Tahun 2004 merupakan tahun perubahan bagi wajah demokrasi di Indonesia, mengingat rakyat Indonesia bisa secara langsung memilih para anggota DPR dan Presiden. Meski pemilihan umum sudah berlangsung secara demokratis karena sudah...
moreTahun 2004 merupakan tahun perubahan bagi wajah demokrasi di Indonesia, mengingat rakyat Indonesia bisa secara langsung memilih para anggota DPR dan Presiden. Meski pemilihan umum sudah berlangsung secara demokratis karena sudah memberikan rakyat kesempatan menggunakan hak suaranya sebagai warga negara Indonesia, tetap saja rakyat tidak bisa menjadi kandidat tanpa adanya peran partai. Lebih lanjut, partai diibaratkan sebagai kendaraan politik untuk menuju pos--pos penting di negeri ini, mulai dari legislatif hingga eksekutif. Di dalam tulisannya berjudul Dinamika Partai Politik, Jimly Asshiddiqie membenarkan bahwa "Partai memainkan peran penghubung yang sangat strategis antara proses--proses pemerintahan dengan warga negara." 1 Partai yang menghiasi wajah pemerintahan pun memberi dampak pada kebijakan--kebijakan yang diambil oleh para penguasa pemerintahan. Sebagai contoh, selama 10 tahun era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sikap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bertentangan dengan pemerintah. Ketidakcocokan PDIP dengan pemerintah bisa terlihat saat pemerintah atau Presiden ingin mengambil kebijakan--kebijakan strategis, seperti kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. PDIP pun menjadi partai yang paling vokal menolak kenaikan harga BBM bersubsidi di era Presiden SBY. Berbagai cara pun dilakukan PDIP untuk menarik simpati 1 Jimly Asshiddiqie, Dinamika Partai Politik dan Demokrasi, hal. 01. 2 rakyat, seperti pemasangan spanduk tolak kenaikan BBM, hingga penerbitan buku putih Fraksi PDIP. 2 Namun kini, PDIP sebagai partai penguasa pemerintah, dihadapkan pada fakta makin tingginya kuota BBM subsidi. Hal ini pun membuat PDIP cepat atau lambat menaikkan harga BBM subsidi. Perbedaan sikap PDIP di jaman SBY, dan posisi PDIP yang menentang dan mengkritik pemerintahan, menjadikan Partai berlambang banteng moncong putih ini sebagai partai oposisi. 3 Perjalanan Oposisi si Banteng Moncong Putih Posisi oposisi pun berlangsung selama 10 tahun kepemimpinan SBY. Apabila dilihat sejarah perjalanan PDIP saat menjadi oposisi, partai yang diketuai Megawati Soekarnoputri ini sangat kompak dalam menyuarakan kritik terhadap pemerintah, khususnya penolakan terhadap kenaikan harga BBM. Sikap penolakan terhadap kebijakan strategis yang tidak populis itu dan soliditas partai, sukses merebut hati rakyat, mengingat penolakan kenaikan harga BBM mencerminkan sikap yang populis. Bahkan salah satu anggota dewan pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok, mengakui sikap oposisi yang diambil Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini, sebagai wujud sikap oposisi yang konstruktif, karena PDIP dianggap berhasil mengkritik dan bukan menjegal. 4 Selama 1 dekade era SBY, PDIP pun juga melakukan konsolidasi partai dan mulai memperkenalkan ke publik wajah--wajah kader yang berbeda dari pemerintahan sebelumnya, mulai dari tingkat daerah. Rakyat pun berkesan dengan kehadiran kader--kader ini, sebut saja, Walikota Surabaya Tri Rismaharini, dan eks Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Gaya baru kepemimpinan kader dari partai ini, terlihat berbeda karena tidak pernah dilakukan di era pemerintahan sebelumnya. Perbedaan ini seolah 2 Merdeka.com, 2014. 3 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online: Oposisi 4 Liputan6.com, 2014. Belajar dari sikap Mega yang membuat partai keluar sebagai pemenang dalam jangka waktu yang lama, mungkin saja dengan sikap Hatta Rajasa yang berjiwa besar mengucapkan selamat, masyarakat akan lebih percaya ke PAN. Setelah partai oposisi melakukan pembenahan internal, koalisi menjadi kegiatan yang selanjutnya dilakukan. Khususnya bagi partai yang berpotensi namun tidak masuk dalam 3 besar peraih suara terbanyak di pemilu 2014, seperti PAN. Namun menurut pribadi penulis, apabila dilihat dari kebesaran hati PAN dalam menyikapi kekalahan pileg 2014, maka PAN bisa menaikkan pamornya dan tidak menutup kemungkinan, partai besar akan menggandeng PAN apabila terus konsisten menjadi oposisi kritis--konstruktif, dan menjadi penyeimbang pemerintah dengan mendukung kebijakan--kebijakan yang pro rakyat atau kebijakan populis, meski mungkin harus berbeda paham dengan anggota Koalisi Merah Putih lainnya. 19 Peluang Oposisi di Pemilu Serentak 2019 Pemilu serentak 2019 memang menjadi hal baru bagi sistem politik di Indonesia. Namun, pemilu model baru ini, tidak mengubah peran oposisi dalam sistem politik demokrasi di Indonesia. Tidak ada yang berubah dari peran oposisi, tapi oposisi harus bekerja lebih keras lagi, untuk merebut hati rakyat. Penulis pun setuju dengan pendapat yang disampaikan oleh Mantan Ketua DPP Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, dalam tulisannya yang berjudul: "Membangun