Pengaruh Jenis Rhizobakteria Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L) - Merril)
Pengaruh Jenis Rhizobakteria Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L) - Merril)
Pengaruh Jenis Rhizobakteria Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine Max (L) - Merril)
1, Januari 2018
I GEDE ARDYAWAN
I GUSTI NGURAH RAKA*)
I NENGAH ARTHA
ABSTRACT
This study aims to determine the type of rhizobacteria that have better ability in
increasing the growth and yield of soybean crops. The research was conducted in
August 2016 until December 2016, located in Angantaka Village, Abiansemal
District, Badung Regency. The design used was Randomized Block Design
consisting of 5 treatments, using 5 replications. This study observed plant height,
number of leaves, number of branches, leaf chlorophyll content, fresh weight of plant
parts above soil, fresh weight of underground plant parts, weight of oven dried above
ground plant parts, weight of oven dried underground plant part, root nodules per
plant, number of pods per plant, number of contained pods per plant, total weight of
seed per plant, weight of 1000 seeds, soybean yield per hectare.
The results showed that all four rhizobacteria RB35 (undis 1), RB36 (undis 3),
RB3 (kara benguk), and RB9 (lamtoro) were able to increase the growth and yield of
soybean crops. However, most effective of the four rhizobacteria are RB35 (Undis 1)
and RB36 (undis 3). The use of rhizobacteria RB35 (5.59 tons ha -1) and RB36 (5.47
tons ha-1) gave the highest yield of soybean and was not significantly different
between the two. Rhizobacteria RB35 (Undis 1) yielded 126.32% and rhizobacteria
RB36 (Undis 3) 121.46% compared with plants without rhizobacteria or control
(2.47 tons ha-1).
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Kedelai (Glycine max (L). Merril) merupakan salah satu komoditi tanaman
pangan dari famili leguminoseae yang banyak dibutuhkan di Indonesia. Rendahnya
produksi kedelai dalam negeri disebabkan oleh adanya serangan hama dan penyakit
serta tanaman kurang mendapat pemeliharaan dari petani. Di samping itu, rendahnya
hasil juga disebabkan karena terjadinya degradasi serta kerusakan lahan akibat pola
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT 93
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 7, No. 1, Januari 2018
pertanian konvensional saat ini yang lebih mengutamakan penggunaan input tinggi
seperti pupuk anorganik dan pestisida.
Aplikasi mikroba rhizosfer yang mampu meningkatkan pertumbuhan
tanamann atau mikroba yang berperan sebagai pemacu pertumbuhan tanaman disebut
Plant Growth Promoting Rhizobacteria(PGPR).Hasil penelitian Mirah (2016)
menemukan 4 isolat Rhizobakteria yaitu RB35 (undis 1), RB36 (undis 3), RB3 (kara
benguk), dan RB9 (lamtoro) dalam membantu pertumbuhan dan hasil tanaman
kedelai di pot. Data penelitian menunjukkan isolat RB35 (undis 1) memiliki
kemampuan tertinggi dan terbaik dalam membantu pertumbuhan dan hasil kedelai.
Hal ini membuktikan bahwa bakteri tanah yang mendiami daerah perakaran undis
yang diinokulasi ke dalam benih mampu dan sangat baik membantu pertumbuhan
tanaman kedelai.
1.3 Tujuan
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis rhizobakteria yang mempunyai
kemampuan lebih baik untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai
di lapangan.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu Mendapatkan informasi
tentang jenis rhizobakteria dan yang baik untuk meningkatkan pertumbuhan dan
hasil tanaman kedelai di lapangan.
1.5 Hipotesis
Jenis Rhizobakteria RB35 (Undis 1) mempunyai kemampuan lebih baik untuk
meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai di bandingkan dengan
rhizobakteria lainnya.
2. Metode Penelitian
2.1 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus 2016sampai dengan bulan
Desember 2016, yang bertempat di Desa Angantaka, Kecamatan Abiansemal,
Kabupaten Badung.
94 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 7, No. 1, Januari 2018
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT 95
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 7, No. 1, Januari 2018
persaingan antara gulma dengan tanaman kedelai secara manual. Pengendalian OPT
(organisme pengganggu tanaman) dilakukan sesuai keperluan.
5. Pemanenan kedelai
Panen dilakukan pada saat 80% tanaman tiap perlakuan telah menunjukan
tanda-tanda kriteria panen.Kriteria panen adalah polong kedelai sudah berwarna
kuning kecoklatan secara merata, daun mengering dan sebagian besar tanaman telah
kering dan polong mudah dipecahkan.
2.5 Pengamatan
Pengamatan dilakukan pada tanaman sampel dari setiap perlakuan yaitu :
1. Tinggi tanaman (cm)
2. Jumlah daun (helai)
3. Jumlah cabang (buah)
4. Kandungan klorofil daun (SPAD Unit)
5. Jumlah polong per tanaman (buah)
6. Jumlah polong berisi per tanaman (buah)
7. Berat biji per tanaman (g)
8. Berat 1000 biji(g)
9. Bintil akar pertanaman (butir)
10. Berat segar bagian tanaman di atas tanah (g)
11. Berat segar bagian tanaman di bawah tanah (g)
12. Berat kering oven bagian tanaman di atas tanah (g)
Berat kering oven di atas tanah =
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑔𝑎𝑟 𝑑𝑖 𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ
× 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐾𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑂𝑣𝑒𝑛 𝑆𝑢𝑏 𝑆𝑒𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔) .............................. (1)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑆𝑒𝑔𝑎𝑟 𝑆𝑢𝑏 𝑆𝑒𝑚𝑝𝑒𝑙
13. Berat kering oven bagian tanaman di bawah tanah (g)
14. Prediksi hasil kedelai per hektar (ton)
prediksi dengan menggunakan hasil ubinan dengan rumus:
Luasan panen = Panjang x Lebar
𝐿𝑢𝑎𝑠 1 ℎ𝑎 𝑚2
Hasil per hektar = 𝐿𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑛 𝑚2 × 𝐻𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑢𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑛𝑒𝑛 (𝑘𝑔) ................ (2)
96 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 7, No. 1, Januari 2018
1. Tinggi tanaman
Hasil analisis uji duncant 5% menunjukkan bahwa perlakuan rizhobakteri RB
35 yang memiliki tinggi tanaman tertinggi yang berbeda nyata dengan perlakuan
rhizobakteria RB 3, RB 9 dan termasuk kontrol sedangkan perlakuan RB 35 hanya
berbeda tidak nyata dengan perlakuan RB 36 seperti terlihat pada Tabel 2.
2. Jumlah daun
Hasil analisis uji duncant 5% menunjukkan bahwa perlakuan rizhobakteri RB
35 memiliki Jumlah daun tertinggi berbeda nyata dengan semua perlakuan
rhizobakteria RB 36, RB 3, RB 9 dan termasuk kontrol seperti terlihat pada Tabel 2.
3. Jumlah Cabang
Hasil analisis uji duncant 5% menunjukkan bahwa perlakuan rizhobakteri RB
35 yang memiliki Jumlah daun tertinggi berbeda nyata dengan semua perlakuan
rhizobakteria, dan termasuk kontrol seperti terlihat pada Tabel 2.
1 Tinggi tanaman **
2 Jumlah daun **
3 Jumlah cabang **
4 Klorofil daun **
5 Berat segar bagian tanaman di atas tanah **
6 Berat segar bagian tanaman di bawah tanah **
7 Berat kering oven bagian tanaman di atas tanah **
8 Berat kering oven bagian tanaman di bawah tanah **
9 Bintil akar pertanaman **
10 Jumlah polong per tanaman **
11 Jumlah polong berisi per tanaman **
12 Berat total biji per tanaman **
13 Berat 1000 biji **
14 Hasil kedelai per hektar **
Keterangan : ** : berpengaruh sangat nyata
4. Kandungan klorofil
Hasil analisis uji duncant 5% menunjukkan bahwa perlakuan rizhobakteri RB
35 yang memiliki kandungan klorofil tertinggi berbeda nyata dengan perlakuan
rhizobakteria RB 36, dan termasuk kontrol seperti terlihat pada Tabel 2.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT 97
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 7, No. 1, Januari 2018
98 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 7, No. 1, Januari 2018
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT 99
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 7, No. 1, Januari 2018
Tabel 5. Pengaruh Perlakuan Rhizobakteria terhadap Berat Total Benih, Berat 1000
biji, dan Hasil Kedelai per Hektar.
Berat Total Biji Berat 1000 Hasil Kedelai
No Perlakuan
(g) biji (g) per Hektar (t/ha)
1 RB 35 (Undis 1) 103,9 a 177,42 a 5,55 a
2 RB 36 (Undis 3) 101,3 a 174,77 a 5,47 a
3 RB 3 (Kara Benguk) 94,92 b 164,23 b 5,18 b
4 RB 9 (Lamtoro) 94,78 b 164,45 b 5,09 b
5 Kontrol 46,46 c 152,67 c 2,47 c
Keterangaan : Angka – angka yang di ikuti dengan huruf yang sama pada kolom
yang sama menunjukan perbedaan tidak nyata pada Uji Duncant
taraf 5%
3.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan
rhizobakteria yang diaplikasikan pada tanaman kedelai mempunyai pengaruh yang
sangat nyata dalam meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.Dari
keempat rhizobakteria tersebut, rhizobakteri yang memiliki kemampuan lebih tinggi
yaitu rhizobakteria RB35.Perlakuan RB35 memiliki kemampuan lebih baik
dibandingkan dengan perlakuan rhizobakteria yang lainnya dalam hal meningkatkan
tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang, kandungan klorofil daun dan jumlah
bintil akar, serta mempunyai berat segar tanaman baik di atas tanah maupun di
bawah tanah dan berat kering oven di atas tanah dan di bawah tanah. Hal ini sejalan
dengan penelitian Kloepper dan Scroth (1978) yang menemukan bakteri tanah yang
100 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 7, No. 1, Januari 2018
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT 101
E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika ISSN: 2301-6515 Vol. 7, No. 1, Januari 2018
4.2 Saran
Rhizobakteria RB35 (Undis 1) dan RB36 (Undis 3) mempunyai kemampuan
lebih baik dari keempat rhizobakteria terhadap pertumbuhan dan meningkatkan hasil
tanaman kedelai sekala lapangan dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
menggunakan tanaman yang sama dengan lokasi yang berbeda agar mengetahui
apakah rhizobakteria bisa berkembang baik dan mampu membantu pertumbuhan
hasil tanaman di lokasi yang berbeda.
Daftar Pustaka
Dewi, I. 2007. Rhizobakteria Pendukung Pertumbuhan Tanaman. Makalah. Fakultas
Pertanian, Universitas Padjajaran. Jatinagor.halm52.
Hutabarat, R. 2010. PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria).Buletin
Pertanian, 28 Maret 2010. Yogyakarta
Kloepper, J.W., Leong, J., Teintze, M. & Schroth, M.N. 1980.Enhanced plant
growthby siderophores produced by plant growth-promoting rhizobakteria.
Nature. 286:885-886.
Martani dan Margino.2005.Penambatan Nitrogen oleh Rhizobium. Universitas
Sumatera Utara. Medan
Mirah Lestianingrum. A. G. 2016. Uji Kemampuan Beberapa Isolat Rhizobakteria
Untuk Meningkatkan Pertumbuhan Dan Hasilkedelai (Glycine Max (L).
Merril).Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Udayana. 54 hal.
Raka, I. G. N 1993.Studi Produksi Benih Kedelai (Glycine max L.) dengan Budidaya
Basah.Tesis.Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
102 https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAT