MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MEDIA GAMBAR MATA PELAJARAN PPKN MATERI MENELAAH KEANEKARAGAMAN SOSIAL MASYARAKAT DI KELAS V SD FREE METHODIST 2
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
GUSTI KURNIA WATI
NIM 837719414
Email
[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran PPKN kelas V SD Free Methodist 2. Dalam penelitian ini yang menjadi rumusan masalah adalah: Apakah dengan mengunakan media gambar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Free Methodist 2 dengan jumlah siswa 42 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan media gambar prestasi belajar siswa semakin meningkat, pada Prasiklus nilai siswa sangat rendah dengan hanya 29% siswa yang tuntas. Setelah dilakukan penelitian tindakan kelas dengan media gambar, pada Siklus I prestasi belajar siswa meningkat terbukti dengan pencapaian 52% siswa yang tuntas. Pada Siklus II ketuntasan mencapai 100%, dengan prestasi belajar mencapai KKM yang telah ditargetkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD Free Methodist 2 melalui penggunaan metode gambar pada mata pelajaran PPKn materi Menelaah telah mencapai KKM.
Kata kunci : Prestasi belajar, pelajaran PPKN, penggunaan media gambar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidupnya. Karena itu, untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan menjadi faktor yang penting untuk menjadi perhatian utama. Pentingnya pendidikan tercermin dalam TAP MPR No. II/MPR/1993 yang menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhdap Tuhan yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, kerdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, terampil, serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dan merupakan usaha untuk menumbuhkan perkembangan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses terus menerus manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat, karena itu siswa harus benar-benar dilatih dan dibiasakan berpikir secara mandiri (Prayetno, 2000, 25).
Guru dituntut untuk tidak hanya menyampaikan secara lisan atau ceramah saja. Tetapi harus memilih model dan media yang dapat melatih siswa belajar, misalnya dengan media gambar. Selama ini guru didalam menyampaikan materi pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan hanya dengan ceramah lisan dan menjelaskan materi di papan tulis saja. Selain faktor media pembelajaran, faktor eksternal yang dapat memengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor lingkungan. Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di sekolah, nilai-nilai kehidupan ditumbuhkan dan dikembangan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan potensi seorang siswa.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang faktor yang bersifat intelektual. Seorang siswa yang mempunyai intelejensi yang cukup tinggi, bisa gagal karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya. Motivasi memiliki peranan penting dalam proses mengajar dan mengajar baik guru maupun siswa. Bagi guru, mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siawa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakuakan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi. Selama ini kebanyakan motivasi belajar Pendidkan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) siswa kelas V SD Free Methodist 2 kurang, hal ini dapat dilihat dari kurangnya perhatian siswa dalam menerima pelajaran. Sudjana (1987 : 28) berpendapat bahwa : Belajar bukan menghapal dan bukan pula mengingat. belajar adalah suatu proses dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Dari hasil penelitian awal yang dilakukan di kelas V Free Methodist 2, pada tanggal 10 April 2019 meunjukkan bahwa nilai ulangan harian mata pelajaran PPKn belum mencapai hasil yang maksimal karena sebagian besar siswa belum mencapai nilai KKM (70). Dalam mata pelajara PPKn dari 42 siswa, sebanyak 12 siswa atau hanya (29%) siswa yang tuntas dan masih ada 30 siswa atau (71%) yang belum tuntas.Dari kenyataan tersebut, dapat diindikasikan bahwa hasil belajar siswa belum cukup optimal.Hal itu dapat disebabkan karena faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar.Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar siswa dapat berasal dari dalam diri siswa, antara lain motivasi belajar, sedangkan faktor dari luar diri siswa yang memengaruhi hasil belajar diri siswa, diantaranya daktor kurangnya komunikasi antara siswa atau diskusi kelompok kecil yang heterogen di dalam kelas.
Atas dasar pemikiran di atas maka penelitian ini melakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan media gambar, maka judul penelitian ini "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa melalui Media Gambar pada Mata Pelajaran PPKn materi Menelaah Keanekaragaman Sosial Budaya Masyarakat di Kelas V SD Free Methodist 2 TP 2018/2019".
1. Identifikasi Masalah
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PPKn masih rendah.
Siswa kurang termotivasi dalam pelajaran PPKn.
Siswa kurang memahami materi karena guru tidak menggunakan media dan hanya bersifat ceramah.
2. Analisis Masalah
Rendahnya hasil belajar siswa karena kurangnya pemahaman siswa pada pelajaran PPKn pada materi Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat, dari 42 siswa hanya 12 yang dapat mencapai KKM >70.
Rendahnya motivasi siswa dalam belajar karena keaktifan siswa dalam belajar kurang maksimal.
Siswa hanya pasif mendengar karena guru menggunakan metode ceramah sehingga siswa menjadi bosan dan kurang aktif
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan semakin tingginya pemahan siswa terhadap materi pelajaran.
Meningkatkan motivasi belajar dalam menerima pelajaran PPKn dengan media gambar, sehingga siswa menjadi aktif.
Metode ceramah yang digunakan guru ditambah denan medua gambar.
B. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diungkapkan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Free Methodist 2 pada pelajaran PPKn pada materi Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat dengan media gambar?
Bagaimana meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Free Methodist 2 dengan menggunakan media gambar pada pelajaran PPKn?
