1 PB
1 PB
1 PB
Abstract
The learning model leads to a particular learning approach including goals, syntax,
environment and management system. The learning model is closely related to students
learning style and teacher teaching style. Teacher work in teaching students is a very
important part of achieving the success of the planned learning goals. Therefore, the
choice of various methods, strategies, techniques and learning models is the main thing.
The purpose of this study is to analyze the effectiveness of learning problem-based
learning (PBL) model in improving self-esteem and learning outcomes of IIS class
students on economics subjects at Pontianak High School 4. The research method that
will be used in this study is experimental design with the form of experimental design
yours sincerely. The data sources in this study are the IIS X classes and the data are the
answer students pretest and posttest and self-confidence questionnaires in experimental
classes and control classes. The results show that the average implementation of
learning models in the excellent category of 96% at meetings 1 and 100% at meetings
2-4, problem-based learning learning models (PBLs) effectively boost student self-
esteem evidenced by the result of hypothesis test obtained asymp value. sig. (2-tailed) is
0,000 <0,05 and the problem-based learning-based learning model (PBL) is effective in
improving the learning outcomes evidenced by the results of the hypothesis test which
has a significant value of 0,000 smaller than the significance value of 0.05.
1
pembelajaran yang aktif nyaman, kepercayaan diri adalah perasaan internal,
menyenangkan dan bermakna sehingga siswa atau keyakinan bahwa kita dapat
merasa belajar merupakan sesuatu yang menyelesaikan berbagai tugas atau tujuan
menarik Oleh karena itu, seorang guru harus sepanjang hidup”. Salah satu cara dalam
dapat memilih metode dan model meningkatkan kepercayaan diri adalah
pembelajaran maupun media pembelajaran memberi peluang bagi anak untuk
yang tepat untuk mendukung proses mengeksplor segenap kemampuannya, yang
pembelajaran, sehingga siswa dapat dimaksud dengan mengeksplor kemampuan
memahami dan mengingat materi yang telah sendiri adalah dengan melibatkan siswa
disampaikan. dalam pembelajaran. Sementara itu, dari hasil
Observasi awal yang peneliti lakukan observasi, model pembelajaran yang
dengan mewawancarai guru mata pelajaran digunakan guru kurang melibatkan siswa
ekonomi, guru mengatakan bahwa pada awal sehingga dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pembelajaran ketika guru pembelajaran kurang memfasilitasi siswa
menanyakan kepada siswa mengenai materi dalam mengembangkan kepercayaan diri.
pelajaran yang telah disampaikan pada Model pembelajaran yang diharapkan
pertemuan sebelumnya, hanya beberapa dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa
siswa yang berani mengangkat tangan untuk salah satunya yaitu problem based learning
menjawab pertanyaan dari guru. Sehingga (PBL). Sebagaimana yang dipaparkan
seringkali guru menunjuk secara langsung Arends dalam Trianto (2009:92)
beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan pembelajaran berbasis masalah (problem
yang diajukan. Berdasarkan pengakuan siswa, based learning) merupakan “suatu
mereka takut dan merasa kurang percaya diri pendekatan dimana siswa mengerjakan
untuk menjawab pertanyaan guru. Siswa juga permasalahan yang autentik dengan maksud
cenderung mempunyai kepercayaan diri yang untuk menyusun pengetahuan mereka
rendah terhadap hasil karyanya sendiri, sendiri, mengembangkan inkuiri
sehingga banyak siswa yang memilih keterampilan berpikir tingkat tinggi,
menyontek pekerjaan teman jika diberi tugas mengembangkan kemandirian dan percaya
atau ujian. Selain itu, selama pembelajaran diri”. Dari pernyataan Arends tersebut, dapat
terlihat bahwa guru masih seringkali disimpulkan bahwa penerapan model
melakukan pembelajaran konvensional, pembelajaran berbasih masalah (PBL) efektif
dimana masih berpusat kepada guru dan dalam meningkatkan percaya diri atau
siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran. kepercayaan diri siswa. Percaya diri
Kepercayaan diri merupakan sesuatu merupakan dasar diri untuk berhasil dalam
yang urgent untuk dimiliki setiap individu. kehidupan, tidak terkecuali dalam
Tanpa adanya kepercayaan diri akan banyak belajar.Apabila siswa sudah memiliki
menimbulkan masalah pada diri seseorang. kepercayaan diri yang tinggi, tentu akan
Menurut Manisha Goel dan Preeti Aggarwal berdampak positif terhadap hasil belajar
(2012:90) mengatakan “Self Confidence is siswa. sebagaimana diketahui bahwa untuk
essentially an attitude which allows us to have berhasil dalam belajar dipengaruhi oleh dua
a positive and realistic perception of faktor yaitu, faktor internal dan eksternal, dan
ourselves and our abilities”. Yang artinya kepercayaan diri ini merupakan salah satu
Kepercayaan diri pada dasarnya adalah sikap faktor dari dalam diri (internal) yang dapat
yang memungkinkan kita untuk memiliki mempengaruhi hasil belajar seseorang.
