287 467 1 SM PDF
287 467 1 SM PDF
287 467 1 SM PDF
ABSTRACT
Background : Anemia is one of nutrition problems in Indonesia that have to be
solved. One of three female teenagers in Indonesia had it. There are a lot of problems that
can causing anemia, one of them are nutrients intakes, which are protein, Fe, folic acid,
and vitamin C.
Objective : The objective of this research was to know the nutrient intakes (protein,
Fe, folic acid, vitamin C), anemia status and the correlation between the nutrient intakes
and anemia status.
Method : This was an observational research with crossectional design. The
respondents are midwifery students at the dormitory of Yogyakarta Respati Health
College with 73 students by purposive sampling method. Nutrients intake were obtained
by food recall method, while anemia status by Hb level measuring with
Cyanmethemoglobin. Data were analyzed by Spearman Rank.
Result : The everage of protein intake is 33,7752 g, Fe is 6,5547 mg, folic acid
is 1,5458 ug, and vitamin C is 26,3388 mg. Respondent who have anemia are 12 samples
and who have not anemia are 61 samples. There are no correlation between protein, Fe,
folic acid, vitamin C intakes with anemia status with p value were 0,565 ; 0,333 ; 0,783 ;
0,669.
Conclusion
: There are no correlation between protein, Fe, folic acid, vitamin C
intakes with anemia status.
Keyword
11
Pendahuluan
Anemia merupakan salah satu masalah gizi sebagai akibat dari kekurangan
zat gizi mikro Fe yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah. Menurut
Gopalan (1994) dalam Syafiq (2007) menyebutkan bahwa hasil survei konsumsi
memperlihatkan intake mineral terutama Fe pada remaja masih kurang.
Prevalensi anemia pada remaja putri masih merupakan masalah karena
tingginya angka prevalensi yang ditunjukan oleh beberapa hasil penelitian
(Depkes, 1998). Perkiraan prevalensi anemia secara global sekitar 51 %.
Prevalensi pada wanita tidak hamil 35%. Survei terhadap mahasiswi di Perancis
membuktikan bahwa 16% mahasiswi kehabisan cadangan besi, sementara 75%
menderita kekurangan (Arisman, 2004).
Menurut hasil penelitian Permiasih (2003) diperoleh data anemia pada
remaja umur 10-19 tahun yang dimana prevalensi anemia pada remaja sebesar
25,5% dengan rincian laki-Iaki 21 % dan perempuan 30%.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti
hubungan asupan zat gizi (protein, Fe, asam folat, vitamin C) dengan status
anemia pada mahasiswi kebidanan di Asrama STlKES Respati Y ogyakarta.
Metodologi Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di asrama mahasiswi kebidanan STlKES Respati
Y ogyakarta dan waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Maret sampai
dengan April 2008.
2. Subyek
Subyek penelitian adalah mahasiswi kebidanan yang tinggal di asrama
STIKES Respati Y ogyakarta dengan kriteria inklusi dan eksklusi tertentu.
Jumlah sampel sebanyak 73 mahasiswi, yang ditetapkan secara purposive.
3. Cara Pengumpulan Data
Data primer diperoleh dengan cara memberikan kuesioner untuk mengetahui
identitas responden. Asupan zat gizi diperoleh dengan wawancara langsung
12
pada responden dengan metode food recall. Kadar Hb diperoleh dengan cara
pengambilan sampel darah dari setiap responden yang diuji dengan metode
Cyanmethemoglobin. Data sekunder adalah gambaran umum lokasi penelitian.
4. Analisa Data
Analisa asupan protein, Fe, asam folat dan vitamin C dengan menggunakan
program Nutri Survey. Uji statistik yang digunakan adalah uji Spearman Rank.
Pengolahan dan analisa data dilaksanakan dengan menggunakan komputer.
Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini di kampus STIKES Respati Y ogyakarta yang
bertempat di Jalan Laksda Adisucipto Km.6,3. STIKES Respati Y ogyakarta
menyediakan asrama mahasiswi yang wajib dihuni oleh mahasiswi D3
Kebidanan dan D4 Bidan Pendidik selama satu tahun pertama.
2. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswi kebidanan yang
tinggal di asrama STIKES Respati Yogyakarta. Jumlah responden dalam
penelitian ini adalah 73 orang. Adapun gambaran karakteristik responden
adalah sebagai berikut: a) Umur responden sebagian besar adalah 19 tahun
yaitu sebanyak 45 orang (61,64 %). Selebihnya berumur 18 tahun (38,36 %),
b) Jenis kelamin seluruh responden (100%) adalah perempuan, c) Pola
konsumsi responden meliputi : frekuensi makan sebagian besar responden
(65,75%), dalam sehari adalah 3 (tiga) kali dan selebihnya (34,25%) < 3 kali
dalam sehari ; susunan hidangan semua responden dalam setiap kali makan
merupakan susunan hidangan yang belum lengkap ; seluruh responden (100%)
mempunyai kebiasaan jajan. Frekuensi jajan ~ 2 kali dalam sehari ; sebanyak
13 responden (17,81 %) tidak makan pagi sebelum berangkat kuliah.
Selebihnya responden mempunyai kebiasaan makan pagi.
3. Asupan Protein
Gambaran besarnya asupan protein yang dikonsumsi mahasiswi
kebidanan di asrama STIKES Respati Yogyakarta disajikan pada tabel 3.
13
Asupan
Protein
Baik (~ 50 g1hari)
Kurang 50 g1hari)
Jumlah
Frekuensi
Prosentase
(n)
(%)
3
70
73
4,11
95,89
100
4. Asupan Fe
Gambaran besarnya asupan Fe yang dikonsumsi mahasisiwi kebidanan
di asrama STlKES Respati Y ogyakarta dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel5. Asupan Fe Responden
Asupan Fe (mg/hari)
Maksimum
Minimum
Rata-rata SD
41,70
1,48
6,5547 5, 63910
14
Frekuensi
(n)
Prosentase
Baik (~ 26 mg/hari)
1,37
Kurang 26 mg/hari)
Jumlah
72
73
98,63
100
(%)
Frekuensi
(n)
Prosentase
0
73
73
0
100
100
15
(%)
6. Asupan Vitamin C
Gambaran besamya asupan vitamin C yang dikonsumsi mahasisiwi
kebidanan di asrama STIKES Respati Yogyakarta dapat dilihat pada tabel 9.
Tabe19. Asupan Vitamin C Responden
Asupan Vitamin C (mglhari)
Maksimum
90,70
Minimum
1,77
Rata-rata SD
26,3388 17,92752
Perbandingan asupan vitamin C responden dengan Angka Kecukupan
Gizi yang dianjurkan (AKG, 2004) disajikan pada tabel 10.
Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Perbandingan Asupan Asam
Folat dengan Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan
Asupan Vitamin C
Baik (;::: 75 mg/hari)
Kurang 75 mglhari)
Jumlah
Frekuensi
(n)
1
72
73
Prosentase
(%)
1,37
98,67
100
Status Anemia
Frekuensi (n)
Prosentase (% )
Anemia
Tidak Anemia
12
61
16,44
83,56
Jumlah
73
100
16
Anemia
12
12
anemia
Baik
Kurang
JumJah
Jumlah
3
58
61
17,14
16,44
%
100
82,86
83,56
3
70
73
%
100
100
100
0,068 0,565
Anemia
n
I
11
12
100
15,28
16,44
Jumlah
r
anemia
n
0
61
61
84,72
83,56
n
I
72
73
100
100
100
0,115 0,333
17
Status Anemia
Tingkat
Jumlah
Tidak
Asupan
Vitamin C
Anemia
anemia
N
0
%
0
Baik
Kurang
12
16,67
Jumlah
12
16,44
%
100
n
1
%
100
60
83,33
72
100
61
82,19
73
100
0,051
0,669
Status Anemia
Tidak
anemia
%
%
n
0
12
12
0
16,44
16,44
0
73
73
Anemia
0
61
61
0
83,56
83,56
Jumlah
r
%
0
100
100
-0,033 0,783
18
Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswi kebidanan yang
tinggal di asrama STlKES Respati Y ogyakarta sebanyak 73 orang. Sebanyak
61,64 % responden berumur 19 tahun dan selebihnya 18 tahun. Menurut Irwin
dan Schafder dalam Surjadi (2002) data ini menunjukkan bahwa sebagian
besar responden termasuk dalam kategori remaja akhir.
Berdasarkan jenis kelaminnya, seluruh responden (100%) berjenis
kelamin perempuan. Hal ini disebabkan karena asrama disediakan khusus
untuk mahasiswi kebidanan pada tahun pertama perkuliahan.
Frekuensi makan sebagian besar responden (65,75%) dalam sehari
adalah 3 (tiga) kali atau lebih dan selebihnya < 3 kali. Sebanyak 13 responden
19
(17,81 %) tidak makan pagi sebelum berangkat kuliah. Hal ini sesuai dengan
pendapat Sayogo (2006) pada tahap remaja mempunyai persepsi terhadap
body image.
Susunan hidangan dalam setiap kali makan semua responden (100%)
termasuk dalam kategori belum lengkap. Hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain: faktor kesukaan, biaya makan dan kebiasaan makan.
Seluruh responden (100%) mempunyai kebiasaan jajan. Frekuensi
jajan >2 kali dalam sehari. Hal ini karena asrama STIKES Respati
Yogyakarta tidak menyediakan makan untuk mahasiswi (tidak melayani jasa
katering). Meskipun asrama memiliki fasilitas berupa dapur untuk setiap lantai
tetapi mahasiswi mal as untuk masak sendiri (mencari praktisnya). Hal ini
sesuai dengan pendapat Khomsan (2003) bahwa pada masa remaja pengaruh
kelompok/rekan sebaya lebih menonjol daripada keluarga, apalagi mereka
tinggal di asrama dan jauh dari keluarga.
20
21
3.
aktifitas olah raga, gangguan perilaku makan, restriksi asupan makan,
konsumsi alkohol dan obat-obatan (Sayogo, 2006).
22
23
untuk meningkatkan penyerapan zat besi belum terpenuhi sehingga tidak dapat
berfungsi sebagaimanamestinya. Hal ini disebabkan sebagian besar responden
masih kurang asupan vitamin C. Se lain itu dimungkinkan karena adanya
gangguan absorpsi seperti adanya konsumsi tanin, fitat, oksalat maupun serat
yang berlebih dalam makanan yang bisa menghambat penyerapan besi dalam
tubuh.
Selain hal tersebut di atas dapat juga disebabkan oleh adanya infeksi
yang tidak diketahui dan gangguan pencernaan sehingga tidak dapat
mengabsorpsi zat besi dengan baik.
Kesimpulan
1. Rata-rata jumlah asupan protein yang dikonsumsi mahasiswi kebidanan di
asrama STIKES Respati Yogyakarta adalah sebesar 33,7752 7,72972 glhari.
2. Rata-rata jumlah asupan Fe yang dikonsumsi mahasiswi kebidanan di asrama
STIKES Respati Yogyakarta adalah sebesar 6,5547 5,63910 mglhari.
3. Rata-rata jumlah asupan asam folat yang dikonsumsi mahasiswi kebidanan di
asrama STIKES Respati Yogyakarta adalah sebesar 1,5458 _4,l0166 ug/hari,
4. Rata-rata jumlah asupan vitamin C yang dikonsumsi mahasiswi kebidanan di
asrama STIKES Respati Yogyakarta adalah sebesar 26,3388 17,92752
mglhari
5. Kadar Hb responden bervariasi antara 10,18 g/dl sampai 17,60 gldl.
Mahasiswi kebidanan di asrama STIKES Respati Y ogyakarta yang berstatus
anemia sebanyak 12 orang (16,44%) dan yang tidak mengalami anemia yaitu
sebanyak 61 orang (83,56%).
6. Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan protein dengan status
anemia (p=0,565) pada mahasiswi kebidanan di asrama STIKES Respati
Y ogyakarta.
7. Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan Fe dengan status anemia
(p=0,333) pada mahasiswi kebidanan di asrama STIKES Respati Yogyakarta.
24
8. Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan asam folat dengan status
anemia (p=0,783) pada mahasiswi kebidanan di asrama STlKES Respati
Y ogyakarta.
9. Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan vitamin C dengan status
anemia (p=0,669) pada mahasiswi kebidanan di asrama STlKES Respati
Y ogyakarta.
Saran
1. Perlu adanya peningkatan asupan protein, Fe, asam folat dan vitamin C bagi
mahasiswi kebidanan di asrama STIKES Respati Y ogyakarta untuk mencegah
tetjadinya anemia.
2. Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor lain yang terkait
dengan anemia.
Daftar Pustaka
Almatsier, S, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Giri. Jakarta PT Gramedia Pustaka
Utama
Arisman, M.B, 2004. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta Penerbit Buku
Kedokteran , EGC.
Budiyanto, M.A.K, 2001. Dasar-Dasar Ilmu Gizi, Malang : UMM.
Depkes RI, 1998. Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi untuk Remaja Putri
dan Wanita Usia Subur. Jakarta : Direktorat Jenderal Pembinaan
Kesehatan Masyarakat.
Gibson, Rosalind S, 1990. Principles of Nutritional Assesment. New York:
Oxford University Press.
Khomsan, A, 2003. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Linder, MC, 1991. Nutritional Biochemistry and Metabolism with Clinical
Application. California: EIsevier.
Nursanyoto, Hertog, 1992. Ilmu Giri, Zat Gizi Utama. Jakarta PT Golden
Terayon Press.
25
26