Proposal Pembuatan Pakan Bahan Alami Lahan Gambut (Final)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Proposal Usulan Riset

PEMBUATAN PAKAN DARI BAHAN BAKU


TUMBUHAN ENDEMIK LAHAN GAMBUT

Ditujukan kepada:

BADAN RESTORASI GAMBUT


REPUBLIK INDONESIA

UNIVERSITAS KRISTEN PALANGKA RAYA


(UNKRIP)
Alamat Kampus A : Jalan R.T.A Milono Km. 8,5 Kode Pos 73113 Kotak Pos 202 tlp. 0536. 3222205. Kalteng.
Website : unkrip.ac.id email : [email protected]
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lahan gambut adalah bagian dari lahan basah yang terdiri dari tanah organik. Karena
kandungan karbon yang sangat tinggi di lahan gambut, maka kandungan karbon di lahan
gambut selurudua kali lebih besar dari karbon di hutan seluruh dunia. Pengeringan di lahan
menghasilkan gas Rumah Kaca yang signifikan, dengan melepas gas organik dari tanah
(terutama CO2) ke atmosfir. Sebagai akibatnya, lahan gambut akan mengalami penurunan,
dimana sebagian besar lahan gambut di Indonesia berada di wilayah pesisir dan posisinya
berada di sekitar atau di bawah permukaan air laut atau sungai, dengan drainase
berkepanjangan akan menyebabkan peningkatan resiko banjir dan hilangnya prodiktivitas.
Pemerintah Republik Indonesia telah membentuk Badan Restorasi Lahan Gambut
(BRG) di tahun 2016 dan mengeluarkan serangkaian kebijakan untuk mengatur
perlindungan, pemanfaatan dan pemulihan lahan gambut. Dalam regulasi ini di sebutkan
batasan-batasan kegiatan apa yang dapat dan apa yang tidak dapat dilakukan di lahan
gambut dengan fungsi lindung harus di pertahankan dan apabila telah di keringkan harus di
basahi kembali. Lahan-lahan gambut yang telah di kelola nilai NKT atau daerah
penyangga kawasan lahan gambut yang belum terganggu harus juga di rehabilitasi di
basahi kembali. Pada zona fungsi lindung pemanfaatan hanya di perbolehkan sebatas untuk
jasa lingkungan, pendidikan, penelitian dan ilmu pengetahuan
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencanangkan Indonesia sebagai
penghasil ikan terbesar di dunia untuk beberapa komoditas. Berbagai macam cara
dilakukan untuk meningkatkan produksi ikan, salah satunya adalah dengan melakukan riset
untuk menciptakan pakan yang ekonomis dengan nilai nutrisi yang sesuai kebutuhan
nutrisi ikan. Selama ini bahan baku yang digunakan sebagai bahan baku pakan adalah
tepung ikan yang diimpor. Harga tepung ikan yang semakin meningkat tidak diikuti
dengan harga ikan yang relatif stabil di pasaran, terutama ikan air tawar yang harganya
lebih terjangkau dibandingkan ikan air laut. Sebagai contoh, harga ikan mas di pasar
nasional berkisar Rp. 15.000 – Rp. 16.500 per kilogram (KKP, 2010).
Sedangkan harga pakan Rp. 7.000 per kg. Dengan harga pakan ikan air tawar sebesar
itu, maka biaya pakan saja untuk memproduksi 1 kg ikan sekitar Rp.9.000 s.d Rp.10.000
per kg ikan padahal harga ikan air tawar di tingkat petani hanya sekitar Rp.10.000 s.d
Rp.14.000 sehingga usaha budidaya ikan susah untuk berkembang.
Hal ini tentu menjadi perhatian lebih pemerintah dan para petani dimana untuk
memproduksi satu kilogram ikan dibutuhkan biaya pakan sebesar 50-70 % dari biaya
produksi. Untuk menekan biaya pakan, dilakukan berbagai riset yang bertujuan mencari
bahan baku alternatif pengganti tepung ikan, dan bahan baku alternatif tersebut diutamakan
bahan baku lokal yang selalu tersedia. Salah satu bahan baku yang dapat digunakan
sebagai pakan ikan adalah maggot (Hermetia illucens).
Maggot merupakan organisme yang berasal dari telur black soldier yang dikenal
sebagai organisme pembusuk karena kebiasaannya mengkonsumsi bahan-bahan organik.
Syarat bahan yang dapat dijadikan bahan baku pakan yaitu, tidak berbahaya bagi ikan,
tersedia sepanjang waktu, mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan ikan, dan bahan
tersebut tidak berkompetisi dengan kebutuhan manusia.
Berdasarkan persyaratan tersebut, maka maggot dapat dijadikan bahan baku
alternatif penganti tepung ikan sebagai bahan baku pakan. Maggot dapat tumbuh dan
berkembang pada media yang mengandung nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan
hidupnya. Budidaya maggot dapat dilakukan dengan menggunakan media yang
mengandung bahan organik dan berbasis limbah ataupun hasil samping kegiatan
agroindustri. Oleh karena itu, untuk menunjang budidaya maggot, perlu diketahui media
yang optimal bagi pertumbuhan dan perkembangbiakan maggot.

