Application of Problem Based Learning Model To Improve Students 'Ability To Understand The Content Qur'Anic Verses and Hadiths

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM


MEMAHAMI ISI KANDUNGAN AYAT AL-QURAN DAN HADITS

APPLICATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE


STUDENTS 'ABILITY TO UNDERSTAND THE CONTENT QUR'ANIC
VERSES AND HADITHS

Khoirul Muthrofin

Khoirul Muthrofin ABSTRACT


[email protected]
Guru MAN 1 Lamongan This study aims to analyze the application of Problem Based
Jalan Veteran 43 Lamongan Learning (PBL) to improve students' ability to understand the
Naskah : content of Qur’anic verses and Hadith in the subject of Qur'anic
Diterima : 01 Mei 2021 Hadith, the danger of free association, especially in class XI
Direvisi : 08 Mei 2021 MIPA 3 MAN 1 Lamongan. This research is a classroom action
Disetujui : 05 Juni 2021 research (CAR) conducted by the teacher (educator) in the
classroom or where he teaches which focuses on improving the
learning process and praxis. The design used in this research is
Kurt Lewin's (1890-1947) model which consists of 4 stages,
namely planning, classroom action (acting), observation
(observating) and reflection (reflecting), in each cycle. This
research was conducted in 2 cycles. Data on student learning
outcomes is obtained by giving a test (evaluation) in the form of
a description of the dangers of promiscuity. The results of the
study were analyzed using descriptive and percentage analysis
techniques. The results of the observation of students’ , student
learning outcomes also increased from 48% in the first cycle to
85% in the second cycle. Based on the results of the study, it
can be concluded that the application of the Problem Based
Learning (PBL) learning model can improve critical thinking
skills and student learning outcomes.
Keywords: Problem Based Learning, Promiscuity, al-Qur’an
Hadits

ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi
kandungan ayat al-Qur’an dan Hadits pada mata pelajaran al-
Qur’an Hadits, materi bahaya pergaulan bebas, khususnya di
kelas XI MIPA 3 MAN 1 Lamongan. Penelitian ini merupakan
penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang
dilakukan oleh guru (pendidik) di kelas atau tempat ia mengajar
yang terfokus pada penyempurnaan proses dan praksis

865
Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 5 No. 2, Juli – Desember 2021

pembelajaran. Desain yang digunakan dalam penelitian ini


adalah model Kurt Lewin (1890- 1947) yang terdiri dari 4 tahap
yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan kelas
(acting), pengamatan (observating) dan refleksi (reflecting),
dalam setiap siklus. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus.
Data hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes
(evaluasi) berupa uraian materi bahaya pergaulan bebas. Hasil
penelitian dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dan
persentase. Hasil observasi menunjukkan ada peningkatan
prestasi belajar siswa dari 48% pada siklus I menjadi 85% pada
siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil
belajar siswa.
Kata kunci: Problem Based Learning, Pergaulan Bebas, al-
Qur’an Hadits

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan aspek yang mengimplementasikannya dalam
penting dalam menghadapi era kehidupan bermasyarakat dengan
globalisasi yang penuh dengan menanamkan nilai-nilai moral.
tantangan dan perubahan. Dengan Pendidikan merupakan proses interaksi
pendidikan diharapkan dapat antara peserta didik dan tenaga
membentuk karakter penerus bangsa pendidik dalam kegiatan pembelajaran
yang inovatif, terampil dan kreatif. (Fauzia 2018).
Pendidikan sebagai suatu proses bukan Untuk mengembangkan kreativitas
hanya memberi bekal kemampuan siswa, dalam proses pembelajaran
intelektual dalam membaca, menulis, kemampuan berpikir kritis merupakan
dan berhitung saja melainkan juga salah satu hal yang penting, karena
sebagai proses mengembangkan dengan berpikir kritis siswa akan
kemampuan peserta didik secara menggunakan potensi pikiran secara
optimal dalam aspek intelektual, sosial, maksimal untuk memecahkan suatu
dan personal (Taufiq 2014). permasalahan yang dihadapinya dalam
Pendidikan adalah proses kehidupan sehari-hari. Selain itu,
meningkatkan kualitas manusia baik berpikir kritis juga penting untuk
dari segi pengetahuan, sikap, dan merefleksi diri siswa agar siswa terbiasa
keterampilan dengan mengikuti dilatih untuk berpikir (Rahmadani
prosedur tertentu agar dapat 2017).
bermanfaat bagi dirinya, keluarga, Kemampuan berpikir kritis akan
masyarakat, bangsa, dan negara. Jadi, muncul dalam diri siswa apabila selama
pendidikan tidak hanya proses pembelajaran di dalam kelas,
mengembangkan kemampuan guru membangun pola interaksi dan
intelektual saja, namun juga bagaimana komunikasi yang lebih menekankan
866
Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 5 No. 2, Juli – Desember 2021

pada proses pembentukan pengetahuan sebuah pengetahuan (knowledge)


secara aktif oleh siswa. Semakin sering merupakan perangkat fakta-fakta yang
umpan balik yang dilakukan guru harus dihafal. Di samping itu, situasi
kepada siswa, maka akan semakin kelas sebagian besar masih berfokus
berkembang kemampuan siswa dalam pada guru (teacher) sebagai sumber
bertanya, berargumentasi, maupun utama pengetahuan, serta penggunaan
menjawab pertanyaan dari guru metode ceramah sebagai pilihan utama
(Darmawan, 2010). strategi belajar mengajar (Tamarli 2017).
Semakin sering siswa dilatih untuk Selama ini, pembelajaran di kelas
berpikir kritis pada saat proses lebih sering menekankan pada aspek
pembelajaran di kelas, maka akan kognitifnya saja dalam cakupan
semakin bertambah pula pengetahuan materinya. Hal ini menyebabkan
dan pengalaman siswa dalam pembelajaran menjadi membosankan.
memecahkan permasalahan di dalam Selain itu, permasalahan-permasalahan
maupun di luar kelas. Oleh karena itu, yang disampaikan juga cenderung
menjadi tugas bagi guru untuk mampu bersifat akademik (book oriented),
meningkatkan kemampuan berpikir kurang mengacu pada permasalahan
kritis dalam proses pembelajaran yang yang dekat dengan kehidupan sehari-
dipimpinnya. hari. Sehingga siswa jarang sekali
Untuk memberikan kemampuan mempunyai kesempatan untuk
berpikir kritis kepada siswa, tidak mengembangkan daya nalarnya dan
diajarkan secara khusus sebagai suatu kesulitan dalam praktik di luar kelas.
mata pelajaran. Akan tetapi, dalam Dari hasil pengamatan peneliti
setiap mata pelajaran yang diajarkan sebagai guru di MAN 1 Lamongan
oleh guru, kemampuan berpikir kritis selama ini, menunjukkan bahwa hasil
hendaknya mendapatkan tempat yang belajar siswa kelas X, XI, XII pada mata
utama. Karena dengan berpikir kritis, pelajaran al-Qur’an Hadits masih
mampu menumbuhkan dan didapatkan hampir 70% siswa belum
meningkatkan pemahaman siswa mencapai hasil yang maksimal (Suminto
(Tamarli 2017). 2018). Hal ini disebabkan oleh beberapa
Berkaitan dengan konsep faktor diantaranya yaitu faktor dari
pembelajaran, kurikulum 2013 dalam diri siswa seperti masih
menghendaki dilakukakannya kurangnya keaktifan dan kemampuan
perubahan mendasar dalam kegiatan siswa dalam berpikir kritis. Indikator
pembelajaran di kelas. Kesalahan yang dari kurang aktif disini terlihat bahwa
selama ini terjadi dalam dalam proses pembelajaran di kelas,
penyelenggaraan pembelajaran di kelas masih banyak siswa yang malas
tidak boleh terulang lagi. Guru tidak lagi bertanya, menjawab, maupun
harus mendominasi kegiatan menanggapi pertanyaan dari guru.
pembelajaran dengan metode ceramah, Saat diberikan pertanyaan, hanya
sementara siswa hanya duduk manis beberapa siswa saja yang mau
mendengarkan sambil bengong atau menjawab pertanyaan dari guru. Peran
bahkan sampai terkantuk-kantuk. serta siswa dalam proses pembelajaran
Sejauh ini proses pembelajaran di masih kurang, yakni hanya sedikit siswa
sekolah masih didominasi oleh sebuah yang menunjukkan keaktifan
paradigma yang menyatakan bahwa berpendapat dan bertanya. Pertanyaan

867
Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 5 No. 2, Juli – Desember 2021

yang diajukan siswa juga belum pengetahuan dan konsep yang esensial
menunjukkan pertanyaan-pertanyaan dari materi pelajaran.
kritis berkaitan dengan materi yang Model pembelajaran PBL adalah
dipelajari. Jawaban dari pertanyaan pembelajaran yang menitik beratkan
masih sebatas ingatan dan pemahaman kepada peserta didik sebagai pembelajar
saja, belum terdapat jawaban yang serta terhadap permasalahan yang
menunjukkan adanya analisis terhadap otentik atau relevan yang akan
pertanyaan guru. Siswa masih dipecahkan dengan menggunakan
cenderung malas untuk menggali seluruh pengetahuan yang dimilikinya
kemampuan berpikirnya dalam proses atau dari sumber-sumber lainnya.
pembelajaran, sehingga pembelajaran Penerapan model pembelajaran
menjadi pasif dan berdampak pada hasil Problem Based Learning (PBL) dapat
belajar siswa yang rendah. menjadi upaya dalam meningkatkan
Berdasarkan permasalahan- hasil belajar siswa. Hal ini karena model
permasalahan di atas maka perlu Problem Based Learning (PBL)
adanya peningkatan kualitas memunculkan masalah sebagai langkah
pembelajaran dengan melakukan awal mengumpulkan dan
berbagai cara. Salah satunya dengan mengintegrasikan pengetahuan baru
mengembangkan model pembelajaran (Fauzia 2018).
yang sudah ada. Setiap pembelajaran, Penelitian dalam pembelajaran
seorang guru harus mampu memilih berbasis masalah sudah banyak
pendekatan dan metode pembelajaran dilakukan para peneliti. Sebagian besar,
yang sesuai dengan materi dan tujuan hasil penelitian tersebut menyimpulkan
pembelajaran. Model pembelajaran bahwa model pembelajaran Problem
merupakan landasan praktik Based Learning memberikan perubahan
pembelajaran hasil penurunan teori positif terhadap hasil belajar siswa.
psikologi pendidikan dan teori belajar Adapun beberapa penelitian yang
yang dirancang berdasarkan analisis berkaitan dengan pembelajaran berbasis
terhadap implementasi kurikulum dan masalah, antara lain: (1) Hadist Awalia
implikasinya pada tingkat operasional Fauzia (2018), “Penerapan Model
di kelas (Suprijono 2009). Pembelajaran Problem Based Learning
Model pembelajaran yang dapat Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
diterapkan dalam melibatkan siswa Matematika SD”. Dalam penelitian
menjadi aktif dan inovatif secara tersebut dapat disimpulkan bahwa salah
keseluruhan guna menunjang satu model pembelajaran yang tepat
kelancaran proses pembelajaran adalah untuk kegiatan pembelajaran adalah
menggunakan model pembelajaran model Problem Based Learning.
Problem Based Learning (PBL). Dengan model pembelajaran seperti
Pada hakikatnya model ini membuat peserta didik lebih mudah
pembelajaran Problem Based Learning menerima dan memahami materi yang
(PBL) adalah suatu pendekatan diberikan. Peserta didik bisa
pembelajaran yang menggunakan memecahkan masalah tersebut dengan
masalah dunia nyata sebagai suatu mencari dari berbagai sumber. Peserta
konteks bagi siswa untuk belajar tentang didik membangun sendiri
cara berpikir kritis dan ketrampilan pengetahuannya sehingga pembelajaran
pemecahan masalah, serta memperoleh menjadi lebih bermakna (Fauzia 2018);

868
Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 5 No. 2, Juli – Desember 2021

(2) Widodo dan Lusi Widayanti (2014), pergaulan. Apalagi pada masa sekarang
“Peningkatan Aktivitas Belajar dan ini, zaman yang serba canggih. Pada
Hasil Belajar Siswa dengan Metode masa kini, pergaulan bebas menjadi
Problem Based Learning pada Siswa bahaya utama yang dihadapi oleh
Kelas VII A MTs Negeri Donomulyo kalangan remaja. Tidak hanya itu,
Kulon Progo Tahun Pelajaran pergaulan bebas juga menimbulkan
2012/2013”. kekhawatiran para orang tua. Sebab usia
Penelitian ini menghasilkan remaja yang masih labil sangat mudah
kesimpulan bahwa metode problem terjebak oleh dampak negatif dari
based learning dapat meningkatkan pergaulan. Meskipun ada juga yang
aktivitas belajar siswa kelas VII A di MTs memanfaatkannya dengan baik untuk
Donomulyo, Nanggulan, Kulon Progo kemajuan.
pada pokok bahasan wujud zat dan Pergaulan bebas merupakan salah
perubahannya (Widodo and Widayanti satu penyebab rusaknya moral anak
2014); (3) Siti Azhari Siregar (2018), bangsa. Mereka merasa bebas tanpa
“Penerapan Model Pembelajaran diperhatikan oleh orang tua. Sehingga
Problem Based Leraning untuk mereka kehilangan akhlak mulia yang
meningkatkan hasil belajar Al-Qur’an seharusnya dimiliki oleh para calon
Hadits siswa kelas XI di MA pemimpin bangsa. Berbagai hal negatif
Hasanuddin di Teluk Betung Bandar dapat mereka lakukan untuk memenuhi
Lampung”. rasa bahagia. Pergaulan bebas
Hasil penelitian menunjukkan menyebabkan anak kehilangan sikap
bahwa dengan melalui penerapan sopan dan hanya mengikuti trend
model pembelajaran Problem Based zaman.
Learning pada mata pelajaran al-Qur’an Dampak negatif dari pergaulan
Hadits kelas XI MA Hasanuddin dapat bebas yang berdampak besar bagi diri
meningkatkan hasil belajar siswa sendiri maupun keluarga yaitu hamil di
(Siregar 2018). luar nikah. Kurangnya sex education
Adapun dalam tulisan ini peneliti untuk remaja menjadi penyebab
bermaksud untuk menganalisis utamanya. Hamil sebelum menikah
penerapan model pembelajaran Problem bahkan telah terjadi pada anak usia
Based Learning (PBL) untuk Sekolah Dasar (SD). Mereka tidak
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengetahui apa yang mereka lakukan
memahami isi kandungan ayat al- dan juga dampak setelah mereka
Qur’an dan Hadits pada mata pelajaran melakukan hal tersebut.
al-Qur’an Hadits, khususnya di kelas XI Oleh karenanya, bisa dikatakan
MIPA 3 MAN 1 Lamongan. Adapun bahwa pergaulan pada masa kini telah
permasalahan yang diangkat dalam memasuki zona yang berbahaya.
memahami isi kandungan ayat al- Dampak negatif dari pergaulan bebas
Qur’an dan Hadits adalah berkaitan telah memakan banyak korban. Mulai
dengan menghindari pergaulan bebas dari kerusakan moral dan penggunaan
dan perbuatan keji. obat terlarang serta hamil sebelum
Masa remaja merupakan usia yang menikah. Pergaulan bebas yang terjadi
rawan dalam banyak hal, khususnya di kalangan remaja dapat dikurangi
dalam hal pergaulan. Kemajuan melalui peran utama orang tua dan
teknologi juga memicu meluasnya guru. Orang tua dan guru harus

869
Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 5 No. 2, Juli – Desember 2021

memberikan edukasi dan pengawasan Teknik pengumpulan data yang


yang cukup kepada anak. digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik observasi. Instrumen yang
digunakan berupa soal pre-tes dan post-
METODE tes. Analisis data terhadap hasil belajar
Penelitian ini merupakan penelitian siswa dalam pembelajaran al-Qur’an
tindakan kelas (PTK). Desain yang Hadits. Dianalisis dengan menggunakan
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif teknik persentase.
model Kurt Lewin (1890- 1947) yang Hasil belajar siswa diketahui dari tes
terdiri dari 4 tahap yaitu perencanaan masing-masing siklus. Data
(planning), pelaksanaan tindakan kelas peningkatan hasil belajar siswa didapat
(acting), pengamatan (observating) dan dengan menggunakan selisih yaitu
refleksi (reflecting), dalam setiap siklus. mem-bandingkan rata-rata nilai tes
Dengan penelitian ini diperoleh manfaat siklus 1 dan tes siklus II.
berupa perbaikan praktis yang meliputi Siklus ke-1 bertujuan untuk
penanggulangan berbagai masalah mengetahui tingkat pemahaman isi
belajar siswa dan kesulitan mengajar kandungan ayat al-Qur’an dan Hadits
oleh guru. dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits,
Untuk mengevaluasi ada tidaknya yang kemudian digunakan sebagai
dampak positif terhadap tindakan, bahan refleksi untuk melakukan
diperlukan kriteria keberhasilan, yang tindakan pada siklus ke-2. Sedangkan
ditetapkan sebelum tindakan dilakukan. siklus ke-2 dilakukan untuk mengetahui
Dari kegiatan refleksi ini, diperoleh peningkatan pemahaman isi kandungan
ketetapan tentang hal-hal yang telah ayat al-Qur’an dan Hadits dalam
tercapai menjadi bahan dalam pembelajaran al-Qur’an Hadits setelah
merencanakan kegiatan siklus dilakukan perbaikan terhadap
berikutnya. pelaksanaan pembelajaran yang
Tindakan penelitian ini dilakukan didasarkan pada refleksi siklus ke-2.
dalam dua siklus sebab setelah Kesimpulan diambil berdasarkan
dilakukan refleksi yang meliputi analisis perubahan hasil tes dan non tes antara
dan penilaian terhadap proses tindakan, siklus ke-1 ke siklus berikutnya. Dari
akan muncul permasalahan atau perubahan hasil tes, jika menunjukkan
pemikiran baru sehingga perlu kenaikan positif secara signifikan berarti
dilakukan perencanaan ulang, terjadi peningkatan hasil pembelajaran.
pengamatan ulang, tindakan ulang serta Tetapi jika sebaliknya, maka perlu
dilakukan refleksi ulang. Penelitian ini refleksi dan perbaikan pelaksanaan
dilaksanakan pada tanggal 04 Agustus model pembelajaran yang diterapkan
sampai dengan 29 September 2018, antara siklus selanjutnya.
bertempat pada Madrasah Aliyah Sedangkan perubahan hasil non tes
Negeri 1 Lamongan pada siswa kelas XI baik dari wawancara, angket maupun
MIPA 3 semester ganjil tahun pelajaran jurnal, diungkap apa adanya sesuai hasil
2018/2019. Subjek dalam penelitian yang telah terkumpul sebagai
tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI perbandingan antara siklus ke-1 dengan
MIPA 3 MAN 1 Lamongan dengan siklus berikutnya. Indikator
jumlah siswa yaitu 27 orang yang terdiri keberhasilan dalam penelitian ini
dari 20 perempuan dan 7 laki-laki. adalah: (1) meningkatnya hasil belajar

870
Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 5 No. 2, Juli – Desember 2021

siswa terhadap materi memahami pembelajaran PBL (Problem Based


kandungan ayat al-Qur’an dan Hadits; Learning), yakni sebagai berikut:
(2) Persentase ketuntasan belajar klasikal Pertama, penulis (peneliti/guru)
siswa yang mencapai Ketuntasn Kriteria melakukan studi pendahuluan baik
Minimal (KKM) yang telah di tetapkan terhadap materi yang akan disampaikan
yaitu > 70 sebesar 85 %. maupun studi untuk penerapan metode
yang akan diterapkan. Apakah materi
PEMBAHASAN sesuai dengan metode atau tidak. Dalam
Berdasarkan hasil data yang penulis hal ini, materi yang akan dijadikan
dapatkan di lapangan dengan sebagai bahan pembelajaran adalah ayat
melakukan observasi dan wawancara, dan hadis tentang menghindari
serta dokumentasi maka gambaran pergaulan bebas dan perbuatan keji.
tentang penerapan hasil pembelajaran Menurut penulis, materi ini sangat
Problem Based Learning (PBL) untuk tepat bila digunakan pendekatan PBL
meningkatkan kemampuan siswa dalam karena sangat kontekstual. Banyak
memahami isi kandungan ayat al- sekali masalah yang berhubungan
Qur’an dan Hadits pada mata pelajaran dengan bahaya pergaulan bebas yang
Al-Qur’an Hadits peserta didik kelas XI dapat dimunculkan oleh siswa atau
MIPA 3 di MAN 1 Lamongan guru dan menarik untuk dipelajari dan
mengalami peningkatan yang didiskusikan. Tindakan berikutnya
signifikan. adalah menentukan tujuan atau hasil
Sebelum penelitian ini dilaksanakan, pembelajaran yang diharapkan dengan
penulis sebagai guru menerapkan menampilkan beberapa indikator.
pembelajaran dengan pendekatan Langkah berikutnya, membentuk
konvensional dengan metode ceramah kelompok.
dan penjelasan, tanya jawab, serta Penulis membentuk kelompok
pembagian tugas dan latihan. dimana setiap kelompok sekitar lima
Pembelajaran dengan menggunakan orang siswa. Langkah berikutnya,
cara-cara konvensional cenderung pada penulis (guru) memberikan apersepsi
belajar hafalan, menekankan informasi singkat untuk memberikan motivasi
konsep, sehingga terlihat tidak ada kepada siswa untuk mempelajari makna
peran aktif siswa. dan tafsir dari ayat dan hadis tentang
Hal ini dapat dilihat dari hasil nilai menghindari pergaulan bebas dan
ulangan harian I dengan nilai tertinggi perbuatan keji karena meteri ini sangat
75, nilai rata-rata sebesar 58 dan nilai penting untuk dikaji dan dipahami oleh
terendah 45. Sedangkan jumlah siswa siswa.
yang hasil belajarnya memenuhi standar Penulis juga menggunakan berbagai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) visualisasi dengan gambar-gambar yang
sebanyak 8 siswa atau 33%. Dengan berkaitan dengan isu-isu sekitar bahaya
demikian, pembelajaran dengan pergaulan bebas juga menggunakan
menggunakan cara konvensional berbagai berita yang penulis peroleh
berdampak pada hasil belajar siswa dari majalah dan surat kabar. Tindakan
yang relatif rendah. ini penulis lakukan sebagai stimulasi
Perencanaan tindakan yang penulis kepada siswa agar muncul berbagai
lakukan sesuai dengan langkah dalam permasalahan sekitar bahaya pergaulan
bebas.

871
Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 5 No. 2, Juli – Desember 2021

Kedua, penulis memberikan melakukan presentasi hasil. Presentasi


kesempatan kepada setiap kelompok hasil merupakan tahap akhir untuk
untuk berdiskusi, yakni memunculkan mengecek hasil karya atau produk dari
masalah-masalah sekitar bahaya investigasi dan inquiri dalam rangka
pergaulan bebas. Penulis memberikan memecahkan masalah yang timbul
stimulus kepada mereka agar mencari dalam kelompok masing-masing.
masalah-masalah yang dekat dengan Presentasi dilakukan di depan kelas
kehidupan mereka (tentu yang sehingga kelompok siswa yang lain
berhubungan dengan isu-isu bahaya dapat ikut mengevaluasi produk yang
pergaulan bebas) agar masalah tersebut dihasilkan.
kontekstual dan bermakna bagi Di sisi lain, presentasi ini bagi guru
kehidupan praktis mereka. adalah merupakan sarana untuk
Masalah yang kontekstual dan penilaian afektif dan psikomotorik
bermakna bagi siswa akan berdampak dengan memantau keteraturan dan
pada daya tarik yang lebih kuat, kelancaran kelompok siswa dalam
sehingga siswa akan belajar bukan berkomunikasi antar kelompok maupun
berangkat dari keterpaksaan, tetapi dalam kelompok baik lisan maupun
berangkat dari sebuah kesadaran. Hal tulisan.
ini akan mempengaruhi keefektifan Tindakan yang dilaksanakan pada
dalam proses pembelajaran. Kalau ada 5 siklus I ini merupakan realisasi dari
kelompok, tentu akan muncul 5 perencanaan tindakan yang telah
permasalahan yang menarik yang dapat disusun meliputi kegiatan pertama,
didiskusikan oleh siswa. kedua, ketiga, dan keempat. Setiap
Ketiga, Memberikan kesempatan pelaksanaan tindakan dalam kegiatan
kepada setiap kelompok untuk tatap muka dilakukan observasi.
melakukan investigasi dan inquiri.1 Observasi dilakukan oleh peneliti
Mereka boleh melakukan kajian (penulis) dan teman sejawat. Sedang
terhadap berbagai buku-buku rujukan yang diobservasi adalah kegiatan yang
atau melihat dampak dari bahaya dilakukan oleh siswa maupun guru
pergaulan bebas yang terjadi di selama proses pembelajaran
lingkungan sekitar kehidupan mereka. berlangsung.
Lalu penulis memberi kesempatan Dari hasil analisis diperoleh bahwa
kepada mereka untuk beradu hasil belajar siswa terjadi peningkatan
argumentasi untuk merencanakan dari kondisi awal, siklus 1 ke siklus II.
strategi dan sekaligus pelaksanaan Rekapitulasi hasil belajar siswa pada
untuk memecahkan masalah tersebut. kondisi awal, siklus I dan II dapat dilihat
Keempat, Setelah setiap kelompok pada tabel berikut.
mampu menyelesaikan tugas
melakukan investigasi dan inquiri, lalu
menemukan pemecahan masalah yang
tepat, mereka diberi kesempatan untuk

1 Menurut Carin dan Sund mengemukakan bahwa inquiri pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan
adalah the process of investigating of problame yang artinya ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu
bahwa inkuiri adalah proses penyelidikan sebuah masalah menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didukung
(Mulyasa 2002, 208). Pembelajaran Inquiri merupakan salah oleh data dan fakta (Hamdani 2017, 182).
satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari

872
Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 5 No. 2, Juli – Desember 2021

Tabel. 1 Rekapitulasi Hasil Belajar siswa yang tuntas dan hanya 4 siswa
Siswa pada Kondisi Awal Siklus I dan yang tidak tuntas. Adanya peningkatan
Sikulus II hasil belajar pada Siklus II ini
Siklus dipengaruhi oleh adanya revisi yang
No. Aspek Kondisi Siklus Siklus dilakukan guru pada siklus II.
Awal I II
Berdasarkan hasil observasi peneliti
Nilai dalam proses pembelajaran pada siklus I
1 terendah 45 55 65 terlihat siswa kurang termotivasi dalam
belajar, siswa terlihat masih kurang aktif
Nilai 80
2 75 90 dalam kelompok. Hal ini berdasarkan
tertinggi
Siswa 23 hasil refleksi terhadap hasil belajar siswa
3 8 13 yang diperoleh pada siklus I ternyata
tuntas
Siswa belum mencapai seperti yang
4 tidak 19 14 4
diharapkan peneliti yaitu minimal 85%
tuntas tuntas secara klasikal.
% Maka peneliti memutuskan untuk
ketentuan
5 33,3% 48,14% 85,18% melanjutkan siklus II dengan
belajar
klasikal memberikan tindakan yang agak
Selisih berbeda dari siklus I, hal tersebut
dari dilakukan dengan harapan dapat
6 siklus I 37 % mencapai indikator keberhasilan yang
dan telah ditetapkan sebelumnya.
Siklus II Hasil observasi peneliti terhadap
proses pembelajaran materi bahaya
pergaulan bebas dengan menggunakan
Berdasarkan tabel di atas dapat model pembelajaran Problem Based
dilihat bahwa persentase ketuntasan Learning pada siklus II terlihat semangat
pada kondisi awal hanya 33% atau 8 siswa untuk berpikir dan memecahkan
siswa yang tuntas dari 27 siswa. masalah semakin bertambah.
Sehingga dengan berbekal pengamatan Mereka secara aktif berdiskusi
pada kondisi awal itulah peneliti ingin dalam memecahkan masalah, suasana
memperbaiki sistem belajar mengajar kelas mulai menyenangkan dan siswa
agar hasil belajar siswa meningkat. mulai tertarik mengikuti pembelajaran.
setelah dilakukan perubahan model Berdasarkan data hasil tes belajar siswa
pembelajaran diperoleh hasil ketuntasan pada setiap siklus, seperti yang tertera
belajar siswa pada siklus I sebesar 48% dalam tabel di atas, dapat dikatakan
atau siswa yang tuntas menjadi 13 orang hasil pembelajaran materi bahaya
dari jumlah siswa 27 siswa. pergaulan bebas dengan mengunakan
Kemudian dilakukan siklus ke II metode Problem Based Learning
sebagai perbaikan pada siklus I, menujukkan adanya peningkatan hasil
sehingga diperoleh gambaran tindakan belajar siswa secara kuantitatif dan
yang akan dilaksanakan pada siklus ke kualitatif.
II. Persentase ketuntasan belajar klasikal
pada siklus II terjadi peningkatan dari
siklus I yang sangat signifikan yaitu 85%
atau terdapat terdapat 23 siswa dari 27

873
Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 5 No. 2, Juli – Desember 2021

Jurnal Pendidikan Guru Sekolah


Dasar 7 (1): 40–47.
KESIMPULAN doi:10.33578/jpfkip.v7i1.5338.
Hasil temuan dan pembahasan pada
Hamdani. 2017. Strategi Belajar
Berdasarkan hasil penelitian, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan, Mengajar. Bandung: CV Pustaka
yaitu penggunaan metode Problem Setia.
Based Learning dapat meningkatkan Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis
kemampuan berpikir kritis siswa dalam Sekolah: Konsep, Strategi, Dan
memahami isi kandungan ayat al-Qurán Implementasi. Bandung: Remaja
dan Hadits tentang bahaya pergaulan
Rosdakarya.
bebas, penggunaan metode Problem
Rahmadani, Rahmadani. 2017. ‘Metode
Based Learning dapat membantu
memudahkan siswa mengingat materi Penerapan Model Pembelajaran
pembelajaran, karena siswa terlibat Problem Based Learning (PBL)’.
langsung dalam proses penyelidikan Lantanida Journal7 (1): 75–86.
dan pemecahan masalah. doi:10.22373/lj.v7i1.4440.
Penggunaan metode Problem Based Siregar, Siti Azhari. 2018. ‘Penerapan
Learning dapat membangkitkan
Model Pembelajaran Problem Based
keaktifan, motivasi dan kreatifitas siswa
dalam pembelajaran, dan suasana kelas Leraning Untuk Meningkatkan Hasil
menjadi lebih menyenangkan. Belajar Al-Qur’an Hadits Siswa Kelas
Penggunaan metode Problem Based XI Di MA Hasanuddin Di Teluk
Learning dalam pembelajaran al-Qur’an Betung Bandar Lampung’. Skripsi,
Hadits pada materi bahaya pergaulan Lampung: UIN Raden Intan.
bebas dalam meningkatkan hasil belajar Suminto. 2018. Wawancara.
siswa dikatakan berhasil karena tiap
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative
siklus mengalami peningkatan hasil
belajar yaitu Siklus I 48% dan siklus II Learning: Teori Dan Aplikasi
85%. PAIKEM. Cet. 1. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Tamarli. 2017. ‘Penggunaan Media
DAFTAR PUSTAKA Gambar Dengan Model
Darmawan. 2010. Penggunaan
Pembelajaran Problem Based
Pembelajaran Berbasis Masalah
Learning (PBL) Untuk Meningkatkan
dalam Meningkatkan Kemampuan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Berpikir Kritis Siswa Pada
Pada Pembelajaran PPKn Materi Hak
Pembelajaran IPS di MI Darussaadah
Azasi Manusia’. Jurnal Serambi Ilmu
Pandeglang. Jurnal Universitas
18 (1): 33–40.
Pendidikan Indonesia, 10(2).
Taufiq, Agus. 2014. Pendidikan Anak Di
Fauzia, Hadist Awalia. 2018. ‘Penerapan
SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Model Pembelajaran Problem Based
Widodo, and Lusi Widayanti. 2014.
Learning Untuk Meningkatkan Hasil ‘Peningkatan Aktivitas Belajar dan
Belajar Matematika SD’. Primary: Hasil Belajar Siswa dengan Metode

874
Jurnal Pendidikan dan Humaniora, Vol. 5 No. 2, Juli – Desember 2021

Problem Based Learning pada Siswa


Kelas VII A MTs Negeri Donomulyo
Kulon Progo Tahun Pelajaran
2012/2013’. Jurnal Fisika Indonesia
17 (49). doi:10.22146/jfi.24410.

875

You might also like