1330 2769 1 SM PDF
1330 2769 1 SM PDF
1330 2769 1 SM PDF
ABSTRACT
Background. Anemia is a condition when the blood haemoglobin at under the normal
level. Pregnant women are categorized as anemia if the blood haemoglobin less than 11 gram
percent (World Health Organization, 2002) In majors anemia in pregnant women due by lack
intake of iron (fe), so it’s called the Iron Nutrition Anemia. The Data in Purwoyoso Public
Health Center, Semarang, depicted that during last 4 years prevalence anemia in the region
that district is still high, which is 45% (2010), 41% (2011), 52% (2012) and 49% (2013). To
cope the anemia of pregnant women, Purwoyoso Public Health Center has been
implementing the program of distribution iron tablet to all pregnant women, 90 tablets
during pregnancy. The general aim of this study is to analysis the relationship of the
compliance level of drinking iron tablet with the increasing of pregnant woment’s blood
haemoglobin level
The data of the complients level of drinking iron tablet was collected by interviews
methode and the increasing of blood haemoglobin level was collected Shahli method.
Univariat Analysis were done by using frequency distribution table. The relations analysis
between the compliance level of drinking iron tablet and the increasing of pregnant women’s
blood haemoglobin level were done by the Rank- Sperman test.
The results. Total of the pregnant women were got the number of iron tablet 90. Some of
them (85.7%) acknowledging drink iron tablets. The lowest compliance level is 81% and the
highest is 100 %. The average of pregnant women’s blood haemoglobin level before drinking
iron tablets is 10.9 gram percent, with standard deviation 1.0486 gram percent. After
dringking the iron tablets, the average of pregnant woment’s blood haemoglobin level is 11.6
percent, with standard deviation 0.35857 gram percent. There are an increasing of the level
blood haemogloben, 0,7 gram percent the average. The Rank-Spearman Test expose that
there was a relationship between the compliance level of drinking iron tablet and the
increasing of pregnant woment’s blood haemoglobin level ((p value = 0,002<0,0,05)
Conclusion There is a relationship between the compliance level of drinking iron tablet
with the increasing of pregnant women’s blood haemoglobin level at Purwoyoso Pubpic
Health Center, Semarang.
PENDAHULUAN
Anemia didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb dalam darah dibawah normal. Ibu
hamil umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya member sedikit besi kepada janin
yang dibutuhkan untuk metabolism besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi
anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai dibawah 11 gr/dl selama trimester III
(Waryana, 2010).
Hasil survey anemia ibuhamil pada 15 kabupaten/kota pada tahun 2007 menunjukkan
bahwa prevalensi anemia di Jawa Tengah adalah 57,7%, prevalensi tersebut masih lebih
tinggi dari prevalensi pada tingkat nasional yaitu 50,9%. Sejak 1985, secara nasional
penanggulangan anemia gizi besi pada ibu hamil dilakukan dengan program pendidikan gizi
yang disertai dengan distribusi tablet besi, 90 tablet selama masa kehamilan. 90 tablet zat besi
tersebut diberikan pada masa kehamilan tri mester ke 2. Cakupan 90 tablet zatbesi di Jawa
Tengah pada tahun 2008 sebesar 87,06% yang mengalami peningkatan dari tahun 2007 yang
sebesar 85,91%. Namun demikian walaupun mengalami peningkatan angka tersebut masih
dibawah target StandarPelayanan Minimal (SPM) 2010 yaitu sebesar 90% (Hamidah, 2009).
Pada perkembangan, pelaksanaan program pemberian tablet besi, ditemukan berbagai
kendala, salah satunya adalah kepatuhan ibu hamil yang masih rendah dalam minum tablet zat
besi yang diterimanya. Ketaatan ibu hamil minum tablet zat besi merupakan salah satu faktor
penting dalam peningkatan kadar haemoglobin ibu hamil (Hamidah,2009).
Definisi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil dalam
melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi sesuai dosis dan
jadwal minum. Menurut Sackett, kepatuhan pada pasien diartikan sebagai sejauh mana
perilaku individu mentaati ketentuan yang diberikan oleh professional kesehatan (Afnita,
2004).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian gizi masyarakat dengan pendekatan Crossectional.
Penelitian dilakukan pada bulan mei 2014 di Puskesmas Purwoyoso Semarang.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Purwoyoso. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kritreria inklusi yaitu ibu
hamil yang umur kehamilan trimester ke-2. Sesuai dengan kriteria inklusi tersebut, maka
jumlah sampel yang diperoleh adalah 21 orang.
Data yang diambil adalah data tingkat kepatuhan ibu hamil minum tablet zat besi serta
data kadar haemoglobin darah ibu hamil, baik sebelum maupun sesudah minum tablet zat
besi. Tingat kepatuhan dikumpulkan dengan metode wawancara. Kadar haemoglobin darah
ibu hamil diukur dengan metode sahli.
