Bab 1,2,3
Bab 1,2,3
Bab 1,2,3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanaman obat merupakan salah satu obat yang digunakan oleh
masyarakat Indonesia dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan
sebelum terdapat layanan kesehatan formal dengan obat-obatan modernya.
Indonesia mempunyai keanekaragaman hayati yang sangat beragam yaitu
sekitar 40.000 jenis tumbuhan, dari jumlah tumbuhan tersebut sekitar 1300
jenis tumbuhan diantaranya digunakan sebagai obat tradisional oleh
masyarakat Indonesia (Sapoetra, 1992).
Selain penggunaan tanaman obat relatif lebih aman keuntungan yang
dapat dirasakan langsung masyarakat mengenai tanaman obat adalah
kemudahan dalam memperoleh bahan baku di alam sekitar atau sengaja
ditanam di pekarangan, murah dan dapat diramu sendiri. Bersamaan itu
upaya pemanfaatan tanaman obat dalam pelayanan kesehatan formal juga
terus digalakkan melalui berbagai kegiatan uji klinik kearah pengembangan
fito farmaka (Ditjen POM, 1999).
Tetapi penggunaan tanaman obat sebagai alternatif pengobatan kurang
optimal oleh masyarakat luas. Hal ini disebabkan kurangnya informasi yang
memadai tentang pengetahuan tanaman obat Indonesia. Guna meningkatkan
informasi pengetahuan tanaman obat Indonesia ditempuh berbagai langkah
strategis, antara lain penyebaran informasi pengetahuan tentang tanaman
obat Indonesia yang memadai kepada masyarakat luas. Tanaman memiliki
dua jenis senyawa metabolit, yaitu metabolit primer dan sekunder. Jenis–
jenis metabolit sekunder yang dihasilkan seperti alkaloid, flavonoid, steroid,
triterpenoid, kumarin dan lain- lain. Metabolit sekunder adalah senyawa-
senyawa hasil biosintetik turunan dari metabolit primer yang umumnya
diproduksi oleh organisme yang berguna untuk pertahanan diri dari
lingkungan maupun dari serangan organisme lain.Senyawa metabolit
sekunder tertentu dapat dimanfaatkan oleh manusia sebagai antioksidan atau
1
bahan baku obat yang lebih baik melawan infeksi mikroba (Murniasih,
2003).
Indonesia memiliki tumbuhan obat sangat beragam, sehingga memberi
banyak manfaat untuk masyarakat. Sejak dahulu masyarakat telah
memanfaatkan tumbuh-tumbuhan sebagai pengobatan secara turun temurun.
Salah satu tumbuhan yang dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat adalah
tanaman Cabai (Capsicum annum L.) dan tanaman Kemangi (Ocimum
basilicum) kedua tanaman ini sering kita jumpai pada dalam segala olahan
makanan. Tanpa kita sadari tanaman cabai dan kemangi memiliki manfaat
untuk kesehatan dan bisa dijadikan obat tradisional. Dalam bidang farmasi
kedua tanaman ini bisa dijadikan obat-obatan karena memiliki metabolit
sekunder. Maka dalam makalah ini penulis ingin menyampaikan manfaat
tanaman cabai dan kemangi bagi kesehatan, karena kedua tanaman ini sangat
mudah ditemukan disekitar kita dan mudah di kembangbiakan di Negara
tropis seperti Indonesia.
B. TUJUAN
1. Untuk Mengetahui Perbedaan Metabolit Sekunder dan Metabolit Primer
2. Untuk Mengetahui klasifikasi Tumbuhan Daun Kemangi dan Cabai
3. Untuk Mengetahui Morfologi Tumbuhan Daun Kemangi dan Cabai
4. Untuk Mengetahui Kandungan Pada Daun Kemangi dan Cabai
5. Untuk Mengetahui Contoh Penggunaan Obat Tradisional Daun Kemangi
dan Cabai
6. Untuk Mengetahui Efek Samping Kelebihan Mengkomsumsi Daun
Kemangi dan Cabai
C. MANFAAT
1. Agar mahasiswa dan pembaca Mengetahui Perbedaan Metabolit Sekunder
dan Metabolit Primer
2. Agar mahasiswa dan pembaca Mengetahui Definisi Daun Kemangi dan
Cabai
3. Agar mahasiswa dan pembaca Mengetahui Morfologi Daun Kemangi dan
Cabai
2
4. Agar mahasiswa dan pembaca Mengetahui Kandungan Pada Daun
Kemangi dan Cabai
5. Agar mahasiswa dan pembaca Mengetahui Contoh Penggunaan Obat
Tradisional Daun Kemangi dan Cabai
6. Agar mahasiswa dan pembaca Mengetahui Efek Samping Kelebihan
Mengkomsumsi Daun Kemangi dan Cabai
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. METABOLIT SEKUNDER
Metabolit sekunder adalah golongan senyawa yang terkandung
dalam tubuh mikroorganisme, flora dan fauna yang terbentuk melalui
proses metabolisme sekunder yang disintesis dari banyak senyawa
metabolisme primer, seperti asam amino, asetil koenzim A, asam
mevalonat dan senyawa antara dari jalur shikimate (Herbert, 1995).
