Laporan Semsol - Lotio Titanium Dioxide
Laporan Semsol - Lotio Titanium Dioxide
Laporan Semsol - Lotio Titanium Dioxide
DISUSUN OLEH :
Galista Rasyid (12334001)
Agenda Apriana (12334006)
Syerly F. (12334010)
Ambarini Juniawati (12334019)
Yohana Basaria (12334021)
Revyani Noerindah (12334026)
Listya Cindy (12334030)
Citra Yuditha Fadillah (12334032)
Indra Sangga Dewi (12334047)
Penyusun mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT sehingga Penyusun dapat
menyelesaikan laporan praktikum Semi Solid & Liquid yang berjudul Whitening Lotio Titanium
Dioxide tepat pada waktunya.
Tak ada gading yang tak retak, demikian isi sebuah peribahasa Indonesia. Penyusun
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan pada laporan praktikum ini, baik dalam penulisan
maupun penyajiannya. Penyusun masih membuka pintu kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk memperbaiki laporan praktikum di masa yang akan datang.
Penyusun amat berharap kepada pembaca ini agar laporan praktikum ini bermanfaat bagi
Penyusun khususnya dan Pembaca pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
BAB II............................................................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 3
BAB IV ......................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 11
B. Saran ............................................................................................................................... 11
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang mengandung air
lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai sumber lembab bagi kulit,
memberi lapisan minyak yang hampir sama dengan sebum, membuat tangan dan badan
menjadi lembut, tetapi tidak berasa berminyak dan mudah dioleskan.
Dalam bidang farmasi, lotio banyak diformulasikan dan banyak dibuat, digunakan
khususnya secara topikal untuk membersihkan, mempercantik diri, menghaluskan tubuh dan
lain sebagainya. Lotio lebih disukai daripada krim dalam aplikasi tertentu. Lotio juga sering
didefinisikan sebagai krim encer. Lotio juga termasuk emulsi tetapi mengandung lilin dan
minyak yang lebih sedikit dibandingkan dengan krim sehingga terasa ringan dan tida lengket.
Bentuk lotio digunakan untuk produk seperti lotio kulit dan wajah. Dibandingkan dengan
krim, umumnya lotio pun lebih mudah diproduksi karena lebih encer, waktu pemanasan dan
pendinginannya lebih cepat.
Lotio dapat diartikan sebagai preparat cair yang dimaksudkan untuk pemakaian luar pada
kulit. Kebanyakan lation mengandung bahan serbuk halus yang tidak larut dalam media
dispersi dan disuspensikan dengan menggunakan dengan zat pensuspensi dan zat pendispersi.
Latio lain sebagai bahan cair fase terdispersi yang tidak bercampur dengan bahan pembawa
dan biasanya sesuai. Pada umumnya pembawa dari latio adalah air. Tergantung pada sifat
bahan bahannya, lotio diolah dengan cara yang sama seperti pada pembuatan suspense,
emulsi dan larutan. Lotion biasanya mengandung substansi tidak larut yang tersuspensi, dapat
pula berupa larutan dan emulsi di mana mediumnya berupa air.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Praktikum
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Lotio
Lotio adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang mengandung air lebih
banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai sumber lembab bagi kulit,memberi
lapisan minyak yang hampir sama dengan sebum, membuat tangan dan badanmenjadi lembut,
tetapi tidak berasa berminyak dan mudah dioleskan. Hand and body lotion (losion tangan dan
badan) merupakan sebutan umum bagi sediaan ini di pasaran (Sularto,et al,1995).
Lotion dapat juga didefinisikan sebagai suatu sediaan dengan medium air yang digunakan
pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut yangtersuspensi,
dapat pula berupa larutan dan emulsi di mana mediumnya berupa air. Biasanya ditambah
gliserin untuk mencegah efek pengeringan, sebaliknya diberi alkohol untuk cepatkering pada
waktu dipakai dan memberi efek penyejuknya (Anief, 1984).
Wilkinson 1982 menyebutkan, lotion adalah produk kosmetik yang umumnya berupa
emulsi, terdiri dari sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan mempunyai viskositas
rendah serta dapat mengalir dibawah pengaruh gravitasi. Lotion ditujukan untuk pemakaian
pada kulit yang sehat. Jadi, lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air
yangdistabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di dalamnya.
Menurut Formularium Nasional Edisi II (1978) p.325, Lotio adalah berupa larutan,
suspensi atau emulsi dimaksudkan untuk penggunaan pada kulit. Penambahan etanol 90%
dalam lotio akan mempercepat efek pendinginan, sedangkan penambahan gliserol akan
menyebabkan kulit tetap lembab dalam waktu tertentu.
Lotion menurut FI III adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan sebagai
obat luar. Dapat berbentuk suspensi zat padat dalam bentuk sebuk halus dengan bahan
pensuspensiyang cocok atau emulsi tipe minyak dalam air (o/w atau m/a) dengan surfaktan
yang cocok.
Lotion menurut The British Pharmaceutical Codex adalah persiapan cair ditujukan untuk
aplikasi ke kulit, atau menggunakan bulu sebagai mencuci untuk irigasi aural, hidung, mata,
lisan, atau uretra. Mereka biasanya mengandung zat kimia tertentu dalam suspensi atau
larutan di dalam kendaraan (pembawa) air. Lotion dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit
3
sebagai pelindung. Konsistensi yang berbentuk cair memungkinkan pemakaian yang cepat
dan merata pada permukaan kulit, sehingga mudah menyebar dan dapat segera kering setelah
pengolesan serta meninggalkan lapisan tipis pada permukaan kulit (Lachman et al., 1994).
Lotio adalah Sediaan cair berupa suspensi atau dispersi yang digunakan sebagai obat luar
dapat berbentuk suspensi zat padat dalam serbuk halus dengan bahan pensuspensi yang cocok
, emulsi tipe o/w dengan surfaktan yang cocok.
B. Ciri-ciri Lotio
D. Kegunaan Lotio
Kegunaan lotion dapat diaplikasikan ke kulit dengan kandungan obat/agen yang berfungsi
sebagai:
1. Antibiotik
2. Antiseptik
3. Anti jamur (anti fungi)
4. Kortikosteroid
5. Anti jerawat
6. Menenangkan, smoothing (pelembut), pelembab atau agen pelindung
7. Pijat
8. Memperbaiki kulit (estetika)
Selain penggunaan untuk medis, lotion banyak digunakan untuk perawatan kulit serta
kosmetik.
4
E. Pembuatan Lotio
1. Fase minyak:
a. Asam stearat
b. Gliseril mono stearat
c. Cetil alkohol
d. Petrolatum USP
e. Minyak mineral
f. Isopropil palmitat
2. Fase air:
a. Air bebas ion
b. Gelatin
c. Gliserin
d. Triethanolamine 99%
5
2. Penyimpanan BSO Lotion tidak tahan lama
3. BSO kurang praktis dibawa kemana-mana
I. Penggolongan Lotio
Dalam produk kosmetika dan pelawatan kulit, titanium dioksida digunakan sebagai
pigmen, tabir surya dan pengental. Titanium dioksida diproduksi dalam berbagai ukuran
partikel, dapat mendispersikan minyak dan air, dan dalam taraf tertentu untuk industri
kosmetika.
Titanium dioksida dijumpai di hampir setiap tabir surya dengan penghalang fisik
disebabkan indeks refraksinya yang tinggi, kuat kemampuan menyerap UV dan ketahanannya
terhadap kelunturan di bawah sinar ultraviolet. Keuntungan ini meningkatkan stabilitas dan
kemampuannya untuk melindungi kulit dari sinar UV. Partikel titanium oksida berskala nano
terutama digunakan dalam lotion tabir surya karena mereka menghamburkan cahaya tampak
kurang dari pigmen titanium dioksida sambil tetap memberikan perlindungan UV.
6
Tabir surya dirancang untuk bayi atau orang dengan kulit sensitif sering didasarkan pada
titanium dioksida dan/atau seng oksida, karena mineral ini pemblokir UV yang dipercaya
tidak menyebabkan iritasi kulit ketimbang zat kimia penyerap UV.
7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Praktikum
Praktikum pembuatan krim klindamisin dilakukan pada Sabtu 22 Agustus 2015 pukul
07.30 sampai 12.00 di laboratorium Semi Solid & Liquid ISTN - Fakultas Farmasi.
1. Bahan
Timbangan, Beaker glass, Gelas ukur , Batang pengaduk, Cawan porselen, Coron,
Erlenmeyer, Botol semprot, Sendok tanduk, Pipet tetes, Kaca arloji, Labu ukur, Mortar &
Mortir
C. Hasil Praktikum
1. Persiapan
8
3. Pembuatan Lotio Titanium Dioxide
Dimasukkan bahan-bahan yang termasuk fase air kedalam beaker glass kemudiaan
dilebur menggunakan water bath pada suhu 700-75C hingga semua bahan melebur
homogen kemudian ditambahkan Titanium Dioxide diaduk sampai terdispersi homogen.
Kemudian tambahkan TEA yang sudah dilarutkan dalam aquadest dalam beaker gelas
(bahan A).
Dimasukkan bahan-bahan fase minyak kedalam beaker glass yang berbeda, lalu
panaskan pada waterbath suhu 750 800 C (bahan B). Kemudian bahan A dimasukkan
kedalam alat homogenizer lalu ditambahkan bahan B sedikit demi sedikit sampai
homogen. Kemudian setelah ittu didinginkan sampai suhu 40C lalu ditambahkan Oleum
rosae yang berfungsi sebagai pengharum. Hasil praktikum yang didapatkan Lotio yang
baik dengan cairan kental berwarna putih dan memiliki bau khas mawar.
4. Evaluasi Lotio
Tidak semua evaluasi yang tercantum dalam jurnal dilakukan karena keterbatasan alat
dan waktu. Adapun evaluasi krim yang dilakukan yaitu uji organoleptis, uji homogenitas,
uji viskositas dan uji pH.
Uji organoleptis dilakukan dengan cara pengamatan terhadap bau dan warna pada lotio.
Uji homogenitas dilakukan dengan cara mengoleskan lotio yang telah dibuat pada kaca
objek, kemudian dikatupkan dengan kaca objek yang lainnya dan dilihat apakah lotio
tersebut homogen dan apakah permukaannya halus merata.
Uji pH dilakukan dengan alat pH meter yang sebelumnya telah dikalibrasi dengan
larutan dapar standar (pH 7,62). Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan alat
viscometer Brookfield dengan menggunakan spindle 2 kecepatan 12 rpm.
9
Gambar 1. Produk jadi Lotio Titanium Dioxide
10
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Perlu dilakukan percobaan pembuatan lotio dengan formula yang lainnya dan uji stabilitas
dipercepat serta uji dermatologi.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
13