Minat

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 90

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA


SD PERTIWI MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar

HASMINAH
105 192 094
14

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR 1439 H / 2018 M

i
ii
iii
iv
v
ABSTRAK

Hasminah Nim: 10519209414“ Strategi Guru Pendidikan Agama


Islam dalam Meningkatkan MinatBelajar Siswa SD Pertiwi Makassar”.
Dibimbing oleh (Sumiati, danSitti Satriani )

Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui strategi guru Pendidikan


Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar siswa SD Pertiwi Makassar. 2)
untuk mengetahui minat belajar siswa SD Pertiwi Makassar.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif


eksploratif. Kategori penelitian ini termaksud salah satu jenis penelitian study
kasus yang tujuannya untuk memberikan suatu pendekatan dalam penelitian studi
kasus yang penelahannya terhadap satu kasus dilakukan secara intensif,
mendalam, mendetail, dan komprehensif atau pola yang digunakan dalam
penelitian

Hasil penelitian yang dapat disimpulkan yakni 1).Strategi guru Pendidikan


Agama Islam di SD Pertiwi Makassar sudah sangat baik seperti guru Melakukan
bimbingan langsung kepada siswa-siswa melalui proses belajar mengajar dan di
luar jam pelajaran dengan pengawasan langsung, Memberikan tugas hafalan,
Tanya jawab selama proses pembelajaran, Melakukan bimbingan tidak langsung
dengan cara membangun komunikasi secara continue dengan orang tua siswa
dengan memberikan penjelasan kepada orang tua siswa tentang pentingnya
peran orang tua dalam meningkatkan minat belajar siswa.Serta strategi yang
dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar
siswa di SD Pertiwi Makassar yakni memberikan bimbingan langsung kepada
siswa-siswa melalui proses belajar mengajar dan di luar jam pelajaran seperti
mengadakan pelajaran tambahan seperti les sore terutama dalam hal baca tulis Al-
Qur’an serta ketertiban guru-guru dalam meningkatkan minat belajar siswa cukup
besar. 2). Minat belajar siswa di SD Pertiwi Makassar sangat baik karena Mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam itu sangat mudah dipelajari serta gampang
dimengerti. Sehingga para peserta didik sangat senang dalam mengikuti pelajaran
Pendidikan Agama serta mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lebih diminati
lagi karena memang mendapat dorongan dari orang tua.

Kata Kunci : Strategi Guru PAI & Minat Belajar Siswa

vi
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas peneliti ucapkan selain puji syukur kehadirat Allah

SWT, yang telah memberikan ketetapan serta membukakan pintu hati,

melapangkan pikiran, kesempatan dan kesehatan dengan taufik dan hidayah-Nya,

sehingga peneliti telah dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Strategi

Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan Minat Belajar

Siswa SD Pertiwi Makassar”

Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan

tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,

akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi. Namun, semua tak lepas dari

uluran tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan serta bantuan

moril dan materil. Maka melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak

terima kasih kepada yang terhormat :

1. Kedua orang tua tercinta Muna dan ibunda Nandi yang telah mengarahkan

atau membimbing dan memberikan dorongan baik moril maupun materi sejak

kecil hingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah Swt

senantiasa mengasihi dan melindungi mereka sebagaimana mereka

menyayangi peneliti sejak kecil hingga sekarang ini.

vii
2. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Drs. H. Mawardi Pewangi. M. Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam.

4. Amirah Mawardi, S. Ag. M.Si ketua Prodi Pendidikan Agama Islam.

Dan Nurhidayah, S.Pd.I M.Pd.I sekretaris prodi PAI.

5. Dr. Sumiati, MA dan Sitti Satriani IS,S.Pd.I., M.Pd.I selaku pembimbing

peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Para dosen yang telah mentransfer ilmu pengetahuan kepada peneliti yang

penuh manfaat dan berkah, semoga amal jariahnya selalu mengalir.

7. Semua karyawan Tata Usaha Fakultas Agama Islam yang selalu melayani

peneliti dengan ikhlas, penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

8. Hasliah, S.Pd. Selaku kepala sekolah SD Pertiwi Makassar beserta para guru

dan stafnya yang telah mengizinkan peneliti melakukan penelitian di sekolah.

9. Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada mereka yang namanya

tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu tetapi banyak membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak

yang sifatnya membangun karena peneliti yakin bahwa suatu persoalan tidak akan

berarti sama sekali tanpa ada kritikan. Mudah-

viii
mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca terutama bagi

diri pribadi peneliti. Amin.

Makassar, 16 Zulhijjah 1439 H


28 Agustus 2018 M

Peneliti

Hasminah
10519209414

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................ i

PENGESAHAN SKRIPSI ........................................................... ii

BERITA ACARA MUNAQASYAH.............................................. iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................... iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. v

ABSTRAK .................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .................................................................. vii

DAFTAR ISI ............................................................................... x

DAFTAR TABEL ........................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................... 1


A. Latar Belakang ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................. 6
A. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam .................. 6
B. Minat Belajar .......................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN................................................ 37
A. Jenis Penelitian .................................................... 37
B. Lokasi dan Objek Penelitian .................................. 37
C. Fokus Penelitian .................................................... 37
D. Deskripsi Fokus Penelitian .................................... 38
E. Sumber Data ........................................................ 38
F. Instrument Penelitian ............................................. 39
G. Teknik Pengumpulan Data..................................... 40
H. Teknik Analisis Data .............................................. 43

x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................. 46
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................... 46
B. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Meningkatkan Minat Belajar Siswa SD Pertiwi
Makassar............................................................... 53
C. Minat Belajar Siswa SD Pertiwi Makassar ............. 62
BAB V PENUTUP .................................................................... 69
A. Kesimpulan............................................................ 69
B. Saran..................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA................................................................... 71
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kondisi Tenaga Pendidik......................................................................47

Tabel 2 Kondisi peserta didik.............................................................................49

Tabel 3 Sarana dan prasarana...............................................................................50

Tabel 4 Kegitan Ekstrakuriler….........................................................................51

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikanmerupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang (pendidik)

terhadap seseorang (anak didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang

positif.Usaha itu banyak macamnya, satu diantaranya adalah mengajarkannya, yaitu

mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya.Pendidikan dapat dikategorikan

menjadi tiga macam, yaitu pendidikan keluarga, sekolah dan masyarakat.Diantara

ketiga pendidikan itu, pendidikan sekolah yang mudah direncanakan, teori-teorinya

pun berkembang sangat pesat.

Dunia pendidikan, terutama di sekolah, guru memiliki peranan yang sangat

penting, yaitu sebagai Pembina, pendidik dan pemberi contoh, suri tauladan bagi

siswa-siswanya.Pembentukan presepsi dan pola tingkah laku juga dipengaruhi oleh

keberadaan guru.Maka dari itu seorang guru harus memiliki strategi yang handal agar

peserta didiknya banyak yang meminati pelajaran yang dia ajarkan.Dunia pendidikan

juga memerlukan adanya sebuah inovasi dalam pendidikan, dimana inovasi

pendidikan adalah suatu perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal yang ada

sebelumya, serta sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guru mencapai

tujuan tertentu dalam pendidikan.

1
2

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal I Ayat 1, mengatakan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan Negara.

Tujuan pembelajaran adalah perubahan yang positif dari siswa setelah

mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan yang secara psikologi akan

tampil pada tingkah laku. Untuk itu, seorang pendidik harus memperhatikan tingkah

dan kemampuan atau minat belajar siswa yang diajarkannya, sehingga proses

pembelajaran terlaksana dengan baik.

Pendidik harus bisa mengenali minat belajar siswa yang

diajarkannya.Sehingga seorang pendidik harus memiliki srategipembelajaran yang

efektif, supaya anak didiknya turut mengikuti pembelajaran dengan baik.Salah satu

contohnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.Pendidikharus punya strategi

yang handal agar anak didiknya meminati pelajaran yang diajarkannya, apalagi di

masa sekarang tingkat minat belajar anak terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam sangat kurang.1

Anak didik lebih cenderung pada pelajaran seperti IPA, IPS, dan Matematika.

Di dalam proses meningkatkan minat belajar siswa dibutuhkan dukungan dari orang

tua siswa.

1
Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 Pasal I Ayat 1 tentang pendidikan
3

Salah satu strategi yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan minat belajar siswa ialah dengan menggunakan metode metode

menghafal, ceramah, dan menggunakan gambar. Dengan demikian anak didik akan

termotivasi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam proses

pembelajaran ini sangar dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif.

Menurut aliran ini belajar adalah proses mental dan proses berpikir dengan

memanfaatkan segala potensi yang dimiliki individu secara optimal. Belajar lebih dari

sekedar menghafal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan

yang diperolehnya bermakna bagi siswa melalui keterampilan berpikirnya.

Segaimana firman Allah SWT dalam Al- Qur’an surah Ali-Imran[03] ayat 190:

    


 


Terjemahannya:

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya


malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.2

Kaitan ayat diatas dengan strategi pembelajaran dalam meningkatkan minat

belajar siswa, bahwa dengan menggunakan keterampilan berpikirnya, siswa dapat

memanfaatkan segala potensi yang dimilikinya secara optimal sehingga dapat

mencegah hal-hal yang mungkar danmelaksanakan/melakukan hal-hal yang berkaitan

dengan amal saleh baik di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

2
AlQuran dan Terjemahnya QS Ali-Imran [03] ayat 190
4

Berdasarkan uraian diatas peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian

ilmiah dengan judul “Stategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Meningkatkan

Minat Belajar Siswa di SD Pertiwi Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan

beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan minat belajar siswa SD Pertiwi Makassar ?

2. Bagaimana minat belajar siswa di SD Pertiwi Makassar ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang hendak

dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam

meningkatkan minat belajar siswaSD Pertiwi Makassar.

2. Untukmengetahui minat belajar siswa di SD Pertiwi Makassar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a) Hasil penelitian ini mampu menjadi pengetahuan baru tentang

peningkatan Strategi guru Pendidikan Agama Islam.

b) Hasil penelitian ini mampu menjadi pengetahuan baru tentang

peningkatan minat belajar Pendidikan Agama Islam.

c) Hasil penelitian ini mampu menjadi pengetahuan bagi para pendidik dalam

menerapkan pembelajaran dikelas.


5

2. Manfaat Praktis

a) Untuk Guru

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi pengetahuan kepada guru

SD Pertiwi Makassar tentang strategi guru Pendidikan Agama Islam

dalam meningkatkan minat belajar PAI.

b) Untuk Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi solusii dalam

meningkatkan minat belajar Pendidikan Agama Islam, sehingga mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam banyak peminatnya

c) Untuk Siswa

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kesan penting sehingga anak

didik semakin meminati pelajaran Pendidikan Agama Islam.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Guru

Guru adalah pendidik utama dengan tugas utama mendidik, mengajar,

Membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada

pendiidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah.

2. Pengertian Strategi Guru

Secara bahasa strategi bisa diartikan sebagai siasat, kiat, trik, atau cara.

Sedangkan secara umum strategi ialah, suatu garis besar haluan dalam bertindak

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.Strategi belajar mengajar dapat

diartikan sebagai pola umum kegiatan guru dan murid dalam perwujudan kegiatan

belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu1.Dari kedua pengertian

diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi adalah serangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sehubungan dengan uraian

tersebut, menurut UU No.20 tentang SISDIKNAS pasal 39 tahun 2003:

Pendidikan merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan


melaksanakan proses pembelajaran, menilai Pembelajaran, melakukan
bimbingan dan pelatihan, serta melakuakan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.

Strategi guru dapat diartikan sebagai suatu tindakan nyata darii guru atau

praktek guru dalam melaksanakan melalui cara tertentu yang dinilai

6
7

3. Macam-macam Strategi Belajar

Strategi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajarn, diantaranya :

a. Metode Ceramah

Strategi ceramah ialah strategi mengajar dengan menyampaikan informasi dan

pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya

mengikuti secara pasif.Metode ini digunakan untuk menyampaikan informasi,

dan untuk menyampaikan materi yang berkenaan dengan pengertian-

pengertian atau konsep-konsep.

b. Metode Tanya Jawab

Strategi Tanya jawab adalah cara penyajian dalam bentuk pertanyaan yang

harus dijawa, strategi ini dimaksudkan untuk merangsang berpikir dan

membimbing peserta didik dalam mencapai kebenaran.

c. Metode Diskusi

Strategi diskusi ialah salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan

masalah yang dihapai, baik dua orang atau lebih yang masing-masing

mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.3

d. Metode Praktek

Strategi praktek ialah mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik

menggunakan alat atau bahan, seperti diperagakan, dengan harapan anak didik

menjadi jelas dan mudah sekaligus dapat mempraktekkan materi yang

dimaksud.

3
Ibid, h. 61-64
8

e. Metode Kerja Sama

Strategi kerja sama ialah upaya saling membantu antara dua orang atau lebih,

antara individu dengan kelompok lainnya dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi.

4. Faktor-faktor yang Mendukung Penerapan Strategi Belajar

Faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode, antara lain:

a. Tujuan yang Hendak Dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengaj ar.

Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelajaran.

b. Materi Pelajaran

Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru

untuk bisa dipelajari dan kuasai oleh peserta didik.

c. Peserta Didik

Peserta didik adalah sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang

berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, lingkungan keluarga

dan harapan terhadap masa depannya.

d. Situasi

Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang

dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi.

e. Fasilitas

Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan

metode yang tepat. Jadi, fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya

proses pembelajaran yang efektif.


9

f. Guru

Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil

dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya.Jadi, untuk menjadi

seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa yang professional.

5. Pengertian dan Tujuan Guru PAI

a. Pengertian Guru PAI

Proses pembelajaran, Guru memegang peranan yang penting. Oleh karena itu,

mereka harus memiliki berbagai kompetensi yang diperlukan dalam memberikan

arahan dan bimbingan terhadap para siswanya.4

Sebelum mengulas pengertian guru PAI secara tuntas, maka akan diuraikan

tentang pengertian guru. Menurut UU Guru dan Dosen pada Bab I pasal 1, pengertian

guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada

pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan

menengah.

Pengertiann guru PAI sebenarnya tidak jauh berbeda dengan pengertian guru

pada umumnya.Yang membedakan hanyalah dalam hal penyampaian mata

pelajarannya. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islam secara etimologi ialah dalam

literature Islam seorang guru dapat disebut sebagai ustadz, mu’allim, murabby,

mursyid, mudarris, mu’addib, yang artinya orang yang memberikan ilmu

pengetahuan dengan tujuan

4
UU. Guru dan Dosen No.20 Tahun 2005 tentang tugasguru
10

mencerdaskan dan membina akhlak peserta didik agar menjadi orang yang

berkepribadian baik.

Rasulullah SAW selalu menyampaikan wahyu dari Allah setelah beliau

mempelajarinya terlebih dahulu.Sehingga bahan atau materi tersebut berkembang

terlebih dahulu dalam diri beliau.Hal tersebut dapat kita perhatikan dari kisah-kisah

Rasulullah sehari-hari. Seperti dalam hadist yang menerangkan tentang ikhlas berikut

ini, yang artinya:

“Diriwayatkan dari Umar ibnKhattab RA, ia berkata, saya mendengar

Rasulullah SAW bersabda: “Bahwasanya amal itu hanyalah berdasarkan pada

niatnya. Sesungguhnya bagi tiap-tiap orang (akan memperoleh) sesuai dengan apa

yang dia niatkan. Barangsiapa yang hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka ia akan

memperoleh keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya itu karena

mencari dunia ia akan mendapatkannya, atau karena perempuan, maka ia akan

menikahinya. Maka (balasan) hijrah sesuai dengan apa yang diniatkan ketika hijrah”.

(HR. Bukhari).

Hadist ini menganjurkan setiap muslim untuk ikhlas dalam segala kegiatan

yang positif. Dan sebelum itu Rasul SAW menunjukkan keikhlasan tersebut terlebih

dahulu dalam kehidupannya sehari-hari.

Secara utuh mengenai tugas pendidik dalam Pendidikan Agam Islam, terbagi

atas:
11

a) Ustadzialah orang yang berprofesionalitas, yang melekat pada dirinya

sikap dedikatif komitmen terhadap mutu proses dan hasil kerja, serta

sikap continuous improvement.

b) Mu’allimialah orang yang menguasai ilmu dan mampu

mengembangkannya serta menjelaskan fungsinya dalamm kehidupan,

menjelaskan dimensi teoritis dan praktisnya, sekaligus melakukan transfer

ilmu pengetahuan, internalisasi serta implementasi (amaliah).

c) Murabbiialah orang yang mendidik dan menyampaikan peserta didi agar

mampu berkreasi serta mampu mengatur dan memelihara hasil

kreasinyauntukk tidak menimbulkan mala petaka bagi dirinya,

masyarakat dan alam sekitarnya.

d) Mursyid ialah orang yang mampu menjadi model atau menjadi pusat

panutan, teladan, dan konsultasi bagi peserta didiknya.

e) Mudarris ialah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi

serta memperbaharui pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan

dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan

mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat, dan

kemampuannya.

f) Mu’addibialah orang yang mampu menyiapkan peserta didik untuk

bertanggung jawab dalam membangun peradaban yang berkualitas di

masa depan.

Penjelasan tersebut dapat disimpulakan bahwa pengertian dari Guru

Pendidikan Islam adalah seuah usaha berupa bimbingan dan asuhan


12

terhadap anak didik agar kelak setelah selesai pendidikan dapat memahami apa yang

terkandung dalam Islam secara keseluruhan, menghayati makna dan maksud

tujuannya sehingga dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari serta dapat

mendatangkan keselamatan di dunia dan di akhiratnya kelak.

Guru Pendidikan Agama Islam, tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan

merupakan amanat yang diterima oleh guru untuk memangku jabatan sebagai

guru.Amanat tersebut wajib dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.Sesuai

dengan isi ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa kewajiban menyampaikan

amanat seorang guru terhadap murid atau seorang yang berhak menerima pelajaran.

Hal tersebut dijelaskan dalam Q.S An-Nisa’ (4) ayat 58:


g  


   


 

Terjemahannya:

Sesungguuhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang


berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.5

Tanggung jawab guru ialah keyakinannya bahwa segala tindakannya dalam

melaksanakan tugas dan kewajiban didasarkan atas pertimbangan professional

(professional jugdement) secara tepat. Berarti pengertian akan

5
Al-Qur’an dan Terjemahannya QS. 4:58
13

guru PAI merupakan satuan dari berbagai sumber yang mengarahkan pada sifat guru,

tugas dan kewajiban guru sampai pada tingkat profesionalitas guru.6

b. Tujuan Guru PAI

Tujuan merupakan sesuatu yang dicapai setelah melakukan suatu usaha atau

kegiatan. Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses kegiatan, maka tujuan guru

Pendidikan Agama Islam adalah suatu yang akan dicapai melalui kegiatan

pendidikan.

Oleh karena itu, Guru Pendidikan Agama Islam bertujauan untuk menciptakan

pribadi muslim yang bertaqwa dan berakhlak mulia serta meningkatkan keimanan

dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S. Al-Baqarah

(2) ayat 21 sebagai berikut7:

   




Terjemahannya:

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang Telah Menciptakanmu dan orang-


orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa.”

Ayat tersebut diatas menunjukkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam

memiliki tujuan untuk membentuk pribadi muslim yang bertaqwa dan berakhlak

mulia dengan taat menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Demi

terciptanya kebahagian di dunia dan di akhirat kelak.

Membentuk pribadi muslim seutuhnya, adalah pribadi yang ideal menurut

ajaran Islam, yakni meliputi aspek-aspek individual, sosial dan aspek

6
Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Cetkn.11 (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2012), h. 4
14

intelektual. Semua aspek itu adalah sesuai dengan hakikatnya sebagai seorang

muslim yang mengabdikan seluruh hidupnya kepada Allah SWT, sesuai tuntunan Al-

Qur’an.

Mencapai hal tersebut, maka Guru Pendidikan Agama Islam memberikan

pembinaan terhadap anak didik pada khususnya dan manusia pada umumnya,

sehingga dalam segala aspek kehidupan mampu melaksanakan ajaran Islam dengan

baik dann benar agar dapat mencerminkan tindakan yang terpuji di dalam seluruh

aspek kehidupan yang bahagia di dunia dan di akhirat yang menjadi tujuan

Pendidikan Agama Islam.

B. Minat Belajar

1. Pengertian Minat

Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan

mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang berminat terhadap aktivitas akan

memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan rasa senang7.

Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,

tanpa ada yang menyuruh8.

Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang berminat

terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten dengan

rasa senang dikarenakan hal tersebut datang dari dalam diri seseorang yang

didasarkan rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada

yang memaksa.

7
SyaifulBahriDjamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008) h.132

8
Slamento, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h.180
15

Seorang siswa yang berminat terhadap sesuatu yang diminati itu sama sekali

tidak akan menghiraukan sesuatu yang lain. Dengan demikian minat dapat diartikan

sebagai kecenderungan sifat yang terorganisir berdasarkan dari pengalaman

seseorang, yang mendorong seseorang atau individu untuk mencari keterangan atau

fakta-fakta dari sebuah objek, aktivitas atau kegiatan, pemahaman, skill, tujuan

perhatian atau murni ingin mahir dalam hal tertentu.

Minat merupakan perasaan yang didapat karena berhubungan dengan

sesuatu.Minat terhadap sesuatu itu dipelajari dan dapat mempengaruhi belajar

selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru.Jadi, minat terhadap

sesuatu merupakan hasil belajar dan cenderung mendukung aktiviats belajar

berikutnya.Oleh karena itu minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar.9

Anak didik yang berminat terhadap suatu pelajaranakan mempelajari dengan

sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah menghapal yang

menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai dengan

minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama yang dapat membangkitkan

kegairahan belajar anak didik dalam rentangan waktu tertentu.

Minat pada dasarnya merupakan perhatian yang bersifat khusus. Siswa yang

menaruh minat pada suatu mata pelajaran, perhatiannya akan tinggi dan minatnya

berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat secara

Walgito, Psikologi Umum (Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM, 2007) h.38


9
16

aktif dalam kegiatan belajar mengajar10. Berdasarkan pendapat diatasminat

merupakan suatu ketertarikan seseorang untuk memperhatikan atau terlibat dalam

aktivitas belajar secara aktif.Aktifnya guru menciptakan suasana belajar yang

memungkinkan siswa aktif (bertanya, mempertanyakan, mengemukakan pendapat.

Minat merupakan faktor penentu keberhasilan siswa dalam belajar.Minat

merupakan suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap suatu

objek yang sesuai dengan keinginan untuk mengetahui dan mempelajari maupun

membuktikan lebih lanjut tentang objek tertentu dengan adanya kecenderungan untuk
11
berhubungan lebih aktif terhadap objek tersebut .Minat adalah aspek yang dapat
12
menentukan motivasi seseorang melakukan aktifitas tertentu .Minat (interest)

adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan.Misalnya minat

untuk mempelajari atau melakukan sesuatu. Minat pada dasarnya adalah penerimaan

akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Pengertian minat

yang lebih khas, yaitu minat adalah mengarahkannn perbuatan kepada suatu tujuan

yang merupakan dorongan. Berbagai macam dorongan yang ada di dalam diri

seseorang itu sebagai motif13

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat

ialah kecenderungan untuk melakukan sesuatu aktifitas sebagai

10
WinaSanjaya, Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2011), h.69
11
NgalimPurwanto, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h.56
12
Muhibbinsyah, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010) h.133
13
A.M. Sudirman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009), h.20
17

dorongan untuk mencapai suatu tujuan.Minat muncul karena adanya daya tarik

tertentu.