Metabolisme sekunder tidak berperan dalam pertumbuhan,
perkembangan, atau reproduksi. Namun, mereka memainkan peran dalam
fungsi ekologi seperti mekanisme pertahanan, berfungsi sebagai
antibiotik, dan menghasilkan pigmen. Salah satu golongan senyawa
metabolit sekunder adalah alkaloid. Sebagai salah satu golongan besar
dari metabolit sekunder, senyawa-senyawanya banyak yang memiliki
khasiat sebagai obat (De Luca dan St-pierre, 2000).
2. METABOLIT PRIMER
Metabolit primer adalah senyawa kimia kecil yang terlibat
langsung dalam pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi organisme
hidup. Oleh karena itu, mereka adalah komponen kunci dalam
pemeliharaan fungsi fisiologis normal dalam tubuh. Dengan demikian,
metabolit primer sering disebut sebagai metabolit sentral. Metabolit
primer biasanya terbentuk selama fase pertumbuhan karena metabolisme
energi. Mereka adalah komponen utama dari pertumbuhan yang tepat.
Etanol, asam laktat, nukleotida, vitamin, dan beberapa asam amino
dianggap sebagai metabolit primer.
B. PERBEDAAN METABOLIT SEKUNDER DAN PRIMER
Proses metabolisme primer menghasilkan senyawa-senyawa yang
digunakan dalam proses biosintesis seperti karbohidrat, protein, lemak, dan
asam nukleat. Metabolit primer memiliki fungsi yang esensial dan jelas bagi
4
kelangsungan hidup organisme penghasilnya (merupakan komponen esensial
tubuh misalnya asam amino, vitamin, nukleotida, asam nukleat dan lemak).
Sedangkan proses metabolisme sekunder menghasilkan senyawa dengan
aktivitas biologis tertentu seperti alkaloid, terpenoid, flavonoid, tannin, dan
steroid. Senyawa hasil metabolisme diproduksi sebagai benteng pertahanan
tumbuhan dari pengaruh buruk lingkungan atau serangan hama penyakit.
Metabolit sekunder tidak memiliki fungsi khusus dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman. Senyawa-senyawa tersebut lebih dibutuhkan untuk
eksistensi kelangsungan hidup tanaman itu di alam ( Hanni, 2010 ; Safiudin,
2014 ).
C. CABAI
1. KLASIFIKASI TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) dapat tumbuh subur
diberbagai ketinggian tempat mulai dari dataran rendah sampai dataran
tinggi tergantung varietasnya. Sebagian besar sentra produsen cabai
berada didataran tinggi dengan ketinggian 1.000-1.500 meter diatas
permukaan laut. Walaupun didataran rendah yang panas kadang-kadang
dapat juga diperoleh hasil yang memuaskan, namun didaerah pegunungan
buahnya sangat besar. Rata-rata suhu yang baik adalah antara 21-28 C.
Suhu udarah yang lebih tinggi menyebabkan buahnya sedikit (Setijo
pitojo, 2003)
Menurut (Setijo Pitojo, 2003) secara taksonomi cabai merah
(Capsicum annuum L.) termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut:
Devisi : Speromatophyta
Subdevisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Metachlamidae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L
5
2. Morfologi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.).
Secara umum cabai merah (Capsicum annuum L.) dapat ditanam di
lahan basah (sawah) dan lahan kering (tegalan). Cabai merah (Capsicum
annuum L.) dapat tumbuh dengan baik pada daerah yang mempunyai
ketinggian sampai 900 m dari permukaan laut, tanah kaya akan bahan
organik dengan pH 6-7 dan tekstur tanah remah (Sudiono, 2006).
6
Bunga cabai merah (Capsicum annuum L.) berbentuk terompet
atau campanulate, sama dengan bentuk bunga keluarga Solonaceae
lainnya. Bunga cabai merupakan bunga sempurna dan berwarna putih
bersih, bentuk buahnya berbeda- beda menurut jenis dan varietasnya
(Tindall, 1983).
Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan suatu komunitas
sayur yang tidak dapat ditinggalkan oleh masyarakat dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan asal usulnya, cabai berasal dari Peru. Cabai pada
dasarnya terdiri atas 2 golongan utama, yaitu cabai besar dan cabai rawit.
cabai besar terdiri atas cabai besar, cabai merah dan paprika. Cabai merah
besar terdiri atas cabai Hibrida dan Nonhibrida. Cabai rawit pun
mempunyai banyak macamnya dan biasanya merupakan cabai lokal yang
bukan Hibrida (Setijo Pitojo,2003).
Tanaman yang berbuah pedas ini digunakan secara luas sebagai
bumbu masakan diseluruh dunia. Tanaman cabai pada mulahnya
diketahui berasal dari meksiko, dan menyebar disekitar amerika selatan
dan amerika tenggah pada sekitar abad ke-8. Dari benua amerika
kemudian menyebar ke benua Eropa diperkirakan sekitar abad ke-15. Kini
tanaman cabai sudah menyebar ke berbagai negara tropik terutama
dibenua Asia dan Afrika (Tim Bima Karya Tani, 2009)
3. KANDUNGAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)
Secara umum cabai merah (Capsicum annuum L.) memiliki
banyak kandungan gizi dan vitamin diantaranya kalori, protein, lemak,
karbohidrat, kalsium, vitamin A, B, dan vitamin C. Selain digunakan
sebagai keperluan rumah tangga, cabai juga digunakan keperluan industri
bumbu masakan, industri makanan, industri obat-obatan atau jamu
(setiadi, 2008)
Cabe (Capsicum annum Linn) adalah tanaman perkebunan dan
sebagai obat tradisional. Produksinya digunakan di dalam negeri dan
diekspor dalam produk kering. Cabe digunakan sebagai stimulan,
karminatif, tonik, juga untuk mengobati asma, impotensi, gejala demam,
pilek, influenza, kolera, antelmintik, antiflatulen, ekspektoran, antitusif,
7
antijamur, dan obat kolesterol. Cabe memiliki senyawa alami yang dapat
memberikan manfaat bagi manusia. Salah satu senyawa terpenting dalam
Cabe adalah capsaicin yang merupakan metabolit sekunder. Dalam
penelitian lain, senyawa kimia yang terkait dengan metabolit sekunder
yaitu alkaloid, terpenoid, steroid, dan saponin. Cabe memiliki rasa pedas
dan bau khas yang dimediasi oleh senyawa capsaicinoid. Capsaicinoids
termasuk ordihydrocapsaicin, capsaicin, dihydrocapsaicin, norcapsaicin,
homodihydrocapsaicin, homocapsaicin, dan nonivamide. Dalam
penelitian terbaru, metode Thin Layer Chromatography (TLC) dilakukan
untuk memurnikan senyawa capsaicin dalam cabe. Kromatografi jenis ini
untuk memisahkan adsorpsi pada lapisan tipis adsorben.
Tabel kandungan zat Gizi buah cabai merah (Capsicum annuum L.)
8
Vit.C : 18 mgram
4. MANFAAT CABAI
Selain berguna sebagai penyedap masakan, cabai merah (Capsicum
annuum L.) juga mengandung zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk
kesehatan manusia. Rasa pedas pada cabai merah (Capsicum annuum L.)
ditimbulkan oleh zat capsaicin. Capsaicin terdapat pada biji cabai merah
(Capsicum annuum L.) dan pada plasenta, yaitu kulit cabai bagian dalam
yang berwarna putih tempat melekatnya biji. Rasa pedas tersebut
bermanfaat untuk mengatur peredaran darah; memperkuat jantung, nadi,
dan saraf, mencegah flu dan demam, membangkitkan semangat dalam
tubuh, serta mengurangi nyeri encok dan rematik (Setijo Pitojo, 2003).
Cabai merah (Capsicum annuum L.) benar-benar merupakan
komoditas sayuran yang sangat merakyat, semua orang memerlukannya.
Tak heran bila volume cabai dipasaran sangat banyak jumlahnya. Mulai
dari pasar rakyat, Pasar swalayan, warung pinggir jalan, restoran kecil,
usaha katering, hotel berbintang, pabrik saos, hingga pabrik mie instan,
sehari-harinya memerlukan cabai merah (Capsicum annuum L.) dalam
jumlah yang tidak sedikit. Rasa pedas pada cabai disebabkan oleh zat
capsaicin. Capsaicin terdapat pada biji cabai dan pada plasenta. Rasa
pedas tersebut bermanfaat untuk mengatur peredaran darah, memperkuat
jantung, nadi,dan saraf, serta membangkitkan semangat dalam tubuh
(Sunaryono,2003).
5. PENGGUNAAN CABAI
Selain digunakan untuk keperluan rumah tangga, cabe juga
dapat digunakan untuk keperluan industridiantaranya, Industri bumbu
masakan, industri makanan dan industri obat-obatan atau jamu.
SAUS (SAOS)
berikut proses pembuatan saus (saos) atau sambal cabai
a) mula-mula cabai merah dipotong tangkainya dan dibuang
bijinya
9
b) bersama bawang putih yang sudah dikupas, kedua bahan
dikukus pada suhu sekitar 100 derajat celcius selama 1
menit. lalu digiling sampai halus. alat yang digunakan
untuk menggiling bebas, yang penting jadi halus
c) bahan-bahan lain juga dihaluskan. lalu ditambahkan
kedalam bubur cabai dan bawang putih
d) semua bahan yang telah dicampur dipanaskan dengan api
yang tidak terlalu besar sampai mendidih dan mencapai
kekentalan yang dikehendaki khusus untuk pemanasan ini,
suhu pemanasan sangat berpengaruh terhadap warna yang
dihasilkan. umumnya pemanasan dilakukan pada suhu 80-
100 derajat celcius. mutu saos cabai ditentukan oleh kadar
air (maksimal 83%), jumlah padatan (20-40%) dan
kekentalan (sekitar 24,143 centi poise), selain itu juga
terlihat dari warna, bau, dan rasa.
