LP Fraktur
LP Fraktur
LP Fraktur
FRAKTUR
PROBOLINGGO
Disusun oleh :
P17221173046
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
FRAKTUR
A. Pengertian
Fraktur adalah putusnya hubungan suatu tulang atau tulang rawan yang
Fraktur tertutup adalah bila tidak ada hubungan patah tulang dengan
dunia luar. Fraktur terbuka adalah fragmen tulang meluas melewati otot dan
terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari ketinggian),
dan biasanya lebih banyak dialami oleh laki-laki dewasa. Patah pada daerah
fraktur lain atau dislokasi anterior dari sendi tersebut (FKUI, 1995:553).
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat
badan, dan otot menyusun kurang lebih 50%. Kesehatan baikya fungsi system
metrik.
tubuh manusia yang terbagi dalam empat kategori: tulang panjang (missal
femur tulang kumat) tulang pendek (missal tulang tarsalia),tulang pipih
tulang dan tarletak ostion. Ostioklas adalah sel multi nukliar yang berperan
rongga sumsum tulang panjang dan rongga – rongga dalam tulang kanselus.
C. Klasifikasi
D. Etiologi / Predisposisi
Menurut Sachdeva (1996), penyebab fraktur dapat dibagi menjadi tiga, yaitu
1. Cedera Traumatik
b. Cedera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi
fraktur klavikula.
c. Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot yang
kuat.
2. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana dengan
atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan
sakit nyeri.
D. Patofisiologi
gangguan adanya gaya dalam tubuh, yaitu stress, gangguan fisik, gangguan
terbuka atau tertutup akan mengenai serabut saraf yang dapat menimbulkan
Selain itu dapat mengenai tulang dan dapat terjadi revral vaskuler yang
integritas kulit.
gangguan metabolik, patologik yang terjadi itu terbuka atau tertutup. Baik
fraktur terbuka atau tertutup akan mengenai serabut syaraf yang dapat
menimbulkan gangguan rasa nyaman nyeri. Selaian itu dapat mengenai tulang
sehingga akan terjadi neurovaskuler yang akan menimbulkan nyeri gerak
sehingga mobilitas fisik terganggu, disamping itu fraktur terbuka dapat mengenai
udara luar.
E. Manifestasi Klinis
1. Deformitas
b. Penekanan tulang.
5. Tenderness / keempukan.
syaraf/perdarahan ).
8. Pergerakan abnormal.
10. Krepitasi
F. Penatalaksanaan
sebelum 6-7 jam berikan toksoid, anti tetanus serum (ATS) / tetanus hama
globidin. Berikan antibiotik untuk kuman gram positif dan negatif dengan
dosis tinggi. Lakukan pemeriksaan kultur dan resistensi kuman dari dasar luka
G. Komplikasi
dalam beberapa jam setelah cedera, emboli lemak, yang dapat terjadi dalam 48
jam atau lebih, dan sindrom kompartemen, yang berakibat kehilangan fungsi
jaringan yang rusak dapat terjadi pada fraktur ekstremitas, toraks, pelvis,dan
vertebra karena tulang merupakan organ yang sangat vaskuler, maka dapaler
lemat dapat termasuk ke dalam darah karma tekanan sumsum tulang lebih
tinggi dari tekanan kapiler atau karma katekolamin yang di lepaskan oleh
reaksi setres pasien akan memobilitasi asam lemak dan memudahkan terjadiya
globula lemak dalam aliran darah. Globula lemak akan bergabung dengan
kecil yang memasok otak, paru, ginjal dan organ lain awitan dan gejala nya,
yang sangat cepat, dapat terjadi dari beberapa jam sampai satu minggu setelah
H. Pengkajian Fokus
a. Gejala Sirkulasi
thrombus ).
b. Integritas Ego
stimulasi simpatis.
c. Makanan / Cairan
operasi).
d. Pernapasan
e. Keamanan
f. Penyuluhan / Pembelajaran
a. Pemeriksaan Rongent
lateral.
Kompresi tulang
pembatasan cairan.
tulang.
13. Monitor
intake dan urin
output setiap 8 jam
Gangguan rasa nyaman Nyeri dapat 1. lakukan 3. hubungan yang
nyeri berhubungan berkurang / hilang pendekatan baik membuat
dengan terputusnya pada klien & klien & keluarga
jaringan tulang keluarga kooperatif
5. Melakukan 7. Merupakan
kolaborasi tindakan dependent
dengan tim perawat, dimana
medis dalam analgetik berfungsi
pemberian untuk memblok
analgetik stimulasi nyeri
Gangguan mobilitas pasien memiliki 1. rencanakan 1. mengurangi
fisik berhubungan cukup energi untuk periode istirahat aktifitas dan energi
dengan kerusakan beraktifias yang cukup yang tidak terpakai
muskuloskeletal.
perilaku 2. berikan latihan 2. tahapan-tahapan
menampakkan aktifitas secara yang diberikan
kemampuan untuk bertahap membantu proses
memenuhi aktifitas secara
kebutuhan sendiri perlahan dengan
menghemat tenaga
tujuan yang tepat,
mobilisasi dini
cidera
- Pencegahan
Manajemen Lingkungan
Cidera
- Batasi pengunjung
- Pertahankan
kebersihan tempat
tidur.
- Atur posisi paien
yang nyaman
Memberikan posisi
yang nyaman unuk
Klien:
- Berikan posisi yang
aman untuk pasien
dengan meningkatkan
obsevasi pasien, beri
pengaman tempat
tidur
- Periksa sirkulasi
periper dan status
neurologi
- Menilai ROM pasien
- Menilai integritas
kulit pasien.
- Libatkan banyak
orang dalam
memidahkan pasien,
atur posisi
L. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan post operasi fraktur adalah :
pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol.3. EGC. Jakarta
Carpenito, LJ. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan edisi 6 . Jakarta: EGC
Doengoes, M.E., 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta.
Ircham Machfoedz, 2007. Pertolongan Pertama di Rumah, di Tempat Kerja, atau di
Perjalanan. Yogyakarta: Fitramaya
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey:
Upper Saddle River
Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1 edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer, S.C., 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
Lukman & Nurna Ningsih. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba Medika.