persepsi positif dan realistis tentang diri kita Menurut Daryanto, (2014:29. Model
dan kemampuan kita. Senada dengan itu, pembelajaran problem based learning (PBL)
Vanaja dan Geetha (2017:598) mengatakan adalah “sebuah pendekatan pembelajaran
“Self confidence is the internal sense, or yang menyajikan masalah konstektual
belief that we can accomplish a variety of sehingga meransang peserta didik untuk
tasks or goals throughout life. Yang artinya belajar”. Ketika siswa dihadapkan pada suatu
2
pertanyaan, siswa dapat melakukan ini yaitu hasil penelitian Cindy.E dengan
keterampilan memecahkan masalah untuk judul “Problem-Based Learning: What and
memilih dan mengembangkan tanggapannya. How Do Students Learn (2004)” hasil
Tidak hanya dengan menghafal dan berfikir, penelitiannya menunjukkan Siswa yang
keterampilan memecahkan masalah dapat diajar dengan model PBL mendapat hasil
memperluas proses berfikir. Model problem belajar yang lebih tinggi pada tes pilihan
based learning ini merupakan model ganda dari pada siswa yang diajar secara
pembelajaran yang berpusat pada siswa untuk tradisional. Selanjutnya penelitian yang
berperan aktif secara berkelompok dengan dilakukan Qomariyah (2019) dengan judul
bimbingan guru agar meningkatkan siswa “Effect of Problem Based Learning Learning
dalam memahami konsep dengan lebih baik. Model to Improve Student Learning
J Lea dkk (2003:322) mengatakan Outcomes”, Berdasarkan temuan qomariyah,
“Pendekatan yang berpusat pada siswa dapat disimpulkan bahwa ada dampak pada
memiliki potensi untuk meningkatkan hasil penggunaan PBL dan model konvensional
pendidikan bagi siswa.” Hal ini sangat sesuai hasil pembelajaran ekonomi. Model PBL
dengan kurikulum 2013 yang menekankan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
siswa untuk aktif pada kegiatan hasil belajar ekonomi MAN 1 Pati .
pembelajaran. Keterlibatan siswa secara aktif Sedangkan Lisda & Harina (2018)
dalam melakukan langkah-langkah melakukan penelitian dengan judul
pembelajaran diharapkan dapat menambah Improving students’ mathematics self-
rasa percaya diri siswa, karena siswa dapat efficacy through problem based learning.
mengeksplor diri melalui kegiatan Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
berkelompok dan memperluas kemampuan model PBL dapat meningkatkan kepercayaan
berpikir dengan disajikannya suatu masalah. diri siswa. Dari hasil penelitian terdahulu
Siswa menjadi tidak lagi pasif di kelas tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
mendengarkan guru sebagaimana penelitian serupa di SMAN 4 Pontianak
metode/model konvensional. dengan harapan bisa memberikan hasil yang
Dari uraian diatas dapat disimpulkan baik untuk perkembangan peserta didik.
