Konsentrasi Kritis Misel
Konsentrasi Kritis Misel
Konsentrasi Kritis Misel
Oleh :
Nama : Sanada Aulia Fanani
NIM : 151810301041
Kelompok : 3
Asisten : Agus Wedi Pratama
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Surfaktan merupakan molekul yang mempunyai gugus polar bersifat hidrofilik, dan
gugus nonpolar bersifat lipofilik. Surfaktan yang ditambahkan berlebih akan bergabung
ion-ionnya yang disebut sebagai misel. Gugus nonpolar dari surfaktan akan menuju
kedalam misel, dan akan meninggalkan gugus polar dari surfaktan yang berinteraksi
dengan medium air. Fenomena tersebut sering dijumpai, seperti fenomena pada deterjen,
atau sabun. Penentuan misel dapat dilakukan dengan mengetahui perubahan fisik yang
terjadi pada surfaktan. Surfaktan yang akan digunakana pada percobaan ini yaitu gelatin.
Percobaan ini dilakukan untuk menentukan konsentrasi krtitis misel dengan mengukur
daya hantar pada gelatin.
1.2 Tujuan
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan konsentrasi kritis misel surfaktan pada
pelarut air, dan menentukan harga entalpinya.
BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)
2.1.1. Gelatin
Gelatin merupakan padatan putih yang tidak berbau. Titik didih dari gelatin berada
pada suhu >100C. Gelatin memiliki berat jenis sebesar 1.2 kg/m 3. Gelatin dapat larut
dalam air panas, dan tidak larut dalam air dingin. Mata yang terkena gelatin dapat
mengakibatkan iritasi, sehingga mata harus di basuh dengan air selama 15 menit (Anonim,
2016).
2.1.2 Akuades
Akuades dengan rumus molekul H2O merupakan cairan tidak berwarna yang tidak
berbau, dan tidak berasa. Titik didih dari akuades berada pada suhu 100C. Akuades
memiliki tekanan uap sebesar 2.3 kPa pada suhu 20C, dan densitas uapa sebesar 0.62.
Akuades yang mengenai kulit tidak mengakibatkan iritasi (Anonim, 2016).
2.1.3 Kalium Klorida
Kalium klorida dengan rumus kimia KCl merupakan Padatan putih yang beras pahit,
dan tidak berbau. Titik didih dari kalium klorida berada pada suhu 1420C, dan titik lebur
pada suhu 770C. Kalium klorida memiliki berat jenis sebesar 1.987 kg/m 3. Kalium klorida
dapat larut dalam air dingin, methanol, n-oktanol. Kalium klorida yang terhirup dapat
mengakibatkan inhalasi, sehingga praktikan harus dibawa ke udara yang segar (Anonim,
2016).
K=
dimana C merupakan konsentrasi larutan x, x merupakan fraksi dari satuan monomer yang
diendapkan, dan m merupakan jumlah satuan monomer per satuan misel. Pembentukan
misel dapat terjadi pada konsentrasi diatas kkm. Konsentrasi kritis misel dapat ditentukan
dengan tepat dengan memerlukan tabel entalpi. Penentuan entalpi dapat dilakukan dengan
cara membuat grafik ln kkm lawan
+K
Hasil
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan
4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini yakni menentukan nilai konsentrasi kritis misel surfaktan pada
pelarut air, serta menghitung harga entalpi pada surfaktan. Surfaktan yang digunakan pada
percobaan kali ini yakni gelatin. Gelatin di pilih diesebabkan gelatin merupakan salah satu
surfaktan yang memiliki permukaan aktif tinggi, dimana molekul gelatin meiliki gugus
yang bersifat hidrofilik, dan hidrofobik. Gelatin pada saat konsentrasi tinggi akan
mengalami perubahan mendadak pada beberapa sifat fisiknya. seperti daya hantar listrik,
osmosis, dan tegangan muka. Perubahan ini lah yang disebabkan adanya penggabungan
ion-ion gelatin atau biasanya disebut sebagai misel. Konsentrasi terbentuknya misel pada
gelatin disebabkan kondisi tercapainya suatu titik dimana baik antar muka maupun dalam
cairan menjadi jenuh dengan monomer atau disebut sebagai konsentrasi kritis misel
(kkm).
Percobaan ini menggunakan gelatin 1%, diamana gelatin 1% akan diencerkan
dengan akuades untuk mendapatkan gelatin 0,75%, 0.50%, serta, 0.25%. Gelatin 1% yang
ditimbang sebanyak 2 gram akan diencerkan kedalam labu ukur 100 ml dengan akuades
sampai tanda batas. Larutan yang telah didapatkan akan di ambil sebanyak 75 ml , dan
diencerkan kembali dalam labu ukur 100ml dengan akuades sampai tanda batas untuk
mendapatkan gelatin 0.75%. Sisa larutan gelatin 1% akan diencerkan juga dengan akudes
dalam labu ukur 100 ml, dan akan didapatkan larutan gelatin 0.25%. Untuk mendapatkan
larutan gelatin 0.50 % dilakukan dengan pembuatan kembali larutan gelatin 1%, yang
mana hasil pengenceran larutan gelatin 1% akan diambil sebnayak 50 ml untuk diencerkan
kembali dengan akuades dalam labu ukur 100ml. Larutan yang didapatkan dengan
konsentrasi yang berbeda-beda, masing-masing larutan akan di ukur daya hantar listriknya
dengan menggunkan alat konduktometer. Konduktometer dapat menentukan daya hantar
listrik pada gelatin, dimana konduktor akan menerima rangsagan ion-ion dari gelatin yang
menyentuh permukaan pada konduktor. Konduktometer di kalibrasi terlebih dahulu
sebelum dilakukan pengukuran daya hantar listrik pada larutan gelatin. Pengkalibrasian
dilakukan dengan larutan KCl 0.1 M, disebabkan larutan KCL 0.1M memiliki nilai
konduktivitas yang telah diketahui. Nilai konduktifitas dari larutan KCl 0.1M pada suhu
kamar sebesar 12.88 mS/ cm.
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan daripercobaan ini yakni semakin tinggi suhu, maka nilai
konsentrasi kritis misel pada gelatin akan semakin besar, dimana pada suhu 30C nilai
kkmnya sebesar 1.65, pada suhu 35C nilai kkmnya sebesar 1.68, pada suhu 40C nilai
kkmnya sebesar 1.7, pada suhu 45C nilai kkmnya sebesar 1.81, dan pada suhu 50C nilai
kkm yang didapatkan sebesar 1.97. Harga entalpi pada gelatin yang didaptkan yakni
-6.9 KJ / K mol.
5.2 Saran
Pada praktikum, pengukuran suhu dengan termometer dilakukan dengan ujung
termometer bersentuhan dengan larutan, sehingga akan di dapatkan suhu yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1997. Kimia Fisik Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
Hartomo, A.J. 1998. Emulsi dan Pangan Instant Ber-lesitin. Yogyakarta: Andi Offset.
Lindman, B dan Stilbs, P. 1984. Surfactants in Solution Volume III. New York: Plenum
Press.
Sciencelab. 2005. MSDS Gelatin. [Serial Online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?
msdsId=992120. [Diakses pada tanggal 23 Oktober 2016].
Sciencelab. 2013. MSDS KCl. [Serial Online]. http://www.sciencelab.com/msds.php?
msdsId=9927402. [Diakses pada tanggal 15 Oktober 2016].
Sciencelab. 2015. MSDS Akuades. [SerialOnline]. http://www.sciencelab.com/msds.php?
msdsId=9927321. [Diakses pada tanggal 23 Oktober 2016].
Tim penyusun. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Fisik I. Jember: Universitas Jember.
Young, Hugh. 2003. Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga.
LAMPIRAN
Konsentrasi 0,25%
M1. V1 = M2. V2
M1. 100 mL = 1%. 25 mL
M1 =
= 0,25%
Konsentrasi 0,50%
M1. V1 = M2. V2
M1. 100 mL = 1%. 50 mL
M1 =
= 0,50%
Konsentrasi 0,75%
M1. V1 = M2. V2
M1. 100 mL = 1%. 75 mL
M1 =
= 0,75%
Diket :
y = -829,25x + 3,2126 (Dari grafik ln kkm lawan 1/T)
m = - 829,25
R = 8,314 J/K mol
Ditanya : ..?
Dijawab
m=
-829,25 =
y = mx + c
y=0,5x+0,025
log(x/m) = n log C + log K, maka
n = m= 0,5
ln KKM = m
ln KKM= 0,5
KKM = 1,65
y = mx + c
y=0,52x+0,035
log(x/m) = n log C + log K, maka
n = m= 0,52
ln KKM = m
ln KKM= 0,52
KKM = 1,68
y = mx + c
y=0,532x+0,05
log(x/m) = n log C + log K, maka
n = m= 0,532
ln KKM = m
ln KKM= 0,532
KKM = 1,7
y = mx + c
y=0,596x+0,045
log(x/m) = n log C + log K, maka
n = m= 0,596
ln KKM = m
ln KKM= 0,596
KKM = 1,81
y = mx + c
y=0,68x+0,05
log(x/m) = n log C + log K, maka
n = m= 0,68
ln KKM = m
ln KKM= 0,68
KKM = 1,97