Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 192-199
Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 192-199
Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 192-199
HUBUNGAN ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN
BERAT BADAN LAHIR BAYI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SURUH KABUPATEN
SEMARANG
ABSTRACT
Background: Low birth weight (LBW) is one of the major nutrition problems that have an impact on neonatal
mortality. This issue is affected by many factors, including maternal intake and nutritional status. The LBW
prevalence in Puskesmas Suruh, Semarang Region was 4,2%, higher than Central Java Province prevalence
(3,7%). The goal of the study is to prove the association between maternal intake and pregnant women nutritional
status with the birthweight in Puskesmas Suruh.
Method: This study was an observational analytic research with a longitudinal approach. The population was all of
pregnant women in the third trimester in Puskesmas Suruh. Subjects (35 pregnant women) were selected by
consecutive sampling method. The dependent variable was birthweight. The independent variables were maternal
intake (energy, protein, iron, folate) and nutritional status (Mid Upper Arm Circumference and hemoglobin levels).
Data analysis was done by Correlation tests (Pearson and Spearman) and multiple linear regression method.
Results: The average age of subjects were 26±5.92 years. All subjects were deficient in energy and folate intake,
based on Indonesian RDA, while 91.4% and 25.7% of the subjects were deficient in protein and iron intake
consecutively, based on Indonesian RDA. It was found that the average of hemoglobin levels was 10.9±0.62g/dl and
MUAC was 25.4±1.78cm. The percentage of anemia was 57.1% and chronic energy deficiency based on MUAC was
17.1%. The average birthweight was 2871.4±357.75grams and 17.1% of the babies suffered from low birthweight.
Factors associated to birthweight were energy sufficiency level (r= 0.568 p=0.0001), protein sufficiency level (r=
0.541 p= 0.001), iron intake (r= 0.433 p= 0.005), folate intake (r= 0.301 p=0.039), hemoglobin levels and MUAC.
The linear regression showed that protein sufficiency level and iron intake of pregnant women were determinant
factors of birthweight.
Conclusion: Pregnant women protein sufficiency level and iron intake in the third trimester associated to
birthweight.
Keyword: Birthweight; energy sufficiency level; protein sufficiency level; hemoglobin levels of pregnant women
ABSTRAK
Latar belakang: Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah gizi yang berdampak pada
kematian bayi. Faktor yang mempengaruhi berat lahir bayi meliputi asupan gizi ibu dan status gizi ibu. Prevalensi
BBLR Puskesmas Suruh Kabupaten Semarang sebesar 4,2%, lebih tinggi dari prevalensi Provinsi Jawa Tengah
(3,7%). Tujuan penelitian ini adalah membuktikan hubungan asupan gizi dan status gizi ibu hamil trimester III
dengan berat badan lahir bayi di wilayah kerja Puskesmas Suruh.
Metode: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan longitudinal. Populasi penelitian
adalah semua ibu hamil trimester III di Puskesmas Suruh. Pemilihan subjek (35 ibu hamil) dilakukan secara
consecutive sampling. Variabel terikat adalah berat bayi lahir. Variabel bebas meliputi asupan gizi ibu (tingkat
kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, asupan Fe, asupan folat) dan status gizi ibu (lingkar lengan atas dan
kadar hemoglobin). Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson dan Spearman kemudian dilanjutkan dengan
regresi linier ganda.
