IMPLEMENTASI PEMBERDAYAAN APARATUR DAN PRINSIPPRINSIP GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA
Kelompok 2
Nurnadila ( 216301918026 )
Junedi Suprianto ( 216301918010 )
Sekolah Pascasarjana Universitas Nasional
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pemberdayaan aparatur
dalam menerapkan prinsip-prinsip Good Governance di Sekretariat Daerah Provinsi
Kalimantan Utara. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan survey explanatory, dimana penelitian survey yang digunakan untuk menjelaskan
hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Adapun sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder dengan jumlah responden
sebanyak 80 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan kuesioner
dengan teknik analisis regresi linear sederhana.
Hasil penelitin menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan singnifikan antara
variable pelaksanaan implementasi pemberdayaan aparatur juga Good Governance dan
kinerja jajaran Pegawai di Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Utara, penerapan good
governance berdasarkan beberapa aspek, diketahui dari hasil penelitian menunjukkan
presentase 67,24%. Sedangkan kondisi kinerja pegawai menunjukkan presentase 54,76 %.
Mengindikasikan bahwa kinerja pegawai juga dapat dipengaruhi oleh faktor dan sebab-sebab
lain diluar aspek pelaksanaan Good Governance seperti aspek motivasi kerja, kedisiplinan,
tunjangan hingga budaya organisasi yang juga berperan terhadap optimalisasi kinerja
pegawai.
Kata Kunci : Pemberdayaan, Aparatur, Good Governance
diperoleh atas pelayanan dari instansi
PENDAHULUAN
pemerintah. Di sisi lain, pengukuran
Latar Belakang Masalah
Kelancaran
keberhasilan maupun kegagalan instansi
penyelenggaraan
pemerintah
dalam
menjalankan
tugas
pemerintahan dapat dilihat dari potensi dan
pokok dan fungsinya sulit dilakukan secara
kemampuan
aparatur
obyektif, disebabkan karena masih belum
pemerintahan yang berkualitas, berdaya
diterapkannya sistem pengukuran kinerja,
guna, dan sadar akan tanggung jawabnya
yang dapat digunakan sebagai informasi
sebagai abdi negara dan abdi masyarakat,
untuk mengetahui tingkat keberhasilan
dan pemberdayaan aparatur dapat menjadi
secara
salah satu jawaban untuk mewujudkan
pelaksanaan program –program disuatu
aparatur negara yang mampu mendukung
instansi pemerintah. Masyarakat
kelancaran dan keterpaduan pelaksanaan
saat ini sudah semakin kritis dalam
tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan
mencermati penyelenggaraan kekuasaan
pemerintahan
dengan
Negara. Segala sesuatu yang dianggap
good
menyimpang atau keluar dari jalur yang
sumber
mempraktekkan
daya
negara,
prinsip-prinsip
obyektif
dan
terukur
dari
pada
semestinya, akan cepat mendapat reaksi
governance.
Saat ini kinerja organisasi publik
dari masyarakat baik secara langsung
publik
melalui demonstrasi atau unjuk rasa
menjadi isu yang semakin penting untuk
maupun secara tidak langsung melalui
segera mendapatkan perhatian dari semua
pemberitaan di media massa. Begitu
pihak. Birokrasi yang memiliki kinerja
kritisnya masyarakat pada saat ini dengan
buruk dalam menyelenggarakan pelayanan
berbagai
kepada publik akan sangat mempengaruhi
semuanya mengarah pada suatu harapan
kinerja organisasi pemerintah, termasuk
yaitu terwujudnya kondisi atau keadaan
pemerintahan Provinsi Kalimantan Utara .
yang jauh lebih baik, baik
Hal
masyarakat
dalam
memberikan
ini
pelayanan
menjadi
penyebab
tuntutan
maupun
perubahan
yang
kondisi
penyelenggaraan
penyelenggaraan pemerintahan menjadi
pemerintahan.
sorotan yang tajam terutama dalam aspek
berguna
akuntanbilitas, efisiensi, efektifitas, dan
seorang aparatur, baik dalam penanganan
transparansi. Oleh karena itu, masyarakat
pekerjaan yang diemban pada saat ini
mulai
dan
maupun pekerjaan yang ada pada masa
mengevaluasi manfaat serta nilai yang
yang akan datang sesuai dengan bidang
kritis
dalam
memonitor
tugas
untuk
aparatur
Pemberdayaan
aparatur
meningkatkan
tersebut.
kinerja
Pengadaan
merupakan proses kegiatan untuk mengisi
pembangunan, sehubungan dengan hal
formasi
dari
tersebut maka Pegawai Negeri Sipil
yang
kosong,
dimulai
perencanaan
(tentunya
rencana
sebagai bagian dari aparatur pemerintah
pengadaan),
pengumuman,
pelamaran,
dan abdi masyarakat senantiasa dituntut
penyaringan sampai dengan pengangkatan
mempunyai
dan penempatan Pegawai Negeri Sipil
kecakapan dan abdi masyarakat, kemauan
(PNS).
bekerja,
Sebagaimana dijelaskan dalam UU
pengetahuan,
disiplin
kerja,
menjadi
Daerah, bahwa salah satu tujuan penerapan
lingkungan masyarakat.
tersebut
Pemerintahan
adalah
yang
penyelenggaraan
menganut
sistim
etos
kerja,
berkualitas tinggi, motivasi kerja, bahkan
No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
UU
ketrampilan,
teladan
Bagi
atau
panutan
Sekretariat
bagi
Daerah
di
Kalimantan Utara sebagai organisasi yang
otonomi daerah termasuk peningkatan
mengemban
kinerja pegawai pemerintahan yang luas
pelayanan
teknis
dan memberikan dampak yang nyata dan
seluruh
perangkat/instansi
luas terhadap peningkatan kinerja aparatur
pemerintah daerah maka penilaian kinerja
pemerintahan. Disamping UU tersebut,
bagi aparatur organisasi memiliki arti yang
ada beberapa aturan lainya yaitu PP No. 32
sangat penting terutama dalam upaya
tahun 2011 tentang kode etik Pegawai
melakukan perbaikanperbaikan pada masa
Negeri Sipil, serta PP No. 53 tahun 2010
yang akan datang. Penilaian kinerja bagi
tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil yang
aparatur berguna untuk menilai kuantitas,
dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
kualitas dan efisiensi pelayanan, motivasi,
menegakkan kedisiplinan sehingga dapat
dan guna penyesuaian anggaran organisasi.
menjamin terpeliharanya tata tertib dan
fungsi
Informasi
koordinasi
administrasi
dan
kepada
vertikal
mengenai
kinerja
kelancaran pelaksanaan tugas serta dapat
aparatur dan faktor-faktor
mendorong
pemerintah
berpengaruh terhadap kinerja aparatur
untuk lebih produktif berdasarkan sistem
sangat penting untuk diketahui, sehingga
karir dan prestasi kerja.
pengukuran
para
Peningkatan
aparatur
pendayagunaan
dapat
kinerja
aparat
diterjemahkan
yang ikut
hendaknya
sebagai
suatu
aparatur pemerintah dalam hal ini Pegawai
kegiatan evaluasi untuk menilai atau
Negeri Sipil pada hakekatnya adalah
melihat
peningkatan dalam memberi pelayanan
pelaksanaan
kepada masyarakat melalui tugas dan
dibebankan kepadanya. Penilaian kinerja
fungsinya
aparatur merupakan suatu kegiatan yang
sesuai
dengan
tuntutan
keberhasilan
tugas
dan
dan
kegagalan
fungsi
yang
sangat penting karena dapat digunakan
perubahan keadaan kearah masa depan
sebagai ukuran keberhasilan organisasi
terfokus
dalam
Pemerintahan
mencapai
misinya.
