Berat Jenis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

Judul praktikum

? Penentuan Berat Jenis

ercobaan

? Menentukan berat jenis larutan dengan piknometer dan aerometer.


? Menentukan berat jenis padatan dengan piknometer.
? Mengenal faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat jenis.

nKerja

? Menentukan berat jenis etanol dengan piknometer dan

aerometer.

? Menentukan berat jenis padatan ( pasir dan tanah ) dengan piknometer.

an alat yang digunakan


Bahan

? Ethanol 95 %
? Pasir Kwarsa
? Aquadest
? Tanah
Alat

? Piknometer 25 Ml
? Aerometer 600 800
? Gelas Kimia 250 Ml
? Gelas Ukur 250 Ml
? Pipet tetes
? Timbangan Analitik
? Spatula

Teori
Berat jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa
jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap

benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda memiliki massa
jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda
bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air) Satuan SI massa jenis
adalah kilogram per meter kubik (kg/m ) Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. Setiap zat
memiliki massa jenis yang berbeda. Dan suatu zat berapapun massanya, berapapun volumenya
akan memiliki massa jenis yang sama. Dengan rumus :

Ket :
p atau d adalah berat jnis
m adalah massa
V adalah volume
Satuan massa jenis dalam CGS (centi-gram-sekon) adalah: garam per centimeter kubik ( )
1 g/cm = 1000 kg/m
Berat jenis air murni adalah 1g/cm atau sama dengan 1000 kg/m berat jenis merupakan
suatu jenis karakteristik, yang digunakan dalam pengujian identitas dan kemurnian bahan obat
dan bahan pembantu khususnya sifat cairan dan zat yang berjenis malam. Penentuan berat jenis
dilakukan dengan piknometer, aerometer, timbangan hidrostatik (timbangan Mohr-Westphal) dan
cara manometrik.
Berat jenis adalah konstanta/ tetapan bahan tergantung pada suhu untuk tubuh
padat,cair,dan bentuk gas yang homogen. Didefinisikan sebagai hubungan dari massa (m) suatu
bahan terhadap volume (v).
(http://rgmaisyah.wordpress.com/2009/04/25/bobot-jenis-dan-rapat-jenis/)
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, penetapan bobot jenis
digunakan hanya untuk cairan, dan kecuali dinyatakan lain, didasarkan pada perbandingan bobot
zat di udara pada suhu 250 terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila suhu
ditetapkan dalam monografi, bobot jenis adalah perbandingan berat zat di udara pada suhu yang

ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Bila pada suhu 250C zat
berbentuk padat, tetapkan berat jenis pada suhu yang telah tertera pada masing-masing
monografi, dan mengacu pada air yang tetap pada suhu 250C.
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, penetapan bobot jenis biasanya
dilakukan terhadap zat atau senyawa yang berbentuk cair. Untuk itu, sebelum dijelaskan lebih
jauh tentang berat jenis maka lebih baik kita mengenal sifat dari zat cair tersebut. Adapun sifat
dari zat cair, antara lain:
1. Bentuk mengikuti tempat dan volumenya tetap.
2. Molekulnya dapat bergerak tetapi tidak semudah gerak molekul gas.
3. Jarak partikelnya lebih dekat daripada gas sehingga lebih sukar dimampatkan.
4. Dapat diuapkan dengan memerlukan energi.
Bobot jenis suatu zat didefinisikan sebagai perbandingan bobot zat terhadap air dengan
volum yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama.( Farmakope Indonesia Edisi III )
Bobot jenis yang juga dikenal dengan istilah Specific Gravity biasanya dilambangkan
dengan huruf S dan memiliki persamaan rumus sebagai berikut:
S=
Dimana : S = berat jenis
mx = massa suatu zat
mair = massa zat cair
pada keadaan volume (V) dan suhu (T) yang sama.
Bilangan berat jenis atau biasa disebut sebagai densiti merupakan perbandingan antara
bobot jenis zat dengan bobot jenis air. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa densiti

