1478 4466 1 PB

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

EFEKTIVITAS METODE PROBLEM BASED LEARNING, COOPERATIVE LEARNING

TIPE JIGSAW, DAN CERAMAH SEBAGAI PROBLEM SOLVING


DALAM MATAKULIAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Fatimah Saguni
Fakultas Tarbiyah STAIN Datokarama Palu
email: [email protected]

Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran Problem Based
Learning, Cooperative Learning tipe jigsaw, dan ceramah dalam pembelajaran matakuliah Perenca-
naan Pembelajaran di Fakultas Tarbiyah UIN Makassar, baik dalam pemecahan masalah yang dihada-
pai mahasiswa maupun untuk meningkatkan prestasi belajar. Metode penelitian ini menggunakan
pendekatan tru experiment dengan Crossed Design (Rancangan bersilang). Data dianalisis dengan
menggunakan Analisis multivariat dari kovarian (MANCOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode Problem Based Learning lebih efektif jika dibandingan dengan metode Cooperative Learning
tipe Jigsaw dan ceramah dalam meningkatkan prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah Perencana-
an Pembelajaran. Selain itu, mahasiswa yang diajar dengan metode Problem Based Learning memiliki
kemampuan pemecahan masalah yang lebih tinggi dari pada yang diajar dengan metode Cooperative
Learning tipe Jigsaw dan metode ceramah.

Kata Kunci: problem based learning, cooperative learning tipe jigsaw, dan ceramah, perencanaan
pembelajaran

THE EFFECTIVENESS OF THE PROBLEM-BASED LEARNING, THE JIGSAW TYPE


COOPERATIVE LEARNING, AND LECTURING METHODS AS PROBLEM SOLVING
IN THE INSTRUCTIONAL PLANNING COURSE

Abstract: This study aimed to reveal the effectiveness of the problem-based learning, the jigsaw type
cooperative learning, and lecturing methods in the Instructional Planning Class in Tarbiyah Faculty of
UIN Makassar, both in solving problems faced by students and to improve student achievement. This
study used the true experiment approach with the Crossed Design. The data were analyzed using the
multivariate analysis of covariance (MANCOVA). The findings showed that the Problem-Based
Learning method is more effective than the jigsaw type cooperative learning method and the lecturing
method in improving the students’ achievement in the Instructional Planning course. In addition, the
students taught using the Problem-Based Learning method have higher problem-solving ability than
those taught using the jigsaw type cooperative learning method and the lecturing method.

Keywords: problem-based learning, jigsaw type cooperative learning, lecturing method, instruc-
tional planning

PENDAHULUAN sen perlu menyediakan beragam kegiatan pem-


Perguruan tinggi di Indonesia perlu me- belajaran yang berimplikasi pada beragamnya
lakukan perubahan fundamental pada sistem pen- pengalaman belajar supaya mahasiswa mampu
didikan dari perkuliahan ke pembelajaran. Ada- mengembangkan kompetensi setelah menerap-
nya perubahan paradigma mengajar (teaching) kan pengetahuannya.
menjadi membelajarkan (learning to learn) pro- Untuk mewujudkan pelaksanaan pembe-
ses belajarnya cenderung dinamis dan bersifat lajaran yang berkualitas dan optimal dalam upa-
praktis, yaitu mengembangkan proses eksplo- ya meningkatkan kualitas proses dan hasil bela-
rasi dan proses kreativitas. Oleh karena itu, do- jar mahasiswa, diperlukan metode pembelajaran

207
208

yang efektif untuk lebih memberdayakan poten- an ini akan dipakai singkatan CL tipe jigsaw un-
si mahasiswa. Karena kecenderungan pemikiran tuk Cooperative Learning tipe jigsaw dan PBL
para ahli pendidikan tentang teori belajar yang untuk Problem Based Learning.
berkembang dewasa ini bahwa belajar tidak ha- Dalam penelitian ini, akan dikaji bebera-
nya sekedar menghafal, melainkan mahasiswa pa permasalahan seperti berikut. Pertama, apa-
harus mengkonstruksikan pengetahuan mereka kah prestasi belajar mahasiswa dalam mata ku-
sendiri. Mahasiswa belajar dari mengalami, men- liah Perencanaan Pembelajaran yang diajar de-
catat sendiri pola-pola bermakna dari pengeta- ngan metode problem based learning lebih ting-
huan baru, dan bukan diberi begitu saja oleh do- gi daripada yang diajar dengan metode coope-
sen. rative learning tipe jigsaw dan metode cera-
Pemecahan masalah adalah bentuk ter- mah? Kedua, apakah kemampuan pemecahan
tinggi dalam pembelajaran karena dalam proses masalah mahasiswa dalam mata kuliah Peren-
tersebut mahasiswa dihadapkan pada kebutuhan canaan Pembelajaran yang diajar dengan me-
untuk memahami informasi dan aturan di satu tode problem based learning lebih tinggi dari-
sisi dan disisi lain mahasiswa harus mempunyai pada yang diajar dengan metode cooperative
kemampuan untuk menerapkan pemahamannya learning tipe jigsaw dan metode ceramah?
ke dalam realitas. Oleh karena itu, keterlibatan
mahasiswa dalam penyelesaian masalah akan Problem Based Learning (PBL)
mengembangkan kemampuan mengevaluasi se- Harsono dan Dwiyanto (2005) menyata-
cara kritis dan mendapatkan pengetahuan baru kan bahwa PBL adalah suatu metode pembela-
serta mempunyai komitment untuk terus belajar. jaran, mahasiswa sejak awal dihadapkan pada
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu suatu masalah, kemudian diikuti oleh proses
dilakukan suatu upaya, yaitu dengan menerap- pencarian informasi yang bersifat student cen-
kan suatu metode pembelajaran yang memung- tered. PBL dipahami sebagai suatu strategi ins-
kinkan mahasiswa aktif dalam proses belajar. truksional, mahasiswa mengidentifikasi pokok
Beragamnya metode pembelajaran yang ber- persoalan (issues) yang dimunculkan oleh ma-
kembang membawa dampak yang berbeda pada salah yang spesifik. Pokok persoalan tersebut
hasil belajar. Pandangan ini mendorong adanya membantu dan mendorong mahasiswa untuk
kebijakan baru dalam praktek pendidikan, yaitu mengembangkan pemahaman tentang berbagai
menekankan perlunya mahasiswa untuk memain- konsep yang mendasari masalah serta prinsip
kan peran aktif dalam memperoleh pengetahu- pengetahuan lainnya yang relevan. Masalah ber-
an. Mengingat begitu pentingnya peran aktif ma- fungsi sebagai stimulus dan fokus bagi aktivitas
hasiswa, maka menerapkan metode yang efektif dan proses belajar mahasiswa.
dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan Wong, Lee, dan Mok (2001) menyatakan
harapan, proses belajar menyenangkan dan ti- bahwa belajar menggunakan PBL yang berori-
dak membosankan. entasi pada situasi nyata sangat praktis dan
Kesadaran akan pentingnya proses pem- mendorong mahasiswa untuk bekerja sama da-
belajaran terhadap mahasiswa mendorong para lam kelompok, meningkatkan keterampilan ber-
ahli pendidikan untuk menggali metode pem- pikir kritis, mencari solusi terhadap masalah
belajaran yang dapat menjadikan proses pem- yang nyata dalam kehidupan sehari-hari. Ma-
belajaran menjadi lebih efektif dan efisien. Ino- salah dibuat dalam bentuk skenario, melibatkan
vasi metode pembelajaran mengarah pada me- rasa ingin tahu mahasiswa untuk memulai pem-
tode yang lebih menekankan pada keaktifan belajaran melalui pokok bahasan. Anderson dan
mahasiswa dalam proses belajar. Metode pem- Glew (2002) mengemukakan bahwa PBL mem-
belajaran yang lebih menekankan keaktifan ma- persiapkan mahasiswa untuk berpikir kritis dan
hasiswa dalam proses belajar, antara lain meto- analitis serta mengggunakan sumber-sumber be-
de Cooperative Learning tipe jigsaw dan Pro- lajar yang tepat.
blem Based Learning. Selanjutnya, dalam tulis-

