Pengenalan kebudayaan alam minagkabau MELALUI
PERMAINAN bongkar pasang miniatur rumah gadang dan rangkiang DI TAMAN KANAK-KANAK
DARUSSALAM GADUT
Sri Hartuti Husin 1 & Dadan Suryana 2
Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) UNP
[email protected] ,
[email protected]
ABSTRAK
Tujuan penelitian untuk meningkatkan Pengenalan Budaya Alam Minagkabau melalui permainan bongkar pasang miniatur rumah gadang dan rangkiang. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan subjek peneliti anak kelas B Taman Kanak-kanak Darussalam Gadut sebanyak 18 orang, 12 orang anak laki-laki dan 6 orang anak perempuan . Data yang diambil melalui observasi, dokumentasi dan teknik aanlisis data dengan persentase. Penelitian ini dilakukan sebanyak 2 siklus masing-masing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan, pada siklus I kemampuan anak mengenal budaya alam minagkabau masih rendah sedangkan pada siklus II pertemuan 3 terjadi peningkatan yaitu peningkatan kemampuan mengenal budaya alam minagkabau anak meningkat sangat tinggi. Kesimpulan dari hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan kemampuan pengenalan anak akan budaya alam minagkabau melalui permainan bongkar pasang rumah gadang dan rangking
ABSTRACT
The aim of the study was to increase the introduction of Minagkabau Natural Culture through the play of tidying miniature gadang and rangkiang houses. The type of research used was Classroom Action Research with 18 B grade kindergarten researchers from Gadut Kindergarten as many as 18 people, 12 boys and 6 girls. Data taken through observation, documentation and data analysis techniques with percentages. This research was conducted in 2 cycles each cycle consisting of 3 meetings, in the first cycle the ability of children to know the natural culture of Minagkabau was still low while in the second cycle of meeting 3 there was an increase, namely the increase in the ability to know Minagkabau natural culture of children increased very high. Conclusions from the results of the study show that there is an increase in the ability of children to recognize the natural culture of Minagkabau through the game of unloading pairs of houses and gardens
Kata kunci: Budaya Alam Minagkabau, Bongkar pasang miniatur rumah gadang dan rangkiang
Pendidikan Anak Usia Dini 0 sampai 6 tahun dalam UU nomor 20 tahun 2003 pada dasarnya meliputi seluruh upaya dan tindakan yang di lakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan, dengan menciptakan lingkungan yang meransang pertumbuhan dan perkembangan yang dapat mengeksplorasi pengalaman dan memberikan kesempatan yang memberikan aspek keilmuan yang menunjang untuk perkembangan anak pada tahap berikutnya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak per kelompok umur dan bermain merupakan faktor yang angat penting bagi anak usia dini melalui bermain anak dapat mengembangan semua aspek yang dimilikinya dengan adanya perkembangan teknologi dalam bidang teknologi informatika anak lebih suka bermain dengan media teknologi karena banyak nya permainan yang ditawarkan dengan hanya mengambil aplikasi yang tersedia anak mampu bermaindengan berbagai jenis permainan yang sangat menarik dengan menghadapi kenyataan yang seperti ini maka alangkah baiknya jika anak asik bermain dengan media yang memberikan manfaat dan pengetahuan terutama sekali mampu mengembangakan semua asperk perkembangan yakni melalui permainan bongkar pasang.