merupakan ukuran yang tidak mempunyai satuan. Dapat dikatakan bahwa densiti merupakan n
kali kerapatan air yang artinya zat tersebut mempunyai n kali kerapatan air.
d = zat / air = g/ml / g/ml
Densiti menunjukan jumlah massa per unit volume, dengan persetujuan sistem CGS.
Ukuran densiti biasanya menunjukan jumlah gram per sentimeter kubik pada temperatur 20o C.
Dalam farmakope, densiti yakni bobot jenis yang mengacu kepada ukuran berat dan merupakan
perbandingan berat serta bagian volume yang sama dari zat yang diteliti terhadap air, dimana
keduanya diukur pada suhu 20oC.
(http://deviedeph.wordpress.com/2010/07/09/taf-penetapan-bobot-jenis-dengandensimeter/
Penggunaan Berat Jenis
Berat jenis dapat digunakan dalam berbagai hal untuk menentukan suatu zat antara lain :
Menentukan kemurnian suatu zat
Mengenal keadaan zat
Menunjukkan kepekaan larutan
Selain karena angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung, berat jenis
air dipakai perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung berat jenis, atau yang dinamakan berat
Jenis Relatif
Rumus berat jenis relatif = massa bahan / massa air yang volumenya sama.
Dalam beberapa kasus, massa jenis dinyatakan sebagai specific gravity atau massa jenis
relatif. Umumnya digunakan untuk menyatakan massa jenis beberapa za, seperti air dan udara.
Zat cair memiliki sifat-sifat yang unik berbeda dengan jenis zat yang lain. Dibawah ini
merupakan penjelasan dasar mengenai hukum archimedes pada pelajaran fisika. Bunyi Hukum
Archimedes. Benda yang dicelupkan atau dimasukkan sebagian ataupun seluruhnya kedalam
suatu cairan akan mendapatkan gaya keatas sebesar zat cair yang didesak oleh benda yang

dicelupkan atau dimasukkan tadi. Air termasuk salah satu zat cair. Beberapa benda padat, jika
dimasukkan ke dalam air akan mengalami peristiwa yang berbeda-beda, diantaranya :
1.

Tenggelam

Benda dikatakan tenggelam jika benda tersebut turun sampai ke dasar air karena berat jenis benda
lebih besar dari berat jenis air. Misalnya : batu,besi dan tanah
2.

Terapung

Benda dikatakan terapung jika benda itu berada di atas permukaan air karena berat jenis benda lebih
kecil daripada berat jenis air. Contohnya : gabus, tutup botol, kayu dan kapal laut.
3.

Melayang

Benda dikatakan melayang jika benda itu berda di antara permukaan dan dasar air karena berat jenis
benda sama dengan berat jenis air. Contohnya adalah kapal selam, penyelam dan telur ayam yang
melayang dalam air garam.

Laporan praktikum Berat Jenis dan Rapatan Jenis


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Spesific gravity atau massa jenis relativ suatu zat adalah hasil yang diperoleh dengan
membagi bobot zat dengan bobot air,dalam piknometer.Kecuali dinyatakan lain dalam
monografi, keduanya ditetapkan pada suhu . Density atau biasanya disebut massa jenis,bobot
jenis atau kerapatan zat ( merupakan karakteristik mendasar yang dimiliki zat. Kerapatan suatu
zat merupakan perbandingan massa dan volume zat itu,sehingga nilai kerapatan dapat diukur
melalui pengukuran massa dan volumenya.
Diantara sifat fisika yang paling berpengaruh terhadap bioavailabilitas dari
sediaan farmasi adalah bobot jenis dan rapat jenisnya, dimana bobot jenis suatu obat berbeda
dengan obat lain, yang tergantung pada massa zat tersebut yang dibandingkan terhadap
volumenya pada suhu dan tekanan tertentu.
Cara penentuan bobot jenis sangat penting diketahui oleh seorang farmasis karena tiap
larutan mempunyai bobot jenis dan rapat jenis yang berlainan sehingga dalam penggunaan setiap

zat dapat diidentifikasikan secara kualitatif yang sangat erat hubungannya dengan massa dan
volumenya.
Disamping itu dengan mengetahui bobot jenis suatu zat, maka akan mempermudah
dalam memformulasi obat. Karena dengan mengetahui bobot jenisnya maka kita dapat
menentukan apakah suatu zat dapat bercampur atau tidak dengan zat lainnya.Dengan mengetahui
banyaknya manfaat dari penentuan bobot jenis maka percobaan ini dilakukan.

