Status Periodontal Anak Usia 8-12 Tahun Di Sekolah Dasar Negeri 126 Manado

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Status Periodontal Anak Usia 8-12 Tahun

di Sekolah Dasar Negeri 126 Manado

Amanda N. P. Mantiri
Vonny N. S. Wowor
Christy N. Mintjelungan

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: [email protected]

Abstract: Periodontal disease is a serious chronic infection that involves the destruction of
tooth supporting tissues, including gum, periodontal ligaments, and alveolar bone. It is the
second most common dental and oral disease suffered by people in the world after dental
caries. According to WHO, age 12 years has been chosen as an age group of global indicators
for international comparison and surveillance of disease trends. This study was aimed to
obtain the periodontal status of students 8-12 years old at SD Negeri 126 Manado (elementary
school). This was a descriptive study with a cross sectional design. Respondents were 76
students obtained by using purposive sampling technique. Data of gum examination of all
subjects were obtained by using WHO CPI probe and flat dental mirror and were analyzed
univariately and presented in distribution tables. The results showed that 7 students (9.2%) had
healthy gums, meanwhile 69 students (90.8%) had unhealthy gums, consisting of 66 students
(86.8%) with bleeding gums ≤50%, and 3 students (4%) with bleeding gums ≥51%.
Conclusion: Most students in this study had bleeding gum ≤50%. Albeit, some students still
had healthy gums.
Keywords: students aged 8-12 years, periodontal status, gingival bleeding

Abstrak: Penyakit periodontal adalah infeksi kronis serius yang melibatkan penghancuran
jaringan pendukung gigi, termasuk gingiva, ligamen periodontal, dan tulang alveolar. Penyakit
ini tergolong penyakit gigi dan mulut kedua terbanyak yang diderita masyarakat di dunia
setelah karies gigi. Menurut WHO, usia 12 tahun dipilih sebagai kelompok usia indikator
global untuk perbandingan internasional dan surveilans kecenderungan penyakit. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui status periodontal siswa usia 8-12 tahun di SD Negeri 126
Manado. Jenis penelitian ialah deskriptif dengan desain potong lintang. Responden penelitian
ialah 76 siswa, diambil dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh berdasarkan
pemeriksaan gingiva terhadap subyek menggunakan probe CPI WHO dan kaca mulut,
kemudian diolah dengan cara analisis univariat serta disajikan dalam tabel distribusi frekuensi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 siswa (9,2%) memiliki gingiva sehat, dan 69 siswa
(90,8%) yang tidak sehat terdiri dari 66 siswa (86,8%) mengalami perdarahan gingiva ≤50%,
dan 3 siswa (4%) mengalami perdarahan gingiva ≥51%. Simpulan: Sebagian besar siswa usia
8-12 tahun di SD Negeri 126 Manado mengalami perdarahan gingival ≤50%. Walaupun
demikian, sebagian kecil siswa masih memiliki gingiva yang sehat.
Kata kunci: anak usia 8-12 tahun, status periodontal, perdarahan gingiva

Kesehatan gigi dan mulut merupakan teraan.1 Rongga mulut dan gigi yang sehat
bagian fundamental dari kesehatan secara menjadi hal yang sangat penting dan hanya
umum serta berpengaruh terhadap kesejah- dapat dicapai apabila rongga mulut sena-

136
Mantiri, Wowor, Mintjelungan: Status periodontal anak usia 8-12 tahun ...

tiasa bersih.2 Menurut Soeroso et al.3 mi anak sekolah ialah penyakit periodontal.
penyakit gigi dan mulut kedua terbanyak Penyebab dari permasalahan gigi tersebut
yang diderita masyarakat di dunia setelah antara lain ukuran gigi yang lebih besar
karies gigi ialah penyakit periodontal. dari ukuran rahang, jenis makanan yang
Penyakit periodontal juga dialami oleh dikonsumsi anak lebih banyak yang bersifat
hampir 90% masyarakat di Indonesia.3 lunak/lembut, manis dan lengket, lamanya
Penyakit periodontal adalah infeksi kronis sisa makanan tertinggal dalam mulut yang
serius yang melibatkan penghancuran tidak cepat dibersihkan, kurangnya menja-
jaringan pendukung gigi, termasuk gingiva, ga kebersihan mulut dan gigi yang tidak
ligamen periodontal, dan tulang alveolar. tepat, dan penggunaan pasta gigi yang
Penyakit ini diprakarsai oleh akumulasi belum tepat.9 Menurut Wong et al., pada
bakteri lokal yang berbatasan dengan gigi.4 usia 6-12 tahun sekolah menjadi penga-
Kebersihan gigi dan mulut merupakan laman inti anak. Cara memelihara kesehat-
faktor yang mendukung terciptanya kese- an gigi dan mulut secara lebih rinci dapat
hatan gigi dan mulut termasuk jaringan diajarkan pada anak, sehingga akan menim-
periodontal. Kebersihan gigi dan mulut bulkan rasa tanggung jawab akan keber-
yang kurang baik berisiko terhadap sihan diri sendiri.10 Hasil penelitian yang
pembentukan kalkulus.5 Kalkulus timbul di dilakukan oleh Ade tahun 2014 menun-
daerah permukaan gigi yang sulit diber- jukkan presentase penderita gingivitis pada
sihkan yang dapat menyebabkan masalah anak usia 8-12 tahun mencapai 43,6%.11
pada jaringan periodontal seperti gingivitis, Penelitian ini dilakukan pada siswa SD
periodontitis bahkan jika berlangsung lebih Negeri 126 Manado yang pada survei awal
lama akan menyebabkan kehilangan gigi.6 diketahui merupakan salah satu sekolah
Kondisi gigi seperti ini merupakan salah favorit di Kecamatan Malalayang dengan
satu penyakit peradangan kronik yang karakteristik siswa beragam. Di sekolah ini
paling umum, yang memengaruhi sebagian belum pernah dilakukan penelitian tentang
besar populasi di seluruh dunia.4 Data status periodontal khususnya perdarahan
Riskesdas 2013 menunjukkan prevalensi gingival. Penelitian ini bertujuan untuk
penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mendapatkan status periodontal anak usia
mulut di Sulawesi Utara sebesar 31,6%.7 8-12 tahun di SD Negeri 126 Manado.
Menurut WHO,8 usia 12 tahun sangat
penting karena umumnya pada usia tersebut METODE PENELITIAN
anak-anak telah meninggalkan sekolah Penelitian ini merupakan penelitian
dasar. Oleh karena itu di banyak negara, deskriptif dengan desain potong lintang
usia ini merupakan usia terakhir dimana untuk mendapatkan status periodontal pada
sampel penelitian yang dapat diandalkan anak di SD Negeri 126 Manado. Penelitian
dapat diperoleh dengan mudah melalui dilaksanakan pada bulan Agustus 2018 di
sistem sekolah. Selain itu kemungkinan SD Negeri 126 Manado, Kecamatan Mala-
bahwa pada usia ini semua gigi tetap telah layang, Kota Manado, Provinsi Sulawesi
erupsi kecuali molar ketiga. Untuk alasan Utara. Populasi penelitian ini yaitu seluruh
ini, usia 12 tahun telah dipilih sebagai anak SD Negeri 126 Manado berusia 8-12
kelompok usia indikator global untuk tahun yang berdasarkan survei awal ber-
perbandingan internasional dan surveilans jumlah 93 siswa. Jumlah responden pene-
kecenderungan penyakit. litian diperoleh dengan menggunakan
Tjahyad dan Andini pada tahun 2011 rumus Slovin yaitu sebesar 76 siswa. Untuk
menyatakan masalah kesehatan gigi dan menentukan jumlah responden yang mewa-
mulut merupakan masalah yang rentan kili masing-masing kelas dimana responden
dihadapi oleh kelompok anak usia Sekolah penelitian berada digunakan metode
Dasar (SD). Masalah gigi pada anak usia proportional random sampling dengan
sekolah timbul karena perawatan gigi yang menggunakan rumusan alokasi proporsio-
buruk. Salah satu masalah gigi yang diala- nal sebagai berikut: kelas 2 sebanyak 9

137
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 6 Nomor 2, Juli-Desember 2018

siswa; kelas 3 sebanyak 17 siswa, kelas 4 mulai dari mesial ke distal), kemudian
sebanyak 16 siswa, kelas 5 sebanyak 18 pencatatan skor-skor pemeriksaan gingiva
siswa, dan kelas 6 sebanyak 16 siswa pada formulir pemeriksaan, verifikasi
Teknik pengambilan sampel yang kembali skor keadaan gingiva dengan skor
digunakan ialah teknik purposive sampling. yang tercatat pada formulir pemeriksaan,
Pengambilan responden penelitian yaitu dan sterilisasi/desinfeksi alat.
siswa yang lebih dulu istirahat dan datang Analisis data dilakukan secara uni-
di ruangan pemeriksaan serta mendapatkan variat untuk mendeskripsikan data secara
izin melalui informed concent dan sesuai sederhana. Data disajikan dalam bentuk
dengan kriteria inklusi serta eksklusi tabel distribusi frekuensi.
sampai jumlah respodnen penelitian terpe-
nuhi berdasarkan kuota perkelasnya. HASIL PENELITIAN
Kalkulasi penilaian perdarahan gingiva Responden penelitian ialah 76 siswa
(gingival bleeding) ialah sebagai berikut: SD Negeri 126 Manado berusia 8-12 tahun
dari populasi 93 siswa. Karakteristik
Perdarahan gingiva =
responden penelitian dibagi berdasarkan
Jumlah perdarahan distribusi jenis kelamin dan usia (Tabel 1
X 100% dan 2). Tabel 1 menunjukkan bahwa karak-
Jumlah sisi yang diperiksa teristik responden penelitian berdasarkan
jenis kelamin terdiri dari 42 (55,3%) laki-
Hasil penilaian gingiva dibagi menjadi laki dan 34 (44,7%) perempuan.
2 (dua) kategori yaitu sehat dan tidak sehat
(gingiva dengan perdarahan). Yang tidak Tabel 1. Distribusi responden penelitian berda-
sehat terdiri dari perdarahan gingiva ≤50%, sarkan jenis kelamin
dan perdarahan gingiva ≥51%. Jenis Jumlah Persentase
Alat dan bahan yang digunakan dalam kelamin (n) (%)
penelitian ialah formulir pemeriksaan status Laki-laki 42 55,3
periodontal, alat tulis menulis, probe Perempuan 34 44,7
Community periodontal index (CPI) WHO,
Total 76 100,0
kaca mulut, pinset, piala ginjal, sarung
tangan, masker, ember, kamera, kapas, tisu,
povidone iodine, alkohol 70 %, Germisep Tabel 2 menunjukkan bahwa karak-
atau Byclin, dan air minum kemasan untuk teristik responden penelitian berdasarkan
berkumur. usia terdiri dari 10 siswa (13,2%) berusia 8
Persiapan penelitian yaitu mengum- tahun, 14 siswa (18,4%) berusia 9 tahun, 11
pulkan kembali lembar penjelasan pene- siswa (14,5%) berusia 10 tahun, 23 siswa
litian, lembar informed concent, dan (30,2%) berusia 11 tahun, dan 18 siswa
formulir pemeriksaan (data subyek) yang (23,7%) berusia 12 tahun.
diberikan sebelumnya dan telah mendapat
tanda tangan persetujuan dari orang tua Tabel 2. Distribusi responden penelitian berda-
siswa, sarkan usia
Langkah pemeriksaan yaitu pemerik- Usia Jumlah Persentase
saan gingiva (instruksikan kepada subyek (tahun) (n) (%)
agar duduk rileks dan tegak, instruksikan 8 10 13,2
agar membuka mulut, masukkan kaca 9 14 18,4
mulut, masukkan probe ke dalam sulkus 10 11 14,5
gigi dan mengelilingi sulkus dengan 11 23 30,2
kekuatan tekan tidak lebih dari 20 gram,
12 18 23,7
untuk sisi labial/bukal jalankan probe
searah mulai dari mesial ke distal, untuk Total 76 100,0
sisi palatal/lingual jalankan probe searah

138
Mantiri, Wowor, Mintjelungan: Status periodontal anak usia 8-12 tahun ...

Distribusi status periodontal pelajar SD Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil


Negeri 126 Manado usia 8-12 tahun pemeriksaan pada responden laki-laki men-
berdasarkan pengukuran bleeding on dapatkan 3 siswa (4%) memiliki gingiva
probing (Lenox dan Kopczy) disajikan sehat dan 39 siswa (51,2%) memiliki
dalam Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3 menun- gingiva tidak sehat. Yang memiliki gingiva
jukkan bahwa 7 siswa (9,2%) memiliki tidak sehat terdiri dari 37 siswa (48,6%)
gingiva sehat dan 69 siswa (90,8%) memi- dengan perdarahan gingiva ≤50%, dan 2
liki gingiva tidak sehat. Yang memiliki siswa (2,6%) dengan perdarahan gingiva
gingiva tidak sehat terdiri dari 66 siswa ≥51%. Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil
(86,8%) dengan perdarahan gingiva ≤50%, pemeriksaan pada responden perempuan
dan 3 siswa (4%) dengan perdarahan mendapatkan 4 siswa (5,3%) memiliki
gingiva ≥51%. gingiva sehat dan 30 siswa (39,5%) memi-
liki gingiva tidak sehat. Yang memiliki
Tabel 3. Distribusi status periodontal respon- gingiva tidak sehat terdiri dari 29 siswa
den berdasarkan pemeriksaan kondisi gingiva (38,2%) dengan perdarahan gingiva ≤50%,
dengan pengukuran bleeding on probing dan 1 siswa (1,3%) dengan perdarahan
Kondisi gingiva Jumlah Persentase gingiva ≥51%.
(n) (%) Distribusi latar belakang yang meme-
Sehat 7 9,2 ngaruhi perilaku anak yaitu berdasarkan
Tidak Sehat: 69 90,8 pekerjaan orangtua, pendidikan terakhir
(Perdarahan orang tua, dan frekuensi anak menyikat gigi
(66) (86,8)
gingiva ≤ 50%) dalam sehari disajikan dalam Tabel 5,
(Perdarahan Tabel 6, dan Tabel 7.
(3) (4,0)
gingiva ≥ 51%)
Total 76 100,0

Tabel 4. Distribusi status periodontal anak berdasarkan jenis kelamin


Kondisi gingiva Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
n % n %
Sehat 3 4 4 5,3
Tidak sehat: 39 51,2 30 39,5
(Perdarahan gingiva ≤ 50%) (37) (48,6) (29) (38,2)
(Perdarahan gingiva ≥ 51%) (2) (2,6) (1) (1,3)
Total 42 55,2 34 44,8

Tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat Tabel 6 menunjukkan bahwa 24 orang


49 orang tua (64,47%) yang bekerja seba- tua (31,58%) memiliki pendidikan terakhir
gai PNS, dan terdapat 27 orang tua SMA/sederajat, dan 52 orang tua (68,42%)
(35,53%) yang bekerja sebagai non-PNS. memiliki pendidikan terakhir ≥ S1.

Tabel 5. Distribusi responden penelitian ber- Tabel 6. Distribusi berdasarkan pendidikan


dasarkan pekerjaan orang tua terakhir orang tua
Pekerjaan Jumlah Persentase Pendidikan Jumlah Persentase
orang tua (n) (%) terakhir orang tua (n) (%)
PNS 49 64,47 SMA/sederajat 24 31,58
Non-PNS 27 35,53 ≥ S1 52 68,42
Total 76 100,0 Total 76 100,0

139
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 6 Nomor 2, Juli-Desember 2018

Tabel 7 menunjukkan bahwa terdapat mengalami perdarahan gingiva ≥51%


42 siswa (55,26%) yang memiliki frekuensi sebanyak 17 anak (9%). Pada penelitian ini
menyikat gigi ≤1 kali dalam sehari, dan masalah gingiva paling banyak ditemukan
terdapat 34 siswa (44,74%) yang memiliki pada siswa yang berusia 11 tahun yaitu 23
frekuensi menyikat gigi ≥2 kali dalam anak (30,2%). Kondisi gingiva tidak sehat
sehari. ini dapat terjadi karena kebiasaan yang
kurang baik dalam menjaga kesehatan gigi
Tabel 7. Distribusi frekuensi anak menyikat dan mulut oleh siswa tersebut.
gigi dalam sehari Hasil penelitian ini sejalan dengan
Frekuensi
penelitian yang dilakukan oleh Karim et
menyikat gigi
Jumlah Persentase al.12 yang menyatakan bahwa masalah
(n) (%) gingiva paling banyak ditemui pada siswa
dalam sehari
≤1 kali 42 55,26 yang berusia 11 tahun yaitu 17 orang
≥2 kali 34 44,74 (36,17%) dan juga sejalan dengan pene-
litian yang dilakukan oleh Hafsari13 yang
Total 76 100,0
menyatakan bahwa prevalensi tertinggi
yaitu 90% pada anak dengan usia 11 tahun.
BAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Responden penelitian ini yaitu siswa paling banyak siswa berusia 8-12 tahun
SD Negeri 126 Manado yang berusia 8-12 mengalami perdarahan gingival. Hal ini
tahun. Penetapan usia yang digunakan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
dihitung berdasarkan terakhir kali respon- dapat menyebabkan penyakit periodontal
den berulang tahun.12 Jumlah responden yaitu karena adanya faktor primer berupa
pada penelitian ini sebanyak 76 siswa dari iritasi bakteri dan faktor sekunder berupa
populasi sebanyak 93 siswa, terdiri dari 42 faktor lokal dan sistemik. Faktor lokal
laki-laki dan 34 perempuan. dapat berupa restorasi yang keliru, kavitas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karies, tumpukan sisa makanan, geligi
terdapat sebagian kecil yang memiliki tiruan yang desainnya tidak baik, alat
gingiva sehat yaitu 7 siswa (9,2%). Kondisi ortodonti, susunan gigi-geligi yang tidak
gingiva sehat ini dapat terjadi karena teratur, kurangnya seal bibir atau kebiasaan
kebiasaan yang baik dalam menjaga kese- bernafas melalui mulut, dan merokok.
hatan gigi dan mulut yang dilakukan oleh Faktor sistemik dapat berupa faktor
siswa tersebut. Hasil penelitian ini sejalan genetik, nutrisi, hormonal, dan hematologi
dengan penelitian yang dilakukan oleh (penyakit darah).14 Pada siswa berusia 11-
Karim et al.12 pada siswa di salah satu 12 tahun faktor sistemik yang dapat meme-
sekolah dasar yang menunjukkan bahwa ngaruhi kondisi jaringan periodontal ialah
gingiva sehat terdapat pada 4 orang faktor hormonal. Perubahan yang berlang-
(8,51%) subjek penelitian. Hasil penelitian sung pada masa pubertas dapat menim-
ini menunjukkan bahwa masih rendahnya bulkan perubahan jaringan gingiva yang
jumlah responden penelitian yang memiliki mengubah respon terhadap bakteri atau
status periodontal sehat. Hal ini menun- produk-produk plak. Perubahan hormonal
jukkan masih jauhnya hasil penelitian ini pada masa pubertas dapat menyebabkan
dari target yang ditetapkan oleh WHO pada inflamasi yang hebat yang diikuti dengan
tahun 2010 yaitu usia 12 tahun merupakan pembengkakan dan perdarahan gingiva.15
important age group.8 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil penelitian ini juga menunjukkan paling banyak ditemukan pada subjek pene-
bahwa siswa yang memiliki gingiva tidak litian laki-laki yaitu perdarahan gingiva
sehat sebanyak 69 anak (90,8%). Siswa ≤50% sebanyak 37 siswa (46,6%), dan
dengan gingiva tidak sehat terdiri dari yang perdarahan ≥51% sebanyak 2 siswa (2,6%).
mengalami perdarahan gingiva ≤50% Hal ini selaras dengan penelitian yang
sebanyak 66 anak (86,8%), dan yang dilakukan oleh Karim et al.12 yang menya-

140
Mantiri, Wowor, Mintjelungan: Status periodontal anak usia 8-12 tahun ...

takan bahwa perdarahan gingiva lebih sehat, penulis berasumsi bahwa latar bela-
banyak ditemukan pada jenis kelamin laki- kang perilaku anak dipengaruhi keluarga
laki yaitu sebanyak 25 orang (53,19%). khususnya orang tua. Pekerjaan orang tua
Hasil penelitian ini juga menunjukkan kebanyakan PNS dan kesibukan orang tua
bahwa jumlah responden penelitian perem- diduga dapat mengakibatkan kurangnya
puan yang memiliki status gingiva sehat waktu orangtua untuk memonitor anaknya
lebih banyak daripada responden penelitian misalnya frekuensi menyikat gigi atau
laki-laki. Hasil penelitian ini sesuai dengan jajanan yang dikonsumsi di sekolah. Berbe-
penelitian yang dilakukan di Udaipur India da halnya pada pekerjaan orang tua yang
yang menunjukkan bahwa subjek penelitian non-PNS kemungkinan orang tua mempu-
perempuan memiliki status gingiva sehat nyai waktu lebih untuk bersama anak dan
lebih banyak daripada subjek penelitian mengawasi jajanan yang dikonsumsi anak
laki-laki.16 Alasan mengapa jenis kelamin di sekolah sehingga kebersihan gigi dan
bisa memengaruhi status periodontal bisa mulut anak cenderung baik.
dikaitkan dengan kebiasaan dan kecende- Hasil penelitian ini menunjukkan
rungan perempuan yang dapat menjaga bahwa terdapat 24 orang tua (31,58%) yang
kebersihan rongga mulutnya lebih baik memiliki pendidikan terakhir SMA/sede-
daripada laki-laki.17 rajat dan 52 orang tua (68,42%) yang
Kondisi gingiva sehat dapat terjadi memiliki pendidikan terakhir S1 dan di atas
karena kebiasaan yang baik dalam menjaga S1. Bila dikaitkan dengan hasil penelitian
kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan banyak siswa yang memiliki gingiva tidak
oleh anak tersebut contohnya frekuensi sehat, penulis berasumsi bahwa latar bela-
anak dalam menyikat gigi dalam sehari. kang perilaku anak tidak dipengaruhi oleh
Berdasarkan penelitian ini didapatkan yang pendidikan terakhir orang tua, karena
menyikat giginya ≥2 kali sehari sebanyak walaupun banyak orang tua yang berpen-
34 siswa (44,74%) dan yang menyikat didikan tinggi namun tidak berdampak baik
giginya ≤1 kali dalam sehari sebanyak 42 bagi kesehatan gigi dan mulut anaknya.
siswa (55,26%). Bila dikaitkan dengan
hasil penelitian yaitu banyak siswa yang SIMPULAN
memiliki gingiva tidak sehat, penulis Berdasarkan hasil penelitian inin dapat
berasumsi bahwa frekuensi anak menyikat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa
gigi berpengaruh terhadap kebersihan gigi berusia 8-12 tahun di SD Negeri 126
dan mulutnya, yang tentunya bila keber- mengalami perdarahan gingiva ≤50%.
sihan gigi dan mulut terjaga akan berdam- Walaupun demikian, sebagian kecil siswa
pak dengan sehatnya gingiva. Begitu juga masih memiliki gingiva yang sehat.
sebaliknya bila kebersihan gigi dan mulut-
nya kurang baik akan berdampak dengan SARAN
keadaan gingiva yang tidak sehat. Hal ini Bagi pihak pemerintah dalam hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan pihak Puskesmas Kecamatan Malalayang,
oleh Pintauli17 di salah satu sekolah dasar dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
di Medan yang melaporkan bahwa terdapat untuk merancang program upaya promotif-
hubungan bermakna antara perilaku peme- preventif di tingkat Sekolah Dasar guna
liharaan kesehatan gigi dan mulut terhadap meningkatkan status kesehatan gigi mulut
kesehatan gigi dan mulut. masyarakat terlebih khusus anak sekolah
Hasil penelitian ini menunjukkan dasar.
bahwa terdapat 49 orang tua (64,47%) yang Bagi siswa sekolah dasar yang menjadi
bekerja sebagai PNS dan 27 orang tua sasaran upaya promotif-preventif kesehatan
(35,53%) yang bekerja sebagai non PNS gigi dan mulut, diharapkan dapat meman-
(pegawai swasta, wirausaha, dan buruh). faatkan pengetahuan yang diperoleh untuk
Bila dikaitkan dengan hasil penelitian merubah perilaku pemeliharaan kesehatan
banyak anak yang memiliki gingiva tidak gigi dan mulut ke arah yang baik dan benar.

141
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 6 Nomor 2, Juli-Desember 2018

Bagi institusi diharapkan dapat mem- Surveys-Basic Methods (5 th ed), 2013;


perkaya referensi kepustakaan yang ada di p. 35. [cited 2018 Feb 23]. Available
institusi untuk dapat dimanfaatkan oleh from: https://www.who.int/oral_ health/
mahasiswa dan tenaga pengajar serta dapat publications/9789241548649/en/
9. Tevatia S. Puberty induced gingival enlarge-
menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya.
ment. Biomed J Sci & Tech Res. 2017.
DOI: 10.26717/BJSTR.2017.01.00126.
DAFTAR PUSTAKA 10. Slat ME, Suling PL, Zuliari K. Gambaran
1. World Health Organization. Continuous status jaringan periodontal pada pelajar
improvement of oral health in 21st di SMA Negeri 1 Manado. 2013. p. 5-6
century: the approach of the WHO 11. Hanapi AN. Angka kejadian karies dan
global oral health programme, the gingivitis pada anak sekolah dasar usia
World Oral Health report. Geneva: 8-12 tahun di kabupaten Maros tahun
WHO, 2003; p. 3. [cited 2018 Feb 22]. 2014 [Skripsi]. Makassar: Fakultas
Available from: http://www.who.int/ Kedokteran Gigi Universitas Hasanud-
oral_health/media/en/orh_report03_ en. din; 2014.
pdf. 12. Karim CAA, Gunawan P, Wicaksono DA.
2. Bangash RY, Khan AU, Tariq KM, Gambaran status gingiva pada anak
Rasheed D. Evaluation of tooth usia sekolah dasar di SD GMIM
brushing technique and oral hygiene Tonsea Lama. Manado. eG. 2013;1(2).
knowledge at Afid, Rawalpindi. 13. Hafsari LS. Perawatan dasar gingivitis pada
Pakistan Oral & Dental Journal. anak [Skripsi]. Medan: Fakultas
2012;32(1):124-7. Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
3. Soeroso Y, Octavia M, Salim R, Setiawan J. Utara; 2003.
Perkembangan terapi periodontal non 14. Gani A, Taufiqurrahman. Kebutuhan pera-
bedah pada periodontitis kronis. watan periodontal pada remaja di
Jakarta: The third national scientific Kabupaten Sinjai tahun 2007. Dento-
seminar in periodontics – IPERI, 2014; fasial. 2008;7(2):132-8.
p. 11-7 15. Nagarajappa R, Kenchappa M, Ramesh G,
4. Genco R J, Williams RC. Periodontal disease Nagarajappa S, Tak M. Assesment of
and overall health: a clinician’sguide. periodontal status and treatment needs
Yardley, Pennsylvania: Professional among 12 and 15 years old school
audience communications, Inc, 2010. children in Udiapur, India. European
5. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut Achieves of Pediatric Dentistry.
sehat, pencegahan dan pemeliharaan. 2012;13(3):132-7.
Medan: USU Press, 2008; p. 4-18. 16. Sanei AS, Nikbakht-Nasrabadi A. Perio-
6. Petersen PE. The world oral health report dontal health status and treatment needs
2003. [cited 2018 Feb 22]. Available in Iranian adolescent population. Arch
from:http://www.who.int/entity/oral_ Iranian Med. 2005;8(4):290-4.
health /media/en/orh_reports03_en.pdf 17. Pintauli S. Analisis hubungan perilaku
7. Riset Kesehatan Dasar 2013. Laporan nasional pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
Departemen Kesehatan Republik terhadap status kesehatan gigi dan
Indonesia. [cited 2018 Feb 22]. mulut siswa SD dan SMP di Medan.
Available from: www.depkes.go.id/ Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
resources/download/general/Hasil%20 2010;10(4):376-90.
Riskesdas%202013.pdf
8. World Health Organization. Oral Health

142

You might also like