Harap Tidak Di Pakai Untuk Apapun

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 6

e-Journal Budidaya Perairan 2023, Vol. 11 No.

1: 62 - 67

Pertumbuhan ikan Nila (Oreochromis niloticus) pada metode akuaponik dengan


biofilter tanaman berbeda

Growth Of tilapia (Oreochromis niloticus) on the aquaponic method with


different plant biofilters

Chintya P. Hormati1, Joppy D. Mudeng2, Sammy N. J. Longdong2, Novie P. L. Pangemanan2


Ockstan J. Kalesaran2, Sipriana S. Tumembouw2

1) Mahasiswa Program Studi Budidaya Perairan FPIK Unsrat Manado


2) Staff Pengajar Program Studi Budidaya Perairan FPIK Unsrat Manado
Penulis korespondensi: J.D. Mudeng, [email protected]

Abstract
The purpose of this study was to determine the type of vegetable plant as a biofilter in the
aquaponics system that can trigger the growth of Nile tilapia (Oreochromis niloticus). This study
was designed using a Complete Randomized Design with 4 treatments, namely treatment A biofilter
pakchoy plant, treatment B biofilter lettuce plant, treatment C biofilter red amaranth plant and
treatment D without plant biofilter (control), each with three replications. Fish were weighed at the
beginning of the study and subsequently every week until the fourth week. Absolute growth and
specific growth rate were evaluated while fish survival and water quality parameters were observed
as supporting data. The results of the study found that pakchoy, lettuce, and red amaranth vegetable
crops as biofilters in the aquaponics system had the same influence on the growth of tilapia (O.
niloticus) but were significantly different from tilapia cultured without vegetable plant biofilters.

Keywords: Nile tilapia, aquaponic, water quality, aquaculture, fish growth

PENDAHULUAN ikan dan mampu menghemat penggunaan


lahan dan air (Nuryadi dkk., 2009).
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Keuntungan lain yang diperoleh dari sistem
merupakan salah satu ikan air tawar yang akuaponik adalah efisiensi penggunaan lahan
mendapat perhatian cukup besar dari dan air dan bisa menghasilkan keuntungan
pemerintah yang diharapkan dapat tambahan dari hasil tanaman (Marlina dan
menyumbang peningkatan produksi, juga Rakhmawati, 2016).
mendapat perhatian dari masyarakat dunia, Sistem akuaponik merupakan salah
yang menitik beratkan pada peningkatan gizi satu sistem terintegrasi antara akuakultur
masyarakat di negara-negara berkembang dengan hidroponik dimana limbah budidaya
(Khairuman dan Amri, 2005). Budidaya ikan ikan berupa sisa metabolisme dan sisa pakan
nila tidak terlepas dari penggunaan air media dijadikan sebagai pupuk untuk tanaman
budidaya baik kuantitas maupun kualitas (Stathopoulo et al., 2018). Pada sistem ini
perairan. Masalah lain dalam kegiatan tanaman berfungsi sebagai biofilter sehingga
budidaya, selain limbah adalah berkurangnya air yang kembali menuju kolam budidaya
lahan kosong untuk kegiatan budidaya maupun sudah dalam kondisi bersih. Hal ini sangat
sumber air yang semakin kritis, hal ini mendukung untuk pertumbuhan dan
dikarenakan air merupakan faktor penting kelangsungan hidup ikan yang dibudidayakan.
dalam menunjang aktivitas manusia, dan Kemampuan tumbuhan dalam menyerap
sebagai media untuk kegiatan bidang amonia pada sistem akuaponik dapat menurun
perikanan (Marlina dan Rakhmawati, 2016). seiring dengan meningkatnya konsentrasi
Akuaponik merupakan salah satu alternatif amonia yang ada. Akibatnya sisa pakan
yang dapat memanfaatkan limbah budidaya berprotein tinggi pada kolam budidaya yang

62
e-Journal Budidaya Perairan 2023, Vol. 11 No. 1: 62 - 67

tidak dimakan oleh ikan serta feses ikan yang ditandai dengan munculnya daun sempurna.
masih kaya akan protein menjadi penyebab Media tanam untuk penyemaian
konsentrasi amonia terus meningkat pada menggunakan rockwool yang diletakkan di
kolam budidaya. wadah baki. Ketiga jenis tanaman kemudian
Beberapa tanaman yang sering ditanam pada wadah filter yang sudah berisi
digunakan dalam sistem akuaponik kerikil sebagai media tanam sebanyak 12
diantaranya adalah kangkung air, selada, dan individu per wadah.
pakcoy (Zidni dkk. 2013). Tanaman ini juga Penelitian ini menggunakan wadah
berfungsi sebagai fitoremediator yang dapat akuaponik 12 buah. Wadah akuaponik
menurunkan, mengekstrak atau terdiri dari ember kapasitas 40 liter diisi
menghilangkan senyawa organik dan dengan air 30-liter yang digunakan untuk
anorganik dari limbah (Hadiyanto dan pemeliharaan ikan uji dan nampan yang
Christwardana 2012). Selain dapat digunakan dilengkapi dengan kerikil setebal 5 cm
sebagai agen fitoremediator limbah, kangkung sebagai media tanam tanaman uji. Sistem
air, selada, dan pakcoy memiliki nilai ekonomi pengairan menggunakan pompa akuarium
serta dapat dipanen dan dikonsumsi. dari wadah ember ke nampan kemudian
dialirkan kembali ke media ember.
Pada saat pelaksaan penelitian
METODE PENELITIAN
tanaman uji dipelihara sampai 30 hari
Penelitian ini dirancang menurut dihitung dari hari pertama penyemaian.
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan Hewan uji ikan nila di pelihara sampai
menggunakan 4 perlakuan dan 3 kali penelitian selesai. Hewan uji diberikan
ulangan sehingga terdapat 12 satuan pakan berupa pelet komersil dengan
percobaan. Pertumbuhan ikan merupakan frekuensi 2 kali sehari yaitu pada jam 08.00
factor yang akan diuji pada budidaya ikan (pagi) dan jam 16.00 (sore hari). Dosis
nila metode akuaponik dengan biofilter pemberian pakan sebanyak 4% dari bobot
tanaman berbeda. Perlakuan yang dilakukan tubuh ikan. Wadah uji ember maupun
adalah sebagai berikut: Perlakuan A: nampan tidak dibersihkan kecuali terjadi
Tanaman pakcoy; Perlakuan B: Tanaman penyumbatan pada saluran air.
selada; Perlakuan C: Tanaman bayam; Data yang di kumpulkan adalah data
Perlakuan D: Kontrol (tanpa menggunakan pertumbuhan ikan. Pengumpulan data diambil
tanaman). Penentuan tata letak wadah sesuai setiap minggu selama penelitian. Data
dengan perlakuan dilakukan secara acak. pertumbuhan ikan diperoleh dari penimbangan
Ikan uji yang digunakan dalam ikan pada awal penelitian dan semingggu
penelitian ini adalah benih ikan nila sekali selama penelitian. Data pertumbuhan
berukuran 10-12 cm. Ikan diambil dari Balai ikan uji yang dianalisa adalah pertumbuhan
Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) berat mutlak dan laju pertumbuhan spesifik
Tatelu sebanyak 500 ekor. Kemudian ikan dengan formula Effendie (1997):
diaklimatisasi terhadap kondisi lingkungan a) Pertumbuhan mutlak:
yang baru selama 1 minggu di kolam W = Wt – W0
berukuran 2 x 1 meter dengan pemberian Keterangan: W = Pertumbuhan bobot
pakan pelet. Pada saat pelaksanaan individu mutlak hewan uji (gram), Wt =
penelitian ikan nila ditebar dengan Bobot individu ikan pada akhir penelitian
kepadatan 10 ekor per wadah penelitian. (gram), W0 = Bobot individu ikan pada
Tanaman sayuran sebagai perlakuan awal penelitian (gram).
yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga b) Laju pertumbuhan spesifik:
jenis, yakni tanaman sayuran Pakcoy (𝐋𝐧 𝐖𝐭−𝐋𝐧 𝐖𝐨)
(Brassica chinensis L.), Selada (Lactuca SGR = × 100
𝒕
sativa L.), dan Bayam (Amaranthus viridis Keterangan: SGR = Laju pertumbuhan
L).. Tanaman sebelum digunakan dalam spesifik (% gram/hari), Wt = Berat ikan
penelitian ini disemai selama 1 – 2 minggu
63
e-Journal Budidaya Perairan 2023, Vol. 11 No. 1: 62 - 67

pada akhir penelitian (g), W0 = Berat ikan


pada awal penelitian (g), t = Waktu
pemeliharaan (hari).
Pengambilan data parameter kualitas
air dilakukan sebagai data pendukung dalam
penelitian ini. Parameter kualitas air yang
dimaksud adalah Suhu, O2 terlarut, dan pH.
Demikian juga diambil data ikan yang masih
bertahan hidup sampai akhir penelitian agar
dapat dihitung kelangsungan hidup ikan
berdasarkan formula Effendie (1997):
𝑵𝒕 Gambar 1. Grafik pertumbuhan berat ikan
SR = × 100 selama penelitian
𝑵𝒐
Keterangan: Pertumbuhan rataan berat mutlak
SR: Kelagsungan hidup hewan uji ikan pada perlakuan A dengan biofilter
Nt: Jumlah ikan hidup pada akhir penelitian tanaman pakcoy (3,41 gram), perlakuan B
(ekor) tanaman selada (3,20 gram) dan perlakuan C
No: Jumlah ikan pada awal penelitian tanaman bayam (3,28) hampir sama dan
(ekor) berbanding terbalik dengan perlakuan D
tanpa tanaman sayuran (-1,46) (Gambar 2)
Data kandungan pertumbuhan ikan
dianalisis dengan menggunakan ANOVA
(analysis of variance) untuk mengetahui
perbedaan pertumbuhan antar perlakuan
digunakan uji F pada taraf kepercayaan 5% dan
1%. Apabila hasil uji F menunjukkan hasil
signifikan maka akan dilakukan uji lanjut
dengan uji beda nyata terkecil (BNT) pada
taraf kepercayaan 5% dan 1%.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertumbuhan Ikan Gambar 2. Grafik pertumbuhan berat


Hasil akhir penelitian menunjukkan mutlak ikan nila
pertumbuhan ikan uji mengalami Analisis ragam pertumbuhan berat
pertambahan berat signifikan kecuali pada mutlak adalah Fhitung (5.8179) > Ftabel 5%
perlakuan tanpa tanaman sayuran sebagai (0.0208), hal ini menunjukkan bahwa
kontrol. Data pertambahan berat ikan uji perbedaan tanaman sebagai biofilter pada
dapat dilihat pada table 1 dan digambarkan budidaya ikan nila metode akuaponik
dalam bentuk grafik pada Gambar 1: berpengaruh sangat nyata terhadap
Tabel 1. Pertambahan berat ikan (gram) pertumbuhan berat mutlak ikan. Uji BNT
selama penelitian menunjukkan bahwa antar perlakuan A, B,
dan C tidak berbeda namun berbeda dengan
Pertambahan berat ikan (gram) perlakuan D.
Perlakuan H-1 H-7 H-14 H-21 Laju pertumbuhan harian ikan pada
A (Pakcoy) 24,5 25,6 26,3 27,9 perlakuan A dengan biofilter tanaman
B (Selada) 24,1 25,2 26,0 27,3 pakcoy (0,62%), perlakuan B tanaman
C (Bayam) 23,7 25,2 26,7 27,0 selada (0,59%) dan perlakuan C tanaman
D (Tanpa 24,1 25,1 25,1 23,6 bayam (0,62%) hampir sama dan berbanding
sayuran) terbalik dengan perlakuan D tanpa tanaman

64
e-Journal Budidaya Perairan 2023, Vol. 11 No. 1: 62 - 67

sayuran (-0,16). Laju Pertumbuhan harian


ikan nila dapat dilihat pada Gambar 3.
Tabel 2. Kualitas air selama penelitian.

Parameter kualitas air


Perlakuan
Suhu (°C) DO (ppm) pH
A 28.7-30.7 3.49-4.55 7.07-7.65
B 28.6-30.7 3.45-4.43 7.11-7.65
C 28.7-30.8 3.47-4.44 7.10-7.64
D 28.7-30.8 3.41-4.11 7.01-7.48

Pertumbuhan merupakan suatu


perubahan bentuk akibat pertambahan
panjang, berat dan volume dalam periode
Gambar 3. Grafik laju pertumbuhan harian tertentu secara individual (Effendie, 1997).
(%) ikan nila Menurut Hidayat dkk. (2013), pertumbuhan
Analisis ragam laju pertumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
harian berat ikan adalah Fhitung (5.6823) > dari dalam dan faktor dari luar, adapun faktor
Ftabel 5% (0.0221), hal ini menunjukkan dari dalam meliputi sifat keturunan, ketahanan
bahwa perbedaan tanaman sebagai biofilter terhadap penyakit dan kemampuan dalam
pada budidaya ikan nila metode akuaponik memanfaatkan makanan, sedangkan faktor
berpengaruh sangat nyata terhadap laju dari luar meliputi sifat fisika, kimia dan biologi
pertumbuhan harian berat ikan. Uji BNT perairan.
menunjukkan bahwa antar perlakuan A, B, Pertambahan berat ikan nila yang
dan C tidak berbeda namun berbeda dengan dibudidaya dengan system akuaponik
perlakuan D. menggunakan biofilter tanaman sayuran
pakcoy, selada, dan bayam dalam penelitian ini
Kelangsungan Hidup menunjukkan ada peningkatan setiap
Tingkat kelangsungan hidup ikan nila minggunya kecuali pada perlakuan control
pada akhir penelitian menunjukkan hasil (tanpa tanaman sayuran). Hasil analisis sidik
pada perlakuan A dan C 100%, perlakuan B ragam pada pertumbuhan berat mutlak
97% sedangkan pada perlakuan D sebagai mendapatkan nilai ‘Prob>F’ adalah 0,0208 dan
kontrol 23,33% (Gambar 4). laju pertumbuhan harian dengan nilai ‘Prob>F’
adalah 0,0221. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa perbedaan jenis tanaman
sayuran sebagai biofilter pada system
akuaponik memberikan pengaruh yang nyata
terhadap perbedaan pertumbuhan mutlak dan
laju pertumbuhan harian ikan nila. Antara ikan
yang dikultur pada system akuaponik dengan
jenis tanaman sayuran pakcoy, selada, dan
bayam tidak ada perbedaan baik pertumbuhan
mutlak maupun laju pertumbuhan. Ikan yang
Gambar 4. Tingkat kelangsungan hidup dikultur pada sistim akuaponik tanpa tanaman
ikan nila sayuran (kontrol) memiliki pertumbuhan
Kualitas Air mutlak dan laju pertumbuhan harian yang
Kisaran parameter kualitas air selama berbeda nyata dibandingkan ikan yang dikultur
penelitian adalah: suhu 28,60C-30,80C, DO pada sistem akuaponik dengan biofilter
3,41-4,55 ppm, dan pH 7,01-7,65. Parameter tanaman sayuran pakcoy, bayam dan selada.
kualitas air antar perlakuan dapat dilihat Hal ini diduga biofilter tanaman sayuran
pada table 2. pakcoy, selada, dan bayam memiliki

65
e-Journal Budidaya Perairan 2023, Vol. 11 No. 1: 62 - 67

kemampuan yang sama dalam proses filterisasi limbah budidaya ikan yaitu amonia yang
dalam media pemeliharaan ikan nila. berasal dari sisa pakan yang tidak tercerna dan
Sebaliknya kultur ikan nila tanpa biofilter sisa metabolisme ikan (faeces).
tanaman tidak terjadi filterisasi sehingga Keberhasilan usaha budidaya ikan
mengakibatkan kualitas air menurun. Hal ini salah satunya ditentukan oleh factor kualitas
terlihat pada warna air kecoklatan yang lebih air. Hasil pengukuran suhu selama penelitian
pekat dibandingkan dengan kultur ikan berkisar antara 28,6 – 30,80C. Nilai suhu ini
menggunakan biofilter. sesuai dengan kriteria untuk pertumbuhan dan
Tanaman pakcoy, selada, dan bayam kelangsungan hidup ikan. Kisaran suhu yang
sudah umum dikultur dengan system optimal dalam budidaya air tawar adalah 28-32
akuaponik dan biasanya di panen pada umur 25 °C (Mas’ud, 2014). Oksigen adalah salah satu
– 30 hari setelah ditanam. Ketiga jenis tanaman factor terpenting dalam setiap system perairan.
ini memiliki system perakaran yang menyebar Hampir semua tumbuhan dan hewan
ke semua arah sehingga cocok sebagai biofilter memerlukan oksigen untuk pernafasan.
pada budidaya ikan system akuaponk. Hal ini Sumber utama oksigen terlarut berasal dari
sesuai dengan pernyataan Nugroho dkk. (2012) atmosfer dan preoses fotosintesis tumbuhan
dalam system akuaponik efektifitas system hijau (Michael, 1994). Kandungan oksigen
juga diindikasikan dengan keberhasilan terlarut selama penelitian berkisar antara 3,41-
pertumbuhan tanaman air. Menurut Musa dkk. 4,55 ppm. Menurut Kordi dan Tancung (2007),
(2007) bahwa kerapatan atau ukuran populasi Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
tanaman sangat penting untuk memperoleh pernapasan biota budidaya tergantung ukuran,
hasil yang optimal, tetapi bisa terjadi suhu dan tingkat aktifitasnya dan batas
persaingan dalam hara, air dan ruang tumbuh minimumnya adalah 3 ppm. Kandungan
serta mengurangi perkembangan tinggi dan oksigen yang dianggap optimum bagi budidya
kedalam akar tanaman. biota air adalah 4-10 ppm, tergantung jenisnya.
Tingkat kelangsungan hidup ikan nila Hasil pengukuran pH berkisar antara 7,01 –
menujukkan hasil pada perlakuan A & C 7,65. Untuk kisaran pH tersebut masih layak
100%, perlakuan B 97% dan perlakuan D untuk usaha budidaya perairan. Kordi dan
23,33%, Rendahnya tingkat kelangsungan Tancung (2007) menyatakan bahwa Usaha
hidup ikan pada perlakuan D tanpa biofilter budidaya perairan akan berhasil baik dalam air
tanaman berbanding lurus dengan dengan pH 6,5 – 9,0, dan kisaran optimal
pertumbuhan ikan dalam penelitian ini. adalah 7,5 – 8,5.
Tingkat kelangsungan hidup yang rendah ini
diduga diakibatkan oleh tingginya bahan KESIMPULAN
organic dan angorganik dari proses
metabolisme ikan peliharaan. Dalam system Jenis tanaman sayuran pakcoy, selada,
akuaponik bahan organic dan angorganik dan bayam sebagai biofilter pada system
akan diproses oleh biofilter tanaman air akuaponik memberikan pengaruh yang sama
menjadi bahan nutrisinya untuk terhadap pertumbuhan ikan nila (O. niloticus)
pertumbuhan sehingga air yang masuk ke namun berbeda nyata dengan ikan nila yang
wadah kultur dapat digunakan Kembali. dikultur tanpa biofilter tanaman sayuran.
Perhatian utama dalam sistem resirkulasi
pada akuaponik adalah pemindahan bahan DAFTAR PUSTAKA
organik dan anorganik dari proses
metabolisme ikan peliharaan. Bahan organik Effendie MI. 1997. Biologi perikanan.
dan anorganik akan masuk ke media yang Yayasan Pustaka Nusatama, Yogyakarta
akan dimanfaatkan untuk pertumbuhan Hadiyanto, Christwardana M. 2012. Aplikasi
tanaman (Putra dkk., 2011). Selanjutnya Fitoremediasi Limbah Jamu dan
Nugroho dkk. (2012) menyatakan system Pemanfaatannya Untuk Produksi Protein.
akuaponik memungkinkan tanaman untuk Jurnal Ilmu Lingkungan 10(1): 32-37.
tumbuh dengan memanfaatkan unsur-unsur Hidayat D, Ade DS, Yulisma. 2013.
Kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
66
e-Journal Budidaya Perairan 2023, Vol. 11 No. 1: 62 - 67

efesiensi pakan ikan gabus (Channa striata) tanah, dan dosis pemupukan. Agrisistem
yang diberi pakan berbahan baku tepung 3(1): 21-33.
keong mas (Pomacea sp). Jurnal akuakultur Nugroho RA, Pambudi LT, Haditomo AHC.
rawa indonesia 1(2): 161–172. 2012. Aplikasi teknologi akuaponik pada
Khairuman H, Amri K., 2013. Budidaya Ikan budidaya ikan air tawar untuk optimalisasi
Nila. Jakarta, AgroMedia. kapasitas produksi. Jurnal saintek perikanan
Kordi K, Andi BT. 2007. Pengelolaan Kualitas 8(1): 46-51.
Air dalam Budidaya Perairan. PT. Rhineka Nuryadi N, Sutrisno S, Puspaningsih D. 2009.
Cipta. Jakarta Fitoremediasi kolam pemeliharaan ikan
Michael P, 1994. Metode Ekologi Untuk dengan memanfaatkan sayuran. Media
Penyelidikan Ladang dan Laboratorium, Akuakultur 4(1): 50-53.
Penerjemah: Yanti R. Koestoer & Sahati Putra I, Setiyanto DD, Wahyuningrum D.
Suharto, Penerbit Universitas Indonesia. 2011. Pertumbuhan dan kelangsungan
616 hal. hidup ikan nila (Osreochromis niloticu)
Marlina E, Rakhmawati R. 2016. Kajian dalam sistem resirkulasi. Jurnal perikanan
Kandungan Ammonia pada Budidaya Ikan dan kelautan 16(1): 56-63.
Nila (Oreochromis niloticus) menggunakan Stathopoulo P, Berillis P, Levizou E,
teknologi akuaponik tanaman tomat Sakellariou-Makrantonaki M, Kormas AK,
(Solanum lycopersicum). Prosiding Aggelaki A, Kapsis P, Vla hos N, Mente E.
Seminar Nasional Tahunan Ke-V Hasil- 2018. Aquaponics: A Mutually Beneficial
Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan. Relationship of Fish, Plants and Bacteria.
Mas’ud F. 2014. Pengaruh Kualitas Air Hydromedit. Pp. 1-5.
Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila Zidni I, Herawati T, Liviawaty E. 2013.
(Oreochromis sp.) Di Kolam Beton Dan Pengaruh Padat Tebar Terhadap
Terpal. Grouper Faperik. Pertumbuhan Benih Lele Sangkuriang
Musa Y, Nasaruddin MA, Kuruseng, 2007. (Clariaa gariepinus) dalam Sistem
Evaluasi produktivitas jagung melalui Akuaponik. Jurnal Perikanan dan Kelautan
pengelolaan populasi tanaman, pengolahan 4(4): 315-324.

67

Anda mungkin juga menyukai