Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Sebagai Alat Bukti Hak Yang Kuat
Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Sebagai Alat Bukti Hak Yang Kuat
Sertifikat Hak Milik Atas Tanah Sebagai Alat Bukti Hak Yang Kuat
Abstract
One of the objectives of land registration is to provide legal certainty and legal protection for holders right
of land certificate who has good faith . Purposes of this study are to examine and analyze the criteria of
certificates as a strong evidence, and legal protection for the holder of the certificate who has good faith.
This type of legal research is normative research. The theory used in this research is theory of legal
certainty, law enforcement theory, authority theory and legal protection theory. The approach of this
research are legislation approach, conceptual approach and case approach. Based on results of the
research showed that the criteria of certificates as a strong evidence of rights are: the issuance of right of
land certificates must through the use of applicable regulatory procedures, the Certificate made by the
good faith Right Holder, issued by the authorized institution and the land object controlled significantly for
more than 5 (five) years. Legal protection for the holder of the certificate who has good faith are
preventively pursuant to Article 32 (1) and (2) Government Regulation Number 24 year 1997 and
repressively by the recstverwerking institution and especially on civil case number: 10 / Pdt.G / 2010 /
PN.SBB the holder of certificate who has good faith given repressive legal protection.
Keywords: Certificate, Strong Evidence, Protection
Abstrak
Salah satu tujuan dari pendaftaran tanah adalah memberikan kepastian hukum dan perlindungan
hukum bagi pemegang sertifikat hak milik atas tanah yang beriktikad baik. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengkaji dan menganalisis kriteria-kriteria sertifikat sebagai alat
bukti yang kuat, dan perlindungan hukum bagi pemegang sertifikat yang beriktikad baik. Tipe
penelitian hukum ini adalah penelitian normatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teori kepastian hukum, teori penegakkan hukum, teori kewenangan dan teori perlindungan
hukum. Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang–undangan, konseptual
dan pendekatan kasus. Berdasarkan hasil penelitian bahwa kriteria-kriteria sertifkat sebagai alat
bukti hak yang kuat yakni penerbitan sertifikat hak milik atas tanah harus melalui prosedur
peraturan yang berlaku, Sertifikat di buat oleh Pemegang Hak yang beriktikad baik, diterbitkan
instansi yang berwenang dan obyek tanah dikuasai secara nyata selama lebih dari 5 (lima) tahun.
Perlindungan hukum bagi pemegang sertifikat yang beriktikad baik yaitu secara preventif
berdasarkan ketentuan pasal 32 ayat 1 dan 2 PP No 24 tahun 1997 dan represif dengan adanya
lembaga recstverwerking, dan khususnya pada perkara perdata nomor :10/Pdt.G/2010/PN.SBB
diberikan perlindungan hukum secara represif bagi pemegang sertifikat yang beriktikad baik.Kata
Kunci : Sertifikat, Alat Bukti Kuat, Perlindungan
Jurnal IUS | Vol V | Nomor 2 | Agustus 2017 | hlm, 310~321
sebidang tanah, misalnya saja terhadap sistem publikasi negatif bertendensi positif.
sebidang tanah yang sudah dikuasai oleh Sistem ini dipilih karena karakter hukum tanah
subjek hukum selama bertahun-tahun dan telah Indonesia yang bersifat komunal dalam arti
dilengkapi dengan sertifikat. Terhadap tanah tanah selain dapat dimiliki secara
itu masih ada pihak luar yang menuntut hak perseorangan namun peruntukannya tetap
atas tanah tersebut. harus berfungsi sosial dalam arti seseorang
harus benar-benar mengusahakan tanahnya
Maka dari itu, sangat pentingnya diberikan
sesuai dengan peruntukan dan pengusahaan
suatu perlindungan hukum bagi pemegang
tersebut tidak boleh merugikan orang lain.
sertifikat ham milik atas tanah yang beritikad
baik yang telah menguasai tanah secara nyata pemerintah melalui Pasal 32 PP Nomor 24
selama bertahun-tahun terhadap tanah yang Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah mulai
dikelola dan dikuasainya dari keberatan- menerapkan bahwa sertifikat tanah yang telah
keberatan dan upaya-upaya yang dilakukan terbit selama 5 tahun merupakan alat
oleh pihak luar. pembuktian yang kuat.
Adapun Sertifikat tanah yang telah
Rumusan masalah yang digunakan; diterbitkan mempunyai kekuatan pembuktian
Pertama, Apa kriteria-kriteria sertifikat hak yang kuat sebagaimana tercantum dalam Pasal
milik atas Tanah sebagai alat bukti hak yang 19 UUPA jika memenuhi Kriteria-Kriteria
kuat ? dan kedua, Bagaimana perlindungan tertentu, adapun Kriteria-Kriteria tersebut
hukum bagi pemegang sertifikat yang adalah :2
beritikad baik?.
a. Sertifikat hak atas tanah diperoleh dengan
Bertitik tolak dari rumusan masalah yang itikad baik;
telah dipaparkan, maka tujuan penelitian ini
b. Pemeganghakatastanahharusmenguasai
adalah ; Pertama, Untuk mengkaji dan
kriteria-kriteria sertifikat hak milik atas Tanah secara nyata tanahnya;
sebagai alat bukti hak yang kuat. Kedua, Sejalan dengan itu, menurut Urip Santoso,
Untuk mengkaji dan menganalisis bahwa sertifikat hak milik atas tanah dapat
perlindungan hukum bagi pemegang sertifikat dijadikan sebagai alat bukti hak yang kuat
yang beritikad baik ? bahkan mutlak jika telah memenuhi kriteria-
tertulis kepada pemegang sertifikat dan pasal 19 ayat (2) huruf c Undang-Undang
kepala kantor pertanahan kabupaten/ kota Pokok Agraria untuk hak atas tanah, hak
setempat maupun tidak mengajukan pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas
gugatan kepengadilan mengenai satuan rumah susun dan hak tanggungan yang
penguasaan atau penerbitan sertifikat. masing-masing sudah dibukukan dalam buku
tanah yang bersangkutan.
Dalam hal ini, menurut penulis bahwa
kriteria-kriteria yang harus di penuhi agar Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan
sertifikat hak milik atas tanah dapat dijadikan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
sebagai alat bukti hak yang kuat selain Pendaftaran Tanah menyatakan bahwa
sebagaimana yang telah di uraikan diatas pendaftaran tanah merupakan “rangkaian
adalah bahwa dalam proses penerbitan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah
sertifikat tersebut harus melalui prosedur yang meliputi, pengumpulan, pengolahan,
ketentuan peraturan perundang-perundangan pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan
yang berlaku. Ketentuan peraturan-peraturan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta
perundangan yang di maksud yakni Peraturan dan daftar mengenai bidang-bidang tanah dan
Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang satuan-satuan rumah susun, termasuk
pendaftaran tanah dan Peraturan menteri pemberian surat tanda bukti haknya sebagai
Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya
Nomor 3 Tahun 1997 tentang pelaksanaan dan hak milik atas satuan rumah susun serta
peraturan pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 hak-hak tertentu yang membebaninya”.
tentang Pendaftaran Tanah. Sertifikat hak
milik atas tanah dibuat oleh pemegang hak
yang beritikad baik, sertifikat hak milik atas Agar subyek hukum pemohon hak milik
tanah diterbitkan oleh pejabat yang berwenang atas tanah dapat memperoleh kepastian hukum
dan obyek tanah dikuasai serta dikerjakan kepemilikan hak atas tanah yakni berupa
secara nyata secara terus menerus lebih dari 5 sertifikat, maka harus dilalui melalui berbagai
tahun. tahapan yang telah di tetapkan oleh
pemerintah berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 24 tahun 1997 tentang pendaftaran
Tentunya dalam hal ini penulis akan tanah dan Peraturan menteri Agraria Nomor 3
menjabarkan kriteria-kriteria sertifikat hak Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan
milik atas tanah sebagai alat bukti hak yang Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
kuat sebagai berikut : tentang Pendaftaran Tanah.
1. Proses penerbitan sertifikat hak milik
atas tanah harus melalui prosedur- 2. Sertifikat Hak Milik Atas Tanah di
prosedur atau mekanisme ketentuan Buat Oleh Pemegang Hak Yang
peraturan perundang-pe-rundangan beriktikad baik
yang berlaku
Sertifikat hak milik atas tanah diterbitkan
Sertifikat hak milik atas tanah merupakan oleh instansi kementerian Agraria dan Tata
produk hukum yang di buat dan diterbitkan Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional atas
oleh instansi Kementerian Agraria dan Tata dasar permohonan Pemegang Hak yang
Ruang/ Badan Pertanahan Nasional. beritikad baik atas obyek tanah. dalam hal
pengertian sertifikat hak milik atas tanah pengajuan permohonan penerbitan sertifikat
menurut Pasal 1 angka 20 Peraturan hak milik atas tanah, maka permohonan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang tersebut di mohonkan oleh pemegang hak atas
Pendaftaran Tanah adalah surat tanda bukti tanah yang di dasari dengan itikad baik.
hak sebagaimana dimaksud pada
4. Obyek tanah dikuasai serta dik- Jika kriteria-kriteria sertifikat sebagai alat
erjakan secara nyata secara terus bukti hak yang kuat telah terpenuhi
menerus lebih dari 5 tahun sebagaimana yang telah dikemuakan di atas,
maka secara pasti dan nyata, akan memberikan
Kriteria yang terakhir agar sertifikat hak
kepastian hukum bagi pemegang sertifikat hak
milik atas tanah yang dimohonkan oleh
milik atas tanah, jika pada suatu saat nanti
pemegang hak atas tanah memiliki kekuatan
adanya gangguan atau gugatan dari pihak
pembuktian yang kuat, yakni bahwa obyek
lainnya. Tentunya hal ini sejalan dengan teori
tanah yang dikuasainya harus dikerjakan
kepastian hukum yang dikemukakan oleh J.M.
secara nyata dan secara terus menerus selama
Otto yang dikutip oleh Sri Djatmiati, kepastian
lebih dari 5 tahun.
hukum (rechtszekerheid) memiliki unsur-unsur
Jika kita merujuk pada Pasal 24 ayat 2 sebagai berikut :7
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang pendaftaran tanah yang menyatakan
a) Adanya aturan yang konsisten dan dapat
bahwa :
diterapkan yang ditetapkan negara.
“Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia b) Aparat pemerintah menerapkan aturan
secara lengkap alat-alat pembuktian seba- hukum tersebut secara konsisten dan
gaimana dimaksud pada ayat (1), pem- berpegang pada aturan hukum tersebut.
bukuan hak dapat dilakukan berdasarkan
kenyataan penguasaan fisik bidang tanah
yang bersangkutan selama 20 (dua puluh) c)Rakyatpadadasarnyatundukpadahukum.
tahun atau lebih secara berturut-turut oleh d) Hakim yang bebas dan tidak memihak
pemohon pendaftaran dan pendahulu- secara konsisten menerapkan aturan hukum
pendahulunya, dengan syarat : tersebut.
a. Penguasaan tersebut dilakukan den-gan e)Putusanhakimdilaksanakansecaranyata.
itikad baik dan secara terbuka oleh
Sehingga, ketika kriteria-kriteria sertifikat
yang bersangkutan sebagai yang ber-
sebagai alat bukti hak yang kuat telah
hak atas tanah, serta diperkuat oleh ke-
terpenuhi, maka pemegang sertifikat hak milik
saksian orang yang dipercaya;
atas tanah dapat mempertahankan hak
b. Penguasaan tersebut baik sebelum kepemilikannya dengan alat pembuktian
maupun selama pengumuman sebagai berupa sertifikat hak milik atas tanah yang
mana dimaksud dalam pasal 26 tidak subyek hukum miliki dan kuasai.
dipermasalahkan oleh masyarakat hu-
kum adat atau desa kelurahan yang
bersangkutan ataupun pihak lainnya.
7 Tatiek Sri Djatmiati, Prinsip Izin Usaha Industri Di
Penjelasan dalam ketentuan Pasal 24 ayat 2
Indonesia, Disertasi, Program Pasca Sarjana, Unair,
PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang Surabaya, 2002, hlm. 18
Madzab dan Refleksi, (Bandung : PT. Remaja Rosda baik, meskipun pembeli tersebut meperoleh
Karya, 1994), Hlm. 64. obyek tanahnya dari penjual
yang tidak berhak untuk menjualnya, Akan tetapi, istilah rechtverwerking masih
sedangkan pemilik aslinya hanya dapat belum terdapat persamaan persepsi. Boedi
menuntut ganti kerugiannya saja. Jika unsur Harsono mengartikan rechtverwerking sebagai
ketentuan diatas dikaitkan dengan kehilangan hak.10 Menurut Kamus Hukum
perlindungan hukum yang diberikan kepada Belanda-Indonesia yang digunakan dalam
pemegang sertifikat hak milik atas tanah yang konteks Bahasa Indonesia saat ini
beriktikad baik, maka pemegang sertifikat rechtverwerking adalah pelepasan hak.11 Ter
yang beriktikad baik memperoleh tanah Haar mengartikan dengan makna melepaskan
dengan cara menguasai secara nyata dan terus sendiri haknya oleh seorang subjek pemegang
menerus selama bertahun-tahun tanpa adanya hak.12 Soebekti Poesponoto mengartikan
keberatan atau gugatan-gugatan yang diajukan rechtverwerking sebagai penghilangan hak
ke pengadilan oleh pihak lain meskipun sendiri.13 A.P.Parlindungan mengartikan
dikemudian hari objek tanah yang digugat rechtverwerking sebagai lepasnya hak yang
merupakan tanah milik pihak lain, maka sudah dipunyainya.14
pemegang sertifikat yang beriktikad baik
secara hukum harus dilindungi terhadap
kepemilikan dan penguasaannya terhadap Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri
obyek tanah yang telah dikuasai oleh Sumbawa Besar Nomor : 10/Pdt.G/2010/ PN.
pemegang sertifikat yang beritikad baik, Sumbawa Besar.
sedangkan pemilik asal tanah yang melakukan 1. Para Pihak Yang Berperkara
gugatan ke pengadilan hanya diberikan ganti
kerugian terhadap objek tanah yang telah di Para pihak yang berperkara dalam kasus
sertifikatkan oleh pemegang sertifikat yang perdata di Pengadilan Negeri Sumbawa Besar
beriktikad baik. Nomor: 10/Pdt.G/2010/PN. Sumbawa Besar
adalah sebagai berikut:
2. Perlindungan Hukum Secara Repre-sif
Bagi Pemegang Sertifikat Hak Milik Pihak-pihak yang berperkara :
Atas Tanah Yang Beritikad Baik
1. SAIDIN,Umur55Tahun,Jeniskelamin
laki-laki, Agama Islam, Pekerjaan Tani,
Perlindungan hukum secara Represif bertempat tinggal di Desa
bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa, Langam,KecamatanLopok,Kabupaten
yang mengarahkan tindakan pemerintah Sumbawa Besar;
bersikap hati-hati dalam pengambilan
2. MASTARI, Umur 70 Tahun, Jenis
keputusan berdasarkan diskresi. Perlindungan
kelamin perempuan, Agama Islam,
hukum yang Represif bertujuan untuk
Pekerjaan Tani, bertempat tinggal di
menyelesaikan terjadinya sengketa, termasuk
dusun maronge bawah desa maronge,
penanganannya di lembaga peradilan.
kecamatan maronge, Kabupaten
Sumbawa Besar.
Perlindungan Represif yang diberikan bagi
10 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia Sejarah
pemegang sertifikat hak milik atas tanah yang Pembentukkan Undang-Undang Pokok Agraria, isi dan
beritikad baik dari adanya gugatan-gugatan pelaksanaannya, (Jakarta: Djambatan, 2005), Hlm. 67.
11 Marjanne Termorshuizen, Kamus Hukum Belan-da-
pihak lain di pengadilan, yakni dengan Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 2002), Hlm. 343
12 Herman Soesangobeng, Komentar dan Kritik atas
Lembaga Reschstverwerking dalam
Pelaksanaan Lembaga Rechtsverwerking Dalam Sistem
penyelesaian sengketa perebutan penguasaan Pendaftaran Tanah Menurut PP Nomor 24 Tahun 1997,
hak milik atas tanah bagi pemegang sertifikat Makalah, (Jakarta, 2002), Hlm. 10
13 Ibid, Hlm11
hak milik atas tanah yang beriktikad baik. 14 A.P. Parlindungan, Pendaftaran Tanah di Indone-sia,
untuk menyatakan pembatalan terhadap membatalkan sertifikat hak milik atas tanah
sertifikat hak milik atas tanah adalah Lembaga yang dimiliki oleh pihak tergugat.
Peradilan Tata Usaha Negara atau PTUN.
Kemudian yang menjadi pertimbangan
majelis hakim pada Pengadilan Negeri
Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN) Sumbawa Besar dengan putusan Nomor :
memiliki kewenangan/kompetensi absolut di 10/Pdt.G/2010/PN.Sumbawa Besar yakni
dalam melakukan pembatalan sertifikat hak adanya Dokumen/ buku letter c dari surat
milik atas tanah. Kompetensi absolut suatu keterangan Desa.
badan pengadilan adalah kewenangan yang
Dalam Pengadilan, bahwa dokumen Letter
berkaitan untuk mengadili suatu perkara
menurut obyek atau materi atau pokok C juga tidak diterima sebagai tanda bukti
sengketa. Adapun yang menjadi obyek pemilikan tanah yang dikenakan pajak,
sengketa di Pengadilan Tata Usaha Negara dinyatakan dalam Putusan Mahkamah Agung
adalah Keputusan Tata Usaha Negara tanggal 10 Februari 1960 nomor
(Beschikking) Yang diterbitkan oleh 34/K/Sip/1960, bahwa:
Badan/Pejabat TUN. Sebagaimana disebutkan “Surat pethuk pajak bumi/ dokumen Letter
dalam pasal 1 angka 9 UU No. 51 Tahun 2009 C bukan merupakan suatu alat bukti mutlak,
tentang Perubahan Kedua UU No. 5 Tahun bahwa sawah sengketa adalah milik orang
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara. yang namanya tercantum dalam dokumen
Sedangkan perbuatan Badan/Pejabat TUN Letter C tersebut, akan tetapi dokumen itu
lainnya baik perbuatan materiil (material hanya merupakan suatu tanda siapakah yang
daad) maupun penerbitan peraturan (regeling) harus membayar pajak dari sawah yang
masing-masing merupakan kewenangan bersangkutan”.
Peradilan Umum dan Mahkamah Agung.
Itu artinya bahwa majelis hakim Pengadilan
Negeri Sumbawa Besar yang memutus perkara
Kompetensi absolut Pengadilan TUN diatur perdata dengan putusan Nomor :
dalam pasal 1 angka 10 UU No. 51 tahun 2009 10/Pdt.G/2010/PN.Sumbawa Besar yang
tentang Perubahan Kedua UU No. 5 Tahun dalam amar putusannya menyatakan tergugat
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, merupakan pihak yang kalah dalam
yang menyebutkan: penguasaan dan pemilikan terhadap obyek
tanah yang telah bersertifikat dan dikuasai
“Sengketa tata usaha Negara adalah seng-
secara bertahun-tahun merupakan suatu
keta yang timbul dalam bidang Tata Usa-
kekeliruan hukum, yang dikarenakan hakim
ha Negara antara orang atau Badan Hu- telah salah menerapkan hukum yang
kum Perdata dengan Badan atau Pejabat mempertimbangkan surat keterangan desa
tata usaha negara, baik di pusat maupun di berupa dokumen buku letter c huruf f sebagai
daerah, sebagai akibat dikeluarkannya alat bukti kepemilikan tanah mengalahkan
Keputusan tata usaha negara, termasuk kekuatan sertifikat yang dikeluarkan oleh
sengketa kepegawaian berdasarkan pera- instansi Badan Pertanahan Nasional yang telah
turan perundang-undangan yang ber- di peroleh dengan itikad baik dan dikuasai
laku”. secara nyata selama bertahun-tahun tanpa ada
gugatan atau keberatan dari pihak manapun.
Maka Pengadilan Negeri Sumbawa Besar
yang telah mengeluarkan Putusan Nomor :
10/Pdt.G/2010/PN.Sumbawa Besar tidak Begitu pun juga dalam hukum tanah
memiliki kewenangan secara absolut untuk nasional kita, yakni Undang-Undang nomor 5
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar