2020-Article Text-5582-3-10-20211012
2020-Article Text-5582-3-10-20211012
2020-Article Text-5582-3-10-20211012
ABSTRACT
National development in the health sector through posyandu is the development of human resources for
the purpose of optimizing the degree of public health as measured by the Maternal Mortality Rate (MMR)
per 100,000 live births and the Infant Mortality Rate (IMR) per 1000 live births which are also
components of the Human Development Index (HDI). . The goal of posyandu is to reduce the Maternal
Mortality Rate (MMR) and the Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia through community
empowerment efforts. The targets of the posyandu are all babies, toddlers, pregnant women,
breastfeeding mothers, post-partum mothers as well as women at fertile age (WUS) and fertile age
couples (PUS). Posyandu activities consist of maternal and child health (KIA), family planning (KB),
immunization, improved nutrition, prevention and overcoming diarrhea. Posyandu has a human
development linkage, this linkage can be seen from the efforts to reduce MMR and IMR in Indonesia,
while in Indonesia MMR and IMR are still very high, this is due to the failure to achieve the 2015 MDG'S
target to overcome this problem, it is necessary to revitalize posyandu and implement good management
at posyandu so that provide a solution to the AKI and AKB problems. The goal of posyandu to reduce
MMR and IMR is to increase life expectancy in Indonesia. If the life expectancy of humans in Indonesia
increases it means that the quality of human life will be better so that it can improve the quality of human
development from sharing sides nationally in Indonesia.
ABSTRAK
Pembangunan Nasional dalam bidang kesehatan melalui posyandu adalah pembangunan sumber daya
manusia untuk tujuan optimasi derajat kesehatan masyarakat yang diukur Angka Kematian Ibu (AKI)per
100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup yang juga komponen
Indeks Pembangunan Manusia ( IPM). Tujuan posyandu adalalah penurunan Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB) DI Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Sasaran dari
posyandu ialah seluruh masyarakat bayi, balita, ibuhamil, ibu menyusui, ibu nifas serta Wanita Usia
Subur(WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS). Kegiatan posyandu terdiri dari kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, perbaikan gizi, pencegahan dan penanggulangan diare.
Posyandu memiliki keterkaitan pembangunan manusia, keterkaitan tersebut dapat dilihat dari upaya
penurunan AKI dan AKB di Indonesia sedangkan di Indonesia AKI dan AKB masih sangat tinggi hal
tersebut dikarenakan kegagalan mencapai target MDG’S 2015 untuk mengatasi persoalan tersebut
diperlukan revitalisasi posyandu dan penerapan manajemen yang baik pada posyandu sehingga
menimbulkan jalan keluar atas permasalahan AKI dan AKB tersebut. Tujuan posyandu untuk penurunan
AKI dan AKB ialah untuk meningkatkan usia harapan hidup di Indonesia. Apabila usia harapan hidup
manusia di Indonesia meningkatkan berati kualitas hidup manusia menjadi lebih baik sehingga dapat
meningkatkan kualitas manusia pembangunan dari berbagi sisi secara Nasional di Indonesia.
Kata Kunci: Posyandu, Pencegahan Penularan.
Mohammad Saat Ibnu Waqfin, Aimmatul Fitriyah, Kholidatuzzuhriyah, Anton Muhibuddin
Pendampingan Kegiatan Posyandu di Desa Bandarkedungmulyo dalam Meningkatkan…
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan nasional. Tujuan
diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Nasirudin et al,
2021). Keberhasilan pembangunan kesehatan indonesia tidak lepas dari partisipasi aktif dari masyarakat
dan swasta, oleh karena itu menteri kesehatan menetapkan visi yaitu : “masyarakat sehat yang mandiri
dan berkeadilan”, dengan salah satu misi “ meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melaui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani”. Untuk mencapai visi dan misi
tersebut diperlukan kegiatan yang dapat menciptakan partisipasi masyarakat dibidang kesehatan, adapun
kegiatan yang dapat menciptakan pasrtisipasi masyarakat dibidang kesehatan salah satunya berupa
posyandu (Meishanti et al, 2021). Pentingnya pembangunan kesehatan, telah diakui oleh semua pihak.
Hasil pengamatan pengalaman lapangan sampai peningkatan cakupan program semua membuktikan
bahwa peran serta masyarakat sangat menentukan terhadap keberhasilan, kemandirian, dan
kesinambungan pembangunan manusia (Widya et al, 2021).
