LP Kebutuhan Nutrisi (Sani Hendarsyah)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

SANI HENDARSYAH
3090121152

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
PADALARANG
2022
A. Konsep Nutrisi

1. Definisi Nutrisi

Nutrisi merupakan proses yang dilakukan makhluk hidup dalam

mengingesti, mencerna, menyerap, mendistribusikan, menggunakan, dan

mengekskresikan zat gizi (makanan dan bahan-bahan mengandung gizi

lainnya). Nutrisi klinis terutama berhubungan dengan sifat-sifat makanan

yang membangun tubuh dan meningkatkan kesehatan (Williams &

Wilkins, 2011).

Adapun jenis-jenis nutrisi yang diperlukan tubuh antara lain:

a. Karbohidrat Merupakan sumber energi utama dan sumber serat pangan.

b. Protein Merupakan konstituen penting pada semua sel, terdiri dari

asamasam amino.

c. Lemak Merupakan sumber energi yang dipadatkan.

d. Vitamin Merupakan bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh

dan berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh.

e. Air Merupakan komponen terbesar penyusun tubuh manusia. Pemenuhan

kebutuhan air dapat berasal dari minuman, makanan, dan sayuran.

f. Mineral Merupakan bahan anorganik yang berfungsi untuk menjaga

keseimbangan tubuh
2. Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan

a. Mulut

Gambar 1 : Anatomi Mulut


SUMBER : wikipedia

Mulut adalah rongga lonjong pada permulaan saluran pencernaan

dan berisi organ pencernaan. Terdiri atas dua bagian. Bagian luar yang

sempit, atau vestibula, yaitu ruang di antara gusi 5 serta gigi dengan bibir

dan pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi di sisi-

sisinya oleh tulang maksilaris dan semua gigi dan di sebelah belakang

bersambung dengan awal faring. Atap mulut dibentuk oleh palatum, lidah

terletak di lantainya dan terikat pada tulang hioid. Di garis tengah sebuah

lipatan membran mukosa (frenulum linguas) menyambung lidah dengan

lantai mulut. Di kedua sisi terletak papila sublingualis, yang memuat

lubang kelenjar ludah submandibularis.

Sedikit eksternal dari papila ini terletak lipatan sublingualis, tempat

lubang-lubang halus kelenjar ludah sublingualis bermuara. Dan ada

kelenjar parotis yang terletak agak ke bawah dan di depan telinga dan
membuka melalui duktus parotis menuju suatu elevasi kecil (papila) yang

terletak berhadapan dengan gigi molar kedua pada kedua sisi. Selaput

lendir mulut ditutupi epitelium yang berlapis-lapis. Dibawahnya terletak

kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir. Selaput ini sangat

kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf

sensoris.

1. Bibir. Terdiri atas dua lipatan daging yang membentuk gerbang mulut.

Di sebelah luar ditutupi kulit yang mengandung folikel rambut,

disebelah dalam ditutupi selaput lendir (mukosa), dan area transisional

memiliki epidermis transparan, bagian ini tampak merah karena

dilewati oleh banyak kapiler yang dapat dilihat. Otot orbikularis oris

menutup bibir; levator anguli oris mengangkat, dan depresor anguli

menekan ujung mulut. Tempat bibir atas dan bawah bertemu

membentuk sudut mulut.

2. Palatum (langit-langit). Terdiri atas dua bagian, yaitu palatum keras

yang tersusun atas palatum dari sebelah depan tulang maksilaris, dan

lebih ke belakang terdiri atas dua tulang palatum. Di belakang ini

terletak palatum lunak, yang merupakan lipatan menggantung yang

dapat bergerak dan yang terdiri atas jaringan fibrus dan selaput lendir.

Gerakannya dikendalikan ototnya sendiri. Ditengah palatum lunak

menggantung ke luar sebuah prosesus berbentuk kerucut, yaitu uvula.

Dari sini tiang lengkungan (fauses) melengkung ke bawah, ke

samping kiri dan kanan, dan di antara tiang tersebut terdapat lipatan

rangkap otot dan selaput lendir yang di sebelah kanan dan kiri memuat
tonsil.

3. Pipi. Membentuk sisi berdaging pada wajah dan menyambung dengan

bibir mulai pada lipatan nasolabial, berjalan dari sisi hidung ke sudut

mulut. Pipi dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila-

papila. Otot yang terdapat pada pipi ialah otot buksinator.

4. Gigi-geligi dan pengunyahan, Gigi berfungsi dalam proses mastikasi.

Terdapat dua kelompok gigi, yaitu gigi sementara atau gigi sulung dan

gigi tetap. Terdapat dua puluh gigi sulung, sepuluh pada setiap rahang.

Dari tengah kedua sisi berturut-turut dinamai: dua insisivus atau gigi

seri, satu kanina atau gigi taring, dan dua molar atau geraham. Gigi

tetap lebih banyak yaitu tiga puluh dua, enam belas pada setiap

rahang. Dari tengah ke samping berturut-turut disebut: dua insisivus,

satu taring, dua premolar (geraham depan), dan tiga molar ( geraham

belakang).

5. Lidah

Gambar 2 : Anatomi Lidah


SUMBER : SehatQ.com

Pada hakikatnya lidah mempunyai hubungan yang sangat erat

dengan indra khusus pengecap. Lidah sebagian besar terdiri atas dua
kelompok otot. Otot intrinsik, lidah melakukan semua gerakan halus,

sementara otot ekstrinsik mengaitkan lidah pada bagian-bagian

sekitarnya serta, melaksanakan gerakan-gerakan kasar yang sangat

penting pada saat mengunyah dan menelan. Lidah mengaduk-aduk

makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi, dan akhirnya

mendorongnya masuk faring.

Lidah terletak pada dasar mulut, sementara pembuluh darah dan

urat saraf masuk dan keluar pada akarnya. Ujung serta pinggiran lidah

bersentuhan dengan gigi-gigi bawah, sementara dorsum merupakan

permukaan melengkung pada bagian atas lidah. Bila lidah digulung ke

belakang, tampaklah permukaan bawahnya yang disebut frenulum

linguae, sebuah struktur ligamen halus yang mengaitkan bagian

posterior lidah pada dasar mulut. Bagian anterior lidah bebas tidak

terkait. Bila dijulurkan, ujung lidah meruncing, dan bila terletak

tenang di dasar mulut, ujung lidah berbentuk bulat.

Selaput lendir (membran mukosa) lidah selalu lembab, dan pada

waktu sehat berwarna merah jambu. Permukaan atasnya seperti beledu

dan ditutupi papil-papil, yang terdiri atas tiga jenis. Papila

sirkumvalata. Ada delapan hingga dua belas buah jenis ini yang

terletak pada bagian dasar lidah. Papila sirkumvalata adalah jenis

papila terbesar, dan masing-masing dikelilingi semacam lekukan

seperti parit. Papila ini tersusun berjajar membentuk huruf V pada

bagian belakang lidah. Papila fungiformis menyebar pada permukaan

ujung dan sisi lidah, dan berbentuk jamur.Papila fliformis adalah yang
terbanyak dan menyebar pada seluruh permukaan lidah. Organ-ujung

untuk pengecapan adalah puting-puting pengecap. Ada empat macam

rasa kecapan: manis, pahit, asam, dan asin. Kebanyakan makanan

memiliki ciri harum dan cita rasa, tetapi ciri-ciri itu merangsang ujung

saraf penciuman, dan bukan ujung saraf pengecapan. Supaya dapat

dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan, serta harus sungguh-

sungguh bersentuhan dengan ujung saraf yang mampu menerima

rangsangan berbeda-beda. Puting pengecap yang berbeda-beda

menimbulkan kesan rasa yang berbeda-beda juga. e. Kelenjar Ludah

(Saliva),Kelenjar ludah adalah kelenjar majemuk bertandan, yang

berarti terdiri atas gabungan kelompok alveoli bentuk kantong dan

yang membentuk lubang-lubang kecil. Saluran-saluran dari setiap

alveolus bersatu membentuk saluran yang lebih besar dan yang

menghantar sekretnya ke saluran utama dan melalui ini sekret

dituangkan ke dalam mulut. 11 Kelenjar ludah yang utama ialah

kelenjar parotis, submandibularis dan sublingualis. Kelenjar parotis

ialah yang terbesar. Satu di sebelah kiri dan satu di sebelah kanan dan

terletak dekat di depan agak ke bawah telinga. Sekretnya dituangkan

ke dalam mulut melalui saluran parotis atau saluran Stensen, yang

bermuara di pipi sebelah dalam, berhadapan dengan geraham (molar)

kedua atas. Ada dua struktur penting yang melintasi kelenjar parotis,

yaitu arteri karotis eksterna dan saraf kranal ketujuh (saraf fasialis).

Kelenjar submandibularis nomor dua besarnya sesudah kelenjar

parotis. Terletak di bawah kedua sisi tulang rahang, dan berukuran


kira-kira sebesar buah kenari. Sekretnya dituangkan ke dalam mulut

melalui saluran submandibularis atau saluran Wharton, yang bermuara

di dasar mulut, dekat frenulum linguage.

6. Kelenjar sublingualis adalah yang terkecil. Letaknya di bawah lidah

kanan dan kiri frenulum linguage dan menuangkan sekretnya ke

dalam dasar mulut melalui beberapa muara kecil. Fungsi kelenjar

ludah ialah mengeluarkan saliva, yang merupakan cairan pertama

yang mencernakan makanan. Deras aliran saliva dirangsang oleh

adanya makanan dalam mulut serta melihat, membaui, dan

memikirkan makanan

b. Faring

Gambar 3 : Anatomi Faring


SUMBER : Pelajaran.co.id

Faring berupa saluran berbentuk kerucut dari bahan membran

berotot (muskulo membranosa) dengan bagian terlebar di sebelah atas

dan berjalan dari dasar tengkorak sampai di ketinggian vertebrata

servikal keenam, yaitu ketinggian tulang rawan krikoid, tempat faring

bersambung dengan esofagus. Pada ketinggian ini laring juga


bersambung dengan trakea (batang tenggorok). Panjang faring kira-kira

tujuh sentimeter dan dibagi atas tiga bagian :

1. Nasofaring, di belakang hidung. Di dinding pada daerah ini terdapat

lubang saluran eustakhius. Kelenjar-kelenjar adenoid terdapat pada

nesofaring.

2. Faring oralis, terletak dibelakang mulut. Kedua tonsil ada di

dinding lateral daerah faring.

3. Faring laringeal ialah bagian terendah yang terletak di belakang

laring. Di dalam faring terdapat tujuh lubang-dua dari saluran

Eustakhius, dua bagian posterior lubang hidung (nares) yang berada

di belakang rongga hidung, mulut, laring, dan esofagus. Struktur

faring. Dinding faring tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan

mukosa, lapisan fibrosa, dan lapisan berotot. Lapisan mukosa yang

terletak paling dalam, bersambung dengan lapisan dalam hidung,

mulut, saluran Eustakhius. Lapisan dalam pada bagian atas faring

ialah epitelium saluran pernapasan dan bersambung dengan

epitelium hidung. Bagian bawah faring yang bersambung dengan

mulut dilapisi epitelium berlapis. Lapisan fibrosanya terletak antara

lapisan mukosa dan lapisan berotot. Otot utama pada faring ialah

otot konstriktor, yang berkontraksi sewaktu makanan masuk ke

faring dan mendorongnya ke dalam esofagus. Kedua tonsil

merupakan dua kumpulan jaringan limfosit yang terletak di kanan

dan kiri faring di antara tiang-tiang lengkung fauses. Tonsil

dijelajahi pembuluh darah dan pembuluh limfe dan mengandung


banyak limfosit. Permukaan tonsil ditutupi membran mukosa yang

bersambung dengan bagian bawah faring. Permukaan ini penuh

dengan lekukan, dan ke dalam lekukan yang banyak ini sejumlah

besar kelenjar penghasil mukus menuangkan sekresinya. Mukus ini

mengandung banyak limfosit.

Dengan demikian tonsil bekerja sebagai garis depan

pertahanan dalam infeksi yang tersebar dari hidung, mulut, dan

tenggorok. Meskipun demikian tonsil bisa gagal menahan infeksi,

yaitu ketika terjadi tonsilitis (peradangan tonsil) atau sebuah abses

peritonsiler. Setelah pengobatan dengan antibiotika dan pengobatan

lokal, tonsilektomi dapat dipertimbangkan. Tetapi dewasa ini hal itu

kurang dijalankan daripada dulu. Selaput lendir faring yang dekat

lubang posterior nares dan lubang saluran (tuba) Eustakhius juga

mengandung jaringan limfoid yang serupa dengan jaringan tonsil.

Bila menjadi hipertrofik, jaringan ini dapat menyumbat nares

posterior dan terjadilah keadaan yang disebut sebagai pembesaran

adenoid.

c. Esofagus

Gambar 4 : Anatomi Esofagus


SUMBER : Pelajaran.co.id

Esofagus merupakan saluran yang berfungsi menghubungkan

antara rongga mulut dengan lambung dalam hal ini adalah

meneruskan makanan. Pada ujung saluran esofagus setelah mulut

terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu

epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea

(tenggorokan). Agar makanan dapat berjalan sepanjang esofagus,

terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju

lambung Di pangkal leher, terdapat dua saluran, yaitu batang

tenggorokan dan kerongkongan.

Batang tenggorokan merupakan saluran pernapasan, sedangkan

kerongkongan merupakan saluran penghubung antara rongga mulut

dan lambung. Kedua saluran ini dipisahkan oleh sebuah katup. Katup

akan menutup ketika sedang makan, dan akan terbuka ketika sedang

bernapas. Itu sebabnya dianjurkan untuk tidak berbicara ketika

sedang makan sebab dapat menimbulkan tersedak. Panjang

kerongkongan kira-kira 20 cm dan berdiameter 1 inchi.

Kerongkongan terdiri atas otot yang lentur. Makanan yang berada di

dalam kerongkongan akan didorong oleh dinding kerongkongan

menuju lambung. Gerakan seperti ini disebut gerak peristaltik. Gerak

peristaltik dilakukan oleh otot dinding kerongkongan.

1. Menelan (deglutition) adalah suatu respon reflek yang

dicetuskan oleh impuls aferen di nervus trigeminus,


glosofaringeous, dan vagus. Impuls-impuls ini terintegrasin di

nukleus traktus solitaries dan nucleus ambigus. Serabut-serabut

eferen berjalan ke otot faring dan lidah melalui nervus

trigeminus, fasialis dan hipoglassus. Menelan diawali dengan

kerja volunter, yakni mengumpulkan isi mulut di lidah dan

mendorongnya ke belakang menuju faring. Hal ini mencetuskan

serangkaian gelombang kontraksi involunter pada otot faring

yang mendorong makanan ke dalam esophagus. Inhibisi

pernapasan dan penutupan glotis merupakan bagian dari respon

reflek ini. Terjadi suatu kontraksi nperistaltik berbentuk cincin

dari otot esophagus di belakang makanan, yang kemudian

menyapu makanan menuruni esofagus dengan kecepatan 4 cm/

detik. Jika manusia berada pada posisi tegak, cairan dan makanan

setengah padat umumnya jatuh oleh gaya tarik bumi ke esofagus

bawah, yang mendahului gelombang peristaltic.

2. Sfingter esofagus bawah (SEB) Tidak seperti bagian esofagus

lain, otot pada perbatasan lambung dan esophagus (SEB) bersifat

tonik aktif tetapi melemah sewaktu menelan. Aktifitas tonik SEB

antara waktu makan refluks isi lambung kedalam esophagus.

SEB terdiri atas 3 komponen. Otot polos esophagus lebih

menonjol diperbatasan dengan lambung (sfingter intrinsic).

Serabut dari bagian crus diafragma, berupa otot rangka,

mengelilingi esophagus dibagian ini (sfingter ekstrinsik) dan

menimbulkan efek yang menyerupai penjepit selang esophagus.


Selain itu serat oblik dinding lambung membentuk suatu katup

flap yang membantu menutup perbatasan esophagus-lambung

dan mencegah regurgitasi apabila tekanan intragastrik

meningkat. Jadi, sfingter intrinsic dan ekstrinsik bekerja sama

sehingga makanan mengalir dengan baik ke lambung dan tidak

terjadi refluks isi lambung ke dalam esophagus. Akalasia adalah

suatu keadaan yang menyebabkan akumulasi makanan di

esophagus dan pelebaran organ tersebut. 16 Kelainan ini

disebabkan oleh peningkatan tonus SEB dan relaksasi sfingter

yang tidak sempurna saat menelan.

d. lambung

Gambar 5 : Anatomi Esofagus


SUMBER : SehatQ.com

Lambung adalah bagian saluran cerna yang paling lebar dan

terletak diantara ujung esofagus dan pangkal usus halus. Terletak

dikuadran kiri atas abdomen, dibawah diafragma agak ke kiri dari

garis tengah, dengan panjang 25 cm dan Lebar 10 cm. Bentuk dan


posisi lambung dipengaruhi oleh perubahan di dalam rongga

abdomen dan oleh isi lambung.

Lambung terdiri dari 4 bagian yakni Kardia, Fundus, Korpus,

dan Pilorus. Dilengkapi dengan 2 sfingter yakni sfingter kardia

(terletak dekat dengan lubang kardia), dan sfingter pilorus (dekat

dengan pilorus). Kapasitas lambung pada orang dewasa 1500 ml.

Pada lapisan mukosa lambung terdapat lipatan-lipatan yang disebut

“Rugae” yang meregang pada saat terjadi penambahan volume / isi

lambung. Mukosa lambung juga mengandung banyak kelenjar yang

mensekresi enzim-enzim pencernaan. Didalam lambung terdapat

getah lambung, yang membuat makanan lebih cair dan asam. 17

Getah lambung mengandung air, garam, mineral, lendir, asam

hidrochlorida (Hcl), pepsinogen, renin.

Makanan yang sudah masuk ke dalam lambung akan tetap

didalam lambung selama 3 jam atau lebih, sesuai dengan sifat

makanan dan muskularitas lambung dan diperlukan 15-30 menit

diujung kardia lambung yang bertindak sebagai reservoar. Manfaat

Asam Lambung:

1. Memberi reaksi asam yang diperlukan oleh enzim lambung.

2. Membunuh bakteri.

3. Mengontrol pilorus.

4. Menghentikan kerja ptialin.

5. Mengubah pepsinogen menjadi pepsin.

Fungsi Lambung:
1. Mengaduk makanan, memecahnya lebih lanjut dan

mencampurnya dengan sekresi dari kelenjar lambung dan

memghasilkan zat yang bernama chyme.

2. Melanjutkan pencernaan makanan dengan bantuan getah

lambung.

3. Mensekresi faktor instrinsik.

4. Tempat penyimpan makanan (s/d 1,5 L tanpa nyeri)

5. Mensekresikan HCl dan enzim u/ memulai pencernaan protein

6. Mencegah masuknya sebagaian kuman

7. Absorpsi : alkohol dan obat-obatan (aspirin)

e. Usus Halus (Small Intestine)

Gambar 6 : usus halus


SUMBER : SehatQ.com

Usus halus adalah saluran konvolusi yang membentang dari

sfingter pilorus ke sambungannya dengan usus besar pada katup

elleoselkum. Panjangn usus kecil adalah 6 meter, berada ditengah

dan bagian bawah rongga abdomen, biasanya dalam kurva usus

besar. Usus halus terdiri dari 3 bagian yakni duodenum, jejunum,


dan illeum. Fungsinya adalah mencerna dan absorbsi makanan.