1.2. Perumusan Masalah


a. Bagaimana membuat sumber pakan dari tumbuhan/tamanan dari ekosism
gambut yang melipah.
b. Bagaimana tingkat kualitas pakan yang terbuat dari tumbuhan yang hidup
dilahan gambut di bandingkan dengan pakan komersil.

1.3. Tujuan dan Kegunaan


Tujuan dari penelitian ini adalah menggali potensi tumbuhan-tumbuhan yang ada
lahan gambut yang dapat di gunakan sebagai pakan ikan. Sehingga tumbuhan tersebut
dapat memiliki nilai ekonomi yang di produksi dalam bentuk pakan ikan. Manfaat dari
penelitian ini adalah memberikan informasi serta pengetahuan, khususnya masyarakat yang
tinggal dilahan gambut tentang pemanfaatan tumbuhan endemic lahan gambut yang dapat
di gunakan sebagai pakan ikan, sehingga dapat mengurangi penggunaan pakan komersil.
METODE PENELITIAN

2.1. Waktu dan Tempat


Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama Enam bulan, mulai bulan Februari 2018
sampai dengan bulan Agustus 2017. Lokasi kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Desa
Tanjung Sanggalang Kecamatan Kahayan Tengah Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan
Tengah

2.2. Bahan dan Alat


Alat dan Bahan yang di gunakan dalam peneltian in adalah sebagai berikut :

Tabel 2. Alat yang digunakan dalam kegiatan penelitian


No. Nama Alat Fungsi/Kegunaan
1. Mesin Pelet Mencetak pakan ikan
2. Mesin Pencacah Menghaluskan bahan dasar
3. Timbangan Digital Untuk menimbang berat maggot
4. Timbangan Manual 50 kg Untuk menimbang media budidaya maggot
5. Baskom Tempat menyimpan media tumbuh maggot
Ember Tempat menyimpan media tumbuh maggot
Papan Tempat budidaya
Balok Untuk membuat kotak budidaya
Serok Untuk memanen maggot
Kamera digital Dokumentasi kegiatan
Plastik Untuk lapisan tempat budidaya maggot
Penggaris Untuk mengukur panjang dan lebar maggot
Terpal Tempat menjemur media budidaya maggot
Buku tulis Untuk mencatat hasil penelitian
Pinset Untuk mengambil maggot

Tabel 2. Bahan yang digunakan dalam kegiatan penelitian


No. Nama Bahan Fungsi/Kegunaan
1. Tanaman gambut (paku- Media tumbuh maggot
pakuan dan tumbuhan air)
2. Madu Untuk campuran media tumbuh maggot
3. Baram/tuak Sebagi bahan fermentasi
4. Telur ayam negeri Untuk mengundang datangnya Lalat Black Soldier Fly
5. Dedak /bekatul Sebagai media budidaya

2.3. Manajemen Pelaksanaan


2.3.1. Rancangan Percobaan
Pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
menggunakan tiga perlakuaan (A,B dab C) dan tiga ulangan (1, 2 dan 3).
Adapun perlakuan yang di amati terdiri dari :
a. Perlakuan A : Tanaman gambut (paku-pakuan dan tumbuhan air) 50 kg,
dedak 50 kg, tuak 5 liter, madu 10 liter dan 50 butir telor ayam dengan 3
ulangan.
b. Perlakuan B : Tanaman gambut (paku-pakuan dan tumbuhan air) 50 kg,
dedak 35 kg, tuak 5 liter, madu 7 liter dan 35 butir telor ayam dengan 3
ulangan.
c. Perlakuan C : Tanaman gambut (paku-pakuan dan tumbuhan air) 50 kg,
dedak 25 kg, tuak 5 liter, madu 5 liter dan 25 butir telor ayam dengan 3
ulangan.
.
2.3.2. Manajemen Penelitian
Sebelum di lakukan penelitian maka di laksanakan persiapan masing-
masing perlakuan A, B dab C. Persiapan ini meliputi persiapan tempat,
wadah untuk penelitian serta mempersiapkan alat dan bahan untuk penelitian.
Setiap perlakuan akan diamati pertumbuhan populasi maggot yang di
hasilkan oleh masing-masing perlakuan.

2.4. Prosedur Pelaksanaan


Prosedur kegiatan penelitian ini di lakukan dengan beberapa tahap kegiatan sebagai
berikut :
a. Tahap I. Lokasi Tempat Budidaya Maggot
Lokasi yang di pilih adalah lokasi yang lembab dan tidak terkena
cahaya matahari langsung. Berdasarkan pernyataan, (Hartono dan Sukardi
2007) Habitat hidupnya adalah daerah yang lembab, bersuhu sedang dan tidak
terkena cahaya matahari secara langsung. Untuk bisa membudidayakan maggot
diperlukan media dan tempat yang sesuai dengan hidup maggot. Kondisi untuk
tampat budidaya harus minim cahaya atau bersuhu sedang dengan aroma yang
khas agar bisa mengundang lalat untuk datang dan dapat bertahan hidup
sampai bertelur.
b. Tahap II. Persiapan Wadah Budidaya Maggot
Wadah budidaya maggot yang di gunakan adalah bak yang terbuat dari
papan berukuran 45 cm x 70 cm berjumlah 36 buah. Budidaya maggot dapat di
lakukan dalam skala kecil menggunakan drum/baskom, sterofom dan untuk
skala besar dapat menggunakan bak-bak beukuran besar yang kedap air
(Oliver, 2004).
c. Tahap III. Persiapan Bahan Untuk Media Tumbuh Maggot
Cara pembuatan budidaya maggot adalah sebagai berikut :
1. Tumbuhan tersebut di haluskan dengan cara digiling menggunakan
mesin pencacah pakan.
2. Setelah dihaluskan bahan tersebut di keringkan dengan cara di jemur
dalam terik sinar matahari langsung selama 3 hari.
3. Setelah kering, bahan tersebut di timbang kemudian dicampurkan
dengan memasukan dedak, tuak, madu, telur ayam dan air bersih
secukupnya sesuai dengan mesing-masing perlakuan A, B dan C
dengan 3 kali ulangan.
4. Setelah bahan semua tercampur rata, kemudian di masukan ke dalam
bak yang terbuat dari papan dilapisi plastik bening yang sudah di
siapkan dan di tutup rapat.

d. Tahap IV. Pengamatan


Selama proses fermentasi media akan di amati setiap hari untuk
mengetahui perkembangan pertumbuhan maggot, jumlah populasi maggot
yang tumbuh, lama pertumbuhan maggot, suhu yang tepat untuk pertumbuhan
maggot dan kondisi kultur budidaya maggot.
e. Tahap V. Cara Panen Maggot
Dalam waktu 3 sampai 5 hari telur akan menetas menjadi maggot kecil,
selanjutnya akan bertambah besar sampai ukuran 2 cm pada umur 3 minggu.
Pada umur 2 minggu maggot masih berwarna putih kemudian akan berwarna
kekuningan dan sampai hitam menjadi pupa pada umur 4 minggu. Setelah 4
minggu pupa akan menetas menjadi serangga dewasa.
Pemanenan maggot dilakukan dengan cara memindahkan satu per satu
wadah budidaya dari kandang atau tempat budidaya. Kemudian maggot
diambil dan di pisahkan dari media budidaya dan di simpan ke wadah yang
sudah di siapkan dan maggot akan di timbang beratnya.

2.5. Parameter Yang Diamati


Parameter yang diamati yaitu biomassa maggot, populasi maggot, suhu yang baik
dalam efektifitas media tumbuh maggot dan kondisi media tumbuh maggot dari masing-
masing media budidaya.

2.6. Rancangan Penelitian


Penelitian ini akan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Rancangan acak
lengkap tidak memiliki kontrol, sehingga cocok digunakan untuk kondisi lingkungan, alat,
bahan dan media yang homogen seperti di laboratorium, rumah kaca atau ruang-ruang
terkontrol lainnya yang dapat digunakan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL). Rancangan Acak Lengkap yang digunakan terdiri atas 3 tarap perlakuan dengan
masing-masing 3 kali ulangan, sehingga jumlah satuan percobaan adalah 9 ulangan.
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunakan ragam (ANOVA)
untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup maggot. Model matematika dari perlakuan tersebut menurut Steel dan
Torrie (1991), yaitu sebagai berikut : Yij = µ + τi + ɛij
Keterangan : Yij = Respon terhadap perlakukan i pada ulangan ke j.
µ = Rata – rata pengamatan.
Τ = Pengaruh perlakuan ke i yang di uji.
ɛij = Galat percobaan dari perlakuan ke i pada pengamatan j.
i = Perlakuan (1, 2, 3).
j = Ulangan (1, 2, 3).
Untuk mempermudah meletakkan perlakuan dan ulangan maka di lakukan dengan
acak. Dengan demikian, maka pengamatan perlakuan di lakukan dengan pengacakan.
Bagan rancangan di lakukan dengan pengacakan Tabel Gambar sebagai berikut :
A1 B1 C1
B2 C2 A2
C3 A3 B3
Gambar 2. Bagan Rancangan Percobaan
Keterangan : A, B dan C adalah perlakuan sedangkan 1, 2 dan 3 adalah ulangan.

2.7. Analisis Data


Data yang diperoleh diuji menggunakan uji homogenitas Ragam Bartlett (Sudjana,
1984). Untuk mengetahui perbedaan masing – masing perlakuan pada media pertumbuhan
maggot, maka dilakukan analisis ragam (ANOVA) dimana nilai keragaman dapat
diketahui dari daftar sidik ragam melalui perhitungan F. Fhitung selanjutnya dibandingkan
dengan nilai Ftabe l 5% dan 1% .
Apabila nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka kaidah keputusan adalah tolak Ho
dan terima H1 (berbeda nyata atau sangat nyata) sebaliknya apabila Fhitung lebih kecil
daripada Ftabel, maka kaidah keputusannya adalah terima Ho dan tolak H1 (tidak berbeda
nyata). Jika diperoleh adanya pengaruh perlakuan, maka akan dilanjutkan dengan uji beda
nyata terkecil (BNT).
Uji BNT merupakan prosedur pengujian perbedaan diantara rata – rata perlakuan
yang paling sederhana dan paling umum digunakan. Metode ini diperkenalkan oleh Fisher
(1935), sehingga dikenal pula dengn metode Fisher LSD (Least Significant Difference).
Rumus BNT (Beda Nyata Terkecil) adalah sebagai berikut

Keterangan :
Dbs = derajad bebas galat.
KTG = kuadrad tengah galat.
T = tabel untuk menetukan nilai kritis uji perbandingan.
E. SUSUNAN TIM RISET
Penanggung Jawab : Direktur PPLH-PI Universitas Kristen Palangka Raya
Pelaksana
Ketua Tim : Lukas, S.Pi.M.Si (Tenaga Ahli Pelaksana)
Sekretaris : Youhandi, S.Pi (Tenaga Administrasi Pelaksana)
Bendahara : Rogathe M, S.P (Tenaga Administrasi Perencana)
Anggota : 1. Tania S. Augusta, S.Pi., M.Si (Tenaga Ahli Perencana)
2. Mardani, S,Pi., MS (Tenaga Ahli Perencana)
3. Leonardo, S.Si (Tenaga Ahli Pelaksana)
4. Dr. Infa Minggawati, S.Pi., M.Si (Tenaga Ahli Pelaksana)
5. Frid Augstinus, S.Pi., M.Si (Tenaga Ahli Pengawasan)

F. NOMOR PAJAK (NPWP) Universitas Kristen Palangka Raya : 07.407.666.5.711.000


G. Nomor Rekening Giro Bank Mandiri An. PPLH-PI Unkrip : 1590001861607
I. USULAN LOKASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN TIME LINE KEGIATAN
I.1. Usulan Lokasi Pelaksanaan Kegiatan

Jumlah
No Kecamatan/Kabupaten Desa

1. Kahayan Tengah/Kab Pulang Pisau Tanjung Sangalang 1

I.2 RENCANA ANGGARAN BIAYA

HARGA
NO RINCIAN KEGIATAN VOLUME UNIT HARI/BULAN/SESI TOTAL
SATUAN
1 Output 1 Perencanaan Penelitian
Output 1 : Perencanaan Kegiatan bersama Masyarakat
1.1 Output 1.1. Penyiapan dan sosialisasi penelitian
Konsumsi pertemuan di desa :
Konsumsi untuk peserta, perangkat desa dan tim
40,000 15 OH 1 1 600,000
pelaksana
Snack/kudapan pertemuan di desa 15,000 15 OH 1 1 225,000
Transportasi Palangka Raya - Pulang Pisau ( PP)
Transportasi tim peneliti 500,000 3 OK 1 1 1,500,000
Uang perjalanan :
Uang harian perjalanan tim pelaksana 360,000 3 OH 1 1 1,080,000
ATK 950,000 1 Paket 1 1 950,000
Sub total 4,355,000
Output 2 Pelaksanaan Pengembangan Budidaya
2
Lele Sangkuriang
2.1 Output 2.1. Belanja Bahan Kegiatan Budidaya Lele
HARGA
NO RINCIAN KEGIATAN VOLUME UNIT HARI/BULAN/SESI TOTAL
SATUAN
a. Biaya Investasi buat kolam :
Kolam Terpal dengan Rangka (diameter 2 meter) 3,500,000 1 unit 3 1 10,500,000
b. Peralatan Penelitian:
Mesin Pelet 95,000,000 1 unit 1 1 95,000,000
Mesin Pencacah 15,500,000 1 unit 1 1 15,500,000
Kamera Digital 9,500,000 1 buah 1 1 9,500,000
Ember plastik 10 L 27,000 4 buah 1 1 108,000
Palu 50,000 2 buah 1 1 100,000
Gergaji 80,000 2 buah 1 1 160,000
Serok 25,000 12 buah 1 1 300,000
Jaring/waring 250,000 1 pcs 4 1 1,000,000
Balok Kayu 50,000 3 buah 4 1 600,000
Baskom 100,000 8 unit 1 1 800,000
Plastik 10,000 36 meter 1 1 360,000
Paku 25,000 10 kg 1 1 250,000
Karung 5,000 75 buah 1 1 375,000
Reng Kayu 200,000 7 set 1 1 1,400,000
Papan 27,000 135 buah 1 1 3,645,000
Timbangan Manual 350,000 1 buah 1 1 350,000
Timbangan Digital 650,000 1 buah 1 1 650,000
ATK 900,000 1 Paket 1 1 900,000
C. Bahan Pembuatan Pakan -
Madu 250,000 50 liter 1 1 12,500,000
Telur Ayam Negeri 1,500 330 butir 1 1 495,000
HARGA
NO RINCIAN KEGIATAN VOLUME UNIT HARI/BULAN/SESI TOTAL
SATUAN
Tuak/Baram 20,000 70 liter 1 1 1,400,000
Dedak 8,000 330 kg 1 1 2,640,000
Tumbuhan Lahan Gambut (Tanaman Paku dan
5,000 450 kg 1 1 2,250,000
Tanaman Air)
D. Pembuatan Rumah Tempat Budidaya Maggot -
Papan 27,000 25 buah 1 1 675,000
Kayu Bulat 50,000 50 buah 1 1 2,500,000
Balok Kayu 50,000 25 buah 1 1 1,250,000
Terpal 2,525,000 1 buah 1 1 2,525,000
Atap Rumbia 80,000 12 set 1 1 960,000
Reng Kayu 200,000 5 set 1 1 1,000,000
Paku 25,000 7 kg 1 1 175,000
Tali 15,000 10 meter 1 1 150,000
Sub Total 170,018,000

2.2 Biaya Produks Penelitian :


Bibit Ikan Betok 1,500 500 ekor 3 1 2,250,000
Pakan :
a. F.999 20,000 150 kg 4 1 12,000,000
b. 781 16,400 175 kg 4 2 22,960,000
Garam 100,000 4 karung 1 1 400,000
Biaya operasional (listrik) 750,000 2 OB 1 1 1,500,000
Sub Total 39,110,000
2.3 Pemantauan / Pengamatan
Konsumsi 30,000 4 OH 8 4 3,840,000
HARGA
NO RINCIAN KEGIATAN VOLUME UNIT HARI/BULAN/SESI TOTAL
SATUAN
Transportasi 250,000 4 OK 8 4 32,000,000
Uang Harian 360,000 4 OH 8 4 46,080,000

2.4 Publikasi Penelitian


Publikasi Media 500,000 1 kegiatan 2 1 1,000,000
Focum Group Discussion : 7,500,000 1 paket 1 1 7,500,000
Uang Harian Tim Peneliti 360,000 3 OH 1 1 1,080,000
Narasumber 700,000 2 OH 1 1 1,400,000
Moderator 600,000 1 OH 1 1 600,000
Transportasi Tim, Narasumber dan Moderator 250,000 6 OK 1 1 1,500,000
Transportasi Peserta FGD 250,000 20 OK 1 1 5,000,000
ATK 950,000 1 paket 1 1 950,000
Sub Total 100,950,000
Output 3: Biaya Operasional dan Tim Pelaksana (4
3
Bulan)
3.1 Honor Tenaga Perencana
Tenaga Ahli S2 Bidang Budidaya Perairan 4,000,000 1 OB 1 1 4,000,000
Tenaga Ahli S2 Bidang Budidaya Perairan 4,000,000 1 OB 1 1 4,000,000
Tenaga Pendukung Perencanaan:
Tenaga Administrasi 2,000,000 1 OB 1 1 2,000,000
3.2 Honor Tenaga Pelaksana
Penanggung Jawab 4,000,000 1 OB 1 3 12,000,000
Tenaga Ahli S2 Bidang Budidaya Perairan 4,000,000 1 OB 1 3 12,000,000
Tenaga Ahli S3 Bidang Manajemen Sumberdaya
5,000,000 1 OB 1 3 15,000,000
Perairan
Tenaga Ahli Peneliti S1 Bidang Ilmu Lingkungan 3,000,000 1 OB 1 3 9,000,000
HARGA
NO RINCIAN KEGIATAN VOLUME UNIT HARI/BULAN/SESI TOTAL
SATUAN
Tenaga Pendukung Pelaksana:
Tenaga Administrasi 2,000,000 1 OB 1 3 6,000,000
3.3 Honor Tenaga Pengawasan
Tenaga Ahli S2 Bidang Budidaya Perairan Frid 4,000,000 1 OB 1 1 4,000,000
Sub Total 68,000,000
4 Output 4: Pelaporan
Laporan Rencana Kerja 1,500,000 1 paket 1 1 1,500,000
Laporan tahap 2 1,500,000 1 paket 1 1 1,500,000
Laporan tahap 3 1,500,000 1 paket 1 1 1,500,000
Laporan Akhir 2,000,000 1 paket 1 1 2,000,000
Rapat Penyusunan Laporan (4x RAPAT 10 ORG) 55,000 10 OH 4 1 2,200,000
Sub Total 8,700,000
Total Budget 391,133,000

Anda mungkin juga menyukai