Bagaimana menggunakan media gambar pada proses pembelajaran PPKn materi Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat siswa kelas V SD Free Methodist 2?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Mendeskripsikan cara meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Free Methodist 2 pada pelajaran PPKn materi Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat.
Mendeskripsikan cara meningkatkan motivasi belajar siswa kelas V SD Free Methodist 2 pada pelajaran PPKn materi Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat.
Menganalisis penggunaan media gambar dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Free Methodist 2 pada pelajaran PPKn materi Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat perbaikan diharapkan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut.
a) Bagi Siswa
Meningkatkan aktifitas dan hasil belajar sehingga dapat meningkatkan hasil dan mutu pendidikan di SD Free Methodist 2.
Meningkatkan motivasi belajar, memberi kemudahan dalam pemahama materi, dan meningkatkan hasil belajar siswa.
b) Bagi Guru
Masukan untuk dapat menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar pada mata pelajaran PPKn.
c) Bagi Institusi Pendidikan Lain
Acuan atau tolak ukur untuk meningkat hasil belajar siswa.
Upaya memperbaiki kinerja guru sehingga kualitas pendidikan di Indonesia bisa terus meningkat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Karakteristik PTK
Surhasimi Arikunto (2006) menjelaskan Penelitian Tindakan Kelas sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran yang berupa sebuah tindakan, yang dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. PTK merupakan suatu kegiatan ilmiah yang terdiri atas Penelitian-Tindakan-Kelas.
Penelitian merupakan kegiatan mencermati sebuah objek dengan menggunakan aturan metodologi untuk memperoleh informasi dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik bagi peneliti.
Tindak merupakan suatu kegiatan dengan tujuan tertentu dalam sebuah rangkaian penelitian.
Kelas merupakan sekelompok peserya didik yang sama dan menerima pelajaran yang sama dari seorang pendidik
Sani Abdullah R. dan Sudiran (2013) menyatakan,"Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian praktis yang berorientasi pada pengkajian masalah-masalah yang dihadapi guru di dalam kelas dan hasilnya dapat segera diaplikasikan oleh guru sendiri dalam rangka memperbaiki permasalahan belajar mengajar yang dihadapi". PTK dilakukan dengan tujuan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah belajar-mengajar yang dihadapi guru. Oleh karena itu, hasil penelitian dapat dikelompokkan dalam konteks yang diteliti.
Berdasarkan uraian mengenai PTK tersebut, dapat diindentifikasi beberapa karakteristik PTK sebagai berikut:
PTK merupakan penelitian di kelas yang dirancangkan dan dilakukan oleh guru untuk menaggulangi masalah-masalah yang ditemukan di kelas. Fokus permasalahan terkait praktik pembelajaran nyata yang berkaitan dengan praktik pembelajaran sehari-hari yang diahadapi guru kelas.
PTK dilakukan dengan menerapkan tindakan tertentu untuk memperbaiki PBM di kelas. Tindakan yang dilakukan harus dilandasi kerangka berfikir yang jelas sehingga dapat diyakini dapat mengatasi permasalahan
PTK dapat dilakukan secara evaluatif dan relatif dengan berfokus pada permasalahan dan pemahaman.
PTK dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerja guru, terutama peningkatan prefesionalisme guru dalam kegiatan belajar mengajar. PTK secara umum dimaksudkan untuk:
Meningkatkan praktik pembelajaran oleh seorang guru.
Meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa.
Meningkatkan pemahaman guru tentang teori dan praktik pembelajaran
Hopkins (1993) mengartikan Penelitian Tindakan Kelas membantu seseorag dalam mengatasi persoalan secara praktis yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dan ilmu pendidikan dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama. Menurutnya, PTK merupakan kajan yang sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok pendidik dalam melakukan aktifitas dalam proses pembelajaran. Berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil aktifitas tersebut.
TIM-FKIP UT menyatakan,"PKP adalah pemantapan kemampuan profesional, PKP menyajikan konsep yang perlu dipahami untu dapat merencanakan, merencanakan, mengevaluasi, dan membuat laporan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran".
Keterkaitan PKP dan PTK adalah perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran melalui kegiatan PTK akan memantapkan dan meningkatkan kemampuan profesional guru.
B. Pengertian Belajar
Belajar pada dasarnya adalah perubahan perilaku pada diri pebelajar. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2006) menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.Menurut pandangan Winkel dalam Sanjaya (2008) menyatakan bahwa belajar adalah sebagai suatu aktifitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, perubahan-perubahan itu bersifat secara relatif menetap dan membekas.
Menurut Slameto (2003) dalam bukunya menyatakan bahwa belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sehingga belajar dapat diartikan sebagai suatu aktifitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap. Sudjana (2005) menyatakan ‘belajar adalah suatu perubahan yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditentukan dalam berbagai bentuk perubahan pengetahuan, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta aspek-aspek lain. Perubahan tingkah laku yang berlangsung relatif lama itu harus disertai dengan usaha, perubahan tingkah laku yang tanpa usaha bukanlah merupakan belajar Dimyati (2006), belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Berdasarkanpendapat-pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang berlangsung didalam diri seseorang, yang mengubah tingkah lakunya, baik dalam berfikir, bersikap dan berbuat karena usaha yang disengaja.
C. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan kemampuan yang didapat anak setelah melakukan kegiatan belajar. Belajar merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang bersifat menetap.