Indonesia adalah negara yang berbudaya walaupun budaya berbeda namun kesatuan Indonesia di ikat oleh semboyan bhineka tunggal ika melalui permainan anak mengenal budaya alam minangkabau melalui Rumah gadang merupakan sumber dari budaya dan nilai nilai kehidupan masyarakat minangkabau dari dalam rumah gadang dahulunya semua nilai nilai di kembangkan oleh keluarga melalui rumah gadang anak anak minang belajar adat istiadat,cara bermasyarakat, memutuskan persoalan dan belajar nilai nilai berkehidupanKeluarga merupakan tempat anak mendapatkan pendidikan pertama,
Salah satu cara agar Anak Usia Dini mengenal budayanya sendiri adalah melalui permainan yang yang dirancang sedemikian rupa agar anak ampu mengenal budayanya sendiri karena belajar anak usia dini melalui bermain maka media yang dibuat adalah media yang mampu meransang semua aspek perkembangan anak serta permainan yang di sediakan adalah permainanyang mampu mengenalkan nilai-nilai serta budaya lokal agar anak memiliki rasa cinta tanah air,agar anak mengenal siapa dirinya dan bagaimana dia mampu mengenal budaya leluurnya permainan sangat penting di arahkan karena pada dasarnya, usia dini melakukan kegiatan bermain sambil belajar belajar seraya bermain di mana hampir 80% waktu mereka dihabiskan dengan bermain hanya di saat mereka tidurlah mereka berhenti bermainPembelajaran yang dilakukan oleh anak harus di-kemas dalam bentuk permainan, sehingga anak akan banyak bermain dalam setiap kegiatannya. Anak akan belajar dari setiap kegiatan bermain yang dialaminya, sehingga memberikan stimulasi terhadap perkembang-an kognitif anak dalam (Morrison, 2007; Yulianti dkk., 2011). ,bermain adalah kegiatan yang anak-anak dilakukan sepanjang hari pada dasarnya bermain memiliki tujuan utama yaitu memelihara perkembangan dan pertumbuhan optimal anak usia dini melalui pendekatan yang kreatif,inofatif ,interaktif dan terintegrasi dengan lingkungan.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis berupaya memberikan nilai nilai budaya Minangkabau melalui alat permaianan edukatif (APE) yang dirancang agar anak dapat mengenal bahagian-bahagianya serta disaat anak bermain anak akan mendapatkan pengetahuan akan nilai nilai budaya lokal yang merupakan asal usul leluhur masyarakat minangkabau kebetulan di daerah pakoan yakni di jorong bukit lurah banyak sekali pengrajin membuat rumah gadang, jam gadang sebagai acesories dan kenang-kenangan jika berkunjung ke Bukittinggi atau ke kabupaten Agam mungkin ini mampu memberikan peluang bisnis dan mengembangakan ekonomi pengrajin karena selama ini mereka hanya membuat asecories dan pesanan berupa miniatur sebagai pajangan semoga ini langkah awal agar guru dalam menanamkan nilai nilai budaya lokal perlu memperhatikan pentingnya anak mengenal budaya alam minangkabau sejak dini agar mereka tidak lupa akan jati diri serta mampu bersikap dan mengimplementasi dalam kehidupan sehari hari.berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat ini sebagai sebuah penelitian dengan judul Peningkatan pengenalan budaya alam minang kabau melalui permainan bongkar pasang rumah gadang dan rangkiang di TK Darussalam Gadut
Budaya Alam Minangkabau
Rumah gadang merupakan tempat tinggal penduduk asli suku minangkabau suku ini terdapat di Propinsi Sumatera barat rumah gadang sekarang sudah jarang ditemukan di daerah daerah baik di kota maupun di nagari hal ini di sebabkan karena kemajuan zaman dan berubahnya pola fikir manusia karena kemajuan teknologi sehingga dalam membangun rumah sebagai tempat tinggalpun mengalami perubahan yang sangat siknifikan sehingga rumah gadang dan rangkiang merupakan bangunan yang sudah menjadi situs sejarah dan menjadi ornamen yang perlu dilestarikan.
