Skripsi Nuraeni 1
Skripsi Nuraeni 1
Skripsi Nuraeni 1
PENDAHULUAN
sayuran yang penting di Indonesia karena memiliki nilai ekonominya yang besar.
I I I
Cabai merah segar atau olahan dimakan. Cabai merah pertama kali digunakan
sebagai bahan pokok rumah tangga, terutama sebagai suplemen makanan dan
seringkali sebagai bumbu dan komponen obat tradisional. (Ganefianti & Wiyanti, I
secara alami dengan menggunakan ekstrak daun kelor. Hal ini disebabkan karena
I I
daun kelor kaya akan mineral seperti Ca, K, dan Fe, serta zeatin, sitokinin,
I I I I
Pupuk organik terbaik untuk semua jenis tanaman adalah ekstrak daun kelor
I
Air cucian beras sering disebut dengan “air leri”, air cucian beras
I I I
makanan pokok yang umum di Indonesia dan termasuk karbohidrat yang tinggi,
yang terutama terdiri dari pati (85-90%), lemak, protein gluten, selulosa, dan
I I
thiamin adalah vitamin yang terdapat dalam air cucian beras. Ini juga termasuk
1
mineral seperti kalsium, magnesium, dan besi, yang diperlukan untuk
0 hingga 40 hari setelah tanam dan dibagi menjadi dua fase yaitu terdapat pada
fase generatif dan fase vegetatif. (HST). Setelah tanam, tanaman cabai melalui
fase generatif selama 40–50 hari sebelum berhenti menghasilkan buah. Selama
yang disebut cabai merah keriting memiliki akar tunggang. Struktur akar tanaman
cabai agak tersebar dan berukuran panjang antara 25 dan 35 cm. Akar ini
menyerap air dan nutrisi dari bumi. Akar tanaman cabai tumbuh tegak lurus
I I
dengan permukaan, bertindak sebagai penguat coklat yang memanjang sekitar 200
I
horizontal di dalam tanah, dan diikuti oleh akar kecil berserat yang berkelompok
2007). Akar tunggang (primer) dan akar samping membentuk akar tunggang
tanaman lada. Akar tunggang tanaman cabai terdiri dari akar lateral (sekunder)
I
yang muncul dari helaian akar dan akar utama (primer). Akar primer memiliki
panjang antara 35 dan 50 sentimeter, dan akar lateral berjarak 35 hingga 45 cm.
2
Keunggulan dan manfaat pupuk organik cair antara lain dapat
I
pupuk organik cair bersifat alami, tidak berdampak negatif bagi kesehatan
tanaman dan mudah diasimilasi oleh tanaman secara keseluruhan. Pupuk cair
daun, yang terutama didistribusikan melalui daun dan mengandung unsur makro
I I
dan mikro yang vital, adalah pupuk cair organik. (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu,
I
Air Cucian Beras Dan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera L) Terhadap
Bagaimana pengaruh air cucian beras dan ekstrak daun kelor (Moringa
I I
oleifera L.) terhadap perkembangan dan produksi tanaman cabai merah keriting
I
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh air cucian beras dan ekstrak daun kelor
I
3
1.4. Hipotesis
Diduga ada pengaruh pemberian kandungan air cucian beras dan ekstrak
I
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I Kingdom : Plantae I
Divisio
I : Spermatophyta I
Subdivisio
I : Angiospermae I
Class
I : Dicotyledone I
Subclass
I : Sympetalae I
Ordo
I : Solanace I
I Familia : Solanaceae I
I Genus : Capsicum I
Spesies
I : Capsicum annuum L I
1. Batang
ruas-ruas, percabangan yang lebar, persilangan segi, batang muda dengan rambut
2. Daun
dilengkapi dengan urat daun. Permukaan atas daun berwarna hijau kusam,
I I I
5
sedangkan permukaan bawah berwarna hijau muda atau hijau menyilaukan.
I I I I
Panjang daun berkisar antara 9-15 cm dengan lebar 3,5-5 c cabai, seperti halnya
I I
3. Bunga
dan putik. Bunga cabai juga merupakan bunga berkelamin dua karena benang sari
dan putik berada pada tangkai yang sama dan bunga cabai muncul dari ketiak
daun. I
dan pegunungan, serta pada musim kemarau dan musim hujan. (Setiadi, 2005).
Agar tanaman cabai dapat menghasilkan output yang berkualitas, maka harus
Misalnya, hasil menanam paprika di iklim panas akan mengecewakan. Hal ini
disebabkan varietas cabai ringan ini membutuhkan daerah dengan suhu siang hari
rata-rata 24 hingga 27 derajat Celcius dan suhu malam hari 13 hingga 16 derajat
Celcius. Kisaran suhu ideal untuk menanam cabai adalah antara 21 hingga 28
derajat Celcius, terutama untuk cabai berukuran besar. Untuk tahap pembungaan,
kisaran suhu yang ideal adalah antara 18 hingga 26,7 derajat Celcius.