Dmiyati dan Mudjiono (2006:17) mengatakan hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka- angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar setiap akhir pembelajaran. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajar yakni kemampuan keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita yang diimplementasikan kepada pembelajaran picture and picture serta hasil tes setelah mengikuti proses pembelajaran.
Hasil belajar juga dipengaruhi oleh kesempatan yang diberikan kepada anak. Artinya bahwa guru harus mampu menyusun rancangan dan pengolahan pembelajaran yang memungkinkan anak bebas untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya Abdurrahman (2003:40).
Berdasarkan pengertian-pengertian Hasil belajar diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah proses tingkah laku seseorang dalam proses pembelajaran dalam bentuk nilai atau skor yang diperoleh dari hasil tes pada akhir pembelajaran. Selajutnya, Satu hal sudah pasti belajar yang dilakukan oleh manusia senantiasa dilandasi oleh I’tikat dan maksud tertentu. Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan.
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Guru dapat merancang dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar dibagi menjadi 3 macam yaitu : (a) Keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahauan dan pengertian, (c) Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah, Sudjana (2009:18).
D. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sudjana (2000:39) mengatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor dari diri siswa merupakan kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa.
Selain faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian,sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi faktor pisik dan psikis. Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang di niati dan disadarinya. Siswa harus merasakan keinginan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus berusaha mengarahkan segala daya dan upaya untuk dapat mencapainya.
Meskipun demikian, hasil yang diraih masih juga tergantung dari lingkungan. Artinya, ada faktor diluar dirinya yang dapat mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar disekolah menurut Sudjana (2000:40), ialah kualitas pengajaran. Kualitas pelajaran ialah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
E. Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari siswa. Pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dalam memahami dan menghayati nilai Pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warga negara yang bertanggung jawab serta memberi bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan selanjutnya.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara sekolah sebagai wahana pengembangan warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab, yang secara kurikuler Pendidikan Pancasila dan Kewaraganegaraan yang harus menjadi wahana psikologis yang utama.
Sekolah seharusnya dikembangkan secara pranata atau tatanan sosial pedagogis yang kondusif atau memberi suasana bagi tumbuh kembangnya berbagai kualitas pribadi peserta didik. Secara bertahap sekolah akan menjadi komunitas yang memiliki budaya yang berintikan pengakuan dan penghormatan terhadap hak dan kewajiban serta keharmonisan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat yang tertib, adil, dan keberadaban. Dalam rangka semua itu, mata pelajaran PPKn harus berfungsi sebagai wahana kurikuler pengembangan karakter warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.
Menyadari betapa pentingnya peran PPKn dalam proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik sepanjang hayat melalui pemberian keteladanan, pembangunan kemauan, dan pengembangan kreatifitas peserta didik dalam proses pembelajaran maka melalui PPKn sekolah perlu dikembangan sebagai pusat pengembangan wawasan, sikap dan keterampilan hidup, serta berkehidupan yang demokratis untuk membangun kehidupan demokrasi.
Budaya merupakan segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia. Selain sebagai identitas, kebudayaan juga merupakn kepribadian sebuah bangsa. Negara kita mengembangkan kebudayaan daerah dalam rangka memperkaya kebudayaan nasional. Kebudayaan nasional lahir sebagai hasil usaha akal budi atau pikiran seluruh bangsa Indonesia yanh teridiri atas beragam ras dan suku. Faktor keragaman bangsa Indonesia adalah Indonesia merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk. Bangsa Indonesia terdiri atas beberapa suku bangsa yang menyebar dari Sabang (ujung Sumatera) sampai Merauke (ujung Papua).
F. Hakikat Media Gambar
Media merupakan alat yang digunakan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemajuan audiens (peserta didik) sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar.
Ada 6 fungsi media dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar. Penggunaan media merupakan bagian yang integral dan keseluruhan situasi mengajar.
2. Media dalam penggunaannya integral dengan tujuan dan fungsi ini mengandung makna bahwa media haruas melihat kepada tujuan dan bahan pelajaran.
3. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata alat hiburan, dalam arti hanya digunakan sekedar melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian siswa.
4. Penggunaan media dalam pembelajaran dan membantu untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian dan pemahaman dari proses pembelajaran yang diberikan guru.
5. Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk meningkatkan dan mempertinggi mutu belajar.
Yudi dalam Wilkipedia (2009) berpendapat bahwa media gambar sangat sesuai digunakan di SD. Hal ini dusebabkan media ini sangat bermanfaat untuk mengkongkretkan hal-hal yang bersifat abstrak dalam bentuk gambar.
G. Media Gambar Dalam Pembelajaran
Media Gambar untuk Pembelajaran, menurut Winataputra, dkk ( 2005 : 5.14 ) gambar termasuk media pembelajaran berbasis visual. Telah diketahui bahwa media berbasis visual seperti gambar dapat memudahkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang rumit atau kompleks. Media gambar dapat menyuguhkan elaborasi yang menarik tentang struktur atau organisasi suatu hal, sehingga juga memperkuat ingatan. Media gambar dapat menumbuhkan minat siswa dan memperjelas hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata.