Efektivitas Metode Problem Based Learning, Cooperative Learning Tipe Jigsaw,dan Ceramah sebagai Problem Solving
209

PBL merupakan suatu metode yang ber- Berdasarkan pendapat tersebut, dapat di-
dasar pada prinsip penggunaan permasalahan simpulkan bahwa karakteristik metode PBL ada-
sebagai titik awal bagi proses integrasi muncul- lah belajar berdasarkan masalah nyata. Fokus
nya suatu pengetahuan. Hal yang sama dikemu- pada keterkaitan antardisiplin ilmu dengan ma-
kakan oleh Duch (2001) bahwa PBL merupa- salah yang dibahas, mahasiswa meninjau masa-
kan metode pembelajaran yang menghadirkan lah itu dari mata kuliah. Mahasiswa melakukan
masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari un- penyelidikan untuk mencari penyelesaian masa-
tuk merangsang cara berpikir kritis mahasiswa. lah, dan menuntut mahasiswa menghasilkan pro-
Sebelum mahasiswa mempelajari suatu hal, ma- duk tertentu dalam bentuk karya nyata.
hasiswa diharuskan mengidentifikasi masalah,
baik yang dihadapi secara nyata maupun telaah Cooperative Learning
kasus, dibuat sedemikian rupa sehingga para Cooperative learning tipe jigsaw adalah
mahasiswa menemukan kebutuhan belajar yang salah satu tipe dari metode kooperatif yang di-
diperlukan agar mereka dapat memecahkan ma- kembangkan oleh Aronson, Blaney, Stephan,
salah tersebut. Sikes, dan Snapp (1978) di Austin, Texas. Pada
Hal ini sesuai dengan pendapat Anderson tipe ini, kelas dibagi menjadi 4 kelompok de-
dan Glew (2002) bahwa PBL adalah metode ngan 4-5 anggota pada setiap kelompok. Setiap
pembelajaran yang mendorong mahasiswa un- kelompok disebut kelompok jigsaw (gigi ger-
tuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis, gaji). Materi pelajaran dibagi sesuai jumlah ma-
mencari solusi untuk masalah nyata dalam ke- hasiswa yang ada dalam kelompok sehingga se-
hidupan sehari-hari dan mengggunakan sumber- tiap mahasiswa mempelajari salah satu bagian
sumber pembelajaran yang tepat. Menurut Ro- dari materi tersebut. Semua mahasiswa yang
sing (1997) mahasiswa dalam PBL mencari in- mendapatkan materi yang sama antar kelompok
formasi, mengakses materi pembelajaran, dan lain bersatu untuk membentuk kelompok baru
mengkomunikasikan pengetahuan yang mereka untuk belajar bersama, kelompok ini dikenal
dapatkan kepada mahasiswa lainnya ketika me- sebagai kelompok ahli (KA).
reka belajar di dalam kelompok kecil Metode CL tipe jigsaw adalah suatu mo-
Berdasarkan definisi tersebut, dapat di- del pembelajaran bersama yang terdiri dari be-
simpulkan bahwa PBL merupakan metode pem- berapa anggota dalam satu kelompok, mahasis-
belajaran yang diawali dengan adanya masalah. wa bertanggung jawab atas penguasaan bagian
Masalah dibuat dalam bentuk skenario, kemudi- materi belajar dan mampu mengajarkan bagian
an mahasiswa mengidentifikasi pokok persoal- tersebut kepada anggota lain dalam kelompok-
an yang terdapat pada skenario, selanjutnya ma- nya. Kelompok ahli adalah kelompok mahasis-
hasiswa melakukan proses pencarian informasi wa yang terdiri dari anggota kelompok asal
yang bersifat student centered. Setelah itu ma- yang berbeda, ditugaskan untuk mempelajari
hasiswa melaporkan hasil studi mandiri kepada dan mendalami topik tertentu, menyelesaikan
mahasiswa lainnya dalam kelompok kecil ter- tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya
diri dari 6 – 10 orang sebagai solusi terhadap untuk kemudian dijelaskan pada anggota ke-
masalah. lompok asal (kelompok jigsaw). Keterampilan
Menurut Arends (2004), karakteristik PBL bekerja dan belajar bersama dipelajari langsung
yaitu (1) pengajuan pertanyaan atau masalah; di dalam kegiatan pada kedua jenis pengelom-
(2) berfokus pada keterkaitan antardisiplin ilmu pokan.
dengan masalah yang dibahas, mahasiswa me- Lie (2007) menemukan bahwa CL tipe
ninjau masalah itu dari mata kuliah; (3) maha- jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tang-
siswa melakukan penyelidikan untuk mencari gung jawab mahasiswa baik materi atau tugas
penyelesaian masalah dan 4) menuntut mahasis- yang merupakan bagiannya maupun materi atau
wa menghasilkan produk tertentu dalam bentuk tugas yang merupakan bagian mahasiswa lain.
karya nyata. Mahasiswa tidak hanya mempelajari materi

Cakrawala Pendidikan, Juni 2013, Th. XXXII, No. 2


210

yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap penyampaian dosen di kelas. Mahasiswa mene-
memberikan dan mengajarkan materi tersebut rima serta merekam informasi dalam bentuk
pada anggota kelompok lain. Dengan demikian, dan arti yang secara esensial sama dengan in-
tumbuh sikap dan perilaku saling tergantung, formasi atau materi yang telah disampaikan
menyediakan kesempatan bagi para mahasiswa oleh pengajar. Di dalam metode ceramah, dosen
untuk saling membantu dalam proses belajar. masih memegang peranan penting dalam proses
Kondisi ini dapat mendorong mahasiswa untuk pembelajaran. Dampak jangka panjangnya an-
belajar bersama dan bertanggung jawab terha- tara lain: partisipasi mahasiswa kurang, sangat
dap bagian materi untuk mencapai tujuan ber- tergantung pada kemampuan pengajar, tidak da-
sama. pat digunakan untuk berbagai gaya belajar se-
Belajar bersama membuka kesempatan perti pemecahan masalah, kemampuan komuni-
bagi mahasiswa untuk melatih keberanian ber- kasi, dan hubungan interpersonal.
diskusi dan mempunyai tanggung jawab dalam Kelemahan metode ceramah antara lain:
proses belajar. Artzt (1983) menyatakan bahwa (1) kurang melekat pada ingatan mahasiswa; (2)
CL tipe jigsaw merupakan metode yang meli- mahasiswa tidak aktif, (3) informasi hanya satu
batkan kelompok kecil, mahasiswa diharapkan arah; (4) feedback relatif rendah; (5) menggurui
berdiskusi untuk menyamakan pengetahuan yang dan melelahkan; (6) monoton; (7) tidak me-
dimiliki dan mengatasi kesenjangan pengetahu- ngembangkan kreativitas mahasiswa; (8) men-
an mahasiswa antara satu sama lain. Adanya jadikan mahasiswa hanya sebagai objek; dan (9)
diskusi dalam kelompok yang heterogen me- tidak merangsang cara mahasiswa untuk mem-
mungkinkan perbedaan antar mahasiswa dapat baca (Zaini, Munthe & Aryani, 2007).
diatasi karena mahasiswa saling membantu satu Berdasarkan uraian tersebut, dapat disim-
sama lain, antara mahasiswa yang pandai de- pulkan bahwa ceramah merupakan metode pem-
ngan mahasiswa yang kurang pandai (Stockdale belajaran yang ditandai oleh penyampaian infor-
& Williams, 2004). Kemampuan akademik se- masi yang bersifat langsung dengan komunikasi
cara heterogen dapat dilihat dari Indeks Prestasi satu arah (uni-directional) dari pengajar ke ma-
Kumulatif (IPK) yang diperoleh mahasiswa se- hasiswa (teacher-centered), dan mahasiswa se-
bagai prestasi belajarnya. cara pasif menerima dan mencatat informasi yang
sama sebagaimana disampaikan oleh dosen.
Metode Ceramah
Menurut Eggen dan Kauchak (2004), METODE
ceramah merupakan metode yang paling sering Penelitian ini menggunakanpendekatan
digunakan oleh pengajar dalam proses pembe- true experiment. True experiment merupakan
lajaran. Ceramah sebagai metode pembelajaran nama lain dari randomize experiment (Rosen-
dipandang sebagai metode yang paling mudah thal & Rosnow dalam Shadish, Cook & Camp-
untuk diterapkan, semua mahasiswa mampu un- bell, 2002). True experiment menyelidiki ke-
tuk melakukannya dan tidak rumit, sehingga sa- mungkinan hubungan sebab akibat dengan de-
ngat fleksibel untuk diterapkan oleh dosen. Jika sain yang secara nyata terdiri atas kelompok
dilaksanakan dan direncanakan dengan baik, ce- perlakuan dan kelompok kontrol, penempatan
ramah juga merupakan metode pembelajaran subjek ke dalam kelompok eksperimen dan ke-
yang efektif. Melalui ceramah, waktu dapat di- lompok kontrol secara acak dan membanding-
efisienkan, artinya, waktu dicurahkan untuk kan hasil perlakuan dengan kontrol secara ketat.
menghadapi mahasiswa sekaligus dalam jumlah Pada jenis eksperimen ini, variabel independen
yang banyak. Ceramah bersifat fleksibel dan dengan sengaja dimanipulasi dan variabel de-
dapat diterapkan pada banyak mata kuliah. pendennya diukur (Yamreko dkk. dalam Sha-
Hasil penelitian Zakaria dan Iksan (2007) dish, Cook & Campbell, 2002).
menemukan bahwa kualitas materi yang diberi-
kan oleh dosen sangat bergantung pada cara

Efektivitas Metode Problem Based Learning, Cooperative Learning Tipe Jigsaw,dan Ceramah sebagai Problem Solving
211

Rancangan Eksperimen asumsikan setara sebelum manipulasi dilaku-


Rancangan eksperimen penelitian meng- kan.
gunakan crossed design (rancangan bersilang). Randomisasi merupakan teknik yang pada
Dalam crossed design, masing-masing level umumnya digunakan untuk mengontrol VS (va-
bersilang dengan semua level dari faktor lain riabel sekunder) yang sudah ada pada subjek
(Shadish, Cook & Campbell, 2002). Kaitan de- sebelum penelitian dilakukan misalnya minat.
ngan penelitian ini, yaitu level A metode pem- Dengan memasukkan subjek secara acak ke da-
belajaran (A1: PBL, A2: CL tipe Jigsaw, A3: lam KE dan KK, maka secara statistik dapat di-
Ceramah) bersilang dengan semua level dari asumsikan bahwa sebelum manipulasi dilaku-
faktor lain yaitu level B jurusan (B1: Huma- kan KE dan KK setara dalam variabel-variabel
niora, B2: Sosial, B3: Eksakta) Fakultas Tarbi- sekunder yang ingin dikontrol. Dengan demi-
yah UIN Makassar. Rancangan Eksperimen kian, bila terjadi perbedaan antara KE dan KK
Crossed Design terdapat pada Gambar 1. setelah manipulasi, maka peneliti lebih dapat
memastikan bahwa perbedaan tersebut disebab-
B1 kan oleh hasil manipulasi dan bukan disebab-
KE1 XA1 B2 Y1 Y2 kan oleh VS yang telah dikontrol.
B3 Data di analisis dengan menggunakan ana-
lisis multivariat. Analisis multivariat adalah
B1
teknik statistik yang dapat digunakan untuk se-
R KE2 XA2 B2 Y1 Y2 cara bersama-sama mencari pengaruh antara be-
berapa variabel bebas dan dua atau lebih va-
B3
riabel terikat. Analisis multivariat dari kovarian
(MANCOVA) dapat digunakan dalam hubung-
B1
an dengan MANOVA untuk menghilangkan pe-
KK  XA3 B2 Y1 Y2
ngaruh variabel bebas yang tidak dapat diken-
B3
dalikan (kovariat) pada variabel-variabel terikat
Gambar 1. Rancangan Eksperimen Crossed (Hair, Black, Babin & Anderson, 2010).
Design
Keterangan: HASIL DAN PEMBAHASAN
R = random assigment Hasil uji F dengan menggunakan teknik
KE1 = kelompok eksperimen 1 Wilks' Lambda menunjukkan bahwa metode
KE2 = kelompok eksperimen 2 pembelajaran memberikan pengaruh signifikan
KK = kelompok kontrol
terhadap hasil belajar nilai F (6,166)= 34,569,
Y1 = perestasi belajar mata kuliah perencanaan
p<0,05 ηp2 parsial 0,555 setelah mengontrol
pembelajaran
Y2 = pemecahan masalah
inteligensi dan motivasi belajar sebagai kova-
XA1 = perlakuan metode problem based learning riat. Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel 1.
XA2 = perlakuan metode cooperative learning Pada Tabel 1, dapat diketahui bahwa mo-
tipe Jigsaw tivasi belajar sebagai kovariat tidak signifikan
 X A3 = Tanpa perlakuan (metode ceramah) dengan nilai F (6,660)= 0,579 p>0,05 ηp2 par-
B1 = Kelompok Humaniora sial 0,023 dan inteligensi sebagai kovariat
B2 = Kelompok Sosial signifikan dengan nilai F (3,850) =0,012 p<0,05
B3 = Kelompok Eksakta ηp2 parsial 0,122. Walaupun motivasi belajar
tidak signifikan sebagai kovariat, namun tetap
Randomisasi atau random assigment ada-
dimasukkan ke dalam model karena berperan
lah prosedur memasukkan secara acak sujek ke
sebagai kontrol. Jurusan sebagai variabel bebas
dalam setiap kelompok penelitian (dalam hal ini
tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
KK dan KE) sehingga KK dan KE dapat di-
hasil belajar dengan nilai F (6,166)=0,879, p=
0,512 >0,05.

Cakrawala Pendidikan, Juni 2013, Th. XXXII, No. 2


212

Tabel 1. Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar, Pemecahan Masalah, dan
Hubungan Interpersonal

Pengaruh Nilai Wilks’ Lambda F Db Hipotesis db kesalahan P ηp2 parsial


Intercept 0,494 28,295 3 83 0,000 0,506
Motivasi Belajar
0,977 0,660 3 83 0,579 0,023
Inteligensi 0,878 3,850 3 83 0,012 0,122
Metode
Pembelajaran 0,198 34,569 6 166 0,000 0,555
Jurusan 0,939 0,879 6 166 0,512 0,031
Metode*Jurusan 0,928 0,527 12 219,889 0,896 0,025
Keterangan: F= nilai F tabel, db= derajat kebebasan, p = taraf signifikansi, ηp2= eta kuadrat parsial.

Tabel 2. Uji Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar


Variabel
Variabel Bebas JK Db RK F p ηp2 parsial
Tergantung
Metode
Prestasi Belajar 1310,692 2 655,346 67,795 0,000 0,615
Pembelajaran
Keterangan: JK = Jumlah Kuadrat, db = derajat kebebasan, RK = Rerata Kuadrat, F = nilai F tabel, p =
taraf signifikansi ηp2 = eta kuadrat parsial.

Tabel 3. Uji Post-Hoc Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar


(I) Metode (J) Metode
Variabel Terikat Perbedaan Rerata (I-J) p
Pembelajaran Pembelajaran
Jigsaw 3,242* 0,002
PBL Ceramah 10,605* 0,000
Prestasi Belajar PBL -3,242* 0,002
Jigsaw Ceramah 7,363* 0,000
PBL -10,605* 0,000
Ceramah Jigsaw -7,363* 0,000

Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Perencanaan Pembelajaran setelah mengontrol


Prestasi Belajar inteligensi dan motivasi belajar.
Penelitian ini menguji perbedaan prestasi Untuk mengetahui perbedaan prestasi
belajar mahasiswa dalam mata kuliah Perenca- belajar mahasiswa dalam mata kuliah Perenca-
naan Pembelajaran yang diajar dengan metode naan Pembelajaran yang diajar dengan metode
PBL, metode CL tipe Jigsaw, dan metode cera- PBL, metode CL tipe Jigsaw, dan metode cera-
mah. Hasil pengujian terhadap ketiga variable mah dapat diketahui melalui uji Post-Hoc de-
tersebut dapat dilihat pada Tabel 2. ngan Least Significant Difference (LSD) yaitu
Hasil analisis kovarian multivariat dapat seperti berikut.
diketahui nilai F sebesar 67,795 dan nilai p =  Hasil analisis menunjukkan bahwa ada per-
0,000 (p < 0,01), menunjukkan bahwa metode bedaan yang signifikan terhadap prestasi be-
pembelajaran memberikan pengaruh terhadap lajar mahasiswa dalam mata kuliah Perenca-
prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah naan Pembelajaran yang diajar dengan meto-

Efektivitas Metode Problem Based Learning, Cooperative Learning Tipe Jigsaw,dan Ceramah sebagai Problem Solving
213

de PBL dan metode CL tipe jigsaw dengan kontribusi metode pembelajaran terhadap pres-
nilai p = 0,002 (p < 0,01). Mahasiswa dalam tasi belajar sebesar 70,4%, sedangkan 29,6%
mata kuliah Perencanaan Pembelajaran yang diakibatkan oleh faktor-faktor lain yang tidak
diajar dengan metode PBL lebih tinggi diukur dalam penelitian ini. Secara berurutan
(rata-rata skor = 49,175) daripada yang di- prestasi belajar mahasiswa dalam mata kuliah
ajar dengan metode CL tipe jigsaw (rata-rata Perencanaan Pembelajaran yang diajar dengan
skor = 45,933) dengan perbedaan rerata se- metode PBL, metode CL tipe Jigsaw dan me-
besar 3,242. tode ceramah.
 Hasil analisis menunjukkan bahwa ada per- Hasil penelitian menunjukkan bahwa ma-
bedaan yang signifikan prestasi belajar maha- hasiswa yang diajar dengan metode PBL mem-
siswa dalam mata kuliah Perencanaan Pembe- peroleh prestasi belajar mata kuliah Perencana-
lajaran yang diajar dengan metode PBL dan an Pembelajaran yang lebih tinggi dari pada
metode ceramah dengan nilai p = 0,000 (p < yang diajar dengan metode CL tipe Jigsaw dan
0,01). Mahasiswa dalam mata kuliah Peren- metode ceramah setelah melakukan pengontrol-
canaan Pembelajaran yang diajar dengan an terhadap motivasi belajar dan inteligensi.
metode PBL lebih tinggi (rata-rata skor = Mahasiswa dalam kelompok PBL terlibat
49,175) daripada yang diajar dengan metode langsung dalam proses pencarian informasi
ceramah(rata-rara skor =38,570) dengan per- yang bersifat mandiri, mendapatkan kesempat-
bedaan rerata sebesar 10,605. an yang luas untuk mengembangkan arah bela-
 Hasil analisis menunjukkan bahwa ada per- jarnya sehingga memperoleh pemahaman yang
bedaan yang signifikan prestasi belajar ma- mendalam terhadap materi kuliah dan berdam-
hasiswa dalam mata kuliah Perencanaan pak pada prestasi belajarnya. Hasil peneitian ini
Pembelajaran yang diajar dengan metode CL memperkuat pendapat Sahin (2010) bahwa ma-
tipe jigsaw dan ceramah dengan nilai p = hasiswa yang menggunakan metode PBL mem-
0,000 (p < 0,01). Mahasiswa dalam mata peroleh pemahaman yang mendalam terhadap
kuliah Perencanaan Pembelajaran yang di- materi kuliah, karena mahasiswa memperoleh
ajar dengan metode CL tipe jigsaw lebih kesempatan yang luas untuk belajar secara man-
tinggi (rata-rata skor =45,933) daripada yang diri sehingga memperoleh prestasi yang lebih
diajar dengan metode ceramah (rata-rara skor baik. Demikian pula penelitian McParland,
= 38,570) dengan perbedaan rerata sebesar Noble, dan Livingston (2004), bahwa mahasis-
7,363. wa yang menerima materi kuliah dengan meng-
Uji Post-Hoc metode pembelajaran ter- gunakan metode PBL memperoleh prestasi be-
hadap prestasi belajar terdapat pada Tabel 3. lajar yang lebih tinggi dalam ujian. Mahasiswa
Berdasarkan tabel di atas ditemukan bah- lebih mudah mengingat kembali materi yang
wa metode PBL memiliki pengaruh yang paling sudah diperoleh karena mahasiswa terlibat se-
tinggi terhadap prestasi belajar mahasiswa da- cara langsung dalam perolehan informasi.
lam mata kuliah Perencanaan Pembelajaran da- Temuan Yuzhi (2003) bahwa metode
ripada metode CL tipe jigsaw dan metode ce- PBL mendorong mahasiswa untuk meningkat-
ramah. kan keterampilan berpikir kritis membuat me-
reka sering menggunakan sumber-sumber be-
Perbedaan Prestasi Belajar Mahasiswa da- lajar dalam mencari solusi masalah sehingga
lam Mata Kuliah Perencanaan Pembelajar- dapat meningkatkan prestasi belajarnya. Maha-
an yang Diajar dengan Metode PBL, CL siswa yang menggunakan metode PBL lebih
Tipe Jigsaw, dan Ceramah mudah memahami materi kuliah dan pengeta-
Berdasarkan analisis kovarian multivariat huan yang diperoleh mahasiswa dapat bertahan
yang digunakan untuk menguji hipotesis per- lama (Barak & Dori, 2005). Bagi mahasiswa
tama diperoleh hasil bahwa hipotesis pertama yang mengalami dan menemukan sendiri infor-
diterima dengan nilai R2 = 0,704, berarti bahwa masi, mudah mengingat kembali sehingga dapat

Cakrawala Pendidikan, Juni 2013, Th. XXXII, No. 2


214

meningkatkan hasil belajarnya. Hasil penelitian an mereka dengan menjelaskan materi pada ma-
Mok, Lee, dan Wong (2002) menemukan bah- hasiswa lain. Mahasiswa tidak hanya mempe-
wa metode PBL lebih efektif dapat mening- lajari materi yang diberikan, tetapi juga harus
katkan kemampuan intelektual mahasiswa un- siap memberikan dan mengajarkan materi ter-
tuk menghasilkan prestasi yang lebih baik. De- sebut pada anggota kelompok lain. Penelitian
mikian pula Chang (2001) mengemukakan PBL Cheng dan Chen (2008) menemukan bahwa
lebih efektif dalam meningkatkan prestasi be- proses pembelajaran dalam metode CL tipe Jig-
lajar mahasiswa, terutama dalam pengetahuan saw dapat meningkatkan perhatian dan pema-
dan pemahaman. haman mahasiswa terhadap materi kuliah kare-
Mahasiswa dalam kelompok CL tipe jig- na mahasiswa saling membantu dan memberi
saw bekerja sama dalam kelompok, saling ber- informasi untuk memahami materi kuliah.
diskusi untuk mendalami materi kuliah sehing- Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ga mempengaruhi prestasi belajarnya. Hasil pe- mahasiswa yang diajar dengan metode ceramah
nelitian mendukun penelitian sebelumnya yang memperoleh prestasi belajar mata kuliah Peren-
membuktikan bahwa tipe Jigsaw dapat mening- canaan Pembelajaran yang lebih rendah dari-
katkan prestasi belajar karena mahasiswa beker- pada yang diajar dengan metode PBL dan meto-
jasama dalam kelompok untuk mendalami suatu de CL tipe Jigsaw. Hal ini disebabkan karena
materi kuliah (Doymus, 2008). Metode CL tipe metode ini kurang mengaktifkan mahasiswa un-
jigsaw, mahasiswa belajar dalam kelompok-ke- tuk berpikir tentang materi yang dipelajari.
lompok kecil bekerja sama untuk memaksimal- Hasil penelitian ini mendukung penelitian
kan pembelajarannya (Haller, Gallagher, Wel- sebelumnya bahwa dosen sangat berperan da-
don & Felder, 2000; Johnson, Johnson & Ho- lam proses pembelajaran, sehingga kualitas ma-
lubec, 1994). Berbagai hasil penelitian menyim- teri yang diberikan sangat bergantung pada cara
pulkan kerjasama dalam pembelajaran mengha- penyampaian pengajarnya (Doymus, Simsek
silkan prestasi akademik yang lebih tinggi un- Karacop, dan Ada (2009). Zakaria dan Iksan
tuk seluruh mahasiswa, kemampuan lebih baik (2007) menyatakan bahwa metode ceramah
untuk melakukan hubungan sosial, meningkat- yang monoton dan mengambil porsi sekitar
kan rasa percaya diri, serta mampu mengem- 80% aktivitas dalam kelas, menyebabkan maha-
bangkan saling percaya sesamanya, baik secara siswa pasif dan tidak dapat memaksimalkan
individual maupun kelompok. Hasil penelitian proses belajar. Penerapan metode ceramah pada
menemukan bahwa tugas-tugas yang diberikan mata kuliah Perencanaan Pembelajaran di Fa-
secara kelompok dapat meyakinkan telah ber- kultas Tarbiyah UIN Makassar, mahasiwa ha-
hasil mengembangkan hubungan, sikap dan pe- nya mengandalkan penjelasan dari dosen, se-
rilaku sosial mahasiswa. hingga mereka mengalami kesulitan untuk me-
Aronson dan Bridgeman (1997) menyata- mahami materi kuliah.
kan bahwa partisipasi mahasiswa dalam belajar Beberapa penelitian terdahulu juga mene-
dapat meningkatkan prestasi akademik. Hal ter- mukan bahwa penerapan metode PBL dalam
sebut juga terbukti dalam penelitian Stockdale pendidikan sains berpengaruh positf pada pres-
dan Williams (2004) bahwa metode CL dapat tasi akademik (Akinoglu & Tandogan, 2007).
meningkatkan prestasi belajar terutama pada Senada dengan penelitian Tavukcu (2006) me-
mahasiswa yang memiliki kemampuan rendah nemukan bahwa kelompok PBL memiliki skor
dan sedang karena mereka terbantu dengan ada- yang lebih tinggi pada prestasi akademik di-
nya mahasiswa pandai yang terlibat di dalam banding kelompok kontrol. Penggunaan metode
proses kolektif dalam kelompok. PBL dianggap mampu memberi pengaruh po-
Pada penerapan metode CL tipe Jigsaw, sitif dalam proses pembelajaran dan diasumsi-
muncul rasa tanggung jawab mahasiswa untuk kan dapat memberi kontribusi positif bagi ke-
belajar lebih giat. Mahasiswa yang pintar dalam mampuan mahasiswa untuk mengaplikasikan
belajar kelompok dapat memperluas pemaham- pengetahuan yang didapatkan.

Efektivitas Metode Problem Based Learning, Cooperative Learning Tipe Jigsaw,dan Ceramah sebagai Problem Solving
215

Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap lebih tinggi (rata-rata skor = 3,177) dari
Pemecahan Masalah pada yang diajar dengan metode CL tipe jig-
Penelitian ini menguji perbedaan kemam- saw (rata-rata skor = 2,846), selisih perbeda-
puan pemecahan masalah mahasiswa dalam an sebesar 33,054.
mata kuliah Perencanaan Pembelajaran yang  Hasil analisis menunjukkan bahwa ada per-
diajar dengan metode Problem Based Learning, bedaan yang signifikan kemampuan peme-
metode Cooperative Learning tipe Jigsaw, dan cahan masalah mahasiswa dalam mata ku-
metode ceramah terdapat pada Tabel 4. liah Perencanaan Pembelajaran yang diajar
Hasil analisis kovarian multivariat dapat dengan metode PBL dan metode ceramah
diketahui F sebesar 26,024 dengan nilai p = dengan nilai p = 0,000 (p < 0,01). Masalah
0,000 (p < 0,01), menunjukkan bahwa metode mahasiswa dalam mata kuliah Perencanaan
pembelajaran memberikan pengaruh terhadap Pembelajaran yang diajar dengan metode
pemecahan masalah mahasiswa dalam mata ku- PBL lebih tinggi (rata-rata skor = 3,177) dari
liah Perencanaan Pembelajaran setelah mengon- pada yang diajar dengan metode ceramah
trol inteligensi dan motivasi belajar. (rata-rata skor = 2,701), selisih perbedaan
Untuk mengetahui perbedaan kemampu- sebesar 47,591.
an pemecahan masalah mahasiswa dalam mata  Hasil analisis menunjukkan bahwa ada per-
kuliah Perencanaan Pembelajaran yang diajar bedaan yang signifikan kemampuan peme-
dengan metode PBL, metode CL tipe Jigsaw, cahan masalah mahasiswa dalam mata ku-
dan metode ceramah dapat diketahui melalui uji liah Perencanaan Pembelajaran yang diajar
Post-Hoc dengan Least Significant Difference dengan metode CL tipe Jigsaw dan metode
(LSD) yang dapat dilihat pada Tabel 4. ceramah dengan nilai p = 0,005 (p < 0,01).
 Hasil analisis menunjukkan bahwa ada per- Mahasiswa dalam mata kuliah Perencanaan
bedaan yang signifikan kemampuan peme- Pembelajaran yang diajar dengan metode
cahan masalah mahasiswa dalam mata ku- PBL lebih tinggi (rata-rata skor = 2,846) dari
liah Perencanaan Pembelajaran yang diajar pada yang diajar dengan metode ceramah
dengan metode PBL dan metode CL tipe jig- (rata-rata = 2,701), selisih perbedaan sebesar
saw dengan nilai p = 0,000 (p < 0,01). Ma- 14,536.
hasiswa dalam mata kuliah Perencanaan Pem- Uji Post-Hoc metode pembelajaran terha-
belajaran yang diajar dengan metode PBL dap pemecahan masalah terdapat pada Tabel 5.

Tabel 4. Uji Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Pemecahan Masalah


Variabel Bebas Variabel
JK Db RK F p ηp2 parsial
Tergantung
Metode Pemecahan
20201,953 2 10100,976 26,024 0,000 0,380
Pembelajaran Masalah
Keterangan: JK = Jumlah Kuadrat, db = derajat kebebasan, RK = Rerata Kuadrat, F = nilai F tabel, p = taraf
signifikansi ηp2 = eta kuadrat parsial.

Tabel 5. Uji Post-Hoc Metode Pembelajaran terhadap Pemecahan Masalah


(J) Metode
Variabel Terikat (I) Metode Pembelajaran Perbedaan Rerata (I-J) p
Pembelajaran
Jigsaw 33,054* 0,000
PBL Ceramah 47,591* 0,000
Pemecahan Masalah PBL -33,054* 0,000
Jigsaw Ceramah 14,536* 0,005
PBL -47,591* 0,000
Ceramah Jigsaw -14,536* 0,005

Cakrawala Pendidikan, Juni 2013, Th. XXXII, No. 2


216

Mahasiswa kelompok PBL sejak awal membentuk kelompok baru (kelompok ahli) un-
dihadapkan pada suatu masalah dalam bentuk tuk mendiskusikan dan sekaligus mendalami
skenario. Skenario di sini digunakan untuk materi yang merupakan tugasnya. Kemudian
mengidentifikasi masalah dan melakukan klari- tiap anggota kelompok mempresentasikan tu-
fikasi, menentukan pokok permasalahan, maha- gasnya pada saat kembali ke kelompok asal.
siswa melakukan brainstorming untuk mendis- Dalam proses pembelajaran dalam ke-
kusikan permasalahan yang sesuai dengan pe- lompok jigsaw, materi pelajaran dalam satu to-
mahaman dan pengetahuan awal mereka, me- pik dibagi menjadi beberapa sub topik. Kemu-
nentukan tujuan pembelajaran, mahasiswa me- dian, bagi mahasiswa yang mengambil topik
lakukan studi mandiri untuk mencari solusi se- sama dimasukkan dalam satu kelompok untuk
bagai dasar penyelesaian masalah, kemudian mempelajari satu materi hingga benar-benar
masing-masing mahasiswa menjelaskan dan menguasai. Kemudian, tiap anggota kelompok
mendiskusikan hasil studi mandiri. Hasil pene- mempresentasikan tugasnya ketika kembali ke
litian ini sesuai pendapat Gagne dalam Muijs kelompok asal. Mahasiswa mengajarkan kepada
dan Reinolds (2008) menyatakan bahwa maha- teman kelompok asal tentang materi yang di-
siswa yang diminta menjelaskan langkah-lang- peroleh dari diskusi kelompok ahli. Sehingga
kah dalam penyelesaian masalah lebih sukses kemampuan dalam mendalami materi pada ke-
dalam pemecahan masalah dibandingkan maha- lompok ahli dan kemampuan mempresentasi-
siswa yang tidak menggunakan langkah-lang- kan pada kelompok asal merupakan kemam-
kah tersebut. puan mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-
Penerapan metode PBL pada mata kuliah tugas materi kuliah perencanaan pembelajaran.
Perencanaan Pembelajaran di Fakultas Tarbiyah Mahasiswa yang diajar dengan metode
UIN Makasar menunjukkan bahwa kemampuan ceramah memiliki kemampuan pemecahan ma-
pemecahan masalah mahasiswa mengalami pe- salah yang lebih rendah daripada yang diajar
ningkatan. Peningkatan tersebut ditandai de- dengan metode PBL dan metode CL tipe Jig-
ngan meningkatnya kemampuan berpikir kritis, saw. Mahasiswa terbiasa dengan pola pikir
kemandirian belajar dan aktif mencari informasi yang terpola, terstruktur, dan hanya menjadi pe-
melalui perpustakaan dan internet, untuk me- nerima informasi. Dominasi penerapan metode
nemukan solusi terhadap masalah yang ada ceramah dalam proses pembelajaran menjadi-
dalam skenario. Berpikir kritis merupakan se- kan mahasiswa lebih pasif dalam menerima pe-
buah proses yang terarah dan jelas digunakan ngetahuan karena mayoritas mahasiswa hanya
dalam kegiatan mental seperti memecahkan ma- mendengarkan ceramah dari dosen secara pasif.
salah, dan mengambil keputusan. Kemampuan Pada metode ceramah, mahasiswa yang
memecahkan masalah mahasiswa dalam kelom- menerima mata kuliah perencanaan pembelajar-
pok PBL membutuhkan keterampilan berpikir an di Fakultas Tarbiyah UIN Makassar tidak di-
tingkat tinggi (higher order thinking skills) ka- tuntut untuk mengaitkan materi perkuliahan de-
rena mahasiswa melewati serangkaian kegiatan ngan kehidupan aktual sehingga mereka cende-
mulai dari mengidentifikasi masalah hingga pe- rung lebih menerima pengajaran konsep-konsep
milihan solusi. teoretis dan kurang mampu mengaplikasikan
Mahasiswa yang diajar dengan metode pemahaman mereka dalam proses pemecahan
CL tipe Jigsaw, dalam proses pembelajaran ter- masalah. Mereka cenderung hanya terlibat da-
diri dari kelompok asal dan kelompok ahli. Ke- lam interaksi tatap muka antara dosen dan ma-
lompok asal adalah kelompok mahasiswa yang hasiswa. Mahasiswa menerima serta merekam
mendapat materi atau tugas yang berbeda-beda informasi tersebut dalam bentuk dan arti yang
pada setiap anggota dalam kelompok. Kelom- sama dengan materi yang telah disampaikan
pok ahli adalah kelompok yang terdiri dari ma- oleh dosen dengan pola pikir yang terpola. Hal
hasiswa yang mendapat materi atau tugas yang tersebut terjadi karena biasanya apa yang di-
sama. Bagi mahasiswa yang materinya sama tanyakan pada saat ujian adalah materi mata

Efektivitas Metode Problem Based Learning, Cooperative Learning Tipe Jigsaw,dan Ceramah sebagai Problem Solving
217

kuliah yang pernah disampaikan sebelumnya. untuk menyelesaikan masalah. Semakin banyak
Oleh karena itu, dengan metode ceramah, ma- mahasiswa yang mengusulkan alternatif, akan
hasiswa menerima dan mencatat materi yang dapat meningkatkan kualitas solusi. Cara ini sa-
diajarkan dan mahasiswa tidak diajarkan cara ngat menguntungkan bagi mahasiswa yang aktif
memecahkan masalah. untuk dapat mengembangkan pengetahuan dan
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat wawasan keilmuannya. Melalui metode PBL,
disimpulkan bahwa kemampuan mahasiswa me- mahasiswa tidak lagi semata-mata mengandal-
mecahkan masalah dalam kelompok PBL mem- kan materi yang disampaikan oleh dosen, tetapi
butuhkan keterampilan berpikir tingkat tinggi mahasiswalah yang harus aktif mencari infor-
(higher order thinking skills) karena mahasiswa masi sebanyak-banyaknya untuk menemukan
harus melewati serangkaian kegiatan mulai dari jawaban atas masalah yang diberikan.
mengidentifikasi masalah hingga pemilihan so-
lusi yang paling tepat sebagai cara penyelesaian PENUTUP
masalah (Rebori, 2009). Pemecahan masalah Berdasarkan hasil penelitian dan pemba-
memungkinkan mahasiswa mengingat materi hasan yang telah dikemukakan di atas, maka
sekitar 70-90% (Tanrere, 2008). dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Sementara mahasiswa dalam kelompok  Mahasiswa yang diajar dengan metode PBL
CL tipe Jigsaw, mahasiswa mendalami materi memperoleh prestasi belajar mata kuliah
dan menyelesaikan tugas-tugas dalam kelom- perencanaan pembelajaran yang lebih tinggi
pok, kemudian mahasiswa mempresentasikan dari pada yang diajar dengan metode CL tipe
tugas yang merupakan tanggung jawabnya ke- Jigsaw dan metode ceramah. Mahasiswa da-
pada anggota kelompoknya ketika kembali ke lam kelompok PBL terlibat langsung dalam
kelompok asal. Kemampuan dalam mendalami perolehan informasi. Mahasiswa menghim-
materi pada kelompok ahli dan kemampuan pun, menyentuh dan mengumpulkan penge-
mempresentasikan pada kelompok asal merupa- tahuan memiliki otak yang berbeda diban-
kan kemampuan mahasiswa dalam menyelesai- dingkan dengan mahasiswa yang hanya
kan tugas-tugas materi kuliah perencanaan pem- mendengar dan menyerap informasi.
belajaran. Pada mahasiswa dalam kelompok ce-  Mahasiswa yang diajar dengan metode PBL
ramah tidak dibiasakan menyelesaikan masalah. memiliki kemampuan pemecahan masalah
Kecenderungan berpikir kritis dan ke- yang lebih tinggi dari pada yang diajar de-
mampuan memecahkan masalah merupakan ngan metode CL tipe Jigsaw dan metode ce-
faktor yang penting dalam menentukan kebu- ramah. Kemampuan memecahkan masalah
tuhan mahasiswa dalam pendidikan. Hal ini di- dalam kelompok PBL membutuhkan kete-
dukung oleh temuan Zakaria dan Yusoff (2009) rampilan berpikir tingkat tinggi (higher or-
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan an- der thinking skills) karena mahasiswa mele-
tara sikap yang terkait dengan kepercayaan diri wati serangkaian kegiatan mulai dari meng-
dan kemampuan menyelesaikan masalah di an- identifikasi masalah hingga pemilihan solusi
tara mahasiswa dari berbagai jurusan. Salah sebagai cara penyelesaian masalah.
satu indikasi kemampuan pemecahan masalah
yang efektif yaitu kemampuan untuk meng- UCAPAN TERIMA KASIH
gunakan penalaran, indikasi yang lain, yaitu ke- Penulis mengucapkan terima kasih ke-
mampuan memahami inti permasalahan. pada Redaktur Jurnal Cakrawala Pendidikan
Hasil penelitian Whetten dan Cameron Universitas Negeri Yogyakarta yang telah mem-
(2002) mendukung pandangan bahwa kualitas beri masukan untuk memperbaiki artikel ini.
solusi-solusi yang dihasilkan akan lebih baik Terima kasih juga kami sampaikan kepada te-
bila mempertimbangkan berbagai alternatif. Al- man sejawat atas diskusi-diskusi kecil dalam
ternatif-alternatif yang ada, diusulkan oleh se- rangka memperbaiki saran dari Redaktur Jurnal
mua mahasiswa yang terlibat dalam kelompok Cakrawala Pendidikan.

Cakrawala Pendidikan, Juni 2013, Th. XXXII, No. 2


218

DAFTAR PUSTAKA vement.” J Sci Educ Technol ,10 (2),


Akınoğlu, O., & Tandoğan, R.O. 2007. “The 147–153.
Effects of Problem-Based Active Learn-
ing in Science Education on Students’ Cheng, K.W., & Chen, Y.F. 2008. “Effects of
Academic Achievement, Attitude and Cooperative Learning in a College Course
Concept Learning.” Eurasia Journal of on Student Attitudes Toward Accounting:
Mathematics, Science & Technology Edu- a Quasi Experiment.” International Jour-
cation, 3 (1), 71-81. nal of Management, 25 (1), 111-120.

Anderson, W.L., & Glew, RH. 2002. Support of Doymus, K., Simsek U., Karacop, A., & Ada, S.
a Problem-Based Learning Curriculum by 2009. “Effect of Two Cooperative Learn-
Basic Science Faculty. Med Educ Online, ing Strategies on Teaching and Learning
7 (10), 1-11. Toipic of Thermochemistry.” World Ap-
plied Science Journal. 7 (1), 34- 42.
Arends, R.I. 2004. Classroom Instruction and
Management. McGraw-Hill Central Con- Duch, B. 2001. 'Writing Problems for Deeper
necticut State University. Companies. Understanding', in the Power of Pro-
blem-Based Learning, Duch, B., Groh, S.
Aronson, E., & Bridgeman, D. 1979 “Jigsaw and Allen, D. (eds), Virginia: Stylus.
Groups and the Desegregated Classroom:
in Pursuit of Common Goals'.” Perso- Eggen, P., & Kauchak, D. 2004. Educational
nality and Social Psychology Bulletin, 5, Psychology Windows on Classrooms Sixth
438-446. Edition. New Jersey: Pearson Merrill
Prentice Hall.
Aronson, E., Blaney, N., Stephan, C., Sikes, J.,
& Snapp, M. 1978. The Jigsaw Class- Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B.J., &
room. Beverly Hills, CA: Sage Publica- Anderson, R. E. 2010. Multivariate Data
tions, Inc. Analysis. 7th ed. New Jersey: Prenctice
Hall Pearson Education, Inc.
Artzt, A.F. 1983. “The Comparative Effects of
the Student-Team Method of Instruction Haller, C.R., Gallagher, V.J., Weldon, T.L., &
and the Traditional Teacher-Centered Me- Felder, R.M. 2000. “Dynamics of Peer
thod of Instruction Upon Student Achie- Education in Cooperative Learning Work-
vement, Attitude, and Social Interaction groups.” Journal Engineering Education,
in High School Mathematics Course”. 3, 285-293.
Doctoral Dissertation, New York Uni-
versity. Harsono & Dwiyanto, D. 2005. Pembelajaran
Berpusat Mahasiswa. Yogyakarta: Pusat
Barak, M., & Dori, Y. J. 2005. ”Enhancing Pengembangan Pendidikan Universitas
Undergraduate Students’ Chemistry Un- Gadjah Mada.
derstanding through Project-Based Learn-
ing in an IT Environment.” Sci. Educ. 89 Johnson, D.W., Johnson, R.T., & Holubec, E.J.
(1), 117–139. 1994. Cooperative Learning in the Class-
room. VA: Association for Supervision
Chang, Y.C. 2001. “Comparing the Impacts of and Curriculum Development.
a Problem-Based Computer-Assisted In-
struction and the Direct-Interactive Teach- Lie, A. 2007. Cooperative Learning: Mem-
ing Method on Student Science Achie- pratekkan Kooperatif Learning di Ruang-
ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Efektivitas Metode Problem Based Learning, Cooperative Learning Tipe Jigsaw,dan Ceramah sebagai Problem Solving
219

McParland, M., Noble, L.M., & Livingston, G. Tanrere, M. 2008. “Environmental Problem
2004. “The Effectiveness of Problem- Solving in Learning Chemistry for High
Based Learning Compared to Traditional School Students.” Journal of Applied
Teaching in Undergraduate Psychiatry.” Sciences in Environmental Sanitation, 3
Medical Education, 38, 859-867. (1), 47-50.

Mok, E., Lee, W.M., & Wong, F.K.Y. 2002. Tavukcu, K. 2006. Fen Bilgisi Dersinde Pro-
“The Issue of Death and Dying: Employ- bleme Dayah Ögrenmenin Ögrenme
ing Problem-Based Learning in Nursing Ürünlerine Etkisi. Yayinlanmis Yüksek
Education.” Nurse education today, 22, Lisans Tezi,Zonguldak Kara Elmas Üni-
319-329. versitesi Sosyal Bilimleri Enstitüsü.

Muijs, D., & Reynolds, D. 2008. Effective Whetten, D.A. & Cameron, K.S. 2002. Deve-
Teaching. Teori dan Aplikasi. Edisi Ke- loping Management Skills, (5th ed.).
dua Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.

Rebori, M.K. 2009. Effective Problem Solving Wong, F.K.Y., Lee, W.M., & Mok, E. 2001.
Techniques for Groups Community and “Educating Nurses to Care for the Dying
Organizational Development Specialist. in Hong Kong: A Problem Based Learn-
Diakses di http://www.unce.unr.edu/pu- ing Approach.” Cance Nursing, 24, 112-
blications/files/cd/other/fs9726.pdf tang- 121.
gal 15 Mei 2009.
Yuzhi, W. 2003. “Using Problem Based Learn-
Rosing, J. 1997. “Teaching Biochemistry at ing in Teaching Analytical Chemistry.”
Medical Faculty with a Problem Based The China Papers, 18-32.
Learning System.” Biochemical Edu-
cation, 25, 71-74. Zaini, H. Munthe, B., & Aryani S.A. 2007.
Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta.
Sahin, M. 2010. “Effects of Problem-Based CTSD (Center for Teaching Staff Deve-
Learning on University Students` Epis- lopment). cetakan ke-6. Institut Agama
temological Beliefs About Physics and Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Physics learning and Conceptual Under-
standing of Newtonian Mechanics.” Jour- Zakaria, E., & Iksan, Z. 2007. “Promoting Co-
nal Science Educational Technology, 19, operative Learning in Science and Mathe-
266-275. matics Education: A Malaysia Perspec-
tive.” Eurasia Journal of Mathematics,
Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell, D. T. Science and Technology Education, 3 (1),
2002. Experimental and Quasi-Experi- 35-39.
mental Design for Generalized Causal
Inference. Boston: Houston Mifflin.

Stockdale, S.L., & Williams, R.L. 2004. “Co-


operative Learning Groups at the College
Level: Differential Effects on High, Ave-
rage, and Low Exam Performers.” Jour-
nal of Behavioral Educational, 13 (1),
21-30.

Cakrawala Pendidikan, Juni 2013, Th. XXXII, No. 2

You might also like