Bab 1 Fenny
Bab 1 Fenny
Bab 1 Fenny
PENDAHULUAN
Menurut WHO setiap tahunnya sekitar 2,2 juta jiwa di Negara - negara
yang disebabkan oleh kurangnya air minum yang aman, sanitasi hygiene yang
persediaan air yang aman, sistem pembuangan sampah yang memadai dapat
menekan angka kematian akibat diare sampai 65%, serta penyakit - penyakit
Ada 3 pilar dalam visi Indonesia Sehat yang perlu mendapat perhatian
pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata. Untuk perilaku sehat
diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku yang tidak sehat menjadi
sehat. Salah satunya melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan esensi dan hak asasi manusia
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia
(IPM) bangsa Indonesia. Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan
oleh pelayanan kesehatan, tetapi yang lebih dominan justru adalah kondisi
juga di tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum,
Kementerian Kesehatan menetapkan target pada tahun 2014 rumah tangga yang
mempraktikkan PHBS adalah 70%. Hal ini jelas menuntut peningkatan kinerja
yang luar biasa dalam peningkatan PHBS. Persentase rumah tangga yang
mempraktikkan PHBS merupakan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) dari
mempraktikkan PHBS sebesar lebih dari 30% dalam kurun waktu 2010-2014
merupakan upaya yang sangat berat (Kemenkes RI, 2011). Perilaku rumah
tangga sangat dipengaruhi oleh proses yang terjadi di tatanan-tatanan sosial lain,
yaitu tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum,
menyajikan data bahwa baru 64,41% sarana yang telah dibina kesehatan
(59,15%), tempat ibadah (58,84%), fasilitas kesehatan (77,02%) dan sarana lain
selain rumah tangga, yaitu tatanan institusi pendidikan, tatanan tempat kerja,
tatanan tempat umum, dan tatanan fasilitas kesehatan, juga belum berjalan
kelurahan siaga aktif menyatakan bahwa masyarakat di desa atau kelurahan siaga
aktif wajib melaksanakan PHBS. Dengan demikian, maka salah satu kriteria
dalam rangka pertahanan pengembangan desa dan kelurahan siaga aktif adalah
Dari hasil Riskesdas 2013 diketahui bahwa hasil upaya peningkatan promosi
dalam rangka pencapaian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Secara umum
penduduk yang merokok dalam rumah, rendahnya aktivitas fisik dan konsumsi
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tahun 2013, jumlah rumah
tangga yang menerapkan PHBS yaitu mencuci tangan 61,91% dan merokok
yang mempraktikkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) belum mencapai
adanya intervensi dari berbagai komponen baik lintas program, lintas sektor,
LSM, swasta dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam membudayakan
melalui selokan. Hal ini menyebabkan genangan air di depan rumah, terutama
rumah penduduk yang berada di dataran yang lebih rendah. Air yang
masalah ini tidak segera diatasi dapat menyebabkan bibit penyakit seperti
diare mengalami kenaikan yang cukup drastis dari tahun 2015 sebanyak 50
Berdasarkan hasil laporan pendataan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Bekasi Tahun 2015, cakupan indikator PHBS antara lain ; persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan yaitu 100%, memberi bayi ASI ekslusif yaitu 31,58%,
menimbang balita setiap bulan 90%, menggunakan air bersih 100%, mencuci
tangan dengan air bersih dan sabun 100%, menggunakan jamban sehat 100%,
memberantas jentik di rumah 100%, makan sayur dan buah setiap hari yaitu
68,68%, melakukan aktivitas fisik setiap hari yaitu 100% dan tidak merokok di
dalam rumah yaitu 25,25%. Dari 10 indikator PHBS, ada 3 indikator yang belum
mencapai target Riskesdas diantaranya : memberi bayi ASI ekslusif, makan sayur
Hasil penelitian Rifka (2013), didapat bahwa faktor yang paling dominan
terhadap penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga adalah pengetahuan dan
perilaku masyarakat. Hasil yang sama juga ditunjukkan oleh penelitian Kurnia
(2013) yaitu pengetahuan dan sikap memiliki hubungan yang signifikan dengan
perilaku hidup bersih dan sehat. Pengetahuan tentang kesehatan dapat diperoleh
perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga tercipta derajat kesehatan yang optimal.
hidup bersih dan sehat (PHBS). Senada dengan hasil penelitian Marylin (2013),
perilaku hidup bersih dan sehat. Pernyataan tersebut didukung juga dengan
(PHBS) yang baik dapat memberikan dampak yang bermakna terhadap kesehatan
kesehatan, status pola gizi dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan agar
istiadat kebiasaan, kepercayaan dan lain sebagainya yang tidak sejalan dengan
terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit (Depkes RI,
2016).
yang kesannya sederhana tidak selalu mudah dilakukan. Terutama bagi mereka
yang tidak terbiasa. Dampak yang dapat timbul apabila masyarakat tidak
menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu munculnya berbagai
macam penyakit seperti : diare, disentri, kolera, demam typoid, skabies, DBD,
malaria, bronkhitis dan sebagainya (Depkes RI, 2016). Atas dasar tersebut, maka
penyusun memilih judul ini berusaha untuk mengungkap tentang perilaku hidup
bersih dan sehat di lingkungan masyarakat khususnya rumah tangga. Dari uraian
sebagai berikut :
sebagaimana mestinya
2. Rumah tangga di Indonesia yang mempraktikkan PHBS pada tahun 2007 baru
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga di Komplek RRI RT
“Apakah ada pengaruh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tatanan