Suhu rata-rata diatas 30oc dapat mengakibatkan tepung sari menjadi tidak
I I I I
6
berfungsi. Temperatur rata-rata malam hari yang tinggi juga dapat berdampak
I I I
negatif pada produksi cabai. Pada saat tanaman cabai berbunga, hujan lebat dapat
I
menyebabkan bunga patah sehingga buah menjadi lebih kecil. Tanaman cabai
akan tumbuh subur pada lingkungan dengan kelembapan tinggi meskipun tidak I
menyukai curah hujan yang tinggi. Dibandingkan cabai merah besar, cabai merah
I
2.3.2. Air
(makanan) oleh akar tanaman dari tanah, mengangkut produk fotosintesis dari
I I I I
daun ke seluruh area tanaman, dan memungkinkan aerasi udara dan pengiriman
I I
oksigen di dalam tanah. Jika terlalu banyak air di lokasi penanaman, tanah akan
menjadi lembek dan becek. Aerasi udara dan aliran oksigen dalam tanah akan
terganggu, dan akar tanaman dapat terserang penyakit busuk akar yang
I I I
mematikan tanaman. Efek ini juga akan terjadi seolah-olah tidak ada cukup air.
I
2.3.3. Tanah
Tanaman dapat tumbuh di tanah. Bahan organik harus melimpah dan bumi
harus subur. Meskipun pH tanah berkisar antara 6,0 sampai 7,0, akan lebih baik
I I I
jika mendekati 6,5. Kotoran harus memiliki tekstur yang longgar atau rapuh.
Tanaman cabai masih dapat tumbuh di tanah liat, baik tanah liat merah maupun
I I I
pH bumi berkisar antara 6,0 hingga 7,0, pH 6,5 lebih disukai. Tanah yang
7
mengandung pasir, subur, gembur, dan tanah yang banyak mengandung bahan
I I I I
organik merupakan jenis tanah yang paling baik untuk menanam cabai. (Setiadi,
I
1995).
2013) :
I Kingdom : Plantae I
Superdivisi
I : Spermatophyta I
Divisi
I : Magnoliophyta I
I Kelas : Magnoliopsida I
Subkelas
I : Dilleniidae I
I Famili : Moringace ae I
I Genus : Moringa I
Spesies
I : Moringa oleifera Lam I
ketinggian 7 hingga 11 meter. Tumbuhan ini merupakan perdu atau pohon yang
memiliki akar yang dalam, umur panjang, rapuh, mudah patah dahan terbuat dari
kayu, berdiri tegak, berwarna putih kotor, berkulit tipis, permukaan kasar, dan
I I
jarang bercabang.
I
8
Bunga berwarna putih kekuningan dengan keharuman khas mekar
I
sepanjang tahun di pohon kelor. Buah dari tanaman kelor berbentuk panjang dan
berbentuk segitiga, berukuran panjang 20–60 sentimeter. Saat buah kelor masih
(Tilong, 2012).
yang berbeda disetiap daerah, kelor (Jawa, Sunda, Bali, Lampung), Maronggih
I I
(Madura), Moltong (Flores), Keloro (Bugis), Ongge (Bima), dan Hau fo,
yang termasuk kelor ini memiliki daun berbentuk lonjong dengan ukuran I
majemuk kecil tersusun dalam satu tangkai . (Tilong 2012). Citaasa tanaman kelor
I
Daun kelor memiliki rupa bulat telur dengan pinggiran daun rata dan
I
Terdapat beberapa julukan untuk pohon kelor diantaranya The Miracle Tree, Tree
For Life, dan Amazing Tree. Julukan tersebut muncul karena bagian pohon kelor
I I
mulai dari daun, buah, biji, bunga, kulit, batang, hingga akar memiliki 8 manfaat
I I I
yang luar biasa. Tanaman kelor mampu hidup di berbagai jenis tanah, tidak
I I
memerlukan perawatan yang intensif, bisa tahan terhadap musim kemarau, dan
I I
9
2.6. Deskripsi Air Cucian Beras
Saat mencuci beras, dihasilkan air yang terkadang disebut sebagai "air
cucian beras. Air pencuci beras sejauh ini jarang digunakan; itu biasanya dibuang.
Saat ini mulai dilakukan kajian pemanfaatan air cucian beras sebagai
I I I
bahan penelitian, antara lain pemanfaatan bahan tersebut sebagai bahan baku,
I I I I
tumbuh jamur. , dan banyak aplikasi lainnya. Alhasil, saat ini air cucian beras
I II
2016). I
10
BAB III
METODE PENELITIAN
berlangsung selama 3 bulan, sejak bulan Agustus 2022 sampai bulan Oktober
I
2022.
Dalam penelitian ini diperlukan berbagai material dan perabotan akan dipakai
I
yaitu : bahan berupa benih cabai merah, air cucian beras, daun kelor, dan gula
merah. Sedangkan alat yang digunakan berupa cangkul, polybag, tanah, meteran,
pengaduk, ember atau 1 wadah air mineral berukuran 1,5 liter dan alat tulis.