I.2. Tujuan Praktikum


Tujuan praktikum bobot jenis dan kerapatan adalah untuk menentukan bobot jenis
beberapa cairan minyak kelapa,alkohol,parafin,gliserin dan menentukan kerapatan dari zat padat
asam borat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Bobot jenis adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang volumenya sama
pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis merupakan bilangan abstrak
yang menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku. Bobot
jenis dinyatakan dalam desimal dengan beberapa angka dibelakang koma sebanyak akurasi yang
diperlukan pada penentuannya. (Ansel.2004)
Berat jenis untuk penggunan praktis lebih sering didefinisikan sebagai perbandingan
massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah volume air yang sama pada suhu atau temperatur
lain yang tertentu. Notasi tersebut sering ditemukan dalam pembacaan berat jenis : , ,dan .
Angka yang pertama menunjukkan temperatur udara dimana zat ditimbang;angka di bawah garis
miring menunjukkan temperatur air yang dipakai. Buku-buku farmasi menggunakan patokan 25 .
Berat jenis dapat ditentukan dengan menggunakan berbagai tipe piknometer, neraca MohrWestphal, hidrometer dan alat-alat lain. (Martin.1990)

Metode penentuan untuk cairan terdiri atas : (Voigt.1994)


1. Metode Piknometer. Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan
ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan
piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga mencapai keoptimuman
tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi
ruang 30 ml.
2. Metode Neraca Hidrostatik. Metode ini berdasarkan hukum Archimedes yaitu suatu benda yang
dicelupkan ke dalam cairan akan kehilangan massa sebesar berat volume cairan yang terdesak.
3. Metode Neraca Mohr-Westphal. Benda dari kaca dibenamkan tergantung pada balok timbangan
yang ditoreh menjadi 10 bagian sama dan disitimbangkan dengan bobot lawan. Keuntungan
penentuan kerapatan dengan neraca Mohr-Westphal adalah penggunan waktu yang singkat dan
mudah dlaksanakan.
Kerapatan atau density adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan
volume. Kerapatan juga merupakan turunan besaran karena menyangkut massa dan volume.
Batasannya adalah massa persatuan volume pada temperatur dan tekanan tertentu, dan
dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik ( ). (Martin.1990)
Ketika suatu bubuk dituangkan kedalam sebuah wadah, volume yang menempati wadah
tersebut tergantung dari faktor seperti uuran partikel, bentuk partikel dan sifat parmukaan. Dalam
keadaan normal biasanya akan terdiri dari partikel padat dan ruang udara intrapartikel ( kosong
atau pori-pori ). Partikel sendiri juga terdiri atas pori tertutup atau pori intrapartikel. Jika serbuk
partikel dibiarkan dan diberi getaran atau tekanan, partikel akan bergerak relatif terhadap satu
sama lain untuk meningkatkan kerapatannya. Pada akhirnya kondisi kerapatan mampat dapat
tercapai yang tidak mungkin tanpa perubahan bentuk partikel. (Gibson.2004)
Kerapatan dari suatu bubuk, tergantung pada kondisi penangan tersendiri, dan ada
beberapa definisi yang bisa diterapkan juga untuk serbuk sebagai jumlah atau dari partikel
tunggal. Standar british 2955 (1958) mendefinisikan tiga bentuk yang bisa diterapkan untuk
partikel-partikel. Kerapatan partikel adalah jumlah massa partikel dibagi dengan volumenya.
Istilah yang berbeda berasal muncul dari cara dimana volume didefinisikan: (Gibson.2004)
1. Kerapatan partikel sejati adalah ketika volume diukur tidak mencakup pori terbuka dan pori
tertutup dan merupakan susunan mendasar dari suatu sediaan.
2. Kerapatan bulk adalah ketika volume diukur pori intra partikel dan pori antarpartikel.

3. Kerapatan mampat adaah volume yang dilihat ketika fluid bergerak melewati partikel. Hal ini
sangat penting dalam pembuatan pengendapan atau larutan tetapi jarang digunakan dalam
pembuatan sediaan padat.
Kesulitan utama pada saat penentuan volume sebenarnya dari serbuk bulk, dimana tiga
tipe ruang-ruang udara atau rongga dapat dibedakan:(Lachman.2007)
1. Rongga intrapartikel yang terbuka - rongga-rongga terdapat didalam partikel tunggal,tetapi
terbuka pada lingkungan luar.
2. Rongga intrapartikel yang tertutup rongga-rongga terdapat didalam partikel tunggal, tetapi
tertutup pada lingkungan luar.
3. Rongga antarpartikel ruang-ruang udara antara dua partikel individu.
Porositas merupakan hasil bagi volume total ari ruang-ruang rongga (vv) terhadap volume
bulk dari bahan sering dipilih untuk mmantau kemajuan kompresi. Porositas juga bisa
didefinisikan sebagai bagian dasar dri suatu serbuk yang ditempati oleh pori-pori dan diukur
pada keadaan yang efisiensi atau sebagai perbandingan antara kerapatan bulk dan kerapatan
kerapatan sejati. (Lacman.2007&Gibson.2004)

II.2 Uraian Bahan


1. Asam borat (Ditjen POM 1979)
Nama resmi
: ACIDIUM BORICUM

merian

Nama lain
: Asam borat
RM / BM
: H3BO3 / 61,83
: Hablur,serbuk hablur putih atau sisik mengkilap tidak berwarna; kasar; tidak berbau; rasa agak

arutan

asam dan pahit kemudian manis.


: Larut dalam 20 bagian air, dalam 3 bagian air mendidih, dalam 16 bagian etanol (95%) P dan

merian

dalam 5 bagian gliserol P.


Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Antiseptikum ekstern
2. Parafin cair (Ditjen Pom 1979)
Nama resmi
: PARAFIN LUQUIDUM
Nama lain
: Parafin cair
: Cairan kental transparan, tidak berfluorensi; tidak berwarna; hampir tidak berbau; hampir tidak
mempunyai rasa.

arutan

: Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P; larut dalam kloroform P dan eter P.

yimpanan

: Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.

merian

merian
arutan

yimpanan

merian

Kegunaan

: Laksativum

3. Air suling (Ditjen POM 1979)


Nama resmi
: AQUA DESTILLATA
Nama lain
: Air suling
RM / BM
: H2O / 18,02
: Cairan jernih;tidak berwarna;tidak berbau;tidak mempunyai rasa.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutu baik.
Kegunaan
: Sebagai pelarut
4. Minyak kelapa (Ditjen POM 1979)
Nama resmi
: OLEUM COCOS
Nama lain
: Minyak kelapa
: Cairan jernih; tidak berwarna atau kuing pucat; bau khas, tidak tengik.
: Larut dalam 2 bagian etanol (95%) P pada suhu 60 ; sangat mudah larut dalam kloroform P dan
dalam eter P.
: Dalam wadah tertutu baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk.
Kegunaan
: Zat tambahan
5. Alkohol (Ditjen POM 1979)
Nama resmi
: AETHANOLUM
Nama lain
: Etanol / Alkohol
RM / BM
: C2H5OH / 46,01
: Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah
terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

arutan

: Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P dan dalam eter P.

yimpanan

: Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; ditempat sejuk, juh dari nyala api.
Kegunaan
: Zat tambahan.

merian

arutan

6. Gliserin (Ditjen POM 1979)


Nama resmi
: GLYCEROLUM
Nama lain
: Gliserol / gliserin
RM / BM
: C3H8O3 / 92,10
: Cairan seperti sirop; jernih. Tidak berwarna; tidak berbau; manis diikuti rasa hangat.
Higroskopik. Jika disimpan beberapa lama pada suhu rendah dapat memadat membentuk massa
hablur tidak berwarna yang tidak melebur hingga shu mencapai lebih kurang 20 .
: Dapat capur dengan air, dan dengan etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform P,
dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Zat tambahan
7. Komposisi sirup sunquick
Gula, konsentrat jeruk, air, pengatur keasman asam sitrat, pemantap ( natrium alginat dan
pektin ), vitamin C, pegawet (natrium benzoate dan natrium sulfit), pewarna (beta-karoten CI no
75130).

II.3 Prosedur Kerja


a.)
1.
2.
3.
b.)
1.
2.
3.

Menentukan kerapatan bulk


Timbang asam borat sebanyak 10 gram, kemudian masukkan kedalam gelasukur 50 ml.
Ukur volume zat padat
Hitung kerapatan bulk dengan menggunakan persamaan
Menentukan kerapatan mampat
Timbang zat padat sebanyak 10 gram
Masukkan kedalam gelas ukur
Ketuk selama 100 kaliketukan

4. Ukur volume yang terbentuk


5. Hitung kerapatan mampat dengan menggunakan persamaan
c.) Menentukan kerapatan sejati
1. Timbang piknometer yang bersih dan kering bersama tutupnya (W1).
2. Isi piknometer dengan zat padat kira-kira 2/3 bagian volumenya. Timbang piknometer berisi zat
padat beserta tutupnya (W3).
3. Isikan parafin cair perlahan-lahan kedalam piknometer berisi zat padat, kocok-kocok, dan isi
sampai penuh sehingga tidak ada gelembung udara di dalamnya.
4. Timbang piknometer berisi zat padat dan parafin cair tersebut beserta tutupnya (W4).
5. Bersihkan piknometer dan isi penuh dengan parafin cair hingga tidak ada gelembung di
dalamnya.
6. Timbang piknometer berisi penuh parafin cair dan tutupnya (W2).
7. Hitung kerapatan dengan menggunakan persamaan :

d.) Menentukan bobot jenis cairan


1. Gunakan piknometer yang bersih dan kering.
2. Timbang piknometer kosong (W1), lalu isi dengan air suling, bagian luar piknometer dilap
sampai kering dan ditimbang (W2).
3. Buang air suling tersebut, keringkan piknometer lalu isi degan cairan yang akan diukur bobot
jenisnya pada suhu yang sama pada saat pengukuran air suling, dan timbang (W3).
4. Hitung bobot jenis cairan dengan menggunakan persamaan :

BAB III
CARA KERJA
III.1 Alat dan Bahan
a.) Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum bobot jenis dan kerapatan yaitu:

Botol semprot
Corong
Gelas ukur 50 ml
Lap kasar
Gelas piala 25 ml
Piknometer 25 ml
Timbangan
Tissue

b.) Bahan
Bahan yang digunakan dalam parktikum bobot jenis dan kerapatan yaitu:

Asam borat
parafin cair
aquadest
minyak kelapa
alkohol
gliserin
sirop sunquick

III.2 Langkah percobaan


a.) Menentukan kerapadan bulk
Langkah pertama yaitu ditimbang asam borat sebanyak 10 gram, kemudian dimasukkan
kedalam gelas ukur 50 ml. Selanjutnya diukur volume zat padat seperti yang tertera pada
gelas ukur dan diakukan perhitungan untuk penentuan kerapatan bulk dengan persamaan :
b.) Menentukan kerapatan mampat
Langkah pertama yaitu ditimbang asam borat 10 gram dimasukkan kedalam gelas ukur
kemudian diketuk sebanyak 100 kli ketukan dengan dialasi lap kasar atau tissue untuk
mencegah pecahnya gelas ukur yang digunakan. Selanjutnya diukur volume yang terbentuk
dan dilakukan perhitungan untuk menghitung kerapatan mampat dengan persamaan
c.) Menentukan kerapatan sejati
Langkah pertama yaitu ditimbang piknometer yang bersih dan kering bersama tutupnya
(W1), kemudian piknometer diisi dengan zat padat asam borat kira-kira 2/3 bagian
volumenya dan ditimbang zat padat beserta tutupnya (W3). Kemudian ditambahkan parafin
cair perlahan-lahan kedalam piknometer berisi zat padat,dikocok-kocok, dan diisi hingga
penuh hingga tidak ada gelembung udara didalamnya dan ditimbang zat padat dan parafin
beserta tutupnya (W4). Langkah selanjutnya piknometer dibersihkan dan dikeringkan
kemudian diisi parafin cair hingga penuh dan ditimbang beserta tutupnya (W2). Setelah itu
dilakukan perhitungan untuk memperoleh kerapatan sejati dengan persamaan :
d.) Menentukan bobot jenis cairan
Langkah pertama yaitu ditimbang piknometer yang bersih dan kering (W1), lalu diisi dengan
air suling,bagian luar piknometer dilap ampai kering dan ditimbang dengan tutupnya (W2).
Selanjutnya air suling di buang dan dikeringkan dengan menggunakan hair dryer lalu diisi
dengan cairan yang akan dihitung bobot jenisnya dan ditimbang beserta tutupnya (W3).
Kemudian dilakuan perhitungan untuk memperoleh bobot jenis cairan yang diukur dengan
menggunkan persamaan :

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil dan Perhitungan
a.) Penentuan kerapatan bulk :
Volume zat padat
Volume bulk

10 gr
12 ml

Kerapatan bulk = 10 gr / 12 ml
= 0,83 gr/ml
b.) Penentuan kerapatan mampat :
Bobot zat padat
Volume mampat

Kerapatan mampat =

10 gr
11 ml

c.) Penentuan kerapatan sejati


Bobot piknometer kosong (gr) (W1)
Bobot pikno + zat cair (gr) (W2)
Bobot pikno+zat padat (gr) (W3)
Bobot jenis zat padat + cair ((gr/ml) (W4)

32,5237
54,3274
42,19675
58,26945

d.) Tabel hasil penentuan bobot jenis


NO

Sampel cairan

Bobot pikno

Bobot pikno +

Bobot pikno +

BJ cairan

Minyak kelapa

kosong (W1)
23,4433

air suling (W2)


48,21465

cairan (W3)
45,9080

sampel
0,9068

2
3
4

Gliserin
Alkohol
Sirop

28,44945
11,1233
15,5895

52,37315
36,9235
41,16585

58,4958

gr/ml
1,25

35,6304

gr/ml
0,94

49,024

gr/ml
1,30
gr/ml

Bobot jenis minyak kelapa

Bobot jenis gliserin


Bobot jenis alkohol
Bobot jenis sirop
gr/ml

IV.2 Pembahasan
Bobot jenis (spesific gravity) adalah rasio bobot suatu zat terhadap bobot zat baku yang
volumenya sama pada suhu yang sama dan dinyatakan dalam desimal. Bobot jenis
menyatakan hubungan antara bobot suatu zat terhadap bobot suatu zat baku. Kerapatan
(density) adalah massa per satuan volume, yaitu bobot zat per satuan volume. Kerapatan juga
merupakan turunan besaran karena menyangkut massa dan volume.
Dalam percobaan ini akan dilakukan penentuan kerapatan bulk, kerapatan mampat,
kerapatan sejati menggunakan sampel zat padat asam borat dan penentuan bobot jenis dengan
sampel minyak kelapa, gliserin alkohol dan sirop. Hasil yang diperoleh dengan penentuan
bobot jenis akan dibandingkan dengan literatur yang diperoleh.
Pada penentuan kerapatan bulk dengan menggunakan sampel zat padat asam borat yang
ditimbang sebanyak 10 gram kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur 50 ml dan diukur
volumenya sesuai yang tertera pada gelas ukur sehingga diperoleh volume bulk 12 ml. Untuk
menentukan kerapatan bulk digunakan persamaan perbandingan antara bobot zat padat
dengan volume bulk sehingga diperoleh hasil 0,83 gr/ml. Selanjutnya zat padat dalam gelas
ukur diketuk sebanyak 100 kali ketukan. Pada saat gelas ukur diketuk, bagian bawah gelas
ukur dialasi dengan menggunakan lap kasar atau tissue untuk mencegah agar gelas ukur tidak
pecah. Sehingga diperoleh volume mampat 11 ml. Untuk menentukan kerapatan mampat

dugunakan persamaan perbandingan antara bobot zat padat dengan volume mampat, sehingga
diperoleh hasil kerapatan mampat 0,91 gr/ml.
Pada penentuan kerapatan sejati dilakukan dengan menggunakan piknometer bersih dan
kering kemudian piknometer ditimbang. Pada saat penimbangan piknometer dipegang dengan
menggunakan tissue hal ini dilakukan untuk mencegah kulit mati pada tangan yang akan
menempel pada piknometer sehingga akan mengganggu keakurasian perhitungan. Setelah itu
zat padat (asam borat) dimasukan kedalam piknometer dan ditimbang beserta tutupnya,
kemudian piknometer berisi zat padat tersebut ditambahkan dengan parafin hingga penuh
sampai tidak muncul gelembung dan ditimbang. Selanjutnya piknometer dibersihkan dan
diisi dengan cairan parafin hingga penuh sampai tidak ada gelembung, kemudian piknometer
ditimbang. Kemudian dilakukan perhitungan kerapatan sejati sehingga diperoleh hasil
perhitungan kerapatan sejati yaitu 1,6877 gr/ml.
Pada penentuan bobot jenis cairan dilakukan dengan menggunakan piknometer 25 ml
dan air sebagai larutan baku standar. Pengukuran dengan menggunakan piknometer dilakukan
pada suhu 25 atau suhu ruangan. Cairan yang akan dihitung bobot jenisnya adalah minyak
kelapa, gliserin, alkohol dan siriop. Langkah pertama yaitu piknometer yang bersih dan
kering ditimbang beserta tutupnya kemudian dimasukkan air suling hingga penuh dan
ditimbang beserta tutupnya. Setelah itu air suling dibuang dan dikeringkan dengan
menggunakan hair dryer hingga tidak ada gelembung. Kemudian diisi dengan airan yang
akan diketahui bobot jenisnya. Selanjutnya dilakukan perhitungan sesuai dengan persamaan
yang tertera pada literatur.
Pada penentuan bobot jenis minyak diperoleh hasil 0,9068 gr/ml , bobot jenis gliserin
diperoleh 1,25 gr/ml, bobot jenis alkohol diperoleh 0,94 gr/ml sedangkan bobot jenis sirop
diperoleh 1,30 gr/ml. Berdasarkan literatur diperoleh bobot jenis minyak kelapa yaitu
0,903g/ml , bobot jenis gliserin 1,25gr/ml , bobot jenis alkohol 0,81 gr/ml.
Berdasarkan literatur hasil perhitungn gliserin sudah sesuai dengan literatru namun
minyak kelapa dan alkohol terdapat sedikit perbedaan dengan hasil praktikum yang
dilakukan. Perbedaan tersebut mungkin dikarenakan adanya beberapa kesalahan selama
praktikum diantaranya :
a. Kesalahan pembacaan skala pada saat penimbangan alat
b. Cairan yang digunakan sudah tidak murni lagi sehingga mempengaruhi bobot jenisnya
c. Pada saat piknometer dibersihkan mungkin kurang bersih dan saat pengeringan belum
sepenuhnya kering sehingga mempengaruhi bobot jenis.
BAB V

PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan kerapatan dan bobot jenis diperoleh:
1. Kerapatan
NO
1

Kerapatan bulk
0,83 g/ml

NO
1

Minyak kelapa
0,9068 gr/ml

Kerapatan mampat
0,91 gr/ml

Kerapatan sejati
1,6877 gr/ml

2. Bobot jenis
Gliserin
1,25 gr/ml

Alkohol
0.94 gr/ml

Sirop
1,018 gr/ml

V.2 Saran
Disarankan agar alat dan bahan untuk praktikum dilengkapi agar lebih memperlancar lagi
jalannya praktikum

Anda mungkin juga menyukai