Ipi432237 PDF
Ipi432237 PDF
Ipi432237 PDF
ABSTRACT
Dental and oral health education is a proccess of education that emerge on the demand of dental and
oral health that purposing on obtaining a better living standard. In the process of education, in the
proces of education, individual obtained knowledge and experince through out many educational
visual aids. The purpouse of this research is to find out if dental health education with a tooth
brushing demonstration is efective to decrease debris index on elementary school student. This
research is a descriptive study with a pre-test and post-test control group design. This research is
conducted at SD GMIM 06 Manado. The respondent on this research is aquaired by total sampling
methods with a total of 30 student as respondent. The result of this research shows that there are
meaningful difference between dental health education without demonstration as much as 70,48% and
dental health education which use tooth brushing demonstration as much as 86,95%. wilcoxon’s test
shows that p=0.036 (p<0,05) which concluded there are a significant difference between dental health
education that uses tooth brushing demonstration and those who without tooth brushing
demonstration.
Key words : dental health education, dental health education using tooth brushing demonstration,
debris indeks
ABSTRAK
Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar
kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut
yang baik dan meningkatkan taraf hidup. Dalam proses pendidikan dan pengajaran, individu
memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu pendidikan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian DHE disertai demonstrasi cara menyikat gigi
efektif menurunkan indeks debris pada anak Sekolah Dasar.Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan menggunakan rancangan penelitian Pretest-Postest countrol group design.
Penelitian ini dilakukan di SD GMIM 06 Manado, responden yang diteliti didapatkan menggunakan
metode total sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa. Hasil penelitian ini menunjukan
terdapat perbedaan efektivitas yang bermakna antara DHE tanpa demonstrasi menyikat gigi sebesar
70,48% dan DHE disertai demonstrasi menyikat gigi sebesar 86,95%. Uji wilcoxon menunjukan p=
0,036 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara DHE dan DHE disertai
demonstrasi cara menyikat gigi.
Kata kunci : DHE, DHE disertai demonstrasi cara menyikat gigi, indeks debris
164
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan sesuatu yang anak semakin tinggi (Budiharto, 2008).
penting dalam kehidupan setiap individu. Pengetahuan merupakan hasil ‘tahu’ yang
Kesehatan yang terganggu dapat diperoleh melalui penginderaan, akan
berpengaruh pada aktivitas individu. Status mendasari terbentuknya sikap dan tindakan
kesehatan individu dipengaruhi oleh empat individu atau perilaku individu yang lebih
faktor, yakni lingkungan, perilaku, langgeng (long lasting). Terbentuknya suatu
pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan. perilaku baru dimulai pada ranah kognitif
Faktor perilaku memiliki pengaruh yang atau pengetahua. Pengetahuan sebagai
besar terhadap status kesehatan di samping pembentuk perilaku pada individu diperoleh
faktor lingkungan yang merupakan faktor antara lain melalui pendidikan
yang memiliki pengaruh terbesar terhadap (Notoatmodjo, 2003).
kesehatan termasuk kesehatan gigi dan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut
mulut (Notoatmodjo, 2003). merupakan suatu proses pendidikan yang
Masalah kesehatan gigi dan mulut timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi
terbesar hingga saat ini, yakni masalah dan mulut yang bertujuan untuk
penyakit karies dan penyakit periodontal. menghasilkan kesehatan gigi dan mulut
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar yang baik dan meningkatkan taraf hidup.
(Riskesdas) Tahun 2013, prevalensi Dalam proses pendidikan dan pengajaran,
penduduk Indonesia yang mempunyai individu memperoleh pengalaman atau
masalah pada kesehatan gigi dan mulutnya pengetahuan melalui berbagai macam alat
termasuk karies gigi dan penyakit bantu pendidikan. Masing-masing alat
periodontal yaitu sebesar 25,9%. bantu mempunyai intensitas yang berbeda-
Khususnya pada anak-anak, kelompok anak beda dalam membantu persepsi seseorang.
usia 10-14 tahun lebih sering bermasalah Menurut Elgar Dale, ‘demonstrasi’
pada kesehatan gigi dan mulutnya dengan tergolong alat bantu atau alat peraga yang
persentase sebesar 25,2%. Masalah gigi memiliki intensitas tinggi (menduduki
terbesar terjadi pada anak-anak karena tingkatan ke-8) dalam mempersepsikan
kurang menjaga kesehatan gigi dan bahan pendidikan atau pengajaran,
mulutnya. Gigi dan mulut anak yang kurang sedangkan pendidikan kesehatan gigi dan
terpelihara kebersihannya, akan rentan mulut yang dilakukan hanya dengan kata-
terhadap penyakit karies yang menyebabkan kata memiliki intensitas paling rendah untuk
keluhan sakit dan kehilangan gigi (Anonim, mempersepsikan pendidikan yang diberikan.
2013). Penggunaan alat bantu pendidikan intensitas
Karies gigi dan penyakit periodontal tinggi akan memudahkan penyerapan
umumnya dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan, demikian halnya pendidikan
pengetahuan anak tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak yang disertai
kebersihan gigi dan mulut serta makanan dengan demonstrasi menyikat gigi
dan minuman yang bersifat kariogenik. (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan yang kurang dalam menjaga Adanya berbagai permasalahan di atas
kebersihan gigi dan mulut dapat menjadi alasan bagi penulis untuk meneliti
mengakibatkan angka kejadian karies pada tentang efektifitas Dental Health Education
165
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493
(DHE) disertai demonstrasi cara menyikat pemberian skor satu jika terdapat plak pada
gigi terhadap kebersihan gigi dan mulut bagian sepertiga servikal, pemberian skor
anak sekolah dasar. Penulis memilih SD dua jika terdapat plak pada bagian sepertiga
GMIM 06 Manado karena pada survei awal tengah, dan pemberian skor tiga jika
yang dilakukan penyakit karies masih terdapat plak pada dua pertiga permukaan
menjadi masalah utama pada anak-anak di insisal/oklusal. Jumlah total skor plak
SD tersebut, selain itu di SD tersebut belum seluruh permukaan gigi yang diperiksa
pernah dilakukan penelitian sebelumnya. dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa.
Data diolah menggunakan tabel dan
program computer serta dianalisis dengan
BAHAN DAN METODE menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk,
Penelitian ini merupakan penelitian analisis univariat, dan analisis bivariat.
deskriptif dengan menggunakan rancangan
penelitian Pretest-Postest countrol group
HASIL PENELITIAN
design dan dilakukan di SD GMIM 06 Karakteristik subjek dalam penelitian
MANADO . Teknik pengambilan sampel ini meliputi:
ialah total sampling. Sampel penelitian ialah
15 responden kelompok kontrol dan 15 Tabel 1. Distribusi responden penelitian
responden kelompok perlakuan. berdasarkan usia dan jenis kelamin
Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu lembar Laki-laki Perempuan
pemeriksaan indeks debris. Gigi yang Usia Jumlah
diperiksa menggunakan indeks debris untuk (Tahun) n % n % n
gigi tahang atas yaitu gigi molar satu kanan %
atas pada permukaan bukal, gigi insisivus 10 8 26,67 10 33,33 18
satu kanan atas pada permukaan labial, dan 60
gigi molar satu kiri atas pada permukaan 11 7 23,33 5 16,67 12
labial, sedangkan untuk gigi rahang bawah 40
yang diperiksa yaitu gigi molar satu kiri Total 15 50,00 15 50,00 30
bawah pada permukaan lingual, gigi 100
insisivus satu kiri bawah pada permukaan
labial, dan gigi molar satu kanan bawah
pada permukaan lingual. Data hasil penelitian pada Tabel 1
Pengukuran indeks debris dilakukan menunjukkan dari seluruh responden
dengan cara membagi permukaan gigi yang penelitian yang berjumlah 30 siswa, terdapat
diperiksa menjadi empat bagian yaitu area 15 siswa (49,99%) berjenis kelamin laki-laki
dua pertiga permukaan insisal/oklusal, area yang terdiri dari 8 siswa (26,66%) berusia
sepertiga tengah, area sepertiga bagian 10 tahun dan 7 siswa (23,33%) berusia 11
servikal, dan area sepertiga servikal tidak tahun; 15 siswi (49,99%) berjenis kelamin
ada debris. Penilaian indeks plak perempuan, terdiri dari 10 siswa (33,33%)
didapatkan dengan cara memberikan skor berusia 10 tahun) dan 5 siswi (16,66%)
nol apabila tidak terdapat adanya plak dan berusia 11 tahun. Tabel 1 menunjukkan
166
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493
Indeks Debris…
Total 15 100,0 0 k Kontrol
Minggu IV
Minggu II
Minggu I
Minggu III
Hasil pemeriksaan indeks debris awal
pada kelompok kontrol sebelum pemberian
DHE menunjukkan bahwa tidak terdapat
sampel yang tergolong kategori baik, yang
tergolong kategori sedang sebanyak 5 siswa Gambar 1. Penurunan nilai indeks debris
(33,33%) dan tergolong pada kategori buruk pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah
sebanyak 10 siswa (66,67%). pemberian DHE dan pada kelompok
perlakuan sebelum dan sesudah pemberian
Tabel 3. Distribusi indeks debris pada DHE disertai demonstrasi cara menyikat
kelompok perlakuan sebelum pemberian gigi.
DHE disertai demonstrasi cara menyikat
gigi Tabel 4. Hasil analisis perbedaan nilai
Kategori n % indeks debris pada kelompok kontrol
baik - - sebelum dan sesudah pemberian DHE
Jenis test Rerata Selisih %
sedang 4 26,67
p
buruk 11 73,33
indeks
total 15 100,0 2,27
debris
2,04 0,23 10,13 0,001
awal
Minggu I
Hasil pemeriksaan indeks debris
Minggu I 2,04
awal pada kelompok perlakuan sebelum 0,31 15,19 0,000
Minggu II 1,73
pemberian DHE disertai demonstrasi cara
Minggu II 1,73
menyikat gigi, menunjukkan bahwa tidak
Minggu 0,22 12,71 0,001
terdapat responden yang tergolong pada 1,51
III
kategori baik, tergolong kategori sedang
sebanyak 4 siswa (26,67%) dan tergolong MingguIII 1,51
kategori buruk sebanyak 11 siswa Minggu 0,84 55,62 0,001
0,67
(73,33%). IV
167
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493
Indeks III
debris 2,27 1,6 70,84 0,036 Minggu 0,99 0,69 69,69 0,002
awal III
Minggu Minggu 0,30
0,67
IV IV
Indeks 2,30 2 86,95 0,036
debris
Pada Tabel 4 hasil uji statistik awal
pengukuran indeks debris pada kelompok Minggu 0,30
kontrol sebelum dan sesudah pemberian IV
DHE melalui uji wilcoxon diperoleh nilai p
pada minggu I yaitu nilai p 0,001 (P<0,05),
hasil pengukuran indeks debris pada Hasil uji statistik pengukuran indeks
minggu II yaitu p 0,000 (P<0,05), debris pada kelompok perlakuan sebelum
pengukuran indeks debris pada minggu III dan sesudah pemberian DHE disertai
yaitu nilai p 0,001 (P<0,05), pengukuran demonstrasi cara menyikat gigi melalui uji
indeks debris pada minggu IV yaitu nilai p wilcoxon diperoleh nilai p pada minggu I
0,001 (P<0,05) dan hasil pengukuran indeks yaitu nilai p 0,001 (p<0,05), hasil
debris sebelum pemberian DHE dan pengukuran indeks debris pada minggu II
pengukuran indeks debris akhir (minggu IV) yaitu p 0,008 (p<0,05), pengukuran indeks
sesudah diberikan DHE didapatkan nilai P debris yang signifikan pada minggu III yaitu
0,036 (P<0,05). nilai p 0,047 (p<0,05), pengukurann indeks
debris pada minggu IV yaitu nilai p 0,002
Tabel 5. Hasil analisis perbedaan nilai (p<0,05) dan hasil pengukuran indeks debris
indeks debris pada kelompok perlakuan sebelum pemberian DHE disertai
sebelum dan sesudah pemberian DHE demonstrasi cara menyikat gigi dan
disertai demonstrasi cara menyikat gigi pengukuran indeks debris akhir (minggu IV)
Jenis Rerata Selisih % P sesudah diberikan DHE disertai demonstrasi
test cara menyikat gigi didapatkan nilai P 0,036
Indeks 2,30 0,55 23,91 0,001 (P<0,05).
debris
awal
Minggu 1,75 PEMBAHASAN
I Data hasil penelitian pada Tabel 1
menunjukkan bahwa jumlah responden
Minggu 1,75 0,37 21,14 0,008
penelitian berjenis kelamin perempuan dan
I
laki-laki jumlahnya sama banyak dan
Minggu 1,38
jumlah responden penelitian berusia 10
II
tahun jumlahnya lebih besar dari yang
Minggu 1,38 0,39 28,26 0,047
berusia 11 tahun, yakni sebesar 60%. Hasil
II
pemeriksaan indeks debris awal pada
Minggu 0,99
kelompok kontrol sebelum pemberian DHE
168
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493
menunjukkan bahwa tidak terdapat sampel buruk 53,33%. Hasil penilaian indeks debris
yang tergolong kategori baik. Penilaian kelompok perlakuan pemberian DHE
indeks debris responden terbanyak berada disertai demonstrasi cara menyikat gigi pada
pada kategori kategori buruk sebanyak minggu ke II indeks debris lebih banyak
66,67%. Hasil yang sama didapatkan pada berada pada kategori sedang 86,67% dan
pemeriksaan awal indeks debris kelompok terdapat indeks debris pada kategori baik
perlakuan sebelum pemberian DHE disertai sebesar 13,33%. Hasil penilaian indeks
demonstrasi menunjukkan bahwa penilaian debris kelompok perlakuan pemberian DHE
indeks debris lebih banyak pada kategori disertai demonstrasi cara menyikat gigi
buruk 73,33%. Siswa yang termasuk pada pada minggu ke III indeks debris lebih
kategori buruk dipengaruhi dengan keadaan banyak berada pada kategori baik 53,33%.
atau kebiasaan hidup sehari- hari, atau Hasil yang sama juga didapatkan pada
orang tua yang kurang memperhatikan atau penilaian indeks debris kelompok perlakuan
peduli terhadap kebersihan gigi dan mulut pemberian DHE disertai demontrasi cara
anak tersebut (Claudiette, 2015). menyikat gigi pada pemeriksaan akhir (
minggu IV) berada pada kategori baik 80%.
Tabel 4 menunjukkan hasil Adanya perubahan dari hasil penilaian
pemeriksaan indeks debris kelompok kontrol Indeks Debris kelompok kontrol sebelum
sesudah pemberian DHE pada minggu ke- I dan sesudah pemberian DHE dan kelompok
diperoleh indeks debris kategori buruk perlakuan pemberian DHE disertai
mengalami penurunan sebesar 53,33%. demonstrasi cara menyikat gigi antara lain
Pada pemeriksaan indeks debris kelompok disebabkan karena pengetahuan tentang
kontrol pemberian DHE pada minggu ke II DHE dan cara menyikat gigi yang diberikan
diperoleh hasil penilaian indeks debris secara terus menerus akan mengubah
terbanyak berada kategori sedang 53,33% perilaku, sikap, dan tindakan responden.
dan terdapat indeks debris dengan kategori Kebersihan gigi dan mulut anak berkaitan
baik sebesar 6,67%. Hasil yang sama dengan perilaku anak tersebut dalam
didapatkan pada pemeriksaan indeks debris memilihara kebersihan gigi dan mulutnya.
kelompok kontrol pemberian DHE pada Perilaku merupakan setiap cara reaksi atau
minggu ke III indeks debris mengalami respon manusia, mahluk hidup terhadap
peningkatan pada kategori sedang sebesar lingkungannya. Lingkungan memilki
60% dan kategori baik sebesar 20%. Hasil kekuatan yang besar dalam menentukan
pemeriksaan indeks debris kelompok kontrol perilaku seseorang. Perilaku anak dalam
pemberian DHE pada akhir pemeriksaan menjaga kebersihan gigi dan mulut tidak
(minggu IV) indeks debris berada pada terlepas dari lingkungan keluarga, peran
kategori baik 40% dan indeks debris pada orang tua sangat berpengaruh dalam
kategori sedang 60%. merawat dan memilihara kesehatan gigi
Tabel 5 menunjukkan Hasil anak secara teratur seperti menyikat gigi,
pemeriksaan indeks debris kelompok memperhatikan pola makan dan melakukan
perlakuan pemberian DHE disertai pemeriksaan secara rutin ke klinik gigi
demonstrasi cara menyikat gigi pada minggu (Wina dkk, 2014).
ke I indeks debris berada pada kategori
169
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493
170
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493
171
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493
172