1. Daun kelor di haluskan yang telah dipisahkan dari tangkainya dengan cara
2. Di tambahkan gula merah halus, tambahkan pula air cucian beras sesuai
tutup rapat.
11
4. Proses fermentasi ini tidak menggunakan fermentor atau bioaktivator
seperti EM4 ataupun MOL, karena daun kelor itu sendiri merupakan
5. Proses fermentasi ini berjalan selama 7-10 hari, dan selama proses
I I I
1. Setelah 7-10 hari proses fermentasi, pupuk organic cair daun kelor serta air
digunakan, pupuk organik cair tersebut perlu ditambah dengan air bersih
untuk mengencerkannya.
2. Cara aplikasi pupuk organic cair dari daun kelor dan air cucian beras ini
3. Adapun dosis POC untuk aplikasi dengan cara dikocor misalnya untuk 200
tanaman adalah 200 ml per tanaman, dan untuk tanaman yang masih kecil
cukup 100 ml, dengan interval pemberiannya adalah 1-2 minggu sekali.
4. Dosis POC untuk aplikasi dengan cara disemprotkan adalah 1:3, artinya 1
bagian POC untuk dilarutkan dengan 3 bagian air. Misalnya untuk 100 ml
12
3.4. Rancangan Penelitian I
percobaan. Setiap petak memiliki 2 m x 2 m pada jarak tanam 30 cm. Setiap petak
Keterangan :
P1 : Kosentrasi Pupuk Organik Cair (200 ml/liter air cucian beras dan ekstrak
kelor)
P2 : Kosentrasi Pupuk Organik Cair (250 ml/liter air cucian beras dan ekstrak
I I I
kelor)
P3 : Kosentrasi Pupuk Organik Cair (300 ml/liter air cucian beras dan ekstrak
I I
kelor)
P4 : Kosentrasi Pupuk Organik Cair (350 ml/liter air cucian beras dan ekstrak
I I
kelor) I
13
3.6. Analisis Data
Jenis penggunaan analisis data yang dipakai untuk penelitian ini adalah
P1 P3 P2
P0 P2 P3
P2 P1 P0
P3 P0 P1
P4 P4 P4
14
Adapun rumus untuk rancangan kelompok (RAK) menurut Hanafiah
t = Jumlah perlakuan
b = Jumlah kelompok
b. JKP = - FK
c. JKK = - FK
d. JKT = y1-FK
e. JKS = JKT-JKP-JKK
Bibit yang digunakan adalah varietas Cabai keriting hibrida dapat dipanen
dalam jangka waktu lama karena berbunga terus menerus dan perkembangannya
sangat kuat dan kokoh. Teknik yang digunakan untuk menanam cabai merah
keriting ada 1 metode yaitu melakukan pembibitan tanaman cabai merah keriting
Bibit cabe merah keriting dipindahkan dalam bedengan setelah usia 20 hst dan
mempunyai 4-5 helai daun. Media yang dipakai adalah tanah, sekam jadi, dan
15
2. Penyiapan Lahan
Untuk mengurangi erosi pada polybag, tanah harus terbuka dan tidak
terlalu landai saat memilih lokasi penanaman cabai merah keriting. Tujuannya
3. Penggarapan tanah
gembur. Media tanam untuk cabai merah dibersihkan pertama-tama dari semua
gulma dan kotoran dan kotoran. Setelah tanah diratakan dan dibajak atau diolah di
4. Pembuatan bedeng
Bedeng di buat dari ukuran beraneka ragam, yakni pada lebar 2 m serta
antar bedengan.
karena dapat berdampak pada produksi tanaman nantinya. Jarak tanam 30 cm dan
jarak antar bedengan 40 cm. Dengan mengatur jarak tanam, diantisipasi agar
setiap tanaman tidak berebut unsur hara, air atau sinar matahari. Sehingga
pertumbuhan tanaman cabe berjalan dengan efektif yang akan berdampak positif
16
6. Penanaman
Setelah bibit cabe berumur 20 hari dan tinggi 10-15 sentimeter, atau bila
benih sudah memiliki minimal empat helai daun, maka benih cabai dapat
sehingga pangkal batang ditekan dan ditekan hingga tanaman dalam posisi kuat.
8. Penyulaman
bermunculan.
9. Irigasi
perkembangan daun, cabang, dan buah. Tanaman cabe akan berproduksi lebih
sedikit jika kebutuhan airnya tidak terpenuhi. Akibatnya, jika tidak ada atau
10. Pemupukan
menghasilkan tanaman yang optimal, pupuk yang digunakan untuk tanaman cabai
merah yaitu POC dibuat dengan bahan air cucian beras, gula merah dan daun
kelor. Pengaplikasian POC untuk tanaman cabe merah dilakukan pada umur 20,
17
40 dan 60 HSPT dengan takaran pupuk organik cair 200 ml/liter air,, 250 ml/liter
I
penyusup. Hama, penyakit, dan gulma adalah contoh penyusup. Untuk mulai
mungkin sebelum operasi penanaman dimulai. Secara umum, tujuan dari upaya
termasuk jenis, dosis, waktu, dan cara aplikasi yang tepat. Thrips merupakan
gejala hama dan penyakit yang sering mengincar tanaman cabai merah keriting.