Rumah gadang pertama sekali dibangun oleh Datuak Tan Rajo Gerhano yang dimakamkan di pariangan kabupaten tanah datar makam tersebut di kenal dengan makam panjang atau perkuburan panjang ,katanya memiliki keunikan tersendiri setiap kali diukur akan memiliki ukuran berbeda, Rumah gadang dimana gadang dalam arti besar dalam bahasa Indonesia namun gadang disini bukan hanya dalam arti fisik rumaah gadang yang besar namun rumah gadang dalam arti besar fungsinya bagi sebuah keluarga atau kaum, bentuk rumah gadang yang tinggi dan pada umunya memiliki tangga ini di sebabkan mungkin sebagai antisipasi atau kewaspadaan akan bahaya baik bahaya alam maupun bahaya hewan buas dan bentuk rumah gadang hampir seluruh daerah minangkabau memiliki bentuk yang sama dari bentuk dan ukiran ini jelas sekali bahwa suku minangkabau berasal dari luhak yang sama dimana luhak itu terbagi tiga yaitu luhak tanah datar,luhak agam dan luhak limapuluh koto jadi hampir dapat dilihat ketiga luhak tersebut masih ada rumah gadang dan rangking yang sudah berusia lebih satu abat dan ini menjadi gambaran bahwa nilai nilai budaya alam minangkabau akan mengalami kepunahan jika kita sebagai generasi penerus bangsa tidak memberikan penjelasan ,pengenalan dan nilai nilai yang terkandung dalam khasanah alam minangkabau kepada anak anak dan akan bermakna jika semenjak dini karena anak usia dini merupakan anak yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi,mereka sangat cepat menangkap dan suka dengan hal hal yang penuh tantangan mereka suka bereksplorasi dengan berbagai media
Lantai rumah gadang bodi caniago dengan piliang berbeda bagi bodi caniago lantai rumahnya datar disini mengandung nilai bahwa duduk samo randah tagak samo tinggi jadi pangulu yang ada memiliki martabat yang sama sementara adat koto piliang lantainya bertingkat disini martabat pangulunya bertingkat tingkat atau baanjung rumah gadang memiliki serambi maka dihubungkan dengan tangga tangga berjumlah ganjil 3,5,7 dan ini memiliki arti atau makna,turun dari tangga naik dari janjang artinya membicarakan masalah dalam rumah gadang hendaklah di sesuaikan jika hal tersebut harus dari bawah dulu maka dibicarakan di lingkungan terdekat dan sebaliknya.
Menurut Aristoles (dalam Maykes 2001:1) bahwa perkembangan kemampuan anak sangat ditentukan oleh dorongan dari orang dewasa agar anak bisa bermain dengan apa yang akan mereka tekuni dimasa dewasa nanti
Manfaat media pembelajaran Secara umum manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru / pendidik dan peserta didik. Menurut Kempdan Dayton (Depdiknas,2003:15) manfaat media terbagi:
Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan, maksudnya peserta didik dalam menerima informasi atau dalam mengenal suatu konsep sederhana dengan media yang sama sehingga mereka akan menerima informasi yang sama.
Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik dengan berbagai potensi yang dimilikinya. Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan dan warna dan dapat menarik minat anak, merangsang peserta didik, beraksi baik secara fisik maupun emosional. Menciptakan suasana belajar lebih hidup tidak monoton dan membosankan.
Efisiensi dalam waktu dan tenaga Seandainya guru / pendidik tidak menggunakan media maka guru akan menghabiskan waktu yang lama untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari materi yang ingin disampaikan.Dan dengan menggunakan media guru tidak perlu melakukan pengulangan yang berulang-ulang tentang materi / indikator yang dijelaskan.
Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif. Dengan adanya media akan tercapai komunikasi dua arah antara guru dan peserta didik jadi dengan menggunakan media anak terlibat efektif dalam proses pembelajaran.
Meningkatkan kualitas hasil belajar anak. Melalui media yang menarik akan membuat peserta didik lebih cepat mengenali dan memahami dari apa yang disampaikan dan dengan melihat / mendengar media yang disajikan anak akan mudah menyerap karena pembelajarannya langsung bisa dilihat dan didengar.
Dengan media kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dimana saja
Media dapat menimbulkan sikap positif anak terhadap pembelajaran yang berlangsung
Menjadikan guru lebih positif dan produktif.
Belajar merupakan usaha menggunakan setiap sarana atau sumber baik di dalam maupun di luar sebagai alat untuk mengembangkan aspek pertumbuhan dan perkembangan anak,Vygotsky dalam ( Dadan hal 70-71) teorinya menyatakan bahwa pembelajaran terjadi apabila anak didik bekerja berdasarkan keinginannya untuk mengembangkan intelektualnya melalui pemecahan masalah dalam kehidupan sehari hari dan media yang dirancang oleh seorang pendidik secara sendiri akan memperhatikan kebutuhan dan aspek apa saja yang dapat di kembangkan disamping itu media dapat sebagai informasi akan nilai nilai leluhur seperti media yang di kemukakan dalam karya tulis ini adalah sebuah media permainan bongkar pasang berupa miniatur rumah gadang dan rangking kenapa ni yang dijadikan sebagai media bermain anak karena menurut penuis media permainan ini dapat menyampaikan pesan dan nilai nilai berkehidupan di ranah minang dan ada nilai yang sangat besar terkandung dalam permainan ini yaitu mengenalkan budaya alam minangkabau yang saat sekarang sudah mulai memudar dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi anak sudah jarang melihat keberadaan rumah gadang di temapat mereka tinggal rumah gadang sudah menjadi situs sejarah begitu juga dengaan rangking
Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal budaya nya sendiri jika budaya dan nilai luhur pendahulu sudah tidak menjadi kepribadian bangsa jadi apa negara kita 20,30 40 tahun kedepan kalau bukan kita siapa lagi yang akan mempertahankan nilai nilai bangsa ini budaya timur merupakan budaya kita budaya lokal perlu di jaga.
