Chapter II
Chapter II
Chapter II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Kebersihan mulut
a. Pengertian
kebersihan gigi dan mulut merupakan salah satu faktor penting penyebab
anak umumnya lebih buruk dibanding dengan orang dewasa. Hal ini
sakit pada gigi yang disebabkan oleh kurangnya menjaga kebersihan mulut
salah satunya dapat diukur dari kebiasaan menyikat gigi. Anak usia
7
8
sekolah dasar rentan terhadap gangguan kesehatan gigi dan mulut, untuk
itu perlu mendapat perhatian lebih dalam menjaga kesehatan gigi dan
masih sangat kurang yang menyebabkan kesehatan gigi dan mulut anak
b. Plak
1) Definisi
semprotan air atau udara tidak dapat membersihkan plak, plak hanya dapat
yang paling efektif untuk membersihkan plak. Lapisan plak terdapat pada
mencapai 2mm. Plak hanya bisa terlihat apabila diwarnai dengan larutan
berada dalam rongga mulut. Plak akan terlihat berwarna abu-abu, abu-abu
(Itjiningsih, 1991).
Plak gigi yang terbentuk dari endapan lunak yang berisi bakteri
ditutupi oleh lapisan organik yang amorf yang disebut pelikel. Setelah
melakukan penyikatan gigi akan segera terbentuk pelikel yang terdiri atas
permukaan gigi karena sifatnya sangat lengket (Kidd dan Bechal, 2012).
mengeluarkan gel ekstra-sel yang lengket. Plak yang terdiri dari berbagai
macam organisme akan bertambah tebal dalam beberapa hari. Flora plak
tersebut yang tadinya didominasi oleh bentuk kokus berubah menjadi flora
campuran yang terdiri dari kokus, batang dan filamen. Kuman kariogenik
yang mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan
Apabila plak makin tebal maka hal tersebut dapat menghambat fungsi
saliva dalam menetralkan plak. Plak dan karbohidrat yang menempel pada
seseorang dengan cara mengukur tingkat kebersihan gigi dan mulut, dalam
gigi yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus, dengan demikian angka
atau angka kebersihan gigi dan mulut yang telah peroleh, maka hasil nilai
sekelompok orang. Hasil nilai atau angka kebersihan gigi dan mulut juga
indeks debris, indeks kalkulus, dan indeks plak (Putri I.N, 2012)
1) Indeks PHP-M
Index) dari (Aravind, 2012), metode dari indeks PHP-M ini sering
digunakan untuk pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut pada masa gigi
akan tetapi permukaan yang diperiksa adalah bagian bukal dan lingual.
11
disclosing agent sebagai indikator plak pada gigi (Esther 2004 cit. Putri,
(1). Petama pada permukaan bukal dan lingual gigi dibagi menjadi
garis imajiner pada gigi dari oklusal atau insisal menuju gingival,
garis imajiner ini akan membagi gigi menjadi 3 bagian yang sama
gingival. Jadi akan didapat 5 area pada satu permukaan gigi saja
(2). Apabila terlihat ada plak di salah satu area, maka diberi skor 1,
(3). Hasil penilaian plak yaitu dengan menjumlahkan setiap skor plak
pada setiap permukaan gigi, sehingga skor plak untuk setiap gigi dapat
(4). Skor plak untuk semua gigi dapat berkisar antara 0-60 (Esther
(2). Gigi kaninus atas kanan desidui atau permanen, bila gigi ini tidak
(3). Gigi molar satu atas kiri sulung atau premolar satu atas kiri.
(5). Gigi kaninus kiri bawah desidui atau permanen, bila gigi ini tidak
(6). Gigi molar satu kanan bawah desidui atau premolar satu kanan
2. Indeks OHI-S
Simplified (OHI-S) terdiri atas dua komponen yaitu skor debris dan
molar 1 kiri atas permanen, gigi insisivus 1 kiri bawah permanen dan
permukaan lingual gigi molar 1 kiri dan kanan bawah permanen. Bila
13
gigi molar 1 tidak ada dapat digantikan oleh gigi molar 2 atau 3,
sedangkan bila gigi insisivus yang menjadi gigi indeks tidak ada maka
tidak ada debris, nilai 1 debris lunak atau terdapat ekstrinsik stain tanpa
debris menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi, nilai 2 debris lunak
menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi namun tidak lebih dari 2/3
permukaan gigi yang diperiksa, nilai 3 debris lunak menutupi lebih dari 2/
Skor penilaian kalkulus terlihat yang terlihat pada Gambar 2 yaitu nilai 0
tidak ada kalkulus, nilai 1 kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari
1/3 permukaan gigi, nilai 2 kalkulus supragingiva menutupi lebih dari 1/3
permukaan gigi tetapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi yang diperiksa
atau adanya bercak kalkulus subgingiva sekeliling bagian servikal gigi, nilai
atau adanya pita tebal yang tidak terputus dari kalkulus subgingiva
WHO adalah :
menggunakan indeks angka DMF-T untuk gigi permanen dan def-t untuk
gigi yang hilang dan gigi yang ditumpat setiap individu. Perhitungan
molar ketiga pada fase geligi tetap tidak dimasukkan dalam pengukuran,
kariogenik. Apabila ini disebabkan oleh botol susu, maka tes dilakukan di
sebelah permukaan palatal dari gigi anterior atas hingga 8 jam. Namun,
penggunaan feeding cups dan botol sipper yang digunakan oleh balita yang
sedang berjalan. Laju aliran saliva yang rendah pada malam hari, dan
mengenai pola makan anak, kebersihan gigi mulut anak dan pemeriksaan
menunjukkan lebih banyak orang tua pada umur 36-45 tahun memiliki
mengetahui, mengajarkan hal-hal yang baik pada anak, serta melatih anak
sejak dini untuk merawat gigi sendiri. Orang tua cenderung kurang
menyebabkan terjadinya karies gigi, hal tersebut biasa terjadi bila orang
b. Perilaku
kebersihan gigi dan mulut didasari dari pengetahuan orang tua tentang
baik terhadap kesehatan maka anak akan mempunyai perilaku yang baik
kebersihan gigi dan juga dalam pencegahan karies pada seorang anak.
Peran aktif orangtua ini sangat diperlukan terutama pada anak usia
memengaruhi status kebersihan gigi dan mulut, hal ini ditunjukkan dengan
hasil penelitian yang sudah dilakukan. Peran orang tua sangatlah penting
untuk meningkatkan status kebersihan gigi dan mulut anak dan merupakan
19
salah satu upaya dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.
anak untuk merawat kebersihan gigi dan mulut mereka. Peran serta dan
perhatian dari orang tualah yang dibutuhkan anak usia prasekolah. Salah
selalu mengajarkan anak tentang waktu yang tepat dan cara yang baik
(Pangemanan, 2014).
pada usia anak. Seorang anak belum bisa membedakan mana hal yang baik
dan mana yang buruk, penjelasan mengenai segala sesuatu yang dilarang
hari karena anak akan menyukai hal yang dilihatnya sehari-hari (Saptarini
dan menjaga kesehatan gigi dan mulut anak, apabila orang tua mereka
membiasakan perilaku sehat sejak dini maka anak pun akan terbiasa
untuk menyikat gigi di pagi hari setelah makan dan di malam hari sebelum
a. Desidui
dimulai pada usia 4 bulan intra uterin. Perkembangan gigi desidui dan gigi
daripada gigi permanen. Gigi desidui mulai berkembang sejak di dalam rahim
dan korona, dan mulai lengkap sebelum lahir, sementara gigi permanen mulai
dibentuk saat lahir atau setelah lahir. Mineralisasi korona gigi desidui dapat
trauma postnatal. Gigi desidui berfungsi dalam mulut kira-kira sampai umur
8,5 tahun. Periode waktu ini dapat dibagi atas tiga periode: pertama,
perkembangan mahkota dan akar, kedua, maturasi akar dan resorpsi akar, dan
ketiga gigi tanggal. Periode pertama berlangsung sekitar satu tahun, periode
kedua sekitar 3,75 tahun, dan tahap terakhir resorpsi dan pergantian gigi
pada mulut dari umur 5 tahun sampai meninggal. Hal yang harus
umur 5 tahun sampai tanggal pada saat individu meninggal. Gigi permanen
21
berfungsi 7-8 kali sama seperti gigi desidui banyak pemisahan yang terjadi
kompleks selama pembentukan gigi adalah tidak terjadi resorpsi pada gigi
desidui dan pembentukan akar gigi permanen. Pada anak umur 6 gigi molar
dengan jumlah 28 atau 32 gigi, 20 gigi desidui akan terjadi resorpsi. Pada
(Nasution, 2008).
b. Permanent
urutan eksfoliasi gigi sulung yang digantikan oleh gigi permanent. Rentang
waktu erupsi gigi kaninus (antara usia 6 dan 9 tahun), atau gigi kaninus
dan premolar (antara usia 9 dan 12 tahun), ditambah urutan erupsi dalam
22
jangka waktu tersebut, kita dapat memperkirakan waktu erupsi setiap gigi
pengganti. Perlu diingat bahwa gigi insisif sentral erupsi sebelum insisif
lateral, dan gigi insisif bawah erupsi sebelum pasangan atasnya. Gigi
sentral bawah (mendekati usia 6 tahun) dan gigi insisif terakhir yang
erupsi adalah gigi insisif lateral atas (mendekti usia 9 tahun). Gigi insisif
lateral bawah dan insisiv sentral atas erupsi dari usia 7 hingga 8 tahun.
Kemudian kaninus dewasa dan premolar erupsi antara usia 9 dan 12 tahun.
Jika kita mengetahui urutan erupsi dalam jangka waktu tersebut, maka kita
oleh gigi premolar yang mengantikan gigi molar sulung (antara usia 10
dan 12 tahun). Terakhir, kaninus atas merupakan gigi sulug yang paling
karena korona lebar dan akar sempit maka hal ini akan memberikan
3) Dilihat dari pandangan labial dan lingual, servikal ridge dari enamel
4) Pada gigi susu tidak ada gigi premolar atau gigi yang menyerupai
premolar.
7) Permukaan bukal dan lingual dari gigi molar susu lebih datar dari
8) Servikal ridge pada pandangan bukal dan lingual dari gigi molar susu
lebih tegas daripada molar tetap, lebih-lebih pada molar pertama atas
dan bawah.
10) Gigi geligi susu lebih putih daripada gigi geligi tetap, warna yang
Pada gigi susu: karies pada bagian oklusal dan proksimal berupa
kerucut tersusun.
Pada gigi tetap: karies pada bagian oklusal berupa kerucut berhadapan
2012)
B. Landasan Teori
agar terhindar dari adanya plak yang dapat menyebabkan karies. Plak
yang tumbuh di kuadran satu, gigi kaninus atas kanan desidui atau
permanen bila gigi ini tidak ada dapat digunakan gigi anterior lainnya, gigi
molar satu atas kiri desidui atau premolar satu atas kiri, gigi paling
25
posterior yang tumbuh di kuadran tiga, gigi kaninus kiri bawah desidui
atau permanen bila gigi ini tidak ada dapat dipakai gigi anterior lainnya.
desidui mulai berkembang sejak di dalam rahim dan korona, dan mulai
lengkap sebelum lahir. Setelah anak lahir, keluarga terutama ibu akan
sangat berperan dalam tumbuh kembang anak, untuk itu mulai dari dini
anak harus diajarkan untuk menjaga kebersihan gigi dan mulutnya sendiri.
Menjaga kebersihan gigi dan mulut sejak dini akan menghindarkan gigi
anak untuk mengalami karies. Karies gigi dapat disebabkan oleh empat
Decayed (gigi karies yang masih dapat ditambal); M = Missing (gigi karies
yang sudah hilang atau seharusnya dicabut); F = Filling (gigi karies yang
Performance Modified).
26
C. Kerangka Konsep
D. Hipotesis