Jurnal Maggot

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.

4 Tahun 2014

KOMBINASI LIMBAH KELAPA SAWIT DANAMPAS TAHU SEBAGAI MEDIA


BUDIDAYA MAGGOT (Hermetia illucens) SALAH SATU ALTERNATIP PAKAN IKAN
Syahrizal1
Ediwarman
M. Ridwan
Abstract
This experiment aims to determine the effect of the combination of palm oil waste residue /
Palm Kernel Meal (PKM) and pulp out as a growth medium for the cultivation and production of
maggot (Hermetia illucens) which can be used as an alternative to fish feed. Media culture is a
combination of material experiments 4 kg PKM (100%) and pulp out (0%) treatment A, 3 kg
PKM (75%) and 1 kg pulp out (25%) treatment B, 2 kg PKM (50%) and 2 kg of pulp out (50%)
treatment C, and 1 kg of PKM (25%) and 3 kg of pulp out (75%) treated D. All of these
treatments using a container closed the outdoors. Each container treatment added as much as 5.2
liters of fresh water, then stirred evenly. Data were analyzed by ANOVA and LSD test.
The results of the analysis of the experiment 21 days for growth are not significantly different
(P <0.05). The average value of the best treatment in A (weight 0.18 ± 0.68 g/individul and
length 17.26 ± 1.06 mm), followed by treatment B. (weight 0.17 ± 0.68 g/individual and length of
17.07 ± 1.06 mm), C (weight 0.17 ± 0.68 g/individual and 17.04 ± 1.06 mm of length) and the
lowest in the D (0.16 ± 0.68 g/individual and 16.98 ± 1.06 mm). While the yield significantly
different (P <0.05), the best biomass production of 1.66 ± 0.1/kg for A, in the lowest treatment
0.57±0.13/kg inD.
Keywords: organic materials and cultivation maggot
PENDAHULUAN mampu meningkatkan kandungan protein
Peningkatan produksi perikanan urgen kasar menjadi 22,76%(Hadadi, dkk 2007).
dilakukan, karena tingkat kebutuhan ikan Handarsari dan Syamsianah (2010)
semakin tinggi disebabkan peningkatan mejelaskan kandungan zat gizi ampastahu
jumlah penduduk dan kesadaran pemilihan yaitu 26,6 % protein, 18,3 % lemak, 41,3
jenis pangan bermutu oleh masyarakat %.Namun protein ini tidak bisa langsung
luas.Peningkatan produksi ikan pada masa dimanfaatkan oleh ikan, krena sistem
lalu selalu diikuti dengan upaya peningkatan pencernaannya termasuk monogastric dan
hasil tangakapan dari perairan umum laut, akan efektif bila dilakukan teknik
danau ataupun sungai, pada saat ini harus biokonversi.
diarahkanpada kegiatan budidaya ikan. Teknik biokonversi dari nilai gizi limbah
Keberhasilan budidaya ikan selalu tersebut dapat dirombak melalui proses
diiringi oleh variabel kebutuhan hidup biologis, yaitu digunakan sebagai media dan
ikanbersifat interisik dan eksterisik sumber makanan dari maggot, sehingga
dianataranya faktor kebutuhan pakan. Pakan akan diperoleh bahan berupa maggot. Bila
adalah bagian proporsi terbesar dari biaya maggot diproksimat nilai gizi proteinya
produksi, hal inidisebabkan pemenuhan mencapai 44,26% dan lemak 29,65% berat
kebutuhan formulasi bahan pakan dari unsur kering (Newton,et al. 2005). Menurut Nayer
protein. Unsur protein ini sudah mengalami et al(1981) maggot merupakan larva
kesulitan untuk dapat dipenuhi karena serangga (Diptera : Stratiomydae, Genus
terbatasnya ketersediaan bahannya yang Hermetia) yang hidup pada beberapa bahan
diperoleh dari alam, karena kompetisi untuk organik seperti PKM. PKM sebagai media
konsumsi manusia serta sumber pakan pada hidupnya akan dimakan dan dicerna oleh
usaha peternakan. maggot dan disimpan dalam organ
Limbah organik pertanian di Indonesia penyimpanan yang disebut trophocytes.
tersedia dalam jumlah cukup banyak, seperti PKM sebagai media kulturtelah diuji coba
limbah bungkil kelapa sawit (PKM) dan untuk maggot tetapi belum pernah dilakukan
ampas tahu. Kedua limbah ini yang kombinasi dengan limbah ampas tahu
memanfaatkan baru para petenak untuk sebagai media kultur maggot (Hermetia
makanan hewan mamalia, namun untuk illucens sp)
makanan ikan belum tersebar luas. Bahan Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
PKM ini masih memiliki kandungan protein pengaruh kombinasi ampas tahu dan limbah
cukup tinggi 17,45%, bila difermentasi kelapa sawit sebagai media budidaya
bagipertumbuhan dan produksi
1 maggot(Hermetia illucens) salah satu
Dosen Fakultas Pertanian Universitas
Batanghari alternatif pakan ikan.

108

Kombinasi Limbah Kelapa Sawit Danampas Tahu Sebagai Media Budidaya Maggot (Hermetia
Illucens) Salah Satu Alternatip Pakan Ikan
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.4 Tahun 2014

Hipotesis
Manfaat Penelitian Diduga dengan perlakuan kombinasi
Manfaat penelitian yang dapat diambil amapas tahu dan limbah kelapa sawit untuk
antara lain adalah : media budidaya maggot dapat memberikan
1. limbah hasil pertaniandapat menjadi pengaruh terhadap pertumbuhan dan
bahan pakan ikan produksi maggot.
2. maggot dapat menjadi pakan alami dan METODE PENELITIAN
pakan buatan Penelitiandilaksanakan berlokasi tempat
3. maggot sebagai pakan bisa untuk di Balai Budidaya Air Tawar Jambi (BBAT)
berbagai ukuran ikan Desa Sungai Gelam, Kecamatan Sungai
4. meningkatkan nilai tambah gizi bahan Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi
melalui biokonversi maggot Jambi. Waktu yang diperlukan dalam
5. mendapatkan biaya produk pakan ikan percobaan penelitian ini diperkirakan 21
yangmurah hari. Pelaksanaan penelitian besifat outdoor.
6. meningkatkan produksi maggot sebagai Alat-alat yang digunakan dalam
pakan ikan penelitian inidisajikan pada Tabel 1. Berikut
7. dapat mengkatkan produksi ikan. ini :
Tabel 1.Alat-alat yang digunakan pada kegiatan selama penelitian
No Nama Alat Spesifikasi Alat Kegunaan Jumlah
1. Potongan drum Diameter 60 cm Wadah pemeliharaan maggot 12 buah
2. Mistar Ketelitian 1 mm Alat pengukur panjang maggot 1 buah
3. Timbangan Melter Toledo Alat pengukur bobot maggot 1 unit
Analitik Ketelitian 0.001 gram
4. Kaki drum besi 6 mm, panjang 70 Tempat kedudukan wadah 12 buah
cm .
5. Seng Gelombang 9 gelombang penutup drum agar tidak terkena 12 buah
air hujan.
6. Jaring kawat/ ram Kawat nyamuk Mencegah masuknya predator 12 buah
(tikus)

7. Tutup drum Tutup drum Pemberat kawat nyamuk dan seng 12 buah
agar tdk jatuh tertiup anggin.
8. Baskom,ember Terbuat dari plastic Alat serba guna (Panen, air dll) 3 buah
dengan berbagai
ukuran
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2.Bahan yang digunakan dalam penelitian kombinasi ampas tahu dan limbah bungkil kelapa
sawit untuk media kultur budidaya maggot .
No. Nama Spesifikasi Kegunaan Jumlah
Bahan
1. PKM Produksi sisa pengolahan Bahan fermentasi media 30 kg
minyak inti sawit, kadar air budidaya larva lalat bunga.
9,95 %, dan protein 15,8 %
2. Ampas Produksi sisa pengolahan tahu, Bahan fermentasi media 18 kg
Tahu kadar air 76,64% dan protein budidaya larva lalat bunga
28,67 %
3. Air Air tawar bersih Bahan Fermentasi media 62,4 liter
kultur PKM dan Ampas Tahu

4. Daun Daun pisang yang sudah kering Sebagai alat tempat telur lalat 3 lembar
Pisang bunga
Penelitian dilakukan dengan berikut :
menggunakan rancangan acak lengkap 1. Perlakuan A penambahan PKM 4 kg
(RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. (100%) dan Ampas tahu 0 kg (0%)
Perlakuan yang digunakan adalah sebagai 2. Perlakuan B penambahan PKM 3 kg

109
Kombinasi Limbah Kelapa Sawit Danampas Tahu Sebagai Media Budidaya Maggot (Hermetia
Illucens) Salah Satu Alternatip Pakan Ikan
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.4 Tahun 2014

(75%) dan Ampas tahu 1 kg (25%) 3. Tutup masing-masing drum tersebut


3. Perlakuan C penambahan PKM 2 kg dengan jaring kawat untuk menghindari
(50%) dan Ampas tahu 2 kg (50%) pemangsa seperti tikus dan burung.
4. Perlakuan D penambahan PKM 1 kg 4. Tutup masing-masing drum tersebut
(25%) dan Ampas tahu 3 kg (75%) dengan seng bergelombang untuk
Model rancangan yang digunakan adalah menghindari medium terkena air hujan.
model rancangan linier steel dan torrie 5. Diatas seng bergelombang diberi
(1993) yaitu : pemberat yang dibuat dari potongan
YLM — <L ™LM drum atau lainnya agar jaring kawat dan
Keterangan : seng bergelombang tidak jatuh tertiup
Yij = Variabel yang dianalisis anggin.
µ = Nilai rata-rata umum 6. Setiap minggu sekali sejak fermentasi
Yi = Pengaruh perlakuan ke-i dilakukan pengukuran panjang maggot,
™LM = Galat (nilai sisa) perlakuan ke- I bobot maggot dengan sampel perwadah
pada ulangan ke-j media 30 ekor.
Wadah yang digunakan untuk budidaya 7. Jumlah produksi maggot dilakukan pada
maggot adalah potongan drum dengan akhir penelitian pada hari ke-21 sejak
ukuran diameter 60 cm tinggi 45 cm fermentasi dengan cara memisahkan
sebanyak 12 buah diberi kode A1, A2, A3 antara maggot dengan media kulturnya
diisi 4 kg PKM, B1, B2,B3 diisi PKM 3 kg dengan cara media yg kering dilakukan
dan Ampas tahu 1 kg, C1,C2,C3 diisi PKM pengayakan dan media budidaya yang
2 kg dan Ampas tahu 2 kg dan D1,D2,D3 basah dilakukan dengan mecuci media
diisi dengan PKM 3 kg dan Ampas tahu 1 kg dengan air, setelah didapat dilakukan
tiap-ptiap wadah drum sehingga diperlukan penimbangan dan pengukuran maggot
PKM 30 kg dan Ampas tahu 18 kg. Alat perwadah media budidaya.
untuk kaki digunakan besi ukuran 10 inchi 8. Maggot yang dihasilkan setiap perlakuan
dibuat segitiga dengan tinggi 60 cm untuk dilakukan uji proximate
setiap drum yaitu sebanyak 12 buah, untuk Parameter yang diamati dalam penelitian ini
tempat lalat bunga (Hermetia illucen) adalah sebagai berikut :
bertelur diatas media budidaya diletakkan a. Bobot Maggot
daun pisang kering sebanyak 3 lembar per Bobot maggot dapat diukur dengan
wadah drum, untuk menghindari dari hama menggunakan rumus :
tikus atau burung wadah drum ditutup B = B2 ± B1
dengan kawat jaring dan agar tidak terkena Keterangan :
air hujan digunakan penutup dari seng B = Bobot maggot
gelombang. Agar jaring kawat dan seng B2 = Bobot maggot akhir penelitian
tidak jatuh tertiup anggin diberi pemberat B1 = Bobot awal maggot
dari potongan penutup drum sebagai b. Panjang Maggot
pemberat, penempatan urutan drum Panjang dapat di ukur dengan mengunakan
dilakukan dengan cara acak. rumus :
Pelaksanaan penelitian budidaya maggot L = L2 ± L1
dilakukan dengan metode sebagai berikut : Keterangan :
1. Bahan media yang dipakai 4 kg PKM L = Panjang Maggot
dan 0 kg ampas tahu dimasukan ke L2 = Panjang Maggot akhir penelitian
perlakuan A, 3 kg PKM dan 1 kg Ampas L1 = Panjang maggot awal penelitian
Tahu dimasukkan ke perlakuan B, 2 kg c. Produksi Maggot
PKM dan 2 kg Ampas Tahu dimasukkan Produksi maggot dapat diketahui dengan
ke perlakuan C, dan 1 kg PKM 3 kg cara melakukan penimbangan hasil total
Ampas Tahu dimasukan ke perlakuan D. seluruh masing-masing perlakuan selama
Semua perlakuan ini menggunakan penelitian.
wadah drum. Setiap wadah perlakuan Data yang diperoleh selama penelitian
tersebut ditambahkan dengan air tawar ditabulasikan kedalam bentuk table dan
sebanyak 5,2 liter, kemudian diaduk kemudian dilakukan dengan analisa sidik
secara merata. ragam atau analisis of varians
2. Tutup bagian atas masing-masing (ANOVA).Apabila analisis sidik ragam
medium dengan daun pisang kering diperoleh hasil yang berbeda nyata, maka
dilanjutkan dengan uji Tukey HSD untuk
perbandingan antara perlakuan.Hasil dari

110
Kombinasi Limbah Kelapa Sawit Danampas Tahu Sebagai Media Budidaya Maggot (Hermetia
Illucens) Salah Satu Alternatip Pakan Ikan
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.4 Tahun 2014

setiap parameter diregresikan terhadap yang dijelaskan (Ediwarman, 2010) bahwa


perlakuan untuk mencari titik optimal maggot yang berumur 3-4 minggu
perlakuan di setiap parameter (Steel dan pemeliharaan menggunakan media PKM
Torrie, 1989). mompunyai bobot rata-rata berkisar antara
HASIL DAN PEMBAHASAN 0,12-0,24 gram/ekor; dan panjang berkisar
Pertumbuhan Maggot antara 1,8-2,30 cm dengan diameter tubuh
Pertumbuhanmaggot dengan melihat berkisar 0,5-0,7cm.Maggot dalam
penambahan bobot selama waktu percobaan perkembangannya, bisa mencapai ukuran
budidaya dengan menggunakan media PKM 2cm.
dan ampas tahu di peroleh data bobot rataan Pertumbuhan maggot yang optimal ini
maggot masing-masing perlakuan seperti diperoleh karena terpenuhinya unsur
yang disajikan pada Tabel 3. kebutuhan hidup bagi maggot.Effendi
Tabel 3.Bobot rataan maggot percobaan (2002), menjelaskan bahwa pertumbuhan
pada umur pemeliharaan 21 hari dipengaruhi faktor internal dan eksternal.
Perlakuan Bobot Maggot Faktor internal yang mempengaruhi
(mg/ekor) pertumbuhan yaitu keturunan, jenis kelamin,
A 0,18± 0,68a parasit dan penyakit, sedangkan faktor
B 0,17± 0,68a ekternal yang mempengaruhi pertumbuhan
C 0,17± 0,68a yaitu ketersediaan pakan dan suhu
D 0,16± 0,68a lingkungan
Catatan: Hurup yang sama pada kolom yang Tingkat pertumbuhan maggot dari
sama menunjukan tidak masing-masing perlakuan Tabel 2 dan 3
berbeda nyata (P>0,05) menjukan bahwa ada perbedaan tapi tidak
Sedangakan hasil pengamatan berbedanyata, Tingkat nilai terbaik diperoleh
pertumbuhan yang di peroleh dari data pada kombinasi perlakuan A (PKM 100%
panjang rataan manggot pada masing- dan ampas tahu 0 %) dan terbawah pada
masing perlakuan dapat dilihatpada Tabel 4. perlakuan D (PKM 25% dan ampas tahu
Tabel 4.Panjang rataan maggot percobaan 75%). Perbedan pertumbuhan maggot ini
pada umur pemeliharaan 21 diduga karena ketersediaan nilai nutrisi dan
hari jumlah komposisi media budidaya dalam
Perlakuan Panjang Maggot masing-masing perlakuan yang berbeda,
(mm) sehingga zat-zat makanan yang digunakan
untuk membentuk jaringan-jaringantubuh
A 17,26± 1,06a
yang juga berbeda. Jull (1978) menyatakan
B 17,07± 1,06a
bahwa secara tidak langsung pertumbuhan
C 17,04± 1,06a
merupakan peningkatan kadar air, protein
D 16,98± 1,06a dan mineral serta terdapat hubungan yang
Catatan: Hurup yang sama pada kolom yang erat antara kecepatan tumbuh dengan jumlah
sama menunjukan tidak pakan yang di konsumsi pada periode
berbeda nyata (p>0.05) tertentu. Faktor yang mempengaruhi
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan pertambahan bobot badan adalah
bahwa pertambahan bobot dan panjang ketersediaan zat makanan dalam pakan,
maggot setiap perlakuan tidak berpengaruh temperature lingkungan, kandungan energi
nyata (P>0,05) . Hal ini berarti bahwa pakan, hormon, penyakit dan stress (Scott
kombinasi PKM dengan ampas tahu sebagai dkk, 1982).
media budidaya maggot tidak berpengaruh Pengamatan terhadap pertumbuhan
nyata terhadap bobot dan panjang maggot. maggot dilihat dari pertambahan bobot
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa maggot selama 21 hari percobaan dapat
kisaranpertambahan bobot rataan maggot terlihat adanya peningkatan bobot tubuh
dalam penelitian ini berkisar antara 0.16 ± maggot setiap perlakuan sampai akhir
0.18 gram/ekor dan pertambahan panjang 17 percobaan dapat dilihat pada grafik Gambar
± 18 mm/ekor.Hal ini menunjukkan bahwa 1.
pertumbuhan maggot cukup optimal.Seperti

111
Kombinasi Limbah Kelapa Sawit Danampas Tahu Sebagai Media Budidaya Maggot (Hermetia
Illucens) Salah Satu Alternatip Pakan Ikan
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.4 Tahun 2014

Gambar 1.Grafik pertumbuhan maggot percobaan selama 21 hari pemeliharaan


Pada grafik ini menggambarkan produksi maggot. Hal ini berarti bahwa
pertumbuhan maggot selama percobaan 21 kombinasi PKM dengan ampas tahusebagai
hari tidak terjadi perbedaan yang nyata (P< media budidaya maggot ada berpengaruh
0,5) antar perlakuan. Pertumbuhan maggot terhadap daya tarik atau kebutuhan hidup
dari pertambahan bobot yang terjadi lalat buah. Menurut Ediwarman, dkk
berbentuk sigmoid dan normal antar semua (2008), bahwa serangga black soldier jenis
kombinasi perlakuan. Pertumbuhan ini Hermetia illucens lebih menyukai media
diperkirakan disebabkan oleh karakter PKM di banding ampas tahu sebagai media
pertumbuhan setiap organisme relatif sama tumbuh larvanya, karena nutrisi dan
bila mendapatkan makanan yang cukup dan aromanya. Sedangkan maggot jenis
tetap. Calliphora sp lebih menyukai ampas tahu
Namun biila dilihat pada perlakuan D dibandingkan dengan PKM.Diperkirakan
dengan kombinasi media PKM 1 kg (25%) jenis serangga black soldier jenis Hermetia
dan ampas tahu 3 kg (75%), terlihat bahwa illucens lebih lebih banyak datang atau
perkembangan maggot pada miggu pertama reproduksinya lebih tinggi pada media
stagnan kemudian terjadi percepatan PKM.
kembali pada akhir penelitian. Hal ini Dilihat dari data produkasi perlakuan A
diperkirakan pada kombinasi media maggot (PKM 100% dan ampas tahu 0%) diperoleh
perlakuan D unsur nutrisi amapas tahu produksi maggot terbaik yakni 1,66± 0,13
relatif sukar terurai. . Apabila bahan media kg selanjutntnya menurun linier untuk
sukar diurai, akan terjadi keterlambatan perlakuan B. 1,18± 0,13 kg (PKM 75% dan
datangnya lalat buah,black soldier atau ampas tahu 25%), C. 1,02± 0,13 kg (PKM
media ampas tahu tidak disukai, karena 50% dan ampas tahu 50%) dan mencapai
citra-rasa dan aromanya. .0,57± 0,13 kg pada perlakuan D. dengan
Produksi Maggot kombinasi PKM 25% dan ampas tahu 75%.
Data produksi rataan maggot pada Hasil terbaik pada perlakuan A dan terendah
masing-masing perlakuan ditampilkan pada pada perlakuan D. Nilai produksi ini sejalan
Tabel 5. dengan hasil pertumbuhan maggot
Tabel 5. Produksirataan maggot percobaan (pertambahan bobot dan panjang maggot).
pada umur pemeliharaan 21 hari Kemungkinan traind produksi ini terjadi
Perlakuan Produksi disebakan unsur gizi nutrisi yang terkandung
Maggot(kg) dalam media. Menurut BBAT Sukabumi,
A 1,66± 0,13a (2005) salah satu faktor yang mempengaruhi
B 1,18± 0,13b produksi maggot adalah kualitasmedia
C 1,02± 0,13b budidayanya, hal ini mungkin dipengaruhi
D 0,57± 0,13c oleh bau/aroma, cita rasa dan kandungan
Catatan: Hurup yang berbeda pada kolom nutrisi media budidayanya.
yang berbeda KESIMPULAN DAN SARAN
menunjukanberbeda Kesimpulan
nyata(p<0.05) Berdasarkan hasil data yang diperoleh
Pada hasil analisis sidik ragam perlakuan dalam percobaan penelitian ini, maka dapat
kombinasi PKM dengan ampas tahu ada disimpulkan sebagai berikut :
perbedaan yang nyata (P<0,05) terhadap

112
Kombinasi Limbah Kelapa Sawit Danampas Tahu Sebagai Media Budidaya Maggot (Hermetia
Illucens) Salah Satu Alternatip Pakan Ikan
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.14 No.4 Tahun 2014

1. Pertumbuhan (pertambahan bobot dan Maskur, A Hadadi, S.Ediwarman,


panjang) maggot (Hermetia illucens sp) W.Adianto. 2011. Maggot ±
selama 21 hari percobaan tumbuh secara Bioconversion Research
normal dan membentuk kurva sigmoid. ProgramConcept of New Food
Pertumbuhan maggot tidak menunjukan Resources Results and Applications
berbeda nyata (P < 0,05). 2005-2011. Final Report Saurin
2. Pemberian mediaPKM 4 kg (100%) dan HEM ,Centre for Aquaculture
Ampas Tahu (0%) pada perlakuan A Research and Development Research
menghasilkan produksi maggot tertinggi Institute
1,66 ± 0,13 kg, berbeda signifikan (P< Myers, H.M., Tomberlin, J.K., Lambert,
0,05) terhadap perlakuan B. (3,47 ± 0,61 B.D., Kattes, D., 2008. Development
kg), C. 3,95 ± 0,61 kg yang relative of Black Soldier Fly (Diptera:
sama dan D dengan media PKM 1 kg Stratiomyidae) Larvae Fed Dairy
(25%) dan Ampas Tahu 3 kg (75%) Manure. Environ. Entomol. 37, 11-
menghasilkan produksi terendah 0,57 ± 15.
0,13 kg. Newton, G.L., Sheppard, D.C., Watson,
Saran D.W., Burtle, G., Dove, R., 2005.
Dari analisis hasil pertumbuhan dan Using the black soldier fly, Hermetia
produksi maggot dapatdisarankan dalam illucens, as a value-added tool for the
pemakaian media sebaiknya menggunakan management of swine manure.
PKM (100%), tidak dikombinasi dengan Animal and Poultry Waste
ampas tahu. Saran selanjutnya adalah Management Center, North Carolina
diharapakan tentangpenelitian pemberian State University, Raleigh,NC,17.
pakan maggot pada larva, benih dan ikan Scott, M.L. M.C Nesheim and R.J Young.
konsumsi, serta kombinasi dalam pakan 1982. Nutrition of the Chicken. M.L.
buatan. Scott and Assosiate, New York.
DAFTAR PUSTAKA Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993.
BBPBAT, Sukabumi.2005. Produksi Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu
Belatung (Maggot) Pendekatan Biometrik. Edisi Ketiga.
Ediwarman, Rina Hernawati, Wisnu Terjemahan: Bambang Sumantri. PT.
Adianto, Saurin Hem.2008. Produksi Gramedia Pustaka. Jakarta.
massal maggot menggunakan Palm
Kernel Meal (PKM) di Balai
Budidaya Air Tawar Jambi.
Ediwarman, at el.2009. Modifikasi Media
Maggot Menggunakan Limbah
Industri Pertanian, Ampas Tahu.
Effendi, M.I. 2002. Biologi Perikanan.
Yayasan Pustaka Nusatama.
Yogyakarta
Handarsari, E dan A. Syamsianah. 2010.
Analisis Kadar Zat Gizi Uji Cemaran
Logam dan Organoleptik pada Bakso
Dengan Substituen Ampas Tahu.
Proseding Hasil-hasil Seminar
Nasional. E-Jurnal Vol. 2 No.1.
Lembaga Penelitian Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Hem, S. et al, 2006. Bio-conversion :
conversion by bio-process of by
product from falm oil agro-industry
for aquaculture purpose.
Disampaikan pada Forum Budidaya
Toman di Bandung, Tgl. 22-24
Agustus 2006.
Jull, M.A. 1978. Poultry Husbandary. 3
Edition. MC. Graw Hill Book. Inc,
New York, Toronto, London.

113

Kombinasi Limbah Kelapa Sawit Danampas Tahu Sebagai Media Budidaya Maggot (Hermetia
Illucens) Salah Satu Alternatip Pakan Ikan

Anda mungkin juga menyukai