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Masnur Muslich (2009:10) mengatakan PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolahnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahu-an guru tentang strategi pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar. Pengetahuan guru yang baik memungkinkan mereka untuk membuat persiapan pem-belajaran dalam Suryana Strategi Pembelajaran hal 199
Penelitian ini dilaksanakan menggunakan model siklus dikembangkan oleh Kurt Lewin dalam Arikunto (2006:6). Model siklus ini terdiri dari 4 komponen yaitu : rencana (plan), tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection).
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak Darussaam Nagari Gadut Kecamatan Tilatang Kamang yang beralamat di Jalan Raya Bukittinggi Medan Km 3 Baypass Pakoan Indah II Jorong Aro Kandikia Nagari Gadut Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaen Agam, Propinsi Sumatera Barat.Penelitian ini akan mulai dilaksanakan pada bulan September Tahun 2018 Semester I sampai sasaran dan tujuan siklus tercapai.
Subyek Penelitian
Kelas yang menjadi subjek penelitian adalah Kelompok Taman Kanak-Kanak berjumlah 18 orang, terdiri dari 12 anak putera dan 6anak puteri. Kelompok usia 5-6 Tahun merupakan kelas yang mempunyai potensi untuk ditingkatkan prestasinya tetapi sebagian besar anaknya kurang aktif dalam proses pembelajaran.
Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian yaitu perubahan apa yang diharapkan dari subjek yang dikenai tindakan yaitu Peningkatan pembelajaran disini mencakup peningkatan aktivitas belajar anak. Target ini dicapai dengan menggunakan Alat Permainan bongkar pasang miniatur rumah gadang dan rangkiang.
Rancangan Penelitian
Rencana tindakan yang merupakan gambaran tentang langkah-langkah riil yang akan dilakukan dalam tindakan ada 4 macam tahap yang akan dilalui dalam penelitian tindakan
Pada hari Senin tanggal 22September 2018 mulai disusun rencana tindakan yang akan dilakukan pada siklus I yang direncanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Rencana dibuat sesuai dengan tema yang sudah disusun untuk awal semester II yaitu tema rekreasi Rencana kegiatan disusun di dalam Rencana Program Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan dijabarkan ke dalam Rencana Program Pembelajaran Harian (RPPH) karena dalam penelitian ini ada media Pembelajaran yaitu Alat Permainan Edukatif Permainan Bongkar pasang rumah gadang dan rangkiang.
Pengenalan Budaya alam minangkabau melalui permainan bongkar pasang rumah gadang dan rangkiang pada kegiatan inti di sentra bermain balok.. Penyusunan perencanaan adalah melakukan kegiatan rekreasi atau melakukan kegiatan puncak tema rekreasi berkunjung ke kebun binatang kinantan di Bukittinggi , 26 September 2018, Sabtu 30 September 2018 (siklus 1) pertemuan pertama dimulai dan dilanjutkan pada hari Selasa tanggal 2 Oktober 2018 untuk pertemuan ketiga. Hari Kamis tanggal 4 Oktober 2018 peneliti melakukan refleksi siklus I dan pada tanggal 6 Oktober 2018 peneliti melakukan penyalinan rencana kegiatan untuk siklus kedua dan pada tanggal 08 Oktober 2018
Setelah tindakan dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan maka dilanjutkan dengan pengolahan data yang telah dicatat pada lembar observasi. Tahap observasi / pengamatan dilakukan sejalan dengan tindakan pelaksanaan setiap kali dilakukan pertemuan dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga. Peneliti langsung mencatat perkembangan anak.
