I. Pengenalan Alat Bahan Lab

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN LABORATORIUM

Nama Mahasiswa :

Athsila Nugroho (16334069)

Dosen :

Tim Dosen Praktikum Kimia Dasar

FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
2020
I. Judul : Pengenalan Alat dan Bahan Laboratorium
II. Tujuan : 1. Mahasiswa dapat mengenal alat-alat laboratorium dan
menjelaskan cara pemakaiannya.
2. Mahasiswa dapat mengenal dan menjelaskan karakteristik
bahan-bahan yang dipakai dalam praktikum di lab.
III. Teori :

A. Pengenalan Alat

Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen, artinya bahwa tidak
mungkin belajar kimia tanpa laboratorium. Laboratorium akan membantu siswa
memahami konsep-konsep kimia, membuktikan berbagai konsep dan melakukan
penelitian sederhana. Bekerja di laboratorium tidaklah sama dengan belajar di
dalam kelas, untuk dapat bekerja di laboratorium siswa dituntut aktif dan terampil
melakukan praktikum (Wahyuni, 2008).

Laboratorium adalah suatu tempat yang disediakan bagi siswa agar dapat
melakukan percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan
kimia, peralatan gelas dan instrumen khusus yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelakaan bila dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga
terjadi karena kelalaian atau kecerobohan kerja, hal ini dapat membuat orang
tersebut cedera, dan bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di
laboratorium merupakan dambaan bagi setiap individu yang sadar akan
kepentingan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan kerja. Bekerja dengan selamat
dan aman berarti menurunkan resiko kecelakaan.
Suatu laboratorium harus merupakan tempat yang aman bagi para pekerja
atau pemakainya yaitu para praktikan. Aman terhadap kemungkinan kecelakaan
fatal maupun sakit atau gangguan kesehatan lainnya. Hanya didalam
laboratorium yang aman, bebas dari rasa khawatir akan kecelakaan, dan
keracunan seseorang dapat bekerja dengan aman, produktif, dan efesien
(Khasani, 1990).
Pekerjaan dalam laboratorium biasanya sering menggunakan beberapa
alat gelas. Penggunaan alat ini dengan tepat penting untuk diketahui agar
pekerjaan tersebut dapat berjalan dengan baik. Keadaan yang aman dalam suatu
laboratorium dapat kita ciptakan apabila ada kemauan dari para pekerja,
pengguna, maupun kelompok pekerja laboratorium untuk menjaga dan
melindungi diri, diperlukan kesadaran bahwa kecelakaan yang terjadi dapat
berakibat pada dirinya sendiri maupun orang lain disekitarnya. Tujuan dari
praktikum pengenalan alat ini adalah untuk mengenal beberapa macam alat gelas
yang sering digunakan dalam laboratorium dan penggunaanya (Ginting, 2000).

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami


cara kerja, serta fungsi dan alat-alat di laboratorium. Selain untuk menghindari
kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-
masing alat dan bahan, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna
(Walton, 1998).

Pengenalan alat laboratorium sebelum melakukan suatu percobaan


sangatlah penting, agar dapat mengurangi terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pelaksanaan praktikum dan apabila terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan
praktikum dapat langsung diatasi dengan cepat dan sebaik mungkin. Alat-alat
laboratorium tersebut ada yang berfungsi dalam proses pemanasan, misalnya
pembakaran gas. Ada juga alat-alat yang mempunyai jenis dan macam yang
kompleks sehingga dalam penggunaannya memerlukan ketelitian dan kehati-hatian
yang tinggi (Prabowo, 2009).

Pada laboratorium kimia, akan didapatkan berbagai macam alat, mulai dari
yang sederhana misalnya alat-alat gelas sampai kepada yang cukup rumit seperti pH
meter. Alat-alat laboratorium tersebut ada yang terbuat dari kaca, plastik, karet,
kuarsa platina, logam dan lain-lain. Peralatan tersebut ada yang berfungsi sebagai
wadah, alat bantu dan pengukuran volume dengan berbagai ukuran.

Pembakar merupakan alat bantu untuk memanaskan zar atau larutan. Reaksi
pembakaran akan terjadi bila bahan bakar (gas alam/lpg) bertemu dengan oksigen
dengan bantuan panas. Api dan suhu yang dihasilkan bergantung kepada
perbandingan bahan bakar dan warna yang diberikan.
Peralatan pengukur volume larutan, ada yang ditera dengan teliti dan ada yang
tidak perlu ditera dengan teliti. Peneraan yang sangat teliti dilakukan terhadap alat
ukur seperti pipet volumetrik, labu ukur dan buret. Pengukuran dengan alat tersebut
akan mempengaruhi hasil secara kuantitatif.

Cara penggunaan, pemeliharaan dan pembacaan miniskus sangat penting.


Sebelum digunakan alat tersebut harus bersih dari pengotor-pengotor, dibilas
dengan larutan yang akan diukur dan harus digunakan dengan cara betul. Setelah
digunakan harus dicuci, agar larutan tidak menempel pada dinding kaca. Pembacaan
minskus pada buret harus sejajar mata. Untuk larutan yang tidak berwarna atau
transparan dibaca miniskus bawahnya, sedangkan untuk larutan berwarna dibaca
miniskus atasnya.
Pemakaian bahan kimia akan sangat berpengaruh terhadap alat-alat yang
digunakan. Setiap alat dirancang dengan bahan-bahan yang berbeda, ada yang
terbuat dari gelas, porselen, kayu, alumunium, plastik, dan lain-lain sesuai
dengan fungsinya masing-masing. Alat-alat tersebut ada yang tahan terhadap
basa, tahan terhadap kondisi asam, tahan terhadap panas, dan ada yang hanya
tahan terhadap kondisi normal. Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia
sangat menentukan keberhasilan suatu penelitian (Mored, 2000).

 Peralatan untuk menimbang di Laboratorium

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis
besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi timbangan kasar, sedang dan
halus. Timbangan kasar yaitu dengan ketelitian kurang atau sama dengan 0,1 g,
timbangan sedang dengan ketelitian antara 0,01 g – 0,001 g dan timbangan
halus dengan ketelitian lebih besar atau sama dengan 0,0001 g. berikut adalah
beberapa jenis timbangan tersebut.
Alat ini digunakan untuk menimbang bahan dengan
Neraca Kasar : Triple beam ketelitian alat sedang (0.01-0.001 gram).

Selain itu digunakan pula untuk menimbang bahan


kimia dalam proses pembuatan larutan, akan tetapi
bukan yang digunakan untuk standarisasi

Kapasitas: 311 g, pan tunggal bahan stainless steel,


Neraca dengan Ketelitian ketelitian 10 mg.
Sedang
Bahan : Die-casting. Tipe: tiga lengan. cast aluminium
body
and beam, stainless steal pan and bow.
Kegunaan
Untuk menimbang zat
Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan dengan
Neraca dengan Ketelitian ketelitian
Tinggi : Sartorius tinggi (0.0001 gram). Serta digunakan untuk menimbang
bahan kimia dalam proses pembuatan larutan untuk uji
kuantitatif dan proses standarisasi. Selain itu berfungsi
untuk
menimbang sampel / bahan dalam analisis kuantitatif.

Neraca analitik jenis ini yang sering digunakan di


laboratorium kimia.

B. Pengenalan Bahan

Penanganan bahan sebelum melakukan praktikum sangat mempengaruhi


hasil praktikum. Bahan yang mudah menguap diletakan di dalam wadah, bahan
kimia yang dapat menimbulkan bahaya sebaiknya disimpan dalam sebuah lemari
asam (Neinlands, 1990).

Peraturan pada pengepakan dan pelabelan bahan kimia diwajibkan


mencantumkan informasi bahaya berdasarkan tingkat bahaya bahan kimia
khususnya untuk bahan yang tergolong pada hazardous chemicals atau bahan
berbahaya dan beracun (B3).
Bahan berdasarkan fasa :
1. Padat
2. Cair
3. Gas

Bahan berdasarkan kualitas :


1. Teknis
2. Special grade : pro analyses (pa)
3. Special grade : material references

IV. Alat dan Bahan


1. Alat-alat Laboratorium
2. Bahan-bahan Laboratorium

V. Prosedur Kerja

I. 20 Alat Gelas di Lab

Nama Fungsi

1. Gelas Ukur

Alat ukur volume (untuk sampel bahan cair dengan


ketelitian rendah

2. Beaker Glass

Sebagai penampung sampel/bahan sementara atau


bias digunakan sebagai penyimpan zat sementara

3. Kaca Arloji

Sebagai tempat menimbang bahan kimia berupa


pasta, padatan atau bubuk
4. Pengaduk Kaca/Batang Pengaduk

Membantu menghomogenkan larutan. Alat bantu


mengalirkan larutan kedalam corong ketika
memindah atau ketika menyaring larutan

5. Corong Gelas  Alat bantu untuk memindah /


memasukkan larutan ke wadah / tempat
yang mempunyaai dimensi pemasukkan
sampel bahan kecil.
 Alat bantu dalam melakukan penyaringan,
yaitu sebagai tempat meletakkan kertas
saring

6. Batang Ose Ujung Bulat dan Lurus


Pada batang ose ujung kolongan biasanya
digunakan untuk inokulasi pada media
cair sedangkan ose yang berbentuk lurus
biasanya digunakan pada inokulasi dengan
cara metode gores pada media agar.
7. Buret

Alat untuk melakukan titrasi

8. Mortar dan Alu

Untuk menghaluskan bahan-bahan

9. Botol semprot

Untuk menyimpan air/aqua

10. Pipet tetes/doping


Mengambil bahan dlm jumlah
sedikit/tetesan tidak ada skala volume di
pipet ini
11. Erlenmeyer  Mengukur volum bahan kimia cair dengan
ketelitian rendah
 Sebagai tempat menampung bahan kimia
untuk sementara
 Menghomogenkan larutan atau media.
 Menyimpan media pada pengujian mikro
 Digunakan untuk menampung titran pada
saat tetrasi
 Menyimpan media pada analisa
mikrobiologi

12. Labu ukur  Membuat suatu larutan dengan volume


yang diketahui secara teliti
 Mengencerkan larutan sampai volume
tertentu dengan ketelitian yang tinggi.

13. Spatula

Mengambil bahan kimia padat

14. Pipet Volume/Pipet Gondok Mengambil bahan dan mengukur volume


larutan hanya satu skala ukuran dengan
ketelitian tinggi ( ketelitian lebih tinggi
dibanding pipet ukur )

15. Pipet Ukur Mengambil larutan dan mengukur volume


larutan berbagai skala/ukuran dengan
ketelitian tinggi

16. Karet Penghisap Membantu mengambil larutan kimia yang


berbahaya dengan cara disambungkan
dengan pipet ukur atau pipet volume

17. Lampu Spirtus Alat pembakar dengan bahan bakar spirtus


untuk terilisasi ( memijarkan ose) sebelum
inokulasi sample, mengkondisikan area
dalam kondisi aseptis dengan jarak max
dari pijaran lampu spirtus 30 cm
18. Cawan Porselin/Cawan Uap  Mereaksikan zat kimia pada suhu tinggi
 Tempat mengarangkan bahan yang
kemudian sekaligus tempat untuk
mengabukkan bahan
 Menguapkan bahan dengan cara
dipanaskan baik pemanasan langsung
maupun tidak langsung

19. Statif

Alat untuk menegakkan buret, corong pisah


dll, dikombinasikan dengan ring atau klem

20. Tabung Reaksi

Sebagai tempat pengenceran dan


menyimpan media

II. 10 Bahan Kimia di Lab


✔(Kimia Pro-Analyst)

Nama Kimia Rumus Kimia Mr (BM) Keterangan

Magnesium Oxyda MgO ✔ 40,30 gr/mol Serbuk putih

Kloroform CHCl3 ✔ 119,38 gr/mol Bening, mudah menguap,


(Trichloromethane) bau khas

Amonium Nitrate NH4NO3 ✔ 80,00 gr/mol Serbuk putih padat

Metanol CH3OH ✔ 32,04 gr/mol Jernih (tdk berwarna), bau


khas

Etil Asetat C4H8O2 ✔ 88,11 gr/mol Tdk higroskopis, mudah


menguap, tdk berwarna
Asam Chloride HCl ✔ 34,46 gr/mol Cair, berasap, bau
menyengat

Asam Asetat CH3COOH ✔ 60,05 gr/mol Tdk berwarna, bau menusuk,


rasa asam

Potassium Chloride KCl 74,55 gr/mol Higroskopis, kristal putih

Asam Oksalat C2H2O4 ✔ 23,09 gr/mol Hablur, tdk berwarna

N-heksan C6H14 ✔ 86,18 gr/mol Cairan kental, tdk berwarna

TNT (Trinitrotoluena) C7H5N3O6 ✔ 227,13 gr/mol Bau menyengat, warna


kuning pucat

Hydrogen Peroxide H2O2 34,0147 gr/mol Cairang bening biru pucat,


sedikit kental

Etanol (96%) C2H5OH 46,07 gr/mol Cair, mudah menguap, tdk


berwarna

Eter

(C2H5)2O 74,12 gr/mol Jernih, tdk berwarna

Aseton

C3H6O 58,08 gr/mol Cair, tdk berwarna

Toluena C7H8 92,14 gr/mol Cair, tdk berwarna, bau


harum

Benzena

C6H6 78,11 gr/mol Bau khas, cairan berasap

Arsenat AsO43- 1,97 dan 5,73 Warna kuning dan metalik


Natrium Hidroksida NaOH 33,977 gr/mol Bentuk batang hablur, putih

Kalium Permanganat KMnO4 158 gr/mol Hablur mengkilap, ungu tua

Sianida CN- 26,02 gr/mol Serbuk granul, tdk berwarna

III. Simbol Berbahaya Bahan-Bahan Kimia

Gambar Simbol Keterangan

Iritant Lambang :Xi


Arti :Bahan yang dapat menyebabkan iritasi,
gatal-gatal dan dapat menyebabkan luka bakar
pada kulit.Tindakan :Hindari kontak langsung
dengan kulit.
Contoh :NaOH, C6H5OH, Cl2

Lambang : T
Toxic
Arti : Bahan yang bersifat beracun, dapat
menyebabkan sakit serius bahkan kematian bila
tertelan atau terhirup.
Tindakan : Jangan ditelan dan jangan dihirup,
hindari kontak langsung dengan kulit.
Contoh : Metanol, Benzena.
Very Toxic Lambang : T+
Arti : Bahan yang bersifat sangat beracun dan
lebih sangat berbahaya bagi kesehatan yang
juga dapat menyebabkan sakit kronis bahkan
kematian.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan
tubuh dan sistem pernapasan.
Contoh : Kalium sianida, Hydrogen sulfida,
Nitrobenzene dan Atripin
Corrosive Lambang : C
Arti : Bahan yang bersifat korosif, dapat
merusak jaringan hidup, dapat menyebabkan
iritasi pada kulit, gatal-gatal dan dapat membuat
kulit mengelupas.
Tindakan : Hindari kontak langsung dengan
kulit dan hindari dari benda-benda yang bersifat
logam.
Contoh : HCl, H2SO4, NaOH (>2%)

Flammable
Arti : Bahan kimia yang mempunyai titik nyala
rendah, mudah terbakar dengan api bunsen,
permukaan metal panas atau loncatan bunga
api.
Tindakan : Jauhkan dari benda-benda yang
berpotensi mengeluarkan api.
Contoh : Minyak terpentin.
Explosive Arti : Bahan kimia yang mudah meledak dengan
adanya panas atau percikan bunga api, gesekan
atau benturan.
Tindakan : Hindari pukulan/benturan, gesekan,
pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan
tanpa oksigen atmosferik.
Contoh : KClO3, NH4NO3, Trinitro Toluena
(TNT).

Flammable solid
Arti : Padatan yang mudah terbakar.
Tindakan : Hindari panas atau bahan mudah
terbakar dan reduktor, serta hindari kontak
dengan air apabila bereaksi dengan air dan
menimbulkan panas serta api.
Contoh : Sulfur, Picric acid, Magnesium.

Highly Flammable Lambang : F


Arti : Mudah terbakar di bawah kondisi
atmosferik biasa atau mempunyai titik nyala
rendah (di bawah 21°C) dan mudah terbakar di
bawah pengaruh kelembapan.
Tindakan : Hindari dari sumber api, api terbuka
dan loncatan api, serta hindari pengaruh pada
kelembaban tertentu.
Contoh : Aseton dan Logam natrium.
Oxidizing Lambang : O
Arti : Bahan kimia bersifat
pengoksidasi, dapat menyebabkan
kebakaran dengan menghasilkan panas saat
kontak dengan bahan organik dan bahan
pereduksi. Tindakan : Hindarkan dari panas dan
reduktor.
Contoh : Hidrogen peroksida, Kalium perklorat.