Dalam usus halus terdapat membran mukosa yang mempunyai

penampilan beludru akibat adanya tonjolan seperti rambut yang

disebu “villi”. Setiap villi mengandung pembuluh limfe (lakteal) dan

pembuluh darah. Membran mukosa tersebut menaikkan area yang

tersedia untuk absorbsi. Bagian pertama duodenum kadang-kadang

disebut duodenal cak atau bulb. Daerah ini menerima isi lambung

yang bersifat asam, yang mengalir emlalui vilorus dan merupakan

tempat redileksi terjadinya kulkus peptikum.

Di ligantum treitz, duodenum berubah menjadi jejunum.

Berdasarkan kesepakatan, 40% bagian atas usus halus sebelah distal

duodenum disebut jenunum dan 60% sisanya disebut ileum,

walaupun tidak terdapat batas anatomi yang jelas diantara keduanya.

Katup ileosekum menandai titik berakhirnya ileum di kolon.

f. usus besar

Gambar 7 : usus halus


SUMBER : SehatQ.com
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus

antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah

menyerap air dari feses. Usus besar terdiri dari :

1. Kolon asendens (kanan)

2. Kolon transversum

3. Kolon desendens (kiri)

4. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum) Banyaknya bakteri

yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa

bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam

usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti

vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.

Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan

pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi

yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan

terjadilah diare.

3. PATOFISIOLOGI

Kondisi fisiologis yang mempengaruhi status nutrisi termasuk tingkat

aktivitas, keadaan penyakit, kemampuan daya beli dan menyiapkan

makanan serta prosedur dan pengobatan yang dilakukan. Bergantung pada

tingkat aktivitas, maka nutrisi dan kilo kalori diperlukan untuk

meningkatkan, sehingga tingkat aktivitas akan meningkat atau menurun.

Sementara, status penyakit dan prosedur atau pengobatan yang dilakukan

mempunyai dampak pada asupan makanan, pencernaan, absorbsi,


metabolisme dan ekskresi. Beberapa kondisi fisiologis dapat menyebabkan

menurunnya zar makanan tertentu, dan suatu saat akan meningkat.

Penyakit ginjal dapat menurunkan kebutuhan protein oleh karena protein

di ekskresi oleh ginjal. Penyakit-penyakit fisik biasanya meningkatkan

kebutuhan zat makanan. Biasanya terjadi pada penyakit-penyakit saluran

cerna. Gangguan fisik dapat terjadi di sepanjang saluran pencernaan yang

menyebabkan menurunnya asupan nutrisi. Gangguan absrobsi, gangguan

tranportasi, atau penggunaan yang tidak sepantasnya. Luka pada mulut

dapat 4 menyebabkan menurunnya asupan nutrisi akibat nyeri saat makan.

Diare dapat menurunkan absorbsi nutrisi karena didorong lebih cepat.

Terhadap penyakit pada kandung empedu, di mana kandung empedu tidak

berfungsi secara wajar, empedu yang berfungsi untuk mencerna lemak

menjadi tidak efektif.

4. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi

Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi

adalah sebagai berikut:

a. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat

memengaruhi pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan

oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam

memahami kebutuhan gizi.

b. Prasangka

Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi

dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa


daerah, tempe merupakan sumber protein yang paling murah, tidak

dijadikan bahan makanan yang layak untuk dimakan karena

masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat

merendahkan derajat mereka.

c. Kebiasaan

Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan

tertentu juga dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa

daerah, terdapat larangan makan pisang dan papaya bagi para gadis

remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan sumber vitamin yang

sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan

dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan

sumber protein yang sangat baik bagi anak-anak.

d. Kesukaan

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat

mengakibatkan kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak

memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat

mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja bila nilai gizinya tidak

sesuai dengan yang diharapkan.

e. Ekonomi

Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena

penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak

sedikit.Oleh karena itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian

yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi keluargannya

dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.


5. Masalah Kebutuhan Nutrisi

Alimul, Aziz (2015) menuliskan secara umum, gangguan kebutuhan

nutrisi adalah sebagai berikut:

a. Kekurangan Nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam

keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa

(normal) atau risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan

asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.

b. Kelebihan Nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang

yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan

kebutuhan metabolisme secara berlebih.

c. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai

lebih dari 20% berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi

kebutuhan metabolisme karena kelebihan asupan kalori dan penurunan

dalam penggunaan kalori.

d. Malnutrisi

Malnutrisi adalah masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat

gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan

zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.


e. Diabetes Melitus

Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang

ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat

kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.

f. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh

berbagai masalah pemenuhan kebutuhan seperti penyebab dari

obesitas, serta asupan kalsium, natrium dan gaya hidup yang

berlebihan.

g. Penyakit Jantung Koroner

Penyakit jantung coroner merupakan gangguan nutrisi yang sering

disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok.

Gangguan ini sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup

yang tidak sehat, obesitas, dan lain-lain.

h. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh

konsumsi lemak secara berlebihan.

i. Anoreksia Nervosa

Anoreksia Nervosa merupakan penurunan berat badan secara

mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi,

pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan

kelebihan energi.
6. Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index
(BMI) dan Ideal Body Weight (IBW).
1. Body Mass Index (BMI)
Merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang
dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam
tubuh dan sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan
(over weight) dan obesitas.
Rumus BMI diperhitungkan:

BB( Kg) BB ( pon ) x 704,5


atau
TB ( M ) TB(inci)2

2. Ideal Body Weight (IBW)


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi
tubuh yang sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam
sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.
Kegiatan yang membutuhkan energi, antara lain:

1) Vital kehidupan, pernapasan sirkulasi darah, suhu tubuh, dan lain-


lain.
2) Kegiatan mekanik otot.
3) Aktivitas otot dan saraf.
4) Energi kimia untuk membangun jaringa, enzim, dan hormon.
5) Sekresi cairan pencernaan.
6) Absorpsi zat-zat gizi di saluran pencernaan.
7) Pengeluaran hasil metabolisme
B. Konsep Dasar Rencana Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian Keperawatan

a. Identitas yang meliputi: nama, tempat/tanggal lahir, agama,

pendidikan, pekerjaan, alamat, telephone,alamat.

b. Alasan masuk

Tanyakan kepada klien dan keluarga

1) Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang

ke rumah sakit saatini?

2) Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk

mengatasi masalah?

3) Bagaimanahasilnya?

c. PemeriksaanFisik

a) Keadaan fisik: apatis, lesu.


b) Berat badan: obesitas, kurus (underweight).
c) Otot: flaksia/lemah, tonus kurang, tenderness, tidak mampu bekerja.
d) Sistem saraf: bingung, rasa terbakar, paresthesia, reflek menurun.
e) Fungsi gastrointestinal: anoreksia, konstipasi, diare, flatulensi,
pembesaran liver/lien.
f) Kariovaskuler: denyut nadi lebih dari 100 kali/menit, irama
abnormal, tekanan darah rendah/tinggi.
g) Rambut: kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, pecah/patah-patah.
h) Kulit: kering, pucat, iritasi, petekhie, lemak disubkutan tidak ada.
i) Bibir: kering, pecah-pecah, bengkak, lesi, stomatitis, membrane
mukosa pucat.
j) Gusi: pendarahan, peradangan.
k) Lidah: edema, hiperemis.
l) Gigi: karies, nyeri, kotor.
m) Mata: konjungtiva pucat, kering, exotalmus, tanda-tanda infeksi.
n) Kuku: mudah patah.
e. Psikososial

1) Genogram

2) Konsepdiri

3) Hubungansosial

4) Spiritual

f. Statusmental

a) Penampilan

b) Pembicaraan

c) Aktivitas motorik

d) Alamperasaan

e) Afek

f) Interaksi selamawawancara

g) Persepsi

h) Prosespikir

i) Isipikir

j) Tingkat kesadaran

k) Memori

l) Tingkat konsentrasi dan berhitung

m)Kemampuanpenilaian

n) Daya tilikdiri

g. Kebutuhan persiapanpulang

a. Makan

b. BAB/BAK

c. Mandi
d. Berpakaian

e. Istirahat dantidur

f. Penggunaanobat

g. Pemeliharaankesehatan

h. Kegiatan didalamrumah

i. Kegiatan di luar rumah

h. Mekanisme koping

Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya.

i. Masalah psikososial dan lingkungan

Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap

masalah yang dimilki klien, beri uraian spesifik, singkat dan jelas.

j. Pengetahuan

Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap

item yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.

k. Aspek medik

Tuliskan diagnosa medik klien yang telahdirumuskan oleh dokter

yang merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik,

psikofarmako, dan terapi lainnya.

2. Diagnosa Keperawatan yang dapat muncul

a. Diagnosa Keperawatan 1: Defisit Nutrisi (D.0019)

Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan

metabolisme
Batasan karakteristik: Berat badan menurun minimal 10% dibawah

rentang ideal

Faktor yang berhubungan:

1. Ketidakmampuan menelan makanan

2. Ketidakmampuan mencerna makanan

3. Ketidakmampuan mengasorbsi nutrien

4. Peningkatan kebutuhan metabolism

5. Faktor ekonomi (mis. Fianasial tidak mencukupi)

6. Faktor psikologis ( mis. Stress, keengganan untuk makan)

b. Diagnosa Keperawatan 2: Berat badan lebih (D.0018)

Definisi: Akumulasi lemak berlebih atau abnormal yang tidak sesuai

dengan usia dan jenis kelamin

Batasan karakteristik: IMT > 25kg/m2 (pada dewasa) atau berat dan

panjang badan lebih dari persentil 95 (pada anak < 2 tahun) atau IMT

pada persentil 85-95 ( pada anak 2-18 tahun)

Faktor yang berhubungan: Kurang aktivitas fisik harian, Kelebihan

konsumsi gula, Gangguan kebiasaan makan, Gangguan persepsi makan,

Kelebihan minum alcohol, penggunaan energy kurang dari asupan,

sering mengemil, sering memakan makanan berminyak / berlemak,

faktor keturunan ( mis. Distribusi jaringan adipose, pengeluaran energy,

aktivitas lipase lipoprotein, sintesis lipid, lipolysis), penggunaan

makanan formula atau makanan campuran pada bayi, asupan kalsium

rendah ( pada ank-anak).


c. Diagnosa keperawatan 3: Diare (D.0020)

Definisi: pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidak berbentuk

Batasan karakteristik: inflamasi gastrointestinal, iritasi

gastrointestinal, proses infeksi,malabsorbsi, kecemasan, tingkat stress

tinggi, terpapar kontaminan, terpapar toksin, penyalahgunaan laktasif,

penylahgunaan zat, program pengobatan (agen tiroid, analgesic, pelunak

feses, ferosulfat, antasida, cimetidine, dan antibiotic), perubahan air dan

makanan, dan bakteri pada air.

Faktor yang berhubungan: defekasi lebih dari tiga kali dalam 24 jam,

fese lembek atau cair, nyeri / kram abdomen, frekwensi peristaltic

meningkat, dan bising usus hiperaktif.


3. Perencanaan Keperawatan

DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI


RASIONAL
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Defisit Nutrisi Keadekuatan asupan Mengidentifikasi dan mengelola asupan Observasi :
(D.0019) nutrisi untuk nutrisi yang seimbang (I.03119) 1. Mengetahui status nutrisi klien
Definisi: Asupan memenuhi kebutuhan Observasi: 2. Untuk mengetahui makanan apa
nutrisi tidak cukup metabolisme membaik 1. Identifikasi status nutrisi saja yang tidak bisa diberikan
untuk memenuhi (L.03030) 2. Identifikasi alergi dan intoleransi kepada klien.
kebutuhan kriteria hasil: makanan. 3. Untuk memaksimalkan asupan
metabolisme 1. Porsi makan yang 3. Identifikasi makanan yang disukai nutrisi klien
dihabiskan 4. Identifikasi kebutuhan kalori dan 4. Untuk mengetahui jumlah kalori
meningkat. jenis nutrient yang harus dipenuhi
2. Perasaan cepat 5. Identifikasi perlunya pengguanaan 5. Penggunaan nasogatrik diberikan
kenyang menurun selang nasogatrik pada klien yang tidak bisa
3. Nyeri abdomen 6. Monitor asupan makanan memenuhi asupan makanan melalui
menurun 7. Monitor berat bedan oral.
4. Diare menurun 8. Monitor hasil laboratorium 6. Untuk mengetahui asupan makanan
5. Rambut rontok Terapeutik: sudah terpenuhi atau belum.
menurun 1. Lakukan oral hygiene sebelum 7. Mencegah penurunan berat badan
6. Diare menurun makan jika perlu karna ketidakadekuatan asupan
7. berat badan 2. Fasilitasi menentukan pedoman diet nutrisi
membaik ( mis. Piramida makanan) 8. Mengetahui penyebab penurunan
8. IMT membaik 3. Sajikan makanan secara menarik asupan nutrisi dalam tubuh
9. Frekwensi makan dan suhu yang sesuai Terapeutik :
membaik 4. Berikan makanan tinggi serat untuk 1. Kondisi mulut yang bersih dapat
10. Nafsu makan mencegah konstipasi meningkatkan nafsu makan klien.
membaik 5. Berikan makanan tinggi kalori dan 2. Konsultasi menentukan pedoman
11. Bising usus protein diet akan meningkatkan
membaik 6. Berikan suplemen makanan, jika kepercayaan diri klien dan dapat
12. Membrane perlu mengontrol asupan makanan
mukosa membaik Edukasi: yang akan dikonsumsi.
1. Anjurkan posisi duduk 3. Makanan yang menarik dengan
Kolaborasi suhu yang sesuai akan
1. Kolaborasi pemeberianmedikasi meningkatkan nafsu makan klien
sebelum makan (pereda nyeri, 4. Makanan tinggi serat dapat
antlematik), jika perlu mencegah konstipasi
5. Makanan tinggi kalori dan protein
diberikan untuk memenuhi
kebutuhan energi dan protein yang
meningkat dan untuk mencegah
dan mengurangi kerusakan jaringan
tubuh sehingga dapat
digunakan untuk menambah berat
badan agar kembali mencapai berat
badan normal atau ideal.
6. Suplemen makanan diberikan
untuk membantu memenuhi asupan
nutrisi klien.
Kolaborasi
1. Obat yang sesuai untuk
mempercepat proses penyembuhan
penyakit.
Diagnosa Tindakan-tindakan Manajemen Berat Badan (I.03097) Observasi
Keperawatan 2: yang dilakukan untuk Observasi 1. menentukan asalah utama klien
Berat badan lebih mengurangi berat 1. Identifikasi kondisi kesehatan klien Terapeutik
(D.0018) badan meningkat yang dapat mempengaruhi berat 1. mengetahui berat badan ideal yang
Definisi: (L.03027) badan seharusnya dimiliki klien.
Akumulasi lemak 1. Menetukan target Terapeutik 2. Mengetahui apakah persentasi
berlebih atau berat badan dalam 1. Hitung berat badan ideal klien lemak dan oto klien seimbang.
abnormal yang rentang normal 2. Hitung persentasi lemak dan otot 3. Membantu klien menentukan target
tidak sesuai dengan meningkat. klien berat badan yang harus diturunkan.
usia dan jenis 2. Memiliki 3. Fasilitasi menetukan target berat Edukasi
kelamin komitmen pada badan yang realistis. 1. Agar klien mengetahui dan paham
rencana makan Edukasi akan pengaruh asupan makanan
yang sehat 1. Jelaskan hubungan antara asupan dan aktivitas fisik pada berat badan
meningkat. makanan, aktivitas fisik, klien
3. Menghindari penambahan berat badan dan 2. Mengetahui bahayanya berat badan
makanan dan penurunan berat badan berlebih.
minuman tinggi 2. Jelaskan faktor resiko berat badan 3. Untuk memonitor penurunan berat
kalori meningkat. berlebih badan klien.
4. Memilih makanan 3. Anjurkan mencatat berat badan 4. Untuk mengetahui intake dan
dan minuman setiap minggu, jika perlu. output klien.
bergizi meningkat. 4. Anjurkan melakukan pencatatan
5. Mengontrol porsi asupan makanan, aktivitas fisik dan
makan perubahan berat badan.
6. Menetapkan latihan
rutin meningkat.
7. Memonitor berat
badan meningkat.
8. Memonitor IMT
meningkat.
Diagnosa Luaran utama : Manajemen diare (I.03101) Observasi
keperawatan 3: Eliminasi fekal Observasi 1. Mengetahui penyebab diare klien
Diare (D.0020) (L.04033) 1. Identifikasi penyebab diare 2. Makana dapat menjadi tempat
Definisi: Proses defekasi normal 2. Identifikasi riwayat pemebrian menularnya bakteri penyebab diare.
pengeluaran feses yang disertai dengan makanan 3. Mengetahui karakteristik diare
yang sering, lunak pengeluaran feses 3. Monitor warna, volume, frekwensi 4. Mencegah terjadinya deficit cairan
dan tidak mudah dan konsistensi, dan konsistensi tinja dan elektrolit klien.
berbentuk frekwensi serta bentuk 4. Monitor tanda dan gejala 5. Mengetahui jumlah output klien.
feses normal. hypovolemia Terapeutik
1. Control 5. Monitor jumlah pengeluaran diare. 1. Larutan garam dan gula / oralit dapat
pengeluaran feses Terapetik mengatasi diare.
meningkat 1. Berikan cairan oral ( mis. Larutan 2. Memenuhi kebutuhan cairan klien.
2. Keluhan defekasi garam gula, oralit) 3. Mengetahui penyebab diare dan
lama dan sulit 2. Berikan cairan intravena kesiembang elektrolit.
menurun 3. Ambil sampel darah untuk 4. Memudahkan perawatan diri
3. Distensi abdomen pemeriksaan darah lengkap dan 5. Mengetahui penyebab diare.
menurun elektrolit. Edukasi
4. Nyeri abdomen 4. Ambil sampel feses untuk kultur, 1. Memenuhi kebutuhan nutrisi klien
menurun jika perlu 2. makanan pembentuk gas, pedas dan
5. Konsistensi feses Edukasi mengandung laktosa dapat
membaik 1. Anjurkan makan porsi kecil tapi memperparah diare.
6. Frekwensi defekasi sering. Kolaborasi
membaik 2. Hindari makanan pembentuk gas, 1. obat antimotilita dapat mengurangi
7. Peristaltic usus pedas dan mengandung laktosa. dan menyembuhkan diare.
membaik Kolaborasi 2. Untuk memperbaiki konsistensi
1. Kolaborasi pemberian obat feses.
antimotilitas (mis. Loperamide,
difenoksilat).
2. Kolaborasi pemberian obat pengeras
feses
DAFTAR PUSTAKA

Black, J.M, dan Jane.H.H(.2009). Keperawatan medikal bedah. Singapore:

Elsevier

Black, J.M, dan Jane.H.H. (2009). Medical-surgical nursing clinical management

for positive comes. Singapore

Brooker, C.(2009). Ensiklopedia keperawtan. Jakarta:EGC Corwin,

Hurst, M.(2015). Kepawatan medikal-bedah. Jakarta: EGC

Lorenz, J.(2004). Kasus-kasus radiologi pencintraan gatrointestinal. Jakarta:

Erlangga

PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta: PPNI.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan

Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.

PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus

Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai