Dinas Perhubungan

Pergub No. 4 Tahun 2019 Yang Telah Diundangkan Berita Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2019 No. 4 Seri E tanggal 10 Januari 2019, untuk pemberlakuan tarif baru di lapangan telah dilakukan sejak 1 Maret 2019 dengan masa sosialisasi melalui banner yang dipasang di pos masuk sejak 1 minggu sebelum pemberlakuan tarif baru. Peraturan Gubernur tersebut merupakan Pergub baru yang hanya berlaku di 3 UPT Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Jawa Timur yang berstatus Badan Layanan Umum Daerah

Pemasangan fasilitas perlengkapan jalan adalah untuk meningkatkan keselamatan jalan dan menyediakan pergerakan yang teratur terhadap pengguna jalan.
Fasilitas perlengkapan jalan memberi informasi kepada pengguna jalan tentang peraturan dan petunjuk yang diperlukan untuk mencapai arus lalu lintas yang selamat, seragam dan beroperasi dengan efisien.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengevaluasi besar tundaan yang terjadi di simpang berlampu lalu lintas dengan menggunakan metode pengamatan langsung dan model matematis antrian di mana kedatangan kendaraan untuk metode pengamatan langsung berdasarkan keadaan yang sebenarnya dan metode matematis antrian adalah berasumsi uniform flow dengan berbagai volume.
Tingkat pelepasan (saturation flow) adalah 2883,4 smp/jam/lebar pendekat 5 m. Pada penelitian ini kondisi undersaturated akan terpenuhi bila arus datang di simpang adalah ≤ 530 smp/jam/approach.
Berdasarkan metode pengamatan langsung total tundaan = 4806,8 smp-detik dan tundaaan rata-rata/smp = 86,2 detik dengan pola kedatangan dan pelepasan arus lalu lintas adalah berdasarkan kenyataan di lapangan yaitu seadanya sedangkan berdasarkan Model Matematis Antrian, total tundaan = 4002,7 smp-detik dan tundaan rata-rata/smp = 72,1 detik dengan asumsi kedatangan dan pelepasan adalah uniform.
Hubungan volume (smp/jam) dengan tundaan rata-rata (smp/detik) berdasarkan pengamatan langsung adalah eksponensial sedangkan berdasarkan model matematis antrian adalah linier.

Perilaku pergerakan arus lalu lintas pada suatu ruas jalan dan kemampuan jalan tersebut dalam menunjang pergerakan arus lalu lintas perlu diperhatikan, karena secara luas akan berhubungan dengan kualitas dan kuantitas dari suatu sistem transportasi. Dalam penerapan teori ini digunakan pendekatan model matematis untuk menganalisis gejala arus lalu lintas tersebut. Pada penelitian ini data kecepatan dan volume kendaraan serta dimensi jalan diperoleh melalui survey primer yang berasal dari survey Greenshields, Greenberg dan Underwood. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis apakah kapasitas dan tingkat pelayanan jalan masih relevan dengan kenyataan yang ada di lapangan, jika didekati secara matematis, dengan menggunakan analisis model hubungan antara parameter-parameter lalu lintas. Hasil analisis dari ketiga model matematis yang ada, ternyata ketiganya memberikan hasil yang berbeda, tetapi ketiganya dapat menggambarkan hubungan antara parameter pergerakan lalu lintas di lapangan meskipun tidak secara mutlak.
Kesimpulan yang dapat ditarik setelah melakukan uji statistik adalah bahwa model yang paling mendekati dengan keadaan sebenarnya di lapangan adalah model Underwood. Sehingga dengan pemodelan tersebut dapat dianalisa dan diprediksi kapasitas dan tingkat pelayanan jalan untuk berbagai keadaan

Bila siswa mengenal fungsi jalan, bisa diharapkan mereka memanfaatkannya dengan baik. Pelajaran ini merupakan materi perhubungan, dengan mengajak siswa berhitung, sedangkan tujuan akhirnya adalah membentuk adab berkendara, disajikan bisa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia atau PKN.

Soal-soal yang disajikan dalam presentasi ini sebaiknya ditutupi (dihapus) agar dijawab secara terbuka oleh siswa (open ended). Di sini memang sengaja ditampilkan untuk memberi guru petunjuk jawabannya.

