Bismillah Bab 1-3 Novianti
Bismillah Bab 1-3 Novianti
Bismillah Bab 1-3 Novianti
SKRIPSI
LITERATURE REVIEW
Oleh :
NOVIANTI EKA SAPUTRI
P17221174065
BAB I
PENDAHULUAN
yaitu COVID-19. Hampir semua negara yang ada di dunia ini mengalami
pandemi COVID-19 ini, tidak terkecuali Indonesia (Fitria & Ifdil, 2020).
penyebarannya yang sangat cepat dan tak terkendali. Virus baru ini telah
kesehatan fisik dan kesehatan psikologis di antara siswa dan para remaja (Ran
et al., 2020). Dampak psikologis pada remaja ini masih sangat membutuhkan
menunjukkan angka kasus yang terus bertambah setiap harinya. Sampai saat
ini banyak orang yang terinfeksi virus ini sebanyak 21.617.987 juta jiwa di
seruluh dunia dengan angka kematian mencapai 769.006 ribu jiwa dan angka
Indonesia sendiri orang yang terinfeksi mencapai 137.468 ribu jiwa dengan
angka kematian 6.071 ribu jiwa serta angka kesembuhan mencapi 91.321 jiwa
dari 8079 remaja yang ada di cina sekitar 43,7% mengalami gejala depresi,
gejala depresi dan kecemasan (Zhou et al., 2020). Dala Penelitian lain yang
2020). Beberapa penelitian juga menyebutkan jika dampak psikologis ini tidak
Salah satu cara menghentikan rantai penularan ini adalah dengan cara
wabah di masa lalu (Khan et al., 2020). Tidak hanya itu Lockdown di
sejumlah negara ini juga mengakibatkan beberapa sekolah tutup untuk jangka
panjang yang berakibat semua remaja dan siswa harus belajar dari rumah.
transisi kultus (Guessoum et al., 2020), dengan masa pandemi ini juga
keberadaan, jauh dari teman sekelas dan guru, kurangnya ruang pribadi di
rumah, dan kerugian finansial dalam keluarga menyebabkan stres pada anak-
anak dan remaja (Kılınçel et al., 2020). Tak hanya itu kematian yang tidak
epidemilogi dan karateristik pasien yang terinfeksi, juga pada karateristik gen
psikologis pada remaja belum banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu untuk
-19?
1.3 Tujuan
COVID -19.
1) Bagi Masyarakat
2) Bagi penulis
-19
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Remaja adalah kelompok yang rentan dan mereka sedang mengalami masa
transisi yang sulit (Guessoum et al., 2020). Menurut DeBrun dalam (Saputro,
remaja memiliki rentang usia 10-19 tahun, dari data Peraturan Menteri Kesehatan
rentang usia 10-18 tahun, dan dari data Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) remaja mempunyai rentang usia 10-24 tahun dan
dari fakta tentang remaja yang memiliki beberapa perilaku khusus, yaitu:
kekecewaan.
sehingga menyebabkan susah menyerap nasehat dan bimbingan dari orang tua.
tertinggi. Masa remaja awal (11-14 tahun), ciri seksual sekunder muncul,
laki memiliki testis yang membesar, rambut ketiak, atau rambut pubis mulai
tumbuh. Pada pertengahan masa remaja (14-17 tahun) dan akhir masa remaja
(17-20 tahun) terwujud ciri-ciri sekunder yang baik, struktur reproduksi dan
9
matang.
2. Kemampuan berpikir Pada periode awal, kaum remaja mengejar nilai dan
remaja. Pada saat yang serupa di akhir masa remaja, mereka bisa memahami
peran, memperbaiki citra diri, dan meningkatkan rasa cinta, memiliki banyak
fantasi hidup, dan idealis. Konsisten dalam harga diri, deskripsi terhadap citra
kepada orangtua merupakan ciri khas tahap awal pada remaja. Pada periode
ini, tidak terdapat konflik besar dalam pengawasan orang tua. Masa remaja di
pengaturan yang dibuat. Pada periode ini, terjadi desakkan besar dalam
menuntut pembebasan dan pelepasan diri. Pemisahan emosional dan fisik pada
orang tua mampu menjaga konflik yang minimal pada remaja akhir.
5. Hubungan dengan sebaya Remaja pada tahap awal dan pertengahan berusaha
lebih akrab dengan persahabatan sesama gender, tapi mereka mulai menjelajah
keahlian dalam menarik lawan jenis. Remaja berusaha keras untuk menempati
10
persahabatan pribadi. Remaja mulai mengakui apakah ada kaitan antara laki-
1. Depresi
mental yang umumnya ditandai dengan perasaan depresi, kehilangan minat atau
kesenangan, penurunan energi, perasaan bersalah atau rendah diri, sulit tidur atau
tersebut dapat menjadi kronis dan berulang, dan secara substansial dapat
beberapa faktor, baik faktor genetik, biologi, lingkungan, dan faktor psikologis.
Istilah kecemasan dalam Bahasa Inggris yaitu anxiety yang berasal dari
Bahasa Latin angustus yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang berarti
mencekik (Annisa & Ifdil, 2016). Kecemasan adalah emosi yang tidak
menyenangkan, seperti perasaan tidak enak, perasaan kacau, was-was dan ditandai
dengan istilah kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang dialami
berlebihan dan kecemasan juga perubahan perilaku. adapun Ciri khas gangguan
dan ketegangan saat mendekati situasi yang ditakuti, dan menghindari rangsangan
atau situasi yang memicu kecemasan, dengan keterbatasan fungsi lebih lanjut
2.3.1. Epidemiologi
Virus ini berbentuk bulat dengan protein spike (S) yang menonjol dari permukaan
partikel virus (virion) dan memiliki materi genetik berupa RNA rantai tunggal.
Kata corona dalam bahasa Latin mengandung arti crown atau mahkota (Bárcena
et al., 2009; Neuman et al., 2006). . Jika dilihat dari mikroskop elektron, bentuk
coronavirus. Virus Korona adalah jenis virus berselubung dengan selubung lipid
bilayer yang berasal dari membran sel inang). Virus ini memiliki diameter sekitar
yang ditunjukkan tidak spesifik. Gejala umum termasuk demam, batuk, mialgia,
dan kelelahan. Pasien awalnya mungkin datang dengan diare dan mual beberapa
hari sebelum demam demam yang dominan tetapi bukan gejala utama infeksi.
Sejumlah kecil pasien dapat mengalami sakit kepala atau hemoptisis dan relatif
asimtomatik. Laki-laki tua yang terkena dengan penyakit penyerta lebih mungkin
disfungsi organ (misalnya syok, sindrom gangguan pernapasan akut, akut cedera
jantung, dan cedera ginjal akut) dan bahkan kematian pada kasus yang parah.
Sedangkan penderita mungkin sudah normal atau menurunkan jumlah sel darah
harus dicurigai pada pasien dengan demam dan gejala saluran pernapasan atas
dengan limfopenia atau leukopenia, terutama pada mereka yang terpapar Wuhan
atau a riwayat kontak dekat dengan orang-orang dari Wuhan atau pasien
inkubasi virus setelah masuk tubuh sekitar 3-7 hari, bahkan hingga 14 hari (Zhu et
al., 2020). Selama itu, pasien dapat mudah menularkan virus secara langsung
melalui droplet pernapasan yang mengandung virus atau penularan secara tidak
langsung melalui kontak dengan benda-benda yang terkena droplet tersebut (Jin et
al., 2020). Adapun dugaan para ahli mengenai penularan virus melalui fekal oral-
penularan melalui mulut akibat benda, makanan, atau minuman yang telah
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian yang akan dirangkai oleh peneliti. Dicantumkan diagram alir, desain
psikologis pada remaja selama pandemic Covid-19 . Protokol dan evaluasi dari
penyeleksian studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari
literatur review.
digunakan adalah studi literatur. Menurut Creswell dalam (Habsy, 2017), studi
literatur adalah adalah ringkasan tertulis mengenai artikel dari jurnal, buku, dan
dokumen lain yang mendeskripsikan teori serta informasi baik masa lalu maupun
dibutuhkan.
15
Traditional Review adalah metode tinjauan pustaka yang selama ini umum
dilakukan oleh para peneliti, dan hasilnya banyak kita temukan pada survey paper
yang ada. Paper-paper ilmiah yang direview dipilih sendiri oleh para peneliti pada
satu topik penelitian, dan dipilih berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang
1. Menentukan Topik
Tahun ini seluruh dunia sedang mengalami kepanikan yang luar biasa
pernapasan pada manusia. Dan tahun 2020 ini virus ini resmi menjadi
pandemic secara global. Banyak bidang yang terdampak akibat virus ini, tidak
terkecuali psikologis remaja pada saat ini. Karena alas an itu maka diambillah
Pandemi Covid-19.”
2. Merumuskan PEOS
16
b. Exposure, hal yang akan diteliti. Dalam penelitian ini adalah Psikologis
remaja
ini,
Tabel 3.1
Rumusan PEOS
coronavirus disease
Teenager Anxiety
2019
OR OR OR
Youth Stress COVID-19 pandemic
OR OR
17
Adolescent
Psychological Stress
s
Dari tabel diatas dapat ditentukan Keyword Penelitian ini sebagai
berikut :
Data yang digunakan pada penelitan ini yaitu data sekunder yang
sekunder yang diperoleh berupa artikel atau jurnal yang berkaitan dengan
Identification
Records excluded
(n = 209)
Records after duplicates removed 1. Don't focus on teenagers,
(n = 244) Youth, or Adolescents (n =
50)
Screening
2. Irrelevant with
pshycologica factor (n =
35)
Records screened 3. Outcome n = 139
(n = 35)
(n = 21) (n = 10)
Studies included in
qualitative synthesis
(n = 11)
Included
Studies included in
quantitative synthesis
(meta-analysis)
(n = 11)
Bagan 3.1
Flowchart Pencarian
19
Tabel 3.2
Kriteria Insklusi dan Ekslusi
Covid 19 remaja
S (Study design) Mix methods study, Systematic review,
sectional, analisis
20
korelasi, komparasi,
studi kualitatif
Tahun Terbit Jurnal maupun artikel Jurnal maupun artikel
melalui bantuan aplikasi Mendeley sehingga dari 244 artikel yang ditemukan
dari dua database menjadi 11 jurnal yang nantinya akan dipilih 10 jural untuk
kriteria inklusi, dan membuat abstrak jurnal meliputi nama peneliti, tahun
terbit, judul, metode dan hasil penelitian serta database. Adapun artikel yang
Tabel 3.3
secara signifikan
terkait dengan
subscale stres DASS
(B = 3.71, 95% CI:
1.01 hingga 6.40),
DASS
subscale kecemasan
(B= 3,95, 95% CI:
1,95 hingga 5,96),
subscale depresi
DASS (B =3,82, 95%
CI:
0,97 hingga 6,67) dan
skala IES (B=7,52,
95% CI: 3,58 hingga
11,45).
2 Liuyi Ran, Wo Wang, Ming Psychological resilience, Cross-sectional Prevalensi depresi, Pubmed
Ai, Yiting Kong, Jianmei depression, anxiety, and kecemasan, gejala
analysis
Chen, Li Kuang. (Tahun somatization symptoms in somatisasi ditemukan
24
remaja
sekitar dua minggu
setelah terjadinya
COVID-19. Sekitar
40,4% dari
peserta dilaporkan
mengalami masalah
psikologis dan 14,4%
kelompok pemuda
dengan gejala PTSD.
Memiliki pendidikan
SMP atau di
bawahnya, menjadi
karyawan perusahaan,
Gejala PTSD dan
menggunakan
tindakan mengatasi
negatif adalah faktor-
faktor yang terkait
26
dengan gangguan
psikologis.
4 Eric A. Waselewski, M.D., Needs and Coping Behaviors Two open- Usia rata-rata 950 Pubmed
Marika E. Waselewski, of Youth in the U.S. During ended responden (RR 1/4
M.P.H., and Tammy Chang, COVID-19 80,9%) adalah 18,9
M.D., M.P.H., M.S. (tahun 2,8 tahun dengan
2020, volume 67) 52,1%
perempuan dan 63,8%
putih. Sementara
32,6% peserta merasa
sumber daya tersedia,
35,2% merasa
sumber daya sulit
diakses atau tidak
tersedia. Peserta juga
menggambarkan
kedua respons
emosional (27,4%)
dan strategi mengatasi
27
(69,8%). Sebagian
besar tanggapan
emosional negatif,
termasuk
gejala kecemasan atau
depresi. Strategi
mengatasi yang umum
dilaporkan termasuk
tetap terhubung dan
mempertahankan
kepositifan.
5 Senay Kilincel M.D. , Factors affecting the anxiety online cross- Kami memeriksa data Pubmed
Oguzhan Kilincel M.D. , levels of adolescents in home- sectional 745 remaja. Usia rata-
Gurkan Muratdag M.D. , quarantine during COVID-19 rata penelitian
Abdulkadir Aydin M.D. , pandemic in Turkey kelompok ini adalah
Mirac Baris Usta M.D. , 16,83 ± 1,66 tahun,
(tahun 2020, volume 27) dan 69,5% adalah
perempuan. Telah
ditentukan bahwa
28
88,2% remaja
mengikuti
perkembangan proses
COVID-19 dan
memperoleh sebagian
besar informasi dari
televisi. Kecemasan
negara terkait dengan
"Mantan
rujukan kejiwaan"
sebesar 4,39 kali lipat,
"Memiliki pasien
positif COVID dalam
keluarga atau
lingkungan Anda"
sebesar 3,81 kali lipat,
dan "Media yang
paling umum untuk
Informasi terkait
29
hubungan yang
dipengaruhi dengan
teman sebaya dan
orang tua. Ada
perbedaan regional.
8 Bella Savitsky, Yifat Anxiety and coping strategies A cross- Dilakukan di antara Scientdirect
Findling, Anat Ereli, Tova among nursing students sectional study semua 244 siswa di
Hendel (tahun 2020, volume during the covid-19 pandemic departemen
46) keperawatan selama
minggu penguncian
nasional. Tingkat
kecemasan dinilai
menggunakan
Generalized Anxiety
Disorder 7-Item Scale
dengan titik cut-off 10
untuk sedang dan 15
untuk kecemasan
parah. Analisis faktor
31
digunakan untuk
mengidentifikasi
Komponen.
Prevalensi kecemasan
sedang dan berat
masing-masing
sebesar 42,8% dan
13,1%. Jenis kelamin,
kurangnya
APD, dan ketakutan
akan infeksi secara
signifikan dikaitkan
dengan skor
kecemasan yang lebih
tinggi. Ketahanan dan
penggunaan yang
lebih kuat
humor dikaitkan
dengan tingkat
32
moderat-ke-parah
tingkat kecemasan;
dan 13,4% memiliki
tingkat stres sedang
hingga berat.
10 Mireia Orgilés, Alexandra Immediate psychological A cross- 85,7% orang tua Scientdirect
Morales, Elisa Delveccio, effects of the COVID-19 merasakan perubahan
sectional study
Claudia Mazzeschi, José P. quarantine in youth from Italy dalam keadaan
Espada, (tahun 2020, and Spain emosional anak-anak
volume 21) mereka dan
perilaku selama
karantina. Gejala yang
paling sering adalah
kesulitan
berkonsentrasi
(76,6%), kebosanan
(52%), lekas marah
(39%), kegelisahan
(38,8%), gugup
34
(38%),
perasaan kesepian
(31,3%), kegelisahan
(30,4%), dan
kekhawatiran
(30,1%), dan orang
tua Spanyol
melaporkan lebih
banyak gejala
daripada orang Italia.
Seperti yang
diharapkan, anak-anak
dari kedua negara
menggunakan monitor
lebih sering,
menghabiskan lebih
sedikit waktu untuk
melakukan aktivitas
fisik, dan tidur lebih
35
REFRENSI
Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia
Bárcena, M., Oostergetel, G. T., Bartelink, W., Faas, F. G. A., Verkleij, A.,
https://doi.org/10.1073/pnas.0805270106
Fitria, L., & Ifdil, I. (2020). Kecemasan remaja pada masa pandemi Covid -19.
https://doi.org/10.29210/120202592
Guessoum, S. B., Lachal, J., Radjack, R., Carretier, E., Minassian, S., Benoit, L.,
https://doi.org/10.1016/j.psychres.2020.113264
90. https://doi.org/10.31100/jurkam.v1i2.56
37
Jin, Y. H., Cai, L., Cheng, Z. S., Cheng, H., Deng, T., Fan, Y. P., Fang, C.,
Huang, D., Huang, L. Q., Huang, Q., Han, Y., Hu, B., Hu, F., Li, B. H., Li,
Y. R., Liang, K., Lin, L. K., Luo, L. S., Ma, J., … Wang, X. H. (2020). A
rapid advice guideline for the diagnosis and treatment of 2019 novel
https://doi.org/10.11855/j.issn.0577-7402.2020.01.01
Khan, A. H., Sultana, S., Hossain, S., Hasan, M. T., Ahmed, H. U., & Sikder, T.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.07.135
Kılınçel, Ş., Kılınçel, O., Muratdağı, G., Aydın, A., & Usta, M. B. (2020). Factors
https://doi.org/10.1111/appy.12406
28. https://doi.org/10.24114/jik.v17i2.12299
Maina, G., Mauri, M., & Rossi, A. (2016). Anxiety and depression. Journal of
https://doi.org/10.5005/jp/books/18030_26
https://doi.org/10.31445/jskm.2011.150106
Neuman, B. W., Adair, B. D., Yoshioka, C., Quispe, J. D., Orca, G., Kuhn, P.,
https://doi.org/10.1128/jvi.00645-06
Qonitatin, N., Widyawati, S., & Asih, G. Y. (2011). Pengaruh Katarsis Dalam
Ran, L., Wang, W., Ai, M., Kong, Y., Chen, J., & Kuang, L. (2020).
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2020.113261
https://doi.org/10.14421/aplikasia.v17i1.1362
39
Https://Covid19.Go.Id/. https://covid19.go.id/
525–532. https://doi.org/10.31729/jnma.4977
https://www.worldometers.info/coronavirus/
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKA/article/view/3954
Zhou, S.-J., Li, ·, Zhang, -Gang, Wang, L.-L., Guo, Z.-C., Wang, J.-Q., Chen, J.-
C., Liu, · Mei, Chen, · Xi, & Chen, J.-X. (2020). Prevalence and socio-
01541-4
Zhu, N., Zhang, D., Wang, W., Li, X., Yang, B., Song, J., Zhao, X., Huang, B.,
Shi, W., Lu, R., Niu, P., Zhan, F., Ma, X., Wang, D., Xu, W., Wu, G., Gao,
733. https://doi.org/10.1056/nejmoa2001017