Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Indeks Gingiva Siswa SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


DENGAN INDEKS GINGIVA SISWA SD KATOLIK 03
FRATER DON BOSCO MANADO

KELOMPOK III
TK.II A

CLAUDIO KALONDO
CINDI KATEMUNG
CINDI UNTUNA
CAE CICILIA TAMBOTO
IVANA I. MALUENSENG
MIKE DALONTO
NOVIA MANOREK
NADIA RIDWANSYAH
NI NENGAH T. DEWI
OKTAVIANI PUANSALAING

1
Kandidat Skripsi Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
2
Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran
3
Program Studi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado

Abstract: The knowledge about healthy teeth and mouth is very important at this time. At their
early ages, children start to acknowledge how important their tooth health is and their bad
habbits which effect their teeth. If they can not keep their teeth clean, it can increase the risk og
gingival inflammation. This study aimed to obtain the relationship between the knowledge of
healthy teeth and the gingival indexes of students in SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado.
This was a descriptive analytical study with a cross sectional design. Data were collected by
using a questionairre and checking the gingival status with gingival index of Loe and Silness.
There were 42 students in grade VB and VIB as samples obtained by using total sampling
method. The chi square test showed a p value of >0.05. Conclusion: There was no significant
relationship between the knowledge of healthy teeth and their gingival indexes among students
in SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado. Keywords: knowledge, healthy teeth and mouth,
gingival index

Abstrak: Pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut sangat penting pada usia dini. Pada
usia dini anak-anak mulai memahami pentingnya kesehatan serta pembatasan yang harus dijauhi
atau kebiasaan yang dapat memengaruhi keadaan gigi dan mulut termasuk gingiva mereka. Bila
kondisi rongga mulut tidak terjaga kebersihannya maka akan meningkatkan resiko terjadinya
inflamasi gingiva. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan
gigi dan mulut dengan indeks gingiva siswa SD Katolik 03 Frater Don Bosco Manado.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan potong lintang. Data
diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan pemeriksaan status gingiva menggunakan indeks
gingiva Loe dan Silness. Sejumlah 42 responden pada siswa kelas VB dan VIB dengan
menggunakan teknik total sampling. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Hasil analisis data menggunakan uji chi square menunjukkan nilai p>0,05. Simpulan: Tidak

647
Lossu, Pangemanan, Wowor: Hubungan pengetahuan kesehatan...

terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan indeks
gingiva.
Kata kunci: pengetahuan kesehatan gigi dan mulut, indeks gingiva.

Semua orang menginginkan kehidupan jasmani, rohani dan sosial ekonomi. yang sehat dan
terbebas dari berbagai Kesehatan gigi dan mulut merupakan penyakit. Sehat menurut World
Health bagian dari kesehatan jasmani yang tidak Organization (WHO) mencakup sehat dapat
dipisahkan satu dan lainnya karena
akan memengaruhi tubuh secara anak. Pengetahuan merupakan domain yang
keseluruhan. Kesehatan gigi dan mulut sangat penting untuk terbentuknya tindakan
mencakup gigi dan jaringan seseorang.9,10 Anak usia 10-12 tahun
pendukungnya.1-3 Jaringan pendukung gigi merupakan suatu kelompok usia yang sangat
salah satunya gingiva yang dibentuk oleh strategis untuk diberikan pendidikan dan
jaringan berwarna merah muda, melekat keterampilan. Usia ini merupakan usia yang
dengan kokoh pada tulang dan gigi, ideal untuk melatih kemampuan motorik
berfungsi sebagai struktur penunjang untuk seorang anak, termasuk melatih
jaringan di dekatnya. Apabila jaringan keterampilan menyikat gigi. Dilihat dari segi
gingiva mengalami peradanganmaka emosional dan sosial, anak 10-12 tahun
disebut gingivitis. Salah satu penyebab mengalami peningkatan kemampuan dalam
gingivitis adalah plak yang menempel pada berinteraksi yang mana akan memudahkan
gigi. Gingivitis yang tidak ditangani akan dalam berkomunikasi.11,12 Pada anak usia di
berlanjut dan menyebabkan kerusakan bawah 12 tahun ini juga, status dari giginya
jaringan pendukung gigi (periodontitis) adalah periode gigi bercampur dan hampir
sehingga gigi menjadi goyang dan terpaksa sebagian besar terdapat gingivitis kronis
harus dicabut.4-6 Data Riset Kesehatan pada rongga mulut mereka.4 Sekolah Dasar
Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 katolik 03 Frater Don Bosco Manado
menunjukkan adanya peningkatan masalah merupakan salah satu sekolah yang telah
kesehatan gigi dan mulut salah satunya yaitu mendapatkan penyuluhan kesehatan gigi
gingivitis, telah mengenai lebih dari 80% dan mulut yang diselenggarakan oleh
anak usia muda. Pada orang dewasa hampir mahasiswa Pogram Studi Pendidikan Dokter
semua populasi sudah pernah mengalami Gigi Universitas
gingivitis. Di Indonesia, gingivitis Sam Ratulangi Manado, sehingga
menduduki urutan kedua masalah kesehatan diharapkan adanya perubahan perilaku
gigi dan mulut, yakni mencapai 96,58%. pemeliharaan kebersihan gigi dan mulut
Prevalensi gingivitis bervariasi cukup besar yang berdampak pada kesehatan gigi dan
sesuai dengan usia, dan pada anak usia di mulut termasuk kesehatan gingiva.
7,8
bawah 12 tahun mencapai 80%. Masalah Beberapa alasan yang penulis kemukakan
gingivitis pada anak erat kaitannya dengan dalam latar belakang di atas, mendorong
kebersihan gigi dan mulut. Perilaku anak penulis untuk melakukan penelitian
dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut mengenai hubungan pengetahuan kesehatan
akan memengaruhi kondisi kesehatan gigi gigi dan mulut dengan indeks gingiva pada
dan mulut anak. Kebersihan mulut yang siswa SD Katolik.
kurang terjaga antara lain dapat berdampak
pada terjadinya gingivitis. Kurangnya METODE PENELITIAN
pengetahuan anak tentang kebersihan gigi Penelitian ini merupakan penelitian
dan mulut serta dampaknya bagi kesehatan deskriptif analitik dengan desain potong
dapat memengaruhi sikap dan tindakan lintang. Penelitian ini dilaksanakan di

648
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

SDKatolik 03 Frater Don Bosco Manado memeriksa kondisi gingiva pada enam gigi,
pada bulan September 2015. Populasi yaitu: gigi molar (M1) kanan atas, gigi
penelitian ini pada siswa kelas V dan VI insisivus (I2) kanan atas, gigi premolar (P1)
yang berjumlah 62 orang. Sampel yang kiri atas, gigi molar (M1) kiri bawah, gigi
digunakan adalah siswa kelas VB dan VIB insisivus (I2) kiri bawah, dan gigi premolar
berjumlah 42 orang yang sudah menerima (P1) kanan bawah. Daerah yang diperiksa
penyuluhan tentang kesehatan gigi dan akan beri nilai, nilai tersebut akan
mulut oleh Mahasiswa Kedokteran Gigi dijumlahkan dan dibagi enam sesuai jumlah
dengan teknik pengambilan sampel yaitu gigi yang diperiksa untuk mendapatkan nilai
total sampling. gingiva. Hasil pengukuran dikategorikan
Kriteria inklusi siswa yang bersedia dalam skor 0. Sehat ; 1. Peradangan ringan,
mengikuti seluruh prosedur penelitian skor 0,1-1,0 ; 2.
dengan menandatangani informed consent. Peradangan sedang, skor 1,1-2,0 ; 3.
Siswa yang tidak mendapat persetujuan dari Peradangan berat, 2,1-3,0.
orang tua dan bersikap tidak kooperatif Instrumen yang digunakan dalam
selama pengumpulan data dimasukan dalam penelitian yaitu formulir pemeriksaan
kriteria eksklusi. indeks gingiva dan kuesioner pengetahuan.
Variabel bebas pada penelitian ini yaitu Alat dan bahan yang digunakan yaitu probe
pengetahuan kesehatan gigidan mulut periodontal, kaca mulut, nierbekken,
sedangkan variabel terikat yaituindeks masker, sarung tangan, alkohol 70%, larutan
gingiva. Pengetahuan kesehatan gigi dan antiseptik, dan sabun cuci.
mulut adalah segala sesuatu yang diketahui Setelah mendapat persetujuan dari
berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan orang tua, peneliti melakukan sosialisasi
gigi dan mulut. Pengetahuan yang diukur kepada pihak sekolah yang bersangkutan
sampai pada tingkatan ‘tahu’. Pengetahuan mengenai maksud dan tujuan mengadakan
diukur melalui jawaban kuesioner dengan penelitian di sekolah yang telah
menggunakan skala Guttman, pertanyaan mendapatkan penyuluhan kesehatan gigi
yang diajukan berjumlah 8 (ya/tidak). Setiap dan mulut, mengambil data seluruh siswa
jawaban benar diberi skor 2 dan jawaban kelas VIB dan VIB, mengumpulkan data
salah diberi skor 1. tentang pengetahuan kesehatan gigi dan
Total skor maksimal 2 x 8 x 42 = 672 mulut dengan membagikan kuesioner yang
Total skor minimal 1 x 8 x 42 = 336 diisi langsung oleh siswa, melakukan
Jumlah skor yang didapatkan kemudian pemeriksaan status gingiva yang diukur
dirata-ratakan lalu dimasukkan ke dalam dengan menggunakan indeks gingiva
kategori penilaian untuk mengukur tingkat menurut Loe dan Silness yang diperoleh
pengetahuan siswa yang dibagi menjadi 2 dengan pemeriksaan langsung di rongga
kategori yaitu baik dan kurang. Skor mulut dan mengolah serta menganalisis data
pengetahuan dikategorikan sebagai berikut: yang telah didapatkan.

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi frekuensi responden


42 Kurang 63 Baik 84 menurut jenis kelamin

Jenis Kelamin (n) (%)


Dasar penilaian indeks gingiva yaitu Laki-laki 19 45,2
pada warna, perubahan kontur, dan Perempuan 23 54,8
perdarahan pada saat probing. Pengukuran Total 42 100
indeks gingiva dilakukan dengan cara
649
Lossu, Pangemanan, Wowor: Hubungan pengetahuan kesehatan...

Tabel 4. Distribusi indeks gingiva Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat responden


14,3% (6 responden) dengan pengetahuan baik dan memiliki indeks gingiva normal,
2,4% (1 responden) dengan pengetahuan kurang
Indeks Gingiva (n) (%) dan memiliki indeks gingiva ringan sedangkan
85,7% (35 responden) dengan pengetahuan baik
Sehat 6 14,3 dan memiliki indeks gingiva ringan (peradangan
Ringan 36 85,7 ringan).
Sedang 00 00
Berat
Total 42 100

Tabel 5. Hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan indeks gingiva
Indeks Gingiva

Kategori Sehat Ringan Sedang Berat Total


Pengetahuan n % n % N % N % N %
Baik 6 14,3 35 83,3 0 0 0 0 41 97,6
Kurang 0 0 1 2,4 0 0 0 0 1 2,4
Total 6 14,3 36 85,7 0 0 0 0 42 100

Tabel 6. Hasil analisis hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan indeks gingiva
Asymp.
Exact Sig. Exact Sig.
Value df Sig.
(2-sided) (1-sided)
(2sided)
Pearson Chi-Square ,171a ,000 1 ,679
b
Continuity Correction 1 1,000
Likelihood Ratio ,312 1 ,576
Fisher's Exact Test 1,000 ,857
N of Valid Cases 42

Hasil analisis statistik dengan uji chi- kesehatan gigi dan mulut dan pemeriksaan
Tabel 3. Distribusi pengetahuan responden
Tabel 2. Distribusi frekuensi responden
menurut usia Pengetahuan (n) (%)
Baik Kurang 41 97,6 2,4
Usia (n) (%) 1
Total 42 100
4 9,5
10 21 50 Tabel 4 menunjukkan bahwa terdapat
11 15 35,7 85,7% (36 responden) memiliki inflamasi
12 2 4,8 ringan dan 14,3% (6 responden) tidak
Total 42 100 memiliki inflamasi (sehat).

Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 42 square diperoleh nilai p = 0,857 (>0,05). Hal
responden, 97,6% responden ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
berpengetahuan baik dan persentase terkecil hubungan antara pengetahuan kesehatan
yaitu 2,4% responden berpengetahuan gigi dan mulut dengan indeks gingiva pada
kurang. siswa.
650
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

(14,3%). Pengetahuan seseorang tentang


BAHASAN suatu obyek mengandung dua aspek yaitu
Telah dilakukan penelitian mengenai aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek
hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan inilah yang akhirnya akan menentukan sikap
mulut dengan indeks gingiva pada siswa SD seseorang terhadap objek tertentu. Semakin
Katolik 03 Don Bosco Manado kelas VB banyak aspek positif dari obyek yang
dan VIB yang berjumlah 42 responden, diketahui, akan menumbuhkan sikap
sebagian besar berjenis kelamin perempuan semakin positif terhadap obyek tersebut.
dengan jumlah 23 orang (54,8%), Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa
sedangkan responden berjenis kelamin hanya 6 responden yang memberikan respon
lakilaki dengan jumlah 19 orang (45,2%). positif terhadap pengetahuan yang
Seluruh siswa yang memenuhi kriteria diterimanya. Artinya pengetahuan mengenai
kemudian diberikan kuesioner pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang di miliki oleh
indeks gingiva. Pada penelitian ini masalah responden ini mulai menumbuhkan sikap
gingiva paling banyak ditemui pada siswa dan tindakan pemeliharaan kesehatan gigi
yang berusia 10 tahun yaitu 21 orang (50%). dan mulutnya. Responden dengan
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang pengetahuan baik memiliki inflamasi ringan
dilakukan oleh Hanapi13 mengenai angka berjumlah 35 responden (83,3%).
kejadian karies dan gingivitis pada anak Pengetahuan yang dimiliki responden belum
sekolah dasar usia 8-12 tahun di Kabupaten memengaruhi sikap dan tindakan untuk
Maros tahun 2014. Pada penelitian ini pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
dinyatakan usia yang paling banyak secara keseluruhan yang berdampak pada
mengalami gingivitis yaitu pada kelompok status kesehatan gingivanya.
usia 10 tahun sebesar 230 orang (31,9%). Sebagian besar responden memiliki
Dari hasil penelitian yang dilakukan, pengetahuan mengenai kesehatan gigi dan
pengetahuan responden terbanyak dengan mulut dalam kategori baik, namun hampir
jumlah 41 responden (97,6%) tergolong seluruh responden memiliki inflamasi
dalam kategori baik, sedangkan responden ringan. Pengetahuan merupakan domain
dengan pengetahuan kurang berjumlah 1 yang sangat penting untuk terbentuknya
responden (2,4%). Usia berpengaruh tindakan seseorang. Pengetahuan responden
terhadap daya tangkap dan pola pikir sangat penting dalam mendasari
seseorang. Semakin bertambah usia akan terbentuknya perilaku yang mendukung
semakin berkembang pula daya tangkap dan kebersihan gigi dan mulutnya. Pengetahuan
pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang tersebut dapat diperoleh secara alami
diperolehnya semakin membaik. maupun secara terencana yaitu, salah
Berdasarkan pemeriksaan indeks satunya melalui proses pendidikan.14
gingiva yang dilakukan dengan metode Penelitian ini menunjukan pengetahuan
pengukuran menurut Loe dan Silness, tidak memberikan pengaruh secara
responden dengan kriteria gingiva sehat signifikan terhadap indeks gingiva pada
berjumlah 6 orang (14,3%) dan responden responden. Pengetahuan responden pada
dengan kriteria inflamasi ringan penelitian ini bersifat yang tidak
(peradangan ringan) berjumlah 36 (85,7%). memengaruhi perilaku pada responden.
Dari hasil penelitian di atas, diketahui bahwa namun pengetahuannya tidak diaplikasikan
hampir seluruh responden mengalami dalam tindakan mereka. Meskipun
inflamasi ringan, namun terdapat 6 responden memiliki pengetahuan yang baik
responden yang memiliki gingiva sehat. mengenai kesehatan gigi dan mulut, tetapi
Responden dengan pengetahuan baik belum tentu mereka memiliki tindakan yang
dan tidak memiliki inflamasi hanya 6 orang baik terhadap pemeliharaan kesehatan gigi
dan mulut sehingga didapatkan hampir
651
Lossu, Pangemanan, Wowor: Hubungan pengetahuan kesehatan...

seluruh siswa SD Katolik 03 Frater Don dan orang tua tentang pentingnya kesehatan
Bosco Manado kelas VB dan VIB memiliki gigi dan mulut sejak dini sertadengan
inflamasi ringan (peradangan gingiva). mengetahui informasi dari hasil penelitian
Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut ini, pihak sekolah dapat mendorong serta
sebaiknya diberikan sejak usia dini karena memotivasi setiap siswa untuk
pada usia dini anak mulai mengerti akan mengaplikasikan pengetahuan tentang
pentingnya kesehatan serta larangan yang kesehatan gigi dan mulut yang diterima.
harus dijauhi atau kebiasaan yang dapat
memengaruhi kondisi rongga mulutnya. DAFTAR PUSTAKA
Pengetahuan tersebut dapat diperoleh secara 1. Badan Penelitian dan
alami maupun secara terencana, salah Pengembangan Kesehatan Departemen
satunya melalui proses pendidikan.14 Kesehatan RI. Laporan Riset
Berdasarkan uji korelasi menggunakan Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
Nasional tahun 2013. Jakarta, 2013; p. 110-
chi-square test, hubungan pengetahuan
6. [cited 2015 May 29]. Available
kesehatan gigi dan mulut dengan indeks
from: http:
gingiva diperoleh hasil p=0,857 (p>0,05) //depkes.go.id/downloads/riskesdas20
sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat 13/Hasil%20Riskesdas%202013.pdf.
hubungan yang signifikan antara 2. Ulaen S, Anindita PS,
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut Joenda S.
dengan indeks gingiva pada siswa. Hasil Kebiasaan menyikat gigi, akumulasi
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang plak dan status gingiva di Panti
dilakukan oleh Takahindangen3 mengenai Asuhan Nazaret Tomohon. Manado:
hubungan pengetahuan kesehatan gigi dan Dentire. 2012;1(2):88-9.
mulut dengan status kesehatan gingiva yang 3. Takahindangen S, Mintjelungan
menyatakan tidak terdapat hubungan C,
Tambunan E. Hubungan
bermakna antara pengetahuan kesehatan pengetahuan kesehatan gigi dan
gigi dan mulut dengan status kesehatan mulut dengan status kesehatan
gingiva dengan hasil p=0,273. gingiva pada penyandang tunanetra di
Panti Tunanetra Manado. 2013. [cited
SIMPULAN 2015 May 29]. Available from
Berdasarkan hasil penelitian dan http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php
/ egigi/article/view/3214.
pembahasan, maka dapat disimpulkan 4. Karim C, Gunawan P, Wicaksono D.
sebagian besar siswa SD Katolik 03 Frater Gambaran status gingiva pada anak usia
Don Bosco Manado memiliki pengetahuan sekolah dasar di SD GMIM Tonsea Lama.
baik yaitu sebanyak 41 orang (97,6%), 36 2013. [cited 2015 Jun
siswa (85,7%) memiliki indeks gingiva 3]. Available from:
ringan (inflamasi ringan), 6 siswa (14,3%) http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
tidak memiliki inflamasi (gingiva sehat) dan egigi/article/view/3227.
tidak terdapat hubungan bermakna antara 5. Manson JD, Eley BM. Buku ajar
periodonti. Jakarta: EGC, 2013; p. 100.
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut 6. Sasea A, Lampus B, Supit A. Gambaran
dengan indeks gingiva pada siswa SD status kebersihan rongga mulut dan status
Katolik 03 Frater Don Bosco Manado. gingiva pada mahasiswa dengan gigi
berjejal. 2012. [cited 2015 Jun 3]. Available
SARAN from: http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
egigi/article/view/1930.
Diharapkan bagi institusi pemerintah
7. Jannah L. Perbedaan nilai status kesehatan
dalam hal ini dinas kesehatan dan gingiva antara prapubertas di SD dengan
puskesmas untuk dilakukannyapenyuluhan pubertas di SMP Ta’Mirul Islam Surakarta.
maupun sosialisasi kepada pihak sekolah 2014. [cited 2015

652
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015

Jun 11]. Available 23]. Available from:


from: http://journal.unnes.ac.id/sju/index.ph
eprints.ums.ac.id/31251/9/9RR._NAS p/ujph.
KAH_PUBLIKASI.pdf. 11. Hastuti S, Andriyani A.
8. Palinggi M, Wicaksono D, Perbedaan pengaruh pendidikan
Juliatri. Gambaran kebutuhan kesehatan gigi dalam meningkatkan
perawatan karies gigi pada pengetahuan tentang kesehatan gigi
siswa sekolah menengah pertama di pada anak di SD Negeri 2 Sambi Kecamatan
Kecamatan Tuminting Manado. Sambi Kabupaten Boyolali.
Dentire. GASTER. 2010;7(2): 624-32.
2012;1(2):97-101. 12. Herijulianti E, Tati SI, Sri A. Pendidikan
9. Mataputun A, Wicaksono D, Tumewu E. keseharan gigi. Jakarta: EGC, 2001.
Gambaran status karies dan kebersihan 13. Hanapi AN. Angka kejadian karies dan
mulut siswa SMP di Kabupaten Talaud. gingivitis pada anak sekolah dasar usia 8-12
Dentire. tahun di Kabupaten Maros tahun 2014.
2012:1(2): 118-9. Available from:
10. Wahyono B, Nurhidayat O, Eram T. http://repository.unhas.ac.id/bitstream
Perbandingan media power point dengan /handle/123456789/11446/SKRIPSI
flip chart dalam meningkatkan %20FINISH.pdf?sequence=2)
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut. 2012. 14. Ferry B, Atikah. Hubungan Pengetahuan
[cited 2015 Jun Kesehatan Gigi Terhadap DMF-T dan
OHI-S Pada Anak Usia 10-12 Tahun di Available from:
Makassar. Makassar: Fakultas http://repository.unhas.ac.id/bitstream
Kedokteran Gigi Universitas /handle/123456789/11015/SKRIPS.p
Hasanuddin Makassar, 2014. df?sequence=

653

You might also like