Sekretariat
agar
penyelenggaraan
dalam
menggerakkan
Daerah Provinsi Kalimantan Utara sebagai
seluruh potensi dalam pembangunan dapat
organisasi publik yang memiliki tugas
dilaksanaan
pokok
dan
terencana, terpadu, efektif, dan efisien, dan
administrasi
diharapkan dapat menumbuh kembangkan
memerlukan informasi mengenai kinerja
komitmen seluruh komponen Sub Bagian
aparatur yang ada di dalam organisasi,
Tata
sehingga
penilaian
Kalimantan Utara, dan mampu menjadi
seberapa jauh pelayanan yang diberikan
akselerator dalam pengelolaan sumber
oleh organisasi dapat memenuhi harapan
daya dan prestasi kerja, yang secara
dan memuaskan masyarakat, hal tersebut
keseluruhan bermuara pada kepuasan dan
dapat diperoleh dengan cara melakukan
kepercayaan
pembinaan,
Bagian Tata Pemerintahan Setda Provinsi
dan
fungsi
memberikan
koordinasi
pelayanan
dapat
dilakukan
bimbingan
dan
motivasi
secara
tepat,
Pemerintahan
terarah,
Setda
masyarakat
Provinsi
atas
kinerja
terhadap pegawai. Tetapi hal tersebut tidak
Kalimantan
akan cukup apabila tidak didukung dengan
Pemerintahan Setda Provinsi Kalimantan
pemberian contoh keteladanan oleh para
Utara memiliki tugas pokok dan fungsi
atasan atau senior tentang cara hidup
bertanggungjawab
berorganisasi,
Daerah melalui Asisten Pemerintahan
pengawasan,
dan
penyempurnaan mekanisme kerja.
dalam
Sebagai perangkat daerah, para
aparatur
pemerintah
Bagian
Tata
Utara.
kepada
membantu
kebijakan
Bagian
Kepala
Tata
Sekretaris
penyusunan
konsep
Daerah
bidang
di
pemerintahan serta koordinasi, monitoring,
Pemerintahan Setda Provinsi Kalimantan
evaluasi,
Utara
pelaksanaan tugas – tugas pemerintahan.
merupakan
salah
satu
pelaku
dan
pengendalian
atas
pembangunan yang diharapkan mampu
memberikan
pencapaia
Pemerintahan
kontribusi
harapan
nyata
dalam
terwujudnya
yang
terpadu”
Rumusan Masalah
“
yang
Perumusan
penelitian
mengenai
dimaksud agar Bagian Tata Pemerintah
Pemberdayaan
Setda
Prinsip
Provinsi
Kalimantan
Utara
masalah
Good
Aparatur
dalam
Implementasi
dan
Governance
PrinsipTerhadap
mempunyai komitmen, sangat dibutuh
Kinerja Pegawai di Sekretariat Daerah
penerapan
Provinsi Kalimantan Utara adalah sebagai
prinsip-prinsip
Good
Governance karena bahwa dalam dinamika
berikut :
1. Bagaimana
meningkatkan
kinerja
aparatur dalam menyelenggarakan
KERANGKA TEORITIK
pelayanan publik ?
Pemberdayaan Aparatur
2. Bagaimana
implentasi
Menurut Sedarmayanti (2010:75) dalam
pemberdayaan aparatur Setda Prov.
konsep pemberdayaan menampakkan dua
Kalimantan Utara ?
kecenderungan, yaitu:
3. Bagaimana
pengaruh
menerapkan
prinsip-
1. Pemberdayaan
menekankan
kepada
prinsip Good Governance di Setda
proses memberikan atau mengalihkan
Prov. Kalimantan Utara ?
sebagian kekuasaan, kekuatan, atau
4. Bagaimana kinerja pegawai di Setda
Prov. Kalimantan Utara ?
5. Seberapa
besar
pelaksanaan
kemampuan
kepada
masyarakat,
organisasi, atau individu agar menjadi
implementasi
lebih berdaya. Proses ini sering disebut
Governance
sebagai kecenderungan primer dari
Good
terhadap kinerja pegawai di Setda
Prov. Kalimantan Utara ?
makna pemberdayaan.
2. Menekankan
menstimulasi,
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dan manfaat dari
penelitian ini adalah :
pada
mendorong,
proses
dan
memotivasi individu agar mempunyai
kemampuan atau keberadayaan untuk
menentukan apa yang menjadi pilihan
1. Untuk mengetahui tingkatan kinerja
hidupnya. Proses ini sering disebut
aparatur dalam pelayanan publik.
sebagai kecenderungan sekunder dari
2. Untuk
mengetahui
implementasi
pemberdayaan aparatur Setda Prov.
Kalimantan Utara.
makna pemberdayaan.
Berdasarkan penjelasan di atas,
pemberdayaan merupakan kecenderungan
3. Untuk mengetahui terapan prinsip-
proses menuju kekuasaan, kekuatan atau
prinsip Good Governance di Setda
kemampuan individu seseorang agar lebih
Prov. Kalimantan Utara.
berdaya
4. Untuk mengetahui kinerja pegawai di
Setda Prov. Kalimantan Utara.
5. Untuk
dalam
mendorong
dan
memotisivasi individu agar mempunyai
kemampuan untuk menentukan apa yang
mengetahui
akan menjadi pilihan hidupnya karena
pelaksanaan
dengan adanya kekuasaan yang dimiliki
Good Governance terhadap
oleh sesorang akan dapat menduduki
kinerja pegawai di Setda
jabatan yang tertinggi untuk menentukan
implementasi
Prov. Kalimantan Utara.
taraf
hidup
yang
lebih
baik
dari
terhadap
norma-norma
sebagai
sebelumnya melalui berbagai proses.
fundamental kehidupan bermasyarakat,
Komponen utama pemberdayaan yang
berorganisasi dan sebagainya menjadi
dimaksud
adalah
anggota
terapi yang sangat tepat serta mosaic
pemerintah
dalam
menjalankan
pemerintahan.
Menurut
(2007:120-121)
tujuan
aparatur
roda
Makmur
atau
makna
dalam
maupun orang lain.
Berdasarkan
kemandirian
dan
meningkatkan
pemberdayaan, baik pada diri sendiri
pemberdayaan ini meliputi :
1. Menciptakan
upaya
definisi
di
atas,
pemberdayaan haruslah dapat menciptakan
kepercayaan diri anggota organisasi,
kemandirian
pemerintah,
kemampuan yang dimiliki oleh setiap
maupun
anggota
dan
kepercayaan
akan
masyarakat. Kepercayaan diri dan
aparatur. Aparatur Sekretariat
kemandirian
menghadapi
Provinsi Kalimantan Utara juga dapat
berbagai hambatan atau tantangan
melakukan kegiatan dengan cepat dan
hidup dapat melahirkan kekuatan dan
proaktif dalam melaksanakan pekerajaan
ketahanan diri untuk menggantungkan
yang telah diberikan. Selain itu, aparatur
harapan kepada pihak lain.
memiliki pengetahuan yang luas akan
2. Memiliki
dalam
proaktif,
perkembangan zaman dan terampil dalam
pemberdayaan manusia menciptakan
berbagai bidang sehingga dapat hasilnya
kegesitan memiliki daya dorong untuk
dapat menjadi lebih baik dari hasil yang
proakif mencari kegiatan yang dapat
sebelumnya. Kepatuhan dan kesadaran
lebih menguntungkan.
aparatur terhadap peraturan yang ada atau
3. Memiliki
kegesitan
dan
Daerah
pengetahuan
dan
peraturan yang telah ditetapkan dapat
keterampilan, pengetahuan merupakan
dipatuhi dengan semestinya tujuannya agar
sumber
dapat terciptanya aparatur yang lebih baik
keterampilan
dalam
melaksananakan suatu kegiatan yang
dari
hasilnya lebih menguntungkan.
bermasyarakat,
4. Kepatuhan dan kesadaran, kehidupan
manusia senantiasa diatur oleh suatu
sebelumnya
norma-norma
dalam
kehidupan
berorganisasi
yang
telah
sehingga
ada
dapat
menjadi acuan dalam pergaulan aparatur.
ketentuan hidup yang perlu ditaati dan
Pemberdayaan aparatur tidak dapat
sekedar untuk menciptakan keteraturan
terlepas dari kegiatan Manajemen Sumber
dan
Daya Manusi (MSDM) yang di titik
keharmonisan,
baik
dalam
melakukan kegiatan maupun dalam
beratkan
pergaulan. Kepatuhan dan kesadaran
pemerintah
untuk
yang
menciptakan
berkualitas.
aparatur
Upaya
manusia,
tugas dalam suatu jabatan”. Berdasarkan
khususnya aparatur merupakan salah satu
definisi di atas, pemberdayaan aparatur
faktor
pemerintah
pemberdayaan
sumber
penting
perhatian
demi
organisasi.
perlu
mendapat
tercapainya
Pemberdayaan
merupakan
aparatur
yang
daya
cara
yang
untuk
berkualitas
tujuan
merupakan
meningkatkan
usaha
kemampuan
untuk
dalam
aparatur
melaksanakan tugas umum pemerintahan
mendapatkan
dan pembangunan yang dilakukan dengan
dan
dapat
melalui berbagai proses atau tahapan yang
menciptakan kemandirian dan kepercayaan
dilakukan melaui pengadaan, pembinaan
akan kemampuan yang dimiliki.
karir, diklat, system penggajian, serta
Menurut Wibowo (2001: 200)
pengelolaan administrasi guna terciptanya
mengemukakan pemberdayaan aparatur
efektivitas dan efisiensi aparatur yang
yaitu:
diharapkan
“
peningkatan
efektifitas,
dan
dapat
meningkatkan
mengkhendaki dilakukannya perubahan
kemajuan dari tujuan pemerintah dan
administrasi (birokrasi) atau reformasi
pembangunan.
kinerja aparatur pemerintah”. Berdasarkan
pengertian yang telah dikemukakan oleh
pendapat yang dikemukakan di atas,
Sarundajang
pemberdayaan aparatur merupakan suatu
pemberdayaan aparatur sebagai berikut:
kinerja aparatur pemerintah yang bertujuan
1. Pengadaan Pengadaan aparatur
diatas
untuk meningkatkan efektifitas sehingga
adalah
dapat
penempatan,
melakukan
perubahan.
Definisi
Berdasarkan
proses
bahwa
penarikan,
dan
orientasi
dari
unsur
seleksi,
untuk
pemberdayaan aparatur juga dikemukakan
mendapatkan aparatur yang efektif dan
oleh
efisien untuk membantu pencapaian
Widjaja
(2008:60)
yaitu:”
pemberdayaan aparatur pemerintah segala
usaha
untuk
lebih
meningkatkan
tujuan suatu instansi pemerintahan.
2. Pembinaan Karir
kemampuan dalam melaksanakan tugas
Pembinaan karir ialah konsekuensi
umum pemerintah dan pembangunan”
kedudukan atau jabatan yang dipegang
Menurut Sarundajang (2007:214)
oleh
seseorang
dalam
kehidupan
yang dimaksud pemberdayaan aparatur
aparatur, dimulai sejak pertama kali
adalah:”usaha
untuk
diangkat sebagai aparat tetap sampai
kemampuan
melalui
meningkatkan
pengadaan,
usia
pensiun
pembinaan karir, diklat, sistem penggajian
bersangkutan
serta
kejayaannya
pengelolaan
dipergunakan
administrasi
kepada
pegawai
yang
negeri
sehingga unsur aparatur Negara diserahi
3. Diklat
setelah
mana
yang
meninggalkan
Diklat dalam Jabatan dilaksanakan
diterjemahkan
untuk mengembangkan pengetahuan,
dengan
keterampilan, dan sikap PNS agar
dengan penadbir (Sedarmayanti, 2009:
dapat
273).
melaksanakan
pemerintahan
dan
tugas-tugas
pembangunan
dengan sebaik-baiknya
sebagai
demikian
Governance
pemerintah,
sama
maknanya
lebih
merupakan
serangkaian proses interaksi sosial
4. Sistem Penggajian
politik
antara
pemerintah
dengan
Sistem penggajian merupakan suatu
masyarakat dalam berbagai bidang
sistem dari prosedur dan pencatatan
yang berkaitan dengan kepentingan
pembayaran gaji secara menyeluruh
masyarakat dan intervensi pemerintah
secara efektif dan efisien yang berguna
atas kepentingan tersebut. Sedangkan
untuk mempercepat dan tepat dalam
arti good dalam kepemerintahan yang
penggajian aparatur
baik (Good Governance) mengandung
5. Pengelolaan Administrasi
pemahaman:
Kegiatan sekelompok manusia melalui
tahapan-tahapan
yang
teratur
b. Nilai yang menjunjung tinggi
dan
keinginan/kehendak rakyat dan
dipimpin secara efektif dan efisien,
nilai yang dapat meningkatkan
dengan menggunakan sarana yang
kemampuan
dibutuhkan untuk mencapai tujuan
pencapaian
yang diinginkan.
kemandirian,
rakyat
dalam
tujuan,
pembangunan
berkelanjutan,
dan
keadilan
sosial.
Prinsip-Prinsip Good Governance
c. Aspek
1. Pengertian Good Governance
Padanan kata governance dalam
fungsional
pemerintahan
yang
dari
efektif,
bahasa Indonesia adalah penadbiran,
efisien
yang
tugas untuk mencapai tujuan
berarti
pemerintahan,
pengelolaan (Billah, 2001). Dasar kata
penadbiran
adalah
tadbir,
dalam
pelaksanaan
(Sedarmayanti, 2009: 274).
dalam
d. Kepemerintahan (governance)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996)
sebagaimana dikemukakan oleh
berarti perihal mengurus atau mengatur
Kooiman
(memimpin/mengelola), pemerintahan,
governance lebih merupakan
dan administrasi. Sedangkan penadbir
serangkaian
berarti pengurus atau pengelola. Kata
sosial
government dalam bahasa Indonesia
pemerintahan
(1993)
proses
politik
adalah
interaksi
antara
dengan
masyarakat
dalam
berbagai
1. Pemerintah : menciptakan iklim
bidang yang berkaitan dengan
politik
kepentingan masyarakat dan
kondusif,
intervensi
pemerintah
atas
dan
lapangan
tersebut (Sedarmayanti, 2009:
pendapatan,
Secara
pekerjaan
3. Masyarakat:
umum,
governance
yang
2. Sektor swasta : menciptakan
kepentingan-kepentingan
273).
hukum
interaksi
dan
mendorong
social(baik
antar
diartikan sebagai kualitas hubungan antara
pegawai yang ada di organisasi
pemerintah dan masyarakat yang dilayani
maupun
dan dilindunginya, private sectors (sektor
ekonomi, politik dan mengajak
swasta/
seluruh
dunia
(masyarakat).