1. Manfaat Media Gambar
Memberikan daya tarik
Merangsang kreatifitas
Alat ungkapan ide, perasaan, emosi dan kepekaan artistik
Memudahkan pemahaman
Memudahkan komunikasi non verbal
Bagian mnemonic (membantu memudahkan untuk mengingat)
2. Kelebihan Media Gambar
Menurut Basuki dan Farida (dalam ian43.wordpress.com/2013/11/01 kele.....) mengemukakan kelebihan media gambar, yaitu :
Umumnya murah harganya
Mudah didapat
Mudah digunakan
Dapat memperjelas suatu masalah
Lebih realistis
Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan
Dapat mengatasi keterbatasan ruanga
Sadiman (dalam ian43.wordpress.com/2013/11/01 kele.......) mengemukakan kelebihan media gambar sebagai berikut :
Sifatnya konkrit : lebih realistis menunjukkan pokok masalah yang dibandingkan dengan gambar verbal semata
Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
Gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
Dapat memperjelas suatu masalah kesalahpahaman dalam bidang apa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman
3. Kelemahan Media Gambar
Menurut Basuki dan Farida (dalam ian43.wordpress.com/2013/11/01 kele.....) menjelaskan kelemahan media gambar sebagai berikut :
Semata-mata hanya medium visual
Ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam kelompok besar
Memerlukan ketersediaan sumber keterampilan dan kejelian guru untuk dapat memanfaatkannya
Sadiman (dalam ian43.wordpress.com/2013/11/01 kele.......) menjelaskan kelemahan media gambar sebagai berikut :
Hanya menekankan persepsi indra mata
Gambar benda yang terlaku kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran
Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar
Memerlukan keterbatasan sumber dan keterampilan kejelian untuk dapat memanfaatkannya
H. Hubungan Peningkatan Hasil Belajar dengan Media Gambar
Pemanfaatan media gambar berarti mengusahakan media gambar dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Media mempunyai kedudukan yang sama pentingnya dengan guru, karena media merupakan bagian integral dalam mengajar, Miarso ( dalam www.sekolah dasar.net/2013/11/01). Pemanfaatan media dalam pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa, hal ini dikemukakan oleh Sudjana ( dalam www.sekolah dasar.net/2013/11/01 ) yang menyatakan bahwa media pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan media gambar sangat efektif dalam meningkatkan hasil belajar, karena media gambar dapat memperjelas konsep abstrak dan mentransformasikan pengetahuan verbal yang sering disimpulkan guru.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. SUBJEK, TEMPAT, DAN PENELITIAN SERTA PIHAK YANG MEMBANTU
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah Mata Pelajaran PPKn menggunakan metode gambar. Objek penelitian adalah siswa kelas V SD Free Methodist 2 dengan jumlah siswa 42 orang yang terdiri dari 21 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki pada mata pelajaran PPKn tahun pelajaran 2018/2019. Pelaksanaan perbaikan sebanyak 2 siklus.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di kelas V SD Free Methodist 2 Jalan Sekolah Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia.
Tabel 1. Jadwal Penelitian Perbaikan Pembelajaran PPKn
No
Mata Pelajaran
Kelas
Jadwal Perbaikan
(Hari dan Tanggal)
Tempat Penelitian
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
1
PPKn
V
Rabu, 10 April 2019
Selasa, 16April 2019
Rabu, 24 April 2019
SD Free Methodist 2
3. Pihak yang Membantu Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dalam penelitian yang dilakukan di SD Free Methodsit 2, khususnya kelas V banyak pihak yang membantu pelaksanaan penelitian, diantara dosen pembimbing 1, Dr. Nurmadiah, S.Ag, M Pd dan supervisor 2 Ibu Konfrontini Purba S.Pd MM, pengelola UT Bapak Subur, M.Pd, kepala sekolah SD Free Methodist 2, Ibu Piade de Yure S.Pd, guru senior PPKn Bapak Frans Antoni Sihite S.Pd MM, dan seluruh guru-guru SD Free Methodist 2, serta siswa-siswa kelas V B SD Free Methodist 2 dan anak saya Farhan Azhar Destiawan yang sudah sangat membantu penelitian ini.
B. DESAIN PROSEDUR PERBAIKAN PERMBELAJARAN
Perbaikan pembelajaran dalam hal ini dilakukan dalam 2 siklus yang diawali dengan pelaksanaan kegiatan prasiklus pada mata pelajaran PPKn yang penejelasan tindakannya akan dilaksanakan seperti dibawah ini.
Prasiklus Mata Pelajaran PPKn
1. Perencanaan
Menentukan materi yang akan dijadikan bahan pembelajaran
Menyusun RPP prasiklus PPKn
Mempersiapkan soal-soal latihan dan alat evaluasi
Mempersiapkan lembar observasi
2. Pelaksanaan
Melaksanaan pembelajaran sesuai RPP dengan menggunakan metode ceramah
Memotivasi siswa untuk aktif belajar
Menyampaikan tujuan pembelajaran
Mengkondisikan siswa siap menerima pelajaran
Memimbing siswa menyelesaikan tugas latihannya
Memberikan penilaian dan penguatan
3. Pengamatan/Pengumpulan Data
Mengamati keaktifan siswa dalam menyelesaikan tugas latihan
Memimbing siswa yang lemah penalarannya
Mengamati peran guru selama pembelajaran berlangsung
Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi untuk pengamatan diri
Tahapan Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus I
1. Perencanaan
Menentukan materi yang akan dijadikan perbaikan pembelajaran Siklus I
Menyusun RPP Siklus I PPKn dengan menambah media gambar
Memberikan motivasi yang berkaitan dengan media gambar
Mempersiapkan lembar observasi
Mempersiapkan soal-soal latihan dan alat-alat evaluasi
2. Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP pada Siklus I
Memberikan pertanyaan kepada beberapa orang siswa
Melaporkan hasil tugas individu kepada guru
Memberi pejelasan ulang sebagai pemantapan materi
Memberikan penilaian dan penguatan
3. Pengamatan / Pengumpulan Data
Mengamati keaktifan guru dalam memimbing siswa
Mengamati siswa yang belum aktif dalam mengerjakan soal
Mengamati hasil pemahaman siswa
Memberikan penilaian dan penguatan
4. Refleksi
Mencatat hasil observasi
Mengolah hasil observasi
Pennyimpulan hasil belajar
Guru menutup pembelajaran
Tahapan Kegiatan Perbaikan Pembelajaran Siklus II
1. Perencanaan
Menemukan materi yang akan dijadikan perbaikan pembelajaran Siklus II
Menyusun RPP Siklus II PPKn dengan menggunakan media gambar
Memberikan motivasi yang berkaitan dengan media gambar
Mempersiapkan lembar observasi
Mempersiapkan soal-soal latihan dan alat evaluasi
2. Pelaksanaan
Melaporkan hasil tugas individu
Memberi penjelasan ulang sebagai pemantapan materi
Memberikan penilaian dan penguatan
3. Pengamatan / Penngumpulan Data
Mengamati keaktifan guru dalam memimbing siswa
Mengamati siswa yang belum aktif menyelesaikan soal-soal
Mengamati hasil pemahaman siswa
Intrumen yang digunakan untuk siswa adalah soal teks tertulis
4. Refleksi
Mencatat hasil observasi
Mengolah hasil observasi
Penyimpulan materi pembelajaran
Guru menutup pembelajaran
Pelaksanaan perbaikan PPKn dilaksanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan. observasi, dan refleksi dapat digambar pada bagan pelaksanaan berikut:
Gambar 1 Bagan Perencanaan Perbaikan Pembelajaran
Refleksi
Siklus I
Observasi
Siklus II
Pelaksanaan
Siklus II
Perencanaan
Siklus II
Refleksi
Siklus I
Observasi
Siklus I
SIKLUS I
Pelaksanaan
Siklus I
Perencanaan
Siklus I
SIKLUS II
HASIL BELAJAR SISWA SUDAH MENGALAMI PENINGKATAN DENGAN METODE GAMBAR
C. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini ada dua jenis data yang akan dikumpulkan:
Data kualitatif, data berupa informasi berbentuk pernyataan yang memberikan gambaran tentang ekspresi siswa terhadap mata pelajaran dan respon siswa tentang pemahaman terhadap suatu mata pelajaran. Aktifitas yang dimaksud yaitu mengikuti pelajaran, perhatian, antusiasme dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar (psikomotorik) dapat dianalisis secara kualitatif.
Data kuantitatif, data untuk menguji hipotesis yaitu untuk mengetahui peningkatan aktifitas belajar siswa dengan menerapkan media gambar, yaitu dengan membandingkan siklus 1 dengan siklus 2. Apabila siklus 2 lebih besar dari pada siklus 1 berarti ada peningkatan hasil belajar siswa, dengan kata lain hipotesis diterima.
Untuk menguji hipotesis siswa yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bidang studi siswa dengan menerapkan penggunaan media gambar dalam pembelajaran, yaitu dengan membandingkan hasil belajar pada siklus 1 dengan siklus 2, jika siklus 2 lebih besar daripada siklus 1 daan telah mencapai nilai KKM, berarti terdapat peningkatan.
Untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa terhadap penguasaan materi pembelajaran maka digunakan rumus
Secara individu, siswa yang dinyatakan telah tuntas bila daya serapnya ≥ 75% dengan kriteria sebagai berikut:
0%≤DS<75% : Siswa belum tuntas belajar
75%≤DS<100% : Siswa telah tuntas belajar
Selanjutnya dapat diketahui nilai rata-rata siswa yaitu dengan menjumlahkan seluruh nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut dengan menggunakan rumus
Keterangan : = Nilai rata-rata
∑x = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
Selanjutnya dapat diketahui ketuntasan secara keseluruhan dengan rumus:
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan belajar secara keseluruhan
Data hasil belajar siswa di analisa dengan KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Untuk menggunakan gambaran tentang prestasi belajar siswa dinyatakan tuntas belajar jika siswa memperoleh skor 70 dan dinyatakan mencapai ketuntasan jika skor rata-rata kelas 70 atau 75% menurut KKM yang ditetapkan oleh sekolah.
Berdasarkan kriteria ketuntasan belajar, jika kelas tersebut telah terdapat 75% siswa yang telah mencapai daya serap ≥75% maka ketuntasan secara keseluruhan telah tercapai.
BAB. IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Data Hasil Penelitian Pra Siklus
Setelah proses belajar-mengajar berlangsung tanpa menggunakan media gambar, dilakukan tes pada setiap siswa subjek belajar dan diperoleh hasil tes setiap dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut:
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus
No
Nama
L/P
Nilai
Ket
1
Agnes Merliana Nahampun
P
30
Tidak Tuntas
2
Alvino Pratama Lubis
L
30
Tidak Tuntas
3
Anestasya B.M.A Diningrum Karo Karo
P
40
Tidak Tuntas
4
Annas Zahira
P
40
Tidak Tuntas
5
Anugrah Aldius Sijabat
L
60
Tidak Tuntas
6
Auliza Tri Amalia
P
40
Tidak Tuntas
7
Benny Tristan Syahputra Sihombing
L
30
Tidak Tuntas
8
Dava Ferdiansyah
L
30
Tidak Tuntas
9
Elsa Aprilita Br Bangun
P
30
Tidak Tuntas
10
Farel Gerardo Ginting
L
40
Tidak Tuntas
11
Febe Masyia Br Ginting
P
40
Tidak Tuntas
12
Fedryco Samuel Jones Simarmata
L
80
Tuntas
13
Inggrid Tamba
P
40
Tidak Tuntas
14
Ismail
L
30
Tidak Tuntas
15
Jewel Fortuna Rejekinta Br Ginting
P
40
Tidak Tuntas
16
Joice Priella Sihaloho
P
80
Tuntas
17
Jonathan Hutauruk
L
30
Tidak Tuntas
18
Keysia Yolanda Maria S
P
30
Tidak Tuntas
19
Khayla Dwi Safitri
P
80
Tuntas
20
Marvel Febryansa Manalu
L
30
Tidak Tuntas
21
Maya Oktavia Br Sitinjak
P
40
Tidak Tuntas
22
Michael Pratama M Simangunsong
L
30
Tidak Tuntas
23
Muhammad Azzam
L
40
Tidak Tuntas
24
Natasya Gabriella Sinaga
P
50
Tidak Tuntas
25
Nazwa Mawaddah
P
30
Tidak Tuntas
26
Pricilla Anastasya br Hutapea
P
50
Tidak Tuntas
27
Putri Zachra Revani
P
30
Tidak Tuntas
28
Rebecca Angel
P
40
Tidak Tuntas
29
Rifka Enjelin Tampubolon
P
30
Tidak Tuntas
30
Rikky Ricardo Harianja
L
40
Tidak Tuntas
31
Roulina Aprilia Simanjuntak
P
80
Tuntas
32
Shireen Adriva
P
70
Tuntas
33
Silvia Rosari Margareth Mano
P
70
Tuntas
34
Sinclair Sachio Richie
L
80
Tuntas
35
Sofia Ramadani Nduru
P
70
Tuntas
36
Sri Ulina
P
80
Tuntas
37
Tizani Zaskirasyah
P
80
Tuntas
38
Toni Andreas Zendrato
L
30
Tidak Tuntas
39
Vanrison Octagabe Simangunsong
L
90
Tuntas
40
Xandrian Narangga Zarby
L
80
Tuntas
41
Devan Yoga Prayoga
L
40
Tidak Tuntas
42
Mario
L
30
Tidak Tuntas
Jumlah
2030
Tuntas
12
Tidak Tuntas
30
Rata-rata
48,3
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan bahwa rata-rata nilai siswa adalah 48. Siswa yang tuntas hanya 12 orang P(29%) sedangkan 30 orang (71%) belum tuntas. Dengan rinician 15 orang mendapat nilai 30, 12 orang mendapat nilai 40, 2 orang mendapat nilai 50, 1 orang mendapat nilai 60, 3 orang mendapat nilaii 70, 8 orang mendapat nilai 80, dan 1 orang mendapat nilai 90.
Perolehan nilai pada pra siklus belum sesuai dengan yang diharapkan karena belum mencapai ketuntasan belajar yaitu pembelajaran diakatakan tuntas bila telah mencapai 75% siswa telah mencapai nilai > 70, sehingga peneliti melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus I dimana pembelajaran menggunakan media gambar.
2. Data Hasil Penelitian pada Siklus I
Setelah proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan media gambar, dilakukan tes pada setiap siswa subjek belajar untuk setiap siklus dan diperoleh hasil tes setiap siswa.
Nilai hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel dan diagram berikut:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siklus I
No
Nama
L/P
Nilai
Keterangan
1
Agnes Merliana Nahampun
P
70
Tuntas
2
Alvino Pratama Lubis
L
40
Tidak Tuntas
3
Anestasya B.M.A Diningrum Karo Karo
P
50
Tidak Tuntas
4
Annas Zahira
P
50
Tidak Tuntas
5
Anugrah Aldius Sijabat
L
70
Tuntas
6
Auliza Tri Amalia
P
50
Tidak Tuntas
7
Benny Tristan Syahputra sihombing
L
40
Tidak Tuntas
8
Dava Ferdiansyah
L
40
Tidak Tuntas
9
Elsa Aprilita Br Bangun
P
40
Tidak Tuntas
10
Farel Gerardo Ginting
L
70
Tuntas
11
Febe Masyia Br Ginting
P
80
Tuntas
12
Fedryco Samuel Jones Simarmata
L
80
Tuntas
13
Inggrid Tamba
P
60
Tidak Tuntas
14
Ismail
L
40
Tidak Tuntas
15
Jewel Fortuna Rejekinta Br Ginting
P
70
Tuntas
16
Joice Priella Sihaloho
P
70
Tuntas
17
Jonathan Hutauruk
L
40
Tidak Tuntas
18
Keysia Yolanda Maria S
P
40
Tidak Tuntas
19
Khayla Dwi Safitri
P
60
Tidak Tuntas
20
Marvel Febryansa Manalu
L
70
Tuntas
21
Maya Oktavia Br Sitinjak
P
50
Tidak Tuntas
22
Michael Pratama M Simangunsong
L
40
Tidak Tuntas
23
Muhammad Azzam
L
50
Tidak Tuntas
24
Natasya Gabriella Sinaga
P
80
Tuntas
25
Nazwa Mawaddah
P
90
Tuntas
26
Pricilla Anastasya br Hutapea
P
70
Tuntas
27
Putri Zachra Revani
P
50
Tidak Tuntas
28
Rebecca Angel
P
70
Tuntas
29
Rifka Enjelin Tampubolon
P
50
Tidak Tuntas
30
Rikky Ricardo Harianja
L
70
Tuntas
31
Roulina Aprilia Simanjuntak
P
80
Tuntas
32
Shireen Adriva
P
80
Tuntas
33
Silvia Rosari Margareth Mano
P
80
Tuntas
34
Sinclair Sachio Richie
L
80
Tuntas
35
Sofia Ramadani Nduru
P
80
Tuntas
36
Sri Ulina
P
60
Tidak Tuntas
37
Tizani Zaskirasyah
P
70
Tuntas
38
Toni Andreas Zendrato
L
80
Tuntas
39
Vanrison Octagabe Simangunsong
L
100
Tuntas
40
Xandrian Narangga Zarby
L
90
Tuntas
41
Devan Yoga Prayoga
L
60
Tidak Tuntas
42
Mario
L
60
Tidak Tuntas
Jumlah
2670
Tuntas
20
Tidak Tuntas
22
Rata-rata
63,6
Gambar 3 Hasil Belajar Siklus I
Berdasarkan diagram diatas menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 63,6. Siswa yang tuntas sebanyak 22 orang (52%) sedangankan 20 orang (48%) belum tuntas. Dengan rincian 8 orang mendapat nilai 40, 7 orang mendapat nilai 50, sedangkan 5 orang mendapat nilai 60, 10 orang mendapat nilai 70, 9 orang mendapat nilai 80, 2 orang mendapat nilai 90, dan 1 orang mendapat nilai 100. Perolehan nilai pada Siklus I belum sesuai dengan yang diharapkan karena belum mecapai ketuntasan belajar yaitu pembelajaran diakatakan tuntas bila telah mencapai 75% siswa telah mencapai nilai > 70, sehingga perlu dilakukan Siklus II dengan media yang sama.
3. Data Hasil Penelitian pada Siklus II
Setelah proses belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan media gambar, dilakukan tes pada setiap siswa subjek belajar untuk setiap siklus dan diperoleh hasil tes setiap siswa. Nilai hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar dan diagram berikut.
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus II
No
Nama
L/P
Nilai
Keterangan
1
Agnes Merliana Nahampun
P
80
Tuntas
2
Alvino Pratama Lubis
L
70
Tuntas
3
Anestasya B.M.A Diningrum Karo Karo
P
70
Tuntas
4
Annas Zahira
P
70
Tuntas
5
Anugrah Aldius Sijabat
L
90
Tuntas
6
Auliza Tri Amalia
P
70
Tuntas
7
Benny Tristan Syahputra sihombing
L
70
Tuntas
8
Dava Ferdiansyah
L
70
Tuntas
9
Elsa Aprilita Br Bangun
P
80
Tuntas
10
Farel Gerardo Ginting
L
70
Tuntas
11
Febe Masyia Br Ginting
P
90
Tuntas
12
Fedryco Samuel Jones Simarmata
L
90
Tuntas
13
Inggrid Tamba
P
80
Tuntas
14
Ismail
L
70
Tuntas
15
Jewel Fortuna Rejekinta Br Ginting
P
80
Tuntas
16
Joice Priella Sihaloho
P
80
Tuntas
17
Jonathan Hutauruk
L
80
Tuntas
18
Keysia Yolanda Maria S
P
70
Tuntas
19
Khayla Dwi Safitri
P
70
Tuntas
20
Marvel Febryansa Manalu
L
90
Tuntas
21
Maya Oktavia Br Sitinjak
P
80
Tuntas
22
Michael Pratama M Simangunsong
L
80
Tuntas
23
Muhammad Azzam
L
80
Tuntas
24
Natasya Gabriella Sinaga
P
90
Tuntas
25
Nazwa Mawaddah
P
100
Tuntas
26
Pricilla Anastasya br Hutapea
P
90
Tuntas
27
Putri Zachra Revani
P
80
Tuntas
28
Rebecca Angel
P
90
Tuntas
29
Rifka Enjelin Tampubolon
P
80
Tuntas
30
Rikky Ricardo Harianja
L
90
Tuntas
31
Roulina Aprilia Simanjuntak
P
90
Tuntas
32
Shireen Adriva
P
90
Tuntas
33
Silvia Rosari Margareth Mano
P
90
Tuntas
34
Sinclair Sachio Richie
L
90
Tuntas
35
Sofia Ramadani Nduru
P
90
Tuntas
36
Sri Ulina
P
80
Tuntas
37
Tizani Zaskirasyah
P
90
Tuntas
38
Toni Andreas Zendrato
L
90
Tuntas
39
Vanrison Octagabe Simangunsong
L
100
Tuntas
40
Xandrian Narangga Zarby
L
90
Tuntas
41
Devan Yoga Prayoga
L
80
Tuntas
42
Mario
L
80
Tuntas
Jumlah
3460
Tuntas
42
Tidak Tuntas
0
Rata-rata
82,4
Gambar 4 Hasil Belajar Siklus II
Berdasarkan diagram diatas, nilai rata-rata siswa adalah 82,4. Pada siklus ini semua siswa telah dinyatakan tuntas dalam pembelajaran. Dengan rincian 10 orang mendapat nilai 70, 14 orang mendapat nilai 80, 16 oang mendapat nilai 90, 2 orang mendapat nilai 100.
Presentasi hasil belajar siswa pada siklus II terlihat bahwa siswa yang berada pada kategori sangat rendah dan kategori rendah sudah tidak ada lagi. Jika ditinjau kembali presentasi hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II terdapat kemajuan terhadap penguasaan siswa. Perolehan nilai pada siklus I sudah sesuai dengan yang diharapkan karena telah mencapai ketuntasan belajar yaitu pembelajaran dikatakan tuntas bila telah mencapai 75% jumlah siswa telah mencapai nilai ≥ 70, sehingga perbaikan pembelajaran pada siklus II dimana pembelajaran menggunakan media gambar dapat mencapai KKM.
Dengan memperhatikan analisis data hasil belajar siswa pada siklus II dan pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, maka dapat dikemukakan hal-hal berikut: media gambar pada pembelajaran materi Menelaah Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat pada siswa kelas VB SD Free Methodsit 2 tahun 2018/2019 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa sudah memahami materi, dibuktikan dengan hasil belajarnya secara rata-rata telah meningkat.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Berikut ini data peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II yang disajikan dalam bentuk tabel.
Tabel 4.4 Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Siklus
Nilai Rata Rata
Tuntas
Tidak Tuntas
Jumlah Siswa
%
Jumlah Siswa
%
Pra Siklus
48.3
12
29%
30
71%
I
63.6
22
52%
20
48%
II
82.4
42
100 %
0
0%
Gambar 5 a Grafik Rekapitulasi Jumlah Siswa Berdasarkan KKM
Gambar 5 b Grafik Rekapitulasi Persentase Siswa Berdasarkan KKM
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Siklus I dan II
Dari tabel dan diagram diatas menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada Pra siklus rata-rata 48,3 siklus I rata-rata 63,6dan setalah diteruskan pada siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 82,4. Hal ini juga menunjukkan bahwa menggunakan media gambar pada materi materi Menelaah Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan demikian berarti tepat bila digunakan media gambar pada materi Menelaah Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat pada siswa kelas VB SD Free Methodsit 2 tahun 2018/2019.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Darmawanti (2012), dimana dapat disimpulkan bahwa penerapan media gambar pada materi materi Menelaah Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar PPKn siswa kelas VB SD Free Methodist 2 tahun ajaran 2018/2019. Ketuntasan belajar siswa secara individu pada siklus I yaitu 29% (tuntas) dan 52% (tidak tuntas), dan pada siklus II meningkat menjadi 100% (tuntas).
Gambar : 6 Grafik Persentase Nilai Rata – Rata Pada Tiap Siklus
BAB. V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pembelajaran dilakukan dengan media gambar pada materi Menelaah Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat pada siswa kelas VB SD Free Methodist 2 tahun 2018/2019 dapat meningkatkan hasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pada Siklus I 63,6 pada Siklus II menjadi peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 82,4.
Menggunakan media gambar pada materi Menelaah Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat pada siswa kelas VB SD Free Methodist 2 tahun 2018/2019 dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa dimana pada Siklus I 71% akan tetapi meningkat menjadi 100% pada Siklus II
B. Saran dan Tindak Lanjut
Diharapkan guru dapat menerapkan pembelajaran dengan menggunakan media gambar sebagai alternatif dan variasi mengajarkan pada materi Keberagaman Sosial Budaya Masyarakat pada siswa kelas VB SD Free Methodist 2.
Berdasarkan pengalaman dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran perlu juga diadakan Kelompok Kerja Guru (KKG) agar tercipta keaktifan dalam bertukar pikiran dan pengalaman yang berkaitan dengan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar).
Selain hal di atas, untuk meningkatkan kemampuan guru memerlukan kerja sama baik dalam satu sekolah mauoun sekolah lain melalui KKG, berdasarkan perbaikan pembelajaran terdapat indikasi kurangnya wawasan bagi guru. Demikian juga guru perlu bekerja sama dengan baik terhadap orangtua siswa agar selalu mendukung kegiatan belajar siswa di rumah.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno. (2000). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Surhasimi.( 2006 ). Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta
Sanjaya, Wina. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabet
Djamarah, Bahri. (2006). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta
Dimyati dan Mudjiono. ( 2006 ). Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineke Cipta
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi, Jakarta : Rineka Cipta
Sudjana. (2005). Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif, Bandung: Falah Production
Abdurrahman, Mulyono. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.Jakarta, Rineka Cipta
Udin S, Winataputra, dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Universitas Terbuka.
Ian43.wordpress.com/2010/12/17 kele... Kamis 05.09.2019 pukul 21.00
Mjafareffendi.wordpress.com/2009/11...Kamis 05.09.2019 pukul 21.00
Www.sekolah dasar. net/2012/03 media...Kamis 05.09.2019 pukul 21.35
29