Dalam kegiatan posyandu tidak lepas dari peran masyarakat dari peran serta masyarakat , petugas
kesehatan serta sektor-sektor yang terkait dalam membantu keluhan-keluhan masyarakat
dilingkungannya, oleh sebab itu diperlukan adanya kerjasama yang dinamis dan produktif yang
melibatkan sektor yang terkait yaitu pemerintah, swasta dan masyarakat dalam upaya meningkakan
kemandirian posyandu (Anggraini et al, 2021);(Fadhli et al, 2021). Salah satu sumberdaya dan peran serta
masyarakat dalam bidang kesehatan yaitu Pos Pelayanan Terpadu (posyandu) dibentuk oleh, dari dan
untuk masyarakat itu sendiri (Dinihari et al, 2019).
METODE
Metode pendekatan untuk pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat pada skema KKN-PPM berupa
kegiatan Posyandu ini meliputi diskusi dan tanya jawab tentang perkembangan, pertumbuhan, serta
permasalahan yang terjadi pada bayi dan balita. Diskusi dan tanya jawab tersebut dilakukan oleh ibu
bidan yang bertugas dan perpengalaman dalam bidangnya. Kemudian pendataan, pendataan ini dilakukan
oleh ibu-ibu kader dari dsn Kedunggabus ds Bandarkedungmulyo Jombang setelah menimbang bayi dan
balita dan dari data tersebut dapat disimpulkan apakah bayi dan balita mengalami peningkatan atau
penurunan berat badannya.
Kegiatan Posyandu Rajawali di dsn. Kedunggabus ds. Bandarkedungmulyo Jombang diselenggarakan
mulai dari jam 08:00 WIB-11:00 WIB, kegiatan tersebut diawali dengan menimbang bayi dan balita serta
pendataan berat badan bayi dan balita agar dapat diketahui dengan pasti apakah berat badan bayi dan
balita mengalami peningkatan atau penurunan. Kemudian dilanjut dengan pemberian Vitamin A, obat
cacing serta imunisasi untuk bayi dan balita. Dan pemberian sarana pencegahan penularan Covid-19
berupa handsanitizer, masker, serta Vitamin C untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi dan balita.
dipengaruhi oleh orang yang melakukan pengukuran, instrument yang digunakan dan subjek atau
responden.
Peran kader yang begitu penting di posyandu dapat membantu peningkatan kualitas data. Informasi yang
dihasilkan harus memiliki kualitas yang baik agar dapat digunakan sebagai indikator kesejahteraan di
masyarakat, terutama yang berkaitan dengan hasil penimbangan bayi dan balita. Selama ini masalah
kualitas data penimbangan posyandu sering dipertanyakan karena data yang sangat terbatas. Data
pemantauan pertumbuhan yang tidak tepat menyebabkan interpretasi status gizi yang salah pula dan
berakibat pada kesalahan pengambilan keputusan penanganan masalah gizi. Oleh karena itu, presisi dan
akurasi dari hasil penimbangan oleh kader sangat perlu untuk diperhatikan.
Dengan demikian pembaruan permasalahan mitra yang ada dapat disimpulkan sebagai berikut. Pihak
puskesmas menjadi lebih teliti dengan data yang telah disediakan oleh kader posyandu, kemudian pihak
puskesmas mengambil langkah dengan mengecek ulang agar penanganan tidak hanya untuk bayi dan
balita yang kekurangan gizi saja. Namun juga pada bayi dan balita yang dianggap sehat supaya menjadi
salah satu upaya pencegahan terjadinya gizi buruk di wilayah tersebut.
Vitamin A adalah salah satu vitamin yang sangat penting untuk perkembangan dan kesehatan bayi.
Karena alasan itulah Kementerian Kesehatan RI sampai mencanangkan bulan vitamin A di Februari dan
Agustus, agar kebutuhannya pada anak-anak di Indonesia bisa terpenuhi. Pada program ini, vitamin A
untuk bayi diberikan dalam bentuk cairan yang dikemas menggunakan kapsul dengan dosis yang berbeda
sesuai usia.
