Berat Jenis
Berat Jenis
Berat Jenis
ercobaan
nKerja
aerometer.
? Ethanol 95 %
? Pasir Kwarsa
? Aquadest
? Tanah
Alat
? Piknometer 25 Ml
? Aerometer 600 800
? Gelas Kimia 250 Ml
? Gelas Ukur 250 Ml
? Pipet tetes
? Timbangan Analitik
? Spatula
Teori
Berat jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa
jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap
benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air) Satuan SI massa jenis
adalah kilogram per meter kubik (kg/m ) Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda. Dan suatu zat berapapun massanya, berapapun volumenya
akan memiliki massa jenis yang sama. Dengan rumus :
Ket :
p atau d adalah berat jnis
m adalah massa
V adalah volume
Satuan massa jenis dalam CGS (centi-gram-sekon) adalah: garam per centimeter kubik ( )
1 g/cm = 1000 kg/m
Berat jenis air murni adalah 1g/cm atau sama dengan 1000 kg/m berat jenis merupakan
suatu jenis karakteristik, yang digunakan dalam pengujian identitas dan kemurnian bahan obat
dan bahan pembantu khususnya sifat cairan dan zat yang berjenis malam. Penentuan berat jenis
dilakukan dengan piknometer, aerometer, timbangan hidrostatik (timbangan Mohr-Westphal) dan
cara manometrik.
Berat jenis adalah konstanta/ tetapan bahan tergantung pada suhu untuk tubuh
padat,cair,dan bentuk gas yang homogen. Didefinisikan sebagai hubungan dari massa (m) suatu
bahan terhadap volume (v).
(http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/04/25/bobot-jenis-dan-rapat-jenis/)
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan bobot jenis
digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot
zat di udara pada suhu 250 terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu
ditetapkan dalam monografi, bobot jenis adalah perbandingan berat zat di udara pada suhu yang
ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 250C zat
berbentuk padat, tetapkan berat jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-masing
monografi, dan mengacu pada air yang tetap pada suhu 250C.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penetapan bobot jenis biasanya
dilakukan terhadap zat atau senyawa yang berbentuk cair. Untuk itu, sebelum dijelaskan lebih
jauh tentang berat jenis maka lebih baik kita mengenal sifat dari zat cair tersebut. Adapun sifat
dari zat cair, antara lain:
1. Bentuk mengikuti tempat dan volumenya tetap.
2. Molekulnya dapat bergerak tetapi tidak semudah gerak molekul gas.
3. Jarak partikelnya lebih dekat daripada gas sehingga lebih sukar dimampatkan.
4. Dapat diuapkan dengan memerlukan energi.
Bobot jenis suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan bobot zat terhadap air dengan
volum yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama.( Farmakope Indonesia Edisi III )
Bobot jenis yang juga dikenal dengan istilah Specific Gravity biasanya dilambangkan
dengan huruf S dan memiliki persamaan rumus sebagai berikut:
S=
Dimana : S = berat jenis
mx = massa suatu zat
mair = massa zat cair
pada keadaan volume (V) dan suhu (T) yang sama.
Bilangan berat jenis atau biasa disebut sebagai densiti merupakan perbandingan antara
bobot jenis zat dengan bobot jenis air. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa densiti
merupakan ukuran yang tidak mempunyai satuan. Dapat dikatakan bahwa densiti merupakan n
kali kerapatan air yang artinya zat tersebut mempunyai n kali kerapatan air.
d = zat / air = g/ml / g/ml
Densiti menunjukan jumlah massa per unit volume, dengan persetujuan sistem CGS.
Ukuran densiti biasanya menunjukan jumlah gram per sentimeter kubik pada temperatur 20o C.
Dalam farmakope, densiti yakni bobot jenis yang mengacu kepada ukuran berat dan merupakan
perbandingan berat serta bagian volume yang sama dari zat yang diteliti terhadap air, dimana
keduanya diukur pada suhu 20oC.
(http://deviedeph.wordpress.com/2010/07/09/taf-penetapan-bobot-jenis-dengandensimeter/
Penggunaan Berat Jenis
Berat jenis dapat digunakan dalam berbagai hal untuk menentukan suatu zat antara lain :
Menentukan kemurnian suatu zat
Mengenal keadaan zat
Menunjukkan kepekaan larutan
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung, berat jenis
air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung berat jenis, atau yang dinamakan berat
Jenis Relatif
Rumus berat jenis relatif = massa bahan / massa air yang volumenya sama.
Dalam beberapa kasus, massa jenis dinyatakan sebagai specific gravity atau massa jenis
relatif. Umumnya digunakan untuk menyatakan massa jenis beberapa za, seperti air dan udara.
Zat cair memiliki sifat-sifat yang unik berbeda dengan jenis zat yang lain. Dibawah ini
merupakan penjelasan dasar mengenai hukum archimedes pada pelajaran fisika. Bunyi Hukum
Archimedes. Benda yang dicelupkan atau dimasukkan sebagian ataupun seluruhnya kedalam
suatu cairan akan mendapatkan gaya keatas sebesar zat cair yang didesak oleh benda yang
dicelupkan atau dimasukkan tadi. Air termasuk salah satu zat cair. Beberapa benda padat, jika
dimasukkan ke dalam air akan mengalami peristiwa yang berbeda-beda, diantaranya :
1.
Tenggelam
Benda dikatakan tenggelam jika benda tersebut turun sampai ke dasar air karena berat jenis benda
lebih besar dari berat jenis air. Misalnya : batu,besi dan tanah
2.
Terapung
Benda dikatakan terapung jika benda itu berada di atas permukaan air karena berat jenis benda lebih
kecil daripada berat jenis air. Contohnya : gabus, tutup botol, kayu dan kapal laut.
3.
Melayang
Benda dikatakan melayang jika benda itu berda di antara permukaan dan dasar air karena berat jenis
benda sama dengan berat jenis air. Contohnya adalah kapal selam, penyelam dan telur ayam yang
melayang dalam air garam.
zat dapat diidentifikasikan secara kualitatif yang sangat erat hubungannya dengan massa dan
volumenya.
Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan mempermudah
dalam memformulasi obat. Karena dengan mengetahui bobot jenisnya maka kita dapat
menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya.Dengan mengetahui
banyaknya manfaat dari penentuan bobot jenis maka percobaan ini dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang volumenya sama
pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis merupakan bilangan abstrak
yang menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku. Bobot
jenis dinyatakan dalam desimal dengan beberapa angka dibelakang koma sebanyak akurasi yang
diperlukan pada penentuannya. (Ansel.2004)
Berat jenis untuk penggunan praktis lebih sering didefinisikan sebagai perbandingan
massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang sama pada suhu atau temperatur
lain yang tertentu. Notasi tersebut sering ditemukan dalam pembacaan berat jenis : , ,dan .
Angka yang pertama menunjukkan temperatur udara dimana zat ditimbang;angka di bawah garis
miring menunjukkan temperatur air yang dipakai. Buku-buku farmasi menggunakan patokan 25 .
Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai tipe piknometer, neraca MohrWestphal, hidrometer dan alat-alat lain. (Martin.1990)
3. Kerapatan mampat adaah volume yang dilihat ketika fluid bergerak melewati partikel. Hal ini
sangat penting dalam pembuatan pengendapan atau larutan tetapi jarang digunakan dalam
pembuatan sediaan padat.
Kesulitan utama pada saat penentuan volume sebenarnya dari serbuk bulk, dimana tiga
tipe ruang-ruang udara atau rongga dapat dibedakan:(Lachman.2007)
1. Rongga intrapartikel yang terbuka - rongga-rongga terdapat didalam partikel tunggal,tetapi
terbuka pada lingkungan luar.
2. Rongga intrapartikel yang tertutup rongga-rongga terdapat didalam partikel tunggal, tetapi
tertutup pada lingkungan luar.
3. Rongga antarpartikel ruang-ruang udara antara dua partikel individu.
Porositas merupakan hasil bagi volume total ari ruang-ruang rongga (vv) terhadap volume
bulk dari bahan sering dipilih untuk mmantau kemajuan kompresi. Porositas juga bisa
didefinisikan sebagai bagian dasar dri suatu serbuk yang ditempati oleh pori-pori dan diukur
pada keadaan yang efisiensi atau sebagai perbandingan antara kerapatan bulk dan kerapatan
kerapatan sejati. (Lacman.2007&Gibson.2004)
merian
Nama lain
: Asam borat
RM / BM
: H3BO3 / 61,83
: Hablur,serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna; kasar; tidak berbau; rasa agak
arutan
merian
arutan
: Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P dan eter P.
yimpanan
merian
merian
arutan
yimpanan
merian
Kegunaan
: Laksativum
arutan
: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.
yimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; ditempat sejuk, juh dari nyala api.
Kegunaan
: Zat tambahan.
merian
arutan
BAB III
CARA KERJA
III.1 Alat dan Bahan
a.) Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum bobot jenis dan kerapatan yaitu:
Botol semprot
Corong
Gelas ukur 50 ml
Lap kasar
Gelas piala 25 ml
Piknometer 25 ml
Timbangan
Tissue
b.) Bahan
Bahan yang digunakan dalam parktikum bobot jenis dan kerapatan yaitu:
Asam borat
parafin cair
aquadest
minyak kelapa
alkohol
gliserin
sirop sunquick
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil dan Perhitungan
a.) Penentuan kerapatan bulk :
Volume zat padat
Volume bulk
10 gr
12 ml
Kerapatan bulk = 10 gr / 12 ml
= 0,83 gr/ml
b.) Penentuan kerapatan mampat :
Bobot zat padat
Volume mampat
Kerapatan mampat =
10 gr
11 ml
32,5237
54,3274
42,19675
58,26945
Sampel cairan
Bobot pikno
Bobot pikno +
Bobot pikno +
BJ cairan
Minyak kelapa
kosong (W1)
23,4433
cairan (W3)
45,9080
sampel
0,9068
2
3
4
Gliserin
Alkohol
Sirop
28,44945
11,1233
15,5895
52,37315
36,9235
41,16585
58,4958
gr/ml
1,25
35,6304
gr/ml
0,94
49,024
gr/ml
1,30
gr/ml
IV.2 Pembahasan
Bobot jenis (spesific gravity) adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis
menyatakan hubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku. Kerapatan
(density) adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume. Kerapatan juga
merupakan turunan besaran karena menyangkut massa dan volume.
Dalam percobaan ini akan dilakukan penentuan kerapatan bulk, kerapatan mampat,
kerapatan sejati menggunakan sampel zat padat asam borat dan penentuan bobot jenis dengan
sampel minyak kelapa, gliserin alkohol dan sirop. Hasil yang diperoleh dengan penentuan
bobot jenis akan dibandingkan dengan literatur yang diperoleh.
Pada penentuan kerapatan bulk dengan menggunakan sampel zat padat asam borat yang
ditimbang sebanyak 10 gram kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur 50 ml dan diukur
volumenya sesuai yang tertera pada gelas ukur sehingga diperoleh volume bulk 12 ml. Untuk
menentukan kerapatan bulk digunakan persamaan perbandingan antara bobot zat padat
dengan volume bulk sehingga diperoleh hasil 0,83 gr/ml. Selanjutnya zat padat dalam gelas
ukur diketuk sebanyak 100 kali ketukan. Pada saat gelas ukur diketuk, bagian bawah gelas
ukur dialasi dengan menggunakan lap kasar atau tissue untuk mencegah agar gelas ukur tidak
pecah. Sehingga diperoleh volume mampat 11 ml. Untuk menentukan kerapatan mampat
dugunakan persamaan perbandingan antara bobot zat padat dengan volume mampat, sehingga
diperoleh hasil kerapatan mampat 0,91 gr/ml.
Pada penentuan kerapatan sejati dilakukan dengan menggunakan piknometer bersih dan
kering kemudian piknometer ditimbang. Pada saat penimbangan piknometer dipegang dengan
menggunakan tissue hal ini dilakukan untuk mencegah kulit mati pada tangan yang akan
menempel pada piknometer sehingga akan mengganggu keakurasian perhitungan. Setelah itu
zat padat (asam borat) dimasukan kedalam piknometer dan ditimbang beserta tutupnya,
kemudian piknometer berisi zat padat tersebut ditambahkan dengan parafin hingga penuh
sampai tidak muncul gelembung dan ditimbang. Selanjutnya piknometer dibersihkan dan
diisi dengan cairan parafin hingga penuh sampai tidak ada gelembung, kemudian piknometer
ditimbang. Kemudian dilakukan perhitungan kerapatan sejati sehingga diperoleh hasil
perhitungan kerapatan sejati yaitu 1,6877 gr/ml.
Pada penentuan bobot jenis cairan dilakukan dengan menggunakan piknometer 25 ml
dan air sebagai larutan baku standar. Pengukuran dengan menggunakan piknometer dilakukan
pada suhu 25 atau suhu ruangan. Cairan yang akan dihitung bobot jenisnya adalah minyak
kelapa, gliserin, alkohol dan siriop. Langkah pertama yaitu piknometer yang bersih dan
kering ditimbang beserta tutupnya kemudian dimasukkan air suling hingga penuh dan
ditimbang beserta tutupnya. Setelah itu air suling dibuang dan dikeringkan dengan
menggunakan hair dryer hingga tidak ada gelembung. Kemudian diisi dengan airan yang
akan diketahui bobot jenisnya. Selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan persamaan
yang tertera pada literatur.
Pada penentuan bobot jenis minyak diperoleh hasil 0,9068 gr/ml , bobot jenis gliserin
diperoleh 1,25 gr/ml, bobot jenis alkohol diperoleh 0,94 gr/ml sedangkan bobot jenis sirop
diperoleh 1,30 gr/ml. Berdasarkan literatur diperoleh bobot jenis minyak kelapa yaitu
0,903g/ml , bobot jenis gliserin 1,25gr/ml , bobot jenis alkohol 0,81 gr/ml.
Berdasarkan literatur hasil perhitungn gliserin sudah sesuai dengan literatru namun
minyak kelapa dan alkohol terdapat sedikit perbedaan dengan hasil praktikum yang
dilakukan. Perbedaan tersebut mungkin dikarenakan adanya beberapa kesalahan selama
praktikum diantaranya :
a. Kesalahan pembacaan skala pada saat penimbangan alat
b. Cairan yang digunakan sudah tidak murni lagi sehingga mempengaruhi bobot jenisnya
c. Pada saat piknometer dibersihkan mungkin kurang bersih dan saat pengeringan belum
sepenuhnya kering sehingga mempengaruhi bobot jenis.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan kerapatan dan bobot jenis diperoleh:
1. Kerapatan
NO
1
Kerapatan bulk
0,83 g/ml
NO
1
Minyak kelapa
0,9068 gr/ml
Kerapatan mampat
0,91 gr/ml
Kerapatan sejati
1,6877 gr/ml
2. Bobot jenis
Gliserin
1,25 gr/ml
Alkohol
0.94 gr/ml
Sirop
1,018 gr/ml
V.2 Saran
Disarankan agar alat dan bahan untuk praktikum dilengkapi agar lebih memperlancar lagi
jalannya praktikum