Issn: E-ISSN (Media Online) : 2579-7751: Priyo Sigit Priyanto Email

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 18

ISSN: 2579-8472

E-ISSN (Media online) : 2579-7751

EFEKTIFITAS PENERAPAN HEALTH BELIEF MODEL TERHADAP


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Priyo1
Sigit Priyanto2
1,2
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
1 2
Email: [email protected] , [email protected]

ABSTRAK
Kata Kunci: The degree of human health can be influenced by behavior. This behavior factor
still becomes a health problem in Indonesia. Unhealthy behavior causes various
(Efektifitas, Health kinds of infectious diseases and non-infectious diseases. Various efforts to
Belief Model (HBM), change the behavior of people who do not know, do not want to, and cannot
afford it, have been carried out t by the government. However, Clean and
PHBS)
Healthy Behavior is still a concern and not optimal yet. Health Belief Model
(HBM) is applied as a model in efforts to overcome PHBS. The purpose of this
study was to identify the effectiveness of the application of Health Belief Model to
PHBS. This research is a quasy experiment with the design of one group pre-post
test design. The population in this study was 40 respondents. The method of
sampling used was purposive sampling method. The treatment was carried out
once per week for 3 weeks. The results showed a difference in the effect of Health
Belief Model (HBM) on Clean and Healthy Life Behavior (PHBS). The results of
the Wilcoxon test analysis for 3 interventions in 3 weeks showed: the knowledge
of PHBS (p ^ 0.00), the attitude of PHBS (0.01) and PHBS Behavior (p ^ 0.00),
which means there are differences in the effect of changes in knowledge, attitudes
and behavior of PHBS after HBM intervention. Health workers, especially
nurses, are expected to make HBM as an effort to promote health and change
hygienic and healthy living behavior in families or communities.

PENDAHULUAN rumah tidak sehat sebesar 34,45%


(Kementerian Kesehatan RI 2017).
Derajat kesehatan manusia Perilaku hidup bersih dan sehat
dipengaruhi oleh faktor keturunan, (PHBS) merupakan upaya memberikan
perilaku manusia, pelayanan kesehatan pengalaman belajar dalam rangka
dan lingkungan. Faktor perilaku manusia menjaga, memelihara dan meningkatkan
dapat dapat dilihat dalam aktivitas yang kesehatan. Upaya peningkatan Perilaku
dilakukan dalam kehidupan sehari-harinya Hidup Bersih dan Sehat pada rumah
termasuk dalam berperilaku hidup bersih tangga di Kabupaten Magelang belum
dan sehat (PHBS). menunjukkan hasil optimal dan cakupan
Visi Kesehatan Kabupaten Magelang PHBS masih dibawah target. Indikator
adalah diharapkan masyarakat mencapai PHBS yang ditetapkan pada tahun 2011
tingkat kesehatan tertentu yang ditandai: oleh Pusat Promosi Kesehatan
hidup dalam lingkungan yg sehat, Kementerian Kesehatan mencakup 10
mempraktekkan perilaku hidup bersih & indikator yang meliputi :1)Persalinan
sehat, mampu menjangkau pelayanan ditolong oleh tenaga kesehatan;
kesehatan dan memiliki derajat kesehatan 2)melakukan penimbangan bayi dan
yang tinggi. Namun demikian berdasarkan balita; 3) memberikan ASI eksklusif; 4)
data di Kabupaten Magelang tahun 2013, penggunaan air bersih; 5) mencuci tangan
didapatkan rumah sehat yaitu sebesar dengan air bersih dan sabun; 6)
65,55%. Sedangkan sisanya merupakan memberantas jentik nyamuk; 7) memakai

Journal of Holistic Nursing Science (JHNS) Volume 5 No.2 Juli 2018


Faculty of Health Science Universitas Muhammadiyah Magelang
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing
88
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

jamban sehat; 8) makan buah dan sayur 0,01), dan perilaku penyediaan lingkungan
setiap hari; 9) melakukan aktivitas fisik rumah sehat berhubungan dengan TB-
setiap hari; 10) tidak merokok dalam MDR (OR = 0,28 dan p = 0,03) (Anwar,
rumah. Proporsi nasional rumah tangga 2014). PHBS yang tidak baik juga bisa
dengan PHBS baik adalah 32,3 persen. mengakibatkan masalah status gizi anak
Terdapat 20 dari 33 provinsi yang masih (Rochaeni, 2016).
memiliki rumah tangga PHBS baik di Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bawah proporsi nasional. Proporsi perilaku hidup bersih dan sehat
nasional rumah tangga PHBS pada tahun berhubungan dengan kejadian Diare,
2007 adalah sebesar 38,7%. Proporsi Demam Berdarah dan angka bebas larva
rumah tangga dengan PHBS baik lebih dalam rumah tangga. Semakin tinggi nilai
tinggi di perkotaan (41,5%) dibandingkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, semakin
di perdesaan (22,8%) (Badan Penelitian rendah kejadian penyakit diare, demam
dan Pengembangan Kesehatan 2013). berdarah dan angka bebas larva.
Secara nasional PHBS di Indonesia (Raksanagara and Raksanagara 2015)
sebesar 56,58% (Kementerian Kesehatan Sementara ini di Kabupaten
RI 2017). Sehat Pratama; jumlah RT Magelang untuk mencapai indikator
untuk sehat utama dan paripurna PHBS dilakukan melalui penyuluhan
mencapai 1s/d 24%, Sehat Madya; jumlah kesehatan individu, kelompok atau
RT untuk sehat utama dan paripurna masyarakat. Namun demikian diperlukan
mencapai 25 s/d 49%, Sehat Utama ; berbagai upaya kreatif untuk mencapai
jumlah RT untuk sehat utama dan indicator PHBS yang optimal yang
paripurna mencapai 50 s/d 74%, dan Sehat didasarkan hasil penelitian sebenarnya ada
paripurna ; jumlah RT untuk sehat utama model yang dikembangkan untuk merubah
dan paripurna mencapai 75%. Hasil perilaku seseorang yaitu dengan
penelitian menunjukkan bahwa PHBS menerapkan Health Belief Model (HBM).
kepala keluarga dalam tatanan rumah Model ini sudah diterapkan untuk
tangga ditemukan sebahagian besar tidak mengubah perilaku secara signifikan
baik (58,0%) sedangkan yang baik mampu mengatasi klien HIV, Asma, DM
(42,0%). dan Kebersihan genital. Namun demikian
PHBS yang tidak baik akan belum ada penelitian menerapkannya
berdampak pada masalah kesehatan. Pada untuk PHBS, padahal sebenarnya Health
Tahun 2013 di Kabupaten Magelang Belief Model (HBM) dapat digunakan
angka kematian balita mengalami untuk mendukung perubahan perilaku
kenaikan dibandingkan dengan Tahun kesehatan. Teori ini menjelaskan bahwa
2012 dan 2011 yaitu 8,11. Target angka ketika seseorang percaya terhadap sesuatu
kematian balita pada Tahun 2015 dalam maka mereka akan berusaha melakukan
MDGs yaitu 23 per 1.000 kelahiran hidup, tindakan tertentu.
hal ini berarti angka kematian balita Ketika setiap individu mempunyai
Kabupaten Magelang Tahun 2013 keyakinan pentingnya menjaga
dibawah target maksimal MDGs. lingkungan maka perilaku hidup bersih &
Perilaku mengonsumsi gizi berhubungan sehat juga baik. Dampak akhirnya terjaga
dengan TB-MDR (OR = 0,25 dan p = kesehatannya. Menjaga kesehatan
0,014), perilaku berolah raga (aktifitas lingkungan merupakan tanggung jawab
fisik) berhubungan TB-MDR (OR = 0,16 kita semua termasuh setiap individu
dan p = 0,00), perilaku memanfaatkan manusia. Berdasarkan hal itulah peneliti
sarana pelayanan kesehatan berhubungan merasapentinguntuk melakukan penelitian
dengan TB-MDR (OR = 0,091 dan p =