bahwa penggunaan model pembelajaran PBL
ini diharapkan dapat meningkatkan rasa METODE PENELITIAN
percaya diri siswa pada saat pelajaran Metode penelitian yang akan
berlangsung, sehingga lebih lanjut dipergunakan dalam penelitian ini adalah
diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar metode eksperimen. Menurut Sugiyono
siswa. Di SMA Negeri 4 Pontianak (2018:72), “Penelitian eksperimen dapat
khususnya mata pelajaran ekonomi, guru diartikan sebagai metode penelitian yang
mata pelajaran belum pernah melaksanakan digunakan untuk mencari pengaruh
pembelajaran dengan model problem based perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
learning (PBL), hal inilah yang menjadi kondisi yang terkendalikan”. Sedangkan
pendorong peneliti untuk mencoba menurut Nawawi (2012:88), “Metode
melakukan penelitian dengan menerapkan eksperimen adalah prosedur penelitian yang
model pembelajaran ini dalam proses dilakukan untuk mengungkapkan hubungan
pembelajaran didalam kelas dengan cara sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan
mengeksperimenkan model ini di dalam mengendalikan pengaruh variabel lain”.
pembelajaran untuk kelas X IIS di SMA Lebih lanjut Nazir (2017:51) eksperimen
Negeri 4 Pontianak untuk mengetahui apakah adalah observasi dibawah kondisi buatan
pelaksanaan model pembelajaran problem dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur
based learning (PBL) efektif atau tidak oleh peneliti.” Jadi dapat disimpulkan metode
dalam meningkatkan kepercayaan diri dan penelitian adalah prosedur penelitian untuk
hasil belajar siswa. Adapun penelitian mencari sebab akibat dua variabel atau lebih
terdahulu yang mendasari dalam penelitian dibawah kondisi buatan yang dilakukan
3
peneliti. pembelajaran dengan model tersebut,
Eksperimen selalu dilakukan dengan kemudian dilakukan tes akhir (post-test)
maksud untuk melihat akibat dari suatu menggunakan bentuk tes hasil belajar yang
perlakuan yang dilakukan peneliti. Alasan sama. Hasil tes kedua kelas tersebut kemudian
peneliti memilih metode eksperimen karena akan diuji secara statistik untuk melihat
metode ini dirasa paling cocok untuk meneliti bagaimana efektivitas model pembelajaran
masalah dari penelitian dimana pada latar problem based learning (PBL) dalam
belakang menyebutkan bahwa model meningkatkan kepercayaan diri dan hasil
pembelajaran yang mau diteliti belum pernah belajar siswa. Rancangan penelitian tersebut
dilaksanakan di kelas X IIS SMA Negeri 4 dapat digambarkan dalam gambar berikut ini.
Pontianak. Jadi, metode eksperimen yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah metode Tahap Akhir
yang digunakan peneliti untuk memecahkan Langkah-langkah yang dilakukan pada
masalah apakah model pembelajaran problem tahap akhir adalah menyusun laporan
based learning efektif dalam meningkatkan penelitian.
kepercayaan diri dan hasil belajar siswa kelas
X IIS pada mata pelajaran ekonomi di SMA HASIL PENELITIAN DAN
Negeri 4 Pontianak. PEMBAHASAN
Dari ketiga penelitian True Hasil Penelitian
Experimental Designs tersebut, jenis Penelitian ini Berjudul "Efektivitas
penelitian yang akan digunakan peneliti yaitu Model Pembelajaran Problem Based
The pretest-posttest control design, dimana Learning (PBL) dalam meningkatkan
dalam penelitian ini terdapat kelas kepercayaan diri dan hasil belajar siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih X IIS pada mata pelajaran ekonomi di SMA
secara acak. Tahap awal penelitian ini yaitu Negeri 4 Pontianak” Penelitian ini
peneliti mengevaluasi grup eksperimen dan merupakan penelitian eksperimen dengan
kemudian memasukkan variabel tertentu menggunakan dua kelas sebagai sampel
yang di sebut eksperimen dan kemudian di penelitian yaitu X IIS 3 sebagai kelompok
evaluasi kembali. Sedangkan grup kontrol di eksperimen dan kela X IIS 2 sebagai
isolasi dari dari semua pengaruh variabel kelompok kontrol dengan jumlah seluruh
eksperimen. siswa ada 64 siswa. Kelompok eksperimen
dengan 32 siswa dan kelompok kontrol 32
Tahap Persiapan siswa. Dalam penelitian ini, kelompok
Rancangan atau desain yang digunakan eksperimen diberi perlakuan (treatment)
dalam penelitian ini yaitu penelitian dengan dengan menggunakan model pembelajaran
metode eksperimen, bentuk penelitian true problem based learning (PBL), sedangkan
eksperimental design dengan jenis penelitian kelas kontrol tanpa diberi perlakuan yaitu
the pretest-posttest control design. Pada dengan model pembelajaran konvensional
rancangan penelitian ini terdapat kelas yang berupa metode ceramah bervariasi yang
eksperimen yang akan diberikan sering kali dilakukan oleh guru mata
treatment/perlakuan dan terdapat kelas kontrol pelajaran di sekolah.