Governance
sebagai
usaha),
Oleh
sebab
sektor
suatu
pemerintahan
dan
society
itu,
publik
proses
yang
diartikan
tata
baik,
Good
kelompok
anggota
lain),
masyarakat
berpartisipasi).
2. Prinsip – Prinsip Good Governance
kelola
Kepemerintahan yang baik menurut
dengan
UNDP (1997) mengidentifikasi lima
melibatkan stakeholders terhadap berbagai
karakteristik yaitu:
kegiatan perekonomian, sosial politik, dan
a. Interaksi, melibatkan tiga mitra
pemanfaatan berbagai sumber daya seperti
besar yaitu pemerintah, swasta, dan
sumber daya alam, keuangan, dan manusia
masyarakat
bagi kepentingan rakyat yang dilaksanakan
melaksanakan pengelolaan sumber
dengan
daya ekonomi, sosial, dan politik.
menganut
pemerataan,
transparansi
untuk
asas
keadialan,
persamaan,
efisiensi,
b. Komunikasi, terdiri dari sistem
akuntabilitas
jejaring dalam proses pengelolaan
dan
(Sedarmayanti, 2007: 2).
dan kontribusi terhadap kualitas
Menurut UNDP, Good Governance
dimaknai
madani
sebagai
Praktek
penerapan
hasil.
c. Proses penguatan sendiri, adalah
kewenangan pengelolaan berbagai urusan.
kunci
Dalam proses memaknai peran kunci
kelangsungan
Stakeholders
berbagai situasi kekacauan yang
(pemangku
kepentingan),
keberadaan
keteraturan
dan
dari
mencakup 3 domain Good Governance,
disebabkan
yaitu:
perubahan lingkungan, memberi
dinamika
dan
kontribusi terhadap partisipasi dan
menggalakkan
kemandirian
memberikan
menyatakan bahwa tujuan dari good
kesempatan untuk kreativitas dan
Governance adalah untuk menciptakan
stabilitas
nilai tambah bagi semua pihak yang
masyarakat,
dan
berbagai
aspek
berkepentingan (Denhardt, 2013). Forum
kepemerintahan yang baik.
d. Dinamis, keseimbangan berbagai
ini menegaskan bahwa penerapan dari
unsur kekuatan kompleks yang
good
menghasilkan persatuan, harmoni,
memastikan bahwa sasaran perusahaan
dan kerja sama untuk pertumbuhan
yang ditetapkan telah tercapai dan aset
dan pembangunan berkelanjutan,
perusahaan terjaga dengan baik. Tujuan
kedamaian
dan
lainnya adalah agar perusahaan dapat
kesempatan merata untuk semua
menjalankan praktik-praktik usaha yang
sektor dalam masyarakat madani.
sehat,
e. Saling
dan
keadilan,
antara
kegiatan
bertujuan
yang
transparan
untuk
dan
yang
terjaganya keseimbangan antara upaya
pemerintah,
pencapaian tujuan ekonomi dengan tujuan
ketergantungan
dinamis
Governance
kekuatan pasar, dan masyarakat
sosialekonomi
perusahaan.
Good
madani.
Governance lebih menekankan kepada
yang
proses, sistem, prosedur peraturan yang
menurut UNDP (dalam Sedarmayanti,
formal ataupun proses peraturan informal
2003: 7-8) meliputi:
yang menata suatu organisasi dimana
a. Partisipasi (Participation)
aturan main yang ada harus diterapkan dan
b. Aturan Hukum (Rule of Law)
ditaati. Selain itu good Governance lebih
c. Transparansi ( Transparancy)
diarahkan kepada peningkatan efisiensi
d. Daya Tanggap ( Ressponsiviness)
dan efektifitas dalam hal pemakaian
Prinsip
Good
e. Berorientasi
governance
Konsesnsus
(
sumber daya organisasi yang sejalan
dengan tujuan organisasi.
Orientasi Consensus)
Pengelolaan manajemen berjalan
f. Berkeadilan (Equity)
g. Efektifitas
dan
efisien
(Effectiveness and Efficiency)
dengan efisien. Diperlukan instrumen
baru,
yaitu
good
Governance
untuk
h. Akuntabilitas (Acounttability)
memastikan bahwa manajemen berjalan
i. Visi Strategis (Strategic Vision)
dengan baik. Dalam pelaksanaan good
j. Saling keterbukaan ( Interralated )
Governance
ini
ditekankan
dalam
pertama,
pentingnya
Tujuan Pelaksanaan Good Governance
Secara sederhana FCGI (Forum for
Corporate Governance in
Indonesian)
memperoleh
ada
dua
hal
yang
konsep
ini
yaitu,
informasi
hak
untuk
dengan
benar
(akurat)
dan
tepat
pada
waktunya.
PER/15/M.PAN/7/2008 tentang Pedoman
Kemudian yang kedua yaitu kewajiban
Umum
perusahaan
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara,
untuk
melakukan
pengungkapan (disclosure) secara akurat,
tepat waktu, dan transparan terhadap
semua
informasi
kinerja
perusahaan,
Reformasi
Birokrasi
Menteri
tujuan dari good Governance adalah :
1. Birokrasi
yang
birokrasi
bersih,
yang
adalah
sistem
dan
kepemilikan, dan stakeholder (Dwiyanto,
aparaturnya bekerja atas dasar
2008). Good Governance memberikan
aturan dan koridor nilai-nilai yang
manfaat
dapat
dalam
meningkatkan
kinerja
mencegah
timbulnya
perusahaan
melalui
supervisi
atau
berbagai tindak penyimpangan dan
pemantauan
kinerja
manajemen
dan
perbuatan tercela seperti korupsi,
adanya akuntabilitas manajemen terhadap
kolusi dan nepotisme.
lainnya,
2. Birokrasi yang efisien, efektif dan
berdasarkan kerangka aturan dan peraturan
produktif, adalah birokrasi yang
yang berlaku. Dengan menerapkan good
mampu memberikan dampak kerja
Governance suatu entitas diharapkan dapat
positif
:
masyarakat
pemangku
kepentingan
(manfaat)
dan
kepada
mampu
dan
menjalankan tugas dengan tepat,
dalam
cermat, berdayaguna dan tepat
usahnya mencapai tujuan entitas
guna (hemat waktu, tenaga, dan
tersebut.
biaya).
a) Meningkatkan
efisiensi
suatu
efektifitas
entitas
b) Meningkatkan nilai suatu entitas
3. Birokrasi yang transparan, adalah
sekaligus dapat meningkatkan citra
birokrasi
entitas tersebut kepada publik luas
terhadap hak masyarakat untuk
dalam jangka panjang.
memperoleh informasi yang benar
c) Melindungi hak dan kewajiban dari
yang
membuka
diri
dan tidak diskriminatif dengan
tetap memperhatikan perlindungan
para stakeholders.
d) Memberikan kerangka acuan yang
memungkinkan pengawasan dapat
berjalan secara efektif sehingga
atas hak asasi pribadi, golongan,
dan rahasia Negara.
4. Birokrasi
yang
melayani
tercipta mekanisme checks and
masyarakat, adalah birokrasi yang
balances di suatu entitas.
tidak minta dilayani masyarakat,
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
tetapi birokrasi yang memberikan
Aparatur
pelayanan prima kepada publik.
Negara
Nomor
:
5. Birokrasi yang akuntabel, adalah
organisasi yang tertuang dalam strategic
birokrasi yang bertanggungjawab
planning suatu organisasi.
atas setiap proses dan kinerja atau
Brahmasari
(2004:64)
hasil akhir dari program maupun
mengemukakan bahwa kinerja adalah
kegiatan,
dengan
pencapaian atas tujuan organisasi yang
pengendaliaan
dapat berbentuk output kuantitatif maupun
pelaksanaan
kualitatif, kreatifitas, fleksibelitas, dapat
sehubungan
pengelolaan
sumber
dan
daya
dan
kebijakan untuk mencapai tujuan.
diandalkan,
atau
Good
berorientasi
diinginkan
oleh
kepada suatu proses, sistem, prosedur dan
(2006:121)
peraturan yang membuat suatu entitas
(empat) unsur-unsur yang terdapat dalam
bertindak dengan suatu kerangka atau
kinerja adalah hasil-hasil fungsi pekerjaan,
panduan dalam rangka untuk mencapai
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
tujuannya dengan meningkatkan efektifitas
prestasi
dan
organisasi dan periode waktu tertentu.
Governance
efesiensi
dalam
penciptaan
kesinambungan antara tujuan ekonomis
dan
tujuan
Governance
sosial,
selain
dapat
itu
hal-hal
lain
organisasi.
mengemukakan
karyawan,
Dalam
yang
bahwa
pencapaian
instansi
Tika
4
tujuan
pemerintah,
good
penilaian kinerja sangat berguna untuk
mengusahakan
menilai kuantitas, kualitas, dan efisiensi
keseimbangan antara berbagai kepentingan
pelayanan,
yang dapat memberi keuntungan bagi
pelaksana, serta memonitor pemerintah
suatu entitas secara keseluruhan.
agar
Kinerja Pegawai
masyarakat yang dilayani, dan menuntun
1. Pengertian Kinerja
perbaikan dalam pelayanan publik. Oleh
Menurut Mangkunegara (2000:67),
memotivasi
lebih
para
memperhatikan
birokrat
kebutuhan
sebab itu, informasi mengenai kinerja
kinerja atau prestasi kerja adalah hasil
tentu
kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai
seberapa jauh pelayanan yang diberikan
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
oleh organisasi itu memenuhi harapan dan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
memuaskan
yang diberikan kepadanya. Sedangkan
melakukan penilaian terhadap kinerja,
menurut
kinerja
maka upaya untuk memperbaiki kinerja
(performance) adalah gambaran mengenai
bisa dilakukan secara lebih terarah dan
tingkat
sistematis.
kegiatan/
Mahsun
pencapaian
program/
(2006:25)
pelaksanaan
suatu
kebijakan
dalam
mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
sangat
berguna
pengguna
untuk
jasa.
2. Pengertian Kinerja Pegawai
menilai
Dengan
Pegawai dalam setiap organisasi
1) Untuk perbaikan dari aspek hasil
dituntut untuk memberikan kontribusi
kinerja pegawai, baik secara kualitas
positif
maupun secara kuantitas.
melalui
kinerja
yang
baik,
mengingat kinerja organisasi tergantung
2) Memberikan pengetahuan baru dimana
pada kinerja pegawainya. Kinerja adalah
akan
tingkat
pegawai
memecahan masalah yang kompleks,
mencapai persyaratan pekerjaan secara
dengan serangkaian aktifitas yang
efisien dan efektif (Simamora, 2006:34).
terbatas dan teratur, melalui tugas
kinerja pegawai merupakan prestasi kerja,
sesuai tanggung jawab yang diberikan
yakni perbandingan antara hasil kerja yang
organisasi.
terhadapnya
para
membantu
pegawai
dalam
dapat dilihat secara nyata dengan standar
3) Memperbaiki hubungan antar personal
kerja yang telah ditetapkan organisasi.
pegawai dalam aktivitas kerja dalam
Kemudian Robbins dalam Wirawan (2009)
organisasi.
mendefinisikan kinerja yaitu suatu hasil
yang
dicapai
oleh
pegawai
dalam
Pegawai dalam suatu organisasi
dituntut
untuk
mampu
menunjukkan
pekerjaanya menurut kriteria tertentu yang
kinerja yang produktif, untuk itu pegawai
berlaku
harus
untuk
suatu
pekerjaan.
memiliki
ciri
individu
yang
Mangkunegara (2013:67) kinerja ialah
produktif. Ciri ini menurut Sedarmayanti
hasil kerja baik secara kualitas maupun
(2011:51) harus ditumbuhkan dalam diri
kuantitas
seorang
pegawai untuk meningkatkan kinerjanya.
pegawai dalam melakukan tugas sesuai
Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari
dengan tanggung jawab yang diberikan
individu yang produktif antara lain:
kepadanya.
1) Kepercayaan diri
yang dicapai
oleh
Simamora (2006) menjelaskan jika
2) Rasa tanggung jawab
kinerja merupakan hasil kerja yang dapat
3) Rasa cinta terhadap pekerjaan
dicapai oleh seorang atau sekelompok
4) Pandangan ke depan
orang dalam suatu organisasi, sesuai
5) Mampu menyelesaikan persoalan
dengan wewenang dan tanggung jawab
6) Penyesuaian diri terhadap lingkungan
masing-masing,
dalam
rangka
upaya
mencapai tujuan organisasi bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan
sesuai
dengan
moral
maupun
etika.
Adapun tujuan kinerja pegawai menurut
Rivai (2009:54) :
yang berubah
7) Memberi
kontribusi
yang
positif
terhadap lingkungan
8) Kekuatan untuk menunjukkan potensi
diri
Kinerja
pegawai
dapat
ukur tingkat kinerja. Pengukuran tersebut
diartikan sebagai hasil kerja baik kualitas
berarti memberi kesempatan bagi para
maupun kuantitas yang dicapai pegawai
pegawai untuk mengetahui tingkat kinerja
dalam
sesuai
mereka. Memudahkan pengkajian kinerja
dengan tanggung jawab masing-masing
pegawai, lebih lanjut Mitchel dalam buku
dalam sebuah pekerjaan untuk mencapai
Sedarmayanti (2011:51) yang berjudul
tujuan instansi. Kinerja pegawai yang baik
Manajemen Sumber Daya Manusia dan
secara
Produktivitas
melaksanakan
langsung
akan
juga
tugasnya
mempengaruhi
Kerja,
mengemukakan
kinerja lembaga, dan untuk memperbaiki
aspek-aspek dalam suatu kinerja yaitu
kinerja pegawai tentu merupakan suatu
sebagai berikut :
pekerjaan yang memakan waktu dan
1) Kualitas Kerja (Quality of work)
proses
yang panjang.
meningkatkan
pembinaan,
Selain dengan
pengawasan
juga
dilakukan
adalah kualitas kerja yang dicapai
dan
berdasarkan syarat-syarat, kesesuaian
penilaian
dan kesiapan yang tinggi pada saat
terhadap tingkat keberhasilan kinerja yang
melakukan
telah dilakukan oleh para pegawainya. Hal
menghasilkan penghargaan, kemajuan
ini bertujuan untuk mengukur tingkat
serta perkembangan organisasi melalui
keberhasilan yang telah dicapai di dalam
peningkatan
meningkatkan
keterampilan secara sistematis sesuai
kompetensi
pegawai,
pekerjaan
yang
pengetahuan
akan
dan
penilaian terhadap kinerja juga bermanfaat
tuntutan
sebagai tolok ukur yang dapat digunakan
teknologi yang semakin berkembang
untuk memperbaiki kinerja pegawai yang
pesat.
bersangkutan.
pengetahuan
dan
yang
2) Ketetapan Waktu (Pomptnees) yaitu
dikemukakan oleh Dwiyanto (2005:45)
berkaitan dengan sesuai atau tidaknya
bahwa penilaian kinerja merupakan upaya
waktu penyelesaian pekerjaan dengan
untuk memperbaiki kinerja yang dapat
target waktu yang direncanakan. Setiap
dilakukan secara terarah dan sistimatis.
pekerjaan diusahakan untuk selesai
Dengan
mengenai
sesuai dengan rencana agar tidak
kinerja maka bechmarking dengan mudah
mengganggu pada pekerjaan yang lain.
dapat dilakukan dan mendorong untuk
3) Inisiatif (Initiative) yaitu mempunyai
adanya
Sebagaimana
ilmu
informasi
memperbaiki kinerja.
kesadaran
3. Aspek-aspek dalam Kinerja Pegawai
sesuatu dalam melaksanakan tugas-
diri
untuk
melakukan
Kinerja pegawai secara objektif
tugas dan tanggung jawab. Dalm arti
dan akurat dapat dievaluasi melalui tolak
dalam melaksanakan tugas pegawai
melaksanakan dengan mandiri tidak
merupakan rangkaian yang kritis antara
bergantung
strategi dan hasil organisasi, banyak faktor
terus
menerus
kepada
yang dapat mempengaruhi kinerja individu
orang lain (atasan).
yaitu
karyawan
yaitu
kecakapan, skill hingga intelektualitas
motivasi,
dukungan
seorang
keberadaan
4) Kemampuan
(Capability)
pegawai
yang
dapat
kemampuan
mereka,
yang
pekerjaan
diterima,
yang
mereka
dikembangkan dan diasah melalui
lakukan dan hubungan mereka dengan
pendidikan
dan
organisasi. Kinerja pegawai merupakan
kehiudpan
hasil sinergi dari sejumlah faktor. Faktor-
organisasi sehingga dapat mendukung
faktor tersebut adalah faktor lingkungan
penyelesaian suatu pekerjaan.
internal
dan
diaplikasikan
latihan
kedalam
5) Komunikasi
(Communication)
organisasi,
faktor
lingkungan
eksternal, dan faktor internal karyawan
yang
atau pegawai (Wirawan, 2009), masing-
dilakukan untuk bekerjasama dalam
masing faktor tersebut dijelaskan sebagai
mengemukakan saran dan pendapatnya
berikut:
merupakan
proses
interaksi
dalam memecahkan masalah yang
a) Faktor
Internal
Pegawai.
Faktor-
akan
faktor dari dalam diri pegawai yang
menimbulkan kerjasama yang lebih
merupakan faktor bawaan dari lahir
baik dan akan terjadi hubungan-
dan faktor yang diperoleh ketika ia
hubungan yang semangkin harmonis
berkembang. Faktor-faktor bawaan,
diantara para pegawai dan jajarannya,
misalnya bakat, sifat pribadi, serta
yang
keadaan
dihadapi.
Komunikasi
juga
perasaan
dapat
senasib
menimbulkan
sepenanggungan.
fisik
dan
kejiwaan.
Sementara itu, faktor-faktor yang
Pendapat tersebut mengatakan bahwa
diperoleh,
misalnya
untuk mendapatkan kinerja pegawai
kuantitas,
ketepatan
yang optimal yang menjadi tujuan
efektivitas,
kemandirian,
organisasi harus memperhatikan aspek-
komitmen kerja.
aspek kualitas pekerjaan, ketetapan
waktu,
inisiatif,
kemampuan
serta
komunikasi.
4. Faktor
mempengaruhi
Kinerja
Mathis dan Jackson dalam Rucky
menyatakan
waktu,
dan
b) Faktor-Faktor Lingkungan Internal
Organisasi.
Dalam
melaksanakan
tugasnya,
pegawai
memerlukan
dukungan
organisasi
tempat
ia
bekerja. Dukungan tersebut sangat
Pegawai
(2011)
kualitas,
bahwa
kinerja
memengaruhi
pegawai.
tinggi
Sebaliknya,
rendahnya
jika
sistem
kompensasi dan iklim kerja organisasi
waktu,
buruk,
komitmen kerja.
kinerja
karyawan
akan
efektivitas,
kemandirian,
dan
menurun. Faktor internal organisasi
lainnya misalnya strategi organisasi,
METEDOLOGI PENELITIAN
dukungan
sumber
Instrument Penelitian
diperlukan
untuk
daya
yang
melaksanakan
1. Uji Validitas
pekerjaan, serta sistem manajemen
Untuk
dan kompensasi. Oleh karena itu,
penelitian ini, dilakukan dengan cara
manajemen
organisasi
harus
membandingkan r hitung dengan r
menciptakan
lingkungan
internal
tabel dengan ketentuan jika r hitung
organisasi yang kondusif sehingga
lebih dari r tabel berapa butir yang
dapat mendukung dan meningkatkan
valid.
produktivitas karyawan.
c) Faktor
Lingkungan
menguji
validitas
dalam
2. Uji Reliabilitas
Eksternal
Uji reliabilitas menunjukkan bahwa
Organisasi. Faktor-faktor lingkungan
suatu instrumen cukup dapat dipercaya
eksternal organisasi adalah keadaan,
untuk
kejadian, atau situasi yang terjadi di
pengumpulan data karena instrumen
lingkungan eksternal organisasi yang
sudah baik. Uji reliabilitas ini hanya
memengaruhi kinerja karyawan.
dilakukan
Berdasarkan
beberapa
digunakan
pada
data
sebagai
yang
alat
valid.
pendapat
Instrumen untuk mengukur masing-
yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan
masing variabel dikatakan reliabel
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
berada pada interval (0,800-1,00).
pegawai antara lain faktor internal pegawai
atau faktor dalam diri meliputi; kualitas,
kuantitas, ketepatan waktu, efektivitas,
kemandirian, dan komitmen kerja. Faktor
eksternal meliputi; peluang, dukungan
Tabel 3.1
yang diterima, kebudayaan pekerjaan.
Pedoman Untuk Interprestasi
Faktor
Terhadap relibilitas intrumen
lingkungan
meliputi
keadaan,
kejadian, situasi dan peristiwa dalam
Sinambela (2021)
organisasi, serta karakteristik organisasi.
Pada
penelitian
ini
kinerja
pegawai
merujuk pada faktor internal pegawai yang
mencakup kualitas, kuantitas, ketepatan
Interval Koefision
Tingkat hubungan
0,00 - 0,199
Sangat tidak reliabel
0,20 - 0,399
Tidak Reliabel
0,40 –0,599
Cukup Reliabel
Uji linearitas bertujuan untuk menguji
0,60 –0,799
Reliabel
apakah keterkaitan antara dua variabel
0,80 –1,000
Sangat Reliabel
yang
bersifat
linier.Perhitungan
linearitas digunakan untuk mengetahui
Uji Persyaratan Penelitian
prediktor
1. Uji Normalitas
berhubungan secara linier atau tidak
data
peubah
bebas
Pengujian asumsi normalitas tujuannya
dengan peubah terikat. Uji linearitas
adalah untuk menguji apakah variabel
dilakukan
pengganggu atau variabel residual
analisis variansi terhadap garis regresi
memiliki
yang nantinya akan diperoleh nilai f
model
distribusi
regresi.
normal
Pada
dalam
prinsipnya,
hitung.
dengan
Nilai
F
menggunakan
yang
diperoleh
normalitas dapat dideteksi dengan
kemudian dikonsultasikan dengan nilai
melihat sebaran data (titik) pada sumbu
f tabel pada taraf signifikan 5%.
diagonal grafik atau melihat histogram
Kriterianya apabila nilai f tabel lebih
residual dan dengan melakukan analisa
besar dari nilai F pada taraf signifikan
hasil pengujian tabel. Adapun dasar
5% maka hubungan antara variabel
pengambilan
dikatakan linier. Sebaliknya, apabila
keputusannya
adalah
sebagai berikut :
nilai f tabel lebih kecil maka hubungan
a) Jika data (titik) menyebar disekitar
tidak
linier.
Kemudian
untuk
garis diagonal dan mengikuti arah garis
menentukan kedua variabel linear atau
diagonal atau grafik histogramnya
tidak juga dapat dilakukan dengan
menunjukkan pola distribusi normal,
mengamati nilai signifikansi deviation
maka model regresi memenuhi asumsi
from linearity dari hasil pengujian
normalitas.
yang dilakukan, dimana jika nilai
b) Jika data menyebar jauh dari diagonal
dan
tidak
mengikuti
arah
garis
signifikansi deviation from linearity
lebih
besar
dari
>
0.05
maka
diagonal atau grafik histogram tidak
diasumsikan terdapat hubungan linear
menunjukkan pola distribusi normal,
antara variabel penelitian
maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
Analisis Data
Teknik pengumpulan data yang
c) Jika hasil pengujian nilai signifikansi
dilakukan dalam penelitian ini adalah
(Sig.2 tailed) menunjukkan angka lebih
dengan menyebarkan kuisioner. Kuesioner
besar dari 0,05 ( > 0,05 ).
merupakan teknik pengumpulan data yang
2. Uji linearitas
dilakukan
dengan
cara
memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis
kepada
responden
untuk
dijawabnya. Dalam penelitian ini, penulis
memberikan
dijawab
pernyataan
oleh
Pegawai
yang
akan
yakni
para
responden,
Sekretariat
Daerah
Provinsi
responden
pengukuran
yang
digunakan
jawaban
dalam
penelitian ini adalah Skala likert. Skala
jumlah
dan
c. Hitunglah jumlah kuadrat masing
masing butir
d. Hitunglah jumlah perkalian antara
butir dengan jumlah
deviasi
skor
f. Bandingkan rhitung dengan rtabel
suatu
rtabel berarti butir valid
digunakan
untuk
data
pearson\
dengan ketentuan jika
yang
dari
kemudian masukan dalam rumus
Likert menurut Sinambela (2021) adalah
skala
kuadrat
jumlah untuk setiap responden
e. Cari
Kalimantan Utara.
Skala
b. Hitunglah
rhitung
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
Jika ada butir yang tidak valid
seseorang atau sekelompok orang tentang
dalam pengujian yang pertama, diuji ulang
gejala atau fenomena sosial.
kembali dengan mengeluarkan butir yang
Tabel 3.2
tidak valid. Berdasarkan hasil
Skala Likert
validitas dalam uji coba rumus pearson
Pernyataan
Skor
Sangat Tidak Setuju
1
Tidak Setuju
2
Netral
3
Setuju
4
Sangat Setuju
5
dengan skala likert pada angket yang kami
sebarkan yang telah dilakukan pada 80
orang di SEKDA Provinsi Kalimantan
Utara butir pernyataan terdapat 15 butir
dinyatakan valid dengan perhitungan rtabel
= 0,286 dengan taraf signifikan 1%
Uji Validitas
PENYAJIAN DAN ANALISIS
Uji Validitas
Menurut Lijan dalam Metode Penelitian
Kuantitatif, 2014, untuk menguji validitas
suatu instrumen secara manual dibutuhkan
tujuh langkah sebagai berikut :
a. Hitunglah jumlah skor masingmasing butir
dari uji
keteran
Item
Variabel
1. U
jPemberdayaan
Rtabel
gan:
Keterangan
ri
=
1
0,33
0,286
Valid
reliabili
2
0,56
0,286
Valid
tas
3
0,58
0,286
Valid
internal
R
4
0,50
0,286
Valid
seluruh
e
5
0,40
0,286
Valid
instrum
lPrinsip-Prinsip
6
0,48
0,286
Valid
en
iGood Governance 7
0,45
0,286
Valid
=
a(X2)
8
0,69
0,286
Valid
korelasi
b
9
0,41
0,286
Valid
pearson
i
10
0,59
0,286
Valid
antara
lKinerja Pegawai
i(Y)
11
0,49
0,286
Valid
belahan
12
0,41
0,286
Valid
ganjil
t
13
0,50
0,286
Valid
dengan
a
14
0,56
0,286
Valid
belahan
15
0,40
0,286
Valid
iAparatur (X1)
s
Suatu
pernyataan
rhitung
instrumen
dikatakan
Hasil dari uji reliabilitas dalam uji coba
mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi
rumus Spearman Brown dengan korelasi
apabila tes yang dibuat mempunyai hasil
Pearson antara belahan ganjil dengan
yang tetap dalam mengukur apa yang
belahan genap dinyatakan reliabel dengan
hendak
angka 0,771564
diukur.
penelitian
genap
Pengujian
instrumen yang kami
reliabilitas
gunakan
yaitu
Dalam
suatu
penelitian
yang
dengan rumus dari Spearman Brown.
berjudul : Implementasi Pemberdayaan
Spearman
Aparatur (X1) dan Prinsip-Prinsip Good
Brown
merupakan
teknik
pengujian reliabilitas suatu test atau angket
Governance
yang paling sering digunakan pada test-test
Pegawai (Y). yang diperoleh data skor
atau angket angket yang jawabannya
total dari 80 Responden yang telah
berupa pilihan Adapun rumus Spearman
ditabulasikan pada lampiran II
Brown yang di gunakan adalah :
Koefisien determinasi
(X2) Terhadap Kinerja
Koefisien determinasi (R2) pada
ri =
intinya
mengukur
seberapa
jauh
kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu.
2
Nilai R yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel
independen
dalam
menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas dapat dilakukan dengan
analisis
koefisien
determinasi
dengan
rumus :
a0 =
dari ketiga rumus tersebut, maka dapat
nilai a1 = 0,92
Dengan
,
a2 = 0,16
demikian
a0 = 0,46.
persamaan
regresi
berganda adalah :
̂ = 0,46 + 0,92 X1 + 0,16 X2
Selanjutnya dicari persamaan koefisien
determinasi, sebagai berikut :
R2 =
2
KD = r x 100%
Maka dapat hasil nya sebesar 1,55
Dengan demikian, kesimpulan persamaan
Analisis Regresi
Setelah
mengetahui
kekuatan
hubungan baik secara partial maupun
simultan,
peneliti
dapat
melanjutkan
analisis regresi tersebut adalah :
̂ = 0,46 + 0,92 X1 + 0,16 X2
PEMBAHASAN
analisis regresi untuk memprediksi berapa
Hipotesis (Hyphotesis), berasal dari
kenaikan atau penurunan pada variabel
bahasa Yunani yang dibagi menjadi dua
terikat (dalam contoh ini Kinerja Pegawai)
suku kata, hupo yang berarti sementara,
jika terjadi perubahan kenaikan atau
dan thesis yang berard pernyataan/dugaan.
penurunan
Oleh sebab itu, hipotesis berarti dugaan
terhadap
variabel
bebas.