89
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

Efektifitas Health belief Model terhadap terakhir mengubah pola sikap PHBS menjadi
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). budaya baru PHBS Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah tehnik
TUJUAN purposive sampling, yaitu pemilihan sampel
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi berdasarkan kriteria tertentu yang telah
penerapan Health Belief Model terhadap PHBS. ditetapkan oleh peneliti yaitu: berusia ≥ 20
tahun, jenis kelamin perempuan, sudah
METODE berkeluarga serta bersedia menjadi
responden. Pada saat penelitian berlangsung,
Penelitian ini merupakan penelitian sampel didapatkan ada sebanyak 40 orang
eksperimen semu (quasy-experiment) yang yang terdiri 20 kelompok intervensi dan 20
dilaksanakan di desa Donorojo wilayah kerja orang kelompok control. Kelompok intervensi
Puskesmas Mertoyudan I. Kelompok subyek dibagi menjadi 2 kelompok (masing masing
dilakukan penilaian sebelum dan sesudah kelompok 10 orang).
dilakukan intervensi dengan menggunakan
rancangan one group pre-post test design. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku
PHBS dilakukan sebelum dan sesudah Bab ini akan menguraikan tentang
responden diberikan perlakuan HBM. hasil penelitian yang meliputi:
Intervensi dilakukan selama 3 kali (tiap karakteristik responden, distribusi rata-
pertemuan 180 menit) yang terdidri dari 2 rata peningkatan pengetahuan, sikap dan
kelompok (1 kelompok 10 peserta) yang
perilaku hidup bersih dan sehat dan
kegiatannya meliputi: menjalin hubungan
perbedaan kelompok intervensi dan
yang baik (menjelaskan tujuan dan kegiatan
yang akan dilakukan, penanda tanganan form kelompok kontrol.
kesediaan sebagai responden/ Inform
consent), mengukur PHBS keluarga, 1.1 Karakteristik Responden
menjelaskan PHBS dan menginternalisasi Karakteristik responden berdasarkan usia,
HBM mengukur PHBS keluarga. Metode jenis kelamin, agama, pendidikan, dan
yang digunakan dengan focus group pekerjaan pada kelompok intervensi
discussion/FGD. Kegiatan ini terdiri dari: relaksasi adalah sebagai berikut:
tujuh hari pertama menanamkan pengetahun
PHBS untuk memengaruhi pola pikir, tujuh Tabel 1.1
hari kedua menginternalisasi HBM untuk Gambaran Karakteristik Responden Pada
menjadikan PHBS yang telah diketahui Kelompok Intervensi & Kelompok Kontrol
sebagai pola sikap atau kebiasaan, tujuh hari

Journal of Holistic Nursing Science (JHNS) Volume 5 No.2 Juli 2018


Faculty of Health Science Universitas Muhammadiyah Magelang
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing
90
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

berdasarkan usia, rata rata responden yang terbanyak SMP sebanyak 14


berusia 40 tahun dengan rentang umur 21 responden (35%). Karakteritik responden
tahun – 57tahun.Berdasarkan jenis berdasarkan pekerjaan terbanyak Ibu
kelamin 100% adalah perempuan. rumah tangga sebanyak 26 responden
Karakteristik responden berdasarkan (65,0%).
agama 100% adalah Islam. Pendidikan

1.2 Gambaran Uji NormalitasKelompok Intervensi Dan Kontrol


Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan
pekerjaan pada kelompok intervensi relaksasi adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2.1

Gambaran Hasil Uji Normalitas Pada Kelompok Intervensi


Variabel Kolmogorof-Sminov Shapiro-Wilk

Karakteristik Responden
N Mean Median Std deviasi minimum maksimum
Usia
21-57 40 38,83 41 10,679
(21-57)

Laki-laki 0 0,0
Perempuan 40 100,0

Agama
Islam 40 100,0

Pendidikan
SD 12 30.0
SMP 14 35.0
SMA/SMK 10 25.0
SI 4 10.0
Pekerjaan
Buruh 3 7.5
Guru 1 2.5
IRT 26 65.0
Swasta 8 20.0
Petani 2 5.0
Stat Df Sig. Statistic df Sig.
isti
c
Pre_Intervensi_ .24 20 .002 .681 20 .000
Pengetahuan 3
Pre_ .18 20 .089 .925 20 .125
Inter_Sikap 0
Pre_ Inter_ .25 20 .001 .852 20 .006
Perilaku 9
Post_Inter_ .23 20 .004 .880 20 .018
Pengetahuan 9
Post_ .33 20 .000 .763 20 .000
Inter_Sikap 2
Post_ Inter_ .53 20 .000 .236 20 .000
Perilaku 8

91
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

Tabel di atas menunjukkan bahwa data diasumsikan tidak terdistribusi normal


berdasarkan skor dari Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilknya (p <0.05; Ho ditolak).
Karena data tidak terdistribusi normal, maka untuk menguji ada tidaknya perbedaan
mean untuk dua sampel bebas yang berpasangan adalah Wilcoxon Signed Rank Test
(Alternatif lain dari Paired Samples T test).
Tabel 1.2.2
Gambaran Hasil Uji Normalitas Pada Kelompok Kontrol
Kolmogorof-Sminov Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.


Pre_Kontrol_Pengetahuan .124 20 .200 .946 20 .316
Pre_ Kontrol_Sikap .241 20 .003 .879 20 .017
Pre_ Kontrol_Perilaku .328 20 .000 .777 20 .000
Post_Kontrol_Pengetahuan .195 20 .045 .891 20 .028
Post_ Kontrol_Sikap .180 20 .089 .925 20 .125
Post_Kontrol_Perilaku .259 20 .001 .852 20 .006

Tabel di atas menunjukkan bahwa Rank Test (Alternatif lain dari Paired
data diasumsikan tidak terdistribusi samples T test).
normal berdasarkan skor dari
Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro- 1.3Pengetahuan PHBS Responden
Wilknya (p <0.05; Ho ditolak). Karena Sebelum Dan Sesudah Diberikan
data tidak terdistribusi normal, maka Intervensi HBM
untuk menguji ada tidaknya perbedaan Pengetahuan PHBS sebelum dan sesudah
mean untuk dua sampel bebas yang diberikan intervensi HBM adalah sebagai
berpasangan adalah Wilcoxon Signed berikut:
Tabel 1.3
Pengetahuan PHBS sebelum dan sesudah diberikan intervensi HBM
Std.
Pengetahuan Mean Std. Error Mean Min Maks p value
Deviation
Kelompok Intervensi
Sebelum HBM 4,466 ,999 -4,934 -,466 ,000
6.05
Sesudah HBM 3,114 ,696 6,867 10.133
18.30
Wilcoxon Signed
Ranks Test
Kelompok Kontrol
Sebelum HBM 2,099 ,469 -4,964 -,436 ,028
8.75
Sesudah HBM 1,824 ,408 6,854 10.146
9.80

Wilcoxon Signed
Ranks Test

Berdasarkan tabel 1.3 dapat dijelaskan sebesar 18,30, dan standar deviasi sebesar
bahwa nilai rata-rata pengetahuan sebelum 3,114. Sedangkan berdasarkan Uji Wilcoxon
dilakukan intervensi HBM adalah sebesar diperoleh p value 0,000 (p value <0,05),
6,05 , dan standar deviasi sebesar 4,466 , dan artinya ada perbedaan pengaruh pengetahuan
setelah dilakukan intervensi HBM adalah PHBS setelah dilakukan intervensi HBM.
Journal of Holistic Nursing Science (JHNS) Volume 5 No.2 Juli 2018
Faculty of Health Science Universitas Muhammadiyah Magelang
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing
92
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

Sikap PHBS sebelum dan sesudah


1.4 Sikap PHBS Responden Sebelum diberikan intervensi HBM adalah sebagai
Dan Sesudah Diberikan Intervensi berikut:
HBM

Tabel 1.4
Sikap PHBS sebelum dan sesudah diberikan intervensi HBM
Std.
Sikap Mean Std.deviation Error Min Maks p value
Mean
Kelompok Intervensi
2
,001
, ,095 ,
Sebelum HBM 6,90 1,165
261 705

1 2
8,90 ,
Sesudah HBM 1,252 ,226 ,774
280
Wilcoxon Signed Ranks Test ,000
Kelompok Kontrol
, 2
6,90 04 ,125
224 ,096
Sebelum HBM 1,000

2
Sesudah HBM 8,90 1,165 261 ,226
,774
Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan tabel 1.4. dapat dijelaskan artinya ada perbedaan pengaruh sikap PHBS
bahwa nilai rata-rata sikap sebelum setelah dilakukan intervensi HBM.
dilakukan intervensi HBM adalah sebesar
6,90, dan standar deviasi sebesar 1,165 , dan 1.5. Perilaku PHBS Responden
setelah dilakukan intervensi HBM adalah Sebelum Dan Sesudah Diberikan
sebesar 8,90, dan standar deviasi sebesar Intervensi HBM
1,252. Sedangkan berdasarkan Uji Wilcoxon Perilaku PHBS sebelum dan sesudah
di peroleh p value 0,001 (p value <0,05), diberikan intervensi HBM adalah sebagai
berikut:

Tabel 1.5
Perilaku PHBS sebelum dan sesudah diberikan intervensi HBM
Std.
Std. p
Perilaku Mean Error Min Maks
Deviation value
Mean
Kelompok Intervensi
Sebelum HBM 5,45 1,099 ,246 -,139 1,139
,000
Sesudah HBM 7,95 ,224 ,050 1,992 3,008

Wilcoxon Signed Ranks Test


Kelompok Kontrol
Sebelum HBM 4,95 ,887 ,198 -,140 1,140 ,006

93
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

5,45 1,099 ,246 1,978 3,022


Sesudah HBM
Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan tabel 1.5 dapat dijelaskan


bahwa nilai rata-rata perilaku sebelum 1.6 Perbedaaan Rata-Rata pengetahuan,
dilakukan intervensi HBM adalah sebesar sikap dan perilaku Sebelum Dan
5,45, dan standar deviasi sebesar 1,099 , dan Sesudah Diberikan Intervensi HBM
setelah dilakukan intervensi HBM adalah Perbedaan rata-rata penetahuan,
sebesar 7,95, dan standar deviasi sebesar sikap dan perilaku PHBS sebelum dan
,224. Sedangkan berdasarkan Uji Wilcoxon di sesudah relaksasi HBM adalah sebagai
peroleh p value 0,000 (p value <0,05), artinya berikut:
ada perbedaan pengaruh perilaku PHBS
setelah dilakukan intervensi HBM.

Tabel 1. 6
Perbedaaan rata-rata pengetahuan, sikap dan perilaku PHBS sesudah diberikan
intervensi HBM
Std. Error p
Variable N Mean Mean Different Sd
Mean value
Pengetahuan
Intervensi
20 18,30 3,114 .696 0
8,500
Kontrol ,11
20 9,80 1,824 .408
Sikap
Intervens 20 8,90 2,000 1,252 ,280 0
,812
Kontrol 20 6,90 1,165 ,261

Intervensi 20 7,95 2,500 ,224 ,050 0


,00
Kontrol 20 5,45 1,099 ,246

*Uji Independent T Test


Berdasarkan tabel 1.6 dapat diketahui kelompok intervensi sebesar ,280
bahwa N sebanyak 20 responden untuk sedangkan pada kelompok kontrol sebesar
perlakuan dan 20 responden kelompok ,261. Mean perilaku yang dihasilkan pada
kontrol. Mean pengetahuan yang kelompok intervensi sebesar 7,95
dihasilkan pada kelompok intervensi sedangkan pada kelompok kontrol
sebesar 18,30 sedangkan pada kelompok sebesar 5,45. Selanjutnya Standard Error
kontrol sebesar 9,80. Selanjutnya of Mean pada kelompok intervensi
Standard Error of Mean pada kelompok sebesar ,050 sedangkan pada kelompok
intervensi sebesar ,696 sedangkan pada kontrol sebesar ,246.
kelompok kontrol sebesar ,408. Mean Pengujian independent sample t Test
sikap yang dihasilkan pada kelompok pada pengetahuan diperoleh hasil p value
intervensi sebesar 8,90 sedangkan pada sebesar 0,11(lebih besar dari < 0,05),
kelompok kontrol sebesar 6,90. sikap 0,812 (>0,05) dan perilaku 0,00
Selanjutnya Standard Error of Mean pada
Journal of Holistic Nursing Science (JHNS) Volume 5 No.2 Juli 2018
Faculty of Health Science Universitas Muhammadiyah Magelang
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing
94
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

