Revisi Proposal Penelitian Lia Savira F
Revisi Proposal Penelitian Lia Savira F
Revisi Proposal Penelitian Lia Savira F
(COVID-19)
LITERATURE REVIEW
P17221174048
JURUSAN KEPERAWATAN
MALANG
2021
PROPOSAL PENELITIAN/SKRIPSI
(COVID-19)
LITERATURE REVIEW
P17221174048
JURUSAN KEPERAWATAN
MALANG
2021
ii
TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN RUMAH SAKIT DALAM
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENULARAN CORONAVIRUS DISEASE 2019
(COVID-19)
LITERATURE REVIEW
SKRIPSI
Oleh:
P17221174048
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
PADA TANGGAL……..
Oleh:
Pembimbing Utama:
Pembimbing Pendamping:
Mengetahui,
Ketua Program Studi
Sarjana Terapan Keperawatan Lawang
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Tingkat Kepatuhan Tenaga Rumah Sakit Dalam Upaya Pencegahan Dan
Penularan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)”.
Proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi syarat
kelulusan dalam menempuh Ujian Akhir di Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan Lawang Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes malang.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis memperoleh banyak bimbingan dan
bantuan dari beberapa pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Budi Susatia, S. Kp, M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang
2. Bapak Imam Subekti, S. Kp, M. Kes, Sp. Kom sebagai Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
3. Bapak Budiono, S. Kp, M. Kes selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan Lawang, sekaligus selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing
dalam menyusun skripsi ini dan telah memberikan bimbingan dengan sabar
dan memberikan masukan, arahan serta saran kepada penulis.
4. Ibu Hurun Ain, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk
membimbing dalam menyusun proposal skripsi ini dan telah memberikan
bimbingan dengan sabar dan memberikan masukan, arahan serta saran kepada
penulis.
5. Ibu Dr. Nurul Puji Astuti, S.Kep, Ns, M.Kes selaku penguji yang telah
memberikan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan penyusunan proposal
skripsi.
6. Seluruh staff pengajar dan karyawan Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan Lawang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang perhatian
dan dengan sabar memberikan bantuan yang tak ternilai.
v
7. Bapak Suwono, (Alm) Ibu Listiani, Emak, Mbak Dah, Mbak Ning, Sister dan
segenap keluarga yang telah mendoakan dan memberikan dukungan kepada
penulis sehingga bisa menyelesaikan studi sarjana ini.
8. Rekan-rekan seperjuangan Sarjana Terapan Keperawatan Lawang Angkatan
2017/2018 dan semua pihak yang telah memberikan dukungan selama
penyusunan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku Kikik, Ely, Zulfi, Mbak Dia yang selalu memberikan
semangat dalam mengerjakan skripsi
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
bagi penulis. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Lawang,
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................................ii
HALAMAN JUDUL....................................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................iv
KATA PENGANTAR...................................................................................................v
DAFTAR ISI................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..........................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.4 Tujuan.......................................................................................................4
vii
2.1.7 Penatalaksanaan Medis............................................................15
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................37
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Latar Belakang
jenis baru yang berasal dari Wuhan, China pada pertengahan Februari 2020. Setelah
berstatus bebas dari COVID-19 pada 2 Maret 2020, Indonesia mengumumkan kasus
pertamanya (Irene Putri & Anulus, 2020). Peran serta perawat menjadi hal terpenting
pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat (Astuti & Suyanto, 2020). Kepatuhan
tenaga medis dan perawat dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan standar
kejadian yang sering terjadi di lapangan, banyak tenaga kesehatan yang tidak patuh
pada prosedur operasional standar atau tidak memenuhi prosedur kerja (Dewi et al.,
Kasus positif COVID-19 terus bertambah setiap harinya. Laporan terakhir WHO
Serikat. Sedangkan di Indonesia total kasus positif 349.160 jiwa dengan kasus
meniggal dunia mencapai 12.268 jiwa (World Health Organization, 2020). Sebuah
setidaknya memiliki resiko 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat
umum (Nguyen et al., 2020). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada
1
terhadap praktik pencegahan dan pengendalian infeksi terutama pada kebersihan
et al., 2020). Hal ini juga dibuktikan pada penelitian di beberapa rumah sakit Ghana,
Afrika Barat bahwa tingkat kepatuhan tenaga kesehatan dalam pelaksanaan cuci
(handscoon) dan setelah kontak dengan lingkungan pasien masih dibawah 50%
dari 79 petugas kesehatan yang diamati pada saat menggunakan masker hanya 7
petugas kesehatan (8%) mengikuti pedoman yang tepat untuk memakai masker
Wabah penyakit yang sangat menular seperti ebola, sindrom pernapasan akut
parah (SARS) atau coronavirus (COVID-19) membuat tenaga kesehatan berada pada
resiko infeksi yang jauh lebih besar dari pada populasi umum, karena kontak dengan
cairan tubuh pasien yang terkontaminasi. Alat pelindung diri (APD) dapat
mengurangi resiko dengan menutupi bagian tubuh yang berisiko terpapar (Verbeek et
al., 2020). Keselamatan dan tingkat kesehatan tenaga kesehatan dan staf lain yang
bekerja menjadi hal yang terpenting, tidak hanya untuk perlindungan tenaga
kesehatan itu sendiri tetapi juga untuk membantu mencegah penyebaran virus dan
Penelitian penggunaan masker di rumah sakit India yang diamati selama 4 minggu
kesehatan masih memakai masker ketika pergi ke toilet (Supehia et al., 2020).
Apabila kepatuhan tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan COVID-19 seperti cuci
tangan, penggunaan masker serta penggunaan APD tinggi maka akan menurunkan
resiko penularan.
Seperti yang sudah dijelaskan dalam penelitian sebelumnya bahwa banyak tenaga
kesehatan rumah sakit dalam upaya pencegahan dan penularan COVID-19 terutama
dalam praktik kebersihan tangan belum banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu untuk
tenaga kesehatan rumah sakit terhadap upaya pencegahan dan penularan COVID-19.
Diharapkan bisa menjadi masukan bagi rumah sakit untuk mengontrol staf kesehatan
lebih patuh dalam cuci tangan dan penggunaan masker. Serta menurunkan resiko
2 Rumusan Masalah
3 Tujuan
3
3.2 Tujuan Khusus
4 Manfaat penelitian
1) Bagi Masyarakat
Penulis berharap penelitian ini bisa berguna menjadi bahan acuan dan juga
sebagai bahan bacaan bagi masyarakat yang ingin mengetahui tentang upaya tenaga
COVID-19.
2) Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan bisa menambah wawasan serta pengetahuan dalam praktik
keperawatan tentang tingkat kepatuhan tenaga kesehatan rumah skait dalam upaya
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
SARS-CoV-2 merupakan virus jenis baru yaitu coronavirus yang belum pernah
Coronavirus merupakan virus yang dapat menyebar dari satu orang ke orang
diketahui menyebabkan penyakit yang bisa menimbulkan gejala berat seperti MERS
Berbagai hewan peliharaan dan hewan liar termasuk unta, sapi, kucing dan
kelelawar dapat berpotensi sebagai inang bagi coronavirus (Adhikari et al., 2020).
memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan, serta memiliki riwayat paparan satwa liar.
adalah kelelawar (Rhinolophus affinis) (Gong et al., 2020). SARS dan MERS
penyebaran utamanya melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi melalui
percikan pernapasan dari batuk atau bersin. Awal dilaporkannya pasien COVID-19
mempunyai riwayat kunjungan ke pasar makanan laut yang ada di Wuhan, China
menunjukkan bahwa infeksi awal ini penularannya dari hewan ke orang. Kemudian
coronavirus dapat menular dari satu manusia ke manusia lainnya (Adhikari et al.,
2020).
transmisi aerosol. Penularan percikan dilaporkan terjadi ketika orang yang terinfeksi
mengalami batuk atau bersin kemudian dihirup oleh individu di dekatnya dalam jarak
dekat; penularan kontak dapat terjadi ketika individu menyentuh permukaan atau
benda yang terkontaminasi virus lalu menyentuh mulut, hidung atau mata; transmisi
membentuk aerosol dan daapat menyebabkan infeksi ketika menghirup udara dalam
jumlah banyak ke peru-paru yang lingkungannya relatif tertutup (China, 2020). Selain
ketiga rute tersebut dalam satu penelitian menyebutkan bahwa sistem pencernaan juga
berpotensi menjadi rute penularan infeksi virus COVID-19. Hal ini dikarenakan
pasien memiliki ketidaknyamanan perut dan gejala diare, para peneliti menganalisis
empat set data dengan transkripom sel tunggal sistem pencernaan dan menemukan
bahwa ACE2 sangat diekspresikan dalam eritrosit absorptif dari ileum dan usus besar
bernapas. Serta gejala non-spesifik lain seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung
tersumbat, mual muntah, diare. Dilaporkan juga bahwa adanya gejala seperti
6
kehilangan indra untuk membau (anosmia) atau rasa (ageusia) (World Health
Organization, 2020).
Pada kasus yang parah seperti ARDS, syok septik, disfungsi sistem koagulasi
atau perdarahan dan asidosis metabolik yang sulit untuk dikoreksi dalam beberapa
hari bisa memperburuk kondisi pasien dengan cepat. Namun pada beberapa pasien
datang dengan keluhan gejala ringan bahkan tanpa disertai demam (PDPI, 2020).
Menurut (Panduan Praktik Klinis SMF RSUD dr soetomo, 2020) gejala klinis
dibuktikan dengan hasil tes PCR positif tetapi tidak disertai gejala klinis.
2) Ringan (mild): dinyatakan sakit ringan jika terdapat satu atau lebih tanda dan
gejala seperti demam, sakit kepala, batuk, nyeri telan, malaise nyeri otot,
muntah, mual, diare, dll tanpa sesak, rasa ampek / berat untuk bernapas serta
3) Sedang (moderate): jika ada satu atau lebih dari tanda serta gejala COVID
seperti demam, batuk, nyeri menelan, sakit kepala, malaise nyeri otot, mual,
muntah, diare, dll disertai sesak, rasa ampek/berat untuk bernapas dan atau
kelainan gambaran paru pada foto toraks, namun kadar SpO2 masih ≥ 94%
4) Berat (Severe): adanya salah satu atau lebih dari berbagai tanda dan gejala
COVID seperti demam, batuk, nyeri menelan, sakit kepala, malaise nyeri otot,
mual, muntah, diare, dll disertai tanda-tanda RR > 30x/menit, SpO2 ≤ 93%
7
pada udara bebas, PaO2/ FiO2 < 300 mmHg, foto toraks menjukkan gambaran
5) Kritis (Critical ill) : terjadi gagal napas, syok sepsis dan atau gagal multi
organ.
babi, kuda dan kucing). Coronavirus merupakan jenis virus zootik yang ditularkan
dari hewan ke manusia. Hewan yang hidup liar berpotensi membawa mikroorganisme
parasit atau patogen dan berpartisipasi sebagai vektor dalam penyakit menular
tertentu. Host coronavirus dapat ditemukan pada unta, kelelawar, tikus bambu dan
musang. Kelelawar di deteksi sebagai host utama untuk SARS dan MERS (PDPI,
2020).
tidak dapat hidup tanpa sel inang. Protein S yang ada dipermukaan virus
berperan penting dalam menginfeksi inang dan menjadi penentu. Penelitian SARS-
CoV protein S berikatan dengan reseptor enzim ACE-2 pada inang. ACE-2 bisa
ditemukan pada rongga mulut dan rongga hidung, nasofaring (tenggorokan), paru-
paru, otak, usus halus, usus besar, lambung, kelenjar timus, kulit, sumsum tulang, hati
(limpa), sel eritrosit usus halus, sel endotel arteri vena, sel otot polos, sel epitel
alveolar paru. Setelah virus masuk tahap berikutnya adalah translasi replikasi gen
RNA genom virus. Kemudian transkripsi dan replikasi sisntesis RNA melalui
translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus. Setelah perakitan, virus baru
8
Usai transmisi, virus tersebut masuk ke dalam saluran pernapasan bagian atas
lalu bereplikasi pada sel epitel saluran pernapasan bagian atas. Kemudian menyebar
ke saluran napas bagian bawah. Masa inkubasi virus ini kurang lebih sekitar 3-7 hari
(PDPI, 2020).
ACE-2 ditemukan
Proteis Spike berikatan dengan
pada rongga mulut
ACE-2
dan rongga hidung,
nasofaring
(tenggorokan),
Transkripsi dan replikasi sintesis paru-paru, otak,
RNA usus halus, usus
besar, lambung,
kelenjar timus,
Translasi dan perakitan dari
kulit, sumsum
kompleks replikasi virus
tulang, hati (limpa),
sel eritrosit usus
halus, arteri vena,
Virus baru di rilis sel endotel, sel otot
polos, sel epitel
alveolar paru
Virus masuk ke saluran
pernapasan bagian atas
Menurut CDC (Centers For Disease Control) sekarang belum ada vaksin untuk
menangkal atau melindungi diri dari coronavirus disease 19. Untuk mencegah
COVID-19 diperkirakan menyebar dari satu orang ke orang lainnya dengan cara:
b. Percikan pernapasan ketika orang yang terinfeksi betuk, berbicara atau bersin.
coronavirus
1. Mencuci tangan
menggunakan toilet
10
Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut Anda dengan tangan yang
60% alkohol jika tidak ada sabun dan air mengalir. Ketika tangan kotor atau
membersihkan bahan kimia berbahaya seperti pestisida dan logam berat dari
3. Menggunakan masker
Kriteria masker:
a. Memiliki dua atau lebih lapisan kain yang dapat dicuci dan bernapas
4. Menutup mulut dengan tisu atau siku bagian dalam ketika batuk dan bersin
dan jangan meludah pada sembarang tempat. Buang tisu pada tempat sampah.
Lalu segera mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setidaknya selama
20 detik. Jika sabun dan air tidak tersedia, bersihkan tangan Anda dengan
5. Menjaga jarak sekitar 6 kaki antara diri sendiri dan orang lain. Masker bukan
11
6. Desinfeksi permukaan yang sering disentuh setiap hari. Gagang pintu, meja,
2020)
7. Menghindari keramaian
Menghindari ruangan yang tidak tedapat banyak udara segar dari luar
ruangan. Jika di dalam ruangan, buka jendela dan pintu untuk mendapatkan
melindungi diri sendiri dan pasien saat melakukan triase menurut CDC (2020)
yaitu:
injeksi
percikan, cuci tangan yang tepat berbasis alkohol jika terlihat kotor dengan
sabun dan air, memakai dan melepas APD sesuai langkah-langkah yang
benar
12
c) Kontak dengan pasien suspect atau terkonfirmasi COVID-19 tenaga
kesehatan harus menggunakan APD yang sesuai. Saat skrining awal tenaga
minimal 2 meter, pemasangan pembatas fisik seperti kaca atau plastik jika
shield
face shield.
menentuan perawatan yang sesuai dengan hasil yang diperoleh menurut Perhimpunan
1) Pemeriksaan kimia darah (darah perifer lengkap, gula darah sewaktu, analisa
gas darah, fungsi hepar, elektrolit, fungsi ginjal, faal hemostasis {PT, APTT, d
Dimer})
13
endotracheal bisa menggunakan aspirat endotrakeal) untuk RT-PCR virus,
5) Bronkoskopi
penularan)
Sampai sekarang vaksin dan obat masih belum ada yang bisa mencegah atau
mengobati coronavirus. Pengobatan yang ada saat ini ditujukan sebagai terapi suportif
dan simptomatis. Beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu dari penelitian masih
berlangsung dan berbagai metode perawatan sedang diuji oleh para peneliti. Upaya
terapi kekebalan tubuh seperti antibodi monoklonal dan vaksin dengan cepat telah
muncul. Semua perawatan ini menimbulkan gejala tetapi terapi oksigen menggunakan
ventilator memiliki peran utama dalam pengobatan COVID-19 (Bhavana et al., 2020).
yaitu:
14
1) Obat-obatan yang telah diuji oleh WHO
2) Terapi Plasma
dari pasien yang berhasil pulih ditransfusikan kepada pasien COVID-19 ini.
Antibodi donor ini bisa melawan penyakit guna membantu pasien sehingga
2020).
sehingga lebih sulit bagi virus untuk menempel dan memasuki sel manusia
4) Ventilasi Mekanik
15
2.2 Konsep Kepatuhan
Kepatuhan ialah istilah yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu
ketaatan yang telah ditentukan atau sejauh mana perilaku individu sesuai dengan
ketentuan yang diberikan oleh profesinal kesehatan (Pundar et al., 2019). Kepatuhan
dalam cakupan tenaga kesehatan diartikan bahwa seorang tenaga kesehatan memiliki
berlaku, menegakkan tata tertib terhadap pelayanan kesehatan (Dewi et al., 2019).
operasional prosedur ditujukan untuk selalu menaati peraturan dan memahami etika di
dipengaruhi oleh faktor personal (individu) antara lain jenis pekerjaan, jenis kelamin,
masa kerja dan tingkat pendidikan, profesi; faktor psikologis antara lain ketegangan di
lingkungan kerja, rasa takut dan persepsi terhadap resiko dan sikap.
Smet (1994) dalam Utami (2017) mengemukaan bahwa faktor internal dan
16
2.2.3 Kriteria Kepatuhan
2. Kurang patuh: tindakan yang melaksanakan aturan atau perintah sebagian atau
setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pembangunan kesehatan yang sejalan dengan tujuan nasional (Fadhillah et al., 2019).
17
UU No 36 Tahun 2014 Pasal 11 pengelompokan tenaga kesehatan dibagi ke
dalam:
1) Tenaga medis (dokter, dokter gigi, dokter gigi spesialis dan dokter spesialis)
2) Tenaga keperawatan
3) Tenaga Kebidanan
5) Tenaga Kefarmasian
wicara)
10) Tenaga Keteknisian Medis (perekam medis dan informasi kesehatan, terapis
gigi dan mulut, audiologis, penata anestesi, teknis gigi, teknik kardiovaskuler,
18
2.3.3 Peran dan Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan
Definisi peran menurut para ahli ialah aspek dinamis dari kedudukan atau
status. Hak dan kewajiban yang telah dilaksanakan oleh individu berarti telah
menjalankan suatu peran (Bonita, 2016). Peran yaitu suatu perilaku seseorang yang
diharapkan sejalan dengan posisi yang dimiliki. teori peran dideskripsikan sebagai
interaksi sosial dalam terminologi. Peran adalah pemahaman umum yang dapat
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi
terhadap hak, tugas dan kewajiban sesuai dengan nilai, norma dan aturan yang ada
dalam masyarakat (Mudjiono, 2007 dalam Parlina, 2016). Tenaga kesehatan memiliki
19
d) Membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang pemeriksaan,
20
BAB 3
METODE PENELITIAN
kepatuhan tenaga kesehatan rumah sakit dalam upaya pencegahan dan pengendalian
COVID-19. Protokol dan evaluasi dari literature review akan menggunakan PRISMA
checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang telah ditemukan dan disesuaikan
pada bulan September-November 2020. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal
berupa artikel asli (original article) bereputasi nasional maupun internasional dengan
tema yang sudah ditentukan. Pencarian literatur dalam literature revmenggunakan tiga
database dengan kriteria kualitas tinggi dan sedang, yaitu Pubmed, Scient Direct dan
Google Scholar.
operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau
21
jurnal yang digunakan. Dalam pembuatan kata kunci literature review ini telah
disesuaikan dengan Medical Subject Heading (MeSH) Term dan terdiri dari sebagai
berikut:
Protocol
2) E: Exposure yaitu yang dianalisis dalam suatu topik atau tema yang ditetapkan
3) O: Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu yang
4) S: Study Design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang
akan di review.
22
Kriteria Inklusi Eksklusi
P (Population) healthcare workers (nurse, Who are not nurse,
adherence prevention
O (Outcome) Healthcare workers guideline Who are not nurse,
coronavirus
S (Study design) Observasional study,cross Quasy experimen, pra
mendapatkan 274 yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil pencarian yang sudah
sehingga dikeluarkan dan tersisa 272 artikel. Peneliti kemudian melakukan skrining
berdasarkan judul (n = 65), abstrak (n = 32) dan full text (n = 182) yang disesuaikan
terhadap kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak 10 artikel yang bisa
dipergunakan dalam literature review. Hasil seleksi artikel studi dapat digambarkan
23
3.3.2 Penilaian Kualitas
studi dengan menggunakan checklist critical appraisal (terlampir) oleh The Joanna
Briggs Institute. Checklist critical appraisal ini merupakan penilaian dengan beberapa
jenis pertanyaan yang diberi checklist “YA” atau “TIDAK”, atau “TIDAK JELAS”
atau “TIDAK TERSEDIA”, dimana setiap jawaban “YA” diberi skor 1 kemudian
dihitung dan dijumlahkan. Skor yang memenuhi kriteria critical appraisal 50% dari
cut-off-point yang telah disepakati, maka studi dimasukkan ke dalam kriteria inklusi
dan dapat dilakukan review. Hasil skrining akhir didapatkan 10 artikel yang mencapai
atau lebih dari skor 50% yang sesuai dengan kriteria critical appraisal dan siap
24
Lampiran 1
Eksklusi (n =209)
Participants
Tidak mengulas tentang tenaga
Identifikasi judul dan duplikat kesehatan (dokter, dokter gigi,
(n = 65) perawat)
Exposure
Tidak membahas tentang
kepatuhan tenaga kesehatan dalam
upaya pencegahan
Outcome
Tidak menidskusikan tentang
Identifikasi abstrak kepatuhan tenaga kesehatan dalam
(n = 32) upaya pencegahan dan
pengendalian coronavirus
Excluded (n =30 )
Participants
Tidak mengulas tentang tenaga
Full text artikel yang dinilai
kesehatan (dokter, dokter gigi,
kelayakannya (n = 10)
perawat)
Exposure
Tidak membahas tentang
kepatuhan tenaga kesehatan dalam
upaya pencegahan
Outcome
Artikel yang diianalisis Tidak menidskusikan tentang
(n = 10) kepatuhan tenaga kesehatan dalam
upaya pencegahan dan
Gambar 1. Diagram Flow literature Review Berdasarkan PRISMA 2009 (Polit &
Beck, 2013)
25
Lampiran 1
26
Lampiran 2
27
Lampiran 3
28
Lampiran 4
□ □ □
6. Were strategies to deal with
confounding factors stated?
□ □ □
7. Were the outcomes measured in a
valid and reliable way?
29
Lampiran 5
30
Lampiran 6
□ □ □
6. Were strategies to deal with
confounding factors stated?
□ □ □
7. Were the outcomes measured in a
valid and reliable way?
31
Lampiran 7
32
Lampiran 8
33
Lampiran 9
34
Lampiran 10
□ □ □
6. Were strategies to deal with
confounding factors stated?
□ □ □
7. Were the outcomes measured in a
valid and reliable way?
35
DAFTAR PUSTAKA
Abuosi, A. A., Akoriyea, S. K., Ntow-Kummi, G., Akanuwe, J., Abor, P. A., Daniels,
A. A., & Alhassan, R. K. (2020). Hand hygiene compliance among healthcare
workers in Ghana’s health care institutions: An observational study. Journal of
Patient Safety and Risk Management, 25(5), 177–186.
https://doi.org/10.1177/2516043520958579
Adhikari, S. P., Meng, S., Wu, Y., Mao, Y., Ye, R., Wang, Q., Sun, C., Sylvia, S.,
Rozelle, S., Raat, H., & Zhou, H. (2020). A scoping review of 2019 Novel
Coronavirus during the early outbreak period: Epidemiology, causes, clinical
manifestation and diagnosis, prevention and control. 1–12.
https://doi.org/10.21203/rs.2.24474/v1
Astuti, J. T., & Suyanto, S. (2020). Implikasi Manajemen Keperawatan Dalam
Penanganan Pasien Corona Virus Disease 19 (Covid-19): Literatur Review.
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine.
https://doi.org/10.36408/mhjcm.v7i1a.465
Bhavana, V., Thakor, P., Singh, S. B., & Mehra, N. K. (2020). COVID-19:
Pathophysiology, treatment options, nanotechnology approaches, and research
agenda to combating the SARS-CoV2 pandemic. Life Sciences, 261(August),
118336. https://doi.org/10.1016/j.lfs.2020.118336
Bonita, N. (2016). Peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan Labuan Cermin Di Kabupaten Berau. EJournal Ilmu
Pemerintahan, 4(4), 1499–1510.
Cdc.gov/coronavirus. (2020). What you should know about COVID-19 to protect
yourself and others. Cdc.
CDC. (2020). Standard Operating Procedure (SOP) for Triage of Suspected COVID-
19 Patients in non-US Healthcare Settings: Early Identification and Prevention
of Transmission during Triage. Centers Disease Control and Prevention.
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/non-us-settings/sop-triage-
prevent-transmission.html
Centers for Disease Control and Prevention. (2020). When and How to Wash Your
Hands. https://www.cdc.gov/handwashing/when-how-handwashing.html
China, N. H. C. of P. R. of. (2020). Pneumonia diagnosis and treatment of COVID-
2019 infection from Chinese NHC and CDC 2020.
36
http://www.nhc.gov.cn/xcs/zhengcwj/202001/4294563ed35b43209b31739bd078
5e67/files/7a9309111267475a99d4306962c8bf78.pdf.
Daryati, S., Subekti, I. W., & Ekacahyaningtyas, M. (2020). Hubungan Supervisi
Infection Prevention Control Nurse (IPCN) Dengan Kepatuhan Perawat Dalam
Menerapkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Universal Precaution Di
Rsud Dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri. 14.
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/467
Dewi, I. P., Adawiyah, W. R., & Rujito, L. (2019). Analisis Tingkat Kepatuhan
Pemakaian Alat Pelindung Diri Mahasiswa Profesi Dokter Gigi Di Rumah Sakit
Gigi Dan Mulut Unsoed. Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Akuntansi (JEBA), 21(4),
1–10.
European Centre for Disease Prevention and Control. (2020). Infection prevention and
control for COVID-19 in healthcare settings. Elsevier’s Novel Coronavirus
Information Center, March, 3–6. https://eur-lex.europa.eu/legal-
%0Ahttps://www.ecdc.europa.eu/sites/default/files/documents/nove-coronavirus-
infection-prevention-control-patients-healthcare-settings.pdf
%0Ahttps://www.ecdc.europa.eu/en/publications-data/infection-prevention-and-
control-c
Fadhillah, H., Wahyati, E., & Sarwo, B. (2019). Regulation of Health Workers in the
legislation and the principle of legal certainty. Soepra Jurnal Hukum Kesehatan,
5(1), 146–162.
Gong, Y., Ma, T., Xu, Y., Yang, R., Gao, L., Wu, S., Li, J., Yue, M., Liang, H., He,
X., & Yun, T. (2020). Early Research on COVID-19: A Bibliometric Analysis.
The Innovation, 1(2), 100027. https://doi.org/10.1016/j.xinn.2020.100027
Harvard Medical School. (2020). Treatments for COVID-19. Harvard Health
Publishing. https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/treatments-
for-covid-19
Irene Putri, S., & Anulus, A. (2020). Preventive actions to minimizing the coronavirus
disease 19 (COVID-19) transmissions among health workers: a systematic
review. Journal of Thee Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran), 52(03),
148–157. https://doi.org/10.19106/jmedscisi005203202013
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). KMK No. HK.01.07-MENKES-
413-2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 (pp. 31–
34).
37
Nguyen, L. H., Drew, D. A., Graham, M. S., Joshi, A. D., Guo, C. G., Ma, W., Mehta,
R. S., Warner, E. T., Sikavi, D. R., Lo, C. H., Kwon, S., Song, M., Mucci, L. A.,
Stampfer, M. J., Willett, W. C., Eliassen, A. H., Hart, J. E., Chavarro, J. E., Rich-
Edwards, J. W., … Zhang, F. (2020). Risk of COVID-19 among front-line
health-care workers and the general community: a prospective cohort study. The
Lancet Public Health, 5(9), e475–e483. https://doi.org/10.1016/S2468-
2667(20)30164-X
Panduan Praktik Klinis SMF RSUD dr soetomo. (2020). Panduan Praktik Klinis SMF
Pulmonologi dan IlmuKedokteranRespirasi RSUD Dr Soetomo Surabaya.
https://rsudrsoetomo.jatimprov.go.id/wp-content/uploads/2020/10/9.-Panduan-
Praktik-Klinis-Covid-19-Rev-BPS-ECMO-CORADS.pdf
Parlina. (2016). Hubungan Antara Self -regulated learning Dengan Tanggung Jawab
Santri Tingkat SMA di Pondok Pesantren Modern. 9–25.
http://repository.ump.ac.id/2160/3/BAB II_PARLINA_PSIKOLOGI%2716.pdf
PDPI. (2020). PNEUMONIA COVID-19 DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN
DI INDONESIA. In Journal of the American Pharmacists Association (Vol. 55,
Issue 5). Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
https://doi.org/10.1331/JAPhA.2015.14093
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (1996). Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia, 1–22.
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_pp/PP No. 32 Th 1996 ttg Tenaga
Kesehatan.pdf
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2020). Panduan Praktik Klinis: Pneumonia
COVID-19. Journal of the American Pharmacists Association, 55(5), 1–67.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2013). Essentials of nursing research: Appraising
evidence for nursing practice. Lippincott Williams & Wilkins.
Powell-Jackson, T., King, J. J. C., Makungu, C., Spieker, N., Woodd, S., Risha, P., &
Goodman, C. (2020). Infection prevention and control compliance in Tanzanian
outpatient facilities: a cross-sectional study with implications for the control of
COVID-19. The Lancet Global Health, 8(6), e780–e789.
https://doi.org/10.1016/S2214-109X(20)30222-9
Pundar, Y., Getrida, S. M., & Muryanti, G. A. (2019). ANALISIS FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT
38
MELAKUKANHANDHYGIENESESUAI SPO DIRUANG KELIMUTU DAN
CEMPAKA RSUD. PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG. CHMK
NURSING SCIENTIFIC JOURNAL, 3(2).
Saitoh, A., Sato, K., Magara, Y., Osaki, K., Narita, K., Shioiri, K., E Fowler, K., Ratz,
D., & Saint, S. (2020). Improving hand hygiene adherence in healthcare workers
before patient contact: A multimodal intervention in four tertiary care hospitals
in Japan. Journal of Hospital Medicine, 15(5), 262–267.
https://doi.org/10.12788/jhm.3446
Sondakh, E. B. W. M., & Pasoreh, Y. (2019). Peranan komunikasi dalam
menyosialisasikan bantuan dana pendidikan kepada masyarakat suku Kamoro
( Studi pada lembaga musyawarah adatsuku Kamoro di Timika Papua ). ACTA
DIURNA KOMUNIKASI, 8(2).
Supehia, S., Singh, V., Sharma, T., Khapre, M., & Gupta, P. K. (2020). Rational use
of face mask in a tertiary care hospital setting during COVID-19 pandemic: An
observational study. Indian Journal of Public Health, 64, S225–S227.
https://doi.org/10.4103/ijph.IJPH_493_20
Undang Undang No 36 Tahun 2014. (2014). UU NO 36 2014. 1.
Utami, R. D. (2017). TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT MELAKUKAN HAND
HYGIENE DI IGD RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA [UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO]. In
Repository Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
http://repository.ump.ac.id/4421/3/Rizka Dwi Utami BAB II.pdf
Verbeek, J. H., Rajamaki, B., Ijaz, S., Sauni, R., Toomey, E., Blackwood, B., Tikka,
C., Ruotsalainen, J. H., & Kilinc Balci, F. S. (2020). Personal protective
equipment for preventing highly infectious diseases due to exposure to
contaminated body fluids in healthcare staff. The Cochrane Database of
Systematic Reviews, 5, CD011621.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD011621.pub5
World Health Organization. (2020a). Clinical Management COVID-19 Interime
Guidance 27 May 2020. World Health Organization.
https://www.who.int/publications/i/item/clinical-management-of-covid-19
World Health Organization. (2020b). WHO Coronavirus Disease (COVID-19)
Dashboard. World Health Organization. https://covid19.who.int/
Yuliana. (2020). Corona Virus Disease (Covid-19);Sebuah Tinjauan LiteraturYuliana
39
(2020) ‘Corona Virus Disease (Covid-19);Sebuah Tinjauan Literatur’, Wellness
And Healthy MAgazine, 2(1), pp. 187–192. doi: 10.2307/j.ctvzxxb18.12.
Wellness And Healthy MAgazine, 2(1), 187–192.
https://doi.org/10.2307/j.ctvzxxb18.12
Zhang, H., Kang, Z., Gong, H., Xu, D., Wang, J., Li, Z., Cui, X., Xiao, J., Meng, T.,
Zhou, W., Liu, J., & Xu, H. (2020). The digestive system is a potential route of
2019-nCov infection: a bioinformatics analysis based on single-cell
transcriptomes. BioRxiv, 2020.01.30.927806.
https://doi.org/10.1101/2020.01.30.927806
40