Implementasi Manajemen Risiko

Rumah sakit adalah tempat yang paling rentan menuai risiko komplain karena banyaknya pasien yang dirawat dan banyaknya tindakan prosedural selama perawatan. Penanganan keluhan pasien, membutuhkan sistem yang efektif sebagai bahan evaluasi bagi pelayanan rumah sakit dalam meningkatkan mutu dan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan menelisik penerapan manajemen risiko complaint handling di RSUD Bali Mandara.
Metode penelitian  menggunakan  pendekatan kualitatif berupa studi kasus yang dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan langsung dan telusur dokumen. Panduan yang dipakai untuk menyusun pertanyaan wawancara dan analisis data yaitu dengan model enam langkah manajemen risiko. Prosedur penelitian diawali dengan pengumpulan data yang melibatkan 11 informan yang terdiri dari beberapa pejabat di manajemen, petugas unit komplain, staf front liner, pasien, serta kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk menggambarkan bagaimana pelaksanaan manajemen risiko complaint handling di RSUD Bali Mandara. Data dianalisis melalui proses koding dan penentuan tema dan visualisasi data dibantu dengan software Nvivo untuk membantu peneliti memahami konteks penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian ini tergambarkan masih belum optimalnya semua pihak yang terkait dalam mengimplementasikan mnajemen risiko di setiap tahapan pengambilan keputusan manajemen risiko khususnya di unit pengelola komplain karena masih adanya perbedaan konteks pemahaman manajemen risiko antara manajerial dan staf pelaksana, belum dilaksanakannya kegiatan monitoring dan  review berkala, penyampaian  hasil review ke semua pihak terkait, dan edukasi ke petugas di unit komplain. Hasil penelitian memberi kontribusi untuk pengembangan sistem manajemen risiko institusi agar selalu mengutamakan mutu layanan dan keselamatan pasien melalui tahapan manajemen risiko. Kurangnya pemahaman staf terhadap manajemen risiko dan manajemen data mengakibatkan kurangnya pelaporan kepada pihak terkait dalam mereview manajemen risiko complaint handling sehingga perlu dilakukan peningkatan sistem pelaporannya.

Kata Kunci: complaint handling, manajemen risiko, manajemen data, monitoring, review.

Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia perusahaan serta meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi perusahaan. Berikut adalah makalah tentang prinsip dasar manajemen risiko.

Sebuah cara atau metode proses merencanakan mengatur dan mengendalikan kegiatan usaha yang mengandung resiko didalamnya sehingga kita terhindar dari kerugian dengan tujuan melindungi perusahaan dari resiko ekonomi yang merugikan melindungi rencana keuangan agar tetap lancar sesuai dengan anggaran dan menjaga penghasilan yang didapat perusahaan sehingga penghasilan tersebut tidak diambil oleh pesaing dengan menggunakan alat ukur dalam mengukur dan melihat suatu resiko agar dapat meminimalisir kerugian. Pengendalian risiko kredit dapat dilakukan melalui serangkaian proses manajemen risiko yang terdiri dari identifikasi risiko, pengukuran dan evaluasi risiko, serta pengelolaan risiko (Sulhan & Ely, 2008:109

Every business activity is inseparable from risks that can interfere with business continuity, including in sharia banking business activities. The characteristics of products and services in Islamic banking require identification, measurement, monitoring and risk management functions in accordance with these activities. Islamic banks always face various types of risks with various complexities inherent in their business activities. Therefore, the application of risk management in Islamic banking is one of the most important things to be applied to identify, measure, and control the various risks that will be faced. Through this paper, we discuss the theoretical risk management of Islamic banking in Indonesia and its implementation. In this journal, we also discuss the classification of risk in Islamic banks as well as the implementation of risk management agreements in Islamic banks.

Abstrak PT. XYZ adalah perusahaan kontraktor dibidang konstruksi khususnya proyek pembuatan offshore platform dengan konsep EPC (engineering, construction, procurement). Berdasarkan jadwal dan perhitungan untuk proyek yang sama pada tahun 2016, terdapat keterlambatan waktu penyelesaian proyek selama 1 bulan yang dikarenakan adanya kemunduran awal jadwal pengerjaan proyek yang lebih dari 3 bulan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai penyebab atau risiko yang terjadi selama pengerjaan proyek berlangsung yang ditanjau dari segi kontraktor yaitu PT. XYZ. Pengelompokan risiko menggunakan RBS (Risk Breakdown Structur) dan untuk indikator risikonya berdasarkan hasil studi literatur yang memiliki kesamaan dalam konsep EPC. Berdasarkan data hasil olahan didapatkan 37 risiko yang nantinya diberikan kepada responden. Hasil kuesioner tahap pendahuluan dengan uji validitas dan reliabilitas didapatkan 30 variabel risiko. Berdasarkan 30 risiko yang telah terdaftar diberikan lagi ke responden untuk melihat kemungkinan dan dampaknya. Hasil kuesioner tahap kedua dengan uji validitas dan reliabilitas didapatkan 27 risiko. Dalam penganalisahan level risiko menggunakan matrix Australian/ Newzeland Standar risk management (AS 4360-2004) dimana didapatkan 4 risiko tinggi, 12 risiko sedang, 11 risiko kecil. Penganalisahan penyebab langsung risiko tinggi pada faktor eksternal ialah karena kondisi tidak aman (unsafe condition) atau diluar kontrol kontraktor, pada faktor construction dan manajemen proyek penyebab langsungnya ialah karena tindakan tidak aman (unsafe action). Adapaun usulan mitigasi secara umum untuk faktor construction yakni (x22) kecelakaan kerja pada proses konstruksi ialah dikurangi, faktor manajemen (x29) yakni risiko material yang rusak di site ialah dengan mengurangi risiko, untuk faktor eksternal yaitu (x35) terlambatnya pembayaran oleh owner yakni dikurangi, dan untuk faktor eksternal yaitu (x37) Cuaca (Hujan dan Angin) ialah dikurangi. Kata Kunci : (Konsep EPC, Jadwal Proyek, Risiko Proyek, Standart Risk Management, Mitigasi Risiko)

Manajemen resiko proyek adalah seni dan ilmu untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menanggapi resiko di seluruh kehidupan suatu proyek dan kepentingan terbaik tujuan pertemuan proyek. Manajemen Komunikasi Proyek termasuk proses yang diperlukan untuk memastikan bahwa informasi dalam proyek dibuat dengan tepat dan cepat, baik dalam segi pengumpulan, diseminasi, penyimpanan, dan disposisi.
Dalam manajemen analisis komunikasi pada PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Perseroan memiliki suatu tim penelitian dan pengembangan yang berdedikasi, dengan tujuan untuk memperluas penawaran, dan meningkatkan efisiensi proses produksi, dari produk-produk Perseroan. Salah satu dari faktor-faktor yang mendorong pertumbuhan Perseroan  adalah kemampuan yang kuat dalam mengembangkan jenis-jenis produk baru yang dapat memenuhi selera para konsumen, seperti misalnya Ultra Mimi dan Teh Kotak Less Sugar.
Beberapa risiko usaha maupun risiko keuangan yang tidak dapat dikuantifikasikan dan berada di luar kendala Perseroan, diantaranya: Risiko Mutu Produk, Risiko Persaingan Usaha, dan Risiko Perkembangan Teknologi.

Pengertian Good Corporate Governance
Pengertian Manajemen Risiko
Pengertian Malcolm Baldrige
Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Pupuk Kujang
Peranan Manajemen Risiko pada PT. Pupuk Kujang
Peranan Malcolm Baldrige pada PT. Pupuk Kujang

Negara (KPPN) Ruteng adalah unit vertikal di Kementerian Keuangan. Karena itu Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan KPPN Ruteng berpedoman pada regulasi di Kementerian Keuangan. Regulasi tersebut adalah Keputusan Menteri Keuangan nomor 577/ KMK.01/2019 tentang Tentang Manajemen Risiko di Lingkungan Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan mendefinisikan risiko Risiko adalah kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang berdampak negatif terhadap pencapaian sasaran organisasi. Karena itu penting untuk untuk dikelola oleh sebuah mekanisme yang dikenal dengan Manajemen Risiko. Manajemen Risiko adalah budaya, proses, dan struktur yang diarahkan untuk memberikan keyakinan yang memadai dalam pencapaian sasaran organisasi dengan mengelola Risiko pada tingkat yang dapat diterima. penerapan manajemen risiko di Kementerian Keuangan memiliki 5 tujuan utama yaitu : 1. Meningkatkan kemungkinan pencapaian sasaran organisasi dan peningkatan kinerja 2. Meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi penggunaan sumber daya organisasi 3. Meningkatkan ketahanan dan nilai tambah organisasi 4. Memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan dan perencanaan 5. Meningkatkan kepercayaan para pemangku kepentingan Selanjutnya proses penerapan Manajemen Risiko di Kementerian keuangan adalah sebagai berikut :