(lebih besar dari < 0,05), maka Ho Karakteristik


diterima dan Ha ditolak. Hal ini artinya Responden N Mean Median Std deviasi
bahwa terdapat perbedaan kelompok minimum
maksimum
intervensi dengan kelompok kontrol.
Usia
Ada perbedaan nilai mean antara 21-57 40 38,83 41 10,679
kelompok intervensi dan kontrol (p<0.05) (21-57)
dan kalau dilihat dari nilai mean pada
tabel 1, maka kelompok intervensi lebih Laki-laki 0 0,0
baik dari kelompok kontrol, maksudnya Perempuan 40 100,0
intervensi yang diberikan mampu secara Agama
signifikan meningkatkan pengetahuan, Islam 40 100,0
sikap, dan perilaku yang berkaitan dengan
PHBS daripada yang ada pada kelompok Pendidikan
kontrol. SD 12 30.0
Bab ini akan menguraikan tentang SMP 14 35.0
hasil penelitian yang meliputi: SMA/SMK 10 25.0
SI 4 10.0
karakteristik responden, distribusi rata-
rata peningkatan pengetahuan, sikap dan Pekerjaan
perilaku hidup bersih dan sehat dan Buruh 3 7.5
Guru 1 2.5
perbedaan kelompok intervensi dan
IRT 26 65.0
kelompok kontrol. Swasta 8 20.0
Petani 2 5.0
1.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden berdasarkan usia, Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui
jenis kelamin, agama, pendidikan, dan bahwa karakteristik responden
pekerjaan pada kelompok intervensi berdasarkan usia, rata rata responden
relaksasi adalah sebagai berikut: berusia 40 tahun dengan rentang umur 21
tahun – 57tahun.Berdasarkan jenis
Tabel 1.1 kelamin 100% adalah perempuan.
Gambaran Karakteristik Responden Pada Karakteristik responden berdasarkan
Kelompok Intervensi & Kelompok Kontrol agama 100% adalah Islam. Pendidikan
yang terbanyak SMP sebanyak 14
responden (35%). Karakteritik responden
berdasarkan pekerjaan terbanyak Ibu
rumah tangga sebanyak 26 responden
(65,0%).

1.2 Gambaran Uji NormalitasKelompok Intervensi Dan Kontrol


Karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, dan
pekerjaan pada kelompok intervensi relaksasi adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2.1
Gambaran Hasil Uji Normalitas Pada Kelompok Intervensi
Variabel Kolmogorof-Sminov Shapiro-Wilk
Stat Df Sig. Statistic df Sig.
istic
Pre_Intervensi_ .243 20 .002 .681 20 .000
Pengetahuan
Pre_ .180 20 .089 .925 20 .125

95
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

Inter_Sikap
Pre_ Inter_ .259 20 .001 .852 20 .006
Perilaku
Post_Inter_ .239 20 .004 .880 20 .018
Pengetahuan
Post_ .332 20 .000 .763 20 .000
Inter_Sikap
Post_ Inter_ .538 20 .000 .236 20 .000
Perilaku

Tabel di atas menunjukkan bahwa data diasumsikan tidak terdistribusi normal


berdasarkan skor dari Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilknya (p <0.05; Ho ditolak).
Karena data tidak terdistribusi normal, maka untuk menguji ada tidaknya perbedaan
mean untuk dua sampel bebas yang berpasangan adalah Wilcoxon Signed Rank Test
(Alternatif lain dari Paired Samples T test).
Tabel 1.2.2
Gambaran Hasil Uji Normalitas Pada Kelompok Kontrol
Kolmogorof-Sminov Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.


Pre_Kontrol_Pengetahuan .124 20 .200 .946 20 .316
Pre_ Kontrol_Sikap .241 20 .003 .879 20 .017
Pre_ Kontrol_Perilaku .328 20 .000 .777 20 .000
Post_Kontrol_Pengetahuan .195 20 .045 .891 20 .028
Post_ Kontrol_Sikap .180 20 .089 .925 20 .125
Post_Kontrol_Perilaku .259 20 .001 .852 20 .006

Tabel di atas menunjukkan bahwa Rank Test (Alternatif lain dari Paired
data diasumsikan tidak terdistribusi samples T test).
normal berdasarkan skor dari 1.3Pengetahuan PHBS Responden
Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro- Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Wilknya (p <0.05; Ho ditolak). Karena Intervensi HBM
data tidak terdistribusi normal, maka Pengetahuan PHBS sebelum dan sesudah
untuk menguji ada tidaknya perbedaan diberikan intervensi HBM adalah sebagai
mean untuk dua sampel bebas yang berikut:
berpasangan adalah Wilcoxon Signed
Tabel 1.3
Pengetahuan PHBS sebelum dan sesudah diberikan intervensi HBM
Std.
Pengetahuan Mean Std. Error Mean Min Maks p value
Deviation
Kelompok Intervensi
Sebelum HBM 4,466 ,999 -4,934 -,466 ,000
6.05
Sesudah HBM 3,114 ,696 6,867 10.133
18.30
Wilcoxon Signed
Ranks Test
Kelompok Kontrol
Sebelum HBM 2,099 ,469 -4,964 -,436 ,028
8.75
Sesudah HBM 9.80 1,824 ,408 6,854 10.146

Journal of Holistic Nursing Science (JHNS) Volume 5 No.2 Juli 2018


Faculty of Health Science Universitas Muhammadiyah Magelang
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing
96
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

Wilcoxon Signed
Ranks Test

Berdasarkan tabel 1.3 dapat dijelaskan artinya ada perbedaan pengaruh pengetahuan
bahwa nilai rata-rata pengetahuan sebelum PHBS setelah dilakukan intervensi HBM.
dilakukan intervensi HBM adalah sebesar
6,05 , dan standar deviasi sebesar 4,466 , dan 1.4 Sikap PHBS Responden Sebelum
setelah dilakukan intervensi HBM adalah Dan Sesudah Diberikan Intervensi
sebesar 18,30, dan standar deviasi sebesar HBM
3,114. Sedangkan berdasarkan Uji Wilcoxon Sikap PHBS sebelum dan sesudah
diperoleh p value 0,000 (p value <0,05), diberikan intervensi HBM adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.4
Sikap PHBS sebelum dan sesudah diberikan intervensi HBM
Std.
Sikap Mean Std.deviation Error Min Maks p value
Mean
Kelompok Intervensi
2
,001
, ,095 ,
Sebelum HBM 6,90 1,165
261 705

1 2
8,90 ,
Sesudah HBM 1,252 ,226 ,774
280
Wilcoxon Signed Ranks Test ,000
Kelompok Kontrol
, 2
6,90 04 ,125
224 ,096
Sebelum HBM 1,000

2
Sesudah HBM 8,90 1,165 261 ,226
,774
Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan tabel 1.4. dapat dijelaskan


bahwa nilai rata-rata sikap sebelum 1.5. Perilaku PHBS Responden
dilakukan intervensi HBM adalah sebesar Sebelum Dan Sesudah Diberikan
6,90, dan standar deviasi sebesar 1,165 , dan Intervensi HBM
setelah dilakukan intervensi HBM adalah
sebesar 8,90, dan standar deviasi sebesar
Perilaku PHBS sebelum dan
1,252. Sedangkan berdasarkan Uji Wilcoxon
sesudah diberikan intervensi HBM
di peroleh p value 0,001 (p value <0,05),
artinya ada perbedaan pengaruh sikap PHBS adalah sebagai berikut:
setelah dilakukan intervensi HBM.

Tabel 1.5
Perilaku PHBS sebelum dan sesudah diberikan intervensi HBM

97
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

Std.
Std. p
Perilaku Mean Error Min Maks
Deviation value
Mean
Kelompok Intervensi
Sebelum HBM 5,45 1,099 ,246 -,139 1,139
,000
Sesudah HBM 7,95 ,224 ,050 1,992 3,008

Wilcoxon Signed Ranks Test


Kelompok Kontrol
4,95 ,887 ,198 -,140 1,140 ,006
Sebelum HBM
5,45 1,099 ,246 1,978 3,022
Sesudah HBM

Wilcoxon Signed Ranks Test

Berdasarkan tabel 1.5 dapat dijelaskan


bahwa nilai rata-rata perilaku sebelum 1.7 Perbedaaan Rata-Rata pengetahuan,
dilakukan intervensi HBM adalah sebesar sikap dan perilaku Sebelum Dan
5,45, dan standar deviasi sebesar 1,099 , dan Sesudah Diberikan Intervensi HBM
setelah dilakukan intervensi HBM adalah Perbedaan rata-rata penetahuan,
sebesar 7,95, dan standar deviasi sebesar sikap dan perilaku PHBS sebelum dan
,224. Sedangkan berdasarkan Uji Wilcoxon di sesudah relaksasi HBM adalah sebagai
peroleh p value 0,000 (p value <0,05), artinya berikut:
ada perbedaan pengaruh perilaku PHBS
setelah dilakukan intervensi HBM.

Tabel 1. 6
Perbedaaan rata-rata pengetahuan, sikap dan perilaku PHBS sesudah diberikan
intervensi HBM

Mean Std. Error


Variable N Mean Sd P value
Different Mean
Pengetahuan
Intervensi 20 18,30 3,114 .696
8,500 0,11
Kontrol 20 9,80 1,824 .408
Sikap
Intervensi 20 8,90 1,252 ,280

Kontrol 20 6,90 2,000 1,165 ,261 0,812

Intervensi 20 7,95 ,224 ,050


Kontrol 20 5,45 2,500 1,099 ,246 0,00
*Uji Independent T Test

Journal of Holistic Nursing Science (JHNS) Volume 5 No.2 Juli 2018


Faculty of Health Science Universitas Muhammadiyah Magelang
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing
98
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

Berdasarkan tabel 1.6 dapat Karakteristik responden


diketahui bahwa N sebanyak 20 berdasarkan usia yang terbanyak 40
responden untuk perlakuan dan 20 tahun. Karakteristik ini bisa
responden kelompok kontrol. Mean menggambarkan kematangan fisik
pengetahuan yang dihasilkan pada psikis dan social dalam berperilaku
kelompok intervensi sebesar 18,30 hidup bersih dan sehat. Berdasarkan
sedangkan pada kelompok kontrol jenis kelamin yang terbanyak adalah
sebesar 9,80. Selanjutnya Standard perempuan. Jenis kelamin ini
Error of Mean pada kelompok memberikan dukungan yang kuat
intervensi sebesar ,696 sedangkan dalam berperilaku. Karakteristik
pada kelompok kontrol sebesar ,408. responden berdasarkan agama
Mean sikap yang dihasilkan pada terbanyak adalah Islam. Pendidikan
kelompok intervensi sebesar 8,90 yang terbanyak SMP.Tingkat
sedangkan pada kelompok kontrol pendidikan akan mempengaruhi
sebesar 6,90. Selanjutnya Standard dalam menanggapi suatu masalah dan
Error of Mean pada kelompok kemudahan dalam menerima suatu
intervensi sebesar ,280 sedangkan pesan (Sekar P, 2018). Karakteritik
pada kelompok kontrol sebesar ,261. responden berdasarkan pekerjaan
Mean perilaku yang dihasilkan pada yang terbanyak Ibu Rumah Tangga.
kelompok intervensi sebesar 7,95 Banyaknya waktu di rumah
sedangkan pada kelompok kontrol diharapkan lebih mudah dalam
sebesar 5,45. Selanjutnya Standard mendukung perilaku yang sehat
Error of Mean pada kelompok (Taufik, 2013). Karakteristik
intervensi sebesar ,050 sedangkan responden ini semua menunjukkan
pada kelompok kontrol sebesar ,246. kesesuaian gambaran data demografi
masyarakat di Desa Donorojo.
Pengujian independent sample t
Test pada pengetahuan diperoleh
1.2.2. Perbedaaan Pengetahuan,
hasil p value sebesar 0,11(lebih besar
sikap dan perilaku PHBS
dari < 0,05), sikap 0,812 (>0,05) dan Sebelum Dan Sesudah
perilaku 0,00 (lebih besar dari < Diberikan Intervensi HBM
0,05), maka Ho diterima dan Ha Nilai rata-rata pengetahuan
ditolak. Hal ini artinya bahwa sebelum dilakukan intervensi dengan
terdapat perbedaan kelompok menggunakan Health Belief Model
intervensi dengan kelompok kontrol. adalah sebesar 6,05, dan setelah
Ada perbedaan nilai mean antara dilakukan intervensi menjadi sebesar
kelompok intervensi dan kontrol 18,30. Sedangkan hasil uji Wilcoxon
(p<0.05) dan kalau dilihat dari nilai diperoleh pvalue 0,000 (pvalue<0,05),
mean pada tabel 1, maka kelompok artinya ada perbedaan pengaruh
intervensi lebih baik dari kelompok pengetahuan PHBS setelah dilakukan
kontrol, maksudnya intervensi yang intervensi HBM. Nilai rata-rata sikap
diberikan mampu secara signifikan sebelum dilakukan intervensi HBM
meningkatkan pengetahuan, sikap, adalah sebesar 6,90, dan setelah
dan perilaku yang berkaitan dengan dilakukan intervensi HBM adalah
PHBS daripada yang ada pada sebesar 8,90. Sedangkan berdasarkan
kelompok kontrol. uji Wilcoxon di peroleh p value
PEMBAHASAN 0,001 (p value <0,05), artinya ada
1.2.1 Karakteristik Responden perbedaan pengaruh sikap PHBS

Journal of Holistic Nursing Science (JHNS) Volume 5 No.2 Juli 2018


Faculty of Health Science Universitas Muhammadiyah Magelang
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

setelah dilakukan intervensi HBM. melindungi kesehatan setiap anggota


Nilai rata-rata perilaku sebelum rumah tangga dari gangguan ancaman
dilakukan intervensi HBM adalah penyakit dan lingkungan yang kurang
sebesar 5,45 , dan setelah dilakukan kondusif untuk hidup sehat. (Depkes
intervensi HBM adalah sebesar 7,95. RI, 2009).
Sedangkan hasil uji Wilcoxon di Berdasarkan Pusat Promosi
peroleh p value 0,000 (p value <0,05), Kesehatan Depkes RI (2008) dan Depkes
artinya ada perbedaan pengaruh RI (2010), menjelaskan 10 indikator
perilaku PHBS setelah dilakukan perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebagai
intervensi HBM. Hasilpengujian berikut:Pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan, bayi diberi ASI
Independent sample T Test pada Eksklusif sejak lahir sampai berusia 6
pengetahuan diperoleh hasil p value bulan, menimbang balita setiap bulan,
sebesar 0,11(lebih besar dari < 0,05), menggunakan air bersih, yaitu air yang
sikap sebesar 0,812 (>0,05) dan memenuhi syarat air bersih yaitu tidak
perilaku sebesar 0,00 (< 0,05). Hasil berasa, tidak berbau dan tidak berwarna.
ini mempunyai arti bahwa terdapat Sumber air sumur berjarak minimal 10
perbedaan kelompok intervensi meter dari sumber pencemar atau
dengan kelompok kontrol. penampungan kotoran atau limbah.,
Hasil penelitian ini membuktikan mencuci tangan dengan air bersih dan
bahwa HBM bisa digunakan sebagai sabun, adalah penduduk 5 tahun keatas
model perubahan perilaku hidup mencuci tangan menggunakan air bersih
mengalir dan sabun, menggunakan
bersih dan sehat baik pengetahuan, jamban yang terpelihara kebersihannya,
sikap, maupun perilaku. memberantas jentik nyamuk di rumah,
Perilaku merupakan sesuatu yang makan buah dan sayur setiap hari,
rumit, unik dan kompleks. Perilaku melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor tidak merokok di dalam rumah.
predisposisi seperti pengetahuan, Tingkat pengetahuan PHBS dan
sikap, tradisi dan kepercayaan. Faktor pola hidup sehat berada pada taraf
pemungkin atau pendukung seperti: sedang.(Banun,2016). Pencapaian
ketersediaan sarana prasarana atau hasil yang didapatkan desa Gentan
fasilitas kesehatan. Faktor penguat (67,06%), desa Kedungsono (73,3%)
seperti faktor sikap perilaku tokoh dan desa Kamal (73,53%). Dari ketiga
masyarakat, kebijakan pemerintah desa tersebut, terdapat empat
dibidang kesehatan (Depkes RI Pusat indikator PHBS yang nilainya
promosi Kesehatan, 2008). terendah, yakni ketersediaan tempat
Perilaku hidup bersih dan sehat sampah (37,58%), tidak merokok
merupakan sekumpulan perilaku yang (52,81%), dan Pemberantasan sarang
dipraktekkan atas dasar kesadaran nyamuk (PSN) (56,65%). Indikator
sebagai hasil pembelajaran yang PHBS dengan nilai tertinggi adalah
menjadikan individu keluarga tidak menggunakan miras/narkoba
kelompok dapat menolong dirinya (96,28%) dan ketersediaan air bersih
sendiri dalam bidang kesehatan dan (94,88%).
berperan aktif dalam mewujudkan Health Belief Model (disingkat
derajat kesehatan (Pemerintah HBM) merupakan kerangka utama
Provinsi Jawa Barat, 2010).Rumah dalam perilaku berkaitan dengan
tangga ber-PHBS berarti mampu kesehatan manusia. Hal ini
menjaga meningkatkan dan menjadikan HBM sebagai model
Journal of Holistic Nursing Science (JHNS) Volume 5 No.2 Juli 2018
Faculty of Health Science Universitas Muhammadiyah Magelang
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing
100
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

yang menjelaskan pertimbangan oleh kecerdasan spiritual


seseorang sebelum mereka (Anasrulloh 2015). Ada pengaruh
berperilaku sehat. Oleh karena itu, signifikan pada pasien yang
HBM memiliki fungsi sebagai model diberikan perilaku spiritual dengan
pencegahan atau preventif. HBM yang tidak. (Ridawati 2014). Menurut
memiliki komponen yang dapat model yang diusulkan ini, seseorang
membantu kita untuk menjaga yang mempunyai spiritualitas lebih
perilaku hidup sehat : percaya bahwa cenderung puas dengan apa yang
penyakit muncul dari suatu perilaku dilakukaannya dan tidak akan
PHBS (Perceived Susceptibility), melakukan perilaku menyimpang
percaya akan berbahayanya suatu (Ahmad and Omar 2014)
penyakit (Perceived Severity) yang Kecerdasan spiritual berpengaruh
ditimbulkan dari tidak dilakukannya positif dan signifikan terhadap
PHBS, percaya terhadap manfaat dari motivasi seseorang. Motivasi
metode yang disarankan yaitu PHBS dipengaruhi oleh kecerdasan spiritual,
untuk mengurangi resiko penyakit besarnya kontribuasi adalah 80,7%
(Perceived Benefits), percaya (Anasrulloh 2015). Berdasarkan hasil
terhadap perilaku sehat yang penelitian ini bahwa untuk merubah
dilakukan (Perceived Barriers) yaitu perilaku seseorang sangat dipengaruhi
PHBS, dan menyegerakan perilaku oleh spiritual seseorang.
hidup sehat akibat suatu kondisi Ada perubahan signifikan dalam
tertentu (Cues to Action). model keyakinan kesehatan keluarga
Dalam upaya merubah perilaku (p=0,004), perubahan tersebut terjadi
dilakukan secara intensif dan pada aspek persepsi tentang manfaat
berkesinambungan dengan cara (p=0,009), persepsi tentang hambatan
menanamkan sebuah perilaku sehat. (p=0,035) dan persepsi tentang self
Waktu yang dibutuhkan kegiatan ini efficacy (p=0,002). Tidak ada
selama 21 hari. Cara ini dilakukan perubahan yang signifikan dalam
melalui tiga tahapan yaitu: tujuh hari persepsi tentang kerentanan dan
pertama melalui tahapan keparahan (p=0,052) (Ridawati,
menanamkan pengetahun untuk 2014). HBM berhubungan signifikan
mepengaruhi pola pikir. Tujuh hari dengan perilaku, persepsi
kedua dilakukan tahapan internalisasi keseriusan,persepsi positif, dan
untuk menjadikan suatu perilaku yang persepsi kemampuan diri (Tarkang
telah diketahui sebagai pola sikap and Zotor, 2015).Hal inilah yang
atau kebiasaan. Selanjutnya tujuh hari mendasari diperlukannya model teori
terakhir merupakan tahapan untuk spiritual yang bisa diterapkan untuk
mengubah pola sikap menjadi budaya meningkatkan keyakinan dalam
baru yaitu perilaku hidup bersih dan merubah perilaku.
sehat. Ditinjau dari 5 Komponen HBM,
Penanaman kepercayaan sebagian besar memiliki persentase
pentingnya PHBS bagi keluarga akan tinggi dalam melakukan pencegahan,
mampu menumbuhkan perilaku yang yaitu; kerentanan yang dirasakan
sehat. Hasil ini sesuai dengan analisis 56,3%, keparahan yang dirasakan
bahwa terdapat korelasi kecerdasan 51,7%, manfaat yang dirasakan
spiritual dengan perilaku prososial 65,5%, hambatan yang dirasakan
(Djalali 2012). Hasilini juga diperkuat 52,9%, dan isyarat untuk bertindak
bahwa kinerja seseorang dipengaruhi 56,3% (Husna 2014).Berdasarkan