2. Pengertian Belajar

Belajar adalah sautu proses interaktif dari hasil kegiatan pendidik dan

pembelajar dalam lingkungan belajar tertentu. Dalam pembelajaran guru memegang

peranan yang sangat penting di dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi

pembelajaran agar setiap rancangan pembelajaran dapat direalisasikan dengan baik,

maka setiap pendidik perlu memiliki kemampuan merancang pembelajaran dengan

baik dan membangkitkan minat belajar peserta didik. Minat merupakan dasar dan

pendorong bagi seseorang untuk melakukan apa yang diinginkan jika ingin mencapai

tujuan yang diharapkan. Minat merupakan suatu landasan yang meyakinkan demi

keberhasilan suatu proses belajar. Peserta didik yang memiliki minat terhadap suatu

objek akan cenderung memberikan perhatian yang lebih besar terhadap materi yang

dipelajarinya. Guru perlu membangkitkan minat belajar siswa agar dapat bergairah

untuk menerima pelajaran, menyadarkan siswa agar terlibat langsung dalam

pembelajaran, belajar dengan menyenangkan dan dapat menggunakan berbagai

metode strategi, teknik dan pendekatan pembelajaran yang menyenangkan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perubahan masyarakat

yang sangat cepat, mengharuskan para pendidik untuk selalu mengikuti laju

perkembangan baru dalam bidang keahliannya. Dengan demikian tugas pendidik

semakin kompleks dan menantang sehingga


18

pendidik selalu dituntut untuk meningkatkan kemampuannya baik secara individual

maupun kelompok.Tugas utama pendidik adalah untuk membimbing dan membantu

siswa dalam belajar dengan upaya menimbulkan kegiatan-kegiatan yang dapat

menumbuhkan dan meningkatkan minat siswa untuk belajar.Minat berarti

kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap

sesuatu14.Minat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam

pembelajaran.

Pembelajaran guru menjadi pemegang peranan yang sangat penting di

dalam merancang pembelajaran.Oleh karena itu, agar setiap rancangan pembelajarn

dapat direalisasikan dalam sistem pembelajaran, maka setiap pendidik perlu memiliki

kemampuan merancang pembelajaran dengan baik.Merancang pembelajaran

merupakan fungsi yang sangat esensial karena pembelajaran pada hakikatnya

bergantung kepada rancangan pembelajaran yang telah dibuat oleh pendidik. Sebagai

upaya untuk mencapai tujuan tersebut, maka seorang pendidik yang professional

harus benar-benar memahami konsep dan teori dasar psikologi pendidikan, prinsip-

prinsip belajar dan pembelajaran dalam mengelola proses pembelajaran dalam rangka

menunjang tercapainya tujuan pembelajaran. Masalah- masalah belajar yang akan

selalu muncul seiring dengan perkembangann yang dialami oleh masing-masing

individu dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Belajar adalah suatu proses

interaktif dari hasil kegiatan pendidik dan pembelajar dalam lingkungan belajar

tertentu.

14
Hamza Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.22
19

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan

serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru

dan sebagainya. Inti dari proses pembelajaran adalah membelajarkan siswa, dengan

kata lain proses pembelajaran adalah upaya bagaimana peserta didik ingin belajar.

Dalam hal ini, peran pendidik sangat diperlukan, yaitu untuk merancang bagaimana

cara yang paling efektif dan efisien agar peserta didik mempunyai keinginan dan

minat yang tinggi dalam proses pembelajaran15.

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan pengetahuan dan pribadi

manusia; melalui belajar manusia dapat melakukan perubahan- perubahan dan

menghasilkan prestasi yang berguna bagi kehidupan manusia. Belajar adalah suatu

proses memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya. Berdasarkan

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa semua aktifitas mental dan psikis yang

dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang

berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar16.

Belajar adalah suatu aktifitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan

memperkokoh kepribadian. Proses belajar merupakan sebuah langkah untuk

memperoleh pengetahuan. Berdasarkann uraian di atas belajar adalah

15
Suyono, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h.9

16
Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah (Bandung: Usaha Nasional, 2003), h.20
20

sebagai usaha yang dilakukan seseorang untuk tujuan perubahan tingkah laku melalui

interaksi dengan lingkungan17.

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.

Berkaitan dengan pendapat di atas bahwa yang diperoleh melalui interaksi antara

individu dengan lingkungannya. Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh

siswa untuk melakukan kegiatan. Dengan kata lain belajar adalah suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan pengalaman

belajarnya.

a. Jenis-Jenis Belajar

Dilihat dari tujuan dan hasil yang diperoleh dari suatu kegiatan belajar,

maka belajar terbagi atas:

1) Belajar Abstrak (Abstract Learning)

Belajar abstrak pada dasarnya adalah belajar dengan menggunakan

suatu cara–cara berpikir abstrak.Tujuannya yaitu untuk memperolehsuatu

pemahaman serta pemecahan yang tidak nyata.Dalam mempelajari suatu hal –

hal yang abstrak peranan akal atau rasio sangatlah penting.Begitu pula dengan

penguasaan atas suatu prinsip – prinsip dan konsep – konsep. Termasuk dalam

jenis ini, Conohnya, belajar tauhid, astronomi,

kosmografi,kimia,danmtematika.

2) Belajar Keterampilan (Skill Learning)

Belajar keterampilan yaitu suatu proses belajar yang bertujuan untuk

memperoleh sebuah keterampilan tertentu dengan

17
Muhammad Surya, Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h.23
21

menggunakan suatu gerakan – gerakan motorik. Dalam belajar jenis ini,

proses pelatihan yang intensif dan teratur sangat diperlukan.Termasuk belajar

dalam jenis ini, yaitu misalkan belajar cabang – cabang olahraga, melukis,

memperbaiki benda – benda elektronik.Bentuk belajar keterampilan ini

disebut juga dengan latihan atau training.

3) Belajar Sosial (Social Learning)

Belajar sosial ialah belajar yang bertujuan untuk memperoleh sebuah

keterampilan dan pemahaman terhadap suatu masalah – masalah sosial,

penyesuaian terhadap nilai – nilai sosial dan sebagainya. Contoh dalam

belajar jenis ini yaitu belajar memahami suatu masalah keluarga, masalah

penyelesaian konflik antaretnis atau antarkelompok, dan suatu masalah –

masalah lain yang bersifat sosial.

4) Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Belajar pemecahan masalah pada dasarnya yaitu belajar untuk

memperoleh sebuah keterampilan atau kemampuan untuk memecahkan

berbagai suatu masalah secara logis dan rasional. Tujuannya ialah untuk

memperoleh suatu kemampuan atau kecakapan kognitif guna untuk

memecahkan masalah secara tuntas. Untuk itu, kemampuan individu dalam

menguasai berbagai konsep, prinsip, serta generalisasi, amat sangat

diperlukan.
22

5) Belajar Rasional (Rational Learning)

Belajar rasional yaitu belajar dengan menggunakan suatu kemampuan

berpikir secara logis atau sesuai dengan akal sehat. Tujuannya yaitu untuk

memperoleh beragam kecakapan yang menggunakan prinsip – prinsip dan

konsep – konsep. Jenis belajar ini berkaitan erat dengan belajar dalam

pemecahan masalah. Dengan belajar rasional, individu diharapkan

mempunyai suatu kemampuan rational problem solving, yaitu kemampuan

untuk memecahkan masalah dengan menggunakan sebuah pertimbangan dan

strategi akan sehat,logis,dan sistematis.

6) Belajar Kebiasaan (Habitual Learning)

Belajar kebiasaan yaitu suatu proses pembentukan kebiasaan baru

untuk perbaikan kebiasaan yang telah ada. Belajar kebiasaan, selain

menggunakan sebuah perintah, keteladanan, serta pengalaman khusus, juga

menggunakan hukum dan ganjaran. Tujuannya agar individu mendapatkan

sikap dan kebiasaan perbuatan baru yang lebih tepat dan lebih positif, dalam

arti selaras dengan sebuah kebutuhan ruang dan waktu atau yang sifatnya

kontekstual.

7) Belajar Apresiasi (Appreciation Learning)

Belajar apresiasi pada dasarnya ialah belajar untuk

mempertimbangkan nilai atau arti penting suatu objek. Tujuannya agar

individu mendapatkan dan mengembangkan kecakapan ranah rasa (effective

skills), dalam hal ini kemampuan dalam menghargai secara


23

tepat, arti penting objek tertentu, misalnya yaitu apresiasi sastra, apresiasi

musik,dan apresiasi seni lukis.

8). Belajar Pengetahuan (Study)

Belajar pengetahuan dimaksudkan yaitu sebagai belajar untuk

mendapatkan sejumlah pemahaman, pengertian, informasi, dan

sebagainya.Belajar pengetahuan juga bisa diartikan sebagai suatu program

belajar terencana untuk menguasai suatu materi pelajaran dengan

melibatkan suatu kegiatan investigasi atau penelitian dan eksperimen.

Tujuan belajar pengetahuan yaitu agar individu

mendapatkan atau menambah suatu informasi dan pemahaman terhadap

suatu pengetahuan tertentu, yang biasanya lebih rumit dan memerlukan kiat

khusus dalam mempelajarinya, misalnya yaitu

dengan menggunakan sebuah alat – alat laboratorium dan penelitian

lapangan

9). Tujuan Belajar

Tujuan belajar yaitu sejumlah hasil belajar yang menunjukkan bahwa

siswa telah melakukan suatu perbuatan belajar, yang pada umumnya meliputi

yaitu pengetahuan, keterampilan dan sikap – sikap yang baru yang diharapkan

tercapai oleh siswa. Tujuan belajar yaitu suatu diskripsi mengenai suatu

tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa yang setelah

berlangsungnya dalam proses belajar. Tujuan belajar dengan tujuan

pembelajaran sangatlah berbeda namun berhubungan sangat erat satu

dengan yang lainnya. Tujuan belajar


24

terdiri dari tiga komponen, yaitu : tingkah laku terminal, kondis – kondisi tes,

standar (ukuran) perilaku.

3. Macam-macam Minat Belajar


18
Banyak ahli yang mengemukakan mengenai jenis-jenis minat ,

mengklasifikasikan minat belajar menjadi empat jenis, yaitu:

a. Expressed interest, minat yang diekspresikan melalui verbal yang

menunjukkan apakah seseorang itu menyukai dan tidak meyukai suatu objek

atau aktifitas.

b. Manifest interest, minat yang disimpulkan dari keikutsertaan individu pada

suatu kegiatan tertentu.

c. Tested interest, minat yang disimpulkan dari tes pengetahuan atau

keterampilan dalam suatu kegiatan.

d. Inventoried interest, minat yang diungkapkan melalui inventori minat

atau daftar aktivitas dan kegiatan yang sama dengan pernyataan. Adapun

pendapat lain, membaginya ke dalam tiga kategori19, yaitu:

a. Minat volunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa tanpa ada

pengaruh luar.

b. Minat involunter adalah minat yang timbul dari dalam diri siswa dengan

pengaruh situasi yang diciptakan oleh guru.

c. Minat nonvolunter adalah minat yang ditimbulkan dari dalam diri siswa

secara dipaksa atau dihapuskan.

18
MuhibinSyah, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), h.146
19
Ibid, h.148
25

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

Secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat kita bedakan

menajdi tiga macam, yaitu:

1) Faktor Internal (faktor dari dalam), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani

siswa.

2) Faktor Eksternal (faktor dari luar), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.

3) Faktor Pendekatan Belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar

siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan untuk melakukan

kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

Faktor-faktor di atas saling berkaitan dan mempengaruhi satu sama lain. Jadi,

karena faktor-faktor tersebut di ataslah, muncul siswa-siswa yang High-archievers

(berprestasi tinggi) dan Under-achievers (berprestasi rendah) atau gagal sama

sekali. Dalam hal ini, seorang guru yang kompeten dan professional diharapkan

mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan munculnya kelompok siswa yang

menunjukkan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengerti faktor-

faktor yang menghambat proses belajar mereka20.

1. Faktor Internal (faktor dari dalam siswa)

Faktor yang berasak dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yakni:21

a) Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)

20
Alan Ahmadi dan WidodoSupriyanto, Psikologi Belajar (Jakarta: RinekaCiptaa, 2013), h.146

21
Ibid, h 148
26

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan

intesitas siswa dalam mengikuti pelajaran.Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi

jika disertai pusing kepala berat, misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta

(kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun, kurang atau tidak berbekas.

Untuk mempertahankan tonus jasmani agar tetap bugar, siswa sangat

dianjurkan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi, selain itu, siswa juga

dianjurkan memilih pola isterahat dan olahraga yang ringan secara teratur dan

berkesinambungan. Hal ini penting sebab kesalahan pola makan-minum dan isterahat

akan menimbulkan reaksi tonus yang negatif dan merugikan semangat mental siswa

itu sendiri.

Kondisi organ-organ khusus siswa, seperti tingkat kesehatan indera pendengar

dan indera penglihat, sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap

informasi dan pengetahuan.Khususnya yang disajikan di kelas.

Mengatasi kemungkinan timbulnya masalah mata dan telinga, anda selaku

guru yang professional seyogyanya bekerja sama dengan pihak sekolah untuk

memperoleh bantuan pemeriksaan rutin (periodik) dari dinas- dinas kesehatan

setempat. Kiat lain yang tak kalah penting untuk mengatasi kekurangsempurnaan

pendengaran dan penglihatan siswa-siswa tertentu ialah menempatkan mereka di

deretan bangku terdepan secara bijaksana. Tidak perlu menunjukkan sikap dan

alasan mengapa mereka ditempatkan di


27

depan kelas. Langkah bijaksana ini, perlu diambil untuk mempertahankan self-

esteem dan self-confidence siswa-siswa tersebut. Kemerosotan self- esteem dan

self-confidence (rasa percaya diri) seorang siswa akan menimbulkan frustasi yang

pada gilirannya cepat atau lambat siswa tersebut akan menjadi under-archiever dan

mungkin gagal, meskipun kapasitas kognitif mereka normal atau lebih tinggi

daripada teman-temannya22.

b) Aspek Psikologis (yang bersifat rohaniah)

Banyak factor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi

kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Semua keadaan dan fungsi

psikis atau saja berpengaruh terhadap proses belajar yang bersifat psikis juga.

Beberapa faktor psikis yang utama, yang dapat mempengaruhi proses dan hasil

belajar, ialah:23

a. Intelegensi

Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik

untuk mereaksi rangsangan atau menyusuaikan diri dengan lingkungan dengan cara

yang tepat (Reber, 1988). Jadi, intelegensi bukan persoalan kualitas otak saja,

melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak merupakan “menara

pengontrol” hamper seluruh aktivitas. Tingkat kecerdasan (IQ) siswa tidak dapat

diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses

belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin

22
Panji Anoraga, Psikologi Kerja (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.34

23
Ibid., h 36
28

tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut

meraih sukses dalam belajar.Sebaliknya, semakin rendah tingkat intelegensi individu,

semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu, perlu

bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua dan lain sebagainya.

Setiap calon guru dan guru professional sepantasnya menyadari bahwa

keluarbiasaanintelegensi siswa, baik yang positif seperti superior maupun yang

negatif seperti buderline, lazimnya menimbulkan kesulitan belajar siswa yang

bersangkutan. Di satu sisi siswa yang cerdas sekali akan merasa tidak mendapatkan

perhatian yang memadai dari sekolah karena pelajaran yang disajikan terlampau

mudah baginya. Akibatnya, ia menjadi bosan dan frustasi karena tuntunan kebutuhan

keingintahuan merasa terbendung secara tidak adil. Di sisi lain, siswa yang bodoh

sekali akan merasa sangat payah mengikuti sajian pelajaran karena terlalu sukar

baginya. Karenanya siswa itu sangat tertekan dan akhirnya merasa bosan dan frustasi

seperti yang dialami rekannya yang luar biasa positif tadi.

Menolong siswa yang berbakat, sebaiknya anda menaikkan kelasnya setingkat

lebih tinggi daripada kelasnya sekarang.Apabila di kelas barunya dia merasa

terlalu mudah juga, siswa tersebut dapat dinaikkan ke tempat lebih tinggi.Begitu

seterusnya, hingga dia mendapatkan kelas yang tingkat kesulitan sesuai dengan

tingkat intelegensinya. Apabila cara tersebut sulit ditempuh, alternatif lain yang

dapat diambil, misalnya dengan cara


29

menyerahkan siswa tersebut kepada lembaga pendidikan khususnya untuk para siswa

berbakat.

Sementara itu,untuk menolong siswa yang berkecerdasan di bawah normal,tak

dapat dilakukan sebaliknya yakni dengan menurunkan ke kelas yang lebih rendah.

Sebab cara penurunan kelas seperti ini dapat menimbulka n masalah baru yang

bersifat psikologis yang tidak hanya mengganggu adik- adik lainnya.

b. Sikap siswa

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderu ngan

untuk mereaksi atau merespon (response tendency) dengan cara yang relatif tetap

terhadap objek, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Sikap

(attitude) siswa yang positif, terutama pada guru dan mata pelajaran yang di

bawahnya pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya,

sikap negatif siswa terhadap anda dan mata pelajaran yang anda sajikan, apalagi

jika diiringi kebencian kepada anda atau kepada mata pelajaran anda dapat

menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut.

c. Bakat siswa

Hampir tak ada orang yang membantah, bahwa belajar pada bidang yang

sesuai dengan bakat yang dimiliki, akan memperbesar kemungkinan berhasilnya

usaha itu. Akan tetapi banyak hal-hal yang selalu menghalangi untuk terciptanya

kondisi yang sangat diingini oleh setiap orang.Dalam lingkungan sekolah (SMP,

SMA) belum semua sekolah memberi pelajaran


30

pilihan bebas, yang memang sesuai dengan bakat anak-anak.Memang diakui alat

pengukur bakat yang benar-benar dapat diandalkan sampai saat ini masih

langka.Secara mudah, bila dijumpai murid-murid berprestasi sangat menonjol dalam

bidang tertentu kiranya ini perlu mendapatkan perhatian khusus, sebab ada

kemungkinan anak tersebut mempunyai bakat dalam bidang itu.

Sehubungan dengan hal itu, bakat dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

prestasi belajar bidang-bidang studi tersebut.Oleh karenanya adalah hal yang tidak

bijaksana apabila orang tua memaksakan kehendaknya untuk menyekolahkan

anaknya pada jurusan keahlian tertentu tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang

dimiliki anaknya itu. Pemaksaan kehendak terhadap seorang siswa, dan juga

ketidaksadaran siswa terhadap bakatnya sendiri sehingga ia memilih jurusan keahlian

tertentu yang sebenarnya bukan bakatnya, akan berpengaruh buruk terhadap kinerja

akademik atau prestasi belajarnya.

d. Minat

Jika seseorang mempelajari sesuatu dengan penuh minat, maka dapat

diharapkan bahwa hasilnya akan lebih baik, sebaliknya kalau seseorang tidak

berminat untuk mempelajari sesuatu, jangann diharapkan bahwa akan berhasil dengan

baik dalam mempelajari hal tersebut. Karena persoalan yang biasa timbul ialah

bagaiman mengusahakan agar hal yang diinginkan sebagai pengalaman belajar itu

menarik minat para pelajar atau bagaimana cara menentukan agar para pelajar dapat

belaajr sesuai dengan minatnya.


31

e. Motivasi

Motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia ataupu hewan yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu.Motivasi berarti pemasok daya untuk

bertingkah laku secara terarah.Motivasi belajar artinya bagaimana permulaanya

seseorang itu mau belajar.Karena, belaar merupakan suatu keharusan.Keingian untuk

hidup sebagai manusia haruslah melakukan belajar.Belajar terjadi karena timbulnya

kebutuhan.Kebutuhan inilah yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi

sangat mempengaruhikegiatan dan hasil belajar.Motivasi penting bagi proses belajar,

karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memilih

tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu itu sendiri24.

Batasan mengenai motivasi sebagai “the process by which behavior is

nergized and directed” (suatu proses, dimana tingkah laku tersebut dipupuk dan

diarahkan), para ahli psikologis memberikan kesamaan antara motivasi dengan

needs (dorongan, kebutuhan). Dari batasan di atas, dapat disimpulkan, bahwa

motivasi adalah yang melatarbelakangi individu untuk berbuat mencapai tujuan

tertentu25.

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu: motivasi instrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbulnya dari dalam

orang yang bersangkutan, tanpa ransangan atau dorongan darioang lain. Berbagai

penelitian menunjukkan bahwa motivasi

24
Mansur Muslich, Pendidikan Karakter (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h.151
25
Lukmatul Hakim, Perencanaan Pembalajaran (Bandung: CV. Wacana Prima, 2008)
32

instrinsik lebih efektif dalam mendorong seseorang dalam belajar daripada motivasi

ekstrinsik.

f. Emosi

Sesuai dengan proses belajar dalam perkembangan kehidupan seseorang maka

terbentuklah suatu tipe atau keadaan kepribadian tertentu, antara lain menjadi

seseorang yang emosional, mudah putus asa. Hal ini tentu ikut menentukan

bagaimana ia menerima, menghayati pengalaman yang diperoleh. Keadaan emosi

yang labil, mudah marah, mudah tersinggung, merasa tertekan, dapat mengganggu

keberhasilan anak dalam belajar.Sedangkan, perasaan gembira, bebas, merupakan

aspek yang mendukung dalam kegiatan belajar. Kecerdasan emosional merupakan

bekal terpenting dalam mempersiapkan anak menyongsong masa depan karena

dengannya tantangan untuk berhasil secara akademis.

g. Kemampuan Kognitif

Kemampuan kognitif adalah kemampuan menular yang dimiliki oleh siswa.

Perlu diketahui bahwa penalarann kognitif tidak akan berkembang dengan baik, tanpa

adanya latihan. Untuk itu, belajar secara teratur akan meningkatkan kemampuan

kognitif yang dimiliki seseorang.

2. Faktor Eksternal (faktor dari luar siswa)

Faktor eksternal terdiri dari dua macam, yaitu:

a. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dibagi menjadi dua macam, yaitu:26

26
Ibid. h. 156
33

1) Lingkungan Alami

Kondisi alam yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar,

seperti: suhu udara, kelembaban udara, cuaca, musim yang sedang berlangsung,

termasuk kejadian alam yang ada.

2) Lingkungan Sosial

Lingkungan sekolah seperti para guru, para tenaga kependidikan, teman

sekelas, masyarakat, keluarga dapat mempengaruhi semangat belajar seorang

siswa.Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan

memperlihatkan suri tauladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,

misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi

kegiatan belajar siswa. Kondisi masyarakat yang serba kekurangan akan sangat

mempengaruhi aktifitas belajar siswa. Yang lebih banyak mempengaruhi ialah orang

tua dan keluarga siswa.

Sifat-sifat orang tua, pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan lain-lain

dapat memberi dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang

dicapai oleh siswa.

3) Lingkungan non-Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan

letaknya, rumah tempat tinggal siswa dan letaknya, alat-alat belajar dan waktu yang

digunakan siswa.Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan

belajar siswa.Khusus mengenai waktu yang disenangi untuk belajar (study time

preference).Belajar pada pagi hari lebih efektif daripada waktu lainnya.Namun,

menurut penelitian beberapa ahli, hasil


34

belajar tidak bergantung pada pilihan waktu yang cocok dengan kesiapsiagaan siswa.

Dengan demikian, waktu yang digunakan sisww untuk belajar yang selama ini

sering dipercaya berpengaruh terhadap prestasi siswwa, tak perlu dihiraukan.Sebab,

bukan waktu yang penting dalam belajar melainkan kesiapan sistem memori siswa

dalam menyerap, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan

yang dipelajari siswa tersebut.

b. Faktor-faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan pengujiannya

dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.Faktor inilah yang dapat

dimanipulasi untuk mencapai tujuan belajar yang telah dirancang.Faktor instrumental

antara lain:27

1) Kurikulumsekolah yang belum mantap, dapat mengganggu proses belajar

siswa. Terutama siswa yang terkena aturan perubahan kurikulum. Kurikulum

yang baik, jelas, dan mantap memungkinkan para siswa untuk dapat belajar

lebih baik pula.

2) Program

Program pendidikan dan pengajaran di sekolah yang telah dirinci dalam suatu

kegiatan yang jelas, akan memudahkan siswa dalam merencanakan dan

mempersiapkan untuk mengikut program tersebut. Program-program yang

jelas tujuannya, sasarannya, waktunya, dan kegiatannya membantu siswa

dalam proses belajar.

27
Ibid, h. 158
35

3) Bahan atau alat yang dipelajari

Bahan atau hal yang dipelajari akan menentukan bagaimana proses belajar itu

terjadi dan akan menentukan pula kuantitas maupun kualitas belajar. Berbeda

dalam proses, berbeda pula dalam hasil belajar.

4) Sarana dan fasilitas

Keadaan gedung/tempat belajar siswa, termasuk penerangan, fentilasi, dan

tempat duduk dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Penerangan

yang cukup, fentilasi yang memungkinkan pergantian udara secara baik,

tempat duduk yang memadai dan ruangan yang bersih akan membuat iklim

yang kondusif untuk belajar. Alat-alat pelajaran lengkap, perpustakaan yang

memadai, koperasi, kantin, dan bursa buku merupakan faktor pendukung

keberhasilan dan kemudahan bagi para siswa.

5) Guru/tenaga kerja

Kelengkapan jumlah tenaga pengajar dari guru tersebut akan

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Di samping itu, cara guru

mengajar akan mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.

Kemampuan guru, kedisiplinan dan cara mengajar yang baik yang

dimiliki oleh setiap guru, memungkinkan para murid belajar secara baik.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar yaitu jenis upaya belajar yang meliputi strategi dan

metode yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi dalam

proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini


36

berarti seperangkat langkah oprasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk

memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu. Faktor pendekatan

belajar juga berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar siswa tersebut.28

Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep

(memaksimalkan pemahamann dengan berpikir, banyak membaca dan diskusi)

misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar yang bermutu

daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface (memusatkan

rincian-rincian materi dan semata-mata memproduksi secara persis) atau

reproductive (bersifat menghasilkan kembali fakta dan informasi).

28
.Ibid h.168
37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan

mengeksploitasi data dilapangan dengan metode analisis deskriptif yang bertujuan

memberikan gambaran secara cepat tepat tentang Strategi Guru Pendididikan Agama

Islam dalam Meningkatkan Minat Belajar Siswa SD Pertiwi Makassar.

Deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial dan berbagai

fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga

tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model dari fenomena tersebut.29

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Adapun lokasi Penelitian ini dilaksanakan diSD Pertiwi Makassar. Alasan

Memilih Lokasi Tersebut karna jarak antara rumah dengan tempat penelitian tidak

cukup jauh Sedangkan objek penelitian adalah guru Pendidikan Agama Islam dan

siswa di SD Pertiwi Makassar.

C. Fokus Penelitian

Adapun yang menjadi fokus penelitian adalah :

1. Strategi Guru pendidikan Agama Islam

2. Minat belajar PendidikanAgamaIslam

29
WinaSanjaya, Penelitian Pendidikan,(Bandung: Kencana Prenada Media Group, 2013), h.47.

37
38

D. Deskripsi Fokus Penelitian

a. Strategi Guru PAI

Strategi Guru PAI yang dimaksud dalam penelitian ini cara atau strategi guru

dalam memberikan pengarahan dan pembelajaran dalam kelas.

b. Minat Belajar

Minat belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara guru

mengarahkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini digunakan dua jenis sumber data, yakni data primer dan

data sekunder. Dibawah ini penulis akan menjelaskan maksud kedua jenis data

tersebut.

1. Data Primer

Data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari pelaku yang

melihat dan terlibat langsung dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti.Data

primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak

melalui media perantara).Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara

individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau

kegiatan, dan hasil pengujian.Data primer disebut juga sebagai data asli atau data

baru yang memiliki sifat up to


39

date.Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya secara

langsung30.

Menjadi data primer dalam penelitian ini adalah perwakilan siswa dari setiap

tingkatan baik kelas 1 maupun kelas 6dengan mempertimbangkan kebutuhan penulis

dalam rangka melengkapi data penelitian. Dan guru mata pelajaran pendidikan

Agama Islam disekolah tersebut.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang
31
dari sumber pertama. Data ini berupa dokumen-dokumen sekolah seperti keadaan

geografis lembaga pendidikan, profile sekolah, struktur kepengurusan sekolah, visi

dan misi dan lain sebagainya.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian menggunakan instrumen, penelitian sebagai alat bantu agar

kegiatan penelitian berjalan secara sistematis dan terstruktur,dalam pengumpulan

data dilakukan dengan beberapa cara sebagai mana yang dikatakan

SuharsimiArikunto antara lain sebagai berikut:

1. Pedoman observasi

Pedoman observasi yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi

langsung dengan sumber informasi tentang objek penelitian, keadaan guru dan

keadaan siswa.

30
HadariNawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2011), h. 117
31
SumadiSuryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), h. 85.
40

2. Pedoman Wawancara

Pedoman Wawancara adalah pengamatan informasi dengan cara

mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan. Ciri

utama dari wawancara atau interview adalah kontak langsung dengan tatap

muka antara interview dan sumber informasi. Pedoman wawancara yaitu

instrumen yang berbentuk pertanyaan yang diajukan secara langsung kepada

responden. Dalam hal ini yang diwawancarai adalah: Guru pendidikan Agama

Islam.

3. Catatan dokumentasi

Catatan dokumentasi Menurut Suharsimi Arikunto, dokumentasi adalah

metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

prasasti, agenda dan dalam penelitian. Metode ini digunakan untuk mencari dan

mengumpulkan data dan informasi tertulis dari informan yang berhubungan

dengan masalah penelitian.Sehingga dapat memudahkan peneliti dalam

mengumpulkan hasil-hasil penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat dan

mencatat fenomena yang muncul.Observasi adalah pengamatan yang dilakukan

secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis


32
untuk kemudian dilakukan pencatatan. Pada Dasarnya teknik observasi digunakan

untuk melihat atau mengamati

32
P. JokoSubagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), h. 63.
41

perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan berkembang yang kemudian dapat

dilakukan penilaian atas perubahan tersebut.

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung

ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya.Instrumen yang dipakai dapat

berupa lembar pengamatan, penduan pengamatan dan lainnya.33Data yang diperoleh

dari observasi adalah tentang situasi umum objek penelitian atau untuk mencari data

yang berhubungan dengan penelitian ini.Dalam penelitian ini observasi digunakan

untuk mengamati aktivitas pembelajaran peserta didik, proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, serta fasilitas atau sarana dan data yang dapat menunjang

kelengkapan penelitian ini.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah

tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih

berhadapan secara fisik. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data atau

informasi sebanyak mungkin dan sejelas mungkin kepada subjek penelitian.34

a. Wawancara terstruktur (Structured interview)

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila

peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa

yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data

telah menyiapkan instrumen penelitian berupa

Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali pers, 2009), h. 51.
33

34
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 160
42

pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan.

Dengan wawancara terstruktur ini setiap responden di beri pertanyaan yang sama,

dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula,

pengumpulan data dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul

data. Supaya setiap pewawancara mempunyai keterampilan yang sama, maka

diperlukan training kepada calon pewawancara.35

b. Wawancara tak berstruktur (unstructured interview)

Wawancara tidak terstruktur, adalah wawancara yang bebas di mana peneliti

tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.36

Lincoln and guba dalam buku Sugiyono mengemukakan ada tujuh langkah

dalam penggunaan wawancara untuk mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif,

yaitu:37

1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan.

2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan

pembicaraan.

3) Mengawali atau membuka alur wawancara.

4) Melangsungkan alur wawancara.

5) Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2010), h. 194-195.
35

Ibid,h. 197.
36

37
Ibidh. 322.
43

6) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan.

7) Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah di peroleh.

Dalam hal ini peneliti mengajukan sejumlah pertanyaan lisan yang langsung

ditujukan kepada guru dan beberapa perwakilan siswa dari setiap kelas tentang

Pengelolaan Kelas dalam meningkatkan mutu pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di Sekolah tersebut.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang berarti barang-barang tertulis.

Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,

agenda, dan sebagainya.38 Sehingga dengan metode dokumentasi, akan diperoleh

data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, foto, surat kabar dan

sebagainya.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data

kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

dengan data, mengorganisasikan data, memilah- milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang

penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada

orang lain.39

Dalam penelitian kualitatif, dalam melakukan analisis data terdapat beberapa

komponen sebagai berikut:40

38
SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), h.
231
39
Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 248.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 337.
44

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam, memilih,

memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan

akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah peneliti melakukan reduksi data, langkah yang diambil selanjutnya

adalah menyajikan data yang diperoleh. Dalam penyajian data dilakukan ke dalam

bentuk uraian singkat atau teks dan lain sebagainya.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan.

Kesimpulan dalam penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah yang sudah

dirumuskan sebelumnya, akan tetapi ada kemungkinan tidak dapat menjawab

rumusan masalah tersebut. Karena rumusan masalah dalam penelitian yang bersifat

kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang nantinya setelah peneliti

berada di lapangan. Sangat diharapkan, kesimpulan dalam penelitian ini merupakan

temuan baru dari peneliti. Temuan baru tersebut dapat berupa deskripsi, atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih tampak samar sehingga setelah

diadakan penelitian dapat menjadi jelas.


45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SD Pertiwi Makassar

1. Sejarah Berdirinya SD Pertiwi Makassar

Yayasan SD Pertiwi Makassar adalah yayasan yang bergerak di bidang

pendidikan mulai tingkat TK (Taman Kanak-Kanak) dan SD (Sekolah Dasar), yang

terletak di Provinsi Sulawesi Selatan kota Makassar Kecamatan Rappocini Kelurahan

Banta-bantaeng Jalan Bontolangkasa I.41

Yayasan ini berdiri tahun 1969, akan tetapi yayasan ini masih menumpang

belajar pada TK Pertiwi sampai tahun 1974. Kemudian tahun 1974 SD Pertiwi

membangun tiga ruangan kelas dan satu ruangan kantor. Sedangkan di tahun 1975 SD

Pertiwi yang masih berstatus swasta diresmikan. Pada tahun berikutnya SD Pertiwi

mendapat tambahan ruang kelas sebanyak tiga pada tahun 1978, sedangkan di tahun

1993 mendapat tambahan ruang gedung bertingkat sebanyak enam ruangan, gedung

bertingkat diresmikan sekaligus perubahan status swasta menjadi swasta disamakan

pada tahun 1994. Seiring waktu, sehingga pada tahun 2001 SD Pertiwi membangun

laboratorium IPA dan tahun 2003 SD Pertiwi direhab secara keseluruhan besar-

besaran sekaligus tambahan bangunan, Musollah, UKS, Perpustakaan, Ruangan

Laboratorium Komputer, Kantin, dan Area Parkir.

41
Dokumen SD Pertiwi
46

Bangunan-bangunan di SD Pertiwi masih sangat kokoh sampai sekarang

dan semakin banyak siswanya.

2. Visi dan Misi

Adapun visi dan misi SD Pertiwi Makassar, yaitu: Visi :

Mewujudkan sekolah yang bernuansa peduli lingkungan hidup untuk unggul di

bidang IPTEK serta berwawasan IMTAQ

Misi:

a. Menciptakan lingkungan hidup yang sehat, hijau, asri, dan nyaman

b. Menerapkan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan

menyenangkan (PAIKEM) dengan menggunakan lingkungan hidup

c. Mendaur ulang barang bebas menjadi benda/alat yang berguna

d. Melaksanakan pembelajaran yang berbasis lingkungan hidup dengan

situasi yang kondusif dengan mengedepankan para peserta didik.

e. Melaksanakan pendidikan yang bernuansa lingkungan hidup dengan

pendekatan yang seusai dengan perkembangan zaman (kontekstual)

f. Menciptakan situasi yang bernuansa lingkungan hidup dalam

meningkatkan IMTAQ dalam proses pembelajaran


47

g. Melaksanakan pendidikan dengan menciptakan kecerdasan ganda

3. Keadaan Guru

Guru merupakan salah satu faktor pendukung dalam meningkatkan kualitas

para peserta didik, oleh karean itu profesionalisme guru sangatlah diperlukan oleh

setiap sekolah terutama Sekolah Dasar Pertiwi Makasar.

Kemampuan guru dalam menguasai materi serta metode mengajar sangatlah

penting untuk mewujudkan tercapainya tujuan. Dan untuk mengetahui keadaan guru

SD Pertiwi Makassar dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Keadaan Guru SD Pertiwi Makassar Tahun Ajaran 2018-

2019
48

STATUS
NO NAMA GURU JENIS PTK PENDIDIKAN
KEPEGAWAIAN
1 Hasliah, S.Pd. Kepala Sekolah PNS S1
2 Ahmad Saleh, A.Ma.Pd Guru Bid. Studi PNS D2
3 Murniati, S.Pd Guru Kelas PNS S1
4 Hj. Husniati, S.Pd Guru Kelas PNS S1
5 Syachriah, S.Pd Guru Kelas PNS S1
6 Lis Bulkis, S.Pd Guru Kelas PNS S2
7 Subarto, S.Pd Guru Bid. Studi PNS S1
8 Kasau, S.Pd, M.Pd Guru Kelas PNS S2
9 Zusanti, S.Pd Guru Kelas PNS S1
10 Muhammad Amir, S.Pd Guru Kelas PNS S2
11 Hasia, S.Pd Guru Kelas PNS S1
12 Hj. Hamsinar, S.Pd Guru Kelas PNS S1
13 Supiati, S.Pd Guru Kelas PNS S1
14 Rezki Amalia, S.Pd Guru Kelas PNS S1

Agustin R. Modjo,S.Si.,
15 Guru Kelas HONOR S1
S.Pd
16 Harwaty Rasyid, S.Pd Guru Kelas HONOR S1
17 Awaliah, S.Pd Guru Kelas HONOR S1
18 Muh. Ruslam Said, S.Pd Guru Kelas HONOR S1
19 Nirmalasari, S.Pd Guru Kelas HONOR S2
20 Siti Martieni, S.Ag Guru Kelas HONOR S1
21 Irda Ramayani, S.Pd Guru Kelas HONOR S1
22 Rizal, S.Pd Guru Bid Studi HONOR S1
23 Haerul Wahyuni, S.Pd Guru Bid Studi HONOR S1
24 Suardi, A.Ma Guru Bid Studi HONOR S1
49

25 A. Sriyanti, S.Pd Guru Bid Studi HONOR S1


26 Marhamah Junaid, S.Ag Guru Bid Studi HONOR S1
27 Rahbiah, S.Sos Guru Bid Studi HONOR S1
28 Asmira Herawati, S.Pd Guru Bid Studi HONOR S1
29 Muh. Dhevly Saputra, S.Pd Guru Bid Studi HONOR S1
30 Fatmawati, A.Ma Guru Bid Studi HONOR S1
31 Abidah, S.E Guru Bid Studi HONOR S1
32 Hj. Raodah, S.E Guru Bid Studi HONOR S1
33 Jumiati, S.Pd Guru Bid Studi HONOR S1
34 Fitriani, S.Pd Guru Bid Studi HONOR S1
A. Nurhasnah Karim
35 Guru Bid Studi HONOR S1
Haba, S.Pd
36 Nurmiati, S.Pd Guru Bid Studi HONOR S1
37 Ir. Muh. Ridwan Guru Bid Studi HONOR S1
38 Andi Rudiyanto Guru Bid Studi HONOR S1
39 Faiqah, S.Pd Guru Bid Studi HONOR S1

Guru
40 Sukmawati, S.Pd HONOR S1
Pendamping
Guru
41 Hardiyanty Has, S.Pd HONOR S1
Pendamping
Guru
42 Muh. Haryanto Iskandar HONOR S1
Pendamping
43 Fitri Amalia UKS HONOR S1
44 A. Ervina Natalia W., S.Pd Pustakawan HONOR S1
45 Sherly TU HONOR SMA
46 Muh. Ilham Satpam HONOR SMK
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah guru yang sudah PNS ada 14 orang

dan yang masih honor sebanyak 32 orang.


50

4. Keadaan Siswa

Keadaan siswa yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah mengenai

banyaknya siswa sebagai responden. Untuk lebih jelasnya keadaan siswa SD Pertiwi

Makassar tahun ajaran 2018-2019 dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2. Keadaan Siswa SD Pertiwi Makassar Tahun Ajaran 2018 -

2019

JUMLAH
NO KELAS JUMLAH SISWA
Lk Pr
1 I 24 31 55
2 II 43 38 81
3 III 38 46 84
4 IV 51 44 95
5 V 61 51 112
6 VI 53 37 90
JUMLAH 270 247 517
Sumber Data: SD Pertiwi Makassar 2018-2019

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah siswa SD Pertiwi Makassar tahun

ajaran 2018-2019 sebanyak 517 orang.

5. Keadaan Sarana dan Prasarana

Kelangsungan pendidikan formal tidak hanya didukung oleh tenaga pengajar

dan siswa, tetapi harus didukung pula oleh sarana dan prasarana, misalnya fasilitas

gedung sekolah dan alat-alat pengajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar serta lingkungan yang dapat memberi suasana edukatif. Oleh karena itu,

masalah sarana dan fasilitas ini, tetap menjadi bagian dari objek penelitian dalam

setiap kegiatan meneliti.


51

Keadaan sarana pendidikan dan fasilitas belajar SD Pertiwi Makassar dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3. Sarana dan Fasilitas Belajar SD Pertiwi Makassar

NO. SARANA/ FASILITAS BELAJAR KETERANGAN


1 Musollah Ada
2 Perpustakaan Ada
3 Lapangan Olahraga Ada
4 Alat-alat Kesenian Ada
5 Alat-alat Keterampilan Ada
6 Laboratorium Komputer Ada
7 Laboratorium IPA Ada
8 Ruang Kepala Sekolah Ada
9 Ruang Guru Ada
10 Ruang TU Ada
11 Ruang BP Ada
12 WC Ada
13 Ruang OSIS Ada
14 Kantin Ada
15 Lapangan Parkir Ada
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki

di SD Pertiwi Makassar sudah dikatakan memadai dalam menunjang kegiatan proses

belajar mengajar.

Tabel 4. Kegiatan Ekstrakulikuler yang ada di SD Pertiwi Makassar

NO KEGIATAN EKSTRAKULIKULER KETERANGAN


1 Pramuka Ada
2 Dokter Kecil Ada
3 Olahraga Ada
4 Seni Musik Ada
5 Seni Lukis Ada
6 Tari Ada
7 Hafidz Qur’an Ada
8 Pencak Silat Ada
52

6. Struktur Organisasi SD Pertiwi Makassar

PEMBINA

GUBERNUR SUS-SEL

SEKDA SUL-SEL

PENGURUS YAYASAN

PENGURUS PERTIWI

KETUA

SEKRETARIS BENDAHARA
53

KEPALA

WALI KELAS
GURU MATA PELAJARAN

TENAGA PERPUSTAKAA PRAMUKA SANGGAR DOK.KECIL

SENI BELADIRI TPA SENI TARI

PENJAGA SEKOLAH

BUJANG SATPAM BUJANG TUKANG KEBUN TUKANG KEBUN

B. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan

Minat Belajar Siswa SD Pertiwi Makassar


Tenaga pendidik (guru) bagi dunia pendidikan merupakan pemegangtonggak

peradaban bangsa, selain itu juga sebagai rahim peradaban bagikemajuan

zaman.Karena dialah sosok yang berperan aktif dalam mentransfer ilmu dan

pengetahuan bagi anak didiknya untuk dijadikan bekal yang sangat vital bagi dirinya

kelak.Dengan demikian kepala sekolah mempunyai peran sentral dalam mengelola

personalia, khususnya tenaga pendidik.


54

Kegiatan belajar mengajar dituntut profesionalisme dan kreativitas guru

dalam menghadapi siswa yang berbeda-beda latar belakang pendidikan dan

pengetahuan agamanya sehingga meraka tidak merasa jenuh dan bosan serta tetap

tertarik dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan serius yang

disampaikan oleh guru.

Tentunya dalam suatu sekolah harus memiliki guru-guru yang berkompeten

serta profesional karena guru yang profesional akan melahirkan siswa yang disiplin

serta memiliki kecakapan berpikir yang sangat baik di sekolah. Terlebih lagi guru

Pendidikan Agama Islam di sekolah karena mereka mengajarkan tentang akhlak atau

budi pekerti kepada para siswanya. Berdasarkan wawancara peneliti dengan Budi

Chandra Wicaksono S.Pd, M.Pd selaku kepala sekolah tentang kualitas guru di

sekolah ini beliau mengatakan bahwa:

Guru-guru di sekolah ini sudah profesional semua terutama guru Pendidikan


Agama islam karena sudah lebih dari sepuluh tahun mengajar disini serta
selalu aktif dalam kegiatan KKG antar guru pendidikan Agama Islam.42

Berdasarkan wawancara peneliti dengan ibu Jumiati, S.Pd , guru Pendidikan


Agama Islam, bahwa dalam mengajar guru menerapkan strategi yaitu:
1. Melakukan bimbingan langsung kepada siswa-siswa melalui proses belajar
mengajar dan di luar jam pelajaran dengan pengawasan langsung.
2. Memberikan tugas hafalan
3. Tanya jawab selama proses pembelajaran
4. Melakukan bimbingan tidak langsung dengan cara membangun komunikasi
secara continue dengan orang tua siswa dengan

42
Hasliah selaku kepala sekolah wawancara di SD Pertiwi Makassar pada tanggal 9 Oktober
2018
55

memberikan penjelasan kepada orang tua siswa tentang pentingnya peran


orang tua dalam meningkatkan minat belajar siswa.43
Berdasarkan wawancara di atas dipahami bahwa strategi guru di SD Pertiwi
Makassar sangat baik seperti melakukan bimbingan langsung kepada siswa-siswa
melalui proses belajar mengajar dan di luar jam pelajaran dengan pengawasan
langsung ini dilakukan agar siswa lebih cepat paham dan mengerti tentang pelajaran
yang diajarkan.

Selanjutnya strategi yang dilakukan adalah memberikan tugas hafalan ini


ditujukan agar para siswa dan siswi memiliki kemampuan dalam hal pelajaran agama
dengan menghafal ayat maupun hadits yang berkaitan dengan pelajaran yang
diajarkan.

Kemudian melakukan tanya jawab selama proses pembelajaran ini dilakukan


agar guru tahu sampai dimana pemahaman setiap terhadap materi yang diajarkan
serta dengan melakukan tanya jawab guru bisa mengetahui siswa yang cepat
memahami materi dengan yang belum paham sama sekali.

Setelah itu guru melakukan Melakukan bimbingan tidak langsung dengan cara
membangun komunikasi secara continue dengan orang tua siswa dengan
memberikan penjelasan kepada orang tua siswa tentang pentingnya peran orang tua
dalam meningkatkan minat belajar siswa.Ini dilakukan guru agar para orangtua juga
bisa mengontrol anak dirumah dan bisa mengetahui bagaimana kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki anaknya melalui informasi dari gururnya.

Berikut hasil wawancara peneliti dengan Rahbiah, S.Sos guru Pendidikan

Agama Islam:

“Strategi guru dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam sangat penting


karena selain bertugas sebagai pengajar juga berperan untuk mendidik anak
menjadi pribadi muslim yang taat pada agama yang dianutnya serta guru
juga mengarahkan kepada anak didik tentang

43
Jumiati selaku guru Pendidikan Agama Islam wawancara SD Pertiwi Makassar pada
tanggal 18 Juli 2018
56

hal-hal perbuatan yang harus dilakukan dan yang perlu dijauhi memberi
contoh teladan bagi anak didiknya.44
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD Pertiwi Makassar

adalah guru Pendidikan Agama Islam berusaha menanamkan nilai- nilai agama dalam

proses pembelajaran dengan cara melakukan proses pembelajaran terpadukan,

disesuaikan dengan kurikulum Pendidikan Agama Islam. Dengan cara tersebut tentu

akan memberi nilai tersendiri pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, misalnya

anak didik akan minat atau senang pada pembelajaran tersebut.

Dengan demikian strategi yang dilakukan guru di sekolah sudah cukup baik

karena guru juga mengajar serta mengarahkan para siswanya supaya mereka memiliki

perilaku yang baik dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan wawancara dengan Meutia Kinanti Wahid siswa kelas V di SD

Pertiwi Makassar, mengemukakan bahwa:

1. Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu sangat mudah dipelajari serta
gampang dimengerti. Sehingga kami para peserta didik sangat senang dalam
mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam. Mata pelajaran ini juga sangat
mempengaruhi minat belajar siswa walaupun bukan di mata pelajaran ini.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam lebih diminati lagi karena memang
mendapat dorongan dari orang tua.
2. Minat belajar siswa juga dipengaruhi oleh cara mengajar guru di kelas.45

Berdasarkan wawancara di atas dipahami bahwa pelajaran PAI sangat

mudah dimengerti oleh para siswa karena disampaikan dengan

44
Rahbiah selaku guru Pendidikan Agama Islam wawancara SD Pertiwi Makassar pada
tanggal 23 Juli 2018

45
Wawancara dengan Meutia Kinanti selaku Siswa kelas V SD Pertiwi Makassar pada
tanggal 25 Juli 2018
57

bahasa yang mudah dimengerti oleh para siswa serta langsung diperlihatkan

contohnya melalui lcd proyektor dikelas.

Pendidikan Agama Islam yang diterapkan di SD Pertiwi Makassar sangat

bermanfaat. Guru Pendidikan Agama Islam tentu harus menjadi suri teladan bagi

anak didiknya. Karena melalui pendidik tentu anak didik akan memperhatikan apa

saja yang dilihat di sekitarnya. Jadi sebagai seorang pendidik harus memiliki strategi

dalam proses pembelajaran. Sebagaimana wawancara peneliti dengan ibu Rahbiah,

S.Sos guru pendidikan Agama Islam, menyatakan bahwa:

1. Strategi yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam yaitu memberikan


tugas hafalan, ceramah, membuat kaligrafi, tanya jawab, selama pelajaran
berlangsung.
2. Minat belajar siswa terbentuk dengan sendirinya dan memang ada dorongan
dari orang tua dan strategi yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran.
3. Siswa tidak bisa kita paksakan untuk minat atau suka terhadap suatu
pembelajaran.
4. Adanya dorongan dari orang tua.46
Strategi pembelajaran yang disampaikan oleh guru di atas sangat baik yakni

memberikan tugas hafalan kepada para siswa seperti doaharian dan surah-surah

pendek, membuat ceramah serta membuat kaligrafi sederhana supaya para siswa

memiliki kreativitas dalam pelajaran tersebut.

Strategi belajar mengajar dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan guru

dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan

pengajaran tertentu Minat adalah kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan

dan mengenang beberapa aktivitas. Seseorang yang

46
Wawancara dengan ibu Rahbiah selaku guru Pendidikan Agama Islam SD Pertiwi
Makassar pada tanggal 23 Juli 2018
58

berminat terhadap aktivitas akan memperhatikan aktivitas itu secara konsisten

dengan rasa senang.

Strategi belajar mengajar dapat diartikan sebagai pola umum kegiatan guru

dan murid dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan

pengajaran tertentu

Seorang siswa yang berminat terhadap sesuatu yang diminati itu sama sekali

tidak akan menghiraukan sesuatu yang lain. Dengan demikian minat dapat diartikan

sebagai kecenderungan sifat yang terorganisir berdasarkan dari pengalaman

seseorang, yang mendorong seseorang atau individu untuk mencari keterangan atau

fakta-fakta dari sebuah objek, aktivitas atau kegiatan, pemahaman, skill, tujuan

perhatian atau murni ingin mahir dalam hal tertentu.

Berdasarkan wawancara peneliti lakukan dengan ibu Jumiati S.Pd tentang

strategi guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat Belajar siswa di

SD Pertiwi Makassar beliau mengatakan bahwa :

Strategi yang kami lakukan yakni memberikan bimbingan langsung kepada


siswa-siswa melalui proses belajar mengajar dan di luar jam pelajaran seperti
mengadakan pelajaran tambahan seperti les sore terutama dalam hal baca tulis
Al-Qur’an.47
Berdasarkan wawancara di atas dapat dipahami bahwa strategi atau langkah-

langkah yang dilakukan pihak sekolah adalah mengadakan pelajaran tambahan

seperti siswa ikut belajar cara baca tulis alquran pada sore hari

47
Wawancara dengan Ibu Jumiati selaku guru pendidikan Agama Islam SD Pertiwi
Makassar pada tanggal 23 Juli 2018
59

diharapkan dengan diterapkannya kegiatan ini dapat meningkatkan minat dan

kemauan para siswa dalam mempelajari Pendidikan Agama Islam dengan didukung

juga oleh para orangtua siswa.

Tanpa disadari para siswa memiliki semangat dalam kegiatan tersebut dan semakin

hari kegiatan ini membawa dampak yang sangat baik bagi para guru dan siswa di

sekolah karena para siswa dibekali dengan berbgai macam keterampilan yang

berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

Lanjut peneliti melakukan wawancara dengan ibu Rahbiah, S.Sos guru

Pendidikan Agama Islam:

Kami di sini para guru menganjurkan siswa untuk bersama-sama membaca


dan menghafal surah- surah pendek sebelum memulai pembelajaran serta
melakukan perlombaan keagamaan setiap akhir semester serta menerapkan
beberapa metode belajar seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi dan
praktek.48

Berdasarkan wawancara di atas dipahami bahwa salah satu strategi yang

dilakukan para guru untuk membuat minat siswa meningkat yakni :

Pertama menyuruh siswa untuk membaca dan menghafal surah-surah pendek

sebelum pembelajaran dan sebelum pulang dengan harapan para siswa lebih banyak

menghafal dan membaca alquran para siswa akan lebih paham dan memahami

kandungan baccan yang mereka baca.

Kedua melakukan kegiatan lomba-lomba keagamaan setelah semester

dengan harapan yang mengikuti lomba tersebut akan lebih paham dan memiliki minat

belajar yang tinggi tentang pelajaran Pendidikan Agama Islam.

48
Wawancara dengan ibu Rahbiah selaku guru Pendidikan Agama Islam SD Pertiwi
Makassar pada tanggal 23 Juli 2018
60

Ketiga dengan menerapkan variasi dalam proses pembelajaran seperti

menggunakan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan praktek seperti yang

dijelaskan di bawah ini :

1. Metode Ceramah

Strategi ceramah ialah strategi mengajar dengan menyampaikan informasi dan

pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya

mengikuti secara pasif.Metode ini digunakan untuk menyampaikan informasi,

dan untuk menyampaikan materi yang berkenaan dengan pengertian-

pengertian atau konsep-konsep.

2. Metode Tanya Jawab

Strategi Tanya jawab adalah cara penyajian dalam bentuk pertanyaan yang

harus dijawa, strategi ini dimaksudkan untuk merangsang berpikir dan

membimbing peserta didik dalam mencapai kebenaran.

3. Metode Diskusi

Strategi diskusi ialah salah satu cara mendidik yang berupaya memecahkan

masalah yang dihapai, baik dua orang atau lebih yang masing-masing

mengajukan argumentasinya untuk memperkuat pendapatnya.

4. Metode Praktek

Strategi praktek ialah mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik

menggunakan alat atau bahan, seperti diperagakan, dengan harapan anak didik

menjadi jelas dan mudah sekaligus dapat mempraktekkan materi yang

dimaksud.

5. Metode Kerja Sama


61

Strategi kerja sama ialah upaya saling membantu antara dua orang atau lebih,

antara individu dengan kelompok lainnya dalam menyelesaikan masalah yang

dihadapi.

Berdasarkan metode yang digunakan di atas untuk menjadikan penerapan

metode strategi pembelajaran ada beberapa faktor yang mendukungnya diantaranya :

g. Tujuan yang Hendak Dicapai

Tujuan adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengaj ar.

Setiap guru hendaknya memperhatikan tujuan pembelajaran.

h. Materi Pelajaran

Materi pelajaran ialah sejumlah materi yang hendak disampaikan oleh guru

untuk bisa dipelajari dan kuasai oleh peserta didik.

i. Peserta Didik

Peserta didik adalah sebagai subjek belajar memiliki karakteristik yang

berbeda-beda, baik minat, bakat, kebiasaan, motivasi, lingkungan keluarga

dan harapan terhadap masa depannya.

j. Situasi

Situasi kegiatan belajar merupakan setting lingkungan pembelajaran yang

dinamis. Guru harus teliti dalam melihat situasi.

k. Fasilitas

Fasilitas dapat mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.

Oleh karena itu, ketiadaan fasilitas akan sangat mengganggu pemilihan

metode yang tepat. Jadi, fasilitas ini sangatlah penting guna berjalannya

proses pembelajaran yang efektif.


62

l. Guru

Guru yang berlatar belakang pendidikan keguruan biasanya lebih terampil

dalam memilih metode dan tepat dalam menerapkannya. Jadi, untuk menjadi

seorang guru pada intinya harus memiliki jiwa yang professional

Berdasarkan hasil wawancara di atas peneliti menyimpulkan bahwa Strategi

guru Pendidikan Agama Islam di SD Pertiwi Makassar sudah sangat baik seperti guru

Melakukan bimbingan langsung kepada siswa-siswa melalui proses belajar mengajar

dan di luar jam pelajaran dengan pengawasan langsung, Memberikan tugas hafalan,

Tanya jawab selama proses pembelajaran, Melakukan bimbingan tidak langsung

dengan cara membangun komunikasi secara continue dengan orang tua siswa

dengan memberikan penjelasan kepada orang tua siswa tentang pentingnya peran

orang tua dalam meningkatkan minat belajar siswa. Serta ada juga strategi lain yang

dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar

siswa di SD Pertiwi Makassar yakni memberikan bimbingan langsung kepada siswa-

siswa melalui proses belajar mengajar dan di luar jam pelajaran seperti mengadakan

pelajaran tambahan seperti les sore terutama dalam hal baca tulis Al-Qur’an serta

ketertiban guru-guru dalam meningkatkan minat belajar siswa cukup besar.

C.Minat Belajar Siswa di SD Pertiwi Makassar


63

Masa depan siswa secara umum banyak bergantung pada guru. Guru yang

pandai, bijaksana mempunyai kemampuan dan keikhlasan terhadap pekerjaannya,

mampu mendidik siswa ke arah yang positif.

Guru menyadari bahwa siswa yang datang ke sekolah untuk belajar itu belum

tentu atas kemaunnya sendiri, tetapi mungkin memenuhi keinginan orang tuannya.

Semasa siswa siswa itu tidak dapat melaksanakan kebutuhan akannyaakan pelajaran

yang diberikan kepadanya.Ia hanya menjalankan tugas yang dikerjakan guru.

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi

atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat itu tidak muncul dengan

sendirinya melainkan adanya faktor yang menyebabkan timbulnya minat dalam diri

peserta didik tersebut.

Seorang siswa yang berminat terhadap sesuatu yang diminati itu sama sekali

tidak akan menghiraukan sesuatu yang lain. Dengan demikian minat dapat diartikan

sebagai kecenderungan sifat yang terorganisir berdasarkan dari pengalaman

seseorang, yang mendorong seseorang atau individu untuk mencari keterangan atau

fakta-fakta dari sebuah objek, aktivitas atau kegiatan, pemahaman, skill, tujuan

perhatian atau murni ingin mahir dalam hal tertentu.

Anak didik yang berminat terhadap suatu pelajaranakan mempelajari dengan

sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya. Anak didik mudah menghapal yang

menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan dengan lancar bila disertai dengan

minat. Minat merupakan alat motivasi yang utama


64

yang dapat membangkitkan kegairahan belajar anak didik dalam rentangan waktu

tertentu.

Berdasarkan wawancara dengan ibu Jumiati, S.Pd tentang minat belajar

sisiwa SD Pertiwi Makassar beliau mengatakan bahwa :

Menurut ibu minat belajar siswa-siswi di sekolah ini sangat baik karena
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu sangat mudah dipelajari serta
gampang dimengerti. Sehingga para peserta didik sangat senang dalam
mengikuti pelajaran Pendidikan Agamaserta mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam lebih diminati lagi karena memang mendapat dorongan dari
orang tua.49

Berdasarkan wawancara di atas dapat dipahami bahwa minat belajar siswa di

SD Pertiwi Makassar sangat baik karena selain gurunya sabar dalam mengajar para

siswa juga di dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya lcd

proyektor serta dukungan yang diberikan orangtua kepada anaknya terutama dalam

mata pelajaran PAI ini.

Adapun faktor yang mempengaruhi minat siswa diantaranya:

1. Orang Tua.

Orang tua adalah orang yang terdekat dalam keluarga, oleh karenya orang tua

itu sangat besar pengaruhnya dalam menentukan minat dalam diri siswa terhadap

pelajaran sebagaimana yang dikutip oleh Abd. Rahman Abror bahwa tidak semua

siswa memulai bidang studi baru karena faktor minatnya sendiri. Ada yang

mengembangkan minatnya terhadap bidang pelajaran

49
jumiati selaku guru Pendidikan Agama Islam wawancara SD Pertiwi Makassar pada
tanggal 23 Juli 2018
65

tersebut karena pengaruh dari gurunya, teman sekelasnya, atau orang tuanya.50

2. Guru

Sikap guru yang diperlihatkan kepada siswa memiliki peranan penting dalam

membangkitkan minat siswa. Apabila siswa tidak berminat terhadap gurunya maka

siswa tidak akan mau belajar. Oleh karena itu apabila siswa tidak berminat terhadap

gurunya maka sebaiknya dibangkitkan sifat positif (sikap menerima) kepada gurunya

agar siswa mau belajar memperlihatkan pelajaran.

3. Materi Pelajaran

Bahan pelajaran akan menarik bagi siswa jika terlihat adanya hubungan antara

pelajaran dengan kehidupan nyata. Hal ini dapat berhasil membangkitkan minat siswa

jika bahan pelajaran dikaitkan langsung dengan tematik kehidupan siswa pada saat

itu. Pelajaran akan lebih menarik jika siswa diberi kesempatan untuk dapat giat

sendiri. Kesempatan mengambil sendiri, giat secara mandiri, sudah akan

memungkinkan siswa dapat meresapkan bahan-bahan pelajaran.

4. Media/Alat Pelajaran

Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat

pelajaran yang dipakai oleh guru waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk

menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan

50
Http//kamriantiramli.wordpress.com.diakses pada tanggal 7oktober 2018
66

tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.51

Media atau alat pelajaran yang menarik digunakn oleh guru dalam proses

pembelajaran juga dapat mempengaruhi timbulnya minat siswa untuk mau belajar.

Seorang guru yang menggunakan media dapat menarik minat siswa untuk tetap dapat

memperhatikan penjelasan guru. Karena pada umumnya ada siswa yang cenderung

lebih giat belajarnya karena adanya penggunaan media oleh gurunya lebih jika siswa

diikutsertakan dalam penggunaan media tersebut.

Beberapa faktor penunjang yang biasa dihadapi oleh guru dalam proses

belajar mengajar sebagaimana hasil wawancara peneliti dengan ibu Jumiati, S.Pd

,guru Pendidikan Agama Islam, bahwa:

1. Mengadakan pelajaran tambahan seperti les sore terutamadalam hal baca


tulis Al-Qur’an.
2. Siswa pada saat diberi nasehat tidak banyak membantah apa yang
diajarkan.
3. Ketertiban guru-guru dalam meningkatkan minat belajar siswa cukup
besar.52

Berdasarkan wawancara di atas dipahami bahwa ada beberapa faktor

penunjang dalam meningkatkan minat para siswa diantaranya :

Pertama mengadakan pelajaran tambahan seperti les sore terutama dalam hal

baca tulis alquran ini dilakukan agar para siswa memiliki keterampilan lebih dalam

hal sekedar memahami teori saja.

51
Ibid
52
Jumiati selaku guru Pendidikan Agama Islam wawancara SD Pertiwi Makassar pada
tanggal 23 Juli 2018
67

Kedua siswa pada saat diberi nasehat tidak banyak membantah apa yang

diajarkan ini berarti sangat paham bahwa dalam hal pembelajaran mereka sangat

menghormati para gurunya. Ini bisa tercipta karena adanya komunikasi yang baik

antara guru dan siswa.

Ketiga ketertiban guru-guru dalam meningkatkan minat belajar siswa cukup

belajar dikarenakan para guru berupaya memberikan hal yang terbaik buat para

siswanya disekolah bukan hanya sekedar mengajar siswa tapi juga memberikan

contoh dan teladan yang baik buat para siswa.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat belajar memang ada

pada diri siswa dan ada juga timbul karena dorongan dari orang tua dan guru pengajar

di sekolah.

Adapun kendala yang biasa dihadapi oleh guru dalam proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, seperti yang diungkapkan oleh Jumiati, S.Pd ,bahwa:

Siswa biasanya main-main dalam kelas sehingga anak tersebut biasa ketika
diberikan pertanyaan tidak bisa menjawab pertanyaan dari guru. Siswa
seperti ini juga sangat mengganggu belajar siswa lain yang sungguh-
sungguh belajarnya.53
Berdasarkan wawancara di atas kita dapat memahami bahwa kendala yang

dihadapi oleh guru dikelas adalah siswa yang biasanya ada beberapa yang main-main

dikelas sehingga siswa tersebut kurang fokus dalam menerima pelajaran yang

diberikan.

Dari ?ru dalam strategi pembelajaran Agama Islam yaitu

53
Wawancara dengan ibu Jumiati selaku guru Pendidikan Agama Islam SD Pertiwi
Makassar pada tanggal 23 Juli 2018
68

kurangnya pemahaman siswa tentang Pendidikan Agama Islam, dan kurangnya

dorongan orang tua.

Sedangkan faktor lain yang mempengaruhi proses belajar Pendidikan Agama

Islam yaitu seperti yang dikemukakan oleh Jumiati, S.Pd, bahwa:

Faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam


yaitu waktu yang disediakan masih kurang, sehingga guru dalam mengajar
Pendidikan Agama Islam di kelas terbatas.54

Berdasarkan wawancara di atas dapat dipahami bahwa salah satu kendala

yang dihadapi guru adalah waktu yang di sediakan dalam mengajar Pendidikan

Agama Islam cuman beberapa jam per minggu sehingga membuat para guru tidak

bisa memaksimalkan materi pembelajaran yang diberikan.

strategi dalam meningkatkan minat belajar peserta didik, diantaranya:

1. Mengadakan perlombaan kegiatan keagamaan seperti lomba adzan, lomba

MTQ, menghafal sura-surah pendek atau ayat pilihan dan menghafal doa

sehari-hari.

2. Guru menganjurkan siswa untuk bersama-sama membaca dan menghafal

surah- surah pendek.

3. Guru mempraktekkan tata cara berwudhu dan sholat berjamaah

4. Guru menganjurkan agar siswa belajar membaca Al-Qur’an di Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPA).

54
Wawancara dengan Ibu Jumiati selaku guru pendidikan Agama Islam SD Pertiwi
Makassar pada tanggal 23 Juli 2018
69

5. Serta guru juga melaksanakan kegiatan Ramadhan seperti buka puasa

bersama, sholat tarwih berjamaah dan pesantren kilat.

Strategi yang digunakan di atas sudah cukup baik untuk membentuk minat

para siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam seperti mengadakan

perlombaan keagamaan ini bertujuan agar para siswa memiliki motivasi lebih dalam

mata pelajaran tersebut.Kemudian membaca surah pendek sebelum dan sesudah

pembelajaran.

Berdasarkan wawancara di atas peneliti menyimpulkan bahwa minat belajar

siswa di SD Pertiwi Makassar sangat baik karena Mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam itu sangat mudah dipelajari serta gampang dimengerti. Sehingga para peserta

didik sangat senang dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama serta mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam lebih diminati lagi karena memang mendapat

dorongan dari orang tua.


70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan interpretasi data yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Strategi guru Pendidikan Agama Islam di SD Pertiwi Makassar sudah sangat baik

seperti guru Melakukan bimbingan langsung kepada siswa-siswa melalui proses

belajar mengajar dan di luar jam pelajaran dengan pengawasan langsung,

Memberikan tugas hafalan, Tanya jawab selama proses pembelajaran, Melakukan

bimbingan tidak langsung dengan cara membangun komunikasi secara continue

dengan orang tua siswa dengan memberikan penjelasan kepada orang tua siswa

tentang pentingnya peran orang tua dalam meningkatkan minat belajar siswa. Serta

strategi lain yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan

minat belajar siswa di SD Pertiwi Makassar yakni memberikan bimbingan langsung

kepada siswa-siswa melalui proses belajar mengajar dan di luar jam pelajaran seperti

mengadakan pelajaran tambahan seperti les sore terutama dalam hal baca tulis Al-

Qur’an serta ketertiban guru-guru dalam meningkatkan minat belajar siswa cukup

besar.

2. Minat belajar siswa di SD Pertiwi Makassar sangat baik karena Mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam itu sangat mudah dipelajari serta gampang dimengerti.

Sehingga para peserta didik sangat senang dalam mengikuti pelajaran Pendidikan

Agama serta mata pelajaran Pendidikan


71

Agama Islam lebih diminati lagi karena memang mendapat dorongan dari orang

tua.

B. Saran

Berdasarkan hal-hal yang telah peneliti simpulkan di atas, maka peneliti

memberikan saran kepada pihak pengelola sekolah, khususnya kepala sekolah

sebagai supervisi pendidikan dan secara umum kepada pihak-pihak terkait lainnya,

seperti guru karyawan dan lain-lain. Saran tersebut sebagai berikut:

1. Hendaknya ada penambahan jam belajar khususnya pelajaran Agama Islam,

karena pelajaran agama sangat penting dalam membentuk akhlak siswa untuk

menjadi manusia yang berakhlak karimah.

2. Hendaknya guru lebih intensif dalam memberikan bimbingan kepada siswa di

luar jam sekolah, agar guru lebih mengetahui bagaimana keadaan siswa

tersebut.

3. Hendaknya orangtua juga harus memberikan perhatian juga kepada para anak

di rumah untuk memberikan bimbingan keagamaan di rumah serta orangtua

harus sering berkomunikasi dengan para guru disekolah.


72

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya. Departemen Agama RI, 2012. Garut : CV.


Media Fitrah Rabbani.
Ahmadi, Alan dan Widodo Supriyanto. 2013.Psikologi Belajar. Jakarta:
RinekaCiptaa.
2013. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Akdon. 2007. Manajemen Strategik Untuk Manajemen Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
Anoraga, Panji.2009. Psikologi Kerja, Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rinneka Cipta.
Djamarah,Syaiful, Bahri. 2008.Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Faturahman,
Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2007,Strategi Belajar Mengajar
Bandung: PT. Refika Aditama.
Hamza Uno.2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Jakarta: Bumi Aksara.
Hasbullah. 2012. Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta : Rajawali Pers.
Mansur Muslich.2011. Pendidikan Karakter, Jakarta: Bumi Aksara Muhammad
Surya.1999. Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
MuhibbinSyah.2010. Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya. Netty
dan Hartati. 2004.Islam dan psikologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Purwanto, Ngalim. 2008.Psikologi Pendidikan,Jakarta: Rineka Cipta. Sanjaya,Wina.2011.
Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana.
Slamento.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Sudirman, A.M., 2009 Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja
Grafindo Persada
73

Sukardi.2003.Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, Bandung: Usaha


Nasional.
Suyono.2011. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tafsir.2012. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Cetkn.11 Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Walgito.2007. Psikologi Umum, Yogyakarta: Fak. Psikologi UGM.
Djamarah,Syaiful Bahri.2002.Psikologi Belajar .Cetakan 1. Jakarta : Rimanda
Cipta
Bawama dan Muhammad Arifin. 2009 etika dan profesi pendidik
pembelajaran Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Dalyono. 2010.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rinneka cipta
Hamzah dan Masri Kuadrat. 2009. Mengelola Kecerdasan Dalam
Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara
Srori, Muhammad. 2008. Psikolgi Remaja. Bandung: PT Bumi Aksara Suryabrata,
Sumadi. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Remaja
Grafindo Persada
AL-Migwar Muhammad. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia Fatimah,
Enung. 2006. Psikolgi Pembelajaran. Bandung: CV Pustaka Setia
74

LAMPIRAN

DOKUMENTASI

1. Foto Depan SD Pertiwi Makassar

2. Suasana Proses Belajar Mengajar


75

3. Foto dengan guru PAI


76

4. Foto halaman sekolah


77

PEDOMAN WAWANCARA

TENAGA PENDIDIK

A. Daftar Pertanyaan
1. Bagaimana strategi ibu dalam mengajar pelajaran Pendidkan Agama Islam

2. Bagaimana menurut ibu minat belajar siswa di sekolah ini ?

3. Bagaimana pendapat ibu tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat

siswa dalam belajar ?

4. Apa saja kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran ?

5. Bagaimana strategi yang ibu lakukan dalam meningkatkan minat

belajar Pendidikan Agama Islam disekolah ini ?

UNTUK SISWA

1. Apa penyebab anda tertarik belajar Pendidikan Agama Islam ?


78

RIWAYAT HIDUP

HASMINAH. Lahir di Onemelangka, 04 Maret 1992, putri


Pertama dan terakhir dari pasangan Muna den gan Nandi
Pendidikan
Peneliti memulai pendidikan pada tahun 2000 di SD
Onemelangka Kab. Selayar dan selesai pada tahun
Pada t h n 2007 mendaftar sebagai siswa di SMP Negeri 2 Pasimarannu dan
menyelesaikan pendidikan pada tahun 2011.Pada tahun yang sama melanjutkanke
SMA Negeri 1 Pasimarannu dan selesai pada tahun 2014. Kemudian pada tahun 2014
melanjutkan pendidikan jenjang Strata 1 (S1) Pada program studi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.

Organisasi
Peneliti pada tahun 2011 mengikuti kegiatan Sispala ( Siswa Pecinta Alam)

Hobi
Peneliti memiliki beberapa hobi dalam bidang olahraga yakni bermain, Bola Voli,
sepak takrow,Tenis Meja.dan Bulu Tangkis

Anda mungkin juga menyukai