161-Article Text-479-1-10-20190722

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

PENGARUH FUNGSI PENGARAHAN KETUA TIM TERHADAP KINERJA

PERAWAT DI KABUPATEN INDRAMAYU


1
Wiwin Nur Aeni, 2Winani, 3Aan Setianingsih
1,2
Dosen Keperawatan, STIKes Indramayu, Indramayu
3
Keperawatan, RSUD Kabupaten Indramayu, Indramayu
e-mail: [email protected] HP: 081323467611

ABSTRAK

Kinerja perawat akan mempengaruhi lama hari rawat pasien, tingkat kepuasan
pasien, juga citra rumah sakit. Pengelolaan pelayanan keperawatan dapat dioptimalkan
salah satunya melalui fungsi pengarahan dari ketua tim. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh fungsi pengarahan ketua tim terhadap kinerja perawat di salah satu
RS di Kabupaten Indramayu.
Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan pendekatan cross sectional.
Populasi penelitian adalah perawat di instalasi rawat inap salah satu RS di Kabupaten
Indramayu. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah
sampel 70 perawat. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner untuk variabel
pengarahan dan lembar observasi untuk variabel kinerja. Data dianalisis dengan
menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi pengarahan ketua tim sebanyak 52,9 %
masih dikategorikan kurang baik dan kinerja perawat sebanyak 57,1 % kurang baik.
Kesimpulan: Terdapat pengaruh fungsi pengarahan ketua tim terhadap kinerja
perawat (P value 0,000).
Saran: diharapkan ketua tim dapat meningkatkan pengarahan terhadap perawat.

Kata kunci: Kinerja, pengarahan, perawat

ABSTRACT

The nurse's performance will affect the length of the patient's day of care, the level
of patient satisfaction, as well as the image of the hospital. Management of nursing
services can be optimized, one of which is through the direction function of the team
leader. This study aims to determine the effect of the team leader's directional function on
the performance of nurses in one hospital in Indramayu Regency.
This study used a correlation method with a cross sectional approach. The
population was nurses at the inpatient room of one hospital in Indramayu Regency. The
sampling technique used purposive sampling with a total sample of 70 nurses. The
instrument used a questionnaire for the direction variable and observation sheet for the
performance variable. Data were analyzed by Chi Square test.
The results showed that the 52.9% directing function of the team leader was still
categorized as poor and the nurse's performance as much as 57.1% was not good.
Conclusion: There is an influence of team leader directing function on nurse
performance (P value 0,000).
Suggestion: It is expected that the team leader can increase direction to the nurse.

Keywords: Performance, direction, nurse

42 Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019


PENDAHULUAN ini menjadi faktor mutlak bagi seorang
Rumah sakit adalah fasilitas pelayanan
perawat agar dapat mewujudkan
kesehatan yang memberikan layanan jasa
profesionalisme (Herawati et al, 2017).
kepada masyarakat. Peran yang diemban
Kinerja perawat adalah bentuk
oleh rumah sakit adalah pemberi jasa secara
pelayanan profesional yang merupakan
sosial yang bertanggung jawab untuk
bagian integral dari pelayanan kesehatan.
memberikan pelayanan terbaik bagi
Kinerja perawat akan berdampak pada
pengguna jasanya. Tanggung jawab
peningkatan maupun penurunan kuantitas
tersebut dapat berupa pelayanan yang
dan kualitas pelayanan di fasilitas
berkualitas dengan biaya yang memadai,
kesehatan. Kinerja merupakan cerminan
Aspek tersebut menjadi penguat dalam
kemampuan seorang perawat dalam
kepuasan pasien dan keluarga pengguna
melaksanakan tugas pokok perawatan yang
layanan (Nova, 2010).
berdasarkan pada standar. Semakin tinggi
Salah satu unsur utama pendukung
kemampuan perawat maka kinerja perawat
kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit
akan semakin baik. Kinerja perawat yang
adalah sumber daya manusia pemberi
baik akan mempengaruhi lama hari rawat
pelayanan, yang termasuk di dalamnya
pasien yang berdampak pada tingkat
SDM keperawatan. Peningkatan
kepuasan pasien juga akan meningkat
profesionalisme perawat melalui penerapan
sehingga akan membawa citra rumah sakit
praktik keperawatan profesional sangat
menjadi baik (Napitupulu, 2015).
perlu dilakukan rumah sakit. Upaya
Penilaian terhadap kinerja seorang
menjaga kualitas pelayanan kesehatan di
perawat dapat dilakukan dengan
rumah sakit tidak terlepas dari peran
mengevaluasi asuhan keperawatan yang
penting profesi keperawatan. Seorang
diberikannya kepada pasien sesuai dengan
perawat berada di samping pasien selama
standar. Secara konkret penilaian tersebut
perawatan di rumah sakit, sehingga orang
dapat diamati dari standar praktik
pertama yang memenuhi kebutuhan pasien
keperawatan (Hafizurachman, 2009).
adalah perawat. Posisi perawat menjadi
Mutu pelayanan asuhan keperawatan
vital dalam keberlangsungan jaminan
merupakan bagian yang harus menjadi
kualitas pelayanan. Perawat yang
fokus dalam pelayanan kesehatan di rumah
memberikan layanan dengan sepenuh hati
sakit, karena keperawatan mempunyai
akan memberikan citra yang baik di mata
kontribusi besar terhadap citra rumah sakit.
pasien dan keluarga serta masyarakat. Hal
Pengelolaan pelayanan keperawatan yang

Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019 43


dilakukan oleh perawat pelaksana salah cara pandang mereka sendiri. Perawat
satunya dapat dioptimalkan melalui fungsi bekerja dalam tatanan pelayanan
pengarahan dari ketua tim melalui keperawatan, dapat dimungkinkan terjadi
pemberian motivasi, komunikasi efektif, penyimpangan dari rencana yang sudah
pendelegasian dan supervisi kepada dibuat atau tidak tercapainya tujuan yang
perawat pelaksana (Zulkarnain, 2017). telah ditetapkan. Penerapan fungsi
Pengarahan merupakan unsur penting pengarahan harus sesuai dengan standar dan
dari keseluruhan fungsi administrasi dan dilakukan secara terus-menerus selama
manajemen. Pengarahan yang diberikan pelaksanaan perawatan berlangsung.
seorang pemimpin akan membawa Kondisi tersebut yang akan memberikan
anggotanya untuk melaksanakan kegiatan perubahan ke arah yang baik dalam
dan berkoordinasi sehingga tujuan pelayanan keperawatan (Sigit dkk, 2011).
organisasi dapat terealisasi. Keputusan Berdasarkan studi pendahuluan di salah
pimpinan dalam melaksanakan pengarahan, satu rumah sakit di Kabupaten Indramayu
diharapkan dapat membawa kondisi yang Jawa Barat, didapatkan data bahwa kinerja
kondusif (Nursalam, 2014). perawat dinilai melalui lembar penilaian
Kemampuan dan keterampilan oleh diri sendiri dan rekan sejawat. Hasil
kepemimpinan sangat dibutuhkan dalam studi dokumentasi penilaian kinerja selama
pelayanan keperawatan yang efektif dan 6 bulan terakhir menunjukkan bahwa
efisien oleh setiap perawat apakah sebagai evaluasi dokumentasi asuhan keperawatan
pelaksana, ketua tim atau kepala ruangan. adalah sebagai berikut; pengkajian
Salah satu bentuk kepemimpinan dalam keperawatan 73 %, diagnosa keperawatan
keperawatan ialah dengan menerapkan 70 %, perencanaan 71,5 %, tindakan
fungsi pengarahan, baik dari kepala keperawatan 73,2 %, evaluasi keperawatan
ruangan maupun ketua tim. Fungsi 81,8 dan catatan keperawatan 71,7 %
pengarahan yang diberikan pimpinan akan dengan rata-rata 73,4 %. Peneliti pula
berdampak pada peningkatan kepuasan melakukan wawancara kepada 10 orang
kerja perawat yang berujung pada perawat pelaksana, hasilnya 8 orang
peningkatan kinerja perawat (Sigit dkk, mengatakan tidak pernah mendapatkan
2011). pelimpahan tugas pada saat ketua tim
Tanpa adanya pengarahan yang baik berhalangan hadir, dan tidak pernah
dari ketua tim, perawat pelaksana akan disupervisi terkait tindakan yang telah
cenderung melakukan pekerjaan menurut dilakukannya. Menurut perawat pelaksana

44 Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019


ketua tim juga jarang memberikan motivasi Indramayu pada saat penelitian
kepada perawat pelaksana terkait berlangsung, telah menggunakan metode
pelaksanaan tugas di ruang rawat inap, penugasan model tim, dan minimal
mereka juga merasakan ketua tim kurang berpendidikan D3 keperawatan.
mampu menyelesaikan masalah yang Alat pengumpulan untuk variable
terjadi di ruangan. Berdasarkan pentingnya fungsi pengarahan menggunakan lembar
masalah tersebut, maka peneliti ingin kuesioner dan untuk variable kinerja
mengetahui pengaruh fungsi pengarahan menggunakan lembar observasi. Lembar
ketua tim terhadap kinerja perawat kuesioner fungsi pengarahan terdiri dari 20
pelaksana dalam melaksanakan asuhan pernyataan dengan pernyataan positif dan
keperawatan di salah satu RS di Kabupaten pernyataan negatif masing-masing 10.
Indramayu. Lembar observasi kinerja perawat
pelaksana terdiri dari penilaian aspek
METODE pengkajian, diagnosa, perencanaan,
Penelitian ini menggunakan metode tindakan, evaluasi, dan catatan asuhan
korelasi dengan pendekatan cross sectional keperawatan. Adapun poin yang
dimana pengarahan ketua tim sebagai diobservasi sebanyak 24 penilaian.
variabel bebas dan kinerja perawat Penelitian ini memegang prinsip etika
pelaksana dalam melaksanakan asuhan penelitian diantaranya Right to self
keperawatan sebagai variabel terikat. determination, Right to anonymity and
Populasi dalam penelitian ini adalah confidentiality, Right to privacy and
173 tenaga perawat yang bekerja di dignity, Right to fair treatment, Right to
Instalasi rawat inap salah satu rumah sakit protection from discomfort and harm.
di Kabupaten Indramayu. Jumlah sampel Analisis data dilakukan dengan analisa
sebanyak 70 perawat yang dihitung univariat dan analisa bivariate. Analisa
menggunakan rumus Sloven dengan presisi univariate digunakan untuk mendeskripsi-
0,1. Sampel dalam penelitian ini diambil kan masing-masing variable pengarahan
dengan teknik propotional sampling dari ketua tim dan variable kinerja perawat
seluruh ruang rawat inap. pelaksana dalam bentuk tabel distribusi
Adapun pemilihan responden frekuensi. Analisa bivariate dilakukan
memperhatikan kesesuaian dengan kriteria untuk menganalisis hubungan variable
inklusi yakni perawat yang ada di ruang pengarahan ketua tim dan variable kinerja
rawat inap salah satu RS di Kabupaten

Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019 45


perawat pelaksana dengan menggunakan dan pendidikan. Berikut distribusi respon-
rumus Kai Kuadrat (chi-square). den berdasarkan umur dan lama kerja:

HASIL
Karakteristik Responden
Karakteristik responden disajikan
dalam data umur, lama kerja, jenis kelamin,
Tabel 1.
Distribusi Responden Berdasarkan Umur dan Lama Kerja

Standar Minimum-
Variabel N Mean Median 95% CI
Deviasi Maksimum
Umur 70 33,56 33,50 5,25 22 – 49 32,30-34,81
Lama Kerja 70 8,30 6 5,80 1 – 22 6,92 – 9,68

Berdasarkan tabel 1, didapat bahwa Persentase


Pendidikan Frekuensi
(%)
rata-rata umur responden adalah 33,56
Diploma III 57 81.4
tahun, umur termuda 22 tahun, dan umur Ners 13 18.6
tertua adalah 49 tahun. Sedangkan rata-rata Jumlah 70 100

lama kerja responden adalah 8,30 tahun,


Berdasarkan tabel 2, didapat bahwa
lama kerja terpendek 1 tahun dan lama
jumlah responden terbanyak berjenis
kerja terlama 22 tahun.
kelamin perempuan (64,3 %) dan

Jenis Kelamin dan Pendidikan berpendidikan Diploma III Keperawatan

Responden (81,4 %).

Karakteristik jenis kelamin dan


pendidikan responden disajikan dalam Fungsi Pengarahan Ketua Tim
bentuk tabel berikut: Fungsi pengarahan ketua tim
berdasarkan hasil penelitian disajikan
dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 2.
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin dan Pendidikan

Persentase
Jenis Kelamin Frekuensi
(%)
Laki-Laki 25 35,7
Perempuan 45 64,3

46 Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019


Tabel 3. Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa
Distribusi Responden Berdasarkan
sebanyak 37 responden (52,9%)
Fungsi Pengarahan Ketua
menyatakan bahwa pengarahan ketua tim
Fungsi Pengarahan F %
termasuk kategori kurang dan sebanyak 40
Ketua Tim
Baik 33 47,1 responden (57,1%) kinerja perawat
Kurang 37 52,9 pelaksana termasuk kategori kurang dalam
Jumlah 70 100
Kinerja Perawat F % melaksanakan asuhan keperawatan.
Pelaksana Hubungan fungsi pengarahan ketua tim
Baik 30 42,9
terhadap kinerja perawat pelaksana dalam
Kurang 40 57,1
Jumlah 62 100 melaksanakan asuhan keperawatan
berdasarkan hasil penelitian disajikan tabel
4 berikut:

Tabel 4.
Distribusi Responden Berdasarkan Hubungan Fungsi Pengarahan Ketua Tim
terhadap Kinerja Perawat Pelaksana dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan

Kinerja
Pengarahan Total P
No Baik Kurang OR (95%CI)
Ketua Tim Value
N % N % N %
1 Baik 29 87,9 4 12,1 33 47,1 357,667
0,000
2 Kurang 1 2,7 36 97,3 37 52,9 35,3 – 362
Jumlah 30 42,9 40 57,1 70 100 100

Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa terhadap kinerja perawat pelaksana dalam


dari 33 responden (47,1%) yang melaksanakan asuhan keperawatan.
menyatakan pengarahan ketua tim baik
memiliki kinerja baik sebanyak 29 PEMBAHASAN
responden (87,9%). Dari 37 responden Model praktik keperawatan atau sistem
(52,9%) yang menyatakan pengarahan pelayanan keperawatan adalah sebuah
ketua tim kurang baik memiliki kinerja metode pengorganisasian dan pemberian
kurang baik sebanyak 36 responden (97,3 pelayanan keperawatan untuk mencapai
%). Hasil uji statistik diperoleh nilai P outcome yang diharapkan. Metode
value 0,000 maka dapat disimpulkan ada pemberian asuhan keperawatan salah
pengaruh fungsi pengarahan ketua tim satunya adalah menggunakan metode tim.
Karakteristik metode tim lebih menekankan

Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019 47


peran kepala ruangan dan ketua tim dalam melakukan proses asuhan keperawatan
pengelolaan asuhan keperawatan. RS masih belum berjalan dengan maksimal.
tempat penelitian telah menerapkan metode Berdasarkan penggalian data dari perawat
tim dalam memberikan pelayanan menyatakan bahwa ketua tim jarang
keperawatan, dimana syarat minimal mengambil inisiatif dalam pelaksanaan
menjadi ketua tim adalah; masa kerja di asuhan keperawatan. Perawat pelaksana
rumah sakit minimal 5 tahun dan sering menyelesaikan sendiri masalah yang
pendidikan minimal diploma III dihadapinya dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan (Ners diutamakan), serta keperawatan. Ketua tim tidak dapat
punya loyalitas dan kredibilitas yang baik menjelaskan kepada perawat pelaksana
(Suroso, 2011). tentang cara memenuhi kebutuhan pasien.
Peran ketua tim sangat penting dalam Hal tersebut menyebabkan perawat
praktik keperawatan profesional di rumah pelaksana kurang dapat merasakan fungsi
sakit. Proses manajemen penting dalam pengarahan dari ketua tim dalam pemberian
implementasi praktik keperawatan asuhan keperawatan kepada pasien.
profesional untuk mencapai out come Keberhasilan pemberian asuhan
keperawatan yang ditetapkan dalam proses keperawatan tidak lepas dari peran seorang
perencanaan, pengorganisasian, koordinasi, ketua tim, dengan pengarahan yang baik
pengarahan dan pengendalian. Pengarahan dan sesuai dengan prosedur, menjadikan
atau koordinasi merupakan fungsi pelayanan keperawatan akan berjalan sesuai
manajerial untuk mengarahkan staf dalam dengan harapan dan tujuan bersama. Faktor
melaksanakan tugas yang telah ditetapkan. yang mempengaruhi fungsi pengarahan
Ketua tim sebagai pimpinan perawat ketua tim dalam proses pemberian asuhan
pelaksana yang memberikan pengarahan keperawatan yaitu faktor internal dan faktor
akan meningkatkan motivasi dan sikap eksternal. Faktor internal yang dapat
perawat tersebut. Hal itu akan berdampak mempengaruhi antara lain adalah
pada peningkatan pelayanan asuhan pengetahuan ketua tim tentang fungsi
keperawatan (Marquis & Houston, 2010). pengarahan, pernah mengikuti pelatihan
Hasil penelitian menggambarkan manajemen bangsal, pengetahuan tentang
bahwa fungsi pengarahan ketua tim di Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan
instalasi rawat inap Rumah Sakit masih Profesional (SP2KP) (Pakpahan, 2016).
dinilai kategori kurang baik sebanyak Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
47,1%. Fungsi pengarahan ketua tim dalam pengarahan ketua tim antara lain,

48 Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019


kurangnya dukungan dan kepedulian kepala keperawatan. Salah satu faktor yang
ruangan dalam pemberian pelayanan mempengaruhi kinerja adalah faktor
keperawatan, serta kurangnya kepedulian lingkungan, antara lain dukungan kepala
perawat pelaksana di ruangan yang ruangan dan ketua tim dalam menciptakan
bersangkutan (Oyoh, 2017). iklim motivasi kerja di ruang perawatan
Penilaian fungsi pengarahan ketua tim (Lestari, 2017) (Sutrisno, 2017).
yang dinilai kurang baik dimungkinkan Pelaksanaan asuhan keperawatan di
karena belum ikut serta / dilibatkan ruangan, terkadang perawat pelaksana
mengikuti pelatihan manajemen bangsal melengkapi dokumen rekam medis pasien
maupun sistem pemberian pelayanan pada saat pasien akan pulang. Dikarenakan
keperawatan profesional yang tidak adanya supervisi terjadwal di ruangan
menggambarkan tugas dan fungsi ketua terkait bimbingan kepada perawat
tim. Faktor lain yang dimungkinkan pelaksana dalam melaksanakan asuhan
menjadi penyebab kurangnya fungsi keperawatan (Wirawan dkk, 2017).
pengarahan ketua tim ialah komunikasi dari Hal ini menunjukkan ada pengaruh
kepala ruangan dalam memonitor pelaksanaan fungsi pengarahan ketua tim
pelaksanaan tugas dan fungsi setiap perawat dengan kinerja perawat pelaksana. Oleh
yang ada di ruangan (Rudianti dkk, 2013). karena itu perlu adanya standar fungsi
Ketika kepala ruangan telah memberikan pengarahan dan dilaksanakan secara
teladan dalam memberikan pengarahan dan kontinyu serta dilakukan evaluasi secara
pendampingan, maka perawat di ruangan rutin pelaksanaan fungsi pengarahan ketua
termasuk ketua tim akan teredukasi dalam tim.
pelaksanaan pengarahan.
Kinerja perawat pelaksana dalam SARAN
melaksanakan asuhan keperawatan di Diharapkan seluruh perawat khususnya
instalasi rawat inap Rumah Sakit masih ketua tim dapat memahami metode
tergolong kurang baik sebanyak 57,1%. penugasan model tim serta peran dan
Hasil analisis peneliti berasumsi bahwa fungsinya dengan baik. Peningkatan
kinerja yang kurang baik dari perawat pemahaman ini bisa dilakukan dengan
pelaksana dalam melaksanakan asuhan mengadakan pelatihan atau seminar
keperawatan diantaranya karena kurangnya keperawatan tentang metode penugasan
dukungan dan kepedulian ketua tim dalam model tim.
proses pemberian pelayanan asuhan

Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019 49


Perawat khususnya ketua tim dan Napitupulu, S.K.V. (2015). Analisis
Pengaruh Kinerja Perawat Terhadap
kepala ruangan sebagai manajer ruangan
Kepuasan Pasien di RSU Prof. Dr
harus bisa menjadi role model di ruang Boloni Medan. Tesis. Universitas
Sumatera Utara Medan.
perawatan, baik dari sikap, perilaku
http://repositori.usu.ac.id/handle/123
maupun pengetahuan. 456789/14217.
Nova, R.F. (2010). Pengaruh Kualitas
Institusi pendidikan keperawatan untuk
Pelayanan Terhadap Kepuasan
selalu memperhatikan konsep dasar Pasien Rawat Inap Pada Rumah
Sakit PKU Muhammadiyah
keperawatan dengan lebih banyak
Surakarta. Skripsi. Universitas
mengenalkan fungsi-fungsi kepemimpinan Sebelas Maret. Surakarta.
Nursalam. (2014). Manajemen
dalam melaksanakan metode penugasan
Keperawatan, Aplikasi dalam
asuhan keperawatan di rumah sakit. Hal ini Praktik Keperawatan Profesional
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
sangat penting karena diharapkan nantinya
Oyoh, O., Somantri, I., dan Sekarwana, N.
mahasiswa akan paham peran dan fungsi (2017). Pengalaman Perawat dalam
Pelaksanaan Sistem Pemberian
ketua tim manakala melakukan praktik
Pelayanan Keperawatan Profesional
keperawatan di rumah sakit. di RSUD Cibabat: Studi
Fenomenologi. JKP - Volume 5
Nomor 3.
DAFTAR PUSTAKA DOI:10.24198/jkp.v5i3.678.
Pakpahan, S. (2016). SP2KP (Sistem
Hafizurachman. (2009). Health status,
Pemberian Pelayanan Keperawatan
ability, and motivation influenced
Professional). Karya Ilmiah. RSUD
district hospital nurse performance.
Puri Husada Tembilahan.
Medical Journal Indonesia Vol.18,
http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/
No. 4. DOI:
.
https://doi.org/10.13181/mji.v18i4.3
Rudianti, Y. Handiyani, H. Sabri, L. (2013).
74.
Peningkatan Kinerja Perawat
Herawati, T.M., Hariyati, T.S., Afifah, E.
Pelaksana Melalui Komunikasi
(2017). Pengembangan Profesional
Organisasi Di Ruang Rawat Inap
Keperawatan Berhubungan Dengan
Rumah Sakit. Jurnal Keperawatan
Kemampuan Perawat Dalam
Indonesia, Volume 16 No.1, Maret
Mengatasi Nyeri Pasien. Jurnal
2013, hal 25-32 pISSN 1410-4490,
Keperawatan Indonesia, Volume 20
eISSN 2354-9203.
No.1, Maret 2017, hal 40-47 pISSN
Sigit, A. Keliat, B.A. Hariyati, T.S. (2011).
1410-4490, eISSN 2354-9203 DOI:
Fungsi Pengarahan Kepala Ruang
10.7454/jki.v20i1.501.
Dan Ketua Tim Meningkatkan
Lestari, D. (2017). Hubungan Motivasi
Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana.
Kepala Ruang dengan Kinerja
Jurnal Keperawatan Indonesia,
Perawat di Ruang Dewasa RSUD
Volume 14, No. 2, Juli 2011; hal 83-
Kota Yogyakarta. Naskah Publikasi.
88.
Universitas Aisyiah Yogyakarta.
Suroso, J. (2011). Penataan Sistem Jenjang
Marquis & Houston. (2010).
Karir Berdasar Kompetensi Untuk
Kepemimpinan dan Manajemen
Meningkatkan Kepuasan Kerja dan
teori dan Aplikasi, Jakarta: EGC.

50 Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019


Kinerja Perawat di Rumah Sakit.
Ekplanasi Volume 6 Nomor 2 Edisi
September 2011
Sutrisno, Y.N., Suryoputro, A., dan
Fatmasari, E.Y. (2017). Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kinerja Perawat Rawat Inap di
RSUD Kota Semarang. Jurnal
kesehatan masyarakat. (e-Journal)
Volume 5, Nomor 1, Januari 2017
(ISSN: 2356-3346) http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkm.
Wirawan, E.A., Novitasari, D., dan
Wijayanti, F. (2013). Hubungan
Antara Supervisi Kepala Ruang
dengan Pendokumentasian Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit
Umum Daerah Ambarawa. Jurnal
Managemen Keperawatan. Volume
1, No. 1, Mei 2013; 1-6.
Zulkarnain, (2017). Analisis Pelaksanaan
Fungsi Manajemen Pengarahan
Kepala Ruangan dengan Kinerja
Perawat dalam Menerapkan Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Inap
RSUD Bima. Jurnal Ilmu Sosial dan
Pendidikan (JISIP) Vol. 1 No. 2
ISSN 2598-9944

Jurnal Kesehatan Indra Husada Vol 7, No1 Januari-Juni 2019 51

You might also like