Sap Fraktur Tibia Fibula
Sap Fraktur Tibia Fibula
Sap Fraktur Tibia Fibula
“cara perawatan luka post operasi dan nutrisi yang baik untuk penyembuhan luka “
PENYUSUN:
2021
TINJAUAN PUSTAKA
LAPORAN PENDAHULUAN
BAB I
TINJAUAN TEORI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan yang
umumnya disebabkan oleh ruda paksa/ trauma. Trauma yang menyebabkan tulang
patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang
menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung
misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang klavikula atau radius
Fraktur Tibia adalah fraktur yang terjadi pada bagian tibia sebelah kanan
maupun kiri akibat pukulan benda keras atau jatuh yang bertumpu pada kaki. (E.
Oswari, 2011).
2. Etiologi Fraktur
retakan sehingga mengakibatkan kerusakan pada otot dan jaringan. Kerusakan otot
dan jaringan akan menyebabkan perdarahan, edema, dan hematoma. Lokasi retak
mungkin hanya retakan pada tulang, tanpa memindahkan tulang manapun. Fraktur
yang tidak terjadi disepanjang tulang dianggap sebagai fraktur yang tidak sempurna
sedangkan fraktur yang terjadi pada semua tulang yang patah dikenal sebagai fraktur
menjadi:
a. Cedera Traumatik
2) Cedera tidak langsung adalah pukulan langsung berada jauh dari lokasi
fraktur klavikula
b. Kerusakan Patologik
2) Infeksi seperti ostemielitis dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau dapat
3) Rakhitis
Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh dan tempat untuk
tempat primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan fhosfat. Tulang rangka
orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang akan suplai
saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik (terutama
garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari
bahan tersebut adalah fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis (Price dan Wilson,
2006)
a. Tulang Koksa (tulang pangkal paha) koksa turut membentuk gelang panggul,
letaknya di setiap sisi dan di depan bersatu dengan simfisis pubis dan
b. Tulang Femur (Tulang paha) merupakan tulang pipa dan terbesar di dalam
membentuk kepala sendi yang disebut kaput femoris. Di sebelah atas dan
bawah dari kolumna femoris terdapat laju yang disebut trokanter mayor dan
buah tonjolan yang disebut kondilus lateralis dan medialis. Di antara dua
kondilus ini terdapat lakukan tempat letaknya tulang tempurung lutut (patella)
c. Tibia atau tulang kering merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah
dan terletak medial dari fibula atau tulang betis. Tibia adalah tulang pipa
d. Fibula atau tulang betis (tulang kering dan tulang betis adalah tulang sebelah
lateral tungkai bawah, tulang itu adalah tulang pipa dengan sebuah batang dan
dua ujung (Evelyn, 2007). Sendi tibia fibula dibentuk antara ujung atas dan
ujung bawah, kedua tungkai bawah batang dari tulang-tulang itu digabungkan
oleh sebuah ligamen antara tulang membentuk sebuah sendi ketiga antara
e. Meta tarsalia (Tulang telapak kaki) terdiri dari tulang-tulang pendek yang
f. Falangus (Ruas jari kaki) merupakan tulang-tulang pipa yang pendek yang
masing-masing terdiri dari 3 ruas kecuali ibu jari sebanyak 2 ruas, pada
metatarsalia bagian ibu jari terdapat dua buah tulang kecil bentuknya bundar
4. Patofisiologi fraktur
panjang lainnya apabila mendapat suatu trauma. Fraktur tibia fibula dapat
terjadi akibat daya putar dan data peluntir yang dapat menyebabkan fraktur
spinal pada kedua tulang kaki dalam tingkat yang berbeda, daya angulasi
yang ama. Pada cidera tidak langsung salah satu fragma tulang dapat
menembus kulit, cidera langsung akan menembus atau merobek kulit diatas
Pada kondisi klinis, Fraktur tibia fibula terbuka pada fase awal
nyeri hebat akibat rusaknya fragma tulang, resiko cidera jaringan akibatnya
adanya kerusakan fragma tulang. Resiko tinngi infeksi sekunder akibat ort de
entrée (luka) terbuka. Pada fase Lanjut fraktur tibia fibula terbuka
dengan penatalkasaan masalah resiko inkesi paska beda, Nyeri akibat troma
yang berhubungan langsung dengan tulang dan ansietas akibat dari ketakutan
Pathway
5. Klasifikasi Fraktur
a. Berdasarkan tempar
2. Fraktur tidak komplit (bisa garis patah tidak melalui seluruh garis
penampang tulang).
1. Fraktur komunitif : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tetapi tidak
berhubungan
2. Fraktur Segmenental : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tetapi
tidak berhubungan
3. Fraktur Multipel : fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan
tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur bersih (karena kulit masih
lunak sekitarnya.
jaringan subkuten.
ekstensif.
c) Grade III : sangat terkontaminasi dan mengalami kerusakan
juga.
3) Fraktur Spiral : fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang
2) Adanya dislokasi.
1) Sepertiga prokksimal
2) Sepertiga medial
3) Sepertiga distal
tulang.
tulang.
cenderung bergerak secara tidak alamiah (bergerak luar biasa) bukannya tetap
rigid seperti normal, pergeseran fragma pada fraktur lengan atau tungkai
berfungdi dengan baik karena fungsi normal otot bergantung pada intergritas
kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur. Fragma sering
d. Saat ektermitas dipriksa dengan tanga , teraba adanya derik tulang dinamakan
krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragma satu dengan yang lainnya.
Uji krepitasi dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang lebih besar.
e. Pembekakan dan perubahan warna lokasi pada kulit terjadi sebagai akibat
trauma dan pendarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru terjadi
7. Penatalaksanaan Fraktur
Penatalaksaanan fraktur tibia fibula menurut Muttaqin (2008) ada dua macam
fiksasi
a. Konvservatif
kedua tulang 70% atau lebih, tidak lebih, tidak ada rotasi dan tidak ada
setelah tiga minggu (union secara fibrosa). Pada fraktur oblik atau spiral,
b. Operatif
tidak ada keluhan dari pasien dan keluarga pasien saat akan pulang.
terbuka grade II dan III terutama apabila terdapat kerusakan jaringan yang
infeksi.
Pemenuhan informasi preoperasi sangat penting apabila ada
pada pasien karena adanya pipa-pipa yang terpasang pada kaki pasien.
Perawat perlu memberikan yang terbaik bagi pasien yang akan menjalani
1) Fiksasi ekternal
Bila fraktur ynag dirawat dengan trabil dan masa kalus telihat
tidak memberi infeksi yang regid juga cocok untuk tindakan ini.
mengecilnya otot dan kakunya sendi. Maka dari itu perlu upaya
2) Fiksasi internal
Gambar 4.
Fiksasi Internal
(Muttaqin, 2008)
8. Komplikasi Fraktur
Komplikasi fraktur tibia fibula Post Orir Menurut Muttaqin (2008) yaitu :
a. Komplikasi awal
1) Kerusakan arteri
Pecahnya arteri karena trauma dapat ditandai dengan tidak ada nadi,
2) Sindrom kompartmen
terjebak otot, tulang, saraf dan pembuluh darah atau karena tekanan dari
3) Infeksi
Sistem pertahan tubuh akan rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
trauma ortopedi, infeksi di mulai pada kulit dan masuk kedalam . Hal ini
biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tetapi ada juga karena
penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin (orif dan oref).
4) Nekrosis avaskuler
5) Syok
Lukman, dan Ningsih, N., 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
Setiadi. (2012). Konsep Dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori Dan
NANDA (2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10 Editor T.H
Hidayat, A.A (2007). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi Konsep Dan
Lukman, N.N (2013). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan System
Muskuloskletal.Jakarta :ECG
2. SASARAN
a. Sasaran Program : pasien
b. Sasaran Penyuluhan : pasien dengan luka post operasi fraktur tibia fibula
3. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan pasien tentang perawatan luka post operasi dirumah dan
nutrisi yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui cara perawatan luka
2) Mengetahui nutrisi yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka
4. METODE
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini, antara lain :
a. Ceramah
b. Tanya jawab
5. MEDIA
Media yang digunakan dalam penyuluhan ini, antara lain :
a. Meja
b. Kursi
c. Leaflet
6. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/tanggal : jumaat, 7 mei 2021
Waktu : 09.00 - Selesai
Alokasi waktu
No Materi dan Waktu Kegiatan
1 Pembukaan 1. Membuka pertemuan dengan mengucapkan salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri
3. Mengucapkan terima kasih atas waktu yang telah
diberikan
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan
5. Menyampaikan kontrak waktu
6. Memberikan gambaran mengenai informasi yang akan
disampaikan pada penyuluhan
2 Proses 1. Penyuluh menyampaikan materi
(10 menit) 2. Penyuluh menjelaskan perawatan luka post operasi
3. Penyuluh menjelaskan nutrisi yang dibutuhkan untuk
penyembuhan luka
3 Tanya jawab 1. Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
(5 menit) 2. Menjawab pertanyaan
3. Merangkum materi
3 Penutup 1. Melakukan evaluasi
(5 menit) 2. Menyampaikan kesimpulan
3. Mengucapkan terimakasih atas segala perhatian
4. Mengucapkan salam penutup
7. TEMPAT
Bertempat di ruang bedah RS
8. MATERI
Terlampir
9. RENCANA EVALUASI
Evaluasi dilakukan oleh penyuluh dan dilaksanakan segera setelah penyuluh selesai.
Metode yang digunakan dalam evaluasi ini adalah tanya jawab. Berikut ini merupakan
daftar pertanyaan evaluasi :
1. Bagaimana perawatan luka post operasi ?
2. Apa saja nutrisi yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka ?
= audiens