VI. Pembahasan

Dalam percobaan praktikum ini, terdapat berbagai macam alat-alab yang ada di
dalam laboratorium. Disini, disebutkan ada alat untuk menimbang yaitu ada neraca
kasar, neraca ketelitian sedang dan neraca ketelitian yang tinggi. Pada berbagai
macam neraca ini, neraca yang kasar digunakan untuk menimbang bahan-bahan
seperti larutan, neraca ketelitian sedang untuk menimbang bahan yang beratnya 10
mg, untuk yang ketelitian tinggi digunakan untuk menimbang bahan/zat secara
kuantitatif. Untuk menimbang media/bahan digunakan labu ukur, Erlenmeyer, pipet
gondok, beaker glass, corong, cawan uap. Untuk mentitrasi bahan-bahan statif,
buret, corong, dan erlenemeyer.

1. Alat-alat Glass
Gelas ukur yang berfungsi untuk mengukur volume zat/larutan kimia dala
bentuk cairan, ada juga beaker glass yang digunakan untuk menempatkan
larutan dan bias juga digunakan untuk pemanasan serta penguapan pada larutan
untuk memekatkan suatu larutan.

Pipet yang berfungsi untuk mengambil larutan dengan volume yang tepat dan
dengan ketelitian yang tinggi digunakan pipet gondok dengan bantuan balon
penghisap diuung pipet.

Kaca arloji digunakan untuk mengeringkan padatan pada mesin penguap dan
untuk menimbang bahan-bahan kimia dan sebagai penutup gelas kimia saat
memanaskan sampel.
2. Peralatan Non Glass

Timbangan analisis digunakan untuk menimbang zat dalam skala yang kecil
dan besar sesuai fungsinya.

Spatula besi digunakan untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan
dan bias dipakai untuk mengaduk larutan yang berasal dari bahan stainless steel.

Balon hisap digunakan sebagai alat bantu dalam menggunakan pipet gondok
untuk mengambil larutan/zat kimia yang berbahan keras.

Botol semprot digunakan untuk menempatkan air/aqua untuk kebutuhan


penambahan air pada sampel yang akan dikerakan atau untuk mencuci
sementara wadah sampel.

Untuk bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium masing-masing mempunyai


tingkat bahaya yang berbeda. Untuk penyimpanan bahan-bahan kimia harus
ditempatkan pada tempat yang aman dan beberapa harus terhindar dari cahaya
seperti KMnO4 serta dijauhkan dari sumber api karena mudah meledak.
Beberapa bahan juga harus ditutup dengan rapat karena menimbulkan asap dan
bau yang sangat menyengat seperti golongan-golongan bahan asam. Untuk
golongan basa juga tidak boleh tercampur dengan air karena akan reaktif
contohnya NaOH, Nacl dan garam-garam natrium lainnya.

VII. Daftar Pustaka

1. Modul Praktikum Kimia Dasar Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta.
2. Ginting, T. 2000. Penuntun Kimia Dasar I. Unsri, Palembang.
3. Khasani. 1990. Prosedur Alat-Alat Kimia. Liberty, Yogyakarta.
4. Neinlands. 1990. Analisa Kimia. Erlangga, Jakarta.
5. Prabowo, E. 2009. Laporan Praktikum Kimia Dasar. Universitas Lambung
Mangkurat,Banjar baru.
6. E-Journal Analisis Pengetahuan Mahasiswa Tentang Dampak Penggunaan
Bahan Kimia Dalam Praktikum Kimia Organik Terhadap Kesehatan,
Lab.Kimia Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha.
7. Rohman, T. , 2011. Penanganan Bahan Kimia dengan Alat Gelas Kimia
Serta Penanganan Karbon Akibat Kontak dengan Bahan Kimia. Makalah
Seminar Pada Pelatihan Dosen Biokimia, Banjarbaru.

8. Tim Kimia. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Pertanian. Unsoed,


Purwokerto.

Anda mungkin juga menyukai