Ipi432237 PDF

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No.

1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

EFEKTIVITAS DENTAL HEALTH EDUCATION DISERTAI


DEMONSTRASI CARA MENYIKAT GIGI TERHADAP TINGKAT
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK SEKOLAH DASAR

Ragil Afriansyah Ali1), Vonny NS Wowor1), Christy N. Mintjelungan1)


1)
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran UNSRAT

ABSTRACT

Dental and oral health education is a proccess of education that emerge on the demand of dental and
oral health that purposing on obtaining a better living standard. In the process of education, in the
proces of education, individual obtained knowledge and experince through out many educational
visual aids. The purpouse of this research is to find out if dental health education with a tooth
brushing demonstration is efective to decrease debris index on elementary school student. This
research is a descriptive study with a pre-test and post-test control group design. This research is
conducted at SD GMIM 06 Manado. The respondent on this research is aquaired by total sampling
methods with a total of 30 student as respondent. The result of this research shows that there are
meaningful difference between dental health education without demonstration as much as 70,48% and
dental health education which use tooth brushing demonstration as much as 86,95%. wilcoxon’s test
shows that p=0.036 (p<0,05) which concluded there are a significant difference between dental health
education that uses tooth brushing demonstration and those who without tooth brushing
demonstration.

Key words : dental health education, dental health education using tooth brushing demonstration,
debris indeks

ABSTRAK

Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu proses pendidikan yang timbul atas dasar
kebutuhan kesehatan gigi dan mulut yang bertujuan untuk menghasilkan kesehatan gigi dan mulut
yang baik dan meningkatkan taraf hidup. Dalam proses pendidikan dan pengajaran, individu
memperoleh pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai macam alat bantu pendidikan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian DHE disertai demonstrasi cara menyikat gigi
efektif menurunkan indeks debris pada anak Sekolah Dasar.Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan menggunakan rancangan penelitian Pretest-Postest countrol group design.
Penelitian ini dilakukan di SD GMIM 06 Manado, responden yang diteliti didapatkan menggunakan
metode total sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 siswa. Hasil penelitian ini menunjukan
terdapat perbedaan efektivitas yang bermakna antara DHE tanpa demonstrasi menyikat gigi sebesar
70,48% dan DHE disertai demonstrasi menyikat gigi sebesar 86,95%. Uji wilcoxon menunjukan p=
0,036 (p<0,05) yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara DHE dan DHE disertai
demonstrasi cara menyikat gigi.

Kata kunci : DHE, DHE disertai demonstrasi cara menyikat gigi, indeks debris

164
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan sesuatu yang anak semakin tinggi (Budiharto, 2008).
penting dalam kehidupan setiap individu. Pengetahuan merupakan hasil ‘tahu’ yang
Kesehatan yang terganggu dapat diperoleh melalui penginderaan, akan
berpengaruh pada aktivitas individu. Status mendasari terbentuknya sikap dan tindakan
kesehatan individu dipengaruhi oleh empat individu atau perilaku individu yang lebih
faktor, yakni lingkungan, perilaku, langgeng (long lasting). Terbentuknya suatu
pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan. perilaku baru dimulai pada ranah kognitif
Faktor perilaku memiliki pengaruh yang atau pengetahua. Pengetahuan sebagai
besar terhadap status kesehatan di samping pembentuk perilaku pada individu diperoleh
faktor lingkungan yang merupakan faktor antara lain melalui pendidikan
yang memiliki pengaruh terbesar terhadap (Notoatmodjo, 2003).
kesehatan termasuk kesehatan gigi dan Pendidikan kesehatan gigi dan mulut
mulut (Notoatmodjo, 2003). merupakan suatu proses pendidikan yang
Masalah kesehatan gigi dan mulut timbul atas dasar kebutuhan kesehatan gigi
terbesar hingga saat ini, yakni masalah dan mulut yang bertujuan untuk
penyakit karies dan penyakit periodontal. menghasilkan kesehatan gigi dan mulut
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar yang baik dan meningkatkan taraf hidup.
(Riskesdas) Tahun 2013, prevalensi Dalam proses pendidikan dan pengajaran,
penduduk Indonesia yang mempunyai individu memperoleh pengalaman atau
masalah pada kesehatan gigi dan mulutnya pengetahuan melalui berbagai macam alat
termasuk karies gigi dan penyakit bantu pendidikan. Masing-masing alat
periodontal yaitu sebesar 25,9%. bantu mempunyai intensitas yang berbeda-
Khususnya pada anak-anak, kelompok anak beda dalam membantu persepsi seseorang.
usia 10-14 tahun lebih sering bermasalah Menurut Elgar Dale, ‘demonstrasi’
pada kesehatan gigi dan mulutnya dengan tergolong alat bantu atau alat peraga yang
persentase sebesar 25,2%. Masalah gigi memiliki intensitas tinggi (menduduki
terbesar terjadi pada anak-anak karena tingkatan ke-8) dalam mempersepsikan
kurang menjaga kesehatan gigi dan bahan pendidikan atau pengajaran,
mulutnya. Gigi dan mulut anak yang kurang sedangkan pendidikan kesehatan gigi dan
terpelihara kebersihannya, akan rentan mulut yang dilakukan hanya dengan kata-
terhadap penyakit karies yang menyebabkan kata memiliki intensitas paling rendah untuk
keluhan sakit dan kehilangan gigi (Anonim, mempersepsikan pendidikan yang diberikan.
2013). Penggunaan alat bantu pendidikan intensitas
Karies gigi dan penyakit periodontal tinggi akan memudahkan penyerapan
umumnya dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan, demikian halnya pendidikan
pengetahuan anak tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak yang disertai
kebersihan gigi dan mulut serta makanan dengan demonstrasi menyikat gigi
dan minuman yang bersifat kariogenik. (Notoatmodjo, 2003).
Pengetahuan yang kurang dalam menjaga Adanya berbagai permasalahan di atas
kebersihan gigi dan mulut dapat menjadi alasan bagi penulis untuk meneliti
mengakibatkan angka kejadian karies pada tentang efektifitas Dental Health Education

