Papers by Muhamad R I Z A L Jaelani
Maraknya kasus kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi telah mengingatkan bahwa aspek K3 t... more Maraknya kasus kecelakaan yang terjadi pada proyek konstruksi telah mengingatkan bahwa aspek K3 tidak mendapatkan perhatian dari para kontraktor. Padahal, K3 adalah aspek yang terpenting dalam penyelenggaraan konstruksi. Upaya untuk meminimalisir kecelakaan adalah dengan melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Penyedia jasa konstruksi harus menyediakan biaya untuk keperluan K3 yang di ambil dari total proyek, karena estimasi biaya sangat signifikan pengaruhnya dan menjadi salah satu tolok ukur penting dalam mengevaluasi keberhasilan suatu proyek konstruksi. Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 21/PRT/M/2019 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi dalam BAB III Pasal 27 dan Pasal 28 telah mengatur mengenai Biaya Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui perbandingan biaya K3 antara peraturan dan lapangan. Penelitian ini dilaksanakan studi literatur dimana tahapan analisis data adalah menyusun daftar risiko yang terjadi, menilai risiko, mitigasi risiko, lalu melakukan perbandingan harga untuk keperluan K3 antara RAB dan harga keperluan K3 menurut Surat Edaran Nomor 11/SE/M/2019 dan menghitung biaya persentase terhadap kontrak. Hasil penelitian teridentifikasi 27 risiko kecelakaan kerja dengan 5 kategori rendah dan 22 kategori sedang. Untuk biaya K3 yang diperlukan berdasarkan harga satuan lapangan dan RAB adalah sebesar Rp. 16.700.000,00 Sedangkan biaya berdasarkan Surat Edaran Nomor 11/SE/M/2019 adalah Rp. 146.710.000,00 Biaya K3 dilapangan lebih kecil dengan selisih 0,81% atau sebesar Rp. 130.010.000,00 hal ini disebabkan karena tidak tercantumnya kebutuhan K3 seperti APD baik untuk keperluan pekerja dan lain sebagainya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Padahal penyedia jasa konstruksi seharusnya menyediakan biaya untuk keperluan K3 yang diambil dari total biaya proyek meskipun biaya tersebut masuk kategori biaya umum dan tidak spesifik tercantum dalam kontrak.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pelabuhan Ratu menggunakan bahan bakar yang berasal dari batu bara ... more Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pelabuhan Ratu menggunakan bahan bakar yang berasal dari batu bara yang digunakan untuk memanaskan air menjadi uap dan menggerakan turbin untuk menghasilkan listrik. Salah satu bagian dari sistem PLTU yang memiliki risiko bahaya tinggi adalah boiler, oleh karena itu diperlukan adanya analisis bahaya dan safety system sebagai langkah pencegahan bahaya pada boiler. Dalam proses menghasilkan listrik tentunya PLTU juga memiliki potensi bahaya dan safety system sebagai langkah pencegahan bahaya pada boiler. Analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan SPSS dengan melakukan kuisioner kepada para pekerja yang sering beraktivitas di area boiler dengan metode uji normalitas analisis parametik uji validitas dan uji reliabilitas lalu dilanjutkan dengan analisis risiko dominan yang nantinya akan kami prioritaskan untukdilakukan perbaikan. Hasil analisis didapat 5 variable risiko yaitu faktor fisik (35,61%), faktor kimia (6,85%), faktor biologis (6,76%), faktor psikologi (23,66%) , faktor mekanis (27,12%). Frekuensi tertinggi yang harus menjadi prioritas untuk ditindak lanjuti adalah variabel (X1) kebisingan , variabel (X12) tumpahan dilantai kerja , variabel (X3) suhu ekstrim.
Muhamad Rizal Jaelani, 2021
ABSTRAK Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pelabuhan Ratu menggunakan bahan bakar yang berasal dari ba... more ABSTRAK Pembangkit Listrik Tenaga Uap Pelabuhan Ratu menggunakan bahan bakar yang berasal dari batu bara yang digunakan untuk memanaskan air menjadi uap dan menggerakan turbin untuk menghasilkan listrik. Salah satu bagian dari sistem PLTU yang memiliki risiko bahaya tinggi adalah boiler, oleh karena itu diperlukan adanya analisis bahaya dan safety system sebagai langkah pencegahan bahaya pada boiler. Dalam proses menghasilkan listrik tentunya PLTU juga memiliki potensi bahaya dan safety system sebagai langkah pencegahan bahaya pada boiler. Analisis yang digunakan pada penelitian ini menggunakan SPSS dengan melakukan kuisioner kepada para pekerja yang sering beraktivitas di area boiler dengan metode uji normalitas analisis parametik uji validitas dan uji reliabilitas lalu dilanjutkan dengan analisis risiko dominan yang nantinya akan kami prioritaskan untukdilakukan perbaikan. Hasil analisis didapat 5 variable risiko yaitu faktor fisik (35,61%), faktor kimia (6,85%), faktor biologis (6,76%), faktor psikologi (23,66%) , faktor mekanis (27,12%). Frekuensi tertinggi yang harus menjadi prioritas untuk ditindak lanjuti adalah variabel (X1) kebisingan , variabel (X12) tumpahan dilantai kerja , variabel (X3) suhu ekstrim. Kata kunci: PLTU Pelabuhan Ratu, Boiler, Risiko.
Uploads
Papers by Muhamad R I Z A L Jaelani