I I
seperti tembaga. Ulat grayak, yang tanda-tandanya berupa daun berlubang dan
daun (Cercospora capsici) yang ditandai dengan bercak bulat berwarna coklat
dengan bagian tengah berwarna putih pada daun yang gugur. Daun keriting,
tanda-tanda daun layu atau keriting, dan pertumbuhan dan perkembangan tunas
tersedia dalam konfigurasi batang lurus atau silang. Pasak berbentuk salib lebih
18
menguntungkan karena memungkinkan lebih banyak cahaya menembus, batang
13. Panen
19
BAB IV
4.1. Hasil
hasil tanaman cabai merah keriting pada umur 20 HSPT sampai panen, dari hasil
I
pengaruh nyata pada pertumbuhan dan produksi tanaman cabai merah keriting
I I I I
mulai dari tinggi tanaman umur 20 HSPT, 40 HSPT, 60 HSPT, panjang daun,
I
Tabel 1.Rata-rata tinggi tanaman (cm) cabai merah keriting umur 20 (HSPT).
I
BNT
NO PERLAKUANn RATA-RATA
0,05 0,01
1. KONTROL 15,76a
2. P1 18,43b
3. P2 21,4bc 0,06 0,97
4. P3 25,46bcd
5. P4 29,23bcde
Sesuai .hasil analisis sidik ragam dengan rancangan acak kelompok (RAK)
organik cair terhadap tinggi tanaman 20 HSPT, memiliki nilai rata-rata tertinggi
dihasilkan 29,23 dari perlakuan (P4) 350ml/liter air dan nilai terendah dihasilkan
dari P0 (Kontrol). Sesuai pada hasil uji anaisis sidik ragam menyatakan bahwa
20
pada Tabel 1 perlakuan P4, P3, P2 dan P1 berbeda nyata sedangkan perlakuan P4,
I I I
Tabel 2.Rata-rata tinggii tanaman (cm) cabe merah keriting umur 40 (HSPT).
I
BNT
NO PERLAKUAN. RATA-RATA.
0,05 0,01
1. KONTROL 36,16a
2. P1 37,13b
3. P2 38,73bc 2,21 3,22
4. P3 42,93bcd
5. P4 44,06bcde
pengukuran pada ke-2 pada umur 40 HSPT. Sesuainhasil analisisi sidik ragam
pada Tabel 2 nilai rata-rata tertinggi dihasilkan 44,06 pada perlakuan (P4)
I I I
350ml/liter air dan nilai terendah dihasilkan pada perlakuan P0 (Kontrol). Analisis
I
sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan . P0, P1, P2, P3, dan P4 berbeda
I
sangat nyata. I
21
Sesuai hasil analisis sidik ragam dengan rancangan acak kelompok (RAK)
I I
pupuk organik cair terhadap tinggi tanaman 60 HSPT, nilai rata-rata tertinggi
I I I
dihasilkan 75,6 dari perlakuan (P4) 350ml/liter air dan nilai terendah dihasilkan
dari P0 (Kontrol). Sesuai hasil uji anaisis sidik ragam menunjukkan pada Tabel 3
Tabel 4. Rata-rata panjang daun (cm) cabai merah keriting umur 20 (HSPT).
I I
BNT
NO PERLAKUAN RATA-RATA
0,05 0,01
a
1. KONTROL 2,5
2. P1 2,8b
3. P2 2,86bc 0,23 0,33
4. P3 3,13bcd
5. P4 3,43bcde
Sesuai hasil analisis sidik ragam dengan rancangan acak kelompok (RAK)
I I I
pupuk organik cair terhadap panjang daun 20 HSPT, nilai rata-rata tertinggi
dihasilkan 3,43 dari perlakuan (P4) 350 ml/liter air dan nilai terendah dihasilkan
dari P0( Kontrol). Sesuai hasil uji analisis sidik ragam menunjukkan pada tabel 4
dapat dilihat bahwa perlakuan P4, P3, P2 dan P1 berbeda sangat nyata.
I
22
Tabel 5.Rata-rata panjang daun (cm) cabai merah keriting umur 40 (HSPT).
BNT
NO PERLAKUAN RATA-RATA
0,05 0,01
1. KONTROL 3,83a
2. P1 4,13b
3. P2 4,5bc 0,18 0,26
4. P3 5,06bcd
5. P4 5,83bcde
Sesuai hasil analisis sidik ragam dengan rancangan acak kelompok (RAK)
pupuk organik cair terhadap panjang daun 40 HSPT, nilai rata-rata tertinggi
dihasilkan 5,83 dari perlakuan (P4) 350 ml/liter air dan nilai terendah dihasilkan
dari P0( Kontrol). Berdasarkan hasil uji anaisis sidik ragam menunjukkan pada
Tabel 5 dapat dilihat bahwa perlakuan P4, P3, P2 dan P1 berbeda sangat nyata.