Hasil penelitian: Rerata umur ibu adalah 26±5,92 tahun. Dibandingkan dengan AKG, asupan energi, protein, Fe
dan folat berada dalam kategori kurang sebesar 100%, 91,4%, 25,7% dan 100%. Rerata kadar hemoglobin
(10,9±0,62) g/dl dan lingkar lengan atas ibu (25,4±1,78) cm. Persentase anemia pada ibu hamil 57,1% dan jumlah
ibu hamil dengan KEK 17,1%. Rerata berat lahir bayi sebesar 2871,4±357,75 gram dan 17,1% menderita berat
badan lahir rendah. Ada hubungan tingkat kecukupan energi (r=0,568 p=0,0001), tingkat kecukupan protein
(r=0,541 p=0,001), asupan Fe/hari (r= 0,433 p=0,005), asupan folat/hari (r=0,301 p=0,039), lingkar lengan atas
ibu (r=0,381 p=0,012) dan kadar hemoglobin ibu (r=0,431 p=0,005) dengan berat bayi lahir. Secara multivariat,
tingkat kecukupan protein dan asupan Fe/hari pada ibu hamil merupakan faktor determinan berat badan lahir bayi.
Simpulan: Tingkat kecukupan protein dan asupan Fe/hari ibu hamil trimester III berhubungan dengan berat badan
lahir bayi.
Kata kunci: Berat badan lahir; Tingkat kecukupan energi; Tingkat kecukupan protein; Kadar hemoglobin ibu hamil
*)
Penulis Penanggungjawab
Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 193
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi pada yaitu tinggi badan pada saat pengambilan data,
penelitian ini adalah ibu hamil trimester III yang diukur dengan menggunakan microtoise dengan
bersedia menjadi responden penelitian, tinggal ketelitian 0,1 cm. Data berat badan dan tinggi
menetap di wilayah tersebut, usia kehamilan badan ibu hamil digunakan dalam perhitungan
memasuki trimester III dan bersedia melakukan kebutuhan energi.
pemeriksaan kadar hemoglobin. Kriteria eksklusi Lingkar lengan atas diukur menggunakan
yaitu ibu yang sedang dirawat di rumah sakit pita LLA dengan ketelitian 0,1 cm tepat pada titik
karena penyakit tertentu, ibu meninggal, bayi tengah lengan atas antara acromion process dan
prematur dan mengalami abortus dalam olecranon process, dinyatakan dalam satuan cm.
kehamilannya. Kadar hemoglobin diukur menggunakan Hemocue
Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu oleh petugas laboratorium puskesmas, dinyatakan
berat badan lahir bayi. Berat badan lahir diukur dalam satuan g/dl.
dalam 30 menit setelah persalinan menggunakan Analisis univariat dilakukan untuk
timbangan bayi (baby scale) dengan ketelitian 100 mendeskripsikan setiap variabel penelitian.
gram. Variabel bebas meliputi asupan gizi (tingkat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada
kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, atau tidaknya hubungan antara varibel yaitu tingkat
asupan Fe/hari, asupan folat/hari) dan status gizi kecukupan energi, tingkat kecukupan protein,
ibu hamil trimester III (lingkar lengan atas ibu, asupan Fe, asupan folat, lingkar lengan atas ibu,
kadar hemoglobin ibu). kadar hemoglobin ibu dengan berat badan lahir
Data asupan energi, protein, fe dan folat bayi. Uji normalitas data menggunakan Shapiro-
diperoleh menggunakan form food recall 2x24 jam Wilk. Data berdistribusi normal yaitu tingkat
sebanyak 3 kali yaitu 2 kali pada bulan ke-1, 2 kali kecukupan energi, tingkat kecukupan protein,
pada bulan ke-2 dan 2 kali di bulan ke-3, kemudian asupan Fe, asupan folat, lingkar lengan atas ibu,
dihitung dengan software Nutrisurvey. Kebutuhan kadar hemoglobin ibu dan usia ibu digunakan uji
energi dihitung dengan membedakan usia ibu, korelasi Pearson, sedangkan data tidak
untuk usia ≥19 tahun menggunakan rumus TEE = berdistribusi normal meliputi variabel pendidikan
354 – (6,91 x usia [th]) + PA x [(9,36 x BB [kg])] dan pekerjaan ibu digunakan uji korelasi
+ (726 x TB [m]). Untuk usia 14-18 tahun Spearman. Analisis multivariat yang digunakan
menggunakan rumus TEE = 135,3 – (30,8 x usia adalah regresi linier ganda.
