai