Jurnal Kesehatan Gigi: Gambaran Pengetahuan Orang Tua Siswa Kelas I Tentang Karies Pada Gigi Molar Satu Permanen

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Kesehatan Gigi 6 (2019) 1-4

Jurnal Kesehatan Gigi


http://ejournal.poltekkes-
p-ISSN: 2407-0866 smg.ac.id/ojs/index.php/jkg/index
e-ISSN: 2621-3664

GAMBARAN PENGETAHUAN ORANG TUA SISWA KELAS I TENTANG KARIES


PADA GIGI MOLAR SATU PERMANEN

Irma Syafriani1 Kirana Patrolina Sihombing2


12
Jurusan Kesehatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan, Indonesia

Corresponding author: Irma Syafriani

Email: [email protected]

Received: March 6th, 2019; Revised: May 2th, 2019; Accepted: May 23th, 2019

ABSTRACT

Permanent first molars are the largest teeth and only eruption after the growth and development of
the jaw is enough. About all children school around the world have suffered dental caries, and the highest
are found in Asia and Latin America. The type of research is a descriptive study with the goal to describe
the knowledge of parents about caries in permanent first molars at SD Negeri 104238 Telaga Sari Kec.
Tanjung Morawa in 2018. A total of 30 respondents selected by the proposive sampling method measured
their parents' knowledge about caries in the permanent first molars and caries in the child's permanent
first molars. The results is as many as 70% of parents of class I students had good knowledge, as many as
89.67% of class I students had permanent first molars that had grown, and 46.77% of grade I students had
permanent first molars that had been affected by caries. The level of knowledge of parents of class I
students about caries in permanent first molars at SD Negeri 104238 Telaga Sari in Tanjung Morawa in
2018 has been categorized well even though there is still permanent first molars caries in class I students.

Keywords : Permanent first molars; Knowledge; Caries


prevalensi mengalami karies gigi yang belum
Pendahuluan ditangani atau belum dilakukan penambalan.
Sehingga di Indonesia terdapat 93.998.727 jiwa
Data Terbaru yang dirilis oleh Oral Health menderita karies aktif (Dinkes, 2013).
Media Center pada April 2012, mencatat sebanyak Menurut Riset Kesehatan Dasar Tahun
60–90% anak usia sekolah dan orang dewasa 2013, prevalensi penduduk yang bermasalah gigi
diseluruh dunia memiliki permasalahan gigi. WHO dan mulut dalam 12 bulan terakhir di provinsi
tahun 2012, menargetkan sebanyak 90% anak Sumatra Utara adalah sebesar 19,4%. Berdasarkan
umur 5-9 tahun bebas karies gigi, namun hampir kelompok umur 5-9 tahun yang bermasalah gigi
semua anak sekolah diseluruh dunia pernah dan mulut terdapat 10,4%, dan secara keseluruhan
menderita karies gigi, dan yang tertinggi terdapat di provinsi Sumatra Utara sebanyak 1,3%
di Asia dan Amerika Latin. memiliki masalah karies gigi.
Kejadian karies gigi di Indonesia pada tahun Karies gigi menjadi salah satu permasalahan
2007 mencapai 43,4% dan meningkat pada tahun kesehatan gigi dan mulut yang serius pada anak
2013 menjadi 53,2%, hasil tersebut menunjukkan usia sekolah, terutama anak sekolah Dasar (SD).

Copyright @2019 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866 1
Hal ini disebabkan kebersihan gigi dan mulut pada gambaran pengetahuan orang tua siswa Kelas I
anak masih kurang baik karena belum mandirinya tentang karies pada gigi molar satu permanen di
anak dalam mengurus kebersihan gigi dan mulut. SD Negeri 104238 Telaga Sari Kec. Tanjung
Prevalensi karies gigi pada usia 6 tahun yang telah Morawa Tahun 2018. Penelitian dilakukan di SD
mengalami karies pada gigi molar permanen Negeri 104238 Telaga Sari Kecamatan Tanjung
sebanyak 20%, dan meningkat 60 % pada usia 8 Morawa.
tahun, 85 % pada 10 tahun dan 90 % pada usia 12 Waktu yang diperlukan peneliti untuk
tahun dimana usia tersebut merupakan usia anak melakukan penelitan dengan judul gambaran
sekolah (Ningsih dkk, 2016). pengetahuan orang tua siswa kelas I tentang karies
Gigi permanen yang pertama erupsi dalam pada gigi molar satu permanen di SD Negeri
rongga mulut pada usia 6 tahun yaitu gigi molar 104238 Telaga Sari Kec. Tanjung Morawa yaitu
satu permanen. Gigi molar satu permanen bulan Februari sampai Juli tahun 2018.
merupakan gigi yang terbesar dan baru erupsi
setelah pertumbuhan dan perkembangan rahang Hasil dan Pembahasan
sudah cukup memberi tempat . Beberapa orang tua
berpendapat bahwa gigi molar satu permanen Tabel 1
masih mengalami pergantian, sehingga mereka Karakteristik Orang Tua Berdasarkan Tingkat
tidak begitu memperhatikan keadaan rongga mulut Pendidikan dan Usia
anaknya. Akibatnya, setelah gigi molar satu
permanen terkena karies dibawa ke dokter gigi dan Kategori n %
mendapat penjelasan tentang gigi molar satu Pendidikan
permanen tersebut, baru orang tua mengetahui  SMP 3 10
bahwa gigi gigi molar satu permanen tersebut  SMA 26 86,67
tidak akan mengalami pergantian lagi  Sarjana 1 3,33
(Itjingningsih, 2012). Usia (Tahun)
Gigi molar satu permanen sangat penting  20-27 14 46,67
dalam susunan gigi-geligi salah satunya sebagai  28-35 6 20
kunci oklusi, tetapi banyak gigi molar satu 9 30
 36-43
permanen yang karies segera setelah erupsi. 1 3,33
 44-52
Frekuensi kerusakan gigi molar satu permanen
sudah mencapai 66%. Permukaan oklusal molar
permanen pertama menjadi lokasi karies terbanyak Berdasarkan tabel 1 diatas diketahui
setelah gigi tersebut erupsi (Itjingningsih, 2012). responden berpendidikan SMA sebanyak 86,67%
Karies gigi merupakan masalah yang responden , berpendidikan SMP sebanyak 10%
penting karena tidak saja menyebabkan keluhan dan 3,33% responden berpendidikan Sarjana.
sakit, tetapi juga menyebabkan infeksi ke bagian Dapat diketahui kriteria responden menurut usia
tubuh lainnya mengakibatkan menurunnya paling banyak pada usia 20-27 tahun sebanyak
produktivitas tubuh. Kondisi ini tentu akan 46,67% dan paling sedikit usia 44-52 tahun hanya
mengurangi frekuensi kehadiran anak ke sekolah, 3,33%.
mengganggu kosentrasi belajar, mempengaruhi
nafsu makan, dan asupan makanan sehingga dapat Tabel 2
mempengaruhi status gizi dan gangguan Distribusi Tingkat Pengetahuan Orang Tua Siswa
pertumbuhan fisik (Itjingningsih, 2012). Tujuan Kelas I Tentang Karies Pada Gigi Molar Satu
penelitian ini adalah Untuk mengetahui gambaran Permanen
pengetahuan orang tua siswa kelas I tentang karies
pada gigi molar satu permanen di SD Negeri Keriteria n %
104238 Telaga Sari Kec. Tanjung Morawa Tahun Baik 21 70
2018. Cukup 9 30
Kurang 0 0
Metode Penelitian
Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif sebanyak 70% orang tua memiliki pengetahuan
dengan metode cross sectional untuk mengetahui
Copyright @2019 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866 2
kriteria baik dan sebanyak 30% berpengetahuan lambat sehingga menghambat pertumbuhan gigi
kriteria cukup. permanen, jarak gigi ke tempat erupsi, dan trauma
dari benih gigi (Itjingningsih, 2012).
Tabel 3 Karies merupakan suatu penyakit pada
Distribusi Kejadian Karies Pada Gigi Molar Satu jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan pulpa
Permanen Menurut Regio Gigi (Pintauli, 2014). Berdasarkan table 4.5 diketahui
bahwa Kejadian karies pada gigi molar satu
Gigi M1 Permanen n % permanen, sebanyak 46,77%. Dari total yang
Kanan Atas terkena karies paling banyak pada regio kanan atas
 Karies 14 51,85 51,85% dan yang mengalami karies paling sedikit
 Tidak karies 13 48,15 pada regio kanan bawah yaitu 37,93%.
Kiri Atas Faktor penyebab karies diantaranya
 Karies 13 54,17 kebiasaan makanan kariogenik, pH saliva, plak,
 Tidak karies 11 45,83 perilaku menyikat gigi ( frekuensi menyikat gigi,
Kiri Bawah waktu menyikat gigi dan tehnik menyikat gigi).
 Karies 12 44,44 Perilaku menyikat gigi salah satu faktor terpenting
15 55.56 untuk mencegah karies gigi (Tarigan,2015).
 Tidak Karies
Frekuensi yang tepat menyikat gigi adalah pagi
Kanan Bawah
11 37,93 sesudah sarapan dan malam sebelum tidur. waktu
 Karies
18 66,67 menyikat gigi ialah 2-5 menit. Teknik menyikat
 Tidak Karies gigi juga penting, tehnik roll adalah metode
Total kejadian pada gigi M1 menyikat gigi dimana bulu sikat digerakkan
 Karies perlahan-lahan sehingga kepala sikat gigi bergerak
50 46,77
 Tidak karies 57 3,23 membentuk lengkungan melalui permukaan gigi.
Sikat harus digunakan seperti sapu, bukan seperti
Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa sikat untuk menggosok. Metode roll merupakan
Kejadian karies pada gigi molar satu permanen, metode yang dianggap dapat membersihkan plak
46,77% sudah terkena karies dan sebanyak 5 dengan baik dan dapat menjaga kesehatn gusi
(3,23%) belum terkena karies. Dari total yang dengan baik (Pintauli, 2008).
terkena karies paling banyak pada regio kanan atas
sebanyak 14 (51,85%) dan yang mengalami karies Kesimpulan
paling sedikit pada regio kanan bawah yaitu 11
(37,93%). Sebanyak 70% orang tua sudah memiliki
Keduanya merupakan faktor yang pengetahuan kategori baik tentang karies pada gigi
mempengaruhi pengetahuan seseorang dimana molar satu permanen. Sebanyak 46,77% memiliki
semakin tinggi pendidikan seseorang semakin gigi molar satu yang sudah terkena karies dan
mudah orang tersebut menerima informasi baik 53,23% belum terkena karies. Dari total yang
dari orang lain maupun media masa. Semakin terkena karies paling banyak pada regio kanan atas
banyak informasi yang masuk semakin banyak yaitu 51,85%. Sebanyak 96.67% gigi Molar satu
pula pengetahuan yang didapat dan Semakin permanen kanan bawah yang paling banyak
bertambahnya umur akan semakin berkembang tumbuh.
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga
pengetahuan yang diperolehnya semakin baik Daftar Pustaka
(Setiyohadi, 2011).
Faktor penghambat pertumbuhan gigi [1] Andlaw RJ, Rock WP, Perawatan Gigi Anak.
diataranya keturunan, ras, jenis kelamin, Jakarta: Widya Medika, 1987
lingkungan (sosial ekonomi, nutrisi atau gizi, diet [2] Anita, AL, On Dental Caries and Caries-
makanan yang dikonsumsi berserat atau lunak ) Related Factors in Children and Teenagers.
dan juga faktor lokal: seperti kehilangan ruang Gothenburg: Departement of Cariology
akibat tanggalnya gigi susu terlalu dini, gigi Sahlgrenka Academy University of
berjejal sehingga ruang tidak cukup yang Gothenburg, 2008
menghambat erupsi, resopsi akar gigi susu yang [3] Itjingningsih WH, Anatomi Gigi.Jakarta:
EGC, 2002
Copyright @2019 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866 3
[4] Kadir, Y, Hubungan pengetahuan kesehatan [9] Notoatmodjo, S, Pendidikan dan Perilaku
gigi anak dengan status karies gigi molar Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta, 2010
pertama permanen murid kelas III-V SD AR- [10] Notoatmodjo, S, Ilmu Prilaku Kesehatan.
RAHMAH Tamalanrea, Fakultas Kedokteran Jakarta: Rineka Cipta, 2011
Gigi Universitas Hasanuddin : Makasar, 2015 [11] Pintauli, S, Menuju Gigi dan Mulut Sehat.
[5] Khotimah, K, Suhadi, Purnomo, Faktor – Jakarta: USU Presss, 2008
Faktor yang berhubungan dengan kejadian [12] Pintauli, S, Menuju Gigi dan Mulut Sehat.
karies gigi pada anak 6-12 tahun di SD Jakarta: USU Presss, 2014
Negeri 03 Karangayu Semarang, Karya [13] Ramadhan A, Hubungan Tingkat Pengetahuan
Ilmiah Stikes Telogorejo, 2013 Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Angka
[6] Mubarak, Wahid I, Peromosi Kesehatan, Karies Gigi di SMPN 1 Marabahan. Jurnal
Yogyakarta: Nuha Medika. Hal 81-84, 2011 Pustaka Kesehatan. 2016; Vol I. No 2
[7] Natamiharja, D, Hubungan Pendidikan, [14] Tarigan, R, Karies Gigi. Jakarta: EGC, 2014
Pengetahuan dan Perilaku Ibu Terhadap [15] World Health Organization, Regional Office
Status Karies Gigi Anak Usia Toddler, For South-East Asia. Strate. India: WHO,
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas 2013
Sumatra Utara: Medan, 2008 [16] Wawan, A, Teori Dan Pengukuran
[8] Ningsih SU, Gambaran Pengetahuan dan Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia.
Sikap Menyikat Gigi pasa Siswa-Siswi Dalam Yogyakarta: Nuha Medika, 2014
Mencegah Karies Gigi di SDN 005 Bukit
Kapur Dumai. 2016; Jurnal Pustaka
Kesehatan. Vol. 3 No. 2

Copyright @2019 Authors, JURNAL KESEHATAN GIGI, e-ISSN 2621-3664, p-ISSN 2407-0866 4

Anda mungkin juga menyukai