[th]) + PA x [(10,0 x BB [kg]) + (934 x TB [m])] +
25. Kebutuhan energi ibu hamil trimester III = HASIL PENELITIAN
TEE + 452 kkal.10 Karakteristik
Data antropometri yang diukur meliputi : Responden dalam penelitian ini berjumlah
data berat badan (BB) ibu yaitu berat badan 35 ibu hamil yang memasuki usia kehamilan di
sebelum hamil yang diperoleh dari data sekunder, atas 28 bulan yaitu trimester III. Karakteristik ibu
dinyatakan dalam satuan kg. Tinggi badan (TB) berdasarkan usia terdapat pada Tabel 1.
SMP/MTs 12 34,3
SMA/SMK/MA 8 22,9
D3/PT 3 8,6
2 Pekerjaan
Ibu rumah tangga 13 37,1
PNS 2 5,7
Swasta 16 40,0
Wiraswasta 6 17,1
Tabel 3 menunjukkan bahwa asupan cukup, meskipun asupan folat dan suplemen sudah
energi sehari semua ibu hamil kurang dari diperhitungkan.
kebutuhan mereka. Hanya 8,6% ibu hamil yang Status Gizi Responden
dapat memenuhi kebutuhan protein perharinya. Status gizi ibu hamil dapat diskrining
Sebagian besar ibu (74,3%) sudah memenuhi dengan pengukuran lingkar lengan atas dan
kebutuhan Fe perhari, apabila suplemen Fe pemeriksaan kadar hemoglobin. Status gizi selama
dimasukkan dalam perhitungan asupan perhari. hamil terpapar pada Tabel 4.
Tidak ada satupun ibu yang memiliki asupan folat
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Menurut Lingkar Lengan Atas dan Kadar Hemoglobin
No Kategori status gizi n % Mean SD
1 Lingkar Lengan Atas
KEK <23,5cm 6 17,1 25,4 1,78
Tidak KEK ≥23,5cm 29 82,9
2 Kadar hemoglobin
Anemia <11g/dl 20 57,1 10,9 0,62
Tidak Anemia ≥11g/dl 15 42,9
Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 196
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 35 ibu Analisis hubungan antara variabel asupan
hamil, 6 bayi (17,1%) dilahirkan dengan berat gizi (tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan
badan lahir rendah (<2500 gram). protein, asupan Fe, asupan folat), status gizi
Hubungan Asupan Gizi dan Status Gizi Ibu (lingkar lengan atas dan kadar hemoglobin) dan
Hamil Trimester III dengan Berat Badan Lahir variabel karakteristik ibu (usia, pendidikan,
Bayi pekerjaan) dengan berat badan lahir bayi dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Hubungan Antara Beberapa Variabel dengan Berat Badan Lahir Bayi
No Variabel r p
1 Asupan gizi Tingkat kecukupan energi 0,568 0,0001*
Tingkat kecukupan protein 0,541 0,001*
Asupan Fe 0,433 0,005*
Asupan Folat 0,301 0,039*
2 Status gizi Lingkar lengan atas 0,381 0,012*
Kadar hemoglobin 0,431 0,005*
3 Karakeristik Usia ibu 0,108 0,536*
ibu
Pendidikan 0,069 0,693**
Pekerjaan -0,003 0,988**
*Uji Korelasi Pearson
** Uji Korelasi Spearman
Asupan gizi ibu hamil di wilayah hubungan karakteristik ibu (usia, pendidikan dan
Puskesmas Suruh yang meliputi energi, protein, pekerjaan) dengan berat badan lahir bayi.
Fe, folat berhubungan dengan berat bayi yang Analisis multivariat digunakan sebagai
dilahirkan. Hal ini berarti semakin rendah asupan tindak lanjut dari analisis bivariat dengan
gizi ibu hamil akan berdampak pada rendahnya mengikutsertakan variabel yang bermakna secara
berat lahir bayi. statistik (p<0,05) dan variabel yang memiliki nilai
Tabel 6 juga memaparkan bahwa status p<0,25, yaitu tingkat kecukupan energi, tingkat
gizi ibu hamil (lingkar lengan atas dan kadar kecukupan protein, asupan Fe, asupan folat,
hemoglobin) berhubungan dengan berat badan lingkar lengan atas, kadar hemoglobin. Analisis
lahir. Kadar hemoglobin <11g/dl dan KEK pada yang digunakan adalah regresi linier ganda. Hasil
ibu hamil berkorelasi positif dengan rendahnya analisis multivariat dapat dilihat pada Tabel 7.
berat bayi yang dilahirkan. Selain itu, tidak ada
pertumbuhan janin terganggu dan berdampak pada kebutuhan energi dan protein dalam jangka waktu
berat badan lahirnya.16 Terlihat pada Tabel 5 yang panjang. Tabel 4 menunjukkan bahwa 17,1%
bahwa tingginya persentase BBLR (17,1%) di ibu hamil dengan LLA < 23,5cm (KEK), terlihat
wilayah Puskesmas ini. Penelitian ini serupa pada asupan energi dan proteinnya yang kurang.
dengan penelitian lain yang mengatakan bahwa Angka KEK ini lebih tinggi dibandingkan
asupan protein pada trimester III yang rendah akan prevalensi KEK di Jawa Tengah sebesar 14,7%.3
menyebabkan rendahnya berat lahir bayi.15 Selain itu, ditemukan pula 2 bayi dengan BBLR
Kebutuhan akan Fe juga mengalami dilahirkan dari ibu hamil KEK. Hal ini sesuai
peningkatan untuk pembentukan plasenta dan sel dengan pernyataan bahwa asupan gizi ibu hamil
darah merah. Pemenuhan kebutuhan diperoleh baik yang kurang dan tidak mencukupi untuk
dari makanan maupun pemberian suplementasi. menyediakan kebutuhan fisiologis kehamilan yakni
Kebutuhan Fe lebih tinggi daripada rata-rata perubahan hormon, meningkatnya volume darah
asupan yang diserap tubuh. Penyerapan Fe untuk pertumbuhan janin sehingga suplai zat gizi
tergantung pada sumber makanan yang pada janinpun berkurang. Akibatnya pertumbuhan
dikonsumsi. Penelitian ini ditemukan bahwa 25,7% dan perkembangan janin terhambat dan lahir
ibu hamil memiliki asupan Fe kurang. Terlahir 5 dengan berat yang rendah.21-22
bayi BBLR dari ibu hamil yang kurang asupan Fe. Kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl
Masih ditemukan ibu hamil yang tidak rutin dikatakan sebagai keadaan anemia. Anemia dalam
mengkonsumsi tablet Fe, sering dikonsumsi kehamilan terjadi pada kondisi yang disebabkan
bersamaan dengan minum teh dan susu. Teh oleh penambahan volume plasma yang relatif lebih
mengandung tannin dan susu mengandung besar daripada volume sel darah merah. Tabel 4
kalsium, dapat menghambat penyerapan Fe.17 menunjukkan bahwa tingginya anemia pada ibu
Karena kekurangan Fe dapat menimbulkan hamil di Puskesmas Suruh sebesar 57,1%.
gangguan pada pertumbuhan janin baik pada sel Penelitian ini ditemukan bahwa semua bayi yang
tubuh maupun sel otak. Fe dikaitkan dengan BBLR (17,1%) dilahirkan oleh ibu hamil dengan
anemia gizi besi, menjadi salah satu kontribusi anemia. Selain kondisi fisiologis ibu, kondisi
terjadinya anemia ibu hamil (57,1%) pada Tabel 4. asupan gizi yang kurang pada Tabel 3 dapat
Kondisi ini dapat mengakibatkan kematian janin menjadi faktor pemicu terjadinya anemia. Anemia
dalam kandungan, abortus, cacat bawaan, berat ibu hamil dapat mengakibatkan berkurangnya
lahir rendah dan menyebabkan bayi lahir dengan suplai oksigen ke jaringan dan akan mengganggu
anemia.15,18-19 pertumbuhan janin, sehingga akan memperkuat
Penelitian ini diketahui bahwa semua ibu risiko terjadinya persalinan prematur dan berat
hamil memiliki asupan folat perhari yang kurang. badan bayi lahir rendah.23 Selain itu juga diperkuat
Asupan folat yang kurang pada Tabel 4 dengan dengan hasil penelitian lain yang memaparkan
kondisi anemia ibu hamil (57,1%) dapat menjadi bahwa anemia pada kehamilan trimester III
salah satu penyebab berat badan lahir bayi rendah mempunyai risiko 16 kali lebih besar untuk
(17,1%). Konsumsi makanan saja tidak cukup melahirkan BBLR.24
untuk memenuhi kebutuhan folat. Ditemukan ibu Setelah dilakukan uji regresi, diketahui
hamil tidak rutin dalam mengkonsumsi bahwa faktor determinan terjadinya berat badan
suplementasi folat. Folat selama kehamilan lahir bayi di Puskesmas Suruh adalah tingkat
mempengaruhi berat plasenta yang merupakan kecukupan protein, asupan Fe dan kadar
faktor penentu dari berat janin. Kekurangan folat hemoglobin. Secara statistik, tingkat kecukupan
selama kehamilan dapat menjadi faktor risiko energi memiliki r=0,568 lebih besar dibanding
malformasi janin dan berbagai penyakit yang tingkat kecukupan protein (r=0,541) namun
berhubungan dengan plasenta. Penelitian ini sesuai keduanya berperan sama dalam kehamilan.
dengan penelitian cross sectional bahwa asupan
folat ibu hamil mempengaruhi antropometri bayi SIMPULAN
yaitu berat lahir dan panjang lahir. 16,19-20 Ada hubungan antara tingkat kecukupan
Hubungan Status Gizi (LLA dan Kadar Hb) energi, tingkat kecukupan protein, asupan Fe/hari,
Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Badan asupan folat/hari, lingkar lengan atas dan kadar
Lahir Bayi hemoglobin dengan berat badan lahir bayi. Secara
Pengukuran LLA merupakan salah satu multivariat, tingkat kecukupan protein dan asupan
cara deteksi dini untuk mengetahui risiko Kurang Fe/hari ibu hamil trimester III merupakan faktor
Energi Kronik (KEK), tidak terpenuhinya
Journal of Nutrition College, Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 199
determinan berat badan lahir bayi di wilayah kerja cycle. 4th ed. USA: The McGraw-Hill Companies;
Puskesmas Suruh. 2000. p. 57-59. 87-88.
15. Khoushabi F, Saraswathi G. Assosiation between
SARAN maternal nutrition status and birth weight of
neonates in selected hospitals in mysore city india.
Bagi tim pelaksana gizi di Puskesmas
Pakistan Journal of Nutrition; 2010: 9 (12).p. 1124-
Suruh untuk memberikan penyuluhan kepada ibu 1130.
hamil agar meningkatkan asupan gizi ibu hamil 16. Nelms M, Sucher KP, Lacey K, Roth SL. Nutrition
terutama protein dan zat besi, sehingga tidak therapy and pathophysiology. 2nd edition. USA:
terjadi berat badan lahir rendah. Penyuluhan dapat Wadsworth; 2007. p. 38-50.
dilakukan pada pemeriksaan antenatal care atau 17. Rolfes SR, Pinna K, Whitney E. Understanding
kelas ibu hamil. normal and clinical nutrition. Eight edition. USA:
Wadsword; 2009. p. 338-342, 442-451, 477-500.
DAFTAR PUSTAKA 18. Hazhir MS, Abdy S, Roshani D, Shahghaibi S,
1. Pantiawati I. Bayi dengan berat badan lahir rendah. Jamshidi R, Gharibi F. Nutritional status and some
Yogyakarta: Nuha Medika; 2010. hal.6-20 related factors among pregnant women in Iran. Life
2. UNICEF. A world fit for children. USA: United Science Journal 2013;10(7s).
Nation General Assembly; 2002. 19. Kolte D, Sharma R, Vali S. Correlates between
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan micronutrient intake of pregnant women and birth
Departemen Kesehatan RI. Laporan hasil riset weight of infant from Central India. The Internet
kesehatan dasar 2010. Jakarta; 2010. hal Journal of Nutrition and Wellnees. 2009. Volume
iv,140,170,187. 8(2). DOI: 10.5580/1979.
4. Arisman MB. Gizi dalam daur kehidupan. Edisi 2. 20. Muthayya S. Maternal nutrition and low birth
Jakarta: EGC; 2009. hal 4-20. weight-what is really important?. Indian J Med Res
5. Mutalazimah. Hubungan lingkar lengan atas (LLA) 130; 2009: p. 600-608.
dan kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil dengan berat 21. Ma’rifah U. Hubungan status gizi ibu hamil
bayi lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Jurnal berdasarkan ukuran lingkar lengan atas dengan
Penelitian Sains & Teknologi 2005; 6(2): hal 114– berat badan bayi lahir di BPS Hj. Tinik susilowati
126. sidoarjo. UM Surabaya; 2011.
6. Mitchell MK. Nutrition across the life span. 2nd ed. 22. Qobadiyah TP, Musta'in, Maryanti. The influence
USA: Elsevier; 2003.p.145-167. of size upper arm circumference (LLA) third
7. Williamson CS. Nutrition in pregnancy. British trimester pregnant women on the birth weight
Nutrition Foundation Nutrition Bulletin; 2006: 31, babies In BPS Siti Sujalmi Jatinom Klaten. Jurnal
p.28-59. Ilmu Kesehatan; 2012: Vol. IV (2).
8. Charles DHM, Ness AR, Campbell D, Smith GD, 23. Amiruddin. Asupan gizi pada ibu hamil. 2007.
Whitley E, Hall MH. Folic acid supplements in [diakses: 12 februari 2013]
pregnancy and birth outcome: re-analysis of a large http:www.scribd.com/doc/47810533/makalah-
randomised controlled trial and update of Cochrane anemia-bumil.
review. Pediatric and Perinatal Epidemiology; 24. Haryanta W. Hubungan antara kadar hemoglobin
2005: 19, p.112-124. rendah pada ibu hamil trimester tiga dengan berat
9. Arkkola T. Diet during pregnancy:dietary pattern bayi lahir rendah di bangsal Gladiol BPK rumah
and weight gain rate among finnish pregnant sakit umum Kabupaten Magelang tahun 2008.
women. Universitasis Ouluensis : D medika 1037; Unimus; 2008.
2009.
10. Institute of Medicine. Weight gain during
pregnancy: reexamining the guidelines. Washington
DC: National Academy Press; 2009.
11. Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. Gizi
seimbang dalam daur kehidupan. Jakarta: Gramedia
pustaka utama; 2011. hal 189.
12. Bloom L, Escuro A. Adolescent pregnancy : where
do we start. In : Keefe CJL, Couch SC. Philipson
EH. Handbook of Nutrition and Pregnancy. USA:
Humana Press; 2008. p. 101-103.
13. Suhardjo. Berbagai cara pendidikan gizi. Jakarta:
Bumi Aksara; 2003.
14. Roberts BSW. Maternal Nutrition: The biginning of
life and the physiology of pregnancy. In: Roberts
BSW, Williams SR. Nutrition throught the life