Pengetahuan Dan Perilaku Kesehatan Gigi Pada Siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru
Pengetahuan Dan Perilaku Kesehatan Gigi Pada Siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru
Pengetahuan Dan Perilaku Kesehatan Gigi Pada Siswa SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru
ABSTRACT
Dental caries and gingivitis are often found in Indonesia primary school students. The data from Puskesmas Muara
Fajar noted, only 14.06% of Elementary Students who received dental care and 52% of them required treatment. The
Objective of study was to assess the students’ dental health knowledge and behavior level of SDN 174 Pekanbaru
and to associate with dental health status, including dental caries, DMF-T OHI-S, Debris Index (DI-S) and Calculus
Index (CI-S). The methodology used a cross-sectional survey research design. The sample were 61 students who
taken by all students in grade 6 of SDN 174 Muara Fajar Pekanbaru. Examination of student’s dental health status
like dental caries, DMF-T OHI-S, Debris Index (DI-S) and Calculus Index (CI-S) was made, and followed by asking
the knowledge and behavior questionnaire about dental health. Processed data with the statistical program SPSS
version 17. the data presented in the narrative, univariate analysis to look at the frequency distribution of the data,
and bivariate analysis to find an association between the knowledge and behavior to the dental health status. The
results showed that most characteristics respondents were female (50.8%), aged 12 years (41%) and have enough
nutrition (68.9%). Then there were 25 students (41%) having less knowledge about dental health and as many as 25
students (41%) have the less behavior about dental health. While the results of the examination of the dental health
status showed as many as 24 students (39%) had problems in the DI-S, 12 students (20%) had problems in the CI-S,
and as many as 26 students (43%) had problems in dental health (OHI -S). There was no relationship between
knowledge of dental health to dental health status, but there is a relationship regarding student behavior of dental
health to dental health status(p = 0.02, OR = 3.4).
Karies gigi dan radang gusi banyak dijumpai sebanyak 89% menderita penyakit gigi dan mulut
pada anak- anak usia sekolah dasar di Indonesia. di Indonesia. Penyakit gigi dan mulut ini dapat
Target pencapaian gigi sehat tahun 2010 menurut berdampak terhadap penurunan kemampuan belajar
World Health Organization (WHO) angka DMF-T sehingga akan berpengaruh pada prestasi belajar
(Decay Missing Filled-Teeth) pada anak umur 12 hingga hilangnya masa depan anak.1,2
tahun sebesar 1 dapat tercapai.1
Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tahun
Berdasarkan laporan Survey Kesehatan Rumah 2009 diketahui jumlah murid SD/MI sebanyak
Tangga(SKRT) Depkes RI 2001, di antara penyakit 100.511 orang, sedangkan yang telah diperiksa
yang dikeluhkan dan tidak dikeluhkan masyarakat, kesehatannya dalam UKS sebanyak 32.722 orang.
prevalensi penyakit gigi dan mulut tertinggi (60%) Data dari Puskesmas Muara Fajar jumlah murid
dan berdasarkan SKRT Depkes RI tahun 2004, yang terdaftar sebanyak 1.430 orang dan yang
tingkat prevalensi karies gigi di Indonesia mencapai mendapatkan pelayanan kesehatan gigi hanya 201
90,05%. Pada anak-anak di bawah umur 12 tahun orang (14,06%). Dari 201 orang yang memerlukan
perawatan gigi sebanyak 104 orang (52%).3,4
1
Bagian IKM&IKK FK UR
*
Coresponding Author:Bagian IKM&IKK,
2
Bagian Gizi, Fakultas Kedokteran UR
76
Tuti Restuastuti, Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada Siswa SDN 174
77
JIK, Jilid 8, Nomor 2, September 2014, Hal. 76-80
Hasil kuisioner diketahui sebanyak 25 siswa diketahui sebanyak 24 siswa (39%) memiliki
(41%) memiliki pengetahuan yang kurang mengenai masalah pada DI-S, 12 siswa (20%) memiliki
kesehatan gigi dan sebanyak 25 siswa (41%) masalah pada CI-S, dan OHI-S sebanyak 26 siswa
memiliki perilaku yang buruk mengenai kesehatan (43%) memiliki masalah pada kesehatan gigi.
gigi. Hasil pemeriksaan terhadap kesehatan gigi Sebaran responden mengenai kesehatan gigi
ditampilkan dalam Tabel 2 berikut ini.
Berdasarkan hasil analisa 8 item pertanyaan hampir semua pertanyaan dijawab benar, terutama
pengetahuan pada kuesioner mengenai Kesehatan pada pertanyaan kapan mulai menyikat gigi (93%),
Gigi sebagian besar responden menjawab benar dan kebiasaan menyikat gigi (90%). Jawaban
tentang peranan memelihara kesehatan gigi, alasan terkecil adalah mengenai kebiasaan menggosok gigi
menyikat gigi, dan cara membersihkan gigi (100%), setelah konsumsi makanan dan minuman manis
demikian juga untuk pertanyaan lainnya dijawab (64%).
benar lebih dari 70% responden. Namun hanya
Dilakukan analisa hubungan mengenai
sedikit yang menjawab benar untuk pertanyaan
kesehatan gigi dengan faktor-faktor yang mungkin
frekuensi sikat gigi (10%), jumlah pasta gigi setiap
mempengaruhinya dengan menggunakan uji chi-
menyikat gigi (26%), dan kesehatan gigi susu (31%).
square. Hasil analisa hubungan tersebut dijabarkan
Hasil analisa 5 item tentang perilaku kesehatan gigi,
dalam Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi Kesehatan gigi dengan uji Chi square (n=61)
78
Tuti Restuastuti, Pengetahuan dan Perilaku Kesehatan Gigi pada Siswa SDN 174
Berdasarkan Tabel 3 diketahui tidak berada. Hasil observasi didapatkan sekolah dasar
didapatkan hubungan antara jenis kelamin dan disini siswanya sangat heterogen, ada suku Batak,
pengetahuan mengenai kesehatan gigi terhadap Melayu, Jawa, dan Nias serta pekerjaan orang
status kesehatan gigi, namun terdapat hubungan tuanya paling sedikit PNS, lainnya swasta.Tingkat
mengenai perilaku siswa mengenai pemeliharaan pendidikan orangtuanya (KK) rata- rata lulus
kesehatan gigi dengan status kesehatan gigi (p=0,02, SMP.Sehingga faktor internal yang merespon
OR=3,4). Siswa sekolah dasar yang memiliki stimulus dari luar seperti perhatian, pengamatan dan
perilaku mengenai pemeliharaan kesehatan gigi motivasi kurang didapatkan siswa.
yang buruk berisiko 3,4 kali memiliki gigi yang tidak
Perilaku yang utuh dapat ditentukan oleh
sehat.
pengetahuan, keyakinan, dan emosi yang masing-
masing faktor memegang peranan penting, bahwa
semakin tinggi tingkat pendidikan semakin baik pula
PEMBAHASAN
tingkat pengetahuannya.6
Karakteristik Responden
Pada siswa sekolah dasar kelas VI untuk
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan
laki- laki sebanyak 30 orang, perempuan 31 orang
Gigi Siswa Sekolah Dasar
dan terbanyak pada umur 12 tahun (25) orang,
kondisi terbanyak umur 12 tahun dikelas VI, melihat Hasil penelitian terdapat hubungan mengenai
susunan usia dihasil penelitian sudah cukup bagus perilaku siswa mengenai pemeliharaan kesehatan
karena sudah sesuai aturan pemerintah bahwa usia gigi dengan status kesehatan gigi (p=0,02, OR=3,4).
termuda mulai sekolah dasar pada umur 6 tahun. Keadaan ini terjadi karena salah satu faktor yang
mempengaruhi tingkat kesehatan gigi adalah
perilaku. Artinya pengetahuan siswa baik serta
Pengetahuan dan Perilaku tentang Kesehatan ditindaklanjuti dalam kehidupan sehari- hari maka
Gigi Siswa Sekolah Dasar hasilnya akan baik.
Hasil penelitian diketahui bahwa pengetahuan Perilaku seseorang tidak dapat diubah dalam
siswa sekolah dasar kelas VI pada beberapa item waktu singkat, diperlukan waktu lebih lama untuk
pertanyaan sangat baik,hal ini kemungkinan karena seseorang memahami suatu objek, salah satu faktor
di sekolah ini dekat puskesmas yang secara rutin yang mempengaruhi tingkat kebersihan gigi dan
memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut adalah perilaku.Perilaku adalah suatu bentuk
mulut siswa, selain itu juga karena sudah cukup pengalaman dan interaksi individu dengan
tinggi pendidikannya sehingga siswa – siswa dapat lingkungannya, khususnya yang menyangkut
lebih memahami informasi yang diberikan oleh Staf pengetahuan,sikap dan tindakan tentang kesehatan.7
Puskesmas maupun Dokter Gigi Puskesmas Muara Menurut penelitian E.R.Widi, salah satu faktor yang
Fajar Pekanbaru. mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, adalah perilaku. Perilaku adalah suatu bentuk
semakin tinggi pula informasi yang dapat diserap pengalaman dan interaksi individu dengan
dan tingginya informasi yang di serap lingkungannya. Faktor yang terpenting dalam usaha
mempengaruhi tingkat pengetahuannya, demikian menjaga kebersihan gigi dan mulut adalah faktor
juga sebaliknya.5 kesadaran dan perilaku secara personal karena
kegiatannya dilakukan dirumah tanpa pengawasan
Hasil penelitian ini juga mendapatkan perilaku dari siapapun, sepenuhnya tergantung pengetahuan,
siswa sekolah dasar yang memiliki perilaku baik kesadaran, pemahaman serta kemauan pihak
lebih dari 58%, hal ini disebabkan karena alasan individu untuk menjaga kebersihan mulutnya.8
faktor eksternal dan internal, dan kemungkinan yang
terbesar peranannya adalah faktor eksternal, sebab
faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku siswa
adalah faktor sosial budaya,dimana siswa tersebut
79
JIK, Jilid 8, Nomor 2, September 2014, Hal. 76-80
Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada
Kepala Sekolah Dasar Negri 174 Muara Fajar yang
telah memberikan kesempatan dan tempat untuk
pelaksanaan penelitian serta kepada responden yang
berperan aktif dalam kegiatan ini
80