CHILI OIL
1. Siapkan bahan-bahan chili oil
2. Giling cabe kering dalam blender.
3. Potong kasar bumbu lain.
4. Panaskan minyak dan tumis bumbu
BUBUK CABAI
10
Cabai yang sudah kering akan terasa kering ketika diremas
dengan telapak tangan.
f) Giling cabai merah kering sampai halus (sekitar 50 mesh)
menggunakan hammer mill atau blender jika jumlah bahan
yang akan diolah tidak banyak.
g) Cabai merah bubuk sudah dapat dikemas ke dalam kantong
plastik yang tertutup rapat. Simpan cabai bubuk di tempat
kering dan tidak panas agar dapat tahan lebih lama.
11
8. EFEK KONSUMSI CABAI BERLEBIHAN
Jika terlalu sering konsumsi makanan pedas adalah gastritis
(maag). Makanan pedas dapat mengakibatkan naiknya asam lambung
secara cepat sebagai respon adanya iritasi pada dinding lambung akibat
makanan pedas.
Terlalu sering mengkonsumsi makanan juga pedas menyebabkan
usus merespon berlebihan yakni dengan mempercepat gerakan usus
(gerakan peristaltik) ditambah dengan produksi air yang lebih banyak di
usus akibat respon iritasi di usus menyebabkan seseorang diare setelah
mengkonsumsi makanan pedas.
Terlalu banyak makan makanan pedas bisa mengurangi sensitivitas
lidah dalam mengecap rasa, bahkan bisa membuat sensitivitas lidah
berangsur hilang. Jika sensitivitas berkurang, lidah tidak lagi berfungsi
optimal untuk menentukan porsi makanan pedas yang dapat ditolerir.
Saat kamu makan makanan pedas, suhu tubuh akan meningkat.
Itulah mengapa tubuh kamu berkeringat setelah makan makanan pedas.
Studi yang dipublikasikan dalam The International Journal of
Psychology menyebutkan bahwa bahaya makan pedas bisa melukai perut
dan mengaktifkan hormon kimia yang bisa membuat kamu terjaga di
malam hari atau Insomnia.
D. KEMANGI
1. KLASIFIKASI TANAMAN KEMANGI (Ocimum basilicum)
Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia sudah mengenal dan
memakai tumbuhan berkhasiat sebagai obat untuk upaya penanggulangan
masalah kesehatan yang dihadapi. Kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan ternyata tidak mampu begitu saja menghilangkan arti
pengobatan tradisional. Apalagi keadaan perekonomian Indonesia saat ini
yang mengakibatkan harga obat-obatan modern menjadi mahal. Oleh karena
itu, salah satu pengobatan alternatif yang dilakukan adalah meningkatkan
penggunaan tumbuhan berkhasiat obat di kalangan masyarakat. Minyak
12
atsiri dapat dipergunakan sebagai bahan pengawet pada makanan dan
sebagai antibiotik alami. Salah satu tumbuhan yang dipergunakan oleh
masyarakat Indonesia sebagai bahan obat-obatan adalah daun kemangi
(Ocimum Sanctum L) (Tallama Fitriani, 2014).
Kemangi (Ocimum sanctum L.) adalah salah satu dari
keanekaragaman hayati yang memiliki potensi untuk dikembangkan.
Kemangi merupakan tanaman yang mudah didapatkan tersebar hampir
diseluruh Indonesia karena dapat tumbuh liar maupun dibudidayakan
(Sudarsono et al., 2002). Kemangi memiliki bau dan rasa yang khas,
digunakan sebagai lalapan segar untuk dimakan dan memiliki berbagai
macam khasiat (Hadipoentyanti & Wahyuni, 2008). Secara tradisional
tanaman kemangi digunakan sebagai obat sakit perut, obat demam, dan
menghilangkan bau mulut.
Tanaman kemangi diketahui berasal dari daerah tropis Asia dan
kepulauan di daerah Pasifik. Pertama kali ditemukan dan diolah di India.
Kini, tanaman ini tersebar luas di Asia, Amerika Tengah dan Selatan. Secara
komersial banyak dibudidayakan di Eropa bagian Selatan, Mesir, Maroko,
Indonesia dan California (Kurniasih, 2013).
Di Indonesia, tanaman kemangi banyak ditemukan di daerah Sumatera,
Jawa dan Maluku. Namun, banyak dibudidayakan di daerah Jawa Barat
untuk dicari kandungan minyak atsirinya (Kurniasih, 2013).
13
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Spesies : Ocimum sanctum
2. MORFOLOGI TANAMAN KEMANGI (Ocimum basilicum)
Tanaman kemangi mempunyai batang tegak bercabang, tinggi 0,6- 0,9
m. Batang dan cabang berwarna hijau atau kadang berwarna keunguan.
Daun Ocimum basilicum panjangnya mencapai 2,5-5 cm. Daun memiliki
banyak titik seperti kelenjar minyak yang mengeluarkan minyak atsiri
sangat wangi. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk lanset (lanceolate)
hingga bundar telur (ovate) dengan permukaan rata atau berombak. Panjang
daunnya 4-6 cm, lebarnya kurang lebih 4,49 cm dengan luas 4-13 cm.
Cabangnya berjumlah dari 25 hingga 75 cabang. Tangkai daun panjangnya
1,3-2,5 cm. Umumnya, bunganya berwarna putih hingga merah muda.
Tangkai panunjang, lebih pendek dari kelopak. Kelopak panjangnya 5 mm
(Bilal, 2012 dan Zahra, 2017).
Kemangi (Ocimum sanctum) mempunyai bau yang sangat wangi,
banyak memiliki cabang dengan tinggi berkisar 0,3-1,5 cm, batang pohon
acak, daunnya tunggal berhadapan tersusun dari bawah ke atas berwarna
hijau dan sedikit berbulu. Tangkai daun kemangi berkisar 0,25-3 cm,
masing-masing daunnya memiliki helai yang memanjang dengan ujung
tumpul atau runcing berbentuk elips ataubulat telur. Pangkal daunnya
membulat, permukaan bergelombang berambut halus, sisi rata atau bergerigi
lemah (Kusuma, 2010).
Bunga kemangi sangat wangi dan warnanya putih, merupakan jenis
bunga hermafrodit, berbentuk tegak tersusun pada tangkai. Terdapat daun
pelindung pada ketiak daun ujung berbentuk elips atau bulat telur yang
panjangnya berkisar 0,5-1 cm. Bunga kemangi memiliki kelopak dengan
bentuk bibir berwarna ungu atau hijau, sisi luarnya mempunyai kelenjar dan
berambut, ikut menyusun buah, mahkota bunga berwarna putih, pada dasar
14
mahkota bunga terdapat benang sari, memiliki kepala putik yang bercabang
dua tetapi tidak sama (Kusuma, 2010).
Buah kemangi berwarna coklat tua dengan bentuk kotak, ujungnya
melingkar berbentuk kait, tegak, dan tertekan. Kelopak buahnya berkisar 6-
9 mm. Biji berwarna coklat tua, berukuran kecil, tipe keras, saat diambil
cepat membengkak, pada masing-masing buah terdapat empat biji. Akar
berwarna putih dan tunggang. Daunnya berdaging tipis panjangnya 2,5 cm-
7,5 cm, lebar 1 cm-2,5 cm, tangkainya bundar berpenampang dengan
panjang 1 cm-2 cm (Kusuma, 2010).
15
bagian-bagian yang terdapat pada bagian yang tumbuh di atas tanah.
Minyak atsiri memiliki kandungan bahan aktif yang dapat diidentifikasi
dengan analisis GC-MS yaitu ρ-cymene, 1,8-cineole, linalool, α-terpineol,
eugenol, germacrene-D (Larasati, 2016 dan Zahra, 2017).
3.1 Flavonoid
Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa phenol yang
mempunyai sifat efektif menghambat pertumbuhan virus, bakteri dan
jamur (Kurniasih, 2012). Phenol merupakan suatu alkohol yang bersifat
asam sehingga disebut juga asam karbolat. Phenol memiliki kemampuan
untuk mendenaturasikan protein dan karena flavonoid bersifat lipofilik dia
mampu merusak membran sel, menghambat sintesis protein, dan asam
nukleat, serta menghambat sintesis dinding sel (Suja, 2008 dalam Widiana,
2012). Menurut Harborn (1987) sebagai antibakteri, flavonoid
berkemampuan untuk membentuk kompleks melalui ikatan hidrogen,
akibatnya sering terjadi hambatan terhadap kerja enzim.
16
3.2 Saponin
Saponin adalah suatu glikosida alamiah yang terikat dengan steroid
atau triterpena (Nuzulia, 2017). Saponin bekerja sebagai antibakteri dengan
mengganggu stabilitas membran sel bakteri, yang menyebabkan komponen
penting bakteri seperti protein, asam nukleat dan nukleotida keluar sehingga
bakteri menjadi lisis (Alamsyah, 2014).
3.3 Alkaloid
Alkaloid sebagai antibakteri dilakukan dengan mengganggu
komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan sel
bakteri tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel pada
bakteri tersebut (Alamsyah, 2014).
3.4 Tanin
Keberadaan tanin dalam ekstrak dapat menyebabkan terganggunya
sintesis peptidoglikan sehingga pembentukan dinding sel bakteri menjadi 10
tidak sempurna. Protein akan terendapkan, enzim menjadi inaktif,
metabolisme terganggu yang menyebabkan kerusakan pada sel bakteri
(Nurmashita, 2015 dan Nuzulia, 2017).
17
3.5 Minyak Atsiri
Minyak atsiri adalah cairan lembut, aromatik, dan mudah menguap
(Munawaroh 2010). Secara umum minyak atsiri dibagi menjadi dua
komponen yaitu golongan hidrokarbon dan golongan hidrokarbon
teroksigenasi. Turunan dari hidrokarbon teroksigenasi (fenol) mempunyai
sifat antimikroba yang kuat (Nurmashita et al., 2015). Minyak atsiri sebagai
antimikroba dengan menghambat proses pembentukkan membran atau
dinding sel agar tidak terbentuk. Hal ini dapat terjadi karena minyak atsiri
mempunyai gugus hidroksil yang terikat melewati proses penyerapan
melalui ikatan hidrogen (Megawati, 2015).
4. MANFAAT KEMANGI
Daun kemangi berkhasiat sebagai peluruh kentut, peluruh haid,
peluruhair susu ibu, obat demam, obat sariawan, dan obat mual (Depkes RI,
2001).Minyak atsiri daun kemangi memiliki aktivitas antibakteri terhadap S.
Aureus dan S. Mutans dengan nilai KBM berturut-turut 0,5% v/v dan 0,25%
v/v (Maryati dkk., 2007). Beberapa referensi menyebutkan banyak manfaat
yang terkandung dalam daun kemangi selain antibakteri, diantaranya yaitu
(Maryati dkk., 2007) :
a) Khasiat daun kemangi sangat baik untuk melawan radikal bebas, ini
karena daun kemangi memiliki antioksidan yang sangat baik untuk
melawan radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh kita. Antioksidan yang
berupa flavonoid dan juga eugenol mempu mencegah pertumbuhan
bakteri,virus dan jamur.
18
b) Khasiat daun kemangai dapat membantu pertumbuhan tulang kita. Ini
karena daun kemangi memiliki kandungan kalsium dan fosfor yang
berperan penting dalam mengatur pembentukan dan pertumbuhan tulang.
Kemudian kandungan astenol dan boron dalam daun kemangimemberikan
khasiat daun kemangi yang berperan aktiif dalam merangsang fungsi kerja
dari hormon estrogen dan juga hormonendrogen, serta mencegah
pengeroposan tulang.
c) Khasiat daun kemangi dapat membantu melancarkan aliran darah dalam
tubuh kita. Ini dilihat dari daun kemangi yang memiliki kandungan
magnesium yang dapat membantu merilekskan jantung dan juga pembuluh
darah, sehingga menjaga aliran darah untuk tetap lancar.
d) Khasiat daun kemangi dapat membantu untuk meningkatkan kekebalan
tubuh, ini karena daun kemangi memiliki kandungan beta karoten yang
dapat meningkatkan respon antibodi, sehingga dapat meningkatkan
kekebalan tubuh. Kandungan beta karoten juga dapat membantu sintesis
protein sehingga mendukung proses pertumbuhan dan juga dapat
memperbaiki sel-sel yang rusak. Selain itu, khasiat daun kemangi dari
kandungan beta karoten tersebut dapat membantu untuk meningkatkan
fungsi penglihatan.
e) Khasiat daun kemangi dapat membantu untuk mencegah kemandulan. Ini
karena daun kemangi mengandung zat arginin yang dapat memprkuat daya
hidup sperma sehingga dapat mencegah kemandulan. Selain itu, daun
kemangi juga mengandung zat eugenol dan apigenin fenkhona yang dapat
membantu meningkatkan kualitas ereksi dan mencegah ejakulasi dini,dan
lain-lain.
5. PENGGUNAAN KEMANGI
Daun kemangi biasanya dipakai sebagai bumbu masak, lalapan sambal,
dan ramuan tradisional. Daun ini memiliki bau kuat dan rasanya segar ketika
dikunyah.
A. PENGGUNAAN KEMANGI SEBAGAI OBAT TRADISIONAL
a. Menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi
19
Penderita tekanan darah tinggi mengalami kondisi peningkatan tekanan
darah sistolik atau tekanan darah diastolik. Jika terus dibiarkan penyakit
darah tinggi dapan menyebabkan penyakit yang lebih parah seperti
penyakit jantung dan resiko stroke.Kandungan zat antioksidan pada
daun kemangi seperti flavonoid, eugenol, dan magnesium dipercaya
mampu menurunkan tekanan darah tinggi. Untuk mengolahnya Anda
dapat merebus 10-15 lembar daun kemangi bersih dengan 1 gelas air,
rebus hingga mendidih.
b. Membunuh bakteri
Dalam jurnal berjudul Efek Potensial Daun Kemangi (Ocimum
basilicum L.) sebagai Pemanfaatan Hand Sanitizer yang diterbitkan
Universitas Lampung, sebuah penelitian dilakukan dengan daun
kemangi. Daun ini dipakai sebagai pemanfaatan hand sanitizer. Daun
kemangi mengandung senyawa kimia seperti saponin, flavonoid, tanin
dan minyak atsiri. Kandungan minyak atsiri ini memiliki kemampuan
untuk menghambat pertumbuhan bakteri jahat yang masuk ke tubuh.
Minyak atsiri pada daun kemangi bisa melawan bakteri dan jamur.
c. Manfaat Daun Kemangi untuk Asam Lambung
Melansir jurnal Ekstrak Etanol Daun Kemangi (Ocimum sanctum)
Menurunkan Infiltrasi Sel Radang pada Tikus Gastritis yang Diinduksi
Aspirin, daun kemangi bisa membantu mengobati asam lambung.
Penyakit gastritis ini ditandai dengan gejala mual, muntah, perut
kembung serta nyeri di daerah ulu hati. Zat aktif daun kemangi seperti
flavonoid, fenolik dan saponin, bermanfaat untuk menyembuhkan
gastritis. Penelitian dilakukan dengan uji coba tikus yang menderita
gastritis. Kelompok pertama diberi ekstrak daun kemangi selama 16
hari. Hasilnya, ekstrak daun kemangi bisa menurunkan gejala gastritis
dan berkurangnya sel radang di jaringan mukosa lambung.
d. Mengatasi jerawat
20
Kandungan dalam daun kemangi dapat befungsi sebagai pembersih
alami kulit. Untuk menggunakannya Anda perlu menyiapkan
segenggam daun kemangi bersih, kemudian tumbuk hingga halus.
Tambahkan sedikit air dan aduk hingga menyerupai pasta.Setelah itu
oleskan pada bagian wajah yang berjerawat, lalu diamkan beberapa
menit. Kemudian bilas dengan air bersih. Lakukan cara ini satu kali
sehari.
e. Mengobati sariawan
Daun kemangi bisa menjadi obat tradisional alami mengobati sariawan.
Ciri-ciri sariawan yaitu muncul bulatan kecil bernanah di sekitar mulut,
bibir, dan menyebabkan nyeri. Cara mengobati sariawan, yaitu
menyiapkan 50 helai daun kemangi kemudian dicuci bersih. Setelah itu,
daun dikunyah selama 2-3 menit. Setelah halus, segera minum air
hangat. Lakukan mengunyah daun kemangi maksimal 3 kali dalam
sehari.
f. Mengurangi kecemasan dan stress
Daun kemangi mengandung adaptogen, zat alami yang membantu
tubuh beradaptasi dari stress. Mengutip dari Healthline.com, menurut
Journal of Ayurveda and Integrative Medicine, daun kemangi memiliki
sifat antidepresan dan anti-kecemasan. Kandungan ini hampir
sebanding dengan obat diazepam dan antidepresan. Penelitian
menemukan orang yang mengonsumsi 500 miligram (mg) ekstrak
kemangi, bisa mengurangi rasa cemas, stress, dan depresi.
B. PENGGUNAAN KEMANGI DALAM OBAT MODERN
21
6. EFEK MENGKONSUMSI KEMANGI BERLEBIHAN
Kemangi yang masih segar dianggap sangat aman dan biasanya tidak
menimbulkan reaksi alergi atau efek samping apapun. Tetapi beberapa orang
mungkin bisa merasakan efek samping daun kemangi yang tidak
mengenakkan, antara lain kadar gula darah rendah, pusing, mual, dan muntah.
Jadi supaya yang kita dapatkan hanya manfaat daun kemangi untuk
kesehatan, bukan efek negatifnya, batasilah konsumsi kemangi secukupnya
saja. Dan tanyakan dulu ke dokter sebelum mengonsumsinya bersamaan
dengan obat apapun. Batasi juga jangka waktu pengobatan dengan kemangi,
karena efek samping cenderung muncul bila digunakan dalam waktu yang
lama.
22
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Berdasarkan teori-teori diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa :
1. Metabolit primer merupakan senyawa yang secara langsung terlibat dalam
pertumbuhan suatu tumbuhan (protein, karbohidrat, lemak)
sedangkan metabolit sekunder adalah senyawa yang dihasilkan dalam jalur
metabolism lain yang walaupun dibutuhkan tapi dianggap tidak penting
peranannya dalam pertumbuhan suatu tumbuhan (alkaloid, flavonoid,
terpenoid, saponin dll)
2. A. Klasifikasi dari Cabai sebagai berikut :
Devisi : Speromatophyta
Subdevisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Metachlamidae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L
B. Klasifikasi dari Daun Kemangi sebagai berikut :
23
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Spesies : Ocimum sanctum
3. Cabai memiliki morfologi yang berbentuk perdu yang tingginya mencapai
1,5 – 2 m dan lebar tajuk tanaman dapat mencapai 1,2 m. Daun cabai pada
umumnya berwarna hijau cerah pada saat masih muda dan akan berubah
menjadi hijau gelap bila daun sudah tua. Daun cabai merah (Capsicum
annuum L.) ditopang oleh tangkai daun yang mempunyai tulang menyirip.
Bentuk daun umumnya bulat telur, lonjong dan oval dengan ujung runcing.
Bunga cabai berbentuk terompet atau campanulate, sama dengan bentuk
bunga keluarga Solonaceae lainnya.
Sedangkan daun kemangi memiliki morfologi batang tegak bercabang,
tinggi 0,6- 0,9 m. Batang dan cabang berwarna hijau atau kadang berwarna
keunguan. Daun Ocimum basilicum panjangnya mencapai 2,5-5 cm. Daun
memiliki banyak titik seperti kelenjar minyak yang mengeluarkan minyak
atsiri sangat wangi. Daunnya berwarna hijau dengan bentuk lanset
(lanceolate) hingga bundar telur (ovate) dengan permukaan rata atau
berombak. Panjang daunnya 4-6 cm, lebarnya kurang lebih 4,49 cm
dengan luas 4-13 cm. Cabangnya berjumlah dari 25 hingga 75 cabang.
Tangkai daun panjangnya 1,3-2,5 cm. Umumnya, bunganya berwarna
putih hingga merah muda. Tangkai panunjang, lebih pendek dari kelopak.
Kelopak panjangnya 5 mm
4. Metabolit sekunder yang terdapat pada cabai adalah Capsaicinoid,
alkaloid, terpenoid, steroid dan saponin. Sedangkan pada Daun Kemangi
terdapat metabolit sekunder berupa Flavonoid, Saponin, Alkaloid, Tanin
dan Minyak Atsiri.
5. Pada penggunaan sehari-hari cabai dapat digunakan sebagai bumbu dapur,
saos, chili oil, dan dalam pengobatan tradisional bubuk cabai masih
24
didapati di pedesaan digunakan untuk sakit gigi, bisul dan sakit kepala.
Sedangkan pada Daun Kemangi pada penggunaan sehari-hari biasa nya
digunakan sebagai lalapan, sayur dan dalam pengobatan tradisional daun
kemangi dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah atau
hipertensi, membunuh bakteri, menurunkan asam lambung, mengatasi
jerawat, mengurangi kecemasan atau stress.
6. Jika terlalu mengkonsumsi cabai berlebihan dapat menyebabkan gastritis,
diare, mengurangi sensitivitas lidah, dan demam. Sedangkan jika
mengkonsumsi daun kemangi secara berlebihan dapat menyebabkan kadar
gula rendah,pusing, mual, dan muntah.
DAFTAR PUSTAKA
25
8. Hadipoentyanti, E. & Wahyuni, S., 2008, Keragaman Selasih (Ocimum
Spp.) Berdasarkan Karakter Morfologi, Produksi, dan Mutu Herba, Jurnal
Littri, 14(4), 141-148.
9. Herbert, R. B., 1995. Biosintesis Metabolit Sekunder. Edisi ke-2. Cetakan
ke-1, terjemahan Bambang Srigandono. Bandung: IKIP Bandung Press.
10. Kurniasih. 2013. Khasiat dan Manfaat Daun Kelor.Yogyakarta: Pustaka
Baru Press.
11. Kusuma, S.A.F., 2010, PCR, Bandung, Fakultas Farmasi, Universitas
Padjajaran
12. Megawati. 2015. Bioetanol Generasi Kedua. Yogyakarta: Graha Ilmu
13. Munawaroh, S. dan P. A. Handayani. (2010). Ekstraksi Minyak Daun
Jeruk Purut (Citrus Hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Hexana.
UNNES. Semarang.
14. Murniasih T. Metabolit sekunder dari spons sebagai bahan obat-obatan.
Oseana. 2003;28(3):27–33.
15. Nuzulia, R. and Santoso, O. 2017. Pengaruh Ekstrak Daun Kemangi
( Ocimum Basilicum Linn ) Pada Berbagai Konsentrasi Terhadap
Viabilitas Bakteri Streptococcus Mutans : Studi Pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(4),
pp. 1565– 1571. Available at: https://ejournal3
.undip.ac.id/index.php/medico /article/viewFile/18386/17466.
16. Prabowo, A. 2011. Pengawetan Dedak Padi dengan Cara Fermentasi.
Available
athttp://sumsel.litbang.deptan.go.id/index.php/component/content/article/5
3-it-1/206-dedak-padi. Diakses pada tanggal 23 Oktobern 2018.
17. Sapoetra, G.K., 1992. Budidaya Tanaman Obat berkhasiat. Cetakan
Kedua. PT. Rineka Cipta, Jakarta, Hal 38.
18. Setiadi. 2008. Bertanam Cabai. Jakarta : Penebar Swadaya. 183 hal
19. Setijo Pitojo, 2003. Benih Cabai. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
20. Sudarsono, dkk (2002). Tumbuhan Obat II. Yogyakarta: Pusat Obat
Tradisional Universitas Gadjah Mada, hh: 136-140
26
21. Sudiono, S., 2006. Pengaruh Fungisida dan Waktu Aplikasi Terhadap
Penyakit Antraknosa Buah Cabai. LAPTUNILAPP.
22. Sunaryono, Hendro H. 2003. Budidaya Cabai Merah. Sianar Baru
Algensindo.Cetakan Ke V. Bandung. 46 hal
23. Tallama, Fitriani. 2014. Efektivitas Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum
basilicium L) Terhadap Penurunan Kadar Volatile Sulfur Compounds
(VSCs). UNHAS: 35-38
24. Tim Bina Karya Tani. 2009. Pedoman Bertanam Tomat. Bandung: Yrama
Widya.
25. Tindall, H.D. 1983. Vegetable in The Tropics. Mac Millan Press Ltd.
London. Hlm 115.
27