Proposal Tesis 1
Proposal Tesis 1
Proposal Tesis 1
PROPOSAL TESIS
Oleh :
RAMADHANI SOFIKA AZAKA
NRP : 174118501
PROPOSAL TESIS
Oleh :
RAMADHANI SOFIKA AZAKA
NRP : 174118501
Disetujui, 2019
Pembimbing I Pembimbing II
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia kaya akan keragaman tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
Brazilia. Akan tetapi keanekaragaman hayati yang berlebih jika tidak ditangani
bahan yang terbuang dari hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomi (M. Rusmono, 2008). Banyak jenis limbah yang dapat
yang lebih berguna, misalnya limbah dari hasil pertanian. Limbah tersebut
biasanya masih mengandung serat, karbohidrat, protein, lemak, asam organik, dan
mineral sehingga dapat diolah menjadi produk lain seperti pangan, contohnya
kulit buah naga, kulit pisang, bonggol nanas dan tongkol jagung.
memiliki kandungan nutrisi seperti karbohidrat, lemak, protein dan serat pangan.
Kandungan serat pangan yang terdapat dalam kulit buah naga merah sekitar
46,7% dan kandungan serat kulit buah naga merah lebih tinggi dibandingkan
dengan buah pear, buah orange dan buah persik. Berdasarkan penelitian anhwange
dkk (2008), kulit pisang mengandung karbohidrat yang tinggi yakni 59%, protein
0,9% dan lemak 1,7%. Berdasarkan penelitian kusharto dkk (2017) bonggol nanas
sekitar 2,94% dengan kadar lignin 5,2%, selulosa yang tinggi hingga 30% dan
Dengan potensi yang dimiliki limbah hasil pertanian, maka limbah ini
misalnya tepung. Pemanfaatan limbah hasil pertanian dapat diolah dalam bentuk
tepung karena produk lebih tahan lama disimpan, lebih mudah dalam
memberikan nilai tambah. Di Indonesia sendiri hingga saat ini masih memiliki
konsumsi yang besar terhadap produk tepung salah satunya tepung terigu,
memenuhi total permintaan, sehingga harus dilakukan impor (Emil, 2011). Oleh
Tepung limbah hasil pertanian merupakan salah satu produk awetan dari
tepung ini sangat sederhana yaitu melalui proses penyotiran, pencucian, penirisan,
memanfaatkan tepung limbah hasil pertanian antara lain dapat dijadikan sebagai
bahan dasar cake, cookies, puding, muffin dan sebagainya. Berdasarkan uraian
pengolahan limbah hasil pertanian menjadi tepung. Tepung hasil pertanian yang
telah jadi, kemudian dilakukan pengujian mutu kimia fisika. Hal ini dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui kualitas dari tepung tersebut baik untuk
dijadikan sebagai olahan produk pangan, serta untuk mengetahui seberapa banyak
tepung kulit pisang, tepung bonggol nanas dan tepung tongkol jagung ?
dihasilkan ?
komposit alternatif ?
baru yang murah, bergizi, bermanfaat dan ramah lingkungan serta dapat dinikmati
1.4 Hipotesis
limbah hasil pertanian dalam pengembangan produk tepung alternatif dan menjadi
masyarakat luas. Adapun manfaat yang lebih luas diharapkan dari penelitian ini
adalah pengembangan tepung dari limbah hasil pertanian dapat diterima oleh
Limbah Hasil Pertanian (Kulit Buah Naga, Kulit Pisang, Bonggol Nanas, Tongkol Jagung)
Penyotiran
Perendaman
Pengeringan
Penggilingan
Pengayakan
Tepung
Tepung Komposit
TINJAUAN PUSTAKA
buangan tidak terpakai dan bahan sisa dari hasil pengolahan. Secara garis besar
limbah pertanian dibagi ke dalam limbah pra panen, saat panen, dan limbah pasca
panen. Pengertian limbah pertanian pra panen yaitu materi-materi biologi yang
terkumpul sebelum atau pada saat hasil utamanya diambil, sebagai contoh daun,
ranting, atau batang tanaman (Anonimus, 2008b). Limbah pertanian saat panen
merupakan limbah yang tersedia pada musim panen, golongan tanaman serealia
seperti padi, jagung, dan sorgum merupakan golongan limbah pertanian saat
panen (Anonimus, 2008b). Limbah pasca panen-pra olah merupakan limbah yang
tersedia pada pasca panen, sebagai contoh kulit buah naga, kulit pisang, bonggol
Kulit buah naga merupakan limbah hasil pertanian yang selama ini belum
kobalamin, fenolik, karoten, dan fitoalbumin (Jaafar,et al.,2009). Selain itu kulit
buah naga kaya polyphenol dan sumber antioksidan yang baik. Bahkan menurut
Kulit pisang merupakan bahan buangan limbah buah pisang yang cukup
banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari
buah pisang yang belum dikupas. Pada umumnya kulit pisang belum
dimanfaatkan secara nyata dan hanya dibuang sebagai limbah organik saja atau
digunakan sebagai makanan ternak seperti kambing, sapi, dan kerbau. Jumlah
kulit pisang yang cukup banyak akan memiliki nilai jual yang menguntungkan
No Komponen Jumlah
1. Air 69,80 %
2. Karbohidrat 18,50%
3. Lemak 2,11%
4. Protein 0,32%
5. Kalsium 715mg/100gr
6. Pospor 117mg/100gr
7. Besi 0,6mg/100gr
8. Vitamin B 0,12mg/100gr
9. Vitamin C 17,5mg/100gr
Sumber: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri, Jatim, Surabaya (1982).
Bonggol nanas (Ananas comusus L). merupakan limbah dari buah nanas
(Kusharto, 2017). Dalam 100 gram bonggol nanas mengandung sebanyak 1.4
gram serat pangan dan 21.5 mg vitamin C (Hossain et al, 2015). Vitamin C
merupakan senyawa kimia yang dapat bertindak sebagai antioksidan karena
Akcay, 2012). Kadar protein dalam bonggol nanas hanya sebesar 4,93%
sedangkan kadar serat kasar mencapai 33,25% (Ita, 2012). Bonggol nanas juga
pada bonggol nanas terdapat pada selulosa 28,53%, hemiselulosa 24,53%, lignin
Kandungan nutrisi tongkol jagung terdiri dari bahan kering 90,0%, protein kasar
2,8%, lemak kasar 0,7%, abu 1,5%, serat kasar 32,7%, dinding sel 80%, lignin
6,0% dan ADF 32% (Murni dkk, 2008). Tongkol jagung selama ini hanya
dijadikan sebagai pakan ternak sapi atau hasil industri yang tidak diolah kembali
menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis. Menurut Iswanto (2009), tongkol
jagung mempunyai kandungan lignin sebesar 15%, kadar selulosa 45% dan kadar
dan selulosa yang tinggi, tongkol jagung mempunyai potensi yang besar untuk
Tepung adalah partikel padat yang berbentuk butiran halus atau sangat
halus. Tepung bisa berasal dari bahan nabati misalnya tepung terigu dari gandum,
tapioka dari singkong, maizena dari jagung, atau hewani misalnya tepung tulang
dan tepung ikan (Hutapea, 2010). Tepung hasil limbah pertanian adalah tepung
yang berasal dari limbah pertanian yang melalui proses penyortiran, perendaman,
menjadi dua, yaitu tepung tunggal adalah tepung yang dibuat dari satu jenis bahan
pangan, misalnya tepung beras, tepung tapioka, tepung ubi jalar dan sebagainya,
dan tepung komposit yaitu tepung yang dibuat dari dua atau lebih bahan pangan.
merupakan salah satu proses alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan,
karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit), diperkaya zat
gizi (difortifikasi), dibentuk, dan lebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan
pemeriannya meliputi bau yang bebas dari bau asing (normal), bentuk serbuk,
warna khas tepung, benda asing (bebas dari benda asing) serta kehalusan (lolos
terhadap mutu bahan makanan. Warna merupakan salah satu penentu kualitas
dalam suatu produk. Menurut Maxwell et al, (1997) produk pangan tepung
berwarna putih kekuningan. Untuk uji warna pada tepung menggunakan colour
reader.
dapatkan dari perbandingan berat awal bahan dengan berat akhirnya. Sehinga
Rendemen di dapat dengan cara menimbangkan hasil berat akhir yang dihasilkan
Berat tepung(g)
Rendemen % = x 100 %
Berat biji rambutan( g)
dan hewan. Ada beberapa cara analisis yang dapat digunakan untuk
memperkirakan kandungan karbohidrat dalam bahan makanan. Yang paling
mudah adalah dengan cara perhitungan kasar (proximate analysis) atau juga
%kadar air )
karbohidrat dalam bahan makanan secara kasar dan hasilnya ini biasanya
Protein merupakan suatu zat makanan yang amat penting bagi tubuh,
karena berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh, zat pembangun dan pengatur.
Menurut winarno (2002) fungsi utama protein dalam tubuh adalah membentuk
jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada. Berdasarkan SNI
makanan melalui metode Kjeldahl yang kemudian dikali dengan faktor protein
nitrogen. Dalam metode Kjeldahl untuk analisis protein ada 3 tahapan proses yaitu
membran sel, penyimpanan energi, bahan bakar metabolit dan agen pengemulsi
(Winarno, 2002). Metode yang digunakan untuk analisis kadar lemak adalah
analisis kadar lemak secara langsung dengan cara mengekstrak lemak dari bahan
dengan pelarut organik seperti heksana, petroleum eter, dan dietil eter. Jumlah
kadar lemak kasar (crude fat) artinya semua yang terlarut oleh pelarut tersebut
oleh enzim dalam lambung maupun usus kecil sedangkan serat kasar merupakan
bagian dari makanan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia dan
terdiri dari sellulosa dengan sedikit lignin dan pentosan. (Winarno, 2002).
yang tak larut dalam asam encer ataupun basa encer dalam kondisi tertentu.
pelarutan dengan basa. Kedua macam proses digesti ini dilakukan dalam keadaan
tertutup pada suhu terkontrol (mendidih) dan sedapat mungkin dihilangkan dari
pengaruh luar.
komponen mineral. Kadar abu tepung sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)
yaitu maksimal 0,70. Metode yang sering digunakan untuk menentukan kadar
abu adalah dengan metode pengabuan. Metode ini sudah banyak dikembangkan.
Analisis kadar abu dengan metode pengabuan kering dilakukan dengan cara
mendestruksi komponen organik sampel dengan suhu tinggi didalam suatu tanur
pengabuan (furnace), tanpa terjadi nyala api, sampai terbentuk abu berwarna putih
mempengaruhi acceptability, kenampakan, tekstur, cita rasa dan daya tahan bahan
makanan. Kadar air tepung sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) yaitu
maksimal 14,5.
Kadar air sangat berpengaruh terhadap mutu bahan pangan, hal itu
merupakan salah satu sebab mengapa dalam pengolahan pangan air tersebut
Pengurangan air disamping untuk mengawetkan juga mengurangi besar dan berat
bahan pangan.
dengan zat pembawa yang mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada air
dan tidak dapat bercampur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah
daripada air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain toluene, xylem, benzene,
tetraklhorethilen, dan xylol. Metode ini cocok untuk sampel berkadar air rendah
Perhitungan :
volume air
KA %= x 100 %
berat bahan (g)
Nilai kalori merupakan nilai yang diperoleh dari konversi protein, lemak
dan karbohidrat menjadi energi. Sumber energi terbesar adalah lemak yang
menghasilkan 9 Kkal energi per 100 gram, sedangkan karbohidrat dan protein
sistem atwater menurut komposisi karbohidrat, lemak, protein, serta nilai energy
adalah sebagai berikut : 4Kkal/gr untuk karbohidrat, 4 Kkal untuk protein dan 9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1 Waktu
3.2.1 Alat
Sedangkan alat untuk analisa antara lain timbangan analitik, alat soxlet,
erlenmeyer, kertas saring, kertas lakmus, spatula, desikator, labu takar, labu
kjeldahl, hotplate, thermometer, gelas ukur, alat distilasi, cawan, oven, alat
refluks, alat tanur, colour reader, sheaker waterbath, penangas air, hotplate, gelas
ukur, corong buchner, erlenmeyer, pipet volumetrik, gelas piala, dan alat-alat
gelas lainnya.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah hasil pertanian
(kulit buah naga, kulit pisang, bonggol nanas dan tongkol jagung). Sedangkan
bahan untuk analisa antara lain pelarut organik, asbes, aquades, NaOH, H 2SO4,
K2SO4, alkohol 95%, tablet kjeldahl, NaOH-Na2S2O3, butiran zink, asam borat,
indikator MM, HCl, H2SO4 pekat, NaOH, HCl, Etanol 96%, Lempeng Zn, K2S,
3.4 Metode
tepung kulit buah naga, kulit pisang, bonggol nanas, tongkol jagung dan tepung
naga, tepung kulit pisang, tepung bonggol nanas, tepung tongkol jagung dan
mutu fisik dan pengujian mutu kimia. Setelah didapat hasil mutu fisik dan mutu
kimia, tepung dijadikan tepung komposit serta diuji kembali mutu fisik dan mutu
kimianya.
Tahap terakhir meliputi melakukan analisa data penelitian untuk
Tepung
(Kulit Buah Naga, Kulit Pisang, Bonggol Nanas,
Tongkol Jagung)
- Uji Kalori
Tepung Komposit
Data yang diperoleh dilakukan uji beda nyata dari beberapa hasil uji mutu
fisik dan uji mutu kimia tepung, kemudian disajikan secara deskriptif berupa