101
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

HBM diketahui bahwa self efikasi 18,30. Sedangkan hasil uji Wilcoxon
yang dirasakan, tingkat keparahan diperoleh pvalue 0,000 (pvalue<0,05),
yang dirasakan, dan kerentanan yang artinya ada perbedaan pengaruh
dirasakan merupakan prediktor yang pengetahuan PHBS setelah dilakukan
sinifikan(Vazini and Barati intervensi HBM. Nilai rata-rata sikap
2014).HBM menyebabkan sebelum dilakukan intervensi HBM
meningkatnya perilaku sehat dari adalah sebesar 6,90, dan setelah
sebelumnya pada klien (Jones et al. dilakukan intervensi HBM adalah
2015). sebesar 8,90. Sedangkan berdasarkan
PEMBAHASAN uji Wilcoxon di peroleh p value
0,001 (p value <0,05), artinya ada
1.2.1 Karakteristik Responden
perbedaan pengaruh sikap PHBS
Karakteristik responden
setelah dilakukan intervensi HBM.
berdasarkan usia yang terbanyak 40
Nilai rata-rata perilaku sebelum
tahun. Karakteristik ini bisa
dilakukan intervensi HBM adalah
menggambarkan kematangan fisik
sebesar 5,45 , dan setelah dilakukan
psikis dan social dalam berperilaku
intervensi HBM adalah sebesar 7,95.
hidup bersih dan sehat. Berdasarkan
Sedangkan hasil uji Wilcoxon di
jenis kelamin yang terbanyak adalah
peroleh p value 0,000 (p value <0,05),
perempuan. Jenis kelamin ini
artinya ada perbedaan pengaruh
memberikan dukungan yang kuat
perilaku PHBS setelah dilakukan
dalam berperilaku. Karakteristik
intervensi HBM. Hasilpengujian
responden berdasarkan agama
Independent sample T Test pada
terbanyak adalah Islam. Pendidikan
pengetahuan diperoleh hasil p value
yang terbanyak SMP.Tingkat
sebesar 0,11(lebih besar dari < 0,05),
pendidikan akan mempengaruhi
sikap sebesar 0,812 (>0,05) dan
dalam menanggapi suatu masalah dan
perilaku sebesar 0,00 (< 0,05). Hasil
kemudahan dalam menerima suatu
ini mempunyai arti bahwa terdapat
pesan (Sekar P, 2018). Karakteritik
perbedaan kelompok intervensi
responden berdasarkan pekerjaan
dengan kelompok kontrol.
yang terbanyak Ibu Rumah Tangga.
Hasil penelitian ini membuktikan
Banyaknya waktu di rumah
bahwa HBM bisa digunakan sebagai
diharapkan lebih mudah dalam
model perubahan perilaku hidup
mendukung perilaku yang sehat
bersih dan sehat baik pengetahuan,
(Taufik, 2013). Karakteristik
sikap, maupun perilaku.
responden ini semua menunjukkan
Perilaku merupakan sesuatu yang
kesesuaian gambaran data demografi
rumit, unik dan kompleks. Perilaku
masyarakat di Desa Donorojo.
dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu faktor
1.2.3. Perbedaaan Pengetahuan, predisposisi seperti pengetahuan,
sikap dan perilaku PHBS sikap, tradisi dan kepercayaan. Faktor
Sebelum Dan Sesudah pemungkin atau pendukung seperti:
Diberikan Intervensi HBM ketersediaan sarana prasarana atau
Nilai rata-rata pengetahuan fasilitas kesehatan. Faktor penguat
sebelum dilakukan intervensi dengan seperti faktor sikap perilaku tokoh
menggunakan Health Belief Model masyarakat, kebijakan pemerintah
adalah sebesar 6,05, dan setelah dibidang kesehatan (Depkes RI Pusat
dilakukan intervensi menjadi sebesar promosi Kesehatan, 2008).
Journal of Holistic Nursing Science (JHNS) Volume 5 No.2 Juli 2018
Faculty of Health Science Universitas Muhammadiyah Magelang
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing
102
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

Perilaku hidup bersih dan sehat (52,81%), dan Pemberantasan sarang


merupakan sekumpulan perilaku yang nyamuk (PSN) (56,65%). Indikator
dipraktekkan atas dasar kesadaran PHBS dengan nilai tertinggi adalah
sebagai hasil pembelajaran yang tidak menggunakan miras/narkoba
menjadikan individu keluarga (96,28%) dan ketersediaan air bersih
kelompok dapat menolong dirinya (94,88%).
sendiri dalam bidang kesehatan dan Health Belief Model (disingkat
berperan aktif dalam mewujudkan HBM) merupakan kerangka utama
derajat kesehatan (Pemerintah dalam perilaku berkaitan dengan
Provinsi Jawa Barat, 2010).Rumah kesehatan manusia. Hal ini
tangga ber-PHBS berarti mampu menjadikan HBM sebagai model
menjaga meningkatkan dan yang menjelaskan pertimbangan
melindungi kesehatan setiap anggota seseorang sebelum mereka
rumah tangga dari gangguan ancaman berperilaku sehat. Oleh karena itu,
penyakit dan lingkungan yang kurang HBM memiliki fungsi sebagai model
kondusif untuk hidup sehat. (Depkes pencegahan atau preventif. HBM
RI, 2009). memiliki komponen yang dapat
Berdasarkan Pusat Promosi membantu kita untuk menjaga
Kesehatan Depkes RI (2008) dan Depkes perilaku hidup sehat : percaya bahwa
RI (2010), menjelaskan 10 indikator penyakit muncul dari suatu perilaku
perilaku Hidup Bersih dan Sehat sebagai PHBS (Perceived Susceptibility),
berikut:Pertolongan persalinan oleh percaya akan berbahayanya suatu
tenaga kesehatan, bayi diberi ASI
penyakit (Perceived Severity) yang
Eksklusif sejak lahir sampai berusia 6
bulan, menimbang balita setiap bulan, ditimbulkan dari tidak dilakukannya
menggunakan air bersih, yaitu air yang PHBS, percaya terhadap manfaat dari
memenuhi syarat air bersih yaitu tidak metode yang disarankan yaitu PHBS
berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. untuk mengurangi resiko penyakit
Sumber air sumur berjarak minimal 10 (Perceived Benefits), percaya
meter dari sumber pencemar atau terhadap perilaku sehat yang
penampungan kotoran atau limbah., dilakukan (Perceived Barriers) yaitu
mencuci tangan dengan air bersih dan PHBS, dan menyegerakan perilaku
sabun, adalah penduduk 5 tahun keatas hidup sehat akibat suatu kondisi
mencuci tangan menggunakan air bersih tertentu (Cues to Action).
mengalir dan sabun, menggunakan
Dalam upaya merubah perilaku
jamban yang terpelihara kebersihannya,
memberantas jentik nyamuk di rumah, dilakukan secara intensif dan
makan buah dan sayur setiap hari, berkesinambungan dengan cara
melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan menanamkan sebuah perilaku sehat.
tidak merokok di dalam rumah. Waktu yang dibutuhkan kegiatan ini
Tingkat pengetahuan PHBS dan selama 21 hari. Cara ini dilakukan
pola hidup sehat berada pada taraf melalui tiga tahapan yaitu: tujuh hari
sedang.(Banun,2016). Pencapaian pertama melalui tahapan
hasil yang didapatkan desa Gentan menanamkan pengetahun untuk
(67,06%), desa Kedungsono (73,3%) mepengaruhi pola pikir. Tujuh hari
dan desa Kamal (73,53%). Dari ketiga kedua dilakukan tahapan internalisasi
desa tersebut, terdapat empat untuk menjadikan suatu perilaku yang
indikator PHBS yang nilainya telah diketahui sebagai pola sikap
terendah, yakni ketersediaan tempat atau kebiasaan. Selanjutnya tujuh hari
sampah (37,58%), tidak merokok terakhir merupakan tahapan untuk

103
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

mengubah pola sikap menjadi budaya spiritual yang bisa diterapkan untuk
baru yaitu perilaku hidup bersih dan meningkatkan keyakinan dalam
sehat. merubah perilaku.
Penanaman kepercayaan Ditinjau dari 5 Komponen HBM,
pentingnya PHBS bagi keluarga akan sebagian besar memiliki persentase
mampu menumbuhkan perilaku yang tinggi dalam melakukan pencegahan,
sehat. Hasil ini sesuai dengan analisis yaitu; kerentanan yang dirasakan
bahwa terdapat korelasi kecerdasan 56,3%, keparahan yang dirasakan
spiritual dengan perilaku prososial 51,7%, manfaat yang dirasakan
(Djalali 2012). Hasilini juga diperkuat 65,5%, hambatan yang dirasakan
bahwa kinerja seseorang dipengaruhi 52,9%, dan isyarat untuk bertindak
oleh kecerdasan spiritual 56,3% (Husna 2014).Berdasarkan
(Anasrulloh 2015). Ada pengaruh HBM diketahui bahwa self efikasi
signifikan pada pasien yang yang dirasakan, tingkat keparahan
diberikan perilaku spiritual dengan yang dirasakan, dan kerentanan yang
yang tidak. (Ridawati 2014). Menurut dirasakan merupakan prediktor yang
model yang diusulkan ini, seseorang sinifikan(Vazini and Barati
yang mempunyai spiritualitas lebih 2014).HBM menyebabkan
cenderung puas dengan apa yang meningkatnya perilaku sehat dari
dilakukaannya dan tidak akan sebelumnya pada klien (Jones et al.
melakukan perilaku menyimpang 2015).
(Ahmad and Omar 2014)
Kecerdasan spiritual berpengaruh KESIMPULAN
positif dan signifikan terhadap
motivasi seseorang. Motivasi Karakteristik responden
dipengaruhi oleh kecerdasan spiritual, berdasarkan usia yang terbanyak 40
besarnya kontribuasi adalah 80,7% tahun, jenis kelamin semuanya
(Anasrulloh 2015). Berdasarkan hasil perempuan, agama terbanyak
penelitian ini bahwa untuk merubah adalah Islam, Pendidikan yang
perilaku seseorang sangat dipengaruhi terbanyak SMP, pekerjaan yang
oleh spiritual seseorang. terbanyak bekerja sebagai IRT.
Ada perubahan signifikan dalam Ada perbedaan pengaruh
model keyakinan kesehatan keluarga pengetahuan, sikap, dan perilaku
(p=0,004), perubahan tersebut terjadi PHBS setelah dilakukan intervensi
pada aspek persepsi tentang manfaat Health Belief Model.
(p=0,009), persepsi tentang hambatan Hendaknya perawat
(p=0,035) dan persepsi tentang self menggunakan HBM sebagai upaya
efficacy (p=0,002). Tidak ada promosi kesehatan dalam mengubah
perubahan yang signifikan dalam perilaku hidup bersih dan
persepsi tentang kerentanan dan sehat.Hendaknya model HBM
keparahan (p=0,052) (Ridawati, diajarkan kepada para mahasiswa
2014). HBM berhubungan signifikan keperawatan sebagai pendekatan
dengan perilaku, persepsi upaya promosi kesehatan untuk
keseriusan,persepsi positif, dan mengubah perilaku PHBS.
persepsi kemampuan diri (Tarkang
and Zotor, 2015).Hal inilah yang
mendasari diperlukannya model teori
Journal of Holistic Nursing Science (JHNS) Volume 5 No.2 Juli 2018
Faculty of Health Science Universitas Muhammadiyah Magelang
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/nursing
104
ISSN: 2579-8472
E-ISSN (Media online) : 2579-7751

Tarkang, Elvis E, and Francis B Zotor. 2015.


DAFTAR PUSTAKA “Application of the Health Belief
Model ( HBM ) in HIV Prevention : A
Literature Review.” 1(1): 1–8.
Ahmad, Aminah, and Zoharah Omar. 2014.
Umaroh, Ayu Khoirotul, Heru Yuda
“Reducing Deviant Behavior through
Hanggara, and Choiri. 2016. “Wilayah
Workplace Spirituality and Job
Kerja Puskesmas Bulu Kabupaten
Satisfaction.” Asian Social Science
Sukoharjo Bulan Januari-Maret 2015.”
10(19): 107–12.
Jurnal Kesehatan 1(1): 25–31.
Anasrulloh, Muhammad. 2015. “Kata Kunci :
Vazini, Hossein, and Majid Barati. 2014.
Kecerdasan Spiritual, Motivasi Kerja
“The Health Belief Model and Self-
Dan Kinerja Guru.” Pengaruh
Care Behaviors among Type 2 Diabetic
Kecerdasan Spiritual 1(2): 12–26.
Patients.” 6(3): 107–13.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. 2013. “Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) 2013.” Laporan
Nasional 2013: 1–384.
Djalali, M As. 2012. “Kecerderdasan Emosi ,
Kecerdasan Spiritual Dan Perilaku
Prososial.” 1(2): 53–65.
Husna, Cut. 2014. “Upaya Pencegahan
Kekambuhan Asma Bronchial Ditinjau
Dari Teori Health Belief Model Di
RSUDZA Banda Aceh The Prevention
of Recurrence of Asthma Bronchial
Viewed from Health Belief Model
Theory in RSUDZA Banda Aceh Cut
Husna.” V(3): 75–89.
Jones, Christina L et al. 2015. “The Health
Belief Model as an Explanatory
Framework in Communication
Research : Exploring Parallel , Serial ,
and Moderated Mediation The Health
Belief Model as an Explanatory
Framework in Communication
Research : Exploring Parallel , Serial ,
and Moderat.” 236(March 2016).
Kementerian Kesehatan RI. 2017. “Profil
Kesehatan Indonesia 2016.” Profil
Kesehatan Indonesia: 100.
http://www.depkes.go.id/resources/dow
nload/pusdatin/lain-lain/Data dan
Informasi Kesehatan Profil Kesehatan
Indonesia 2016 - smaller size -
web.pdf.
Raksanagara, Ardini S, and Ahyani
Raksanagara. 2015. “Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat Sebagai Determinan
Kesehatan Yang Penting Pada Tatanan
Rumah Tangga Di Kota Bandung.”
Jurnal Sistem Kesehatan 1(1): 30–34.
jurnal.unpad.ac.id/jsk_ikm/article/down
load/10340/4702.
Ridawati, Zonia. 2014. “Pengaruh
Pendekatan Spiritual Terhadap Perilaku
Spiritual Pasien Gangguan Jiwa
Puskesmas Galur 2 Desa Banaran
Kulon Progo Provinsi Daerah.”

105

You might also like