Tobing, Sinambela (2007) berpendapat,
sementara (Rahayu dalam Sina bela;
apabila dua variabel X dan Y mempunyai
Chotim (Ed), 2019). Pengujian hipotesis
hubungan korelasi yang kuat, maka suatu
dapat dimulai dengan sebuah pernyataan
nilai X dapat dilakukan untuk meramalkan
atau asumsi, tentang parameter suatu
nilai Y. Artinya jika hubungan antara
populasi misalnya: rata-rata populasi.
kedua
Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur
variabel
kuat,
maka
dapat
diproyeksikan apa yang terjadi pada
berdasarkan bukti sampel dan teori
variabel Y jika variabel X diubah satu
probabilitas untuk menentukan apakah
satuan dengan rumus sebagai berikut :
suatu hipotesis merupakan pernyataan
̂ = a0 + a1 aX1 + a2 aX2 + ....
(
a1 = (
(
a2 = (
)(
)(
)
)(
)
)(
yang masuk akal.
) (
)(
)
) (
)(
)
(
(
)(
)(
)
)
Pengujian hipotesis adalah
prosedur yang didasarkan pada bukti
sampel yang dipakai untuk menentukan
R2 = 1,55
apakah hipotesis merupakan suatu
penolakan (daerah kritis). Jika nilai
pernyataan yang wajar dan oleh karenanya
statistik t termasuk daerah penolakan
tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak
berarti menolak hipotesis nol, sementara
wajar dan oleh karena itu harus ditolak
jika nilai statistik sampel berada pada
Suharyadi (2009). Pengujian hipotesis
daerah penerimaan berarti menerima
adalah keharusan dalam penelitian
hipotesis nol. Apabila hipotesis nol
kuantitatif. Artinya hipotesis yang
"diterima" berarti tidak terdapat hubungan
diajukan akan diuji kebenarannya apakah
atau pengaruh antara variabel X dengan Y,
diterima atau ditolak. Biasanya hipotesis
akan tetapi jika "ditolak" berarti terdapat
diajukan dua model yakni hipotesis kerja
hubungan atau pengaruh X dengan Y, hal
(Ha) dan hipotesis nol (HO). Hipotesis
itu terjadi karena bunyi hipotesis nol
kerja atau hipotesis alternatif dirancang
bersifat negatif.
untuk diterima, sedangkan hipotesis nol
Langkah uji hipotesis statistik yang
untuk ditolak. Oleh karenanya hipotesis
dapat dilakukan oleh seorang peneliti
alternatif dalam bentuk positif sedangkan
dalam melakukan uji persyaratan analisis,
hipotesis nol dalam bentuk negatif.
yakni: (1) rumuskan hipotesis H0 dan H1;
Prosedur yang memungkinkan peneliti
(2) Tetapkan tingkat signifikansi α ; (3)
menerima atau menolak hipotesis
Tetapkan daerah kritis atau daerah dimana
dinamakan uji hipotesis. Perlu kehati-
H0 ditolak atau H1 diterima; (4) Tetapkan
hatian dalam pengujian hipotesis,
statistik uji; (5) Lakukan perhitungan; (6)
mengingat umumnya diajukan dua model
Ambil kesimpulan (Ergusni, 2015: 53-54).
hipotesis yakni hipotesis alternatif dan
1. Pemberdayaan
hipotesis nol.
Prosedur yang memungkinkan
Aparatur
(X1)
dengan kinerja pegawai (Y)
H0
:
Tidak
ada
pengaruh
yang
peneliti menerima atau menolak hipotesis
signifikan
nol, atau menentukan apakah data sampel
Aparatur terhadap kinerja pegawai
berbeda nyata dari hasil yang diharapkan
Ha
disebut pengujian hipotesis. Penerimaan
signifikan
atau penolakan hipotesis nol melalui uji
Aparatur terhadap kinerja pegawai
statistik (uji t) yaitu satu variabel acak
thitung = 17,23
yang nilainya bergantung kepada data
ttabel = 1,99
sampel.
t hitung > t tabel, maka Ha (hipotesis
Ruang sampel t dibagi dua bagian
yaitu daerah penerimaan dan daerah
:
antara
Terdapat
antara
Pemberdayaan
pengaruh
yang
Pemberdayaan
alternatif) diterima dan H0 (hipotesis
nol) ditolak
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Organisasi.
2. Prinsip-Prinsip Good Governance
Persada
(X2) dengan kinerja pegawai (Y)
Malayu S. P Hasibuan, 2013, Manajemen
t hitung= 13,06
Sumber Daya Manusia. Edisi revisi Bumi
ttabel = 1,99
Aksara,
t hitung > t tabel, maka Ha (hipotesis
Miftah
alternatif) diterima dan H0 (hipotesis
Dalam Manajemen Jakarta : PT. Raja
nol) ditolak
Grafindo Persada
3. Pemberdayaan Aparatur (X1) dan
Jakarta
Thoha.
2004,
Pranarka
Kepemimpinan
dan
Vidhandika
“(Pemberdayaan
Prinsip-Prinsip Good Governance
Moeljarto,
(X2) dengan kinerja pegawai (Y)
Empowerment)”,dalam
Fhitung = 349,4
Prijono dan A.M.W Pranarka (eds), 1996.
Ftabel = 3,115
Pemberdayaan
f hitung > f tabel, maka Ha (hipotesis
Onny
S.
:Konsep,
Kebijakan dan Implementasi, CSIS
alternatif) diterima dan H0 (hipotesis
Peraturan
nol) ditolak
Penetapan Indikator Kinerja Utama di
tentang
Lingkungan
Widjaja..2006.
Administrasi
Kepegawaian. Jakarta : Rajawali
Handayaningrat,
Organisasi
Soerwoto.
dan
T,H.
1982.
Kepegawaian.
2000.
Pemerintahan
Santosa Pandji. 2009. Administrasi Publik
Teori dan Aplikasi Good Governance.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Handoko,
Instansi
Umum
(No.5/2007)
Daftar Pustaka
A.W.
Pedoman
Bandung:Refika Aditama
Sarundajang
Otonomi
Manajemen
2005,
Daerah,
Birokrasi
PT.
Surya
Dalam
Multi
Grafika, Jakarta
Peronalia dan Sumber Daya Manusia.
Sedarmayanti 2010, Tata Kerja Dan
Edisi 2.
Produktivitas Kerja (Suatu Tinjauan dari
Hetifa. Sumarto 2003. Inovasi, Partisipasi
Aspek Ergonomo Atau Kaitan Antara
dan Good Governance, Bandung: Yayasan
Manusia Dengan Lingkungan Kerja),
Obor Indonesia,
Bandung :
Mahsun,
Mohamad.2006.
Pengukuran
Kinerja Sektor Publik. Cetakan Pertama.
BPFE.Yogyakarta.
Makmur Syarief. 2007. Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia dan Efektivitas
CV.Mandar Maju
Sedarmayanti, 2007. Good Governanace
(Kepemerintahan
Yang
Baik)
Dalam
Rangka
Otonomi Daerah : Upaya
Membangun
Organisasi
Efektif
dan
Efisisen Melalui
Restrukturisasi dan
Pemberdayaan. Mandar Maju, Bandung.
Sinambela 2014, Metodologi Penelitian
Kuantitatif,
Graha
Ilmu,
Yogyakarta
Metode
Penelitian
55283
Sugiono.
2008.
Kuantitatif,kualitatif
dan
R&D,
Bandung:Alfabeta.
TAP MPR RI Nomor IV/MPR/1999
tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN)
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2000
tentang Program Pembangunan Nasional
Tahun 2000-2004