Penyusun: Gunawan Arif Widodo
Editor: Gilig Pradhana

The purpose of this research is to gain a grounding votes Pinang Baris bus terminal that is effective and efficient in terms of both function and meeting facility space needs at the same time along with the technical requirements in terms of safety and comfort for the user terminal, the community, and terminal operation modes. Analyzes the factors that influence the effectiveness of Pinang Baris terminal functions as a terminal type A according to stakeholder assessment and treatment of existing conditions as a priority. Public transportation is a provider of passenger public transportation services that serve to be able to provide service convenience, comfort and security to the users of public transport services in travel. Therefore discuss a terminal is not in spite of the availability of public transport fleet and transport service users to conduct inter and intermodal transfer to different directions destinations. It is also that the terminal is a location for the gathering of various routes of public transport route. Thus the function of a terminal should actually provide a service of good transport providers to users of public transport services. The method used in this research is the method of AHP (Analytical Hierarchy Process) with observation and interviews directly at the target study. Subjects were the stakeholders involved in the determination of the effectiveness of that terminal passenger (user), the government (regulator) and driver/ entrepreneur (operator). Observations and interviews were conducted at the terminal, the pool, the intersection near the terminal and the agent / office administration of the transport company and the number of subjects used were 72 people consisting of: 12 people representing the government, 30 of the passengers and 30 people on the drivers and public transport entrepreneurs, With interviews, data on criteria/factors that accommodates ineffectiveness use terminal. From the research that has been conducted at the terminal location can be concluded that the service is still not optimal due to the number of arrivals of public transport is not in accordance with the data obtained from the Department of Transportation and of the governing body of the freight terminal that must enter the terminal. Based on the analysis, the results obtained authority weights for each component of the criteria that the passenger (user) 48.4%, the driver/ entrepreneur (operator) 30.4%, and the government (regulator) 21.2%. While local priority sub-criteria that need care priorities, namely environmental safety 23.65%, 22.36% level of service, accessibility of 22.20%, 21.84% of environmental comfort and terminal facilities 9.95%.

Berdasarkan data yang telah diperoleh sebelumnya, permintaan (demand) jasa transportasi laut mempengaruhi penawaran (supply) transportasi laut. Peningkatan jumlah bisnis perdagangan dalam dan luar negeri sangat berdampak terhadap permintaan jasa angkutan laut, karena
dalam melakukan pengiriman antar pulau atau negara jalur laut dirasa lebih efisien dalam melakukan perdagangan. Hal itu dikarenakan kapal sebagai transportasi laut mampu mengangkut komoditi dalam volume besar sehigga apabila digunakan untuk pengiriman barang dalam jumlah besar, pengirim dapat menghemat biaya.

Jalan tol adalah alternatif lintas jalan umum yang didesain sebagai fasilitas jalan dengan kecepatan tinggi, bebas hambatan, tingkat kecelakaan rendah, dioperasikan tanpa halangan pengatur lalu lintas dan kepada pemakainya digunakan biaya. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan standar pelayanan minimum yaitu kecepatan tempuh rata-rata dan aksesibilitas yang terjadi di jalur Belmera dengan standar pelayanan minimum yang telah ditetapkan oleh menteri pekerjaan umum tahun 2005, menghitung panjang antrian pada waktu pelayanan pada saat transaksi di gerbang tol. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan survei di gerbang tol Tanjung Morawa, jalur tol dan non tol dengan menggunakan handycam untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Pendekatan matematis yang dilakukan adalah model Greenshields, Greenberg, dan Underwood dan kemudian dianalisis dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Hasil analisis diperoleh untuk Aksesisibilitas: Kecepatan transaksi rata-rata, Pintu Masuk terdiri dari Gardu 1 sebesar 5.50 detik/kend, Gardu 3 sebesar 3.68 det/kend dan Pintu Keluar terdiri dari Gardu 2 sebesar 6.63 det/kend, Gardu 4 sebesar 6.09 det/kend, Gardu 6 sebesar 4.27 det/kend sedangkan untuk Kapasitas kendaraan yang dilayani, Pintu Masuk terdiri dari Gardu 1 sebesar 434 kendaraan, Gardu 3 sebesar 418 kendaraan, dan pintu Keluar terdiri dari Gardu 2 sebesar 257 kendaraan, Gardu 4 sebesar 293 kendaraan, Gardu 6 sebesar 332 kendaraan. Sedangkan Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol untuk gerbang tol sistem tertutup adalah kecepatan transaksi rata-rata: Gardu masuk sebesar ≤ 7 detik setiap kendaraan, Gardu Keluar sebesar ≤ 11 detik setiap kendaraan, sedangkan Kapasitas kendaraan yang dilayani: Gardu Masuk sebesar ≤ 500 kendaraan per jam, Gardu Keluar sebesar ≤ 300 kendaraan per jam. Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol Tanjung Morawa-Belawan untuk kecepatan tempuh rata-rata adalah sebesar 1.71 > 1.6 kali kecepatan tempuh rata-rata jalan non tol.
Kata Kunci: tol, model, standar pelayanan minimal

Jalan Tol adalah alternatif lintas jalan umum yang didesain sebagai fasilitas jalan dengan kecepatan tinggi, bebas hambatan, tingkat kecelakaan rendah, dioperasikan tanpa halangan pengatur lalu lintas dan kepada pemakainya dikenakan biaya. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan standar pelayanan minimum yaitu kecepatan tempuh rata-rata dan aksesisbilitas yang terjadi di jalur Belmera dengan standar pelayanan minimum yang telah ditetapkan oleh menteri pekerjaan umum tahun 2005, menghitung panjang antrian pada waktu pelayanan pada saat transaksi di gerbang tol. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan survei di Gerbang Tol Tanjung Morawa, jalur tol dan non tol dengan menggunakan handycam untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan. Pendekatan matematis yang dilakukan adalah model Greenshields, Greenberg dan Underwoods dan kemudian dianalisis dengan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997. Hasil analisis diperoleh untuk aksessibilitas: Kecepatan transaksi rata-rata, Pintu Masuk terdiri dari Gardu 1 sebesar 5,50 det./kend., Gardu 3 sebesar 3,68 det/kend dan Pintu Keluar terdiri dari Gardu 2 sebesar 6.63 det/kend, Gardu 4 sebesar 6,09 det/kend., Gardu 6 sebesar 4,27 det/kend sedangkan untuk Kapasitas kendaraan yang dilayani, Pintu Masuk terdiri dari Gardu 1 sebesar 434 kendaraan, Gardu 3 sebesar 418 kendaraan, dan Pintu Keluar terdiri dari Gardu 2 sebesar 257 kendaraan, Gardu 4 sebesar 293 kendaraan, Gardu 6 sebesar 332 kendaraan. Sedangkan Standar Pelayanan Minimal Jalan tol untuk gerbang tol sistem tertutup adalah Kecepatan transaksi rata-rata: Gardu Masuk sebesar ≤ 7 detik setiap kendaraan, Gardu Keluar sebesar ≤ 11 detik setiap kendaraan, sedangkan Kapasitas kendaraan yang dilayani: Gardu Masuk sebesar ≤ 500 kendaraan per jam, Gardu Keluar sebesar ≤ 300 kendaraan per jam. Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol Tanjung Morawa-Belawan untuk kecepatan tempuh rata-rata adalah sebesar 1,71 > 1,6 kali kecepatan tempuh rata-rata jalan non tol.
Kata kunci: tol, model, standar pelayanan minimal.

Di Indonesia berdasarkan data dari Kepolisian RI, terdapat sekitar 30 orang per hari, yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas. Jika dirata-ratakan setiap tahun 10.000 orang meninggal dunia dalam 13.000-an kasus kecelakaan lalu lintas. Tingginya korban meninggal maupun luka-luka ini memunculkan kerugian sebesar Rp. 660 juta. Bahkan, kerugian ekonomi karena penurunan produktivitas akibat 13.399 kasus kecelakaan lalu lintas tahun 2003, mencapai Rp. 85,8 miliar. (Artikel:”Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia” http//astaqauliyah.com). Beberapa metode yang ada sekarang menghasilkan black spot yang tidak sama. Hasil akhir Penelitian ini menunjukkan bahwa Lokasi rawan kecelakaan (black spot) dari panjang ruas 34 km yaitu pada dua jalur (Jalur A dan Jalur B) diperoleh lokasi black spot pada jalur A (Belawan menuju Tanjung Morawa) yaitu pada sta 13+00-14+00, dan sta 18+00-19+00. Untuk jalur B (Tanjung Morawa menuju Belawan) yaitu berada diantara sta 07+00-08+00 dan sta 16+00-17+00.
Kata Kunci: black spot, faktor kecelakan.