Implementasi Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) Dalam Mewujudkan "Kabupaten Tegal Open Defecation Free 2019"
Implementasi Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) Dalam Mewujudkan "Kabupaten Tegal Open Defecation Free 2019"
Implementasi Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) Dalam Mewujudkan "Kabupaten Tegal Open Defecation Free 2019"
net/publication/334470684
CITATIONS READS
0 390
2 authors:
3 PUBLICATIONS 1 CITATION
Universitas Jenderal Soedirman
27 PUBLICATIONS 30 CITATIONS
SEE PROFILE
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Bekti Istiyanto on 02 October 2019.
Abstract:
The Community Based Total Sanitation Program (STBM) is a program
launched by the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. One of the
pillars of the STBM, Open Defecation Free (ODF), is one of the homeworks
of the local government. In contrast to other districts, in Tegal Regency the
implementation of this program was regulated directly in the Regent's
Regulation on the Regional Program for Community Empowerment. The
purpose of this study is to explore further how PDPM will be implemented
in an effort to realize Tegal Open Defecation Free District in 2019. The
method used in the preparation of this study is descriptive qualitative. The
author uses two data sources namely primary and secondary through in-
depth interviews with three informants and documentation. The results show
that so far the Jambanisasi PDPM has been considered successful in
building public awareness of the importance of healthy sanitation. The
implementation of ODF through the three main components of STBM and
triggering techniques to meet the three expectations, namely right target,
quality and benefits. PDPM Jambanisasi has succeeded in empowering
communities in the health and economic fields through the community of
sanitation entrepreneurs.
PENDAHULUAN
Kesehatan masih menjadi topik yang menarik di kalangan pemerintah.
Soekidjo (2005) menyatakan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia yang
bersifat universal baik sebagai individu, kelompok, masyarakat maupun bangsa.
Kesehatan menjadi sumber penting dalam kehidupan manusia, oleh karena itu
pemerintah turut bertanggung jawab atas terwujudnya hidup sehat pada
masyarakat. Masalah kesehatan yang diakibatkan dari lingkungan tidak sehat
masih menjadi masalah besar yang belum terpecahkan. Beberapa masalah
kesehatan di sekitar lingkungan kita adalah pembuangan sampah, kebersihan air,
dan sanitasi. Masalah tersebut masih menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi
pemerintah daerah.
106
Impelementasi Program Daerah Pemberdayaan…(Yuva, S.Bekti)
107
Jurnal Tabligh Volume 20 No 1, Juni 2019 :106-125
108
Impelementasi Program Daerah Pemberdayaan…(Yuva, S.Bekti)
TINJAUAN TEORITIS
Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat
Mengutip pernyataan Payne (1997) tentang pemberdayaan atau
empowerment yang pada hakekatnya bertujuan untuk membantu klien
mendapatkan kekuatan (daya) untuk mengambil keputusan dan tindakan yang
akan dilakukan dan berhubungan dengan diri klien tersebut, termasuk mengurangi
kendala pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.
Pemberdayaan menunjukkan adanya keberpihakan serta kepedulian untuk
mengurangi keterbelakangan pada masyarakat dengan menciptakansemangat
bekerja sehingga mereka berdaya. Pemberdayaan(empowerment) sendiri menurut
konseptual berasal dari kata power, yaitu kekuasaanatau kekuatan. Meminjam
istilah Ife (1995), bahwa pemberdayaan atau empowerment secara sederhana
dapat dinyatakan sebagai “to increase the power of the disadvantaged” artinya
adalah untuk meningkatkan kekuatan atau kemampuan dari yang tidak beruntung.
Pemberdayaan ini wujud upaya untuk memberikan kekuatan,
meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh individu maupun
109
Jurnal Tabligh Volume 20 No 1, Juni 2019 :106-125
kelompok yang lemah (miskin) hingga menyadari potensi yang dimiliki dan
berupaya untuk meninggalkan keadaan keterbelakangan sebelumnya. Penerapan
pemberdayaan masyarakat oleh pemerintah dilaksanakan pada beberapa bidang
seperti ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial budaya. Sebenarnya
pemberdayaan sendiri merupakan cara pandang baru pada komunikasi
pembangunan.
Proses pemberdayaan dapat diwujudkan bila adanya partisipasi masyarakat
dalam proses-proses pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah (Widjajanti :
2011). Semangat partisipasi masyarakat sangat dikedepankan. Untuk menarik
ketersediaan masyarakat dalam berpartisipasi tentu ada langkah komunikasi yang
harus dilakukan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, sebenarnya pemberdayaan
merupakan konsep dari komunikasi pembangunan. Pengertian dari komunikasi
pemberdayaan masyarakat yakni proses penyampaian pesan yang terjadi dalam
proses atau pun kegiatan pembangunan yang pendekatannya menggunakan
pemberdayaan masyarakat.
Merujuk pada pengertian yang disampaikan oleh Ginanjar Kartasasmita
(Indarji: 2010) terlihat bahwa komunikasi pemberdayaan masyarakat merupakan
kajian yang lebih fokus dari komunikasi pembangunan. Komunikasi
pemberdayaan masyarakat merupakan kajian komunikasi dalam kegiatan
pembangunan yang menekankan pada pentingnya pelibatan masyarakat atau
partisipasi masyarakat. Sehingga proses-proses komunikasi dalam pemberdayaan
masyarakat lebih menekankan pada proses yang bersifat transaksionl dan
interaktif dari pada linear.
110
Impelementasi Program Daerah Pemberdayaan…(Yuva, S.Bekti)
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan agar dapat mengeksplorasi upaya yang dilakukan
dalam implementasi program PDPM dalam mewujudkan Kabupaten Tegal Open
Defecation Free 2019.
METODEPENELITIAN
Penelitian ini disusun dengan metode deskriptif kualitatif dengan tujuan
agar penulis dapat mengekplorasi lebih jauh implementasi Program Daerah
Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) dalam mewujudkan Kabupaten Tegal Open
Defecation Free tahun 2019. Merujuk pada pendapat Moleong (2004) bahwa
metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Pengertian lain penelitian kualitatif menurut Mulyana (2018) adalah
penelitian yang bersifat interpretif (menggunakan penafsiran) yang melibatkan
banyak metode, dalam menelaah masalah penelitiannya. Penggunaan berbagai
metode ini sering disebut triangulasi yang dimaksudkan agar peneliti memperoleh
pemahaman yang komprehensif (holistic) mengenai fenomena yang ia teliti. Jadi
penelitian ini berupaya menjelaskan dengan menjawab inti permasalahan dengan
mencari unsur penting. Sumber data diperoleh langsung dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Tegal serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
111
Jurnal Tabligh Volume 20 No 1, Juni 2019 :106-125
112
Impelementasi Program Daerah Pemberdayaan…(Yuva, S.Bekti)
113
Jurnal Tabligh Volume 20 No 1, Juni 2019 :106-125
114
Impelementasi Program Daerah Pemberdayaan…(Yuva, S.Bekti)
Sampai saat ini akses jamban sehat Kabupaten Tegal mencapai 83,51%
atau urutan 23 dari 35 Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah dan diharapkan
bisa 100% di akhir tahun 2019. Perlu diketahui sebelumnya, Kabupaten Tegal
berada pada peringkat ke 32 dari 35 Kabupaten/ Kota. Hal ini diperkuat dengan
pernyataan Bapak Taufik dalam wawancara :
“Makanya untuk desa yang ada di pinggiran sungai menjadi permasalahan
yang kompleks itu. Jadi memang komitmen Ibu Bupati telah
menyampaikan pokoknya 2019 harus ODF Kabupaten Tegal, karena di
Jawa Tengah itu baru 7. Kalau tahun kemarin 2017 kita masih rangking 32
sekarang sudah rangking 23 pada tahun 2018. Dulu sebelum ada PDPM
kita rangking 32 dari 35 kabupaten berdasarkan akses sanitasinya.
Sekarang kita sudah di posisi 85% akses sanitasinya. Jadi sanitasi yang
diperbaiki itu ada dua yaitu sarana sama aksesnya. Dan kita tetap menjalin
dengan pihak-pihak lain agar dapat mempercepat target”
115
Jurnal Tabligh Volume 20 No 1, Juni 2019 :106-125
116
Impelementasi Program Daerah Pemberdayaan…(Yuva, S.Bekti)
117
Jurnal Tabligh Volume 20 No 1, Juni 2019 :106-125
118
Impelementasi Program Daerah Pemberdayaan…(Yuva, S.Bekti)
119
Jurnal Tabligh Volume 20 No 1, Juni 2019 :106-125
JML DES
JUML DESA PENERI JAMBAN KEKU A PERS
DESA
NO PUSKESMAS KECAMATAN AH (SILP MA TERBANG RANG BLM ENTA
SELESAI
DESA A) MANFAA UN AN SEL SI
T ESAI
1 Bumijawa Bumijawa 18 18 649 649 0 0 0,00
2 Bojong Bojong 9 9 262 262 0 0 0,00
3 Danasari Bojong 8 8 189 189 0 0 0,00
4 Jatine gara Jatine gara 17 17 574 615 0 0 0,00
5 Ke dungbante ngKe dungbante ng 10 8 2 433 399 34 2 20,00
6 Pangkah Pangkah 14 13 1 466 449 17 1 7,14
7 Pe nusupan Pangkah 9 8 1 314 308 6 1 11,11
8 Tarub Tarub 12 12 476 476 0 0 0,00
9 Ke samiran Tarub 8 8 268 268 0 0 0,00
10 Kramat Kramat 10 8 1 351 334 17 2 20,00
11 Bangungalih Kramat 9 9 339 339 0 0 0,00
12 Suradadi Suradadi 5 5 223 223 0 0 0,00
13 Jatibogor Suradadi 6 6 243 243 0 0 0,00
14 Warure ja Warure ja 12 12 561 563 0 0 0,00
15 Dukuhturi Dukuhturi 11 11 179 179 0 0 0,00
16 Kupu Dukuhturi 7 6 170 147 23 1 14,29
17 Talang Talang 10 10 290 280 10 0 0,00
18 Kaladawa Talang 9 9 322 322 0 0 0,00
19 Adiwe rna Adiwe rna 10 9 1 369 322 47 1 10,00
20 Pagiyante n Adiwe rna 11 8 3 390 306 84 3 27,27
21 Dukuhwaru Dukuhwaru 10 10 401 444 0 0 0,00
22 Page rbarang Page rbarang 13 11 1 543 479 64 2 15,38
23 Le baksiu Le baksiu 8 8 342 342 0 0 0,00
24 Kambangan Le baksiu 7 7 346 347 0 0 0,00
25 Balapulang Balapulang 9 8 385 377 8 1 11,11
26 Kalibakung Balapulang 11 11 460 460 0 0 0,00
27 Margasari Margasari 7 7 307 314 0 0 0,00
28 Ke sambi Margasari 6 6 234 240 0 0 0,00
29 Slawi Slawi 5 5 176 176 0 0 0,00
T O T A L 281 267 10 10262 10052 310 14 4,98
95,02 3,56 97,95
120
Impelementasi Program Daerah Pemberdayaan…(Yuva, S.Bekti)
121
Jurnal Tabligh Volume 20 No 1, Juni 2019 :106-125
122
Impelementasi Program Daerah Pemberdayaan…(Yuva, S.Bekti)
bantuan merupakan wujud pemicuan STBM total. Sejauh ini hanya Pemerintah
Kabupaten Grobogan yang menerapkan pemicuan STBM total. Sejak
dikeluarkanya Instruksi Bupati Tegal No. 440/2500 Tahun 2014, kemudian disusul
dengan Perbup No. 2 Tahun 2018 Tentang Juklak PDPM. Implementasi PDPM
Pemerintah Kabupaten Tegal sudah baik dari proses tahapan yang dijalankan.
Pelaksanaan PDPM menjanjikan hasil yang signifikan. Dibuktikan dengan
kenaikan peringkat akses sanitasi yang berhasil diraih Kabupaten Tegal dalam dua
tahun.
Terwujudnya program pemberdayaan dan keswadayaan masyarakat
dengan sistem swakelola pada PDPM Jambanisasi. Pemerintah juga memberikan
pelatihan bagi tukang batu desa setempat. Hal ini bertujuan agar PDPM
Jambanisasi bukan hanya mempercepat target Kabupaten ODF, tetapi juga dapat
memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat di desa. Pemberdayaan masyarakat ini
dapat memenuhi harapan pelaksanaan PDPM Jambanisasi agar dapat memenuhi 3
aspek tepat yaitu : tepat mutu, tepat sasaran, dan tepat manfaat. Meskipun begitu
kenyataan di lapangan tetap ditemukan adanya hambatan. Hambatan dalam
implementasi program ini, terjadi baik pada penetapan sasaran, pencairan
anggaran, bahkan pasca pembangunan jamban. Penetapan sasaran dan anggaran
terkendala karena PBDT sebagai acuan data terkadang tidak valid. Pemicuan tetap
dilakukan pasca pembangunan jamban dengan teknik monitoring dan evaluasi
(monev) setiap bulan oleh sanitarian. Mengoptimalkan peran pemerintah dalam
implementasi PDPM Jambanisasi agar tahun 2019 Kabupaten Tegal berhasil
meraih predikat sebagai Kabupaten ODF.
SIMPULAN
Program Daerah Pemberdayaan Masyarakat (PDPM) sebagai salah satu
program unggulan Kabupaten Tegal. Program ini difokuskan untuk penataan dan
penyehatan lingkungan khususnya peningkatan akses sanitasi dengan pembuatan
jamban sehat bagi masyarakat miskin. Melalui PDPM Jambanisasi ini diharapkan
mampu mewujudkan Kabupaten Tegal Open Defecation Free di tahun 2019.
Kabupaten Tegal berhasil memadukan dua program dengan dua konsep yang
berbeda yakni STBM dan PDPM. Impelemtasi PDPM Jambanisasi dilakukan dengan
tetap menggunakan teknik pemicuan, menggunakan tiga komponen utama STBM
yakni enabling environment, demand, dan supply agar dapat memenuhi harapan
pelaksanaan PDPM yakni tepat sasaran, mutu dan manfaat. Perilaku BABS yang sulit
dirubah karena kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan sanitasi
menjadi penghambat utama. Meskipun telah berhasil memperbaiki peringkat akses
jamban sehat, masih ditemukan banyak kendala saat pelaksanaan program ini. Untuk
membantu percepatan pencapaian target sekaligus memberdayakan masyarakat di
bidang ekonomi, Pemerintah membentuk Paguyuban Wirausaha Sanitasi.
Dalam penulisan ini, sebagai penutup penulis ingin memberikan saran
123
Jurnal Tabligh Volume 20 No 1, Juni 2019 :106-125
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Umar Fahmi. 2008. Horison Baru, Kesehatan Masyarakat Di
Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta
Adi, Isbandi Rukminto. 2007. Perencaan Partisiparotis Berbasis Aset Komunitas:
dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok : FISIP UI Press
Arifianty, Della Putri. 2017. “Peran Pemerintah Lokal Dalam Peningkatan
Sanitasi Lingkungan Masyarakat : Studi Tentang Keberhasilan Program
Open Defecation Free (ODF) Di Kabupaten Bojonegoro”. Jurnal
Kebijakan dan Manajemen Publik. Volume 5, Nomor 3. Universitas
Airlangga
Davik, Farouk Ilmid. 2016. “Evaluasi Program Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat Pilar Stop BABS di Puskesmas Kabupaten
Probolinggo”.Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia. Vol 4. Universitas
Airlangga
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. 2017. Panduan Praktis 5 Pilar STBM Untuk Masyarakat. Jakarta
: Kementerian Kesehatan RI
Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2011. Modul Pelatihan Stop Buang Air Besar
Sembarang (Stop BABS). Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. 2015. Panduan Pelaksanaan Verifikasi 5 Pilar
STBM. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI
Istiyanto, S. Bekti. 2017. Komunikasi Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta :
Pustaka Ilmu
Kriyantono, Rachmat.2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana
Kriyantono, Rachmat. (2012). “Teknik Praktis Riset Komunikasi Cetakan ke-6”.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
124
Impelementasi Program Daerah Pemberdayaan…(Yuva, S.Bekti)
125