Mengenal rumah gadang beserta fungsi dan bahagian bahagianya
Sebelum memulai kegiatan rekreasi ke kebun binatang dengan sub tema mengenal rumah gadang dan rangkiang serta hal yang berhubungan dengan keduanya Anak diperkenalkan dengan aturan dan disiplin jika berada di dalam rumah gadang dan bersikap baik dan tertib anak diperkenalkan semua bahagian yang ada dalam rumah gadang
Mengenal budaya alam minangkabau pada zaman dahulu
Memperkenalkan berbagai macam ragam budaya kehidupan masyarakat minangkabau dahuunya dimana rumah gadang adalah tempat tinggal kaum atau keluarga besar yang menjadikan rumah gadang sebagai tempat melakukan kegiatan keluarga tempatberunding,bercengrama,bercerita dan saling berbagi di rumah gaadang semua urusan di lakukan baik yang bersifat suka maupun duk.Budaya merupakan tata cara kehidupan masyarakat baik kepercayaannya,bahasanya,aturan atau nilai nilai Dalam kehdupan serta budaya merupakan nilai luhur yang sudah ada semenjak dahulunya dan nilai nilai tersebut mengalami pergeseran akibat perubahan zaman dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi jadi alangkah baiknya jika kita masih mempertahankan nilai nilai budaya sendiri dan tetap dipertahnkan sebagai kepribadian kita yang berasal dari suku bangsa yang berbedaBudaya minagkabau sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat minagkabau yang dahulunya tinggal di dalam rumah gadang dan dumah gadang sekarang merupakan peninggalan bersejarah yang hanya terdapat di tempat tempat wisata ,arsitektur rumah minagkabau atau rumah gadang merupakan wujud kultur dan kebudayaan minagkabau.ciri khas rumah gadang yang paling menonjol adalah bentuk atapnya yang bergonjong menjulang tinggi.
Hasil kemampuan anak dalam Mengenal rumah gadang dan rangkiang peningkatan setiap pertemuan. Pertemuan pertama ke pertemuan kedua terjadi peningkatan rata-rata 6,0%, dari pertemuan kedua ke pertemuan ketiga terjadi peningkatan rata-rata 10,0%. Dengan melihat hasil peningkatan diatas berarti kemampuan anak dalam mengenal rumah gadang dan ruang sertamengenal fungsi rumah gadang dan bahagian bahagianya beserta nilai nilai yang terkandung dalam setiap bahagianya serta mengenal budaya alam minagkabau meningkat. Tetapi peningkatan tersebut belum sesuai dengan harapan dimana anak mengenal budaya alam minagkabau sebagai budaya yang harus di ketahui dan mengenal nilai nilai budaya Minangkabau sebagai cara dan sikap hidup sehari hari gambaran peningkatan pada setiap pertemuan pada siklus 1.
Sebelum memulai kegiatan disentra balok anak dibimbing untuk tertib dalam bermain dimana ada aturan main di sentra balok dan tata tertib dibuat bersama anak dan bermain dengan cara bersama atau kooporatif dengan media balok dan miniatur rumah gadang,jam gadang,mesjid,serta miniatur rangking dan balok lainnya sebagai acecories lingkungan bermain balok.Sebelum permainan di mulai anak bernyanyi bersama tentang bentuk bentuk geometri dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu anak lainnya .
Bermain bongkar pasang merupakan permainan eksploratif dengan menggunakan media dan permainan ini sangat digemari oleh anak usia dini dala permainan ini semua aspek dapat dikembangkan seperti perkembangan kognitif anak- anak akan melakukan penyusunan dan anak akan berfikir kritis serta memecahkan masalah sehingga mereka akan berusaha untuk menyeleseikan penyusunan kepingan kepingan maket menjadi bentuk yang utuh.Aspek bahahsa anak akan melakukan tanya jawab bersama guru dan teman temannya disini akan terjadi penyampaian informasi akan fungsi dan bahagian bahagian rumah gadang dan anak akan menyerap informasi tentang nilai nilai budaya lokal dan akan tumbuh kecintaanya akan budaya sendiri.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan selama 3 kali pertemuan pada siklus I, maka peneliti membuat gambaran rekapitulasi peningkatan kemampuan pengenalan alam budaya minagkabau melalui permainan bongkar pasang rumah gadang dan rangkiang.
Hasil rekapitulasi peningkatan pengenalan budaya minangkabau melalui permianan miniatur rumah gadang dan rangkiang pada siklus I dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan di setiap pertemuan, tetapi peningkatan tersebut belum sesuai dengan yang diharapkan
Dari penelitian siklus I dengan kegiatan menulis, peneliti melihat observasi anak senang mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata pertemuan I 29,9%, pertemuan II 34,9%, pertemuan III 44,9% dalam kemampuan Mengenal rumah gadang dan rangkiang dan pada kemampuan mengenal bahagian-bahagian rumah gadang pada pertemuan I 29,9%, pertemuan II 37,9%, pertemuan III 47,2% serta pada kemampuan mengenal fungsi rumah gadang pada pertemuan I 28,6%, pertemuan II 26,6% dan pertemuan III 47,25% yang dilaksanakan pada 15 orang anak. Meskipun adanya peningkatan secara bertahap namun peneliti masih ingin melanjutkan pada siklus II, karena dari 15 orang anak terlihat peningkatan terakhir 7 orang yang sangat mampu atau 46,6%. Hal ini disebabkan banyak anak yang mengenal rumah gadang sebagai tempat wisata seperti di batusangkar dan di kebun binatang dan hanya sebahagian kecil yang pernah melihat ada di kampung rumah gadang yang sudah tua dan ada keluarga yang tinggal di dalamnya.
Berdasarkan hasil temuan diatas maka peneliti menyusun kegiatan berkunjung ke salah satu rumah yang ada di daerah Magek agar anak lebih memahami akan fungsi rumah gadang dan anak dapat melihat langsung bahagian-bahagiannyawalaupun sebelumnya mereka telah diajak ke kebun binatang namun disaat itu mereka tidak begitu memperhatikan karena kegiatan rekreasi ke kebun binatang hanya sebagai kunjungan dan pengenalan secara umum saja. pada siklus II yang dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan yakni pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 16 Oktober 2018, pertemuan kedua pada hari Sabtu, 20 Oktober 2018, dan pertemuan ketiga pada hari Selasa tanggal 23 Oktober 2018, kemudian peneliti melakukan refleksi pada Kamis tanggal 25Oktober 2018
Setelah penelitian dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan maka dilanjutkan dengan pengolahan data yang dicatat pada lembar observasi. Tahap observasi/pengamatan dilakukan sejalan dengan tindakan pelaksanaan/setiap kali dilakukan pertemuan dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga.
Kegiatan bermain bongkar pasang rumah gadang dan rangkiang dalam upaya memperkenalkan budaya minagkabau kepada anak dan mengenalkan nilai nilai yang terkandung dalam kehidupan masyarakat minagkabau dalam bermian menggunakan media bongkar pasang ini anak dibagi menjadi kelompok kecil karena keterbatasan alat permainan edukatifnya sebaiknya APE bongkar pasang ini minimal ada 4 set namun hanya ada dua set karena pembuatan nya yang butuh waktu dan ini merupakan hal baru bagi yang membuatnya jadi belum begitu cepat dan keterbatasan anggaran sekolah namun ini bukanlah halangan dalam mengenalkan budaya minagkabau alat ini hanya salah satu cara karena anak usia dini belajar sambil bermain dan bermain seraya belajar. peneliti mencoba untuk mengelompokkan 3 orang anak untuk bermain dengan alat permainan bngkar pasang rumah gadang dan rangkian , 4 orang anak bermain balok geometri, dan 4 orang anak bermain dengan maket mesjid serta maket lainnya serta 4 orang anak bermain dengan miniatur binatang pada hari pertama siklus I anak bermain dengan tema alam yang indah Alhamdulillah hasil pengolahan data pada siklus II ini meningkat kemampuan anak di dalam menyusun permainan bongkar pasang serta membangun rumah dengan balok dan membuat alam yang indah sangat memuaskan karena mereka memiliki ide yang cemerlang dan hasilnya sungguh menakjubkan anak sangat senang mereka betah bermain tampa ingat untuk bermain keluar ruangan dan pengenalan akan rumah gadang sebagai budaya dan nilai nilai yang ada secara berlahan anak mampu mengenal konsep –konsep yang di kenalkan dan meningkat sesuai yang diharapkan.
Kegiatan mengenal fungsi rumah gadang dan rangkinag dahulunya dan aspek apa saja yang terkandung di dalam permainan bongkar pasang rumah gadang dan rangkiang Alhamdulillah hasil pengolahan data di dalam kemampuan ini meningkat. Oleh sebab itu hasil yang diperoleh pada siklus II ini peneliti merasa senang akan peningkatan yang dicapai anak-anak pada kegiatan rekreasi,bermain alat permainan edukatif miniatur rumah gadang dan rangkiang
keadaan hasil kemampuan anak dalam mengenal budaya alam Minangkabau melalui permainan bongkar pasang rumah gadang dan rangkiang pada siklus ke dua yang dilakukan tiga kali pertemuan. Dalam kegiatan ini terlihat peningkatan pada setiap pertemuan. Pertemuan pertama ke pertemuan kedua terjadi peningkatan rata-rata 16,7%. Dari pertemuan kedua ke pertemuan ketiga terjadi peningkatan rata-rata 21,7%. Dengan melihat hasil peningkatan diatas berarti kemampuan anak ddalam mengenal budaya alam Minangkabau melalui permaianan rumah gadang dan rangkiang meningkat sesuai yang diharapkan.
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan selama 3 kali pertemuan pada siklus II, maka peneliti membuat gambaran rekapitulasi peningkatan kemampuan pengenalan budaya alam minagkabau melalui permainan bongkar pasang rumah gadang dan rangkiang
Kegiatan menulis yang dilakukan sebagai upaya peningkatan kemampuan motorik halus anak berkembang dengan baik. Dari pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga, baik itu kemampuan anak dalam kelincahan gerakan jari jemari tangan, kelenturan jari jemari tangan dan koordinasi mata dan tangan.
Pembahasan
Pada bagian ini akan dikemukakan pembahasan mengenai hasil pengolahan data tentang hasil observasi kegiatan sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan mengenal budaya alam minagkabau melalui permainan bongkar pasang rumah gadang dan rangkiang.
Pengenalan rumah gadang
Perkembangan kemampuan akan pengenalan rumah gadang sebagai budaya sendiri mengalami kemajuan anak menjadi kenal dengan budaya alam minangkabau walau sebatas rumah gadang namun di sini guru bisa mengenalkan cara hidup,kebiasaan serta budaya lokal yang harus dijaga dan dipelihara sebagai jati diri suku minangkabau dalam permainan bongkar pasang rumah gadang dan miniatur rangkiang sebenarnya yang diharapkan adalah anak kenal dengan budaya sendiri dan beberapa nilai kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari yang perlu di ketahui dan diaplikasikan dalam hidup bersosialisasi bersama teman dan dalam keluarga..
Kegiatan mengenal budaya alam Minangkabau sebagai usaha untuk mencintai budaya sendiri dan mengenal nilai nilai yang ada sebagai kepribadian suku minagkabau yang memiliki adat istiadat dan aturan yang diatur sedemikian rpa agar dapat hidup bermasyarakat dan nilai nilai yang terkandung dijadikan sebagai pembiasaan serta mengenalkan kultur budaya sendiri karena perkembangan teknologi anak sudah menjadi generasi dot com yang asik bermain dengan game on line atau melalui media teknologi seperti hp androit dan ini akan berakibat kurang baik untuk generasi yang akan datang..
Mengenal fungsi rumah gadang
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa kemampuan anak dalam mengenal fungsi rumah gadang sebagai tempat keluarga menyeleseikan masalah, bercerita, bersilaturahmi, sebagai tempat mengambil keputusan dan tempat berkumpulnya kaum satu keturunan dan satu rumpun .
Mengenal bahagian bahagian rumah gadang
Mengenal bahagian-bahagian rumah gadang dan nilai nilai yang terkandung pada setiap sisinya membuat anak paham bahwa budaya alam minangkabau memiliki arti yang sangat luas dalam kehidupan sehari hari .
Berdasarkan hasil tindakan penelitian siklus I dan siklus II dapat dijabarkan keberhasilan kegiatan mengenal rumah gadang,mengenal fungsi dan bahagian bahagianya 49,9% meningkat menjadi 78,3% pada akhir siklus II. Pada siklus I anak yang mempunyai katagori mampu 5 orang sedangkan pada siklus ke II 12 orang, maka terjadi peningkatan yaitu 7 orang anak.
Peningkatan pengenalan rumah gadang dan rangkiang pada kategori mampu dari 42,6% meningkat menjadi 75,3% pada siklus ke II. Pada siklus I anak yang mempunyai kategori mampu 4 orang anak, sedangkan pada siklus ke II 11 orang anak, maka terjadi peningkatan 7 orang anak.
Peningkatan kemampua mengenalbahagian bahagian rumah gadang kategori mampu 47,3% meningkat menjadi 83,3% pada siklus ke II. Pada siklus I anak yang mempunyai kategori mampu 5 orang anak sedangkan pada siklus ke II 12 anak, maka terjadi peningkatan 7 orang anak.
Berdasarkan dari tabel rekapitulasi siklus II maka dapat dilihat bahwa peningkatan kemampuan mengenal rumah gadang dan rangkiang mampu 78,3. Peningkatan kemampuan pengenalan bahagian- bahagian rumah gadang dan rangkiang pada kategori mampu 75,3%. Dan peningkatan kemampuan mengenal fungsi rumah gadang pada kategori mampu 83,3%. Ini berarti bahwa secara umum peningkatan kemampuan pengenalan budaya Minangkabau melalui permainan bongkar pasang rumah gadang dan rangkiang mencapai standar yang diharapkan. Oleh sebab itu penelitian ini dihentikan sampai siklus II pada pertemuan ke III karena kriteria anak mengenal budaya alam minagkabau melalui permainan bongkar pasang miniatur ruamah gadang dan rangkiang sudah sesuai dengan harapan dan sudah tercapai.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan pembahasan yang dipaparkan, maka dapat dikemukakan kesimpulan berikut ini:
Terjadi peningkatan pengenalan budaya alam minagkabau sebagai nilai leluhur bangsa
Terjadi peningkatan kemampuan mengenal rumah gadang dan rangkiang
Terjadi juga peningkatan kemampuan dalam mengenal fungsi rumah gadang dan rangking.
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian maka peneliti mengemukakan beberapa saran, baik saran untuk pendidik, orang tua maupun untuk peneliti selanjutnya dalam mengenalkan budaya dan nilai nilai kepribadian bangsa.
Pendidik PAUD, diharapkan pada dapat mengenalkan budaya alam minangkabau sebagai khasanah budaya lokal dan memperkenalkan ke pada anak melalui alat permainan edukatif karena usia dini memiliki masa bermain yang panjang hampir 80 % waktunya mereka habiskan dengan bermain.
Meningkatkan koordinasi dengan orang tua dalam menanamkan nilai nilai budaya dan kebiasaan yang baik agar anak didik memiliki kepribadian yang terpuji.
Peneliti berharap semoga kedepan mampu membuat media atau metode yang baru dalam mengembangkan semua aspek perkembangan anak usia dini
DAFTAR PUSTAKA
Semiawan, Conny. 2009. Belajar dan Pembelajaran Pra sekolah dan Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Caroll&Wasik Barbara, 2016. Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks.
Suyanto,Slamet,2008.Strategi Pendidikan Anak ,Yokyakarta;Hikayat
Permendikbud. 20014. Standar PAUD
Permendikbud noor 137 Tahun 2014.Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Depdiknas. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Tenaga Kependidikan
Muslich Masnur, 2009. Metode Melaksanakan PTK Itu Mudah Jakarta: Bumi Aksara
Suryana,Dadan .2018,Perkembangan Stmulasi dan Aspek Perkembangan Anak Uisa Dini. Jakarta: Premadia Group.
Erlamsyah. 2007. Psikologi Perkembangan Anak Usia Taman Kanak-kanak. Padang: UNP.
Suryana, D. 2013. Pendidikan Anak Usia Dini: Teori dan Praktek Pembelajaran. Padang: UNP Press.
Suryana,Dadan.2016 Pengetahuan Tentang Strategi Pembelajaran Sikap,dan Motivasi Guru