184-Article Text-746-1-10-20210726

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No.

1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

POTENSI PEMANFAATAN DAUN SINGKONG (Manihot utilissima)


TERFERMENTASI SEBAGAI BAHAN PAKAN UNTUK MENINGKATKAN
PERTUMBUHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio)

POTENTIAL UTILIZATION OF FERMENTED Cassava (Manihot utilissima) LEAVES AS


FEED INGREDIENTS TO INCREASE GROWTH OF Carp (Cyprinus carpio)

Alfirah Nurulaisyah1*), Dewi Nur’aeni Setyowati1), Baiq Hilda Astriana2)


1)
Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram, 2)Program Studi Ilmu Kelautan
Universitas Mataram

Jl. Pendidikan No. 37 Mataram, NTB


*Alamat Korespondensi: [email protected].

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meganalisis pengaruh penambahan tepung daun singkong
terfermentasi dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan mas serta konsentrasi optimum untuk
menghasilkan pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup yang tinggi bagi ikan mas. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan menggunakan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah penambahan
tepung daun singkong terfermentasi sebanyak 10%, 15%, 20%, 25% dan 0% tanpa fermentasi daun
singkong. Parameter yang diamati pada penelitian ini yaitu laju pertumbuhan mutlak, laju
pertumbuhan spesifik, kelangsungan hidup (SR), rasio konversi pakan dan efisiensi pakan. Hasil
analisis sidik ragam (ANOVA) pada pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik berbeda
nyata/signifikan (P<0,05), dan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata/ tidak signifikan
(P>0,05) pada Survival rate, Rasio Konversi Pakan dan Efisiensi Pakan.
Kata kunci: Daun Singkong, Fermentasi, Ikan Mas.

Abstract
This study heads to analyze the effect of adding fermented cassava’s leaf flour in artificial feed on
the growth of carp and optimum concentration to produce growth and a high survival rate for carp.
The method used in this study is an experimental method with a Completely Randomized Design
(CDR) using 5 treatments and 3 replications. The treatment that was tried was the addition of
fermented cassava leaf flour by 10%, 15%, 20%, 25% and 0% without fermentation of cassava leaves.
The parameters observed in this study were absolute growth rate, specific growth rate, survival rate
(SR), feed conversion ratio and feed efficiency. The results of analysis of variance (ANOVA) on
absolute growth and specific growth rate differ significant (P<0,05) and give no significant difference
(P> 0,05) on survival rate, Feed Conversion Ratio and Food Efficiency.
Keywords : Cassava, Fermentation, Cyprinus carpio.

13
Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No. 1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

PENDAHULUAN adanya gangguan penyakit yang dapat


menyebabkan menurunnya tingkat produksi
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan ikan. Masalah lain seperti kualitas air yang
jenis ikan bernilai ekonomis, karena sudah menurun akibat pencemaran, tingkat
memasyarakat dan tersebar hamper diseluruh pengetahuan dan keterampilan pembudidayaan
provinsi di Indonesia dan telah menjadi sumber ikan yang masih rendah, dan juga pengelolaan
mata pencahriaan masyarakat padadaerah pakan yang kurang efektif. Menurut Priyadi et
tertentu, seperti Jawa Barat, Sumatera Barat, al. (2009), pakan memiliki biaya operasional
Sumatera Utara, Sulawesi Utara dan Sulawesi yang cukup tinggi yaitu 60%-70%, dimana
Tengah (Khairul Saleh et al., 2014). dalam sebagian besar upaya pemenuhan
Permintaan terhadap produk ikan mas cukup kebutuhan protein pakan disuplai dari
besar dan menjadikan ikan mas sebagai salah penggunaan tepung ikan (Yudhitstira et
satu ikan favorit masyarakat Indonesia. al.,2015).
Keunggulan ikan mas bagi para petani antara Pakan menjadi salah satu faktor penting
lain, mudah dipelihara, pertumbuhannya relatif yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
cepat, jumlah telur yang dihasilkan tergolong kelangsungan hidup ikan yang akan
tinggi dan pemakan segala. Selain itu harga dibudidayakan. Di dalam pakan harus
ikan mas tidak terlalu mahal, artinya dapat terkandung nutrisi yang memenuhi kebutuhan
terjangkau oleh semua golongan. Harga ikan ikan seperti karbohidrat, protein dan lemak
mas pada umumnya Rp. 30.000/kg, harga ini serta beberapa mineral. Ikan lebih banyak
merupakan patokan harga dari Kabupaten menggunakan protein sebagai sumber energi
Lombok Barat (Rika et al., 2016). Oleh sebab utama dibanding karbohidrat, sehingga pada
itu, tidak mengherankan apabila ikan mas formulasi pembuatan pakan hal utama yang
termasuk salah satu komoditas unggulan di harus di perhatikan adalah kandungan
sektor perikanan air tawar (Khairuman et al., proteinnya. Menurut Handajani et al., (2014),
2001). kebutuhan protein dalam pakan antara spesies
Ikan mas (Cyprinus carpio) banyak ikan sangat berbeda dan pada umumnya
dikonsumsi karena rasanya yang enak, gurih berkisar antara 20%-60%.
dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Sehubungan dengan penyediaan pakan,
Berdasarkan data yang diperoleh dari komposisi ransum dan kandungan nutrisi pada
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI pakan ikan dapat meningkatkan efisiensi
(1981), ikan mas mengandung protein 4,5 pemanfaatan pakan. Artinya semakin tercukupi
gram, karbohidrat 23,1 gram; dan lemak 0,2 kebutuhan nutrisi pakan maka tingkat produksi
gram. Selain itu ikan mas mengandung kalori ikan semakin tinggi dan besar keuntungan yang
(kal) 86, fosfor (P) 134 mg, kalsium (Ca) 42 dicapai. Pengaturan nutrisi pada ikan budidaya
mg, besi (Fe) 1 mg, Vitamin B1 0,22 mg dan berkaitan dengan pentingnya mengubah
air sebanyak 71 mg/ekor. Tidak mengherankan kapasitas pencernaan ikan, seperti kemampuan
bila minat masyarakat untuk mengkonsumsi untuk meningkatkan kecernaan karbohidrat dan
ikan mas semakin meningkat seiring dengan protein nabati. Selain itu, ketersediaan pakan
peningkatan taraf hidup masyarakat dalam jumlah yang cukup, tepat waktu, dan
(Hardjamulia, 1988). bernilai gizi baik merupakan salah satu faktor
Sebagaiupaya memenuhi permintaan yang sangat penting dalam kegiatan usaha
masyarakat maka dilakukan kegiatan budidaya budidaya perikanan. Kendala yang selalu
ikan mas. Kegiatan budidaya tidak terlepas dari dialami oleh para pembudidaya adanya bahan
resiko biologis terutama yang disebabkan oleh baku tepung ikan yang masih terbilang mahal.

14
Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No. 1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

Berdasarkan hal tersebut, diperlukan upaya Berdasarkan latar belakang ini maka perlu
penggunaan bahan alternatif untuk pembuatan dilakukan penelitian tentang penggunaan
pakan yang berasal dari lokal, mempunyai nilai tepung daun singkong terfermentasi sebagai
nutrisi yang baik, bermanfaat untuk bahan pakan ikan mas (Cyprinus carpio).
pertumbuhan ikan mas, murah serta mudah
didapat. Salah satu bahan alami yang dapat METODE PENELITIAN
dimanfaatkan adalah daun singkong (Manihot
Alat dan Bahan
utilissima).
Alat-alat yang digunakan dalam
Daun singkong merupakan sumber daya
penelitian ini adalah Kontainer, Ayakan, seser,
hayati yang berpotensi sebagai bahan baku pengaduk, baskom, timbangan digital, kamera,
pakan ikan. Daun ini memiliki kandungan blender, pisau, alat pencetak pellet, kertas label,
nutrisi yang cukup tinggi yaitu bahan kering jaring, kompor, selang aerasi, selang air, toples,
23,36%; protein kasar 29%; serat kasar panic,erator, suhu, pH meter dan DO meter.
19,06%; lemak 9,41%; bahan ekstrak tanpa Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
nitrogen (BETN) 34,08%; abu 8,83%. Ikan Mas, tepung Daun Singkong, tepung ikan,
Kandungan nutrisi daun singkong ini setara tepung jagung, tepung tapioca, dan probiotik EM4.
dengan bahan baku alternatif sumber protein Rancangan penelitian yang digunakan
lainnya seperti DDGS (Dried Distillers Grains adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
with Solubles hasil produksi ethanol), tepung dengan menggunakan 5 perlakuan dan 3 kali
daun lamtoro dan lainnya. Menurut ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah
Samsugiantini (2006), daun singkong penambahan tepung daun singkong
mengandung flavonoid yang bermanfaat untuk terfermentasi sebanyak 10%, 15%, 20% dan
meningkatkan nafsu makan. Selain itu daun 25%, dengan mengurangi pakan sebanyak
singkong memiliki kandungan vitamin A, B1 tepung daun singkong yang terfermentasi.
dan C yang cukup tinggi serta mengandung
kalsium, fosfor dan zat besi (Amarwati et al., Persiapan Penelitian
2015). Tahapan persiapan penelitian meliputi kegiatan
Penambahan hasil fermentasi tepung :
daun singkong dalam pakan dapat a. Persiapan Bahan Baku Pakan
meningkatkan kandungan nutrisi khususnya 1. Pembuatan Tepung Daun Singkong
menurunkan kandungan serat kasar sehingga Bagian tanaman yang digunakan adalah
dapat meningkatkan pertumbuhan ikan. daun singkong. Daun singkong dicuci dan
Penelitian mengenai fermentasi tepung daun dipotong/gunting menjadi bagian kecil dengan
singkong sudah pernah dilakukan sebelumnya ukuran 2-3 cm. Kemudian daun singkong
untuk ikan nila (Amarwati et al., 2015 dan dikeringkan dibawah sinar matahari selama 3-4
Listiowati et al., 2014). Berdasarkan hasil hari. Setelah itu daun singkong dihaluskan
penelitian Listiowati (2014), penambahan dengan menggunakan blender dan diayak. (
fermentasi tepung daun singkong sebanyak Listiowati et al., 2014 )
25% memberikan pertumbuhan terbaik untuk 2. Fermentasi Tepung Daun Singkong
ikan nila. Akan tetapi sejauh ini, studi literatur Tepung daun singkong yang telah
yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dihaluskan dan diayak, ditimbang kembali
penelitian mengenai dosis optimum tepung sebanyak 1000 g. Setelah ditimbang tepung
daun singkong terfermentasi yang daun singkong dikukus dengan menggunakan
diaplikasikan pada pakan buatan untuk ikan panci selama 30 menit. Setelah selesai dikukus,
mas (Cyprinus carpio) belum dilakukan. tepung daun singkong didinginkan. Setelah

15
Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No. 1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

didinginkan tepung daun singkong ditimbang • Ikan yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 200 g dan dicampur secara homogen adalah ikan mas yang memiliki berat 10 g
dengan EM4 sebanyak 10% dari berat tepung sebanyak 150 ekor yang diperoleh di
daun singkong (Listiowati, 2014). wilayah Lingsar, ikan yang digunakan
Campuran tepung dan EM4 sehat, gerakan lincah dan tidak cacat. Ikan
dimasukkan ke dalam kantong plastik yang ditebar sebanyak 10 ekor/40 liter (perunit
berukuran 14 cm x 30 cm. Setelah itu campuran percobaan).
dimasukkan pada toples tertutup rapat dan • Ikan mas terlebih dahulu dilakukan
difermentasi selama 7 hari. Tepung daun pengadaptasiaan selama 7 hari untuk
singkong yang telah difermentasi diangkat dan menyesuaikan diri terhadap temperatur dari
dikeringkan selama 1 hari dibawah sinar lingkungan barunya serta di lakukan
matahari (Handajani, 2007 dengan modifikasi). pemberian pakan tenggelam dan
dipuasakan terlebih dahulu selama satu
3. Pembuatan Pakan hari. Ikan mas sebelum ditebar ke masing-
Bahan pakan uji terdiri dari tepung masing wadah pemeliharaan, diseleksi
ikan, tepung jagung, tepung tapioka dan tepung terlebih dahulu dengan cara ditimbang
daun singkong yang telah difermentasi dengan menggunakan timbangan digital
menggunakan EM4. Bahan-bahan tersebut untuk mengetahui bobot awal ikan yang
sebelum diformulasikan terlebih dahulu akan ditebar.
dilakukan analisis proksimat yang berguna
untuk menyesuaikan dengan komposisi dan d. Penebaran Ikan Mas
formulasi pakan yang akan dibuat (Listiowati,
• Ikan mas diseleksi terlebih dahulu,
2014).
kemudian ikan ditebar pada 15 Kontainer
Analisis proksimat meliputi kadar air,
yang berkapasitas 50 liter dalam 1
kadar abu, protein, lemak dan serat kasar. Hasil
Kontainer ditebar sebanyak 10 ekor/ 40 liter
analisis proksimat bahan-bahan penyusun
air.
pakan. Setelah diketahui hasil analisis antara
• Masing-masing kontainer diisi dengan 10
bahan baku pakan lalu dimasukan ke dalam
ekor ikan mas yang telah ditimbang berat
formula pakan.
tubuh dengan nilai sebesar 10 gram dan
b. Persiapan Wadah Pemeliharaan digunakan sebagai berat awal (Wo).
• Pemeliharaan ikan mas dilakukan secara
outdoor pada wadah berupa kontainer e. Pemberian Pakan.
berkapasitas 50 liter sebanyak 15 kontainer. • Pakan yang diberikan selama penelitian
• Kontainer, selang aerasi, batu aerasi, seser sebanyak 5 gram/hari untuk tiap kontainer
dan peralatan lainnya dicuci bersih dengan frekuensi pemberian pakan
sebanyak dua kali untuk menghilangkan sebanyak 3 kali sehari yaitu pukul 08.00
debu atau kotoran yang menempel. pagi, 14.00 siang, 20.00 malam.
Kemudian kontainer diisi air sebanyak 40 • Penyiponan sisa feses dan pakan yang tidak
liter yang diberi aerasi. Air yang digunakan termakan dilakukan 2 hari sekali yaitu
adalah air sumur dan didiamkan selama 2 dilakukan pada pagi hari. Lalu dilakukan
hari, agar partikel yang terlarut dapat pergantian air sebanyak 90% dari volume
mengendap dan gas beracun dapat total tiap kontainer.
menguap. • Data penunjang kualitas air dianalisis
secara deskriptif. Pengukuran kualitas air
c. Persiapan Ikan Uji perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi

16
Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No. 1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

air pada saat penelitian. Pengukuran 𝑁𝑁𝑁𝑁


SR = x 100%
𝑁𝑁𝑁𝑁
kualitas air dilakukan pada awal penelitian
Keterangan :
dan di akahir penelitian, parameter yang
SR : Survival rate (%)
diukur meliputi suhu, pH,dan DO.
Nt : Jumlah ikan yang hidup pada akhir
Parameter Uji
pemeliharaan (ekor)
Parameter yang diuji dalam penelitian ini
N0 : Jumlah ikan pada awal penebaran (ekor)
yaitu pertumbuhan mutlak, laju pertumbuhan
spesifik, kelangsungan hidup, rasio konversi 4. Rasio Konversi Pakan (RKP)
pakan, dan efisiensi pakan. Parameter dalam menunjukkan
1. Pertumbuhan Mutlak keefisienan dalam pemberian pakan selama
Pertumbuhan mutlak dihitung berdasarkan penelitian. Konversi pakan dihitung
rumus dari Tian Qin (2003) dalam Listiowati berdasarkan rumus dari Tacon (1997) dalam
dan Pramono (2014) sebagai berikut: Fadri et al. (2016) :
PM = Wt – Wo F
RKP =
Wt−Wo
Keterangan : Keterangan :
PM : Pertumbuhan Mutlak (g) RKP : Rasio Konversi Pakan
Wt : Bobot ikan pada akhir penelitian (g) F : Pakan yang diberikan (g)
Wo : Bobot ikan pada awal penelitian (g) Wt : Bobot ikan pada akhir penelitian
(g)
2. Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS)
Pertumbuhan berat sebagai data Wo : Bobot ikan pada awal penelitian
pertumbuhan ikan yang diukur tiap 7 hari sekali (g)
untuk mengetahui pengaruh dari pemberian
pakan daun singkong untuk meningkatkan 5. Efisiensi Pakan (EP)
pertumbuhan ikan mas. Pertumbuhan spesifik Perbandingan antara pertambahan bobot
dihitung berdasarkan rumus dari Huisman tubuh yang dihasilkan dengan jumlah pakan
(1987) dalam Haris (2010) : yang dikonsumsi selama pemeliharaan.
Efisiensi pakan dihitung berdasarkan rumus
InWt−InWo
𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿𝐿 = x 100% dari Tacon (1987) dalam Amarwati et al.
T (2015) :
Keterangan : Wt−Wo
LPS : Laju pertumbuhan Spesifik (%/hr) EP = x 100%
𝐹𝐹
Wt : Bobot ikan pada akhir penelitian (g)
Wo : Bobot ikan pada awal penelitian (g) Keterangan :
T :Jumlah hari pemeliharaan (hari) EP : Efisiensi pakan
Wt : Bobot ikan pada akhir penelitian (g)
3. Survival rate (SR) Wo : Bobot ikan pada awal penelitian (g)
Adalah kelangsungan hidup ikan mas F : Pakan yang diberikan (g)
dalam suatu proses budidaya dari mulai awal
ikan ditebar hingga ikan dipanen. SR meliputi
baik faktor biotik maupun abiotik yang 6. Analisis Proksimat
mempengaruhi tingkat kelangsungan hidup a) Analisis Kandungan Protein Kasar
ikan. Kelangsungan hidup (Survival rate) (Purnamasari dan Dilaga, 2015)
dihitung berdasarkan rumus dari Effendie
(2002) dalam Amarwati et al. (2015) : ml titrasi x 0,1 x 0,014 x 6,25
Protein Kasar = x 100%
berat sampel

17
Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No. 1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

b) Analisis Kandungan Serat Kasar dilakukan dengan uji Duncan untuk mengetahui
(Purnamasari dan Dilaga, 2015) perbedaan antara perlakuan.
𝐵𝐵−𝐶𝐶
Serat kasar = x 100%
𝐴𝐴
HASIL DAN PEMBAHASAN
c) Analisis Kandungan Air (AOAC, 1995) Pertumbuhan Mutlak (PM)
Pertumbuhan mutlak adalah pertambahan
Kadar air basah (g/100 g bahan basah) = ukuran berat dalam suatu waktu (Efendi, 1997).
(W1−W2)
W- x 100
𝑊𝑊 7.25 ± 0.62
8,00

Pertumbuhan Mutlak (gram)


6.21 ± 0.46 6.50 ± 0.45
7,00
6,00 5.28 ± 0.30
4.81 ± 0.49
5,00
Kadar air kering (g/100 g bahan kering) 4,00 c
b b
3,00
W1−W2 c a a
= 𝑊𝑊 − x 100 2,00
WI−W2 1,00
0,00
Keterangan : P1 (0%) P2 (10%)P3 (15%)P4 (20%)P5 (25%)
W : Bobot sampel sebelum dikeringkan (g)
W1 : Bobot sampel dan cawan kering (g)
W2 : Bobot cawan kosong (g) Perlakuan
Gambar 1. Grafik Pertumbuhan Mutlak ikan
d) Analisis Kandungan Abu mas (Cyprinus carpio)
𝑊𝑊3−𝑊𝑊1
Abu = 𝑋𝑋 100% Hasil analysis of variance (ANOVA)
𝑊𝑊2−𝑊𝑊1
menunjukkan bahwa perlakuan menunjukkan
Keterangan : adanya perbedaan yang signifikan pada nilai
W1 : Bobot cawan kosong (g) pertumbuhan mutlak antara perlakuan
W2 : Bobot sampel sebelum dikeringkan (g) (P<0,05). Oleh karena itu dilakukan uji lanjut
W3 : Bobot sampel dan cawan kering Duncan untuk mengetahui perbedaan setiap
perlakuan.
e) Analisis Kandungan Lemak (AOAC, 2005) Berdasarkan hasil hasil uji lanjut Duncan,
pertumbuhan mutlak pada P1 (0%) berbeda
W3−W2
% Lemak = x 100 nyata dengan P2 (10%), P4 (20%) dan P5
W1
(25%). Sedangkan pertumbuhan mutlak yang
Keterangan : paling tinggi pada P2 (10%). Tingginya
W1 : Bobot sampel (g) pertumbuhan mutlak pada perlakuan P2
W2 : Bobot lemak kosong (g) dikarenakan jumlah tepung daun singkong yang
W3 : Bobot lemak + lemak hasil ekstrak (g) digunakan tepat sehingga penambahan tepung
tersebut sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan
mas, sehingga pakan mudah dicerna dan serat
Analisis Data kasar juga tidak terlalu banyak sehingga
Analisis data yang digunakan pada pertumbuhan mutlak pada ikan mas tinggi.
penelitian ini adalah Analysis of Variance Rendahnya pertumbuhan mutlak pada
(ANOVA) pada taraf nyata 5%. Jika terdapat perlakuan P3, P4 dan P5 pada grafik diatas
berbeda nyata dalam uji ANOVA maka bahwa semakin tinggi kandungan daun

18
Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No. 1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

singkong didalam pakan ikan menyebabkan (25%). Sedangkan pertumbuhan spesifik yang
penurunan terhadap pertumbuhan ikan, hal ini paling tinggi pada P2 (10%). Tingginya
dikarenakan serat kasar daun singkong yang pertumbuhan spesifik pada perlakuan P2
cukup tinggi sehingga ikan sulit mencernanya dikarenakan jumlah tepung daun singkong yang
dan proses pertumbuhan ikanmenurun, digunakan tepat sehingga penambahan tepung
pemberian pakan daun singkong terfermentasi tersebut sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan
lebih dari 10% kurang bagus untuk mas, sehingga pakan mudah dicerna dan serat
pertumbuhan ikan mas. Sesuai dengan kasar juga tidak terlalu banyak sehingga
pernyataan oleh (Widjanarko et al., 2000) yang pertumbuhan spesifik pada ikan mas tinggi.
mengatakan bahwa meskipun daun singkong Rendahnya pertumbuhan spesifik pada
memiliki kandungan nutrisi tinggi, namun daun perlakuan P4 dan P5 dikarenakan jumlah
ini juga memiliki keterbatasan untuk dijadikan tepung daun singkong yang terlalu banyak
pakan ikan. menyebabkan kandungan serat kasarpada
pakan tinggi sehingga sulit dicerna oleh ikan
Laju Pertumbuhan Spesifik (LPS) yang nantinya berakibat pada rendahnya
Laju pertumbuhan spesifik adalah konversi pakan pada ikan.
panjang atau berat ikan yang dicapai pada suatu
periode tertentu yang dihubungkan dengan Kelangsungan hidup (SR)
panjang atau berat pada awal periode tersebut. Kelangsungan hidup merupakan suatu
Laju pertumbuhan spesifik pada penelitian ini nilai perbandingan antara jumlah organisme
dapat dilihat pada Gambar 2. awal saat penebaran yang dinyatakan dalam
bentuk persen dimana semakin besar nilai
1,80 1.56 ± 0.10 presentase menunjukan semakin banyak
1.43 ± 0.08
1,60 1.38 ± 0.07 organisme yang hidup selama pemeliharaan
Pertumbuhan Spesifik

1.21 ± 0.06
1,40 1.12 ± 0.09
1,20 (Effendi, 2002).
(%/minggu)

1,00
0,80 b c b Hasil analisis sidik ragam menggunakan
0,60 c a a analisis keragaman satu arah (one way anova)
0,40
0,20 didapat nilai survival rate tidak menunjukan
0,00
P1 P2 P3 P4 P5 bahwa ada perbedaan nyata antara perlakuan
(0%) (10%) (15%) (20%) (25%) (p>0,05). Hal ini menunjukan bahwa
Perlakuan penambahan tepung daun singkong
terfermentasi memberikan hasil yang tidak
Gambar 2. Grafik Laju Pertumbuhan signifikan terhadap kelangsungan hidup ikan
Spesifik ikan Mas (Cyprinus mas, pemberian pakan terfermentasi daun
carpio) singkong 5%, 10%, 15%, 20% dan 25%
Hasil analysis of variance (ANOVA) memberikan kelangsungan hidup yang sama
menunjukkan bahwa penambahan tepung daun dengan perlakuan tanpa pemberian daun
singkong terfermentasi menunjukkan adanya singkong fermentasi 0%, dari hasil rata-rata
perbedaan yang signifikan pada nilai laju pada Gambar 7 menunjukan kelangsungan
pertumbuhan spesifik antara perlakuan hidup yang optimal yaitu pada perlakuan 10%
(P<0,05). Oleh karena itu dilakukan uji lanjut dan 15% tetapi hasil uji ANOVA menunjukan
untuk mengetahui perbedaan setiap perlakuan. semua tidak berbeda nyata antara perlakuan,
Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan, sehingga pemberian pakan daun singkong
pertumbuhan spesifik pada P1 (0%) berbeda terfermentasi hingga 25% dapat diberikan
nyata dengan P2 (10%), P4 (20%) dan P5 kepada ikan mas.

19
Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No. 1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

nilai RKP berarti pakan semakin berkualitas,


hal ini menunjukan bahwa jumlah pakan yang
dikonsumsi lebih besar pakan yang tersisa.
Nilai RKP masih dianggap efisien apabila
kurang dari 3, sedangkan nilai yang didapatkan
pada 5 perlakuan dibawah 3 sehingga masih
efisien.

Efisiensi Pakan (EP)


Efisiensi pakan dapat diartikan sebagai
kemampuan ikan memanfaatkan pakanyang
Gambar 3. Grafik Survival rate (SR) ikan diberikan sehingga ikan dapat tumbuh dan
mas (C.carpio). berkembang dengan baik. Pakan uji yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Rasio Konversi Pakan (RKP) penambahan tepung daun singkong
Pakan merupakan bagian terbesar dari terfermentasi menggunakan EM4 dengan
biaya produksi dan diduga juga merupakan menggunakan dosis yang berbeda pada setiap
faktor penentu dalam nilai ekonomi dari perlakuannya.
budidaya ikan.
140,00
1,40 1.19 ± 0.31
120,00
Rasio Konversi Pakan (g)

Efisiensi Pakan (%)

1,20 1.23± 0.19


125.17 ± 42.43

1.09±0.09 1.08± 0.46 92.06 ± 8.51


100,00 88.81 ±27.58 106.42 ± 49.79
1,00
0.87±0.33
0,80 80,00 82.69 ±14.45

a a a a
0,60
a 60,00
a a
a a
0,40 a 40,00
0,20
20,00
0,00
P1 (0%) P2 (10%) P3 (15%) P4 (20%) P5 (25%) 0,00
P1 (0%) P2 (10%) P3 (15%) P4 (20%) P5 (25%)

Perlakuan Perlakuan
Gambar 4. Grafik Rasio Konversi Pakan Gambar 5. Grafik Efisiensi Pakan Ikan Mas
Ikan mas (C.carpio) (C.carpio).
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam Hasil analisis sidik ragam
menggunakan analisis keragaman satu arah menggunakan analisis keragaman satu arah
(one way anova), didapat nilai rasio konversi (one way anova) didapat nilai efisiensi pakan
pakan tidak berbeda nyata dalam taraf tidak berbeda nyata dalam taraf kepercayaan
kepercayaan 95% (p>0,05). Hasil uji 95% (p>0,05). Hasil uji menunjukan bahwa
menunjukan bahwa penambahan tepung daun penambahan tepung daun singkong
singkong terfermentasi memberikan hasil yang terfermentasi tidak memberikan pengaruh yang
tidak signifikan terhadap rasio konversi pakan signifikan terhadap efisiensi pakan pada ikan
ikan mas, sehingga tidak diuji lanjut untuk mas.
mengetahui antara perlakuan. Menurut pendapat Huet (1970),
Djangkaru 1991 dalam Widyastuti et efisiensi pakan yang tinggi menunjukan
al., 2010, menyatakan bahwa semakin kecil

20
Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No. 1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

penggunaan pakan yang efisisen, sehingga 36% dari bahan kering. Kisaran ini disebabkan
hanya sedikit protein yang dirombak untuk varietas, kesuburan tanah dan komposisi
memenuhi kebutuhan energi dan selebihnya campuran daun dan tangkai daun. Dilihat dari
digunakan untuk pertumbuhan. Kualitas pakan tingginya serat kasar, daun singkong termasuk
yang baik adalah pakan yang memenuhi semua pakan sumber protein, disamping itu daun
kebutuhan pakan ikan. Pakan yang berkualitas singkong mengandung vitamin A yang cukup
dapat dilihat berdasarkan kandungan nutrisinya tinggi (Askar, 1996). Protein tepung daun
yaitu protein, lemak, karbohidrat, mineral dan singkong dalam penelitian ini masih termasuk
vitamin (Fujaya, 2004). bagus, akan tetapi dilihat dari sisi kandungan
serat kasar hasil tepung daun singkong
Hasil Proksimat Bahan- bahan Pakan dan fermentasi menggunakan EM4 tergolong
Pakan Percobaan mengandung serat kasar yang tinggi. Pada
Bahan-bahan yang digunakan dalam perlakuan penambahan tepung daun singkong
pembuatan pakan terdiri dari tepung ikan, terfermentasi P2 (10%) kandungan serat
tepung jagung, tepung tapioka dan tepung daun kasarnya sebesar 7,55%, perlakuan
singkong yang sudah difermentasi penambahan tepung daun singkong
menggunakan EM4. Pada penelitian ini hasil terfermentasi P3 (15%) kandungan serat
fermentasi tepung daun singkong digunakan kasarnya sebesar 21,94%, perlakuan
sebagai bahan pengganti tepung ikan dan penambahan tepung daun singkong
tepung jangung. Masing-masing bahan diuji terferemntasi P4 (20%) kandungan serat
proksimat terlebih dahulu untuk mngetahui kasarnya sebesar 24,21%, perlakuan
nilai kadar protein, kadar air, kadar abu, lemak, penambahan tepung daun singkong
karbohidrat dan serat kasar untuk terfermentasi P5 (25%) kandungan serat
menyesuaikan dengan komposisi dan formulasi kasarnya sebesar 23,23% dan kandungan serat
pakan yang akan dibuat. Hasil proksimat kasar pada P1 (0%) sebesar 6,26% (Lampiran
lengkap disajikan pada Lampiran 1. 3).
Hasil proksimat menunjukkan Serat kasar erat kaitannya dengan daya
kandungan protein tepung ikan 64,93%, tepung cerna ikan, semakin tinggi kandungan serat
jagung sebesar 9,11%, tepung tapioka sebesar kasar pada pakan akan mempengaruhi daya
0,09% dan tepung daun singkong yang telah cerna ikan. Serat kasar adalah bahan organik
difermentasi menggunakan EM4 sebesar yang tidak larut dalam asam lemah dan basa
29,20%. Rendahnya protein tepung daun lemah yang terdiri dari selulosa, hemiselulosa
singkong dan protein tepung jagung juga harus dan lignin (Putri et al., 2012)
di subtitusi, sehingga sesuai dengan protein
32% pakan komersil yang diberikan padaikan
mas sebelumnya. Formuasi pakan dihitung Kualitas Air
menggunakan perhitungan Excel disajikan Kualitas air merupakan salah satu faktor
secara lengkap. eksternal yang dapat mempengaruhi
Menurut Listiowati (2014), daun singkong pertumbuhan ikan mas. Parameter kualitas
mengandung kadar protein yang cukup tinggi lingkungan yang diukur selama penelitian dapat
yaitu 27,28% protein kasar. Kandungan protein dilihat pada tabel dibawah ini
daun singkong umumnya berkisar antara 20-

Tabel 1. Kualitas Air pemeliharaan selama penelitian

21
Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No. 1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

Perlakuan P1 P2 P3 P4 P5 Pustaka

Suhu 28 27 28 27 27 14-380C (Santoso, 1992)


DO 4 3.6 3.7 3.6 4.3 >3mg/L (Kartamihardja, 1981)
pH 7.3 7.4 7.4 7.4 7.3 6.5-8.5 (Pescod, 1973)

Hasil pengamatan suhu selama penelitian dari 9,5 dalam beberapa jam akan
di daptkan kisaran 270-280C, dalam kondisi mempengaruhi pertumbuhan dan produksi
suhu perairan seperti itu masih dalam kisaran ikan.
yang layak dalam budidaya ikan mas (Cyprinus
carpio). Suhu juga berpengaruh terhadap KESIMPULAN DAN SARAN
tingkat nafsu makan ikan dan daya tahan
Kesimpulan dari penelitian ini sebagai
terhadap penyakit. Menurut Gusman dan
berikut: penambahan tepung daun singkong
Muhammad (2014) yang menyatakan nilai
terfermentasi ke dalam pakan buatan
kualitas air menunjukan bahwa parameter ini
memberikan pengaruh berbeda nyata (P < 0,05)
masih dalam batas kelayakan untuk kehidupan
pada pertumbuhan mutlak dan laju
ikan mas. Kisaran kelayakaan air bagi ikan mas
pertumbuhan spesifik ikan mas (Cyprinus
adalah 140-380C.
carpio), dan memberikan pengaruh yang tidak
Oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen
berbeda nyata (P > 0,05) pada Survival rate,
(DO) merupakan salah satu variable penting
Rasio Konversi Pakan, dan Efisiensi Pakan.
dalam kualitas air. Hasil pengukuran oksigen
Disarankan untuk penelitian selanjutnya
terlarut selama penelitian didapatkan kisaran
dengan penambahan tepung daun singkong
antara 3,6-4,3 mg/L. Kadar oksigen tersebut
terfermentasi sebesar 10% (P2) untuk nilai
masih dalam kadar normal. Menurut Sulawesty
optimal terhadap ikan mas (Cyprinus carpio).
et al., (2014) kandungan oksigen terlarut untuk
pemeliharaan ikan mas adalah 2,5-7,1 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA
Menurut Rudiyanti Astir (2009), menyatakan
bahwa kandungan oksigen dalam suatu Amarwati, Subandiyono, Pinandyono. 2015.
perairan minimum sebesar 2 mg/L, sudah Pemanfaatan Tepung Daun Singkong
cukup mendukung terhadap organisme perairan (Manihot utilissima) yang Difermentasi
secara normal. Dalam Pakan Buatan Terhadap
Nilai pH pada media pemeliharaan Pertumbuhan Benih Ikan Nila Merah
berkisar 7,3-7,4. Nilai pH tersebut masih dalam (Oreochromis nilaticus). [Skripsi].
kisaran normal. Nilai pH suatu perairan dapat Program Studi Budidaya Perairan,
mempengaruhi pertubuhan bagi biota Jurusan Perikanan, Fakultas Perikanan
didalamnya, bahkan dapat menyebabkan dan Ilmu Kelautan,
kematian bagi biota tersebut. Hal ini didukung UniversitasDiponegoro. Semarang.
oleh Copatti et al., (2011) yang menyatakan
bahwa pH netral dan sedikit alkali AOAC. 1995. Official Methods of Analysis of
direkomendasikan untuk ikan air tawar. Hal ini The Association of Official Analytical
didukung oleh Nirmala et al., (2012) bahwa pH Chemistry. Washington: AOAC.
mematikan bagi ikan adalah kurang dari 4 dan
lebih dari 11, sedangkan pH yang 6,5 dan lebih

22
Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No. 1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

Askar, S. 1996. Daun Singkong dan Halver, J. E. 1989. Fish Nutrition. Academic
Pemanfaatannya Sebagai Pakan Press, Inc., Sandiego, California, USA.
Tambahan. Balai Penelitian Ternak. Vol. 2 798 hlm.
Bogor. 5 (1): 21 – 25
Handajani, 2007. Optimalisasi Subtitusi
Copatti,C. E., Garcia, L. D.O. 2011. Low Water Tepung Azolla Terfermentasi pada Pakan
Hardness and pH Affect Growth and Ikan untuk Meningkatkan Produksi Ikan
Survival of Silver Catfish Juveniles. Nila Gift. Jurnal Teknik Industri, 12 (2) :
Jurnal of The World Aquaculture society. 177-181.
Vol. 42. No. 4.
Handajani, 2014. Peningkatan Nilai Nutrisi
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. Tepung Azolla Melalui Fermentasi.
1981. Daftar komposisi bahan makanan. Naskah Publikasi. Universitas
Bharata Karya Aksara, Jakarta. Muhamadiyah Malang. Malang.

Fadri, S., Muchlisin. Z. A dan Sugito. 2016. Hardjamulia, A. 1988. Budidaya Ikan Mas
Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup dan (Cyprinus carpio), Ikan Tawes (Puntius
Daya Cerna pada Ikan Nila (Oreochromis tetrazona), Ikan Nilem (Ostheochilus
niloticus) yang Mengandung Tepung hasselti). Sekolah ilmu perikanan.
Daun Jaloh (Salix tetrasperma Roxb) SUPM. Bogor. Badan pendidikan,
dengan Penambahan Probiotik EM-4. Latihan dan penyuluhan pertanian. Dept.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Pertanian.
Perikanan Unsyiah. Vol. 3 (4) : 93-98.
Harris, E. 2010. Peningkatan efisiensi pakan
Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar dan konversi limbah budidaya ikan
Pengembangan Teknik Perikanan. menjadi produk ekonomis. Jurnal
Cetakan Pertama. Rineka Putra. Jakarta. Akuakultur Indonesia.Vol.9 (2) : 196-
165 hlm. 205.

Effendi, H. 1997. Telaah Kualitas Air Bagi Huet, M. 1970. Textbook of Firs Culture
Pengelolaan Sumber Daya dan Breeding and Cultivation of Fish. Fishing
Lingkungan Perairan. Cetakan Kelima. News (Book Ltd), London. 436 p.
Kanisius, Yogyakarta. 259 hlm.
Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei.
Effendi, M. S. 2002. Biologi Perikanan. Gadjah Mada Uneversity Press.
Cetakan Kedua. Yayasan Pustaka Yogyakarta.
Nusantara, Yogyakarta, 163 hlm
. Khairuman, K, Amri. 2001. Buku Pintar
Gusman, E. dan Muhammad Firdaus, 2014. Budidaya 15 Ikan Konsumsi. PT Agro
Pemanfaatan Buah Mangrove sebagai Media Pustaka Jakarta.
Campuran Pakan untuk Meningkatkan
Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus Listiowati, E., T. B, Pramono. 2014. Potensi
carpio). Jurnal Harpodon Borneo. 07 Pemanfaatan Daun Singkong (Manihot
(01): 27-35 hlm. utilissima) Terfermentasi Sebagai Bahan
Pakan Ikan Nila (Oreochromis sp).

23
Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No. 1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

Jurnal Berkala Perikanan Terubuk. Vol. ternak. Fakultas Peternakan Universitas


42. No. 3. 63-70 hlm. Mataram. Mataram. 1-36.
Rahmad, D. Adelinadan Benny H. 2015.
Ng, W. K. dan Wee, K. L. 1989. The Nutritive Pemanfaatan Fermentasi Daun
Value of Cassava Leaf Meal in Pelleted Singkong (Manihot utilisima) dalam
Feed for Nile Tilapia. Aquaculture, 83 Pakan Buatan Terhadap Pertumbuhan
(1-2): 45-58. dan Kelulusanhidup Benih Ikan Gurami
(Osphronemus gouramy Lac). Fakultas
NRC. 1993. Nutrition and Requirement of Perikanan dan Ilmu Kelautan
Warmwater Fishes. National Academic Universitas Riau. Riau 1-9.
of Science Washington, D. C. 248 hlm.
Rika, N. P., A. Usman, S dan Maryati. 2016.
Nurmala, K., Yani, H. dan Riza P. W. 2012. Analisis rantai nilai pemasaran ikan air
Penambahan Garam dalam Air Media tawar di kabupaten Lombok Barat.
yang Berisi Zeolit dan Arang Aktif pada Jurnal Agroteksos. 1-9.
Transportasi Sistem Tertutup Benih Ikan
Gurami (Oshpronemus goramy Lac). Rudiyanti, S. dan Astri D. E., 2009.
Jurnal Akuakultur Indonesia. 11(02): Pertumbuhan dan Survival rate Ikan
190-201 hlm. Mas (Cyprinus carpio) pada Berbagai
Konsentrasi Petisida Regent 0,3 G.
Pescod, M. B.1973. Investigation of Rational Jurnal Saintek Perikanan. 05 (01): 39-
Effluen and Stream Standard for Tropical 47 hlm.
Countries. London: AIT.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan
Priyadi, A., Z.I. Azwar., I.W. Subami dan S. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
Hem. 2009. Pemanfaatan maggot sebagai R&D. Bandung ALFABETA. 2012
pengganti tepung ikan dalam pakan (cet.15).
buatan untuk benih ikan balashark
(Balanthiocheilus melanopterus
Bleeker). Jurnal Riset Akuakultur.Vol. 4
(3) : 367-376. Sulawesty F., Tjandra Chrismadhan, dan
Endang Mulyana, 2014. Laju
Putri, D. R, Agustono, Sri S. 2012. Kandungan Pertumbuhan Ikan Mas (Chyprinus
Bahan Kering, Serat Kasar dan Protein carpio) dengan Pemberian Pakan
Kasar Pada Daun Lamtoro (Lucaena Lemna (Lemna Parpusilla Torr) Segar
gluca) yang difermentasikan dengan pada Kolam Sistem Aliran Tertutup.
probiotik sebagai Bahan Pakan Ikan. Jurnal Limnotek. 21(2): 177 hlm.
Jurnal Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Universitas Erlangga Sutriana, A, 2005. The Use of Caassava As A
Surabaya. 4 (2): 161-167 Dietary Componeant for African
Catfish Fry. Jurnal Kedoktran Hewan
Purnamasari, D. K, Dilaga, S. H. 2015. Vol.1 (2).
Petunjuk praktikum landasan ilmu
nutrisi. modul ilmu nutrisi dan makanan Widyanti W. 2009. Kinerja Pertumbuhan Ikan
Nila (Oreochromis notices) yang diberi

24
Jurnal Perikanan (2021) Volume 11. No. 1 : 13-25
DOI : https://doi.org/10.29303/jp.v11i1.184

Berbagai Dosis Enzim Caira Rumen Widjanarko B. A., Pratiwi., dan C,


pada Pakan Berbasis Daun Retnaningsih. 2000. Seri Iptek Pangan.
Lamtoro.[Skripsi]. Fakultas Perikanan Volume 1: Teknologi, Produk, Nutrisi
dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian dan keamanan Pangan. Jurusan
Bogor. Bogor. 68 hlm. Teknologi Pangan-Unika
Soegijapranata. Semarang. 84 hlm.
Widyastuti, Sukanto, Rukayah. 2010.
Penggunaan Pakan Fermentasi Pada Yudhitstira, S., Iskandar, Y., Andriani. 2015.
Budidaya Ikan Sistem Keramba Jaring Pengaruh Penggunaan Daun Apu-Apu
Apung untuk Mengurangi Potensi (Pistia stratiotes) Fermentasi Dalam
Eutrofikasi di Waduk Wadaslintang. Pakan Terhadap Pertumbuhan Harian
Limnotek 17 (2): 191-200 dan Rasio Konversi Pakan Benih Ikan
Nila. Jurnal Akuatika.Vol. 5 (2) : 118-
127. ISSN: 0853-2532.

25

Anda mungkin juga menyukai