yang tidak diberi treatment/perlakuan. Kelas Pelaksanaan eksperimen dalam
eksperimen maupun kelas kontrol akan penelitian ini pada bulan maret-april tahun
diberikan tes awal (pre-test). 2019. Pengumpulan data penelitian ini
Kemudian kelas eksperimen akan diperoleh dari lembar observasi, lembar
diberikan treatment/perlakuan yaitu model angket kepercayaan diri siswa dan lembar test
pembelajaran problem based learning, hasil belajar siswa lembar observasi
sementara untuk kelas kontrol akan digunakan untuk melihat model
menggunakan model pembelajaran pembelajaran yang di eksperimenkan
konvensional seperti biasa. Setelah dilakukan pengambilan data dari angket kepercayaan
diri siswa bertujuan untuk melihat tingkat
4
kepercayaan diri siswa sesudah eksperimen. model pembelajaran problem based learning
Sedangkan pengambilan data test pilihan (PBL) dapat dilihat melalui tabel rekapitulasi
ganda bertujuan untuk mengetahui hasil persentase keterlaksanaan model
belajar siswa. Tahap pelaksanaan penelitian pembelajaran oleh guru yang ditunjukan pada
eksperimen ini berlangsung 4 kali pertemuan tabel dibawah ini.
(8 x 45) menit untuk masing-masing
kelompok. Kedua kelas baik kelas kontrol 1. Pre-Test Hasil Belajar Siswa Kelas
maupun kelas eksperimen tersebut diberi Eksperimen
materi yang sama dengan guru sama juga, Berdasarkan data dan grafik diatas, dapat
hanya saja proses pelaksanaan pembelajaran diketahui hasil analisis deskriptif hasil
yang menggunakan model yang berbeda. belajar siswa yaitu nilai pre-test memiliki
Setelah diberikan perlakuan (treatment) distribusi frekuensi pre-test hasil belajar kelas
dilanjutkan dengan pemberian post-test pada eksperimen paling banyak berada pada
kedua kelompok yaitu kelompok eksperimen interval <78 sebanyak 26 siswa, 78–85
dan kelompok kontrol. Hal ini bertujuan sebanyak 4 siswa, 86–93 sebanyak 2 siswa
untuk mengetahui nilai post-test siswa dan rentang nilai 94-100 tidak ada. Dengan
setelah diberikan perlakuan (treatment). demikian terlihat tingkat ketuntasan hasil
Dalam penelitian ini proses pre dan post-test belalajar awal siswa kelas eksperimen (pret-
penelitian dilaukan pada waktu yang test) sebesar 18,30%.
bersamaan, agar soal test dan soal quesioner
tidak terjadi kebocoran. Namun proses 2. Post-Test Hasil Belajar Siswa Kelas
perlakuannya dilakukan oleh guru yang sama Eksperimen
agar peneliti mudah mengidentifikasi Deskriptif hasil belajar siswa yaitu nilai
berlangsungnya pembelajaran. Adapun post-test memiliki distribusi frekuensi post-
deskripsi data penelitian ini adalah sebagai test hasil belajar kelas eksperimen yang
berikut: berada pada interval <78 sebanyak 6 siswa,
Deskripsi Data Obserasi Keterlaksanaan 78–85 sebanyak 6 siswa, 86–93 sebanyak 20
Model PBL Kegiatan pembelajaran di kelas siswa dan rentang nilai 94-100 tidak ada.
dengan menggunakan model pembelajaran Dengan demikian terlihat tingkat ketuntasan
problem based learning (PBL) diawali oleh hasil belalajar akhir siswa kelas eksperimen
guru dengan memberi salam dan apersepsi. (post-test) sebesar 78,80%.
Kemudian langkah–langkah (sintaks) model
pembelajaran problem based learning (PBL) 3. Pre-Test Hasil Belajar Siswa Kelas
selanjutnya yaitu sebagai berikut: (1) Kontrol
melakukan orientasi siswa pada masalah, (2) Dapat diketahui hasil analisis deskriptif
mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) hasil belajar siswa yaitu nilai pre-test
mendukung kelompok investigasi, (4) memiliki distribusi frekuensi pre-test hasil
mengembangkan dan menyajikan hasil belajar kelas kontrol paling banyak berada
karya, dan (5) menganalisis dan pada interval <78 sebanyak 26 siswa, 78–85
mengevaluasi proses penyelesaian masalah. sebanyak 6 siswa, dan rentang 86–93 serta
Di dalam penelitian ini, keterlaksanaan 94-100 tidak ada. Dengan demikian terlihat
model pembelajaran problem based learning tingkat ketuntasan hasil belalajar siswa kelas
(PBL) dilakukan melalui pengamatan kontrol (pret-test) sebesar 18,75%
observer yang dilakukan oleh peneliti sendiri
dengan menggunakan lembar observasi 4. Data Post-Test Hasil Belajar Siswa
aktivitas guru yang bertujuan untuk melihat Kelas Kontrol
keterlaksanaan model pembelajaran problem Dapat diketahui hasil analisis deskriptif
based learning (PBL) dalam eksperimen hasil belajar siswa yaitu nilai post-test
sesuai dengan RPP yang telah dibuat memiliki distribusi frekuensi post-test hasil
sebelumnya. Hasil observasi keterlaksanaan belajar kelas kontrol paling banyak berada
5
pada interval <78 sebanyak 22 siswa, 78–85 keterlakasanaan model pembelajaran dalam
sebanyak 9 siswa, dan rentang 86–93 kategori sangat baik. Efektifitas Model
sebanyak 1 siswa serta 94-100 tidak ada. Pembelajaran Problem Based Learning
Dengan demikian terlihat tingkat ketuntasan dalam Meningkatkan Kepercayaan Diri
hasil belalajar siswa kelas kontrol (post-test) Siswa Hasil analisis kenaikan kepercayaan
sebesar 31,25%. diri siswa pada kelompok eksperimen dan
kontrol menunjukkan adanya perbedaan yang
Pembahasan Penelitian signifikan. Hal ini dibuktikan dari hasil uji
Pelaksanaan Model Pembelajaran hipotesis diatas diketahui nilai Asymp. Sig.
Problem Based Learning (PBL). Model (2-tailed) adalah sebesar 0,000 < 0,05, maka
pembelajaran problem based learning (PBL) sesuai dasar pengambilan keputusan dalam
adalah pembelajaran yang dihasilkan dari uji independent sample T-Test, dapat
proses bekerja menuju pemahaman atau disimpulkan bahwa Ha diterima. Selain itu
penyelesaian masalah. Problem Based nilai rata-rata kepercayaan diri siswa post-test
Learning (PBL) yang dimaksud dalam eksperimen lebih besar dari nilai post-test
penelitian ini adalah suatu model kontrol (71,66 > 64,19).Dengan demikian
pembelajaran yang fokusnya pada dapat simpulkan bahwa model pembelajaran
pembelajaran siswa, dimana siswa problem based learning (PBL) efektif dalam
dihadapkan pada permasalahan autentik meningkatkan kepercayaan diri siswa. Hal itu
dengan maksud untuk menyusun terlihat dari hasil perbandingan rata-rata post-
pengetahuan, mengembangkan inkuiri dan test eksperimen lebih besar dari nilai post-test
keterampilan berpikir lebih tinggi, kontrol (71,66 > 64,19) dan nilai signifikansi
mengembangkan kemandirian dan percaya sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai taraf
diri. signifikansi 0,05 (0,005 < 0,05). Perbedaan
Model pembelajaran Problem Based yang signifikan ini menunjukkan bahwa
Learning (PBL) berusaha untuk membantu model pembelajaran problem based learning
siswa menjadi pelajar mandiri dipandu oleh (PBL) dapat meningkatkan kepercayaan diri
guru yang berulang kali mendorong dan siswa.
memberi penghargaan kepada mereka karena Efektifitas Model Pembelajaran Problem
mengajukan pertanyaan dan mencari solusi Based Learning dalam Meningkatkan Hasil
untuk masalah mereka yang sebenarnya belajar siswa Berdasarkan hasil analisis
sendiri, siswa belajar untuk melakukan tugas- kenaikan hasil belajar siswa pada kelompok
tugas ini secara mandiri di kemudian eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa
hari.Kegiatan pembelajaran di kelas dengan adanya perbedaan yang signifikan antara
menggunakan model pembelajaran problem hasil belajar siswa kelas kontrol dan hasil
based learning (PBL) diawali oleh guru belajar siswa kelas eksperimen. Hal ini
dengan memberi salam dan apersepsi. dibuktikan dari hasil belajar siswa yang
Kemudian langkah–langkah (sintaks) model terlihat dari nilai rata-rata post-test
pembelajaran problem based learning (PBL) eksperimen lebih besar dari nilai post-test
selanjutnya yaitu sebagai berikut: (1) kontrol (85,25 > 75,72). dan nilai signifikansi
melakukan orientasi siswa pada masalah, (2) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai
mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) signifikansi 0,05 (0,000 < 0,05). Perbedaan
mendukung kelompok investigasi, (4) yang signifikan ini menunjukkan bahwa
mengembangkan dan menyajikan hasil penggunaan model pembelajaran problem
karya, dan (5) menganalisis dan based learning (PBL) dapat meningkatkan
mengevaluasi proses penyelesaian masalah. hasil belajar siswa.
Hasil observasi menunjukkan
keterlaksanaan model pembelajaran yang di SIMPULAN DAN SARAN
eksperimenkan sangat baik, dimana dengan 4 Simpulan
kali pertemuan dalam eksperimen rata-rata
6
Dari hasil penelitian yang dilakukan di langkah-langkah (sintaks) model
SMA Negeri 4 Pontianak seperti yang pembelajaran problem based learning (PBL)
diuraikan dalam bab sebelumnya maka dapat dan memberikan pemahaman kepada siswa
disimpulkan bahwa: Pelaksanaan kegiatan secara jelas mengenai langkah-langkah
pembelajaran dengan menggunakan model tersebut sehingga keterlaksanaan model
pembelajaran problem based learning (PBL) pembelajaran dapat berjalan dengan
diawali oleh guru dengan memberi salam dan maksimal. 3) Guru sebaiknya dapat
apersepsi. Kemudian langkah–langkah menerapkan model problem based learning
(sintaks) model pembelajaran problem based (PBL) pada kelas lain dengan menyesuaikan
learning (PBL) selanjutnya yaitu sebagai tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
berikut: (1) melakukan orientasi siswa pada sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
masalah, (2) mengorganisasikan siswa untuk diri siswa. 4) Pihak sekolah diharpakan
belajar, (3) mendukung kelompok mampu mendukung guru dalam proses
investigasi, (4) mengembangkan dan kegiatan belajar mengajar disekolah dengan
menyajikan hasil karya, dan (5) menganalisis memfasilitasi proses pembelajaran sehingga
dan mengevaluasi proses penyelesaian guru mudah dalam menerapkan berbagai
masalah. Hasil observasi menunjukkan model pembelajan.
keterlaksanaan model pembelajaran yang di
eksperimenkan sangat baik, dimana dengan 4 DAFTAR RUJUKAN
kali pertemuan dalam eksperimen rata-rata Amri, Sofan. (2013). Pengembangan Dan
keterlakasanaan model pembelajaran dalam Model Pembelajaran Dalam Kurikulum
kategori sangat baik yaitu 96% pada 2013. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya
pertemuan 1 dan 100% pada pertemuan 2-4; Arends, Richard I. (2012). Learning To Teach,
Hasil penelitian menunjukkan model Ninth Edition. New York: The McGraw-
pembelajaran problem based learning (PBL) Hill Companies.
efektif meningkatkan kepercayaan diri siswa Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur
kelas X IIS di SMA Negeri 4 Pontianak, hal Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis yang Jakarta: Rineka Cipta.
diperoleh nilai asymp. sig. (2-tailed) adalah Ary, Donald. Cheser Jcobs, Lucy & Sorensen,
sebesar 0,000 < 0,05; dan juga model Chris. (2010). Introduction to Research
pembelajaran problem based learning (PBL) in Education 8 Edition. Canada:
efektif meningkatkan hasil belajar siswa Wadsworth
kelas X IIS di SMA Negeri 4 Pontianak, hal Barrows, Howard S. Tamblyn, Robyn M.
ini dibuktikan dari hasil uji hipotesis yang (1980). Problem Based Learning : An
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 Approach to Medical Education. New
lebih kecil dari nilai signifikansi 0,05 York: Spinger Publishing Company
Barrett, Terry. (2017). A New Model of
Saran Problem-based learning: Inspiring
Setelah melakukan penelitian tentang Concepts, Practice Strategies and Case
efektivitas model pembelajaran problem Studies from Higher Education.
based learning (PBL) dalam meningkatkan Maynooth: AISHE
kepercayaan diri dan hasil belajar siswa kelas Cindy. Hmelo. (2004). Problem-Based
X IIS di SMA Negeri 4 pontianak terlihat Learning: What and How Do Students
beberapa saran yang perlu peneliti limpahkan Learn?. Vol 16. No 3. 235-266.
agar menjadi masukan dan pelajaran di masa Darmadi, Hamid. (2013). Metode Penelitian
akan datang. 1) Peserta didik diharapkan Pendidikan. Bandung Alfabeta.
bersungguh-sungguh untuk belajar sehingga Dimyati & Mudjiono. (2013). Belajar dan
dapat meningkatkan kepercayaan diri dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
hasil belajar dalam proses pembelajaran. 2) Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Guru sebaiknya mempelajari lebih detail Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar
7
Kementerian Pendidikan Panduan dan Struktur Kurikulum Sekolah
Penilaian Oleh Pendidik Dan Satuan Menengah Atas/Madrasah Aliyah.
Pendidikan Sekolah Menengah Atas Jakarta: Peraturan Menteri Pendidikan
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Dasar Dan Menengah Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014).
Kebudayaan.(2017). Panduan Penilaian Peraturan Menteri Pendidikan dan
Oleh Pendidikan Dan Satuan Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
Untuk Sekolah Menengah Atas. Jakarta. 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran
Hamalik, Oemar. (2016). Proses Belajar pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Mengajar. (Cetakan ke-18). Jakarta: PT Menengah. Jakarta: Peraturan Menteri
Bumi Aksara. Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2018). Indonesia.
Pengertian Hasil, Belajar, Aktifitas, Prastowo, Andi. (2016). Pengembangan
Efektivitas, Pembelajaran, Matematika. Bahan Ajar Tematik. (Cetakan ke-2).
(Online). (https://kbbi.web.id/respon, Jakarta: KENCANA Prenamedia Group.
diakses tanggal 13 Maret 2018). Priatna, nanang dan Sukamto, Tito. (2015).
Mulyasa, E. (2011). Manajemen Berbasis Buku Guru Aktif dan Kreatif Belajar
Sekolah. Bandung: PT Remaja Matematika 2. Bandung: Grafindo Media
Rosdakarya. Pratama.
Nasution, S. (2012). Didaktik Asas-Asas Sudjana. (2002). Metoda Statistika. (Cetakan
Mengajar. (Cetakan ke-5). Jakarta: PT ke-2). Bandung: Tarsito
Bumi Aksara. Sudjana, Nana. (2017). Penilaian Hasil
Peraturan Menteri Pendidikan dan Proses Belajar Mengajar. (Cetakan ke-
Kebudayaan Republik Indonesia. (2013). 21). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Sugiyono. (2016). etode Penelitian
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar