Profesional Guru
Profesional Guru
Profesional Guru
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
JUSFIKAR
NIM. 150201115
Mahasiswa Prodi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Nama : Jusfikar
NIM : 150201115
Fakultas/Prodi : Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama Islam
Judul : Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di
SMA Negeri 3 Seunagan
Tanggal Sidang : 6 Januari 2020
Tebal Skripsi : 94
Pembimbing I : Muhibudin, S.Ag, M.Ag
Pembimbing II : Ramli, S.Ag, MH
Kata Kunci : Profesionalisme Guru PAI
Profesionalisme adalah suatu jabatan atau pekerjaan yang dituntut untuk
memiliki keahlian dari para petugasnya, pekerjaan yang di sebut profesi itu
tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih, terdidik dan di siapkan
secara khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan itu. Guru yang
profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta
memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Adapun Rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimana profesionalisme guru PAI, apa saja
yang diupayakan SMA Negeri 3 Seunagan untuk meningkatkan
profesionalisme guru dan faktor apa saja yang menjadi pendukung atau
penghambat profesionalisme guru PAI. Sedangkan tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui bagaimana profesionalisme guru PAI, untuk
mengetahui upaya SMA Negeri 3 Seunagan untuk meningkatkan
profesionalisme guru dan untuk mengetahui faktor yang menjadi pendukung
dan penghambat profesionalisme guru PAI. Dalam penelitian ini penulis
memakai cara pengumpulan data dengan menggunakan metode kualitatif
yang bersifat deskritif, data yang dikumpulkan melalui observasi,
wawancara dan dokumentasi. adapun subjek yang dijadikan dalam
penelitian ini adalah guru-guru PAI dan kepala sekolah yang dijadikan
objek penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa guru PAI belum
profesional karena belum mampu dalam menguasai kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung sehingga dapat menganggu kenyamanan siswa
lain yang sedang berlajar. Kemudian faktor yang dapat meningkatkan
profesionalisme guru seperti sarana dan prasarana, sedangkan faktor yang
menghambat profesionalisme guru PAI adalah kurangnya motivasi, dana
yang terbatas dan kemudian sarana dan prasarana belum lengkap. dan juga
buku-buku belum memadai. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi guru
dalam meningkatkan kualitas profesionalismenya antara lain, faktor
eksternal dan internal siswa, lingkungan, serta sarana dan prasarana.
v
KATA PENGANTAR
vi
4. Bapak Dr. Muslim Razali, S.H., M.Ag. Selaku dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh,
terima kasih atas semua dukungannya.
5. Bapak Dr. Husnizar S.Ag, M.Ag. Selaku ketua prodi Pendidikan
Agama Islam UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh, atas segala
bantuan dalam bidang akademik, demi terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak Muhibuddin, S.Ag.M.Ag Selaku pembimbing pertama dan
bapak Ramli, S.Ag.,MH Selaku pembimbing kedua yang telah
memberikan bimbingan, saran, arahan, dan motivasi kepada penulis
dari awal hingga selesainya skripsi ini.
7. Orang tua tercinta, Ramli.k dan Nursabitah, dan kepada seluruh
anggota keluarga penulis.
8. Kepada bapak kepala Sekolah SMA Negeri 3 Seunagan Anwar
Ali,S.Pd., M.Pd dan Guru Pendidikan Agama Islam. Ibu Herwiyani,
MA, ibu Riska Yanti, S.Pd, bapak Zulfadli, S.P.d serta kepada siswa-
siswi SMAN 3 Seunagan yang telat membantu peneliti untuk
mengumpulkan data yang di butuhkan.
9. Kepada sahabat-sahabat seperjuangan dan teman-teman dari prodi
Pendidikan Agama Islam Angkatan 2015, khususnya unit 04 tercinta
dan kepada sahabat-sahabat saya semua yang telah memberikan
semangat serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari
kesempurnaan, bukan tidak mustahil dapat ditemukan kekurangan dan
kekhilafan, namun penulis sudah berusaha dengan segala kemampuan yang
ada. Atas segala bantuan dan perhatian dari semua pihak, semoga skripsi ini
vii
bermanfaat dan mendapat pahala dari Allah SWT. Aamiin Ya Rabbal
’Alamin
Jusfikar
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel No:
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
ABSTRAK ...................................................................................... v
KATA PENGANTAR ........................................................................ vi
DAFTAR ISI ...................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ......................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ....................................................... 5
E. Penjelasan Istilah ......................................................... 6
F. Kajian Terdahulu yang Relavan ................................... 9
G. Metode Penelitian ........................................................ 9
ix
Halaman
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................. 90
B. Saran-saran.................................................................. 91
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
Beni Kurniawan, Pendidikan Agama Islam, ( Jakarta: Gransindo, 2008), hal. 1-2.
1
2
2
Muhaimin, Pemgembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam,(Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2005), hal. 6.
3
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia 2013), hal.2.
3
terpikul dipundak para orang tua. Mereka ini, tatkala menyerahkan anaknya
kesekolah, sekaligus berarti pelimpahan sebagian tanggung jawab
pendidikan anaknya kepada guru. Hal itupun menunjukan pula bahwa orang
tua tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarangan guru/sekolah
karena tidak sembarangan orang dapat menjabat guru.4
Guru adalah orang yang indentik dengan pihak yang memiliki tugas
dan tanggung jawab membentuk karakter generasi bangsa. Ditangan para
guru lah tunas-tunas bangsa terbentuk sikap dan moralitasnya sehingga
mampu memberikan yang terbaik untuk anak negeri ini di masa datang.
Guru berjuang baik dengan fisik maupun non fisik di alam perang
kemerdekaan gurupun sudah berperan dan memiliki andil besar di dalam
mempertahankan republik ini, berjuang tanpa pamrih, bahkan tidak sedikit
pula para guru gugur. Untuk non fisik, perjuangan guru terlihat dalam
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya, sehingga anak
didiknya menjadi pintar, pandai dan sudah berapa banyak anak didiknya
telah menjadi orang besar. 5
Oleh sebab itu, tepatlah di kata orang bahwa karena guru kita pintar,
karena gurulah kita pandai, karena gurulah kita cemerlang, karena gurulah
kita gemilang dan Karena gurulah kita terbilang. Akan tetapi apa yang kita
lihat sekarang, kondisi dan himpitan ekonomi telah menimpa para guru.
Guru masih di padang sebelah mata, bahkan gurupun selalu jadi bahan
gunjingan dan santapan empuk untuk di jadikan komsumsi di berbagai
media massa.
4
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:.Bumi Aksara, 2004),hal.39.
5
Isjoni, Guru Sebagai Motivator Perubahan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008),
hal3.
4
6
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Konseling,(Jakarta: Rineka
Cipta,2008), hal. 339.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang
diajukan dalam penelitian ini adalah ?
1. Bagaimana profesionalisme guru PAI di SMA Negeri 3 Seunagan?
2. Apa saja yang diupayakan SMA Negeri 3 Seunagan untuk
meningkatkan profesionalisme guru?
3. Faktor apasaja yang menjadi pendukung atau penghambat
profesionalisme guru PAI di SMA Negeri 3 Seunagan?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui profesionalisme guru PAI di SMA Negeri 3
Seunagan.
2. Untuk mengetahui upaya SMA Negeri 3 Seunagan untuk
meningkatkan profesionalisme guru.
3. Untuk mengetahui faktor yang menjadi pendukung dan penghambat
profesionalisme guru PAI di SMA Negeri 3 Seunagan.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca, dan peneliti sendiri mengenai “Profesionalisme Guru
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Seunagan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pengetahuan
tambahan dan masukan bagi guru dalam meningkatkan
profesionalisme. Secara keilmuan, hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai tambahan pengetahuan bagi guru akan pentingnya
6
E. Penjelasan Istilah
a. Profesionalisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Profesionalisme
adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk merupakan ciri suatu profesi atau
orang yang profesional. 7 Profesionalisme adalah suatu keahlian yang
dimiliki seseorang setelah mendalami suatu ilmu. Sementara profesional
mengerjakan sesuatu berdasarkan profesi. Berdasarkan pengertian tersebut,
maka dapat di pahami bahwa profesionalisme adalah pengetahuan yang di
miliki seseorang dalam sebuah bidang disiplin ilmu tertentu.8
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa profesionalisme guru
adalah seperangkat kemampuan yang beraneka ragam atau kemampuan
yang menuntut adanya keterampilam berdasarkan konsep dan teori ilmu
7
Tim Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (Jakarta: Media
Pustaka Phoenix, 2012), hal. 667.
8
H.A.R. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hal.
86.
7
9
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,(Jakarta: Balai
Pustaka 2005),hal. 377.
10
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam,( Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 39.
8
G. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan salah satu cara untuk memecahkan
suatu masalah yang sedang dihadapi, demikian juga dengan penelitian ini
diperlukan metode yang tepat untuk memecahkan suatu masalah yang ingin
diteliti.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian yang bersifat
kualitatif artinya penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan
untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan dan menjelaskan hal-hal
11
http://digilib.uin-
suka.ac.id/1452/1/bab%20I,%20bab%20IV,%20daftar%20pustaka.pdf (Skripsi) diakses pada
tanggal 10 Juni 2019 pukul 12
12
http://digilib.uinsuka.ac.id/1452/1/bab%20I,%20bab%20IV,%20daftar%20pustaka.p
df (Skripsi) diakses pada tanggal 10 Juni 2019 pukul 12
10
13
Nana Syaodah Sukmadinata, Metode Penelitian, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2010), hal.73.
11
14
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 333.
BAB II
PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Profesionalisme
1. Pengertian Profesionalisme
Kata profesionalisme merupakan istilah yang berasal dari bahasa
Inggris disebut dengan professionalism yang secara leksikal berarti sifat
profesional1 Profession mengandung arti yang sama dengan kata occupation
atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui
pendidikan atau latihan khusus. Dalam istilah bahasa Indonesia, kata
profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang, profesi juga
diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan
pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan
akademis yang intensif, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang
menuntut keahlian tertentu.2
Profesionalisme adalah suatu bidang pekerjaan yang berbasis pada
keahlian tertentu. Seorang profesional memahami Apa? Mengapa? dan
Bagaimana? suatu pekerjaan dilakukan. Mengetahui upaya dan langkah
strategis serta memahami akibat dan resiko dari suatu pekerjaan yang di
embannya. Oleh sebab itu, seorang profesional bukan hanya dibekali
keahlian tertentu tetapi juga di topang oleh mental dan kepribadian yang
mendukung bidang keahlian dan pekerjaan.
1
Sudarwan Denim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatkan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan, ( Bandung: Pustaka Setia 2002), hal. 23.
2
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, Cet. Ke-1, (Jakarta: Raha Grafindo
Persada, 2007), hal. 45.
12
13
3
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Bumi Aksara, Bandung, 2001), hal. 118.
14
4
Ramayulis, Profesi dan Etika Keguruan, (Jakarta: Kalam Mulia, 2013), hal 41-45
15
5
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Cet. Ke-13,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), hal. 250.
6
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, cet. 2 (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1998), hal. 407.
17
7
Kepler Sianturi, Profesionalisme Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, dalam
jurnal Dinamika Vol. VI, No. 1 Edisi Januari-April 2008. hal. 62.
18
Kata pendidik sering kali diwakili oleh istilah “guru”. Guru secara
khusus sering diistilahkan “jiwa bagi tubuh” pendidikan. Pendidikan tidak
akan berarti apa-apa tanpa kehadiran guru. apapun model kurikulum dan
19
8
Dapartemen Agama, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Kependidikan, (Jakarta:
Dapartemen Agama, 2005), hal. 1.
9
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosda Karya, 2005), hal. 37.
10
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 39.
11
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2005), hal. 31-32.
12
Nik Haryanti, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Gunung Samudera , 2014), hal. 43.
13
Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), hal. 80.
20
Dari ayat tersebut dapat kita pahami setiap orang yang mengajarkan
manusia baik dengan cara lisan atau dengan cara apapun untuk bisa ilmu
yang disampaikan itu dapat diterima oleh yang menerimanya sehingga
dapat memahami manusia dari tidak mengetahui, sampai mereka
mengatahui apa yang diajarkan tersebut. Dari penjelasan diatas kita
memahami bahawa gurulah yang mengajarkan kepada manusia setiap ilmu
yang dia sampaikan itu.
Jadi pengertian guru pendidikan agama Islam ialah seseorang yang
telah mengkhususkan untuk melakukan kegiatan penyampaian ajaran agama
Islam kepada orang lain.
14
Al Quran Kementrian Agama Republik Indonesia, 2018
21
15
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,........,hal.48-50
22
16
Dapartemen Agama, Wawasan Tugas Guru,......,hal. 74.
17
Dapartemen Agama, Wawasan Tugas Guru,......,hal. 74.
23
18
Dapartemen Agama, Wawasan Tugas Guru,......,hal. 73.
24
19
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,......,hal. 37.
20
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam Keluarga dan Sekolah. (Bandung: Rosda
Karya, 1995), hal.99.
25
itu, sebagai orang yang bertugas menjelaskan sesuatu, guru harus berusaha
membuat sesuatu menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih
terampil dalam memecahkan masalah. 21
Zakiah Daradjat mengutarakan Guru sebagai pengajar artinya guru
bertugas membina perkembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Guru mengetahui bahwa pada akhir setiap satuan pelajaran kadang-kadang
hanya terjadi perubahan dan perkembangan. 22 Dalam buku lain guru sebagai
pengajar yaitu memberitahukan pengetahuan keagamaan. 23 Untuk mencapai
tujuan-tujuan itu maka guru perlu memahami sedalam dalamnya
pengetahuan yang akan menjadi tanggung jawab dan menguasai dengan
baik metode dan teknik mengajar.24
Guru sebagai pengajar artinya guru membantu peserta didik yang
sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya,
sehingga mereka tidak terjerumus ke hal-hal yang salah.
f. Guru Sebagai Pengelola Kelas
Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning manager), guru
hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta
merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasikan.
Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah
kepada tujuan pendidikan. Pengawasan terhadap belajar lingkungan itu turut
menentukan sejauh mana lingkungan tersebut menjadi lingkungan yang
baik. Lingkungan yang baik adalah lingkungan yang menantang dan
21
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,.......,hal. 40.
22
Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran,......,hal. 265.
23
Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam Dalam,......, hal. 99.
24
Dapartemen Agama, Wawasan Tugas Guru,......,hal. 72.
26
25
Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 9.
27
26
Dapartemen Agama, Wawasan Tugas Guru,.......,hal. 72-73.
27
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik,......., hal. 46.
28
28
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,......,hal. 43-44.
29
َ ِ ٱ ۡد ُع ِإ َ َٰل َسبِيلِ َرب َِك بِٱلۡ ِح ۡۡكَ ِة َوٱلۡ َم ۡو ِع َظ ِة ٱلۡ َح َس نَ ِ ِۖة َو َج َٰ ِدلۡهُم بِٱلذ ِِت
ِه َٱ ۡح َس ُ ُۚن إ ذن َرب ذ َك ُه َو َٱعۡ َ َُّل
ِ
ِيِلۦ َوه َُو َٱ ۡع َ َُّل بِٱلۡ ُمهۡ َت ِد َين
ِ ِ ِب َمن ضَ ذل َعن َسب
Artinya: “Suruhlah manusia kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik. Sesungguhnya tuhanmu Dialah yang lebih mengetahul
tentang siapa yang tersesat dari jalannya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S An-
Nahl ayat 125).30
29
Mulyasa, Menjadi Guru Profesional,........,hal. 45-48.
30
Al Quran Kementrian Agama Republik Indonesia, 2018
30
31
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2006), hal. 38.
32
Markus Wily, dkk. Kamus Lengkap Plus; Inggris Indonesia-Indonesia Inggris,
(Surabaya: Arkola, 1997), hal. 90.
31
suatu kompetensi ditunjukkan oleh penampilan atau unjuk kerja yang dapat
dipertanggung jawabkan (rasional) dalam upaya mencapai suatu tujuan.33
Kompetensi adalah suatu kemampuan melakukan sesuatu yang
diperoleh melalui pendidikan dan latihan. 34
Kompetensi di sini dapat diartikan sebagai kemampuan
melaksanakan tugas yang diperoleh, melalui pendidikan dan latihan yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Kompetensi
dikembangkan untuk memberikan dasar keterampilan dan keahlian bertahan
hidup dalam perubahan, pertentangan, dan ketidak tentuan, ketidak pastian,
dan kerumitan-kerumitan dalam dalam kehidupan.
c. Bentuk-bentuk Kompetensi Guru PAI
1). Kompetensi Kepribadian
Guru sering dianggap sebagai sosok yang memiliki kepribadian
ideal. Oleh karena itu, pribadi guru sering dianggap sebagai model
atau panutan (yang harus digugu dan ditiru). Sebagai seorang model
guru harus memiliki kompetensi yang berhubungan dengan
pengembangan kepribadian (personal competencies), diantaranya :
a) Kemampuan yang berhubungan dengan pengamalan ajaran agama
sesuai dengan keyakinan agama yang dianutnya.
b) Kemampuan untuk menghormati dan menghargai antar umat
beragama.
c) Kemampuan untuk berprilaku sesuia dengan norma, aturan dan
sistem nilai yang berlaku di masyarakat.
d) Mengembangkan sifat-sifat terpuji sebagai seorang guru misalnya,
33
Wina Sanjaya, Kurikulm dan Pembelajaran ,(Jakarta: Prenada Media Group, 2008),
hal. 277.
34
Sahertian, Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Rineka,1992), hal. 4.
32
35
Wina Sanjaya, Kurikulm dan Pembelajaran,.......,,hal. 277-278.
33
36
Wina Sanjaya, Kurikulm dan Pembelajaran,.......,hal. 278.
37
Wina Sanjaya, Kurikulm dan Pembelajaran,.......,hal. 278.
34
38
Muhamad Saroni, Personal Branding Guru, (jogjakarta: AR Ruzz Media, 2011), hal.
163-164.
39
Mulyana, Rahasia Menjadi Guru Hebat, (Jakarta: Grasindo, 2010), hal. 128.
35
nilai-nilai, dan norma yang di anut oleh sekelompok orang atau masyarakat
tertentu. Jika kode etik itu di jadikan standar, aktivitas anggota profesi, kode
etik sekaligus sebagai pedoman , bahkan sebagai pedoman bagi masyarakat
untuk mengantisipasi terjadinya interaksi antara masyarakat dengan anggota
profesi tersebut.
a. Kode Etik Guru Indonesia
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) menyadari bahwa
pendidikan adalah merupakan suatu bidang pengabdian terhadap Tuhan
yang maha Esa, bangsa dan tanah air serta kemanusiaan pada umumnya dan
guru Indonesia yang berjiwa pancasila dan undang-undang dasar 1945
merasa turut bertanggung jawab atas terwujudnya cita-cita. Proklamasi
kemerdekaan Indonesia 17 agustus 1945, maka guru Indonesia terpanggil
untuk menunaikan karyanya sebagai guru dengan memperdomani dasar-
dasar sebagai berikut.
1) Guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk
membentuk manusia pembanguan yang berpancasila.
2) Guru mempunyai kejujuran yang profesional dalam menerapkan
kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing.
3) Guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh
informasi tentang peserta didik, tapi menghindarkan diri dari
segala bentuk penyalahgunaan.
4) Guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara
hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya demi
kepentingan peserta didik.
5) Guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di sekitar
sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk
kepentingan pendidikan.
37
40
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia ,2002) hal 66-68.
39
1. Landasan
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2007
tentang Perpustakaan.
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 sebagai Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Pendidikan Nasional.
41
2. Tujuan Pengembangan
Kurikulum SMA Negeri 3 Seunagan disusun agar sekolah memiliki
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan pemenuhan delapan
Standar Nasional Pendidikan (SNP) dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional yang di dalamnya terdapat pencapaian kompetensi
yang mencakup tiga domain yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Oleh sebab itu pengembangan Kurikulum SMA Negeri 3 Seunagan
memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut :
a. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia. SMA negeri 3
Seunagan melaksanakan juga program keputrian dan pendalaman
agama, akhlak serta budi pekerti. Selain itu peringatan hari-hari
besar keagamaan dilaksanakan dengan mengundang penceramah
yang kompeten atau memanfaatkan warga sekolah juga
melaksanakan qurban dan bantuan social terhadap warga sekitar
44
41
Kurikulum SMA Negeri 3 Seunagan.
47
4. Visi Sekolah
“Terwujudnya sekolah yang bersih, indah dan nyaman serta mampu
menghasilkan lulusan yang berilmu, cerdas, terampil dan berakhlak mulia”
5. Misi Sekolah
a. Meningkatkan kesadaran warga sekolah untuk hidup bersih, sehat
dan indah sebagai bagian berakhlak mulia dengan alam
lingkungan.
b. Meningkatkan kesadaran berwawasan lingkungan yang
terintergrasi dalam pembelajaran dan pembiasaan hidup bersih
dan serasi dengan alam.
c. Meningkatkan proses pembelajaran yang bermutu dan berinovasi,
serta mewujudkan strategi (model) pembelajaran yang interaktif
dan metode pembelajaran yang bervariatif.
d. Meningkatkan mutu akademik berwawasan teknologi dan agama
sehingga ketercapaian standar kelulusan yang baik.
e. Meningkatkan kreatifitas dan prestasi siswa dalam bidang
exstrakurikuler yang bernuasa islami.
f. Mengembangkan kegiatan pembelajaran berbasisi IT.
g. Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi dalam
manajemen dan administrasi sekolah.
h. Meningkatkan etos kerja penuh semangat, displin, berdedikasi,
ikhlas dan bertanggung jawab.
i. Melaksanakan 6 K (Keamanan, Ketertiban, Kebersihan,
Keindahan, Kekeluargaan, Kerindangan) sehingga menciptakan
lingkungan pembelajaran yang kondusif da resresentatif.
j. Mewujudkan sistem penilaian yang reliable, valid, komprehensif
akurat dan berkelanjutan.
48
13 Fisika 3 3 4 4 4 4
14 Kimia 3 3 4 4 4 4
Kelompok D (Lintas minat)
1 Mata Pelajaran yang ada di
peminatan ILmu Sosial atau
6 6 4 4 4 4
Perminatan Ilmu Bahasa dan
Budaya
Jumlah jam pelajaran yang harus
44 44 44 44 44 44
di tempuh perminggu
4 Fisika 70 70
42
Kurikulum SMA Negeri 3 Seunagan
61
kode etik bagi suatu organisasi profesional sangat penting dan mendasar
karena kode etik ini merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku
yang di junjung tinggi oleh setiap anggotanya. Sedangkan SMA Negeri 3
Seunagan sudah menerapkan kurikulum 2013 sama seperti sekolah yang
lain, di dalam kurikulum 2013 juga terdapat visi dan misi sekolah, struktur
dan muatan kurikulum, beban belajar mata pelajaran wajib, kelompok mata
pelajaran peminatan, peserta didik memilih peminatan, pengaturan beban
belajar, peminatan ilmu sosial dan kriteria ketuntasan minimal.
BAB III
METODE PENELITIAN
____________
1
Nana Syaodih Sukmadina, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2005), hal. 31.
2
Lexy J. Moleong., Metodologi Penelitian kualitatif, ( Bandung : Remaja Rosdakarya,
1996 ) hal. 6.
3
Suharmi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), hal 3.
62
63
B. Kehadiran Penelitian
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini terjadi pada saat sebelum
observasi, dan saat wawancara. Untuk mengumpulkan data sebanyak-
banyaknya peneliti terjun langsung ke lapangan penelitian. Sesuai dengan
pendekatan penelitian ini, yaitu pendekatan kualitatif, maka kehadiran
peneliti di lapangan sangat penting secara optimal. Peneliti merupakan
instrumen kunci dalam menangkap makna sekaligus sebagai alat
pengumpulan data.
Dalam hal penelitian ini, pengamat berperan serta penting pada
dasarnya berarti mengandalkan pengamatan dan mendengarkan secermat
mungkin pada hal-hal yang sekecil-kecilnya.
Dalam proses mengumpulkan data, peneliti berusaha menciptakan
hubungan yang baik dengan informan yang menjadi sumber data agar data-
data yang diperoleh benar-benar valid. Dalam penelitian ini, peneliti akan
hadir pada waktu yang diizikan untuk melakukan penelitian, yaitu dengan
cara mendatangi lokasi penelitian sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang akan dijadikan objek kajian skripsi ini
adalah di SMA Negeri 3 Seunagan, Kuta Paya, Nagan Raya. Penulis
memilih lokasi ini karena peneliti memiliki hubungan baik dengan nara
sumber. Hal ini menyebabkan nara sumber bersikap kooperatif saat terjadi
penelitian. Hal ini sesuai dengan pendapat Cholid Narbuko dan Abu
Achmadi bahwa peneliti harus membina hubungan akrab dengan responden
64
D. Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto, sumber data adalah subjek dari mana
data itu diperoleh. Sumber data disebut responden, yaitu orang yang
merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis
maupun lisan. Adapun dalam penelitian ini pihak-pihak yang dijadikan
subjek penelitian yaitu Guru Pendidikan Agama Islam (PAI), kepala
sekolah dan siswa kelas XI SMA Negeri 3 Seunagan. Dalam penelitian ini,
peneliti mengambil sumber data primer dan sekunder. Data primer adalah
data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan atau yang
memakai data tersebut. Data yang diperoleh dari wawancara, observasi,
dokumentasi merupakan contoh data primer. Sedangkan data sekunder
adalah data yang tidak langsung dikumpulkan oleh orang yang
berkepentingan dengan data tersebut.5 Seperti majalah, buku, jurnal, dan
publikasi lainnya merupakan data sekunder.
____________
4
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), hal. 87.
5
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal. 55.
65
1. Observasi
Observasi meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu
objek dengan menggunakan seluruh indera. 6 Menurut Riyanto, observasi
merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan
terhadap objek penelitian yang dapat dilaksanakan secara langsung maupun
tidak langsung. 7 Dalam penelitian ini penulis mengamati langsung di
lapangan untuk mendapatkan data. Adapun yang penulis amati yaitu Guru
Pendidikan Agama Islam dalam proses pembelajaran.
Observasi digunakan untuk memperoleh data hasil dari
implimentasi kecerdasan emosional dalam meberikan pembelajaran kepada
siswa jenis observasi yang akan peneliti pakai adalah observasi terbuka.
Observasi terbuka adalah pengambilan data dari responden yang diketahui
oleh responden yang bersangkutan. Sehingga peneliti dapat memperoleh
data yang diinginkan secara langsung.
2. Wawancara
Wawancara adalah tatap muka antara penulis (seseorang yang
mengharapkan informasi) dari informan (seseorang yang diasumsikan
mempunyai informasi penting mengenai suatu objek) yang dipilih. 8 Data
yang dikumpulkan melalui wawancara adalah data verbal yang diperoleh
melalui percakapan atau Tanya jawab. 9 Dengan adanya wawancara peneliti
dapat menggali soal-soal penting yang belum terpikirkan dalam rencana
____________
6
Suharmi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), hal. 133.
7
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode.., hal. 58.
8
Jalaluddin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Rosda Karya, 2004),
hl. 87.
9
Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), hal. 63.
66
F. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. 11
Untuk mengolah data kualitatif supaya dapat diambil kesimpulan
atau makna yang valid, maka dalam penelitian kualitatif ini analisis data
menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.12
____________
10
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif.., hal. 161.
11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 333.
12
Nasution, Metode Research, (Jakarta: Insani Press, 2004), hal. 130.
67
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pemilihan, pemutusan perhatian pada
penyederhanaan yang dilakukan dengan membuat ringkasan dari data-data
yang diperoleh penulis di lapangan.
2. Penyajian data atau display data
Display data adalah proses penyusunan informasi yang kompleks ke
dalam bentuk sistematis, sehingga menjadi lebih sederhana dan selektif,
serta dapat dipahami maknanya.
3. Mengambil kesimpulan dan verifikasi
Adalah melakukan pengujian atau kesimpulan yang telah diambil
dan membandingkan dengan teori-teori yang relavan serta petunjuk dalam
kriteria ini dipergunakan untuk membuktikan, bahwa ada data seputar
‘’Profesionalisme Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3
Seunagan’’
H. Tahap-tahap Penelitian
1. Perencanaan
Perencanaan adalah tindakan yang akan dilakukan untuk
memperbaiki dan mengembangkan rencana tindakan secara kritis
untuk meningkatkan apa yang telah terjadi.
a. Membuat rencana yang berisi langkah-langkah kegiatan yang
akan dilakukan.
b. Mempersiapkan instrumen penelitian, misalnya lembar
observasi untuk mengamati bagaimana‘’Profesionalisme Guru
Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Seunagan’’ dan
instrumen penilaian untuk mengukur tingkat ‘’Profesionalisme
Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Seunagan’’
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan
terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana
sebagai upaya perbaikan, peningkatan, atau perubahan yang
diinginkan.
70
3. Pengamatan
Tahapan pengamatan dilakukan oleh observer dengan
melihat dan mengamati langsung bagaimana seorang pendidik
mengimplementasikan kecerdasan emosional dalam pembelajaran.
4. Tahap refleksi
Refleksi artinya merenungkan apa yang telah dikerjakan.
Kegiatan ini bertujuan mengkaji secara menyeluruh tindakan yang
telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul dan kemudian
melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan melalui kegiatan
pada siklus selanjutnya.
1
Sumber: Dokumen dari TU SMA Negeri 3 Seunagan
71
72
dan berbudi pekerti luhur , sehat jasmani, serta rohani, berkepribadian yang
matang dan mandiri, serta mempunyai tanggung jawab kemasyarakatan dan
kebangsaan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, suatu sekolah harus tampil
maksimal, memiliki VISI dan MISI yang jelas, pimpinan yang baik, tenaga
pendidikan dan pegawai yang profesional yang dilandasi semangat kerja
tinggi, serta mempunyai rasa tanggung jawab yang mantap.
Di samping itu hal yang tidak kalah pentingnya dalam rangka
peningkatan mutu pendidikan adalah kemampuan pimpinan sekolah dalam
memberdayakan dan menggerakan semua potensi sumber daya yang ada
secara optimal. Kemudian juga harus memiliki perencanaan yang sistematis,
demokratis, transporansi dan selalu mengedepankan semangat
2
kebersamaan.
2
Sumber: Dokumen dari TU SMA Negeri 3 Seunagan
73
f. Keadaan Sekolah
1). Adanya laboratorium komputer, tapi komputer dan server serta
pendukung lainnya tidak ada.
2). Kurangnya Ruang Penunjang Peningkatan Mutu,
3). Tidak adanya aula/gedung serba guna
4). Dua ruang kelas perlu direhabilitasi.
76
Status Kepegawaian
Ijazah
tertinggi Guru Tidak Pegawai Pegawai
Guru Tetap
Tetap Tetap Tidak tetap
S3 / S2 3 1 - -
S1 18 14 - 1
D3 - - - 1
D2/D1/SMA - - 2 1
3
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Seunagan pada tanggal
16 September 2019.
Sumber: Dokumen TU SMA Negeri 3 Seunagan
79
STRUKTUR ORGANISASI
SMAN 3 SEUNAGAN
81
4
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Seunagan. pada tanggal
14 September 2019
82
5
Hasil Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 3 Seunagan
pada tanggal 17 Septembel 2019
83
Dinas Pendidikan maupun dari pihak sekolah, tetapi menurut saya masih
kurang, di mana di dalam ruang kelas tersebut guru Pendidikan Agama
Islam masih kurang dalam menguasai kelas, sehingga sebagian siswa tidak
bisa belajar dengan nyaman di sebabkan oleh kawannya yang membuat
keributan.6
6
Hasil Observasi Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Seunagan. pada
tanggal 14 September 2019
7
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Seunagan pada tanggal
16 September 2019
85
2. “Menurut Ibu Riska “Upaya yang dilakukan sekolah ada, baik itu
berupa pelatihan-pelatihan yang ada di suruh ikut atau seminar-
seminar tentang peningkatkan profesional guru Pendidikan Agama
Islam baik yang di adakan tingkat kabupaten maupun provinsi,
workshop dan juga di sediakan sarana dan prasarana untuk
pendukung pembelajaran walaupun belum maksimal”.
8
Hasil Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam pada tanggal 17
September 2019
86
9
Hasil Observasi Guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Seunagan. pada
tanggal 14 September 2019
10
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 3 Seunagan pada tanggal
16 September 2019
87
11
Hasil Wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islam pada tanggal 17
September 2019
88
a. Faktor yang menghambat karena anak didik, ada dari anak didik
yang malas untuk mengikuti pembelajaran sehingga gurunya tidak
dapat memberikan ilmunya dengan maksimal. Dan juga kedisplinan
seorang guru dalam menjalankan tugasnya mengajar yang kurang.
Dan juga kemampuan seorang guru tersebut dalam memberikan
pembelajaran kepada peserta didik. Kemudian berasal dari guru itu
sendiri seperti kurangnya motivasi dan semangat dalam mengajar
sehingga kinerja yang dihasilkan oleh guru tersebut juga kurang,
motivasi yang tidak ada menyebabkan guru menjadi kurang
bersemangat dalam mengajar, sehingga kurang efektif dalam proses
belajar mengajar. Sealanjut berasal dari orang tua siswa atau
lingkungan masyarakat, artinya dukungan dari masyarakat akan
dapat membantu guru dalam meningkatkan profesionalismenya.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian yang dapat penulis simpulkan dari
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Profesionalisme guru di SMA Negeri 3 Seunagan belum berjalan
dengan baik, sebagaimana yang telah saya liat ketika saya lakukan
observasi guru waktu memberikan pembelajaran kepada peserta
didik belum sepenuhnya guru tersebut menguasai kelas, karena
masih ada siswa yang ngobrol atau ribut sehingga dapat menganggu
kenyamanan siswa yang lagi belajar.
2. Upaya yang dilakukan ada, baik dari sekolah maupun dari guru
Pendidikan Agama Islam sendiri, seperti diberikan kesempatan
kepada guru yang ingin melanjutkan pendidikan S2, kepala sekolah
juga memotivasi guru untuk meningkatkan profesional seperti
mengikuti seminar-seminar tingkat kabupaten maupun provinsi, dan
juga pelatihan-pelatihan, workshop ataupun diklat.
3. Faktor pendukung untuk meningkatkan profesionalisme guru PAI
yang pertama berasal dari dalam guru itu sendiri seperti memiliki
motivasi, disiplin, sarana dan prasarana, siswa dan lingkungan,
kepala sekolah mendukung masukan yang diberikan guru PAI seperti
melaksanakan cerdas cermat, pawai 1 Muharam, Memperingati
Maulid Nabi Muhammad Saw. sedangkan faktor yang menghambat
profesionalisme guru pendidikan agama Islam adalah guru yang
memiliki motivasi rendah, disiplin kurang, latar belakang
90
91
pendidikan, siswa dan juga sarana dan prasarana. Seperti buku paket,
ruang dan mushalla.
B. Saran-Saran
Setalah penulis melakukan penelitian terhadap profesionalisme guru
pendidikan agama Islam di SMA Negeri 3 Seunagan maka ada beberapa
saran yang ingin penulis sampaikan terutama kepada pihak sekolah.
1. Untuk guru yang ada di SMA Negeri 3 Seunagan, khususnya guru
Pendidikan Agama Islam diharapkan untuk meningkatkan
profesionalisme lagi guna memberikan pembelajaran yang lebih baik
lagi kedepannya, baik melalui pelatihan, seminar ataupun workshop.
2. Diharapkan kepada kepala sekolah SMA Negeri 3 Seunagan untuk
ke depannya dapat menyediakan sarana dan prasarana pendukung
pembelajaran yang lengkap sehingga akan memudahkan guru
pendidikan agama Islam dalam mengajar, seperti menyediakan buku
mata pelajaran, khususnnya Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Sehingga dengan ada sarana dan prasarana yang lengkap maka guru
pendidikana agama Islam akan lebih mudah dalam mengajarkan
anak didiknya.
3. Untuk kendalanya guru Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3
Seunagan semoga bisa cepat teratasi, sehingga guru Pendidikan
Agama Islam bisa memberikan pembelajaran yang lebih
profesionalisme lagi dan tercapainya tujuan pembelajaran. Sehingga
tidak merugikan peserta didik dalam meberikan pembelajaran ke
depannya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
92
93
JUMLAH
A. Petunjuk
Berilah nilai sesuai dengan kriteria di atas ini pada kolom masing -masing
1=Kurang 3=Baik
2=Cukup 4=Baik Sekali
DAFTAR WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH SMA
NEGERI 3 SEUNAGAN
1. Nama : Jusfikar
2. NIM : 150201115
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Tempat/Tanggal Lahir : Cot Gud, 22 November 1996
5. Kewarganegaraan/Suku : Indonesia/ Aceh
6. Status Perkawinan : Belum Kawin
7. Alamat : Cot gud, Seunagan Timur, Nagan Raya.
8. No HP : 081271703201
9. E-mail : [email protected]
10. Nama Orang Tua
a. Ayah : Ramli.k
b. Ibu : Nursabitah
c. Alamat : Cot Gud
11. Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Tani
b. Ibu : IRT
c. Alamat : Cot Gud
12. Riwayat Pendidikan
a. SD/MI : SDN Cot Gud
b. SLTP/MTSN : SMP Negeri 2 Seunagan, Nagan Raya
c. SLTA/MAN : SMA Negeri 3 Seunagan, Nagan Raya
d. Perguruan Tinggi : UIN Ar-Raniry Banda Aceh
Jusfikar