Uji kenormalan distribusi data dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilks. Oleh
karena hasil uji Shapiro-Wilks menunjukkan bahwa data kepatuhan ibu hamilminum tablet zat
besi dan data kadar hb darah tidak terdistribusi normal, maka analisis hubungan variable
tersebut dilakukan dengan menggunakan uji Rank Spearman.
B. KarakteristikResponden
1. Umur Responden
Sebagian besar responden (66,7%) berumur antara 20 sampai 35 tahun, dan
masih ditemukan ibu hamil yang berumur lebih dari 35 tahun, yaitu sebesar 33,3%.
Distribusi responden menurut umur dapat dilihat pada tabel 1. Umur ibu hamil lebih
dari 35 tahun termasuk dalam kategori kehgamilan berisiko tinggi (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Tengah, 2010).
Tabel 1. DistribusiUmurResponden
UmurResponden N %
< 20 tahun 0 0%
21-35 tahun 14 66,7%
>35 tahun 7 33,3%
JUMLAH 21 100%
2. FrekuensiKehamilan
Frekuensi kehamilan responden berkisar antara satu sampai dengan 5 kali.
Sebaran responden menurut frekuensi kehamilan dapat dibaca pada tabel 2.
3. PekerjaanResponden
Sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga. Sebaran responden menurut
jenis pekerjaan dapat diibaca pada tabel 3
PekerjaanResponden N %
IbuRumahTangga 11 52,4%
Swasta 4 19,0%
PNS 2 9,5%
Lainnya 4 19,0%
JUMLAH 21 100%
Tabel 3 menunjukkan bahwa hampir separuh ibu hamil (47,5 %) bekerja diluar
rumah, seperti pekerja swasta, PNS, dan lainnya. sebanyak 10 responden (47,5%).
Ketersediaan makanan yang tidak selalu diperoleh dilingkungan ibu pekerja, kondisi
ini dapat mempengaruhi kecenderungan pola makan yang tidak memenuhi kebutuhan
gizi (Niven, 2008).
4. Tingkat PendidikanResponden
Tingkat pendidikan ibu hamil dapat menjadi salah satu factor yang ikut
menentukan kepatuhan responden minum tablet zat besi. Hasil penelitian tentang
tingkat pendidikan responden dapat dibaca pada tabel 4.
PendidikanResponden N %
SD 4 19,0%
SLTP 4 19,0%
SLTA 8 38,1%
PerguruanTinggi 5 23,8%
JUMLAH 21 100%
Tabel 4 menunjukkkan bahwa masih terdapat responden yang belum lulus wajib
belajar 9 tahun, yaitu sebanyak 8 responden (38,0%). Pendidikan dapat meningkatkan
Kadar Hb N %
≥ 11 gr% 11 52,4%
9,1-10,9 gr% 10 47,6%
JUMLAH 21 100%
Kadar Hb N %
≥ 11 gr% 18 85,7%
9,1-10,9 gr% 3 14,3%
JUMLAH 21 100%
Jumlah tablet Fe N %
70 – 79 2 9,6%
80 – 89 1 4,8%
90 18 85,7%
JUMLAH 21 100%
mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan ibu hamil dalam melaksanakan anjuran
petugas kesehatan untuk mengkonsumsi tablet zat besi sesuai dosis dan jadwal
(Afnita, 2004).
9. Hubungan Tingkat Kepatuhan Minum Tablet Zat Besi dengan Peningkatan
Kadar Hb Ibu Hamil di Puskesmas Purwoyoso Semarang
Hasil uji kenormalan distribusi data tingkat kepatuhan minum tablet Fe dan kadar Hb
darah ibu hamil, dengan menggunakan uji Shapiro wilks, menunjukkan bahwa semua data
variable teruji tidak terdistribusi normal. Hasil uji Hubungan tingkat kepatuhan minum tablet
Fe dengan peningkatan kadar Hb , menggunakan uji Rank Spearman membuktikan adanya
hubungan antara tingkat kepatuhan minum tablet zat besi dengan peningkatan kadar Hb ibu
hamil di Puskesmas Purwoyoso Semarang .
Saran
Bagi puskesmas diharapkan dapat meningkatkan program kesehatan ibu dan anak
khususnya untuk menekan jumlah kehamilan resiko tinggi baik dari segi umur dan
frekuensi kehamilan. Upaya ini bisa dilakukan misalnya melalui peningkatan
pemberdayaan masyarakat.
Bagi peneliti lain yang tertarik pada masalah ini, sebaiknya dapat memperluas
cakupan wilayah pengambilan sampel sehingga jumlah sampel lebih banyak yang dapat
meningkatkan validitas hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Afnita, D. 2004. Hubungan Perilaku Ibu Hamil dan Motivasi Petugas Kesehatan Terhadap
Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Zat Besi pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu
dan Anak BADROL AINI Medan Tahun 2004. Skripsi Mahasiswa FKM USU. Diakses 31
Desember 2013.