165
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

(DHE) disertai demonstrasi cara menyikat pemberian skor satu jika terdapat plak pada
gigi terhadap kebersihan gigi dan mulut bagian sepertiga servikal, pemberian skor
anak sekolah dasar. Penulis memilih SD dua jika terdapat plak pada bagian sepertiga
GMIM 06 Manado karena pada survei awal tengah, dan pemberian skor tiga jika
yang dilakukan penyakit karies masih terdapat plak pada dua pertiga permukaan
menjadi masalah utama pada anak-anak di insisal/oklusal. Jumlah total skor plak
SD tersebut, selain itu di SD tersebut belum seluruh permukaan gigi yang diperiksa
pernah dilakukan penelitian sebelumnya. dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa.
Data diolah menggunakan tabel dan
program computer serta dianalisis dengan
BAHAN DAN METODE menggunakan uji normalitas Shapiro-Wilk,
Penelitian ini merupakan penelitian analisis univariat, dan analisis bivariat.
deskriptif dengan menggunakan rancangan
penelitian Pretest-Postest countrol group
HASIL PENELITIAN
design dan dilakukan di SD GMIM 06 Karakteristik subjek dalam penelitian
MANADO . Teknik pengambilan sampel ini meliputi:
ialah total sampling. Sampel penelitian ialah
15 responden kelompok kontrol dan 15 Tabel 1. Distribusi responden penelitian
responden kelompok perlakuan. berdasarkan usia dan jenis kelamin
Instrumen penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu lembar Laki-laki Perempuan
pemeriksaan indeks debris. Gigi yang Usia Jumlah
diperiksa menggunakan indeks debris untuk (Tahun) n % n % n
gigi tahang atas yaitu gigi molar satu kanan %
atas pada permukaan bukal, gigi insisivus 10 8 26,67 10 33,33 18
satu kanan atas pada permukaan labial, dan 60
gigi molar satu kiri atas pada permukaan 11 7 23,33 5 16,67 12
labial, sedangkan untuk gigi rahang bawah 40
yang diperiksa yaitu gigi molar satu kiri Total 15 50,00 15 50,00 30
bawah pada permukaan lingual, gigi 100
insisivus satu kiri bawah pada permukaan
labial, dan gigi molar satu kanan bawah
pada permukaan lingual. Data hasil penelitian pada Tabel 1
Pengukuran indeks debris dilakukan menunjukkan dari seluruh responden
dengan cara membagi permukaan gigi yang penelitian yang berjumlah 30 siswa, terdapat
diperiksa menjadi empat bagian yaitu area 15 siswa (49,99%) berjenis kelamin laki-laki
dua pertiga permukaan insisal/oklusal, area yang terdiri dari 8 siswa (26,66%) berusia
sepertiga tengah, area sepertiga bagian 10 tahun dan 7 siswa (23,33%) berusia 11
servikal, dan area sepertiga servikal tidak tahun; 15 siswi (49,99%) berjenis kelamin
ada debris. Penilaian indeks plak perempuan, terdiri dari 10 siswa (33,33%)
didapatkan dengan cara memberikan skor berusia 10 tahun) dan 5 siswi (16,66%)
nol apabila tidak terdapat adanya plak dan berusia 11 tahun. Tabel 1 menunjukkan

166
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

jumlah responden penelitan berdasarkan


jenis kelamin jumlahnya sama banyak antara Indeks rata-rata sebelum dan
laki-laki dan perempuan. sesudah pemberian DHE dan
DHE disertai demonstrasi cara
menyikat gigi

Tabel 2. Distribusi indeks debris kelompok 2,5

Nilai Indeks Debris


kontrol sebelum pemberian DHE 2
Kategori n % 1,5
baik - - Kelompo
1 k
sedang 5 33,33
0,5 Perlakuan
buruk 10 66,67
Kelompo

Indeks Debris…
Total 15 100,0 0 k Kontrol

Minggu IV
Minggu II
Minggu I

Minggu III
Hasil pemeriksaan indeks debris awal
pada kelompok kontrol sebelum pemberian
DHE menunjukkan bahwa tidak terdapat
sampel yang tergolong kategori baik, yang
tergolong kategori sedang sebanyak 5 siswa Gambar 1. Penurunan nilai indeks debris
(33,33%) dan tergolong pada kategori buruk pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah
sebanyak 10 siswa (66,67%). pemberian DHE dan pada kelompok
perlakuan sebelum dan sesudah pemberian
Tabel 3. Distribusi indeks debris pada DHE disertai demonstrasi cara menyikat
kelompok perlakuan sebelum pemberian gigi.
DHE disertai demonstrasi cara menyikat
gigi Tabel 4. Hasil analisis perbedaan nilai
Kategori n % indeks debris pada kelompok kontrol
baik - - sebelum dan sesudah pemberian DHE
Jenis test Rerata Selisih %
sedang 4 26,67
p
buruk 11 73,33
indeks
total 15 100,0 2,27
debris
2,04 0,23 10,13 0,001
awal
Minggu I
Hasil pemeriksaan indeks debris
Minggu I 2,04
awal pada kelompok perlakuan sebelum 0,31 15,19 0,000
Minggu II 1,73
pemberian DHE disertai demonstrasi cara
Minggu II 1,73
menyikat gigi, menunjukkan bahwa tidak
Minggu 0,22 12,71 0,001
terdapat responden yang tergolong pada 1,51
III
kategori baik, tergolong kategori sedang
sebanyak 4 siswa (26,67%) dan tergolong MingguIII 1,51
kategori buruk sebanyak 11 siswa Minggu 0,84 55,62 0,001
0,67
(73,33%). IV

167
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Indeks III
debris 2,27 1,6 70,84 0,036 Minggu 0,99 0,69 69,69 0,002
awal III
Minggu Minggu 0,30
0,67
IV IV
Indeks 2,30 2 86,95 0,036
debris
Pada Tabel 4 hasil uji statistik awal
pengukuran indeks debris pada kelompok Minggu 0,30
kontrol sebelum dan sesudah pemberian IV
DHE melalui uji wilcoxon diperoleh nilai p
pada minggu I yaitu nilai p 0,001 (P<0,05),
hasil pengukuran indeks debris pada Hasil uji statistik pengukuran indeks
minggu II yaitu p 0,000 (P<0,05), debris pada kelompok perlakuan sebelum
pengukuran indeks debris pada minggu III dan sesudah pemberian DHE disertai
yaitu nilai p 0,001 (P<0,05), pengukuran demonstrasi cara menyikat gigi melalui uji
indeks debris pada minggu IV yaitu nilai p wilcoxon diperoleh nilai p pada minggu I
0,001 (P<0,05) dan hasil pengukuran indeks yaitu nilai p 0,001 (p<0,05), hasil
debris sebelum pemberian DHE dan pengukuran indeks debris pada minggu II
pengukuran indeks debris akhir (minggu IV) yaitu p 0,008 (p<0,05), pengukuran indeks
sesudah diberikan DHE didapatkan nilai P debris yang signifikan pada minggu III yaitu
0,036 (P<0,05). nilai p 0,047 (p<0,05), pengukurann indeks
debris pada minggu IV yaitu nilai p 0,002
Tabel 5. Hasil analisis perbedaan nilai (p<0,05) dan hasil pengukuran indeks debris
indeks debris pada kelompok perlakuan sebelum pemberian DHE disertai
sebelum dan sesudah pemberian DHE demonstrasi cara menyikat gigi dan
disertai demonstrasi cara menyikat gigi pengukuran indeks debris akhir (minggu IV)
Jenis Rerata Selisih % P sesudah diberikan DHE disertai demonstrasi
test cara menyikat gigi didapatkan nilai P 0,036
Indeks 2,30 0,55 23,91 0,001 (P<0,05).
debris
awal
Minggu 1,75 PEMBAHASAN
I Data hasil penelitian pada Tabel 1
menunjukkan bahwa jumlah responden
Minggu 1,75 0,37 21,14 0,008
penelitian berjenis kelamin perempuan dan
I
laki-laki jumlahnya sama banyak dan
Minggu 1,38
jumlah responden penelitian berusia 10
II
tahun jumlahnya lebih besar dari yang
Minggu 1,38 0,39 28,26 0,047
berusia 11 tahun, yakni sebesar 60%. Hasil
II
pemeriksaan indeks debris awal pada
Minggu 0,99
kelompok kontrol sebelum pemberian DHE

168
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

menunjukkan bahwa tidak terdapat sampel buruk 53,33%. Hasil penilaian indeks debris
yang tergolong kategori baik. Penilaian kelompok perlakuan pemberian DHE
indeks debris responden terbanyak berada disertai demonstrasi cara menyikat gigi pada
pada kategori kategori buruk sebanyak minggu ke II indeks debris lebih banyak
66,67%. Hasil yang sama didapatkan pada berada pada kategori sedang 86,67% dan
pemeriksaan awal indeks debris kelompok terdapat indeks debris pada kategori baik
perlakuan sebelum pemberian DHE disertai sebesar 13,33%. Hasil penilaian indeks
demonstrasi menunjukkan bahwa penilaian debris kelompok perlakuan pemberian DHE
indeks debris lebih banyak pada kategori disertai demonstrasi cara menyikat gigi
buruk 73,33%. Siswa yang termasuk pada pada minggu ke III indeks debris lebih
kategori buruk dipengaruhi dengan keadaan banyak berada pada kategori baik 53,33%.
atau kebiasaan hidup sehari- hari, atau Hasil yang sama juga didapatkan pada
orang tua yang kurang memperhatikan atau penilaian indeks debris kelompok perlakuan
peduli terhadap kebersihan gigi dan mulut pemberian DHE disertai demontrasi cara
anak tersebut (Claudiette, 2015). menyikat gigi pada pemeriksaan akhir (
minggu IV) berada pada kategori baik 80%.
Tabel 4 menunjukkan hasil Adanya perubahan dari hasil penilaian
pemeriksaan indeks debris kelompok kontrol Indeks Debris kelompok kontrol sebelum
sesudah pemberian DHE pada minggu ke- I dan sesudah pemberian DHE dan kelompok
diperoleh indeks debris kategori buruk perlakuan pemberian DHE disertai
mengalami penurunan sebesar 53,33%. demonstrasi cara menyikat gigi antara lain
Pada pemeriksaan indeks debris kelompok disebabkan karena pengetahuan tentang
kontrol pemberian DHE pada minggu ke II DHE dan cara menyikat gigi yang diberikan
diperoleh hasil penilaian indeks debris secara terus menerus akan mengubah
terbanyak berada kategori sedang 53,33% perilaku, sikap, dan tindakan responden.
dan terdapat indeks debris dengan kategori Kebersihan gigi dan mulut anak berkaitan
baik sebesar 6,67%. Hasil yang sama dengan perilaku anak tersebut dalam
didapatkan pada pemeriksaan indeks debris memilihara kebersihan gigi dan mulutnya.
kelompok kontrol pemberian DHE pada Perilaku merupakan setiap cara reaksi atau
minggu ke III indeks debris mengalami respon manusia, mahluk hidup terhadap
peningkatan pada kategori sedang sebesar lingkungannya. Lingkungan memilki
60% dan kategori baik sebesar 20%. Hasil kekuatan yang besar dalam menentukan
pemeriksaan indeks debris kelompok kontrol perilaku seseorang. Perilaku anak dalam
pemberian DHE pada akhir pemeriksaan menjaga kebersihan gigi dan mulut tidak
(minggu IV) indeks debris berada pada terlepas dari lingkungan keluarga, peran
kategori baik 40% dan indeks debris pada orang tua sangat berpengaruh dalam
kategori sedang 60%. merawat dan memilihara kesehatan gigi
Tabel 5 menunjukkan Hasil anak secara teratur seperti menyikat gigi,
pemeriksaan indeks debris kelompok memperhatikan pola makan dan melakukan
perlakuan pemberian DHE disertai pemeriksaan secara rutin ke klinik gigi
demonstrasi cara menyikat gigi pada minggu (Wina dkk, 2014).
ke I indeks debris berada pada kategori

169
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Tabel 2 menunjukkan perbedaan dan 86,95%. Hal ini menunjukkan bahwa


penurunan indeks debris pada kelompok terdapat perbandingan evektivitas antara
kontrol sebelum dan sesudah pemberian kelompok kontrol pemberian DHE dan
DHE pada minggu ke I, yaitu dengan nilai kelompok perlakuan pemberian DHE
rata-rata indeks debris 2,27 menjadi 2,04 disertai demonstrasi cara menyikat gigi
dengan selisih indeks debris 0,23. terhadap penurunan indeks debris. Penelitian
Sedangkan perbedaan dan penurunan indeks ini didukung oleh penelitian Pantow tahun
debris kelompok perlakuan sebelum dan 2014 penyuluhan cara menyikat gigi dan
sesudah pemberian DHE disertai pelatihan cara menyikat gigi di SD Inpres
demonstrasi cara menyikat gigi minggu ke I, Lapangan yang menyatakan bahwa
yaitu dengan nilai rata-rata indeks debris penyuluhan cara menyikat gigi dan pelatihan
2,30 menjadi 1,75 dengan selisih indeks cara menyikat gigi yang diberikan memiliki
debris sebesar 0,55. Pengukuran Indeks pengaruh dalam menurunkan indeks plak
debris pada kelompok kontrol sesudah gigi (Maureen, 2015).
pemberian DHE minggu ke II, minggu ke III Proses dari belajar yang diberikan
dan minggu ke IV, yaitu nilai rata-rata melalui program penyuluhan dan pelatihan
indeks debris 1,73, 1,51 dan 0,67. dapat dimengerti dan dipraktekkan dalam
Sedangkan indeks debris pada kelompok keseharian siswa. Penyuluhan memiliki
perlakuan sesudah pemberian DHE disertai dampak yang efektif dalam menunjang
demonstrasi cara menyikat gigi pada minggu peningkatan kebersihan gigi dan mulut pada
II, minggu III dan minggu IV, yaitu nilai anak sekolah dasar. Salah satu penyuluhan
rata-rata indeks debris 1,38, 0,99, dan 0,30. yang paling efektif yaitu dengan
Hasil ini didukung oleh penelitian Arum menggunakan alat peraga berupa phantom.
tahun 2012 mengenai pengaruh pendidikan Penggunaan alat peraga dalam penyuluhan
kesehatan metode simulasi mengosok gigi akan memperlancar jalannya penyuluhan
tehnik modifikasi bass dengan ketrampilan agar pesan-pesan kesehatan yang
dan kebersihan gigi dan mulut pada anak MI disampaikan lebih jelas, lebih dimengerti
AT-TAUFIQ kelas V menyatakan bahwa dan dapat meningkatkan pengetahuan siswa
pendidikan kesehatan simulasi dapat (Oki dkk, 2012). Dalam metode ini perhatian
meningkatkan ketrampilan mengosok gigi siswa dapat dipusatkan kepada hal-hal yang
dan kebersihan gigi dan mulut anak (Wina dianggap penting oleh pendidik disamping
dkk, 2015; Asep, 2013). itu siswa pun lebih mudah memahami dan
menghafalkan proses belajar mengajar.
Berdasarkan uji wilcoxon didapatkan penyuluhan peragaan ini dapat mengurangi
hasil analisis efektivitas kelompok kontrol kesalahan-kesalahan bila dibandingakan
sebelum dan sesudah pemberian DHE yaitu dengan hanya membaca atau mendengarkan,
nilai p 0,036 (p<0,05) dengan penurunan karena siswa mendapatkan gambaran yang
indeks debris sebesar 70,48% dan efektivias jelas dari hasil pengamatan. peragaan
kelompok perlakuan sebelum dan sesudah membantu anak mengingat bagian-bagian
pemberian DHE disertai demonstrasi cara gigi yang biasa disikat sewaktu dirumah
menyikat gigi yaitu nilai p 0,036 (p<0,05) sehingga anak lebih mengerti ketika
dengan penurunun indeks debris sebesar

170
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

ditunjukkan bagian-bagian gigi yang harus minuman kariogenik yang dapat


disikat di alat peraga (Oki dkk, 2012). merusak gigi.
2. Bagi pihak sekolah diharapkan adanya
UKGS guna lebih memperhatikan
KESIMPULAN kesehatan gigi dan mulut pada siswa-
Berdasarkan penelitian pada siswa- siswi agar dapat mencegah terjadinya
siswi SD GMIM 06 Manado maka dapat kerusakan pada gigi.
disimpulkan : 3. Bagi klinisi diharapkan dapat
melakukan penyuluhan-penyuluhan dan
1. Indeks debris pada anak SD GMIM 06 sosialisasi mengenai cara menyikat gigi
Manado sebelum diberikan DHE dan dampak makanan kariogenik bagi
kategori buruk 66,67% yang paling siswi-siswi di SD GMIM 06 Manado.
dominan. Indeks debris sesudah
diberikan DHE pada minggu IV DAFTAR PUSTAKA
kategori sedang 60% yang lebih Anonim 2013. Riset Kesehatan Dasar
dominan. Didapatkan nilai p 0,036 Nasional 2013. Jakarta: Badan
(p<0,05) dengan penurunan indeks penlitian dan pengembangan
debris sebesar 70,48%. kesehatan kementrian kesehatan RI.
2. Indeks debris pada anak SD GMIM 06
Manado sebelum diberikan DHE Asep AS. 2013. Menyikat gigi tindakan
disertai demonstrasi cara menyikat gigi utama untuk kesehatan gigi. jurnal
kategori buruk 73,33% yang paling skala husada. Vol 10.No.2. h.194-199.
dominan. Indeks debris sesudah
diberikan DHE disertai demonstrasi Budiharto. 2008. Pengantar Ilmu perilaku
cara menyikat gigi pada minggu IV Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan
kategori baik 80% yang paling Gigi. Jakarta:Buku Kedokteran
dominan. Didapatkan nilai p 0,036 EGC.h. 18-40.
(p<0,05) dengan penurunun indeks
debris sebesar 86,95%. Claudiette BP. 2014. Pengaruh penyuluhan
3. Pemberian DHE disertai demonstrasi cara menyikat gigi terhadap indeks
cara menyikat gigi lebih efektif dalam plak gigi pada siswa SD inpres
penurunan indeks debris dibandingkan lapangan. jurnal e-GiGi (eG).
dengan pemberian DHE tanpa
demonstrasi. Maureen MM. 2015. Gambaran status
kebersihan mulut siswa SD katolik ST.
SARAN Agustinus kawangkoan. Jurnal e-GiGi
1. Bagi siswa-siswi diharapkan agar lebih (eG). Vol 3, no 2,h.254-255.
menjaga kebersihan dan kesehatan gigi
dan mulut dengan rajin menyikat gigi Notoatmodjo S. Ilmu Kesehatan
sesudah sarapan pagi dan sebelum tidur, Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta,
serta mengurangi makanan dan 2003. h. 108-112.

171
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 5 No. 1 FEBRUARI 2016 ISSN 2302 - 2493

Oki N, Eram TP, Bambang W. 2012.


Perbandingan media power point
dengan flip chart dalam meningkatkan
pengetahuan kesehatan gigi dan mulut.
Unnes Journal of Public Health. Vol.1.
No.12.h.32-35.

Wina DO, Niken P, Sulistiyani. 2014.


Perbedaan OHI-S DMF-T dan def-t
pada siswa sekolah dasar berdasarkan
letak geografis di Kabupaten Situbond.
e-jurnal Pustaka Kesehatan. Vol.2
(no.1.). h.39-40.

172

You might also like