Judulartikel: Damanhuri @polije - Ac.Id

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 21

1.

JudulArtikel

PERBEDAAN KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU APLIKASI


BAKTERI PENAMBAT N Rhizobium spp ISOLAT SUMBER SARI
TERHADAP PRODUKTIFITAS TANAMAN KEDELAI

Wahyu Indra Suseno1,Iqbal Erdiansyah2, Damanhuri3


JurusanProduksiPertanian, Program StudiTeknologiProduksiPangan,
PoliteknikNegeriJember
Email:[email protected],[email protected],

PenelitiPertama:
1. Nama : Wahyu Indra Suseno
2. Institusi : PoliteknikNegeriJember
3. E-mail : [email protected]
4. Orcid ID (*) :
5. Google Schoolar ID :

2. Penelitikedua:
1. Nama : Iqbal Erdiansyah
2. Institusi : PoliteknikNegeriJember
3. E-mail : [email protected]
4. Orcid ID (*) :
5. Google Schoolar ID :

3. Penelitiketiga:
1. Nama : Damanhuri
2. Institusi : PoliteknikNegeriJember
3. E-mail : [email protected]
4. Orcid ID (*) :
5. Google Schoolar ID :

6. Acknowledgement
Berisikanucapanterimakasihkepadaperorangan, kelompokataulembagadan sponsor
penyandangdanapemberidana.

7. Sumber Dana Penelitian


Sponsor ataupenyandangdanapenelitian

8. Kandidat Reviewer (*)


Persyaratan:
1. Berkompetenpadatopikpenelitianpenulis
2. Tidakberasaldariinstitusi yang samadenganpenulis
3. Tidakdalamproyekpenelitianyangsama
1. ………………… Google Scholar/Orcid ID: …………… E-
mail: ........................
2. dst…
(*) Optional
The Effectiveness of Modified Jajar Legowo System and Transplanting
(split) Age on The Rice Plant (oryza sativa L)

Wahyu Indra Suseno1,Iqbal Erdiansyah2, Damanhuri3


Study Program of Food Crop Production Technology
Department of Agriculture, State Polytechnic of Jember
Jl.Mastrip, PO.Box 164, Jember 68281
*Corresponding author: [email protected]

ABSTRACT

This study aims to increase the productivity of soybean plants by applying


sphizobium spp bacteria, Sumber Sari isolates, Jember Regency. This research
was conducted from September to December 2018, in Rambigundam Village,
Rambipuji District, Jember Regency. With a place height of +52 masl and old
lithosol soil types and young regosols. This research method uses a randomized
block design with two factors. The treatment of factor one is the difference in
concentration with 3 levels, namely, 10ml concentration, 15ml concentration and
20ml concentration. While factor two is the time of application of rhizobium spp
bacteria with 3 levels, namely once every 3 days, 6 days and 8 days. Data is
analyzed using Analysis of Variance and then tested using DMRT level 5% and
level 1%. The results showed that the treatment of the concentration of rhizobium
spp 10ml, 15ml, 20ml had a very significant effect on the formation of root
nodules, number of productive branches, number of pods, pod weight and seed
weight. The treatment of the application of rhizobium spp bacteria 4 days, once
every 6 days and 8 days has a very significant effect on the formation of root
nodules, number of productive branches, number of pods, pod weight and seed
weight. The interaction of treatment of differences in concentration and
application time interval did not significantly affect plant height, number of
leaves, root nodules, number of productive branches, number of pods, pod weight
and seed weight and weight of 100 seeds.

Keywords : rhizobium spp bacteria, root nodules, soybean productivity.


PERBEDAAN KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU APLIKASI
BAKTERI PENAMBAT N Rhizobium spp ISOLAT SUMBER SARI
TERHADAP PRODUKTIFITAS TANAMAN KEDELAI

Wahyu Indra Suseno1, Iqbal Erdiansyah2, Damanhuri3


Program Studi Teknologi Produksi Tanaman Pangan
Jurusan Produksi Pertanian, Politeknik Negeri Jember
Jl. Mastrip PO Box 164, Jember 68281
*Corresponding author: [email protected]
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan Untuk meningkatkan produktifitas tanaman


kedelai dengan pengaplikasian bakteri rhizobium spp isolat Sumber Sari
Kabupaten Jember. Penelitian ini di laksanakan pada bulan September sampai
dengan bulan Desember 2018, di Desa Rambigundam Kecamatan Rambipuji
Kabupaten Jember. Dengan ketinggian. Metode penelitian ini mengunakan
Rancangan Acak Kelompok dengan dua faktor. Perlakuan faktor satu adalah
perbedaan konsentrasi dengan 3 taraf yaitu, konsentrasi 10ml, konsentrasi 15ml
dan konsentrasi 20ml. Sedangkan faktor dua adalah waktu aplikasi bakteri
rhizobium spp dengan 3 taraf yaitu 3 hari sekali, 6 hari sekali dan 8 hari sekali,
Data dianalisis menggunakan Analysis of Variance lalu diuji lanjut menggunakan
DMRT taraf 5%dantaraf 1%. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan
konsentrasi bakteri rhizobium spp 10ml, 15ml, 20ml berpengaruh sangat nyata
terhadap pembentukan bintil akar, jumlah cabang produktif, jumlah polong, berat
polong serta berat biji. Perlakuan waktu aplikasi bakteri rhizobium spp 4 hari
sekali, 6 hari sekali dan 8 hari sekali berpengaruh sangat nyata terhadap
pembentukan bintil akar, jumlah cabang produktif, jumlah polong, berat polong
serta berat biji. Interaksi perlakuan perbedaan konsentrasi dan interval waktu
aplikasi tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bintil
akar, jumlah cabang produktif, jumlah polong, berat polong serta berat biji serta
berat 100 biji.

Kata Kunci: bakteri rhizobium spp, bintil akar, produktifitas kedelai.


PENDAHULUAN
Tanaman kedelai adalah tanaman legum yang memiliki keistimewaan
dibandingkan dengan tanaman non legum karena tanaman ini mempunyai bintil
akar. Proses terbentuknya bintil akar dari tanaman kedelai ini merupakan proses
simbiosis dari bakteri Rhizobium sppyang sangat membantu dalam penyerapan
nitrogen, nitrogen merupakan unsur yang sangat penting bagi pertumbuhan serta
produksi tanaman kedelai. Menurut (Novriani, 2011) menyatakan bahwa
ketersediaan N di daerah tropis sangat rendah termasuk Indonesia, oleh karena itu
di perlukan teknologi penambatan N secara hayati dengan cara menginokulasikan
bakteri Rhizobium untuk mengefisiensikan pemupukan N pada tanaman kedelai.
Bakteri Rhizobium merupakan kelompok bakteri yang berkemampuan
sebagai penyedia hara bagi tanaman, apabila bakteri rhizobium bersimbiosis
dengan tanaman leguminosa maka dapat melakukan proses penambatan nitrogen
yang melimpah di udara(Sari & Prayudyaningsih, 2015).Fungsi bakteri rhizobium
ini sangat berguna bagi tanaman sehingga dilakukan isolasi di daerah sumber sari
dengan cara mengambil sampel tanah pada tiga tempat berbeda kemudian di uji
keberadaan bakteri rhizobium spp pada media YEMA hingga mendapatkan
bakteri rhizobium spp murni, setelah di dapatkan kemudian di lakukan
perbanyakan bakterirhizobiumspp dengan menggukan media alternatif dedak,
media ini merupakan media alternatif cair untuk menggantikan media YMB
( Yeast mannitol Broth) dan hasil dari perbanyakan kemudian di gunakan dan
diaplikasikan pada tanaman kedelai sebagai pupuk hayati yang mampu
menyediakan unsur hara nitrogen dengan cara bersimbiosis.

BAHAN DAN METODE


Penelitian ini di laksanakan pada bulan September sampai dengan bulan
Desember 2018, di Desa Rambigundam Kecamatan Rambipuji Kabupaten
Jember. Dengan ketinggian tempat +52 Mdpl,Alat yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah cangkul, sabit, koret, meteran, timba, tangki, gembor, dan
tugal. Bahan yang di gunakan yaitu benih kedelai varietas Gepak Kuning, pupuk
kompos, dan isolat bakteri Rhizobium spp (cair), air, pupuk Phonska, Pestisida.
Metode atau rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) secara faktorial dengan 2 faktor yaitu
perlakuan konsentrasi dan interval waktu aplikasi, yang masing-masing perlakuan
terdiri dari 3 level, kemudian 3 level tersebut diulang sebanyak 3 kali. sehingga
terdapat 12 kombinasi perlakuan. Faktor I konsentrasi bakteri rhizobium dengan 3
taraf yaitu K1 (Konsentrasi 10ml) K2 (Konsentrasi 15ml) K3 (Konsentrasi 20ml).
Faktor II Interval waktu aplikasi dengan 3 taraf yaitu B1 (4 hari sekali), B2 (6 hari
sekali), B3 (8 hari sekali).
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun
Tinggi tanaman dan jumlah daun merupakan parameter yang sering di
gunakan untuk mengetahui pertumbuhan suatu tanaman. Dari hasil sidik ragam
menyatakan bahwa konsentrasi dan waktu aplikasi bakteri rhizobium spp tidak
berbeda nyata. pada parameter tinggi tanaman kedelai. Dibawah ini merupakan
hasil sidik ragam tinggi tanaman kedelai.
Tabel 1.Hasil sidik ragam tinggi tanaman kedelai.
Table 1.high yield result of soybean plants
SK F Hitung F Tabel
(F Count) (F Table)
20 HST 27 HST 34 HST 0.05 0.01
Ulangan 0.45ns 1.32ns 0.71ns 3.63 6.23
Perlakuan 0.67ns 2.50ns 1.95ns 2.59 3.89
K 0.33ns 3.25ns 1.81ns 3.63 6.23
B 0.86ns 0.80ns 0.29ns 3.63 6.23
KxB 0.74ns 2.97ns 2.84ns 3.01 4.77
Keterangan : ns = Berbeda tidak nyata
Noted: ns= Not real different

Berdasarkan Tabel 1 menyatakan bahwa aplikasi bakteri rhizobium spp


berbeda tidak nyata terhadap pertumbuhan tinggi tanaman kedelai pada umur 20
HST, 27 HST dan 34 HST.

Selanjutnya data hasil sidik ragam jumlah daun kedelai terdapat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Hasil sidik ragam jumlah daun kedelai.
Table 2. The result of various prints of soybean leaves
SK F Hitung F Tabel
(F Count) (F Table)
20 HST 27 HST 34 HST 0.05 0.01
Ulangan 0.45ns 1.32ns 0.71ns 3.63 6.23
Perlakuan 0.67ns 2.50ns 1.95ns 2.59 3.89
K 0.33ns 3.25ns 1.81ns 3.63 6.23
B 0.86ns 0.80ns 0.29ns 3.63 6.23
KxB 0.74ns 2.97ns 2.84ns 3.01 4.77
Keterangan : ns = Berbeda tidak nyata
Noted: ns= Not real different

Berdasarkan Tabel 2 menyatakan bahwa aplikasi bakteri Rhizobium spp


berbeda tidak nyata terhadap jumlah daun tanaman kedelai pada umur 20 HST, 27
HST dan 34 HST,pada umur 20 HST memang tidak ada pengaruh terhadap
tanaman karena pengamatan di lakukan sebelum aplikasi bakteri rhizobium, hal
ini bertujuan untuk mengetahui jumlah daun sebelum di lakukan aplikasi bakteri
rhizobium spp. Namun pada umur 27 HST dan 34 HST aplikasi rhizobium spp
tidak berbeda nyata terhadap jumlah daun.
Berdasarkan Tabel 1dan 2 hasil penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian (Permanasari, Irfan, & Abizar, 2014), bahwa aplikasi rhizobium yang di
inokulasikan kepada tanaman kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi
tanaman pada umur 14 hst sampai dengan 56 hst, hal ini di karenakan adanya
faktor genetik, faktor cuaca serta adanya pengaruh aplikasi pupuk dasar Phonska.
Faktor genetik tanaman kedelai yaitu mampu membentuk bintil akar secara alami,
sehingga bintil akar ini mampu memfiksasi N dan dapat menyediakan unsur hara
nitrogen yang di butuhkan oleh tanaman kedelai pada fase vegetatif.
Pengaplikasian pupuk phonska di awal juga dapat mempengaruhi
pertumbuhan tinggi tanaman serta jumlah daun kedelai. Hal ini diperjelas dengan
hasil penelitian(Palobo, Edison, & Nunuela, 2016), menyatakan bahwa waktu
aplikasi pupuk phonska pada umur 14-21 HST mampu mempengaruhi
pertumbuhan tinggi tanaman kedelai. Selain itu faktor cuaca juga mampu
mempengaruhi cepat lambatnya pupuk phonska untuk larut. Sehingga semakin
cepat pupuk phonska terlarut maka semakin cepat di serap oleh tanaman.Menurut
(DH & Rahayu, 2004)menyatakan bahwa air merupakan faktor yang penting bagi
tanaman karena berfungsi sebagai pelarut hara, berperan sebagai translokasi hara
dan fotosintesis, Hal ini juga di buktikan dengan pertumbuhan tanaman yang
seragam. Pada pertumbuhan vegetatif iklim dan cuaca juga mempengaruhi proses
pertumbuhan tanaman kedelai baik kandungan air yang tersedia serta radiasi
matahari yang sesuai sehingga fotosintesis dapat berjalan dan hasilnya dapat di
translokasikan ke seluruh tubuh tanaman(Meitasari & Wicaksono, 2017).

Jumlah bintil akar


Bintil akar merupakan bengkakan jaringan akar tumbuhan yang berisi
bakteri. Bakteri ini mendapatkan karbohidrat dalam jaringan akar. Terbentuknya
bintil akar terjadi akibat proses simbiosis antara bakteri rhizobium spp dengan
rambut akar. Dari hasil simbiosis ini menghasilkan nitrogen yang berguna bagi
tanaman dan tanah. Dibawah ini merupakan hasil sidik ragam jumlah bintil akar
tanaman kedelai.
Tabel 3. Hasil Sidik Ragam Jumlah Bintil akar.
Table 3. The result of varying the number of nodules
SK F Hitung F Tabel
(SK) (F Count) (F table)
20 HST 27 HST 34 HST 38 HST 0.05 0.01
Ulangan 0.38ns 1.74ns 0.60ns 1.92ns 3.63 6.23
Perlakuan 0.59ns 18.15** 8.41** 4.14** 2.59 3.89
K 0.85ns 31.91** 14.42** 7.27** 3.63 6.23
B 0.97ns 38.17** 18.88** 8.93** 3.63 6.23
KxB 0.27ns 1.26ns 0.17ns 0.30ns 3.01 4.77
Keterangan : ns = berbeda tidak nyata
** = Berbeda Sangat Nyata
Noted: ns= Not real different
**= Very real different

Berdasarkan tabel 3 bahwa konsentrasi dan waktu aplikasi berbeda tidak


nyata terhadap pertumbuhan bintil akar pada 20 HST karena umur tanaman 20
HST merupakan awal pengamatan yang dilakukan sebelum aplikasi bakteri
rhizobium spp, namun pada 27 HST, 34 HST dan 38 HST menunjukkan hasil
berbeda sangat nyata yang artinya aplikasi bakteri rhizobium memberikan
pengaruh terhadap pertumbuhan bintil akar sehingga perlu di lakukan uji lanjut
DMRT taraf 5% dan taraf 1%. Interaksi dari kedua perlakuan yaitu konsentrasi
dan waktu aplikasi bakteri rhizobium spp tidak berbeda nyata.

Selanjutnya adalah hasil uji DMRT taraf 1% Pengaruh Konsentrasi


rhizobium terhadap jumlah bintil akar pada umur 27 HST.
Tabel 4. Pengaruh Konsentrasi rhizobium spp terhadap jumlah bintil akar pada
umur 27 HST
Table 4. The Effect of Rhizobium spp concentration on the number of root nodules
at the age of 27 DAP
Perlakuan Jumlah Bintil Akar(Biji) DMRT
(Treatment) Number of nodules (seed) (DMRT)
Konsentrasi 20 ml 15,42 a -
Konsentrasi 15ml 14,00 b 0,9996
Konsentrasi 10 ml 12,69 c 1,1581
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%
Noted: The result of followed by different letters show very significant differences
according tothe DMRT 1% level

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah konsentrasi yang di


aplikasikan mempengaruhi terhadap pertumbuhan bintil akar tanaman kedelai
pada umur 27 HST yaitu menunjukkan hasil berbeda sangat nyata. Pada
konsentrasi 20 ml menunjukkan hasil rata- rata tertinggi yaitu 15.42 biji , dan
pada konsentrasi 10 ml menunjukkan rata rata terendah yaitu 12.69 biji. proses
terjadinya bintil akar ini di dukung dengan adanya bakteri rhizobium dalam tanah
untuk bersimbiosis dengan akar tanaman kedelai, dan penambahan bakkteri
rhizobium spp ini sangat mempengaruhi jumlah bintil akar tanaman kedelai.
Menurut hasil penelitian (Sari & Prayudyaningsih, 2015) menyatakan bahwa
pemberian rhizobium pada tanaman kedelai hitam dengan dosis 5 gr/kg mampu
membantu dalam proses pembentukan bintil akar baik diameter ataupun jumlah
bintil akar.
Selanjutnya adalah hasil uji DMRT taraf 1% Pengaruh Interval waktu
aplikasi bakteri rhizobium terhadap jumlah bintil akar pada umur 27 HST

Tabel 5. Pengaruh waktu aplikasi rhizobium terhadap jumlah bintil akar pada umur
27 HST
Table 5. Influence of rhizobium spp application time on the number of root
nodules at the age of 27 DAP

Perlakuan Jumlah Bintil Akar (biji) DMRT


(Treatment) Number of nodules (seed) (DMRT)
Waktu Aplikasi ( 4 hari) 14,93 a
Waktu Aplikasi ( 6 hari) 14,87 a 0,9996
Waktu Aplikasi ( 8 hari) 12,31 b 1,1581
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%
Noted: The result of followed by different letters show very significant differences
according tothe DMRT 1% level

Berdasarkan tabel 5. waktu aplikasi bakteri rhizobium berbeda sangat


nyata pada perlakuan 4 hari sekali dan perlakuan 8 hari sekali. Pada uji lanjut
DMRT taraf 1% menunjukkan perlakuan waktu aplikasi 4 hari sekali dan 6 hari
sekali mendapatkan hasil rata rata dengan selisih yang rendah yaitu pada
perlakuan 4 hari sekali rata ratanya 14,93 biji dan perlakuan 6 hari sekali 14,87
biji artinya kedua perlakuan ini tidak berbeda nyata, namun pada perlakuan 8 hari
sekali menunjukkan hasil terendah yaitu 12,31 biji. Waktu pemberian bakteri
rhizobium spp ini sangat penting karena semakin cepat bakteri rhizobium di
berikan maka semakin cepat bersimbiosis dengan akar tanaman kedelai. Menurut
mengatakan nodul atau bintil akar tanaman terbentuk pada umur 4-5 hst, yaitu
sejak terbentuknya akar tanaman, dan dapat mengikat nitrogen di udara pada umur
10-20 HST, namun proses simbiosis ini juga tergantuk pada kondisi tanah dan
suhu.
Selanjutnya adalah hasil uji DMRT taraf 1% Pengaruh konsentrasi bakteri
rhizobium terhadap jumlah bintil akar pada umur 41 HST
Tabel 6. Pengaruh Konsentrasi rhizobium terhadap jumlah bintil akar pada umur
41 HST
Table 6. The Effect of Rhizobium spp concentration on the number of root nodules
at the age of 41 DAP
Perlakuan Jumlah Bintil Akar (Biji) DMRT
(Treatment) Number of nodules (seed) (DMRT)
Konsentrasi 20ml 26,27 a -
Konsentrasi 15ml 24,29 b 1,7127
Konsentrasi 10ml 23,16 b 1,9842
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%
Noted: The result of followed by different letters show very significant differences
according tothe DMRT 1% level

Berdasarkan tabel 6. menunjukkan bahwa jumlah konsentrasi yang di


aplikasikanberpengaruhi terhadap pertumbuhan bintil akar tanaman kedelai pada
umur 41 HST yaitu menunjukkan hasil berbeda sangat nyata dan perlu di lakukan
uji lanjut DMRT 1%. Hasil rata rata tertinggi terdapat pada perlakuan 20ml yaitu
26,27 biji sedangkan rata rata terendah terdapat pada perlakuan 10 ml. Perlakuan
20 ml dengan perlakuan 15 ml dan 10 menunjukkan hasil yang berbeda nyta,
namun pada perlakuan 10 ml dan 15 ml menunjukkan hasil berbeda tidak nyata,
Bakteri rhizobium mampu menginfeksi rambut akar pada tanaman, karena rambut
akar merupakan bagian tanaman yang pertama kali memberikan respon terhadap
bakteri rhizobium dan kemudian membentuk nodul atau bintil akar. Menurut
didalam bintil akar terdapat tidak hanya terdapat satu strain rhizobium saja namun
dua atau lebih strain rhizobium yang hidup bersama sama di dalam bintil akar,
sehingga semakin banyak bakteri rhizobium yang terdapat di dalam tanah,
semakin banyak pula jumlah bintil akar.

selanjutnya adalah hasil uji DMRT taraf 1% Pengaruh Interval waktu


aplikasi bakteri rhizobium terhadap jumlah bintil akar pada umur 41 HST.

Tabel 7. Pengaruh waktu aplikasi rhizobium terhadap jumlah bintil akar pada umur
41 HST
Table 7. Influence of rhizobium spp application time on the number of root
nodules at the age of 41 DAP
Perlakuan Jumlah Bintil Akar (Biji) DMRT
(Treatment) Number of nodules (seed) (DMRT)
Waktu Aplikasi ( 4 hari) 26,13 a
Waktu Aplikasi ( 6 hari) 24,98 a 1,7127
Waktu Aplikasi ( 8 hari) 22,60 b 1,9842
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%
Noted: The result of followed by different letters show very significant differences
according tothe DMRT 1% level

Dari tabel 7. dapat di ketahui bahwa waktu aplikasi dapat mempengaruhi


jumlah bintil akar yang terdapat pada tanaman kedelai. Dari hasil uji DMRT 1%
menunjukkan hasil yang berbeda nyata baik dari perlakuan waktu aplikasi 4 hari,
6 hari maupun 8 hari. Pada perlakuan 4 hari sekali menunjukkan hasil rata rata
tertinggi yaitu 26,13 biji sedangkan perlakuan 8 hari menunjukkan rata rata
terendah yaitu 22,60 biji. Hal ini menunjukkan bahwa semakin sering bakteri
rhizobium di aplikasikan, maka semakin banyak jumlah bakteri rhizobium yang
berada di dalam tanah sehingga pembentukan bintil akar semakin banyak.
Menurut pemberian pupuk hayati pada lahan rawa lebak mampu meningkatkan
pertumbuhan serta meningkatkan jumlah dan bobot bintil akar (115,3
mg/tanaman).
Selanjutnya adalah hasil uji DMRT taraf 1% Pengaruh konsentrasi bakteri
rhizobium terhadap jumlah bintil akar pada umur 48 HST, dapat di lihat pada
tabel berikut.
Tabel 8. Pengaruh Konsentrasi rhizobium terhadap jumlah bintil akar pada umur
48 HST
Table 8. The Effect of Rhizobium spp concentration on the number of root nodules
at the age of 48 DAP

Perlakuan Jumlah Bintil Akar(biji) DMRT


(Treatment) Number of nodules (seed) (DMRT)
Konsentrasi 20ml 29,91 a
Konsentrasi 15ml 28,51 a 1,9936
Konsentrasi 10ml 27,31 b 2,3097
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%
Noted: The result of followed by different letters show very significant differences
according tothe DMRT 1% level
Dari tabel 8. dapat di ketahui bahwa waktu aplikasi dapat mempengaruhi
jumlah bintil akar yang terdapat pada tanaman kedelai. Dari hasil uji DMRT 1%
menunjukkan hasil yang berbeda nyata baik dari perlakuan 10ml, 15ml dan 20ml.
Bakteri rhizobium spp merupakan bakteri yang mampu menyediakan hara bagi
tanaman dengan cara bersimbiosis dengan bintil akar. Rhizobium hanya mampu
memfiksasi nitrogen yang berada di udara apabila berada di dalam bintil akar
sehingga semakin banyak bintil akar yang terdapat pada tanaman kedelai semakin
banyak nitrogen yang di hasilkan.

Selanjutnya adalah hasil uji DMRT taraf 1% Pengaruh Interval waktu


aplikasi bakteri rhizobium terhadap jumlah bintil akar pada umur 48 HST dapat di
lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 9. Pengaruh waktu aplikasi rhizobium terhadap jumlah bintil akar pada umur
27 HST
Table 9. Influence of rhizobium spp application time on the number of root
nodules at the age of 48 DAP

Perlakuan Jumlah Bintil Akar (biji) DMRT


(Treatment) Number of nodules (seed) (DMRT)
Waktu Aplikasi ( 4 hari) 29,78 a -
Waktu Aplikasi ( 6 hari) 28,98 a 1,9936
Waktu Aplikasi ( 8 hari) 26,98 b 2,3097
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%
Noted: The result of followed by different letters show very significant differences
according tothe DMRT 1% level

Dari tabel 9 dapat di ketahui bahwa waktu aplikasi dapat mempengaruhi


jumlah bintil akar yang terdapat pada tanaman kedelai. Dari hasil uji DMRT 1%
menunjukkan hasil yang berbeda nyata baik dari perlakuan waktu aplikasi 4 hari,
6 hari maupun 8 hari. Pada perlakuan 4 hari sekali menunjukkan hasil rata rata
tertinggi yaitu 29,78 biji sedangkan perlakuan 8 hari menunjukkan rata rata
terendah yaitu 26,98 biji. Dari pengamatan jumlah bintil akar mulai dari 27 HST
sampai 48 HST menunjukkan peningkatan jumlah bintil akar, hal ini
menunjukkan bahwa semakin lama bakteri rhizobium yang berada di dalam tanah
mampu membentuk bintil akar semakin banyak. Mekanisme pembentukan bintil
akar berlangsung melalui beberapa tahapan yaitu, umur bintil akar rhizobium
masuk kedalam akar rambut atau epidermis, 1-2 hari benang infeksi mencapai
dasar sel epidermis dan memasuki korteks, 3-4 hari suatu massa kecil sel-sel
terinfeksi dalam primodium bintil, 5 hari pembagian pesat dari sel bakteri dan sel
akar, 7-9 hari bintil akar mulai tampak, 12-18 hari pertumbuhan lanjut dari
jaringan bintil, jaringan bakteroid berwarna merah muda dan mulai terjadi fiksasi
nitrogen, 23 hari sebagian besar pembagian sel bakteri dan sel inang terhenti,
tetapi pembesaran bintil akar tetap terjadi karena pembesaran sel merupakan
periode aktif fiksasi nitrogen, 28-37 hari bintil akar mencapai besar maksimal,
fiksasi nitrogen berlanjut sampai awal pelapukan bintil akar. 50-60 hari pelapukan
bintil akar.

Jumlah Cabang Produktif


Cabang produktif merupakan cabang yang mampu menghasilkan polong
pada tanaman kedelai, semakin banyak cabang produktif yang di hasilkan maka
semakin banyak hasil produksi yang di hasilkan.
Tabel 10.Hasil sidik ragam jumlah cabang tanaman kedelai.
Table 10. The results of variance in the number of branches of soybean plants
SK F Hitung F Tabel
(F count) (F Table)
0.05 0.01

Ulangan 1.57ns 3.63 6.23


Perlakuan 5.66** 2.59 3.89
K 10.13** 3.63 6.23
B 11.24** 3.63 6.23
KxB 0.64ns 3.01 4.77
Keterangan : ns = berbeda tidak nyata
** = Berbeda Sangat Nyata
Noted: ns= Not real different
**= Very real different

Berdasarkan tabel 10 hasil sidik ragam menunjukkan bahwa konsentrasi


dan waktu aplikasi berbeda sangat nyata terhadap cabang produktif tanaman
kedelai yang artinya aplikasi bakteri rhizobium memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan bintil akar sehingga perlu di lakukan uji lanjut DMRT taraf 5% dan
taraf 1%. Dari hasil pembentukan bintil akar dimana bakteri rhizobium spp
mampu memfiksasi nitrogen dan dapat membantu proses pembentukan cabang
produktif.
Selanjutnya adalah hasil uji DMRT taraf 1% Pengaruh Konsentrasi
terhadap jumlah cabang produktif, dapat di lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 11. Pengaruh konsentrasi rhizobium terhadap jumlah cabang produktif
tanaman kedelai.
Tabel 11. The effect of Rhizobium concentration on the number ofproduktive
branches of soybean plants
Jumlah Cabang Produktif (biji)
Perlakuan DMRT
Number of productive branches
(treatment) (DMRT)
(seed)
Konsentrasi 20ml 3,71 a
Konsentrasi 15ml 3,56 a 0,3881
Konsentrasi 10ml 3,13b 0,4496
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%
Noted: The result of followed by different letters show very significant differences
according tothe DMRT 1% level

Berdasarkan tabel 11 menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri rhizobium


spp memberikan hasil berbeda sangat nyata terhadap jumlah cabang produktif.
Dari hasil uji DMRT 1% menunjukkan bahwa rata rata tertinggi terdapat pada
perlakuan konsentrasi 20 ml yaitu 3,71 biji dan rata rata terendah terdapat pada
perlakuan 10ml yaitu 3,31 biji. Namun dari ketiga perlakuan konsentrasi memiliki
selisih yang sangat rendah. Jumlah cabang produktif yang terdapat pada tanaman
kedelai mampu mempengaruhi jumlah polong dan hasil produksi tanaman kedelai.
Unsur hara N yang di hasilkan dari bintil akar mampu membantu proses
pembentukan cabang secara maksimal dan membantu proses pembentukan polong
pada tanaman kedelai.(Hakim, Merdeka, & others, 2012) genotipe kedelai yang
bercabang banyak maka cenderung memiliki jumlah polong yang banyak dan
bobot berangkasan lebih tinggi.

Selanjutnya adalah hasil uji DMRT taraf 1% Pengaruh Konsentrasi


terhadap jumlah cabang produktif, dapat di lihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 11. Pengaruh konsentrasi rhizobium terhadap jumlah cabang produktif
tanaman kedelai.
Tabel 11. The effect of Rhizobium aplication time on the number ofproduktive
branches of soybean plants
Perlakuan Cabang Produktif (biji) DMRT
(Treatment) Productive branch (seed) (DMRT)
Waktu Aplikasi ( 4 hari) 3,82 a
Waktu Aplikasi ( 6 hari) 3,36 b 0,3881
Waktu Aplikasi ( 8 hari) 3,22 b 0,4496
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%
Noted: The result of followed by different letters show very significant differences
according tothe DMRT 1% level
Berdasarkan tabel 12 menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri rhizobium
spp memberikan hasil berbeda sangat nyata terhadap jumlah cabang produktif.
Dari hasil uji DMRT 1% menunjukkan bahwa rata rata tertinggi terdapat pada
perlakuan waktu aplikasi 4 hari yaitu 3,82 biji dan rata rata terendah terdapat pada
perlakuan waktu aplikasi 8 hari yaitu 3,22 biji. Menurut (Yono, 2008) jumlah
cabang mampu berkorelasi positif terhadap hasil kedelai, semakin tinggi jumlah
cabang kedelai maka semakin tinggi yang di peroleh.

4.5 Jumlah Polong


Tabel 13. Hasil Sidik Ragam Jumlah Polong Persampel.
Table 13. The result of the diversity of the number of sample pods.
SK F Hitung F Tabel
(F Count) (F Table)
0.05 0.01

Ulangan 0.85ns 3.63 6.23


Perlakuan 48.28** 2.59 3.89
K 150.52** 3.63 6.23
B 36.67** 3.63 6.23
KxB 2.96ns 3.01 4.77
Keterangan : ns = berbeda tidak nyata
** = Berbeda Sangat Nyata
Noted: ns= Not real different
**= Very real different

Berdasarkan tabel 5.3 hasil sidik ragam jumlah polong menunjukkan


bahwa konsentrasi dan waktu aplikasi bakteri rhizobium spp berbeda sangat nyata
namun tidak terdapat interaksi dari kedua perlakuan tersebut. Pada tanaman
kedelai yang menggunakan aplikasi rhizobium spp akan menghasilkan nitrogen
yang berperan dalam proses fotosintesis yang kemudian akan membantu proses
pembentukan polong.
Selanjutnya adalah hasil uji DMRT taraf 1% Pengaruh Konsentrasi
Rhizobium spp terhadap jumlah polong persampel, dapat di lihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 14. Pengaruh Konsentrasi rhizobium terhadap Jumlah Polong Persampel.
Table 14. The effect of rhizobium concentration on the number of sample pods.
Perlakuan Jumlah Polong (biji) DMRT
Konsentrasi 20ml 88,84 a
Konsentrasi 10ml 61,82b 5,4987
Konsentrasi 15ml 59,44b 6,3706
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%
Noted: The result of followed by different letters show very significant differences
according tothe DMRT 1% level
Berdasarkan tabel 14 menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri rhizobium
spp memberikan hasil berbeda sangat nyata terhadap jumlah cabang produktif.
Dari hasil uji DMRT 1% menunjukkan bahwa rata rata tertinggi terdapat pada
perlakuan waktu aplikasi 4 hari yaitu 88,84 biji dan rata rata terendah terdapat
pada perlakuan waktu aplikasi 8 hari yaitu 59,44 biji. Bintil akar mampu
memfiksasi Nitrogen di udara dan mampu mengkonversi nitrogen menjadi asam
amino untuk di sumbangkan kepada tanaman kedelai dalam proses pembentukan
polong.

4.5.2 Berat Polong Perplot


Berat polong perplot merupakan hasil berat polong yang di dapatkan tiap
plot perlakuan, sehingga berat polong persample dapat mempengaruhi berat
polong perplot.
Tabel 15. Hasil Sidik Ragam Berat Polong Perplot.
Table 15. The result of the variety of plot weight pods
SK F Hitung F Tabel
F (count) (F Table)
0.05 0.01

Ulangan 0.59ns 3.63 6.23


Perlakuan 4.14** 2.59 3.89
K 8.20** 3.63 6.23
B 5.25** 3.63 6.23
KxB 1.56ns 3.01 4.77
Keterangan : ns = berbeda tidak nyata
** = Berbeda Sangat Nyata
Noted: ns= Not real different
**= Very real different
Berdasarkan tabel 15 hasil sidik ragam berat perplot menunjukkan
konsentrasi dan waktu aplikasi bakteri rhizobium menunjukkan hasil berbeda
sangat nyata, sedangkan pada interaksi kedua perlakuan menunjukkan hasil
berbeda tidak nyata, sehingga pada perlakuan konsentrasi dan waktu aplikasi perlu
di lakukan uji lanjut DMRT 1%.
Tabel 16 Pengaruh Konsentrasi rhizobium terhadap Berat Polong Perplot.
Table 16. The effect of rhizobium concentration on the weight of the plot pods
Perlakuan Berat Polong Perplot (gram) DMRT
(Treatment) Plot weight (gram) (DMRT)
Konsentrasi 20ml 1465,11 a
Konsentrasi 15ml 1368,67 a 104,1998
Konsentrasi 10ml 1323,78 b 120,7214
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%
Noted: The result of followed by different letters show very significant differences
according tothe DMRT 1% level

Selanjutnya adalah hasil uji DMRT taraf 1% Pengaruh waktu aplikasi


Rhizobium spp terhadap berat polong perplot, dapat di lihat pada tabel dibawah
ini.
Tabel 17. Pengaruh Waktu Aplikasi rhizobium terhadap Berat Polong Perplot.
Table 17. The effect of rhizobium aplication time on the weight of the plot pods
Perlakuan Berat Polong Perplot (gram) DMRT
(Treatment) Plot weight (gram) (DMRT)
Waktu Aplikasi ( 4 hari) 1444,33 a
Waktu Aplikasi ( 6 hari) 1384,44 a 104,1998
Waktu Aplikasi ( 8 hari) 1328,78 b 120,7214
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%
Noted: The result of followed by different letters show very significant differences
according tothe DMRT 1% level

Berdasarkan tabel 16 dan 17 pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi


bakteri rhizobium menunjukkan hasil yang berbeda nyata yang artinya konsentrasi
bakteri rhizobium mempengaruhi berat polong tanaman kedelai hal ini di perkuat
dengan pendapat (Triadiati, Mubarik, & Ramasita, 2013)yang menyatakan bahwa
inokulasi bakteri rhizobium efektif mempengaruhi pembentukan polong. Polong
yang sudah terbentuk selanjutnya akan di isi oleh fotosintat sehingga membentuk
biji.

4.6.2 Berat Biji Perplot


Tabel 18. Hasil Sidik Ragam Berat Biji Perplot.
Table 18. The result of variations in the weight of the plot
SK F Hitung F Tabel
(F count) (F Table)
0.05 0.01

Ulangan 0.36ns 3.63 6.23


Perlakuan 7.90** 2.59 3.89
K 13.39** 3.63 6.23
B 14.42** 3.63 6.23
KxB 1.89ns 3.01 4.77
Keterangan : ns = berbeda tidak nyata
** = Berbeda Sangat Nyata
Noted: ns= Not real different
**= Very real different

Berdasarkan tabel 18 hasil sidik ragam berat biji perplot menunjukkan


konsentrasi dan waktu aplikasi bakteri rhizobium menunjukkan hasil berbeda
sangat nyata, sedangkan pada interaksi kedua perlakuan menunjukkan hasil
berbeda tidak nyata, sehingga pada perlakuan konsentrasi dan waktu aplikasi perlu
di lakukan uji lanjut DMRT 1%.

Tabel 19. Pengaruh Konsentrasi rhizobium terhadap Berat biji Perplot.


Tabel 19. The effect of Rhizobium concentration on plot seed weight
Perlakuan Berat Biji Perplot (gram) DMRT
(Treatment) (Seed weight of the plot) (DMRT)
Konsentrasi 10ml 908,00 a
Konsentrasi 15ml 848,22 a 64,7435
Konsentrasi 20ml 793,33b 75,0091
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%
Noted: The result of followed by different letters show very significant differences
according tothe DMRT 1% level

Berdasarkan tabel 19 menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri rhizobium


spp memberikan hasil berbeda sangat nyata terhadap hasil berat biji tanaman
kedelai perplot. Dari hasil uji DMRT 1% menunjukkan bahwa rata rata tertinggi
terdapat pada perlakuan konsentrasi 20 ml yaitu 908,00 gram dan rata rata
terendah terdapat pada perlakuan konsentrasi 10ml yaitu793,33 gram.
Selanjutnya adalah hasil uji DMRT taraf 1% Pengaruh waktu aplikasi
Rhizobium spp terhadap berat polong perplot, dapat di lihat pada tabel dibawah ini
Tabel 20 Pengaruh waktu aplikasi rhizobium terhadap Berat Biji Perplot.

Tabel 20. The effect of Rhizobium aplication time on plot seed weight
Perlakuan Berat Biji Perplot (gram) DMRT
(Treatment) (Seed weight of the plot) (DMRT)
Waktu Aplikasi ( 4 hari) 913,56 a
Waktu Aplikasi ( 6 hari) 840,33 b 64,7435
Waktu Aplikasi ( 8 hari) 795,67 b 75,0091
Keterangan : Hasil yang diikuti huruf berbeda menunjukkan berbeda sangat nyata
menurut uji DMRT pada taraf 1%

Berdasarkan grafik 5.8 menunjukkan bahwa waktu aplikasi bakteri


rhizobium spp memberikan hasil berbeda sangat nyata terhadap hasil berat biji
perplot tanaman kedelai. Dari hasil uji DMRT 1% menunjukkan bahwa rata rata
tertinggi terdapat pada perlakuan konsentrasi 20 ml yaitu 908,00 gram dan rata
rata terendah terdapat pada perlakuan konsentrasi 10ml yaitu793,33 gram.
Inokulasi bakteri rhizobium dapat mempengaruhi dan meningkatkan
pertumbuhan tanaman kedelai pada fase generatif diantaranya yaitu berat polong
dan berat biji. Menurut penelitian(Saraswati, Sumarno, & Pangan,
2008)memperlihatkan inokulasi rhizobium efektif mempengaruhi pembentukan
polong tanaman kedelai. Polong yang telah terbentuk selanjutnya akan di isi oleh
fotosintat dan kemudian membentuk biji. Berat biji sangat di tentukan oleh jumlah
polong dan ukuran polong, maka semakin banyak dan semakin besar ukuran
polong maka berat biji akan semakin besar pula.

KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari penelitian yang sudah di lakukan yaitu:
1. Aplikasi konsentrasi bakteri rhizobium berpengaruh sangat nyata terhadap
pertumbuhan bintil akar, jumlah cabang produktif, jumlah polong, berat
polong, berat biji. Perlakuan konsentrasi bakteri rhizobium spp dengan rata
rata hasil tertinggi dari tiap parameter yang di lakukan yaitu 20ml, sedangkan
rata rata terendah terdapat pada perlakuan konsentrasi 10ml dari tiap
parameter.
2. Aplikasi interval waktu bakteri rhizobium berpengaruh sangat nyata terhadap
pertumbuhan bintil akar, jumlah cabang produktif, jumlah polong, berat
polong, berat biji. Perlakuan waktu aplikasi bakteri rhizobium spp dengan
rata rata hasil tertinggi dari tiap parameter yang di lakukan yaitu 4 hari sekali,
sedangkan rata rata terendah terdapat pada perlakuan konsentrasi 8 hari sekali
dari tiap parameter.
3. Interaksi antara perbedaan konsentrasi dan interval waktu aplikasi bakteri
rhizobium berpengaruh tidak nyata terhadap semua komponen pengamatan.

SARAN
Berdasarkan penelitian yang sudah di lakukan di lahan desa rambigundam
kecamatan rambipuji dapat di sarankan dalam meningkatkan produktifitas
tanaman kedelai perlu adanya inokulasi bakteri rhizobium spp dengan konsentrasi
20ml/liter, kemudian perlu di lakukan penelitian lanjutan pada kondisi lahan yang
berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Permanasari, I dan Irfan, M. 2014. Pertumbuhan Dan Hasil Kedelai (Glycine Max
(L.) Merill) Dengan Pemberian Rhizobium Dan Pupuk Urea Pada
Media Gambut. Jurnal Agroteknologi. 5 (1): 29 – 34.http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/agroteknologi/article/viewFile/1145/1034

Novriani. 2011. Peranan Rhizobium dalam Meningkatkan Ketersediaan Nitrogen


bagi Tanaman Kedelai. Jurnal Agronobis, Vol. 3. Hal ; 35 -
42.https://agronobisunbara.files.wordpress.com/2012/11/10-novriani-
kedelai-hal-35-42-oke.pdf

Sari, R. Dan Prayudyaningsih, R., 2015. Rhizobium: Pemanfaatannya Sebagai


Bakteri Penambat Nitrogen. Balai Penelitian Kehutanan, Makassar.
Info Teknis Eboni. Vol. 12 No.1, Juli 2015: 51 –
64.http://balithutmakassar.org/wp-
content/uploads/2014/11/5_Rhizobium_Info-Teknis-Eboni-Vol-12-No-
1-2015.pdf

Palobo, F. 2016. Pengaruh Waktu Aplikasi Pupuk Organik Subur Ijo terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kedelai. Jurnal Prosiding Seminar Hasil
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan
Umbihttp://balitkabi.litbang.pertanian.go.id/wp-
content/uploads/2017/07/pros16_24.pdf

Agung, T. Dan A. Yugi Rahayu, 2004. Analisis Efisiensi Serapan N,


Pertumbuhan dan hasil beberapa kultivar Kedelai Unggul Baru Dengan
Cekaman Kekeringan dan Pemberian Pupuk Hayati. Jurnal Agrosains.
6(2):70-
74.https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/31246145/6%2
82%29_2004.pdf?response-content-disposition=inline%3B
%20filename%3DAnalisis_Efisiensi_Serapan_N_Pertumbuhan.pdf&X-
Amz-Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-
Credential=AKIAIWOWYYGZ2Y53UL3A%2F20190829%2Fus-east-
1%2Fs3%2Faws4_request&X-Amz-Date=20190829T052721Z&X-
Amz-Expires=3600&X-Amz-SignedHeaders=host&X-Amz-
Signature=f3001b2a401f03efe674052015a939d71ec86383a87502d9c6
2142c1411706b5

Meitasari, Afidha Dwi; Wicaksono, Karuniawan Puji. 2018. Inokulasi Rhizobium


Dan Perimbangan Nitrogen Pada Tanaman Kedelai (Glycine Max (L)
Merrill) Varietas Wilis. Plantropica: Journal Of Agricultural Science, ,
2.1.http://jpt.ub.ac.id/index.php/jpt/article/view/129

Hakim L .2012. Komponen Hasil dan Karakter Morfologi Penentu Hasil Kedelai.
Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan. Vol. 31 (3): 175-
179.http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/1414/
Komponen%20Hasil%20dan%20Karakter%20Morfologi%20Penentu
%20Hasil%20Kedelai.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Yono. D. 2008. Evaluasi Genotipe Kedelai F4 Pada Kondisi Cekaman Intensitas


Cahaya Rendah. (Skripsi) Institut Pertanian Bogor.
Bogor.https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1790/4/A08dyo.pdf

Saraswati , R .2008. pemanfaatan mikroba penyubur tanah sebagai komponen


teknologi pertanian. Puslitbang. Jakarta. Jurnal Iptek TanamanPangan
3(1): 41-
54.http://repository.pertanian.go.id/bitstream/handle/123456789/4226/P
emanfaatan%20Mikroba%20Penyubur%20Tanah%20sebagai
%20Komponen%20Teknologi%20Pertanian.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
Triadiati, Nisa R, dan Yoan R.2013. Respon Pertumbuhan Tanaman Kedelai
Terhadap Bradyrhizobium japanicum toleran masam dan pemberian
pupuk di tanah masam. Agron. Indonesia 41 (1): 24-
31.http://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnalagronomi/article/viewFile/70
72/5507

You might also like