Kelompok 6 Penilaian Kinerja (Autosaved) - Dikonversi
Kelompok 6 Penilaian Kinerja (Autosaved) - Dikonversi
Kelompok 6 Penilaian Kinerja (Autosaved) - Dikonversi
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia. Dan tidak lupa pula, kami
berterima kasih kepada yang terhormat Ibu Dr. Hamriani S.Sos.I, M.Sos.I. Selaku
dosen pembimbing materi dalam pembuatan Makalah ini, serta semua pihak yang
telah mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Harapan Kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang “Kinerja dan Penilaian”. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dengan keterbatasan
pemahaman kami mengenai materi ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan hal yang penting bagi
suatu negara untuk menjadi negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah
pendidikan bangsa. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah
satu faktor untuk meningkatkan produktivitas kinerja suatu organisasi atau
instansi. Oleh karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai
kompetensi tinggi karena keahlian atau kompetensi agar dapat mendukung
peningkatan prestasi kinerja karyawan.
Suatu sistem penilaian prestasi kerja yang baik harus bisa menampung
berbagai tantangan eksternal yang dihadapi oleh para pegawai, terutama yang
mempunyai dampak kuat terhadap pelaksanaan tugasnya. Tidak dapat disangkal
bahwa berbagai situasi yang dihadapi oleh seseorang di luar pekerjaannya,
seperti masalah keluarga, keadaan keuangan, tanggung jawab sosial dan
berbagai masalah pribadi lainnya pasti berpengaruh terhadap prestasi kerja
seseorang. Hal ini berarti sistem penilaian tersebut harus memungkinkan para
pegawai untuk mengemukakan berbagai masalah yang dihadapinya itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kinerja dan penilaian?
2. Apa manfaat dari penilaian kinerja?
3. Apa saja hambatan-hambatan penilaian kinerja?
4. Apa saja tekhnik-tekhnik penilaian kinerja?
5. Apa saja faktor yang mempengaruhi kinerja?
6. Apa saja faktor yang mempengaruhi penilaian?
7. Mengapa penilaian kinerja itu penting?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas kuliah semester 5
2. Untuk menjawab semua pertanyaan pada rumusan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Ab Siregar, 2016, “Kinerja dan Penilaian” diambil dari
http://repository.uma.ac.id/bitstream/123456789/535/5/141801026_file%205.pdf pukul 19:32 hari
kamis 4 November 2021
b) Menurut Dessler, Definisi penilaian kerja menurut Dessler ialah evaluasi
kinerja karyawan secara relatif pada waktu sekarang ataupun yang telah
dilakukan yang disesuaikan dengan standar prestasi.
c) Menurut Handoko “1994: 11”, Definisi penilaian kerja menurut
Handoko ialah cara untuk mengukur segala kontribusi pada setiap
karyawan didalam organisasi. Nilai yang paling penting dalam penilaian
kinerja ialah terkait dengan penetapan tingkat kontribusi karyawan dengan
kinerja yang dilakukan pada penyelesaian tugas yang menjadi tanggung
jawab karyawan.2
2
Dosen Pendidikan, 2021, “Penilaian Kinerja” diambil dari
https://www.dosenpendidikan.co.id/penilaian-kinerja/ pukul 13:45 hari kamis 4 november 2021
relevan, dan tepat antara dua pihak, dapat dijadikan sebagai bahan untuk
berkembang lebih baik kedepannya.
d. Mencegah kesalahpahaman dalam berkomunikasi
Perusahaan yang sehat dapat dinilai dari sistem komunikasi yang ada di
dalamnya. Biasanya, karyawan takut untuk mengkomunikasikan
permasalahan mereka kepada pihak manajemen atau atasannya langsung.
Dengan memberikan penilaian, karyawan mendapat kesempatan untuk
mengkomunikasikan apa yang menjadi motivasi mereka, bahkan
mengkomunikasikan tantangan dan hambatan yang mereka hadapi dalam
pekerjaan.
3
Benedictus Avianto Pramana, S.H. 2020, “Manfaat evaluasi kinerja karyaan bagi perusahaan”
diambil dari https://legistra.id/berita/manfaat-evaluasi-kinerja-karyawan-bagi-perusahaan pukul
12:21 hari kamis 4 november 2021
b. Strictness (bias keketatan)
Masalah keketatan (strictness) merupakan kebalikan dari masalah
kemurahan hati, penyelia merasa bersalah dalam menilai secara ketat karena
merasa bahwa tidak satu pun karyawan “hidup di atas standar puncak
mereka”. Ekspektasi kinerja yang tidak layak, bahkan mustahil untuk
dicapai, dapat meruntuhkan semangat kerja para karyawan. Kegagalan
memberikan pengakuan yang merupakan hak karyawan dapat
menimbulkan kerenggangan yang serius pada hubungan penyelia
dengan bawahan.
c. Central Tendency
Penyelia mungkin merasa sulit dan tidak nyaman untuk mengevaluasi
beberapa karyawan dan menilai sebagai karyawan yang “lebih tinggi” atau
“lebih rendah” daripada yang lainnya, meskipun kinerja mereka
memperlihatkan perbedaan yang nyata. Masalah tendensi (central tendency)
mencuat ketika penyelia mengevalusi setiap orang secara rata-rata.
Persoalan central tendency juga terjadi tatkala penyelia tidak secara
objektif mengevaluasi prestasi kerja karyawan karena kurangnya
keakraban dengan pekerjaan mereka, kurang adanya kecakapan
kepenyeliaan, atau ketakutan mereka akan dicerca sekiranya mereka menilai
individu-individu terlalu rendah. Central tendency menyebabkan penilaian
kinerja hampir tidak mungkin mengidentifikasi karyawan yang sangat
efektif, yang merupakan calon untuk promosi di satu pihak ataupun
persoalan karyawan yang membutuhkan konseling dan pelatihan di pihak
lain.
d. Hallo Effect
Efek halo (hallo effect) muncul ketika seorang penyelia membiarkan
satu aspek tertentu dari kinerja karyawan mempengaruhi aspek lainnya yang
sedang dievaluasi. Dengan adanya efek halo, evaluator memberikan nilai
yang sama kepada seorang karyawan atas semua faktor, terlepas dari kinerja
sesungguhnya dari karyawan itu. Opini pribadi penilai mempengaruhi
pengukuran kinerja karyawan. Beberapa individu mempunyai
kecenderungan memberikan penilaian kinerja dengan menilai sama semua
dimensi atau karakteristik yang sedang dinilai. Atasan yang menilai orang
(tinggi, biasa, rendah) sama pada semua dimensi dikatakan memperlihatkan
efek halo. Persoalan yang ditimbulkan efek halo menyebabkan mustahil
untuk mengidentifikasi titik kuat dari karyawan yang secara umum lemah
dan sebaliknya, titik lemah yang perlu dikembangkan bagi karyawan yang
secara umum kuat.
e. Bias penyelia
Kesalahan paling lazim yang ada dalam setiap metode penilaian adalah
kesadaran atau ketidaksadaran bias kepenyeliaan (supervisory bias). Bias
tersebut tidak berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, dan dapat
bermuara dari karakteristik pribadi, seperti usia, jenis kelamin, ras, atau
karakteristik yang terkait dengan organisasi, seperti senioritas, keanggotaan
pada sebuah tim atletik perusahaan atau hubungan dekat dengan jajaran
manajemen puncak. Terlepas dari dasarnya atau penyebabnya, bias pribadi
menjadi sumber kesalahan dalam penilaian kinerja dan merintangi
kapasitas sistem penilaian untuk melayani tujuan organisasional yang
dirancang untuk hal tersebut.
f. Recency
Idealnya, penilaian kinerja karyawan haruslah berpijak pada observasi yang
sistematik dari kinerja karyawan seluruh periode penilaian. Sayangnya,
ketika organisasi menggunakan penilaian kinerja tahunan atau tengah
tahunan, ada kecenderungan penyelia mengingat-ingat banyak hal
mengenai segala sesuatu yang baru saja dikerjakan oleh karyawannya
dibandingkan yang telah dilakukan beberapa sebelumnya. Manusiawi
apabila penyelia lebih mengingat kejadian yang baru saja terjadi daripada
kejadian di masa lalu.
g. Pengaruh Organisasional
Pada intinya, penilai cenderung memperhitungkan kegunaan akhir data
penilaian pada saat menilai bawahan mereka. Apabila mereka meyakini
promosi dan kenaikan gaji bergantung pada nilai kinerja, mereka cenderung
memberikan nilai tinggi (dalam hal ini penilai bersikap longgar). Penyelia
cenderung membela bawahannya. Di pihak lain, pada pengembangan para
karyawan,penyelia atau penilai cenderung mencari kelemahan bawahannya.
Mereka lebih terfokusnya untuk membenahi kelemahan-kelemahan itu.
h. Standar Evaluasi
Masalah standar evaluasi muncul karena perbedaan konseptual dalam
makna kata-kata yang dipakai untuk mengevaluasi karyawan. Dengan
demikian, kata- kata “baik”, “memadai”, “memuaskan”, dan “sangat bagus”
dapat mempunyai arti yang berbeda-beda bagi masing-masing evaluator.
Seandainya hanya seorang evaluator yang dipakai, evaluasi dapat
menyimpang.4
a. Traditional assessment
4
Psychologymania, 2012, “Hambatan-hambatan dalam penilaian kerja” diambil dari
https://www.psychologymania.com/2012/12/hambatan-hambatan-dalam-penilaian-kerja.html
Pukul 12:33 hari kamis 4 november 2021
b. Management by Objectives (MBO)
2. Monitoring. Pada tahap ini kedua pihak dapat mengecek progres dan
menilai sasaran kerja, apa yang sudah dicapai dan apa yang belum.
Manajer dapat memberikan umpan balik kepada karyawan.
c. 360-Degree Feedback
Selain memberikan umpan balik yang lengkap dari banyak sisi, kelebihan
metode ini adalah meningkatkan kesadaran karyawan tentang pentingnya
kinerja mereka bagi stakeholder.
Kelebihan metode ini adalah selain menilai kinerja individu juga dapat
memperkirakan kinerja di masa depan. Namun, metode ini juga memiliki
kekurangan, yaitu memakan waktu dan biaya yang sulit diprediksi.
Metode penilaian kinerja ini dapat mengukur pekerjaan secara kualitatif dan
kuantitatif. BARS membandingkan kinerja karyawan dengan contoh
perilaku spesifik yang diberi rating angka. Standar perilaku tersebut
menjadi dasar penilaian kinerja. Misalnya, pelayanan pelanggan sesuai
permintaan diberi rating empat, sedangkan pelayanan pelanggan sesuai
permintaan dan tepat waktu diberi rating lima, dan seterusnya.
Kelebihan metode ini adalah menggunakan standar yang jelas dan konkret,
analisis kinerja yang akurat, dan evaluasi yang konsisten. Selain itu, metode
ini juga mengurangi bias.
f. Psychological Apparsials
1. Keterampilan interpersonal
2. Kemampuan kognitif
3. Kemampuan intelektual
4. Kepemimpinan
5. Karakter kepribadian
6. Kecerdasan emosional
7. Keterampilan terkait
Metode ini agak rumit dan membutuhkan waktu, serta hasilnya sangat
bergantung pada psikolog yang menilai. Namun, penilaian psikologis punya
kelebihan untuk mengungkap potensi karyawan yang tidak bisa dilakukan
dengan penilaian lainnya.
Kelebihan analisis biaya dan manfaat ini adalah dapat mengukur secara
efektif biaya dan nilai yang dibawa karyawan ke dalam perusahaan, serta
mengukur implikasi kinerja karyawan terhadap laba bisnis. Biaya
perusahaan untuk karyawan mencakup biaya rekrutmen, biaya gaji, biaya
pelatihan dan pengembangan, dan biaya lainnya.5
5
Anggita Dwinda, 2020, 7 Metode Penilaian Kinerja Karyawan diambil dari
https://employers.glints.id/resources/7-metode-penilaian-kinerja-karyawan/ pukul 15:23 hari kamis
4 november 2021
2. Kepribadian
Kepribadian atau karakter yang dimiliki karyawan berpengaruh terhadap
kinerjanya. Karyawan yang memiliki kepribadian yang baik maka dapat
melakukan pekerjaannya dengan baik. Misalnya, karyawan yang memiliki
karakter ulet dan bertanggung jawab akan melakukan pekerjaannya dengan
sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab sehingga hasil kinerjanya
lebih baik dibandingkan dengan karyawan yang tidak memiliki karakter
tanggung jawab.
3. Motivasi Kerja
Motivasi kerja adalah dorongan bagi karyawan untuk melakukan
pekerjaannya. Biasanya motivasi kerja dipengaruhi oleh banyak komponen
lain seperti gaji, tunjangan kesehatan, keselamatan kerja, kebijakan
pimpinan, dan beberapa faktor lainnya. Jika karyawan memiliki dorongan
yang kuat, maka karyawan akan termotivasi untuk melakukan pekerjaannya
dengan baik. Sehingga kinerja yang akan dihasilkan karyawan tersebut akan
baik pula.
4. Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan kebiasaan atau norma-norma yang berlaku
dalam suatu organisasi atau perusahaan. Biasanya kebiasaan atau norma-
norma ini mengatur hal-hal yang berlaku dan dapat diterima secara umum
serta harus dipatuhi oleh seluruh anggota perusahaan atau organisasi.
5. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau suka karyawan setelah
melakukan pekerjaannya. Jika karyawan senang dengan pekerjaannya maka
karyawan akan berpotensi lebih besar dalam menghasilkan kinerja yang
lebih baik. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan.
6. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah kondisi tempat karyawan bekerja. Faktor
lingkungan sangat mempengaruhi kinerja karyawan. Jika lingkungan kerja
nyaman dapat membuat karyawan lebih fokus dan mudah dalam mencapai
kinerja maksimal. Lingkungan kerja juga dapat diartikan sebagai suasana
kerja. Suasana yang suportif akan membuat produktivitas karyawan lebih
tinggi dibandingkan suasana kerja yang tidak suportif.
7. Komitmen
Banyak komponen yang mempengaruhi komitmen karyawan dalam
bekerja. Komitmen dapat diartikan sebagai kepatuhan terhadap perjanjian
yang telah dibuat karyawan bersama perusahaan atau organisasi. Semakin
kuat komitmen karyawan makan semakin besar keinginan karyawan untuk
menghasilkan kinerja yang baik.
8. Loyalitas
Loyalitas adalah kesetiaan karyawan terhadap perusahaan atau organisasi.
Faktor yang satu ini sangat mempengaruhi terhadap kinerja karyawan.
Semakin tinggi loyalitas karyawan terhadap perusahaan atau organisasi
maka karyawan akan semakin bersungguh-sungguh dalam bekerja.
Sehingga kinerja yang dihasilkan akan semakin baik. Oleh karena itu
penting bagi pengelola perusahaan atau organisasi untuk menciptakan rasa
loyalitas yang tinggi di lingkungan kerja.6
Agar dapat melaksanakan penilaian dengan baik, maka seseorang penilai harus
mengantisipasi kemungkinan munculnya kesalahan baik dalam proses maupun
dalam pengambilan keputusan. Untuk dapat mengantisipasi, maka sebaiknya
6
Nada Karisma, 2020, “Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan” diambil dari
https://lifepack.id/apa-saja-faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-karyawan/ pukul 16:21 hari kamis
4 november 2021
kita mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian. Secara garis
besar ada 4 faktor yang mempengaruhi penilaian, yaitu:
4. Faktor kondisi dan situasi pada saat penilaian berlangsung: faktor yang
mempengaruhi bersumber dari kondisi dan situasi pada saat penilaian
berlangsung terdiri atas beberapa faktor, yaitu: faktor pengawasan pada saat
penilaian berlangsung, dan faktor kegaduhan ruangan.7
7
St. Syamsudduha, Penilaian berbasis kelas: konsep dan aplikasi, 2014, Aynat: Yogyakarta
G. Pentingnya Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dapat memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
mengambil tindakan-tindakan perbaikan dengan tujuan untuk meningkatkan
kinerja melalui feedback yang diberikan oleh perusahaan. Hasil dari penilaian
kinerja nantinya dapat digunakan sebagai informasi dalam menentukan
kompensasi secara layak sehingga karyawan dapat memotivasi pegawai.
8
Smart Presence, 2017 “pentingnya penilaian kinerja bagi perusahaan” diambil dari
https://smartpresence.id/blog/pekerjaan/pentingnya-penilaian-kinerja-pada-perusahaan
Pukul 15:21 hari kamis 4 november 2021
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adanya perilaku yang baik dan tingkat kompetensi yang tinggi pada masing-
masing individu, secara langsung juga akan meningkatkan kompetensi
organisasi atau instansi dimana pegawai tersebut mengabdi. Untuk mewujudkan
akuntabilitas publik atau akuntabilitas kinerja agar dapat berjalan sesuai yang
diinginkan dan dicita-citakan bersama, harus disertai dengan upaya mewujudkan
akuntabilitas perilaku/tingkah laku baik personal (behavior) dan wajib dilakukan
oleh setiap entitas (institusi/organisasi) terhadap personalnya.
B. Saran
St. Syamsudduha, Penilaian berbasis kelas: konsep dan aplikasi, 2014, Aynat:
Yogyakarta
Sondang P. Siagian, MPA, Prof, Dr, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi
Aksara, Jakarta, 1996
Malayu S.P. Hasibuan, Drs, Manajemen Sumber Daya Manusia, CV. Haji
Masagung, Jakarta, 1994
Lyle M. Spencer, Jr., and Signe M. Spencer, Competence at Work Edition 1,
Wiley, New York, 1993
Robert L. Mathis, John H. Jackson, Human Resource Management Edisi 10,
Terjemahan, Salemba Empat, Jakarta, 2006
Hamid Al Jufri, Suprapto, Manajemen Sumber Daya Manusia Pendidikan, Smart
Grafika, Jakarta, 2014
Smart Presence, 2017 “pentingnya penilaian kinerja bagi perusahaan” diambil
dari https://smartpresence.id/blog/pekerjaan/pentingnya-penilaian-kinerja-pada-
perusahaan
Nada Karisma, 2020, “Apa Saja Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan”
diambil dari https://lifepack.id/apa-saja-faktor-yang-mempengaruhi-kinerja-
karyawan/
Benedictus Avianto Pramana, S.H. 2020, “Manfaat evaluasi kinerja karyaan bagi
perusahaan” diambil dari https://legistra.id/berita/manfaat-evaluasi-kinerja-
karyawan-bagi-perusahaan pukul 12:21 hari kamis 4 november 2021