Anak yang berusia 6-11 bulan akan mendapatkan suplemen dengan dosis 100.000 IU dan anak berusia
12-59 bulan memperoleh suplemen dengan dosis 200.000 IU. Selain anak-anak, ibu yang masih dalam
masa nifas juga akan mendapatkan vitamin A sebesar 200.000 IU. Bukan tanpa alasan pemerintah begitu
gencar menggalakkan bulan vitamin A untuk para bayi dan balita di Indonesia. Bahkan, selama
pelaksanaan bulan vitamin A tersebut, ibu yang masih berada dalam masa nifas turut diberikan suplemen.
Vitamin A memang penting untuk bayi, tetapi jangan sampai memberikan vitamin A lebih dari kadar
rekomendasi hariannya. Berikut ini kadar vitamin A optimal sesuai usia.Bayi sampai anak berusia 3
tahun: 300 mcg per hari, Anak berusia 4-8 tahun: 400 mcg per hari, Anak berusia 9-14 tahun: 600 mcg
per hari
Namun, pemberian vitamin A untuk bayi pada waktu yang telah ditetapkan yaitu 2 kali dalam setahun,
tepatnya pada bulan Februari dan Agustus masih dirasa kurang optimal dalam mendukung tumbuh
kembangnya bayi. Oleh karena itu pihak puskesmas melalui kegiatan posyandu dan dibantu dengan ibu-
ibu kader yang di laksanakan setiap satu kali dalam sebulan memberikan pemahaman kepada para ibu
mengenai dampak buruk yang akan dialami bayi ketika kekurangan vitamin A, dengan demikian para ibu
diharapkan mencukupi kebutuhan vitamin A pada bayi secara alami dari makanan maupun ASI. Apabila
Si Kecil sudah masuk periode MPASI, ibu bisa menambahkan makanan-makanan berikut ini untuk bantu
memenuhi kebutuhan vitamin A, diantaranya terdapat pada :Wortel, Ubi, Bayam,Kale,Melon,Aprikot. dll
Vitamin A untuk bayi sangat penting untuk dipenuhi. Sebab, vitamin ini berperan dalam pertumbuhan
dan dapat menurunkan risiko bayi terkena berbagai penyakit infeksi seperti campak hingga diare.
Bayi yang kekurangan vitamin A berisiko lebih tinggi meninggal dunia di usia dini. Namun, kelebihan
vitamin A juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan, sehingga orangtua harus bijak dalam mengukur
kebutuhan buah hatinya.Permasalahan Mengenai Diare Serta Cacar Air Pada Bayi Dan Balita
Diare serta cacar air merupakan penyakit yang rawan menyerang bayi dan balita, salah satu cara
pencegahannya adalah dengan imunisasi. Imunisasi pada dasarnya adalah menyuntikkan virus yang sudah
dilemahkan ke dalam tubuh untuk merangsang keluarnya antibodi, sehingga tubuh bayi dan balita sudah
tahu cara “melawan” ketika ada virus sejenis yang menyerang. Karena itu, imunisasi mampu mencegah
bayi tertular penyakit berbahaya –sekaligus menularkannya pada orang lain- hingga ia dewasa nanti.
Jika bayi tidak diimunisasi, ia memiliki risiko lebih tinggi untuk tertular penyakit berbahaya yang dapat
mengakibatkan kecacatan hingga kematian. Maka, sebaiknya bayi diberikan imunisasi dasar lengkap
untuk menghindarkannya dari risiko tersebut. Selain cepat dan aman, imunisasi juga hampir 100% efektif.
Jika ternyata anak tetap tertular penyakit, gejalanya pun lebih ringan. Pihak puskesmas beserta kader
posyandu juga menjelaskan mengenai macam-macam imunisasi yang harus diberikan pada bayi, di
Indonesia, ada 5 jenis imunisasi wajib untuk bayi yang dapat diperoleh secara gratis di posyandu,
diantaranya adalah:
1. Hepatitis B, Vaksin hepatitis B diberikan tiga kali. Yang pertama saat bayi baru lahir, paling lambat 12
jam setelah bayi lahir. Manfaatnya adalah untuk mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke bayi saat
Mohammad Saat Ibnu Waqfin, Aimmatul Fitriyah, Kholidatuzzuhriyah, Anton Muhibuddin
Pendampingan Kegiatan Posyandu di Desa Bandarkedungmulyo dalam Meningkatkan…
proses persalinan. Vaksin kedua diberikan saat memasuki bulan pertama, kemudian yang ketiga
diberikan antara bulan ke 3-6. Jika sampai usia 5 tahun anak belum mendapat imunisasi hepatitis B,
maka dapat diberikan imunisasi susulan (catch-up vaccination) sebanyak 3 kali.
2. Polio, Polio dikenal juga dengan nama penyakit lumpuh layu. Penyakit menular ini disebabkan oleh
virus dalam saluran pencernaan dan tenggorokan dan dapat mengakibatkan kelumpuhan kaki, tangan,
maupun lumpuhnya otot pernafasan yang menyebabkan kematian. Vaksin polio diberikan sebanyak 4
kali sebelum bayi berumur 6 bulan, yaitu pada saat lahir, usia 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan, kemudian
diberikan lagi pada saat anak berusia 18 bulan dan 5 tahun.
3. BCG, Vaksin BCG berfungsi untuk mencegah anak terkena kuman tuberculosis yang dapat
menyerang paru-paru dan selaput otak dan dapat menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Vaksin
BCG paling baik diberikan saat bayi berusia dua bulan.
4. Campak. Vaksin campak diberikan dua kali, yaitu pada usia 9 bulan dan 24 bulan. Jika anak sudah
mendapat vaksin MMR saat berusia 15 bulan, maka vaksin campak yang kedua tidak perlu diberikan
lagi. Manfaat dari vaksin ini adalah mencegah penyakit campak berat yang dapat menyebabkan
pneumonia (radang paru), diare, dan bisa menyerang otak.
5. Pentavalen (DPT, HB, HiB), Vaksin yang merupakan gabungan dari vaksin DPT (difteri, pertusis,
tetanus), vaksin HB (hepatitis B), dan vaksin HiB (haemophilus influenza tipe B) ini mampu
mencegah 6 penyakit sekaligus, yaitu difteri (infeksi selaput lendir hidung dan tenggorokan), pertusis
(batuk rejan), tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis (radang otak).
Seluruh rangkaian imunisasi tersebut bisa diperoleh secara gratis di Posyandu. Imunisasi ini juga
bertujuan untuk mencegah terjadinya penyakit seperti diare, cacar air dan keparahan penyakit lainnya.
Namun, pihak posyandu saat ini juga menekankan beberapa langkah pencegahan secara alami yang dapat
dilakukan oleh para ibu, seperti :
Mencegah Diare Pada Bayi, dengan cara :
1. Pemberian vaksin rotavirus kepada anak.
2. Mengajarkan anak untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan air, terutama sebelum makan dan
setelah buang air besar (BAB).
3. Menjaga kebersihkan lingkungan rumah, terutama kamar mandi.
4. Cuci sayur dan buah dengan baik sebelum memberikannya pada anak.
5. Cuci peralatan masak dengan baik, terutama setelah digunakan untuk memotong daging atau ayam
mentah.
6. Langsung masukkan daging mentah ke kulkas setelah dibeli.
7. Tidak memberikan susu yang belum dipasteurisasi kepada anak. Susu yang belum dipasteurisasi tidak
melewati proses untuk membunuh bakteri tertentu.
8. Tidak memberikan daging, ikan dan bahan makanan lain yang masih mentah atau belum dimasak.
9. Konsumsilah makanan yang sehat dan bersih.
10. Batasi anak untuk mengonsumsi makanan yang dibeli di luar rumah karena tidak terjamin
kebersihannya.
Para ibu dapat mencegah infeksi bakteri berkembang dengan menjaga tangan bayi dan kuku mereka
terpotong rapi dan tidak menggaruk. Pastikan untuk tidak menggosok kulit mereka saat mandi. Tepuk dan
keringkan saja, untuk mengurangi iritasi pada ruam. Ibu pun bisa melakukan hal ini untuk membuat anak
tetap nyaman.
1. Gunakan lotion calamine untuk mengurangi rasa gatal
2. Biarkan bayi banyak beristirahat
3. Pastikan bayi tetap terhidrasi dengan baik
Jumat Pendidikan: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol.2 No.2 Agustus 2021
Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan persentase kesehatan bayi dan balita adalah dengan
memberikan imunisasi pada bayi hingga usia 5 bulan sebanyak 12 kali. Penyebab utama terjadinya
stunting adalah kurang gizi atau gizi buruk pada anak dan hal tersebut merupakan salah satu pengaruh
dari cacing yang ada pada tubuh bayi. Selain memberikan imunisasi pada bayi melalui kegiatan
posyandu. Pihak puskesmas serta ibu-ibu kader posyandu memberikan pemahaman kepada para ibu
tentang macam-macam cacing, diantaranya :
1. Ape Worms (cacing pita)
2. Round Worms (cacing gelang)
3. Pin Worms (cacing kremi)
4. hook worm (cacing tambang).
Kemudian pihak puskesmas serta ibu-ibu kader posyandu juga menjelaskan tentang gejala anak yang
mengalami cacingan agar dapat ditangani dengan tepat dan cepat, berikut gejalanya:
1. Mual dan pusing.
2. Nafsu makan berkurang. Kadang-kadang makan banyak tapi berat badan berkurang.
3. Kulit badan terlihat kuning.
4. Diare.
5. Demam dan batuk kering, biasanya muncul di 4-16 hari setelah ada kontak dengan telur cacing gelang.
6. Gatal di sekitar anus karena disebabkan oleh cacing sering keluar setiap malam dan meletakkan telur
di sekitar anus.
7. Kesulitan tidur yang dikarenakan rasa gatal.
8. Merasa sakit saat buang air kecil.
9. Batuk dan problem di area pernapasan yang dikarenakan larva dari cacing menyerang paru-paru.
10. Anemia dan kelelahan yang merupakan gejala akut dari anak yang terinfeksi cacing tambang.
11. Serta menjelaskan pula langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh para ibu, agar
anaknya terhindar dari kondisi cacingan, diantaranya :
12. Rajin mencuci tangan
13. Perhatikan Area Bermain Anak
14. Jaga Kebersihan Tubuh Anak
15. Jaga Kebersihan Kamar Mandi
16. Jaga Kebersihan Makanan dan Minuman
Dengan demikian para ibu diharapkan lebih memahami gejala anak yang mengalami cacingan serta para
ibu juga lebih menjaga kebersihan sebagai salah satu upaya pencegahan agar anak tidak mengalami
kondisi tersebut karena dapat berpengaruh buruk terhadap tumbuh kembang anak.
Tindakan pencegahan oleh setiap lapisan masyarakat sangat diperlukan untuk mencegah potensi
penyebaran Covid-19 di lingkungan yang lebih luas lagi. Dalam persiapan menuju tatanan kenormalan
yang baru, maka diperlukan kedisiplinan masyarakat yang sehat untuk mencegah penyebaran Virus
Corona pada Anak Usia Dini. Salah satu langkah pencegahan serta memutus rantai penularan Covid-19
adalah selalu menjaga kebersihan dengan mencuci tangan menggunakan sabun atau handsanitizer, selalu
menggunakan masker ketika keluar rumah dan memberikan vitamin C tambahan yang bertujuan untuk
meningkatkan sistem imun serta memperbaiki daya tahan tubuh bayi agar tidak mudah tertular penyakit
terutama di masa pandemic saat ini.
Dengan adanya penyuluhan yang bertujuan memahamkan para ibu tentang bahayanya Covid-19 dan juga
memberikan sarana pencegahan penularan Covid-19 menjadikan para ibu dari bayi dan balita saat ini
lebih menyadari pentingnya mematuhi protocol kesehatan. Hal tersebut dapat dilihat dari mulai terdapat
perubahan pada kebiasaan para ibu dalam hal menjaga kebersihan dengan mencuci tangan menggunakan
sabun atau handsanitizer, menggunakan masker ketika keluar rumah, dan memberikan vitamin C untuk
meningkatkan imunitas tubuh bayi dan balita.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat dalam skema KKN-PPM dengan berpartisipasi
dalam kegiatan Posyandu di Dsn. Kedunggabus Ds.Bandarkedungmulyo Jombang, dapat disimpulkan
sebagai berikut :
Mohammad Saat Ibnu Waqfin, Aimmatul Fitriyah, Kholidatuzzuhriyah, Anton Muhibuddin
Pendampingan Kegiatan Posyandu di Desa Bandarkedungmulyo dalam Meningkatkan…
1. Penimbangan bayi dan balita yang rutin dilakukan setiap bulannya bertujuan untuk mengetahui
kondisi bayi dan balita, serta mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan. Dengan adanya
penimbangan secara rutin diharapkan mampu meningkatkan persentase jumlah berat badan bayi yang
naik lebih tinggi daripada bayi yang mengalami penurunan berat badan, sehingga dengan demikian
juga dapat meningkatkan persentase data kesehatan bayi di wilayah tersebut.
2. Pemberian Vitamin A tambahan pada bayi dan balita dengan dosis yang telah disesuaikan dengan
usianya bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, membantu proses penglihatan, mencegah
terjadinya kelainan pada sel-sel epitel, mencegah kerusakan mata dan pemberian Vitamin A essensial
juga bermanfaat untuk membantu proses pertumbuhan pada bayi dan balita.
3. Imunisasi merupakan suatu metode memasukkan bakteri atau virus yang sudah dilemahkan ke dalam
tubuh melalui suntikan yang diberikan kepada bayi dan balita sebanyak 12 kali hingga usia 5 tahun ini
bertujuan untuk merangsang tubuh agar membentuk sistem kekebalan sehingga dapat melawan virus
atau penyakit yang akan masuk kedalam tubuh. Imunisasi juga bermanfaat untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh dengan membentuk antibodi sehingga dapat melindungi bayi dan balita dalam
mengurangi keparahan penyakit, dan dapat mencegah diare serta cacar air pada bayi dan balita.
4. Pemberian obat cacing pada bayi yang berusia 12-59 bulan dengan dosis yang telah disesuaikan
bertujuan untuk mengoptimalkan penyerapan karbohidrat, protein, Vitamin A dan zat besi. Mencegah
dan mengurangi stunting pada bayi dan balita, membunuh berbagai jenis cacing, serta dapat
membersihkan cacing dalam darah dan mampu mencegah penyebaran pada orang lain.
5. Pemberian sarana pencegahan penularan Covid-19 berupa handsanitizer, masker serta vitamin C untuk
meningkatkan sistem imun dan daya tahan tubuh bayi agar tidak mudah tertular penyakit terutama
Covid-19. Dengan demikian diharapkan masyarakat lebih menyadari tentang pentingnya pencegahan
penularan Covid-19 dimulai dari anak usia dini.
6. Menumbuhkan rasa kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengikuti program posyandu secara
rutin untuk mengetahui perkembangan bayi dan balita.
7. Membantu mensukseskan program pemerintah dalam meningkatkan persentase kesehatan bayi dan
balita.
DAFTAR RUJUKAN
Anggraini, R., Ashlihah, A., & Muhibuddin, A. (2021). Pelatihan Al-Banjari Untuk Meningkatkan
Semangat Kegiatan Rutinan Malam Lailatus Sholawat Santriwati Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum,
Ribath Sabilul Huda Jombang. Jumat Keagamaan: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 37-42.
Dinihari, Y., A'ini, Z. F., & Solihatun, S. (2019). Pemberdayaan Kader Posyandu Melalui Penerapan
Metode Konseling Gizi Dan Komunikasi Efektif Pada Kader Posyandu Kelurhan Pademangan
Barat Jakarta Utara. Adimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 39-45.
Fadhli, K., Firmansyah, K., Fitriah, K., & Lathifah, A. (2021). Pendampingan Pembelajaran Tajwid
Menggunakan Media Pop-Up Book di TPQ Al-Khasanah Desa Barongsawahan. Jumat
Keagamaan: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 5-9.
Meishanti, O. P. Y., Nasrulloh, M. F., Putra, I. A., & Aninda, A. R. (2021). Program Penguatan
Pembelajaran Bagi Santri di Madrasah Aliyah Al-I’dadiyyah melalui Bimbingan Belajar Intensif.
Jumat Pendidikan: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 2(1), 36-40.
Nasirudin, M., Faizah, M., Hartono, A. S., & Wicansa, Y. A. (2021). Menjaga Generasi Bangsa untuk
Cerdas Berteknologi dan Bermedia Sosial. Jumat Pendidikan: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
2(1), 32-35.
Widya, M. A. A., Airlangga, P., Husna, N. L., & Widianingsih, D. (2021). Peningkatan Motivasi Belajar
melalui Game Edukatif di Era New Normal. Jumat Pendidikan: Jurnal Pengabdian Masyarakat,
2(1), 17-22.