Tabel 6.Rata-rata panjang daun (cm) cabai merah keriting umur 60 (HSPT).
BNT
NO PERLAKUAN RATA-RATA
0,05 0,01
a
1. KONTROL 6,53
2. P1 6,96b
3. P2 6,9b 0,02 0,03
4. P3 7,7bc
5. P4 7,9bcd
23
Sesuai hasil analisis sidik ragam pada pertumbuhan panjang daun
pupuk organik cair terhadap tanaman panjang daun 60 HSPT, nilai rata-rata
tertinggi dihasilkan 7,9 dari perlakuan (P4) 350 ml/liter air dan nilai terendah
menunjukkan pada Tabel 6 perlakuan P4, P3, P2 dan P1 berbeda sangat nyata.
Tabel 7.Rata-rata lebar daun (cm) cabai merah keriting umur 20 (HSPT).
BNT
NO PERLAKUAN RATA-RATA
0,05 0,01
a
1. KONTROL 1,16
2. P1 1,33b
3. P2 1,53bc 0,057 0,083
4. P3 1,7bcd
5. P4 2,16bcde
Sesuai hasil analisis sidik ragam bahwa pemberian pupuk organik cair pada
lebar daun berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah keriting pada
20 HSPT, nilai rata-rata tertinggi dihasilkan 2,16 dari perlakuan (P4) 350 ml/liter
air dan nilai terendah dihasilkan dari P0 (Kontrol). Sesuai hasil uji analisis sidik
ragam menunjukkan pada Tabel 7 perlakuan P4, P3, P2, P1 dan P0 berbeda sangat
nyata.
24
Tabel 8.Rata-rata lebar daun (cm) cabai merah keriting umur 40 (HSPT).
BNT
NO PERLAKUAN RATA-RATA
0,05 0,01
a
1. KONTROL 1,56
2. P1 1,83b
3. P2 2,06bc 0,09 0,13
4. P3 2,3bcd
5. P4 2,46bcde
Sesuai hasil analisis sidik ragam bahwa pemberian pupuk organik cair pada
lebar daun berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah keriting pada
40 HSPT, nilai rata-rata tertinggi dihasilkan 2,46 dari perlakuan (P4) 350 ml/liter
air dan nilai terendah dihasilkan dari P0 (Kontrol). Sesuai hasil uji analisis sidik
ragam menunjukkan pada Tabel 8 perlakuan P4, P3, P2, P1 dan P0 sangat berbeda
nyata.
BNT
NO PERLAKUAN RATA-RATA
0,05 0,01
a
1. KONTROL 2,36
2. P1 2,53b
3. P2 2,76bc 0,011 0,016
4. P3 3,03bcd
5. P4 3,33bcde
Sesuai hasil analisis sidik ragam bahwa pemberian pupuk organik cair
pada lebar daun berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah keriting
pada 60 HSPT, nilai rata-rata tertinggi 3,33 dari perlakuan (P4) 350 ml/liter air
dan nilai terendah dihasilkan dari P0( Kontrol). Berdasarkan hasil uji analisis sidik
25
ragam menunjukkan pada Tabel 9 perlakuan P4, P3, P2, P1 dan P0 berbeda sangat
nyata.
BNT
NO PERLAKUAN RATA-RATA
0,05 0,01
1. KONTROL 113,66a
2. P1 116,33b
3. P2 118,33b 0,80 1,17
4. P3 123bc
5. P4 124,33bcd
Sesuai hasil analisis sidik ragam bahwa pemberian pupuk organik cair
keriting, nilai rata-rata tertinggi dihasilkan 124,33 dari perlakuan (P4) 350 ml/liter
air dan nilai terendah dihasilkan dari P0 (Kontrol). Sesuai hasil uji analisis sidik
ragam menunjukkan pada Tabel 10 perlakuan P4, P3, P2, P1 dan P0 sangat
berbeda nyata.
BNT
NO PERLAKUAN RATA-RATA
0,05 0,01
1. KONTROL 383,33a
2. P1 550b
3. P2 683,33bc 34.620 50.325
4. P3 760bcd
5. P4 866,66bcde
26
Pada Tabel 11 berat bauh (gr) tanaman cabai merah keriting (Capsium
merahhkeriting, nilai rata-rata tertinggi dihasilkan 866,66 dari perlakuan (P4) 350
ml/liter air dan nilai terendah dihasilkan dari P0( Kontrol). Sesuai uji analisis sidik
ragam memperlihatkan pada Tabel 11 perlakuan P4, P3, P2, P1 dan P0 sangat
berbedaanyata.
4.2. Pembahasan
cair berpengaruh nyata dan sangat nyata terhadap semua parameter diamati,
perlakuannberpengaruh nyata pada tinggi tanaman, jumlah daun, serta luas daun
terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, jumlah buah, dan berat buah
tanaman cabai merah sesuai penelitiannberbeda nyata setiap perlakuan hal ini
sesuai dengan uji BNT yang menunjukkan perbedaan yang nyata pada masing-
POC P1 (200 ml/liter air) meningkatkan rata-rata tanaman sebesar 2,73 cm tinggi
tanaman dari kontrol, perlakuan POC P2 (250 ml/liter air) menaikkan rata-rata
tinggi tanaman 5,27 cm dari kontrol, perlakuan POC P3 (300 ml/liter air)
(350 ml/liter air) meningkatkan rata-rata tinggi tanaman 8,67 cm dari kontrol. Hal
ini karena daun kelor mempunyai zeatin, sitokinin, askorbat, fenolik serta mineral
27
daun kelor merupakan pupuk organic terbaik untuk semua jenis tanaman karena
Perbedaan panjang daun sampai hari ke-60 HSPT dengan pemberian POC
P1 (200 ml/liter air) meningkatkan rata-rata panjang daun sebesar 0,43 cm dari
kontrol, perlakuan POC P2 (250 ml/liter air) meningkatkan rata-rata panjang daun
0,37 cm dari kontrol, perlakuan POC P3 (300 ml/liter air) meningkatkan rata-rata
panjang daun 1,17 cm dari kontrol, perlakuan POC P4 (350 ml/liter air)
meningkatkan rata-rata panjang daun 1,37 cm dari kontrol. Hal ini disebabkan
Perbedaan lebar daun sampai hari ke-60 HSPT dengan pemberian POC P1
(200 ml/liter air) menambah rata-rata lebar daun sebesar 0.17 cm dari. kontrol,
perlakuan POC P2 (250 ml/liter air) menaikkan rata-rata lebar daun 0,4 cm dari
kontrol, perlakuan POC P3 (300 ml/liter air) menaikkan rata-rata lebar daun 0,67
cm dari kontrol, perlakuan POC P4 (350 ml/liter air) menaikkan rata-rata lebar
daun 0,97 cm dari kontrol. Hal ini disebabkan pupuk organik cair yang juga
dikenal sebagai pupuk cair daun banyak diaplikasikan melalui daun dan
mengandung unsur hara makro dan mikro yang penting (N, P, K, S, Ca, Mg, B,
Total buah tanaman cabai merah keriting dihasilkan setiap percobaan dari
air) menaikkan rata-rata jumlah buah sebesar 2,67 biji dari kontrol, perlakuan
28
POC P2 (250 ml/liter air) menaikkan rata-rata jumlah buah sebesar 4,67 biji dari
kontrol, perlakuan POC P3 (300 ml/liter air) menaikkan rata-rata jumlah buah
9.34 biji dari kontrol, perlakuan POC P4 (350 ml/liter air) menaikkan rata-rata
jumlah buah 10.67 biji dari kontrol. Menurut Jumin H.B. (2005Apabila kebutuhan
nutrisi atau unsur hara bagi tanaman tercukupi, maka pertumbuhan hingga
Berat buah tanaman cabai merah keriting yang dihasilkan setiap perlakuan
ml/liter air) menaikkan rata-rata berat buah sebesar 16.67 gr dari kontrol,
perlakuan POC P2 (250 ml/liter air) menaikkan rata-rata berat buah sebesar 300 gr
dari kontrol, perlakuan POC P3 (300 ml/liter air) menaikkan rata-rata berat buah
376,67 gr dari kontrol, perlakuan POC P4 (350 ml/liter air) menaikkan rata-rata
berat buah 483,33 gr dari kontrol. Menurut Jumin H.B. (2005), pertumbuhan
hingga produksi buah itu akan berjalan lancar jika kebutuhan nutrisi atau unsur
29
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
umur 60 HSPT yang tertinggi pada perlakuan P4 (350 ml/liter air) pada hasil rata-
rata 29,23 cm serta perlakuan P0 yang terendah dengan hasil rata-rata 15,76 cm.
Panjang daun pada umur 60 HSPT yang tertinggi pada perlakuan P4 (350 ml/liter
air) dengan hasil rata-rata 7,9 cm serta perlakuan P0 yang terendah dengan hasil
rata-rata 6,53 cm. Lebar daun pada umur 60 HSPT yang tertinggi pada perlakuan
P4 (350 ml/liter air) pada hasil rata-rata 3,33 cm serta perlakuan P0 yang terendah
pada hasil rata-rata 2,36 cm. Jumlah buah yang tertinggi pada perlakuan P4 (350
ml/liter air) pada hasil rata-rata 124,33 cm serta perlakuan P0 yang terendah
dengan hasil rata-rata 113,66 cm. Berat buah yang tertinggi pada perlakuan P4
(350 ml/liter air) pada hasil rata-rata 866,66 cm serta perlakuan P0 yang terendah
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan air cucian beras pada tanaman lain atau
efektivitas air cucian beras dan ekstrak daun kelor terhadap pertumbuhan dan
30
DAFTAR PUSTAKA
Genefianti, D.W dan E, Wiyanti. 1997. Variabilitas genetik dan heritabilitas sifat
I
Swadaya, Jakarta.
I
Swadaya
Cetakan kelima.
Moleksin, 2015. Pembuatan Biotani Dari Air Limbah Cucian Beras Menggunakan
MetodeHidrolisis Enzimatik Dan Fermentasi. Universitas Sri Wijaya,
I
Palembang.
31
Rahmi, A.,R Hariani, dan H. Bakrie. 2002. Respon cabai Kriting (capsicum
annuun L.) terhadap pemberian mulsa (alang-alang atau eceng gondok)dan
pupuk daun starvit. Habitat 13:12-18.
Horseradishtree.
Widodo dan Wahyu Dwi, 2006. Memperpanjang Umur Produktif Cabai (60 Kali
Petik). Penebar Swadaya. Jakarta. (Edisi Revisi 2012)
32
LAMPIRAN
I II III I I I
FK I : 7.299,654
JK TOTAL I : 353,68
JK KELOMPOK II : 10,28
JK PERLAKUAN I : 340,216
JK GALAT I : 3,184
Tabel lampiran 1a. Sidik ragam tinggi tanaman (cm) pada umur 20 HSPT
I I I I
Ftabel
NO SK II DB JK KT Fhitung
I I I
0,05 0,01 I
tn
1. Kelompok 2 I 10,28 5,14 12,91 4,46 8,65
**
2. Perlakuan 4 348,64 87,16 218,99 3,84 7,01
3. Galat 8 0,398 0,398
JUMLAH 14 359,318 2,5147
tn
KETERANGAN : Tidak Nyata
: **Sangat nyata
KK : 0,03
BNT 0,05 : 0,66
BNT 0,01 : 0,97
33
Tabel lampiran 1b. Tinggi tanaman (cm) pada umur 40 HSPT
ULANGAN I
NO PERLAKUAN
I II JUMLAH I RATA-RATA I
I II III II I I
FKI : 23.768,56
JK TOTAL I : 118,13
JK KELOMPOK I : 12,6
JK PERLAKUAN I : 148,41
JK GALAT I : 32,98
Tabel lampiran 1b. Sidik ragam tinggi tanaman (cm) pada umur 40 HSPT
I I I I I
Ftabel
NO SK I DB JK KT Fhitung
I I
0,05 0,01 I I
tn
1. Kelompok 2 I12,26 6,13 1,48 44,6 7,01
2. Perlakuan 4 148,41 37,10 9,00** 3,84 10,92
3. Galat 8 32,98 4,122
JUMLAH 14 193,65
34
Tabel lampiran 1c. Tinggi tanaman (cm) pada umur 60 HSPT
ULANGAN I
NO PERLAKUAN
I I JUMLAH I RATA-RATA I
I II I III I I
FK I : 76.912,72
JK TOTAL : 141,47
JK KELOMPOK I : 0,57
JK PERLAKUAN I : 138,03
JK GALAT I : 3,1
Tabel lampiran 1c. Sidik ragam tinggi tanaman (cm) pada umur 60 HSPT
Ftabel
NO SKI DB JK KT
I I Fhitung
I
0,05 I0,01 I
tn
1. Kelompok I 2 0,57 0,28 0,73 4,46 8,65
2. Perlakuan I 4 138,03 34,50 90,78** 3,84 7,01
3. Galat 8 3,1 0,38
JUMLAH 14 141,7
35
Tabel lampiran 2a. Panjang daun (cm) pada umur 20 HSPT
ULANGAN I
I I II
I III I
FKI : 130,24
JK TOTAL I : 1,88
JK KELOMPOK I : 0,3
JK PERLAKUAN I : 1,5
JK GALAT I : 0,08
Tabel lampiran 2a. Sidik ragam panjang daun (cm) pada umur 20 HSPT
Ftabel
NO SK I DB JK KT I Fhitung I I I
0,05 0,01 I I
tn
1. Kelompok 2 I 0,16 0,8 16 4,46 8,65
2. Perlakuan 4 2,29 0,57 11,4** 3,84 7,01
3. Galat 8 0,04 0,05
JUMLAH 14 2,49
36
Tabel lampiran 2b. Panjang daun (cm) pada umur 40 HSPT
ULANGAN I
I II
I III I I
FK : 327,60
JK TOTAL : 8,47
JK KELOMPOK : 0,62
JK PERLAKUAN : 7,58
JK GALAT : 0,27
Tabel lampiran 2b. Sidik ragam panjang daun (cm) pada umur 40 HSPT
Ftabel
NO SK I DB I JK I KT I Fhitung I
0,05I 0,01I
tn
1. Kelompok I 2 0,62 0,31 10,3 4,46 8,65
2. Perlakuan 4 7,58 1,89 60** 3,84 7,01
3. Galat 8 0,27 0,03
JUMLAH 14 8,47
37
Tabel lampiran 2c. Panjang daun (cm) pada umur 60 HSPT
ULANGAN I
NO PERLAKUAN
I I JUMLAH I RATA-RATA I
I II III
I I I
FKI : 777,6
JK TOTAL I : 7,3
JK KELOMPOK I : 2,9
JK PERLAKUAN I : 3,98
JK GALAT I : 0,42
Tabel lampiran 2c. Sidik ragam panjang daun (cm) pada umur 60 HSPT
Ftabel
NO SK I DB JK KT I Fhitung
I I
0,05 0,01v I
tn
1. Kelompok 2 I 2,9 1,45 29 4,46 8,65
2. Perlakuan 4 3,98 0,97 19,4** 3,84 7,01
3. Galat 8 0,42 0,05
JUMLAH 14 7,3
38
Tabel lampiran 3a. Lebar daun (cm) pada umur 20 HSPT
ULANGAN I
I II I III I I
FKI : 37,44
JK TOTAL I : 1,83
JK KELOMPOK I : 0,02
JK PERLAKUAN I : 1,78
JK GALAT I : 0,03
Tabel lampiran 3a. Sidik ragam lebar daun (cm) pada umur 20 HSPT
Ftabel
NO SK
I DB I JK I KT
I Fhitung I
0,05 0,01
I I
tn
1. Kelompok 2 0,02 0,01 3,33 4,46 8,65
2. Perlakuan 4 1,78 0,445 148,33** 3,84 7,01
3. Galat 8 0,03 0,003
JUMLAH 14 1,83
39
Tabel lampiran 3b. lebar daun (cm) pada umur 40 HSPT
ULANGAN I
I II III
I I I
FKI : 62,83
JK TOTAL I :3
JK KELOMPOK I : 1,32
JK PERLAKUAN I : 1,55
JK GALAT I : 0,13
Tabel lampiran 3b. Sidik ragam lebar daun (cm) pada umur 40 HSPT
Ftabel
NO SK
I DB I JK I KT I Fhitung I
0,05I 0,01I
tn
1. Kelompok I 2 1,32 0,66 66 4,46 8,65
2. Perlakuan 4 1,55 0,38 38** 3,84 7,01
3. Galat 8 0,13 0,01
JUMLAH 14 3
tn
KETERANGAN : Tidak Nyata
: **Sangat nyata
KK :4
BNT 0,05 : 0,09
BNT 0,01 : 0,13
40
Tabel lampiran 3c. lebar daun (cm) pada umur 60 HSPT
ULANGAN I
I II I III I I
FK I : 118,16
JK TOTAL I : 2,75
JK KELOMPOK I : 0,09
JK PERLAKUAN I : 1,79
JK GALAT I : 0,06
Tabel lampiran 3c. Sidik ragam lebar daun (cm) pada umur 60 HSPT
Ftabel
NO SK
I DB I JK I KT
I Fhitung I
I
0,05 0,01
I I
tn
1. Kelompok 2 0,09 0,45 60 4,46 8,65
2. Perlakuan 4 1,79 0,445 148,33** 3,84 7,01
3. Galat 8 0,03 0,003
JUMLAH 14 1,83
41
Tabel lampiran 4a. Jumlah buah
ULANGAN I
NO PERLAKUAN
I I JUMLAH I RATA-RATA I
I I II I III I
FK I : 212.891,26
JK TOTAL I : 249,74
JK KELOMPOK I : 3,74
JK PERLAKUAN I : 241,40
JK GALAT I : 4,6
tn
1. Kelompok I 2 3,74 1,87 3,28 4,46 8,65
2. Perlakuan 4 241,40 60,35 105,87** 3,84 7,01
3. Galat 8 4,6 0,57
JUMLAH 14 249,74
42
Tabel lampiran 5a. Berat buah
ULANGAN I
NO PERLAKUAN
I I JUMLAH I RATA-RATA I
I
I II IIII I
FK I : 6.311.526,66
JK TOTAL I : 431973,34
JK KELOMPOK I : 93,34
JK PERLAKUAN I : 423.773,34
JK GALAT I : 8.106,66
tn
1. Kelompok I 2 93,34 46,67 0,046 4,46 8,65
2. Perlakuan 4 423.773.34 105.943,33 104,54** 3,84 7,01
3. Galat 8 8106,66 1.013,33
JUMLAH 14 678,624
43
Lampiran 2. Denah Penelitian
P1 P3 P2
P0 P2 P3
P2 P1 P0
P3 P0 P1
P4 P4 P4
Keterangan :
P1 : Kosentrasi Pupuk Organik Cair (200 ml/liter air cucian beras dan ekstrak
I I I I I I
kelor)
I
P2 : Kosentrasi Pupuk Organik Cair (250 ml/liter air cucian beras dan ekstrak
I I I I I I
kelor)
I
P3 : Kosentrasi Pupuk Organik Cair (300 ml/liter air cucian beras dan ekstrak
I I I I I I
kelor)
I
P4 : Kosentrasi Pupuk Organik Cair r (350 ml/liter air cucian beras dan ekstrak
I I I I I I I
kelor)
I
44
Lampiran 3a. Dokumentasi Penelitian
45
Lampiran 3b. Dokumentasi Penelitian
46
Lampiran 3c. Dokumentasi Penelitian
47
RIWAYAT HIDUP
Kewarganegaraan : WNI
Agama : Islam
Status : Menikah
No. Telepon :
Email : [email protected]
2. MTS Gattareng
3. MA Gattareng
48